Oleh:
IMAS SITI AISYAH
Kelas E
Profesi Ners
A. DEFINISI
Anemia adalah suatu keadaan kadar haemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari
normal, berdasarkan kelompok umur, jenis kelamin dan kehamilan.Batas normal dari
kadar Hb dalam darah dapat dilihat pada tabel berikut : Batas normal kadar Hb menurut
unsur dan jenis kelamin
Kelompok Umur Hemoglobin (gr/ dL)
6 – 59 bulan 11,0
Anak 5 – 11 tahun 11,5
12 – 14 tahun 12,0
B. Etiologi
Penyebab anemia umumnya adalah kurang gizi, kurang zat besi, kehilangan darah
saat persalinan yang lalu, dan penyakit kronik. Dalam kehamilan penurunan kadar
haemoglobin dijumpai disebabkan oleh karena, dalam kehamilan keperluan zat makanan
bertambah dan terjadinya perubahan- perubahan dalam darah. Penambahan volume
plasma yang relatif lebih besar daripada penambahan massa haemoglobin dan volume
sel darah merah. Darah bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim disebut
hidremia atau hipervolemia.Namun bertambahnya sel-sel darah adalah kurang jika
dibandingkan dengan bertambahnya plasma sehingga terjadi pengenceran darah.Di
mana pertambahan tersebut adalah sebagai berikut: plasma 30,0%, sel darah 18,0%, dan
haemoglobin 19,0%. Pengenceran darah dianggap sebagai penyesuaian diri secara
fisiologis dalam kehamilan dan bermanfaat bagi wanita hamil tersebut. Pengenceran ini
meringankan beban jantung yang harus bekerja lebih berat dalam masa hamil, karena
sebagai akibat hipervolemia tersebut, cardiac output juga meningkat. Kerja jantung ini
lebih ringan apabila viskositas darah rendah. Resistensi perifer berkurang pula sehingga
tekanan darah tidak naik.
Selama hamil volume darah meningkat 50,0 % dari 4 ke 6 L, volume plasma
meningkat sedikit menyebabkan penurunan konsentrasi Hb dan nilai hematokrit.
Penurunan ini lebih kecil pada ibu hamil yang mengkonsumsi zat besi. Kenaikan
volume darah berfungsi untuk memenuhi kebutuhan perfusi dari uteroplasenta.
Ketidakseimbangan antara kecepatan penambahan plasma dan penambahan eritrosit ke
dalam sirkulasi ibu biasanya memuncak pada trimester kedua.
Pola makan adalah pola konsumsi makan sehari-hari yang sesuai dengan
kebutuhan gizi setiap individu untuk hidup sehat dan produktif. Untuk dapat mencapai
keseimbangan gizi maka setiap orang harus mengkonsumsi minimal 1 jenis bahan
makanan dari tiap golongan bahan makan yaitu karbohidrat, protein hewani dan nabati,
sayuran, buah dan susu. Seringnya ibu hamil mengkonsumsi makanan yang
mengandung zat yang menghambat penyerapan zat besi seperti kopi dan kalsium.
Wanita hamil cenderung terkena anemia pada triwulan III karena pada masa ini janin
menimbun cadangan zat besi untuk dirinya sendiri sebagai persediaan bulan pertama
setelah lahir.
C. Faktor Resiko
1. Faktor umur
Faktor umur merupakan faktor risiko kejadian anemia pada ibu hamil. Umur
seorang ibu berkaitan dengan alat – alat reproduksi wanita. Umur reproduksi yang
sehat dan aman adalah umur 20 – 35 tahun. Kehamilan pada usia < 20 tahun dan diatas
35 tahun dapat menyebabkan anemia karena pada kehamilan usia < 20 tahun secara
biologis belum optimal emosinya dan cenderung labil, mentalnya belum matang
sehingga mudah mengalami keguncangan yang mengakibatkan
kurangnya perhatian terhadap pemenuhan kebutuhan zat – zat gizi selama
kehamilannya. Sedangkan pada usia> 35 tahun terkait dengan kemunduran dan
penurunan daya tahan tubuh serta berbagai penyakit yang sering menimpa pada usia ini.
Hasil penelitian didapatkan bahwa umur ibu pada saat hamil sangat berpengaruh
terhadap kajadian anemia.
2. Konsumsi tablet Fe
Ibu hamil yang kurang patuh mengkonsumsi tablet Fe mempunyai risiko 2,429
kali lebih besar untuk mengalami anemia dibanding yang patuh konsumsi tablet Fe.
Kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe diukur dari ketepatan jumlah tablet yang
dikonsumsi, ketepatan cara mengkonsumsi tablet Fe, frekuensi konsumsi perhari.
Suplementasi besi atau pemberian tablet Fe merupakan salah satu upaya penting dalam
mencegah dan mengulangi anemia, khususnya anemia kekurangan besi. Suplementasi
besi merupakan cara efektif karena kandungan besinya yang dilengkapi asam folat yang
sekaligus dapat mencegah anemia karena kekurangan asam folat.14Konsumsi tablet besi
sangat dipengaruhi oleh kesadaran dan kepatuhan ibu hamil. Kesadaran merupakan
pendukung bagi ibu hamil untuk patuh mengkonsumsi tablet Fe dengan baik. Tingkat
kepatuhan yang kurang sangat dipengaruhi oleh rendahnya kesadaran ibu hamil dalam
mengkonsumsi tablet besi, inipun besar kemungkinan mendapat pengaruh melalui
tingkat pengetahuan gizi dan kesehatan. Kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi tablet besi
tidak hanya dipengaruhi oleh kesadaran saja, namun ada beberapa faktor lain yaitu
bentuk tablet, warna, rasa dan efek samping seperti mual dan konstipasi.
