Anda di halaman 1dari 7

TUGAS KULIAH EVIDENCE BASED MIDWIFERY

INTERVENSI, ETIOLOGI, DIAGNOSIS,

PROGNOSIS, FENOMENA DAN

FREKUENSI DALAM

KEHAMILAN

OLEH

Nama : Ayu Santika Muslim

Nim : 2015302219

Kelas : 19 C

PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN

UNIVERSITAS FORT DE KOCK BUKITTINGGI

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat dan
karunianya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini yang berjudul “ Intervensi,
Etiologi, Prognosis, Diagnosis, Fenomena dan Frekuensi dalam Kehamilan”. Semoga
tugas ini dapat digunakan sebagi salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi
pembaca lainnya.

Harapan saya semoga tugas ini membantu menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, sehingga dapat membawa dampak yang baik bagi
pembaca dan penulis.

Tugas ini saya akui masih banyak kekurangan, karena pengetahuan dan
pengalaman yang saya miliki masih sangatlah kurang. Oleh karena itu, saya berharap
kepada pembaca berkenan untuk memberikan kritik dan masukan yang membangun.
Sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi dari tugas ini, sehingga saya
dapat memperbaiku bentuk maupun isi dari tugas ini, sehingga kedepannya dapat
lebih baik.

Padang, 26 Oktober 2020

( Ayu Santika Muslim )


A. Intervensi

Pada suatu hari dating seorang ibu hamil umur 24 tahun G2P1A0H1 Uk
24 minggu dengan keluhan lemah,letih,lesu dan mudah kecapekan. Setelah
diperiksa oleh petugas puskesmas ternyata ibu tersebut mengalami anemia
dengan hasil laboratorium Hb= 9gr/dl. Unutk mengatasi anemia pada ibu
tersebut petugas puskesmas menyarankan dan memberikan tablet Fe pada ibu
tersebut.

P ( Patient, Population, Problem) Ibu umur 24 tahun G2P1A0H1 UK


24 minggu
I ( Intervention, prognostic Faktor, Anemia
Exposure )
C ( Comparison, control ) Tidak meminum tablet FE
O ( Outcome ) Ibu akan terhindar dari anemia

Pertanyaan : Apakah meminum tablet Fe dapat mencegah anemia ?

B. Etiologi

Penyebab anemia pada ibu hamil bisa dipengaruhi sejumlah faktor,


seperti produksi sel darah merah dan kondisi kesehatannya. Melansir
American Pregnancy Association, penurunan kadar hemoglobin selama
kehamilan bisa disebabkan ekspansi volume plasma darah yang lebih besar
ketimbang laju peningkatan sel darah merah.
Ketidakseimbangan proporsi antara plasma dan sel darah merah ini
paling mencolok terjadi di trimester kedua kehamilan. Selain itu, ibu hamil
juga bisa mengalami anemia karena kekurangan zat besi. Kondisi ini bisa
dipicu ibu hamil kurang asupan kaya zat besi atau penyerapan zat besi tidak
optimal.
Pertambahan berbanding sebagai berikut: plasma 30%, sel darah 18%
dan hemoglobin 19%. Pengenceran darah dianggap sebagai penyesuaian diri
secara fisiologi dalam kehamilan dan bermanfaat bagi wanita. Pengenceran
menyebabkan viskositas darah rendah sehingga meringankan beban jantung
yang harus bekerja lebih berat dalam kehamilan karena hidremia
meningkatkan cardiac output. Resistensi perifer berkurang pula, sehingga
tekanan darah tidak naik. Pada perdarahan waktu persalinan, banyaknya unsur
besi yang hilang lebih sedikit dibandingkan dengan apabila darah itu tetap
kental.
Etiologi anemia defisiensi besi pada kehamilan, yaitu:
a. Hipervolemia, menyebabkan terjadinya pengenceran darah.
b. Pertambahan darah tidak sebanding dengan pertambahan plasma.
c. Kurangnya Asupan zat besi dan protein dari makanan.
d. Kebutuhan zat besi meningkat.
e. Gangguan pencernaan dan absorbsi.
C. Diagnosa
Diagnosa anemia dalam kehamilan dapat ditegakkan. Untuk dapat
mendiagnosisanemia, dapatdilakukan beberapa pendekatan menurut Sudoyo,
et al (2010), berikut adalah pemeriksaan dan pendekatan untuk diagnosis
anemia: 1) Pemeriksaan Laboratorium. Pemeriksaan laboratorium merupakan
penunjang diagnostic pokok dalam diagnosis anemia. 2) Pendekatan
Diagnosis Anemia. 3)Pendekatan Klinis.
D. Prognosis
Prognosis anemia defisiensi zat besi dalam kehamilan umumnya baik
bagi ibu dan anak. Persalinan dapat berlangsung seperti biasa tanpa
perdarahan atau komplikasi lain. Anemia berat yang tidak diobati dalam
kehamilan muda dapat menyebabkan abortus dan dalam kehamilan tua dapat
menyebabkan partus lama, perdarahan dan infeksi.