3. Paritas
Paritas adalah jumlah anak yang telah dilahirkan oleh seorang ibu baik lahir hidup
maupun lahir mati.Seorang ibu yang sering melahirkan mempunyai risiko mengalami
anemia pada kehamilan berikutnya apabila tidak memperhatikan kebutuhan nutrisi.
Karena selama hamil zat – zat gizi akan terbagi untuk ibu dan untuk janin yang
dikandungnya. Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa tidak terdapat hubungan
antara paritas dengan kejadian anemia pada ibu hamil, ibu hamil dengan paritas tinggi
mempunyai risiko 1,454 kali lebih besar untuk mengalami anemia dibanding yang
paritas rendah.
4. Jarak kelahiran
Jarak kelahiran yang terlalu dekat dapat menyebabkan terjadinya anemia.Hal ini
dikarenakan kondisi ibu masih belum pulih dan pemenuhan kebutuhan zat gizi belum
optimal, sudah harus memenuhi kebutuhan nutrisi janin yang dikandung. Jarak kelahiran
mempunyai risiko 1,146 kali lebih besar terhadap kejadian anemia.
D. PATOFISIOLOGI
Keluhan biasa yang dialami oleh ibu hamil pada waktu kehamilan adalah badan
terasa lemah, muka pucat, mudah pingsan, dengan tekanan darah dalam batas normal,
perlu dicurigai anemia defesiensi besi. Apabila terjadi anemia kerja jantung akan
menjadi lebih cepat untuk menyampaikan oksigen ke semua organ tubuh, akibatnya
penderita sering berdebar dan jantung cepat lelah. Gejala lain yang dapat dilihat adalah
lemas, cepat lelah, letih, mata berkunang- kunang dan kuku kelihatan pucat. Penderita
juga boleh mengalami gangguan pencernaan dan kehilangan nafsu makan. Palpitasi,
dispnea, pusing, dan pada kasus yang berat juga boleh menyebabkan gagal jantung
kongestif.
F. Diagnosis
Pengambilan anamnesis yang baik dan pemeriksaan yang baik adalah penting
untuk identifikasi sebab anemia. Tetapi sesungguhnya pasien yang kronik harus diobati
dengan segera untuk mencegah kematian. Aturan utama adalah untuk menentukan
penyebab anemia sebelum memulai pengobatan.
a) Anamnesis
Pengambilan anamnesis yang baik termasuk diet, ginekologi, kebidanan, obat dan latar
belakang sosial harus diambil.Anemia gizi adalah umum di negara berkembang,
penyelidikan yang rinci ke orang tersebut dan diet dan kebiasaan makan harus dilakukan.
Pengetahuan tentang kebiasaan makan dan makanan akan diperlukan untuk merencanakan
cara untuk mencegah terjadinya kembali anemia kembali setelah orang yang
bertanggungjawab untuk menjaga kondisi pasien tersebut. Hal ini juga penting untuk
menanyakan secara rinci tentang durasi dan gejala anemia (jika ada), gejala dekompensasi
dan kemungkinan faktor predisposisi. Gejala spesifik lain seperti lidah yang menyakitkan,
perubahan pada warna kuku dan parasthesias juga boleh dijumpai. Riwayat perdarahan
postpartum, aborsi, dan konsumsi obat harus dicari.
Seringkali, durasi anemia dapat dibentuk dengan mendapatkan riwayat pemeriksaan darah
sebelumnya dan, jika perlu menayakan catatan dan rekodnya. Demikian pula, penolakan
sebagai donor darah atau resep sebelumnya hematinik memberikan petunjuk bahawa
anemia telah terdeteksi sebelum ini.
Mendapatkan riwayat keluarga pasien tidak hanya untuk penyakit anemia tetapi juga
untuk choleithiasis, ikterus, spenektomi, gangguan perdarahan dan Hb yang abnormal.
Mendokumentasikan pekerjaan pasien, hobi, perawatan medis sebelum, obat dan
pendedahan kepada agent yang berpotensi bahaya di rumah. Pasien juga perlu ditanya
riwayat kehilangan darah seperti aborsi dan kehilangan menstruasi. Perkiraan kehilangan
menstruasi tidak akurat jika permintaan rutin tidak dibuat. Perubahan kebiasaan buang air
besar dapat berguna dalam mengungkap neoplasma usus besar, menyulitkan penghitungan
kehilangan darah hemoroid. Mengambil latar belakang tentang GI yang mungkin
menyarankan gastritis, tukang lambung, hernia hiatus atau diverticula. Warna urin yang
abnormal dapat terjadi pada penyakit ginjal dan hati pada anemia hemolitik.
Sebuah riwayat diet menyeluruh penting untuk pasien yang mengalami anemia.Sebuah
deskripsi makanan setiap sajian sepanjang hari. Anggota keluarga dekat harus berpatisipasi
kerana pasien tidak akanberkata benar pada dokter karena malu mengenai keanehan diet
atau pembatasan keuangnya. Pasien dengan defisiensi besi sering mengunyah atau
menghisap es (pagophagia) akan mengeluh disfagia, kuku rapuh, impotensi relatif,
kelelahan, dan kram di betis sewaktu menaiki tangga.
Kekurangan vitamin B-12 menyebabkan rambut beruban cepat, sensasi terbakar di lidah,
proprioception yang umum.Parasthesia atau sensasi yang abnormal yang digambarkan
sebagai nyeri juga terjadi pada anemia pernisiosa.Jika terdapat riwayat demam, karena
infeksi, neoplasma dan penyakit pembuluh darah kolagen dapat menyebabkan anemia.
Demikian pula, terjadinya purpura, ekimosis dan petechiae menyarankan terjadinya baik
trombositopenia atau gangguan perdarahan lain. Ini mungkin merupakan indikasi baik
bahwa lebih dari satu tulang sum-sum sulalat terlibat atau yang koagulopati merupakan
penyebab anemia karena perdarahan.Mencari ada atau tidak adanya gejala yang
menunjukkan penyakit yang mendasari seperti jantung, hati dan penyakit ginjal. Secara
ringkas anamnesis harus merangkum dari semua aspek yang mungkin menjadi penyebab
anemia dan komplikasinya.
b) Pemeriksaan
Pemeriksaan fundus optik dengan berhati-hati tetapi tidak dengan melepaskan konjungtiva
dan sklera, yang menunjukkan pucat, ikterus, perdarahan sempalan dan petechiae.Tanda-
tanda koma di pembuluh konjungtiva, atau telangiectasia yang dapat membantu dalam
pemeriksaan selanjutnya.Melakukan pemeriksaan sistematis untuk pembesaran teraba
kelenjar getah bening untuk bukti infeksi atau neoplasia.Edema bilateral berguna dalam
mengungkapkan jantung yang mendasarinya, ginjal atau penyakit hati, sedangkan edema
unilateral mungkin menandakan obstruksi limfatif akibat keganasan yang tidak dapat
diamati atau teraba.Secara hati-hati mencari hepatomegali dan splenomegali, tidaknya
mereka adalah penting seperti ukuran, kelembutan, ketegasan dan kehadiran atau tidak
adanya nodul.Pada pasien dengan gangguan kronis organ-organ ini tegas, tidak nyeri
tekan, dan nonnodular.Pada pasien dengan karsinoma, mereka mungkin sulit dan
nodular.Pasien dengan infeksi akut biasanya memiliki organ lembut dengan jelas lebih
lembut. Pemeriksaan dubur dan panggul tidak dapat diabaikan, karena tumor atau infeksi
organ-organ ini dapat menjadi penyebab anemia.19 Pemeriksaan neurologis harus meliputi
tes sensasi posisi dan rasa getaran, pemeriksaan saraf kranial, dan pengujian untuk reflex
tendon. Jantung tidak boleh diabaikan, karena pembesaran dapat memberikan bukti durasi
dan tingkat keparahan anemia, dan murmur mungkin bukti pertama dari endocarditis
bakteri yang boleh menjelaskan sebab anemia.Investigasi untuk anemia yang umum dan
khusus. Sebuah penghitungan darah lengkap diperlukan sebagai bagian dari penyelidikan
umum dan termasuk kadar hemoglobin, volume sel yang dipadat, sel darah putih dan
trombosit. Indeks sel darah merah termasuk rata-rata volume corpuscular (MCV),
corpuscular hemoglobin (MCH) dan konsentrasi hemoglobin corpuscular (MCHC).
Indeks ini akan mengklasifikasikan anemia dalam mikrosik (MCV <80fL),
makrostik (MCV > 100fL) dan normositik (MCV80-100fL), hipokromik atau
normokromik (MCH dan MCHC). Pap darah perifer dan jumlah retikulosit memberikan
informasi tentang morfologi sel merah, variasi, ukuran, bentuk, dan jumlah retikulosit
memberikan informasi tentang respon sumsum. Di hadapan anemia retikulosit yang
menghitung kurang dari 2-3 kali yang normal menunjukkan tidak memadai respon sumsum
tulang. Jumlah neutrophil tinggi dapat menyarankan infeksi pap perifer dan yang
mengungkapkan pansitopenia adalah sugestif dari kegagalan sumsum.Kotoran juga harus
diperiksa untuk warna, konsistensi, darah samar, ova dan parasite. Test spesefik biasanya
dilakukan oleh pasien yang disuspek anemia. Biasanya di tropika biasanya dijumpai
malaria dan juga merupakan penyebab anemia pada kehamilan.
G. Penatalaksanaan
H. Pencegahan
I. Komplikasi
Anemia defisiensi besipada wanita hamil sangat berkaitan dengan angka kematian
ibu. Anemia pada wanita hamil patut berjaga-jaga. Komplikasi yang dialami wanita
yang sedang hamil boleh berakibat fatal, baik pada ibu maupun janinnya. Anemia pada
wanita hamil boleh mengakibatkan pertumbuhan bayi yang terhambat, kelahiran bayi
secara prematur, bayi menjadi lebih senang terserang infeksi sewaktu lahir dan bayi
boleh mati dalam kandungan jika anemianya parah.
J. Prognosis
Prognosis anemia kekurangan besi dalam kehamilan umumnya baik bagi ibu dan
anak jika persalinan berlaku seperti normal tanpa banyak perdarahan atau komplikasi
lain. Morbiditas dan mortalitas wanita hamil meningkat dalam anemia berat. Penampakan
anemia infantum pada beberapa bulan kemudian berlaku dengan cadangan besi kurang,
walaupun bayi yang dilahirkan dari ibu yang menderita anemia defisiensi besi tidak
mempaparkan haemoglobin (Hb) yang rendah.
K. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengakajian
a) identitas Klien meliputi Nama, umur, jenis kelamin, alamat, pendidikan, pekerjaan,
agama, Tanggal Pengkajian.
b) Keluhan Utama biasanya ditemukan keluhan cepat lelah, sering pusing dan mata
berkunang-kunang.
c) Riwayat kesehatan
Pada pengkajian ini ditemukan riwayat kehamilan yang berdekatan, dan riwayat penyakit-
penyakit tertentu seperti infeksi yang dapat memungkinkan terjadinya anemia.
2) . Riwayat kehamilan dan persalinan Biasanya ditemukan kehamilan pada usia muda, dan
kehamilan yang berdekatan.
1). Pola makan ditemukan ibu kurang mengkonsumsi makanan yang kaya
2). Pola aktivitas/istirahat biasanya pada ibu hamil yang menderita anemia
1) Kadaan Umum : Ibu hamil terlihat lemah, lesu, tekanan darah menurun,
5). Abdomen:
6). Ekstremitas CRT>2 detik, terdapat varises dikaki, tidak ada oedema, dan akral biasanya
dingin.