E. Frekuensi
Ibu hamil memerlukan lebih banyak sel darah untuk mendukung
perkembangan janin. Anemia pada ibu hamil dapat menyebabkan kebutuhan
ini tidak mencukupi, sehingga oksigen yang disalurkan pada jaringan tubuh
dan janin menjadi terbatas.

Yang perlu dicermati adalah, kadang-kadang gejala anemia pada ibu


hamil juga tampak mirip dengan gejala kehamilan yang umumnya dialami.
Apalagi anemia ringan mungkin tidak menimbulkan gejala yang jelas.

Jika anemia semakin parah, kemungkinan ibu hamil akan merasakan


beberapa gejala seperti:

 Cepat lelah dan merasa lemah


 Kulit tampak pucat
 Denyut jantung tidak teratur
 Sesak napas
 Nyeri dada dan sakit kepala.

Selain itu ada beberapa gejala yang jarang terjadi, di antaranya:

 Merasa gatal-gatal
 Perubahan pada indera perasa
 Rambut rontok
 Telinga berdenging
 Sariawan di pinggir mulut.

Untuk memastikan diagnosis anemia pada ibu hamil, maka perlu


dilakukan tes darah. Ibu hamil disebut mengalami anemia apabila kadar
hemoglobin (Hb)nya rendah. Pemeriksaan darah umumnya dilakukan pada
pemeriksaan kehamilan yang pertama, kemudian dilakukan satu kali lagi
selama kehamilan.
F. Fenomena

Ibu hamil memerlukan 27 miligram zat besi per hari. Untuk mengatasi
anemia pada ibu hamil dapat dengan melakukan beberapa cara berikut:

 Mengonsumsi suplemen zat besi

Suplemen zat besi yang umum diberikan adalah ferrous sulphate, yang
dikonsumsi 2-3 kali per hari. Namun, sebagian orang mengalami efek
samping dari konsumsi suplemen zat besi ini, seperti sakit perut, diare atau
konstipasi, nyeri ulu hati, mual, atau tinja yang berwarna gelap. Konsultasi
ke dokter jika Anda merasakan efek samping ini setelah mengonsumsi
suplemen zat besi.

 Menambah asupan makanan kaya zat besi

Selain melalui suplemen, kekurangan zat besi juga bisa ditangani


melalui pola makan yang sehat dan teratur. Menambah asupan makanan
mengandung zat besi merupakan salah satu cara menangani dan mencegah
anemia pada ibu hamil. Konsumsi makanan dengan gizi seimbang,
kemudian tambahkan minimal tiga porsi makanan kaya zat besi. Contoh
makanan yang banyak mengandung zat besi antara lain:

- Ikan, daging merah, ayam.


- Sayur berwarna hijau gelap.
- Kacang-kacangan dan biji-bijian.
- Sereal yang sudah difortifikasi zat besi.
- Telur dan tahu.

 Memenuhi kebutuhan vitamin C


Agar tubuh dapat menyerap zat besi dengan maksimal, diperlukan juga
vitamin C, yang dapat ditemukan dalam jeruk, stroberi, kiwi, dan tomat.
Kombinasikan makanan yang mengandung tinggi zat besi dan tinggi
vitamin C, untuk asupan optimal.

Jangan anggap remeh anemia pada ibu hamil, karena bahaya anemia
pada ibu hamil dapat mengganggu perkembangan janin dan kondisi
kesehatan ibu hamil secara keseluruhan. Konsultasikan kepada dokter
untuk menjalani pemeriksaan zat besi dalam darah jika mengalami gejala
anemia pada ibu hamil seperti yang disebutkan di atas.

Anda mungkin juga menyukai