3. Perencanaan Keperawatan
DIAGNOSA
NO NOC NIC
KEPERAWATAN
kering.
b.Lakukan pemeriksaan
laboratorium (Hb, Ht )
terganggu. kembali).
-Manajemen Nutrisi:
c.Monitor kecendrungan
terjadinya penurunan dan
kenaikan berat badan.
menyenang.
4. Implementasi
5. Evaluasi
Evaluasi adalah suatu proses yang kontinyu karena setiap intervensi dikaji efektifitasnya
dan intervensi alternative digunakan sesuai kebutuhan setiap ada perubahan pada kondisi
atau kelihan pasien, rencana asuhan keperawatan perlu disesuaikan kembali, hasil akhir
yang diharapkan untuk ibu, pasangan atau janin dievaliasi atau janin dievaluasi secara
kontinyu menurut kriteria yang dapat diukur.
DAFTAR PUSTAKA
Mc Closky & Bulechek. (2000). Nursing Intervention Classification (NIC). United States
of America: Mosby.
Meidian, JM. (2000). Nursing Outcomes Classification (NOC). United States of America:
Mosby.
Tarwono, 2007. Buku Saku Anemia pada Ibu Hamil. Jakarta : Trans Info media
Wiknjosostro. (2002). Ilmu Kebidanan Edisi III. Jakarta: Yayasan Bima pustaka Sarwana
Prawirohardjo.
LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.N
DENGAN ANEMIA PADA KEHAMILAN TRIMESTER KE III DI BPM
BIDAN SRI
Oleh:
IMAS SITI AISYAH
Kelas E
Profesi Ners
1. PENGKAJIAN
A. Identitas Klien
Nama : Ny.N
Umur : 25 tahun
Pendidikan : D III
Pekerjaan : Karyawan swasta
Agama : Islam
Suku bangsa : Sunda
Alamat : Jl.Mawar No.15 RT 04 RW 15 Babakan Surabaya
Tanggal pengkajian :04 Agustus 2021
Diagnose medis : G1P0A0 dengan Anemia
B. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. D
Umur : 30 tahun
Pendidikan : Sarjana
Pekerjaan : Wiraswasta
Bangsa/suku : Indonesia/sunda
Agama : Islam
Alamat : Jl.Mawar No.15 RT 04 RW 15 Babakan Surabaya
Hubungan dengan klien: Suami
C. Keluhan Utama Saat Pengkajian
Klien mengeluh lemas,letih dan lesu serta mata suka berkunang-kunang
D. Riwayat Kesehatan Sekarang (PQRS)
Klien mengatakan lemas letih dan lesu ini dirasakan setelah dia
hamil,dan kehamilan ni merupakan kehamilan pertama baginya. lemas
dirasakan terutama kalau pasien banyak beraktivitas terutama bekerja.rasa
lemas itu dirasakan terus menerus,dan akan membaik jika pasien istirahat.
E. Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Kehamilan ini merupakan kehamilan pertama jadi tidak ditemukan riwayat
kehamilan yang berdekatan,tidak mempunyai riwayat asma, jantung dan
hipertensi dan penyakit lainnnya.
F. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan tidak memiliki penyakit keturunan
G. Pola Aktifitas Sehari-Hari
JENIS AKTIVITAS DIRUMAH
Nutrisi:
a. Jenis makanan a. Nasi, sayur, lauk-pauk
b. Frekuensi dan porsi b. 3 kali sehari dan 1 porsi habis
c. Nafsu makan c. Kurang Baik
d. Minum sehari d. + 1500 cc
e. Mual,Masalah mengunyah/ e. Tidak ada masalah
menelan
Eliminasi
1. BAB a. 1-2 kali
2. BAK b. 4-6 kali
Istirahat (tidur)
a. Waktu malam a. 7-8 jam
b. Waktu siang b. 1-2 jam
Ambulasi Pekerjaan rumah, Bekerja, dll (Sedikit
terganggu dengan adanya
kelelahan,keletihan)
Kebersihan diri
a. Mandi sehari a. 2 x sehari
b. Menyikat gigi b. 2 x sehari
c. Cuci rambut c. 3x seminggu
H. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum lemas, Kesadaran composmentis dengan skor GCS
:15, E4 : Membuka mata spontan, M6 : Mengikuti perintah, V5 :
Orientasi baik
2. TTV :TD : 100/80 mmHg, P: 20 x/m, N: 86 x/m, S: 36,2 oC
3. Kepala: Rambut klien tampak hitam,lurus serta tidak mudah tercabut,
kondisi kulit kepala klien tampak bersih, tidak ada ketombe, serta kutu.
tidak ada nyeri tekan pada kepala.
4. Muka: Konjungtiva mata anemis, Sclera tampak tidak ikterus, Tidak
ada nyeri tekan pada mata, kondisi bibir pucat, dan membran mukosa
kering, kondisi gigi klien baik, serta lengkap, Tidak terdapat karies
pada gigi, Kondisi gusi klien baik.
5. Leher: Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan tidak teraba adanya
vena jugularis
6. Dada: payudara tampak simetris kiri dan kanan
7. Abdomen:
Inspeksi: pembesaran perut tidak sesuai usia kehamilan
Palpasi: tidak teraba jelas bagian janinnya,
Auskultrasi: denyut jantung janin antara 150 kali/menit
8. Genitalia: tidak ada nyeri tekan atau ada pembesaran apapun
9. Ekstremitas atas: Ekstremitas bawah :Tidak ada udema, tidak ada
varices, tidak ada nyeri tekan, refleks patela +/+, Kekuatan otot dengan
skala Lovett’s (memiliki nilai 0 – 5)
4 4
4 4
Ket:
0 = Tidak ada kontraksi sama sekali.
1 = Gerakan kontraksi.
2 = Kemampuan untuk bergerak, tetapi tidak kuat kalau melawan
tahanan atau gravitasi.
3 = Cukup kuat untuk mengatasi gravitasi.
4 = Cukup kuat tetapi bukan kekuatan penuh.
5 = Kekuatan kontraksi yang penuh.
I. Psikososial
1. Konsep diri
Menurut klien, dia sudah sangat siap menjadi ibu dan sangat
mendambakan anaknya
2. Peran
Peran klien dalam struktur keluarga sebagai ibu rumah tangga dan
seorang karyawan juga disebuah perusahaan swasta
3. Identitas diri
Klien masih mengenal orang-orang disekitarnya.
4. Harga diri
Klien terlihat percaya diri terhadap apa yang ada pada dirinya,dia juga
mengatakan akan menjaga kehamilannya dan melindungi calon
anaknya
5. Body image
a. Kehamilan sekarang merupakan pengalaman pertama.
b. Klien mengaku senang menerima kehamilannya
c. Suami klien sangat senang atas kehamilan pertamanya
J. Pemeriksaan Penunjang
Tanggal Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan
03 Agustus Hemoglobin 10,6 gr%
2021
K. Therapi
Folamill Genio 1x1 Capsul
L. Data Kehamilan
1. G1P0A0 grav 30 mimggu
2. Klien mengatakan ini merupakan kehamilan pertama dan direncanakan
3. Jumlah anak sekarang
No Cara lahir BB/PB Keadaan usia
lahir
.- - - - -
4. INTERVENSI KEPERAWATAN
Nama pasien : Ny. N
dx. Medis : Anemia
Tgl/ No Tujuan dan
Waktu Dx Kriteria Hasil Intervensi (NIC) Rasional
(NOC)
Rabu, 1 NOC: NIC
04 Setelah dilakukan 1. Kaji TTV pasien, 1.TTV pasien dalam batas
Agustus asuhan normal
2021 keperawatan. 1x 2. Kaji penyebab keletihan 2.Pasien mengerti
Jam selama 90 menit penyebab dari keletihan
14.00 klien mampu 3. Pantau asupan nutrisi 3.Pasien akan mengontrol
menoleransi pasien asupan nutrisinya
aktivitas yang 4. Ajarkan rentang 4.Pasien akan mencoba
bisa dilakukan pengaturan aktivitas dan Mengantur aktivitas
.KH: teknik manajemen waktu
a.Menyadari untuk mencegah
keterbatasan kelelahan.
energi 5. Bantu pasien untuk 5.Pasien merasa nyaman
b. mengidentifikasi dan senang dengan
Menyeimbangkan aktivitas pasien bantuan bagaimana
aktivitas dan . mengantur aktivitas oleh
istirahat tenaga kesehatan
c. Mengatur
jadwal
aktivitas untuk
menghemat
energi.
5. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama pasien : Ny. N
dx. Medis : Anemia
Tgl/ No Implementasi Respon Ttd
Waktu Dx
Rabu, 1 1. Mengkaji kemampuan untuk 1.Klien dapat Imas
04 melakukan tugas melakukan semua
Agustus tugasnya tapi kadang
2021 pasien suka merasa
Jam 14 cepat lelah
30 2. Mengobservasi TTV pasien 2. Hasil TTV
TD:100/70 mmhg
N:80 x/menit
S :36,5 ºC
P : 20x/menit
3. Mengkaji kehilangan gangguan 3.klien tidak
keseimbangan gaya jalan, kehilangan saat
kelemahann otot berjalan
4. Menganjurkan pasien untuk 4.pasien sudah
melakukan posisi dengan tepat mengerti kalau
dan nyaman, Memberikan pasien lelah akan
lingkungan yang tenang dan memposisikan
menganjurkan pasien istirahat dengan nyaman dan
dengan tenang dalam posisi tenang
Rabu, 2 1. Menganjurkan pasien Melakukan 1. supaya Hb Imas
04 Agst pemeriksaan HB secara rutin pasien lebih
2021 minimal sebulan sekali. (Sesuai terkontrol
Jam dengan jurnal Yeni
14.30 sulistyaningsih,dll., IJMS–
Indonesian Journal On Medical
Science – Volume 4 No 1,
Penatalaksanaan Pendidikan
Kesehatan Diit Anemia Ibu
Hamil Dengan Masalah
Ketidakseimbangan Nutrisi
Kurang Dari Kebutuhan Tubuh,
Tahun 2017).
2. Memberikan penkes kepada 2.Pasien
pasien untuk selalu mengatur mendengarkan
pola makan yang bergizi dan dan memahami
memakan makanan tinggi zat penkes yang
besi seperti daging ayam,ikan, diberikan
telor, daging merah sapi, hati
sapi, hati ayam,bayam,dll. (
Sesuai dengan jurnal
keperawatan Dina Mariana,dll,
Jurnal Silampasari Vol: 1, nomer
2, Hubungan Pola Makan
Dengan Kejadian Anemia
Pada Ibu Hamil Di Wilayah
Kerja Puskesmas, 2018).
4. Menganjurkan pasien untuk rutin 3.pasien sudah
meminum tablet Fe yang sudah mengerti kalau
diberikan untuk meningkatkan tablet Fe sangat
kadar hemoglobin. (Sesuai penting untung
dengan jurnal Yeni diminum supaya
sulistyaningsih,dll., IJMS– kebutuhan zat besi
Indonesian Journal On Medical pasien tercukupi
Science – Volume 4 No 1,
Penatalaksanaan Pendidikan
Kesehatan Diit Anemia Ibu
Hamil Dengan Masalah
Ketidakseimbangan Nutrisi
Kurang Dari Kebutuhan Tubuh,
Tahun 2017).
5. Memberitahu cara minum tablet 4.pasien sudah
Fe yang benar dan tepat yaitu 1 x memahami cara
1 sehari sebelum tidur dengan air minum obat yang
putih/jus jeruk,jambu biji jangan benar
dengan susu atau kopi karena
dapat mengurangi absorbsi tablet
Fe tersebut
Rabu, 3 1. Mengkaji riwayat nutrisi 1.pasien Imas
04 Agst kesukaan menjelaskan
2021 makanan kesukaan
Jam dia
14.30 2. Mengobservasi dan catat masukan 2.pasien akan
makanan pasien mengobservasi dan
mencatat asupan
yang dia makan
3. Menimbang berat badan pasien 3.pasien akan
menimbang BB
4. Menganjurkan pasien makan 4. pasien sudah
sedikit tapi sering kalau sering mengerti kalau dia
cepat merasa kenyang dan harus makan sedikit
mengobservasi gejala lainnya tapi sering untuk
yang berhubungan dengan anemia mencukupi
kebutuhan
nutrisinya.
6.EVALUASI KEPERAWATAN
Nama pasien : Ny. N
dx. Medis : Anemia
NO
DX TANGGAL/JAM EVALUASI PARAF
1 04 agustus 2021 S: Imas
jam 1530 • Pasien memamparkan kegiatan yang biasa
dilakukan
• TTV
TD:100/70 mmhg
N:80 x/menit
S :36,5 ºC
P : 20x/menit
• Pasien bisa berjalan secara normal
O:
Pasien tampak masih pusing, lelah dan letih
A:
Masalah belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
2 04 agustus 2021 S: Imas
jam 1530 • Mengidentifikasi defisiensi
•Mengawasi penurunan BB
•Makan sedikit dapat menurunkan
kelemahan dan meningkatkan pemasukan
juga mencengah distensi gester
•Gejala hiperemisi gravidarum dapat
merujukkan efek anemia
O:
• Pasien sering mual dan muntah Pasien
masih lelah dan letih
A:
Masalah belum teratasi
P:
Intervensi lanjutan
3 04 agustus 2021 S: Imas
jam 1530 • Mengidentifikasi defisiensi
• Mengawasi penurunan BB
•Makan sedikit dapat menurunkan
kelemahan dan meningkatkan pemasukan
juga mencengah distensi gester
•Gejala hiperemisi gravidarum dapat
merujukkan efek anemia
O:
Pasien sering mual dan muntah Pasien masih
lelah dan letih
A:
Masalah belum teratasi
P:
Intervensi lanjutan
Lampiran Askep:
- SAP, materi dan leaflet penkes
- Jurnal terkait yang diunduh
- Dokumentasi foto bukti implementasi
DOKUMENTASI PENGKAJIAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
Disusun oleh :
IMAS SITI AISYAH
KELAS E
PROFESI NERS
A. TUJUAN UMUM
Hasil yang diharapkan setelah dilakukan pendidikan kesehatan yaitu Klien dapat
mengetahui tentang Anemia.
B. TUJUAN KHUSUS
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 1x30 menit,Ny. N mengetahui tentang:
1. Pengertian Anemia
2. Penyebab Anemia pada ibu hamil
3. Faktor resiko Anemia pada ibu hamil
4. Tanda dan gejala anemia pada ibu hamil
5. Dampak anemia pada ibu hamil
6. Cara penanganan dan mencegah anemia pada ibu hamil
C. MATERI PENGAJARAN
1. Pengertian Anemia
2. Penyebab Anemia pada ibu hamil
3. Faktor resiko Anemia pada ibu hamil
4. Tanda dan gejala anemia pada ibu hamil
5. Dampak anemia pada ibu hamil
6. Cara penanganan dan mencegah anemia pada ibu hamil
D. MEDIA PENGAJARAN
1. Materi Pengajaran
2. Leaflet
E. METODE PENGAJARAN
1. Ceramah
2. Diskusi / tanya jawab
F. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
A. PENGERTIAN
Anemia adalah suatu penyakit kekurangan sel darah merah. Ibu hamil dikatakan
mengalami anemia apabila kadar hemoglobin ibu kurang dari 11g/dl pada trimester satu
dan tiga, serta kurang dari 10,5 g/dl pada trimester kedua.
2. Kurangnya asupan zat besi pada makanan yang dikonsumsi ibu hamil
2. Tampak pucat
3. Pusing
4. Mata berkunang-kunang
5. Kurang semangat
6. Nafsu makan menurun
1. Abortus
3. Perdarahan postpartum
4. Kala I laMa
5. BBLR (Berat Badan Lahir Rendah)
4. Jagalah lingkungan sekitar agar tetap bersih untuk mencegah penyakit infeksi dan
penyakit cacingan.
5. Hindari minum teh, kopi, susu coklat setelah makan karena dapat menghambat
penyerapan zat besi.
LEAFLET
Apakah ANEMIA….?
ANEMIA PADA IBU HAMIL
Faktor Resiko ANEMIA pada Ibu Hamil….
Mengeluh cepat lelah, letih, lesu, lemas Anemia pada ibu hamil bisa menghambat serta Meningkatkan konsumsi makanan kaya
Tampak pucat mengganggu kesehatan ibu dan janin yang gizi besi, hewani dan nabati
Pusing tengah dikandung. Anemia dapat terjadi pada Makanlah makanan yang kaya akan
setiap ibu hamil, karena itulah kejadian ini harus sumber zat besi secara teratur.
selalu diwaspadai. Dampak yang bisa muncul
antara lain:
Abortus
Mata berkunang-kunang
Kurang semangat
Nafsu makan menurun Ketuban pecah dini
pregnant women and their babies purpose of this study is to describe the management of nursing health
education of pregnant women with anemia diet problems nutritional imbalance is less than demand.
of nutritional anemia in pregnant mothers diet. Nursing action: assess knowledge of patients, monitoring
anemia in pregnant mothers, teaches a method for meal planning, help patients and families understand
dl and increased iron intake after administration of health education diit anemia in pregnant mothers.
Nutrisi prenatal yang adekuat merupakan factor lingkungan terpenting yang mempengaruhi
keperawatan pendidikan kesehatan diit anemia ibu hamil dengan masalah ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan. Jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan rancangan studi kasus, menggunakan
metode pendekatan nursing process. Populasi: ibu hamil yang mengalami anemia di wilayah Sukoharjo,
P A mengatakan mudah lelah dan lemah,
belum mengetahui tentang diit anemia ibu hamil, kurang mengkonsumsi sayuran hijau, pada usia
kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurang pengetahuan dasar tentang nutrisi diit anemia
besi, memotivasi pasien untuk mengubah kebiasaan makanan, memberi pendidikan kesehatan diit
anemia ibu hamil, mengajarkan metode untuk perencanaan makan, membantu pasien dan keluarga
memahami kebutuhan untuk mematuhi program terapi dan konsekuensi akibat tidak patuh, kolaborasi
I. PENDAHULUAN
Anemia pada ibu hamil merupakan salah
satu faktor penyebab tidak langsung kematian Penatalaksanaan meliputi pencegahan
ibu dalam kehamilan. Penyebab anemia pada yang dapat dilakukan penatalaksanaan medis:
pemberian suplemen fero sulfat atau glukonat
besi keluar dari tubuh dan Hb ibu dapat berkurang Sukoharjo saat menjalani praktik keperawatan
dari 11 g/dl pada trimester pertama dan trimester komunitas terdapat ibu hamil yang mengalami
anemia sebanyak 15 orang dengan kadar Hb
menunjukan anemia ringan dan anemia sedang.
Tanda dan gejala anemia pada kehamilan Saat dilakukan pengkajian kepada ibu hamil yang
selama kehamilan. Kurang pengetahuan adalah Berdasarkan data tersebut maka peneliti
tidak ada atau kurang informasi kognitif tentang tertari untuk melakukan penelitian tentang
ketidakseimbangan nutrisi pada ibu hamil
karena anemia. Tujuan penelitian ini untuk
terdapat hubungan pengetahuan ibu hamil mendeskripsikan penatalaksanaan keperawatan
trimester III tentang pola makan dengan kejadian pendidikan kesehatan diit anemia ibu hamil dengan
anemia di wilayah kerja Puskesmas Nilam Sari masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
Bukittinggi tahun 2015 yaitu sebanyak 33 orang kebutuhan tubuh.
responden berpengetahuan cukup tentang
II. METODE PENELITIAN
responden mengalami anemia yaitu sebanyak 44 Penelitian dilakukan di wilayah Kelurahan
Sukoharjo pada tanggal 23 Maret-18 April 2016.
Jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan
terhadap kejadian anemia pada ibu hami trimester pendekatan proses keperawatan (nursing
III yang diteliti di Puskesmas Pleret Bantul process).
Yogyakarta yaitu dengan hasil bahwa mayoritas Populasi yang diambil adalah ibu hamil
responden mempunyai pola makan dengan yang mengalami anemia di wilayah Kelurahan
Pendidikan kesehatan adalah kegiatan serta dalam metode observasi langsung atau
menyebarkan pesan atau menanamkan keyakinan
asupan zat besi. Respon tindakan: subjektif; penambah darah selama kehamilan dan
Ny.S mengatakan kurang mengkonsumsi lebih tahu mengapa badannya mudah lelah
dan pucat.
mengkonsumsi obat penambah darah
karena selalu merasa mual setelah keperawatan 1): kolaborasi dengan pihak
lab dalam memantau kadar Hb. Respon
objektif; asupan zat besi dari makanan tidakan: subjektif; pasien menanyakan
dan tetapi obat penambah darah kurang
pada Ny.S. Tindakan keperawatan 2): menjadi 8 gr/dl. Tindakan keperawatan
mengkaji tingkat pengetahuan diit anemia 2): memotivasi motivasi pasien untuk
ibu hamil. Respon tindakan: subjektif; Ny.S mengubah kebiasaan makan. Respon
mengatakan belum tahu tentang diit anemia tindakan: subjektif; Ny.S mengatakan mau
melaksanakan diit anemia ibu hamil yang
dianjurkan perawat karena ingin bayi yang
tindakan keperawatan 1): memberikan dikandung tetap sehat dan kadar Hbnya
pendidikan kesehatan diit anemia ibu
hamil. Respon tidakan: subjektif; Ny.S kesehatan yang disampaikan pada tanggal
mengatakan bersedia diberi penyuluhan 24-03-2016 berhasil memotivasi ibu dalam
melaksanakan diit anemia ibu hamil.
objektif; Ny.S terlihat sangat memperhatikan
dan kooperatif dengan penkes yang keperawatan 1): kolaborasi dengan pihak
diberikan dengan adanya pertanyaan dari laboratorium dalam memantau kadar
Hb. Respon tidakan: subjektif; pasien
kopi dan teh?”. Tindakan keperawatan 2): mengatakan telah memeriksakan kadar
membantu pasien atau keluarga dalam
memahami kebutuhan untuk mematuhi
program terapi dan konsekuensi akibat Mengajarkan metode untuk perencanaan
tidak patuh. Respon tindakan: subjektif; makan. Respon tidakan: subjektif; Ny.S
Ny.S mengatakan sekarang lebih paham mengatakan sangat senang dengan
tentang pentingnya mengkonsumsi sayuran pemberian perencanaan contoh menu
hijau dan obat penambah darah selama makanan dalam mengatasi anemia dan
kehamilan dan lebih tahu akibat dari tidak
terlihat sangat antusias saat di ajarkan
metode perencanaan menu makanan diit
tentang asupan makanan yang dapat anemia ibu hamil.
mengatasi anemianya dan mengetahui Tindakan keperawatan 3): memantau
fungsi pentingnya mengkonsumsi obat keadekuatan asupan zat besi. Respon
tidakan: subjektif; Ny.S mengatakan sudah Data objektif; kadar Hb naik menjadi
mengubah kebiasaan makan dengan
saat diajarkan metode perencanaan
Ny.S mengatakan sekarang lebih banyak
mengkonsumsi sayuran hijau yaitu sayur anemia ibu hamil sudah diterapkan oleh
mengatakan rasa letih sudah mulai sedikit planning: intervensi lanjutkan; 1) pantau
Ny.S mengatakan sekarang sudah rutin yang dirasakan Ny.S mengatakan bahwa
badannya terasa cepat lelah selama usia
Ny.S mengatakan rasa letih sudah mulai kehamilan 7 bulan. Keluhan yang dialami
sedikit berkurang
karakteristik yang muncul pada kurang yang paling efektif untuk mengatasi
pengetahuan adalah memverbalisasikan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan selama 1 bulan.
3. Perencanaan Keperawatan Intervensi keperawatan menurut
Intervensi keperawatan adalah ONEC yang telah penulis susun adalah:
tindakan yang dirancang untuk membantu Observation; 1) Kaji tingkat pengetahuan
klien dalam beralih dari tingkat kesehatan
saat ini ke tingkat yang diinginkan sesuai
pengetahuan diit anemia ibu hamil. persiapan khusus untuk membuat dan
Faktor yang mempengaruhi tingkat
pengetahuan seseorang sebagai berikut: Waktu pemberian pendidikan kesehatan
terhindar dari suara bising TV dan dengan asam folat dan kadar hemoglobin terhadap
metode ceramah. Hal tersebut membantu pertumbuhan otak janin. Diperlukan
memfokuskan pasien dalam menerima upaya untuk menurunkan anemia dengan
materi pendidikan kesehatan yang diberikan pemantauan konsumsi Fe pada ibu
oleh perawat sehingga pasien akan lebih hamil dan peningkatan pemahaman ibu
kooperatif. Hal ini dibuktikan dengan adanya hamil tentang pentingnya asam folat bagi
sebuah pertanyaan dari Ny.S dalam materi janinnya. Tindakan selanjutnya memotivasi
diit anemia ibu hamil yang disampaikan klien untuk mengubah kebiasaan makan.
.
. Sukoharjo: Dinkes Sukoharjo.
https://www.scribd.com/doc/181706757/
Jebres Surakarta.
Supariasa. 2012. Pendidikan dan Konsultasi Gizi.
Jakarta : EGC
Syafrudin. .2011. Untaian Materi Penyuluhan KIA
Jakarta. TIM.
Buku Saku
Jakarta:
EGC.
Wigutomo Gozali *
Jurusan D3 Kebidanan Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Ganesha
ARTICLEINFO ABSTRAK
Article history:
Received 19 May 2018
Pola makan merupakan berbagai infromasi yang memberikan
Received in revised form
10 June 2018 gambaran mengenai macam dan jumlah bahan makanan yang
Accepted 28 July 2018 dikonsumsi setiap hari oleh satu orang. Pola makan yang kurang baik
Available online 25 August menjadi salah satu penyebab terjadinya anemia pada masa kehamilan
2018 karena kurangnya konsumsi makanan yang mengandung zat besi.
Anemia pada ibu hamil akan mengakibatkan peningkatan risiko
Kata Kunci:
Ibu hamil, anemia, pola pendarahan pada saat persalinan dan berat badan bayi lahir rendah.
makan Pada penelitian ini menganalisa tentang hubungan pola makan dengan
kejadian anemia pada ibu hamil. Penelitian ini merupakan jenis
Keywords: penelitian korelasional dengan pendekatan cross sectional. Variabel
pregnant woman, anemia,
food pattern.
dependen pada penelitian ini adalah pola makan, sedangkan variabel
independennya yaitu anemia pada ibu hamil. Pengambilan sampel
menggunakan total sampling dengan jumlah sampel sebanyak 25
orang. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner dan
pemeriksaan Hb (haemoglobin) ibu hamil menggunakan meode sahli.
Analisa data menggunakan uji statistik korelasi pearson product
moment. Hasil penelitian ini menunjukkan sebagain besar 17 (68%)
responden mengalami anemia ringan dan 11 (44%) responden memiliki
pola makan yang cukup. Pola makan pada ibu hamil berhubungan
bermakna dengan kejadian anemia (p<0,05). Hubungan antara pola makan dengan kejadian anemia
kuat, dengan intrepretasi semakin kurang pola makan ibu hamil maka kejadian anemia semakin tinggi.
Ibu hamil diharapkan memiliki pola makan yang baik sesuai jumlah kebutuhan pada masa kehamilan.
ABSTRACT
Diet is a variety of infromasi that provides an overview of sorts and the amount of food
consumed daily by one. Eating less well causes of the anemia in pregnancy because of the lack of
food consumption containing iron. Anemia for pregnant women will lead to increased risk bleeding
when childbirth and weight baby low birth. In this research analyst about the relationship with dietary
pattern and anemia for pregnant women. The research is the kind of research the correlational cross
sectional. Dependent variable on research is diet, and independent variable is anemia for pregnant
women. The sample total of sampling use of samples from 25 people. Data collection with the
questionnaire and Hb test pregnant women using sahli method. Analysis of data using the statistical
perarson correlation product moment. This research result indicates most of 17 (68 %) respondents
experienced mild anemia and 11 (44 %) respondents adequate eating. Dietary pattern for pregnant
women associated with anemia (p <0,05 ). The relation between dietary pattern and anemia is strong
with interpretation the poor dietary pattern, the anemia would be higher. Pregnant women are
expected to have a good diet according to the type and amount of required in pregnancy.
*
Corresponding author.
E-mail addresses: wigutomogozali@gmail.com (Wigutomo Gozali)
International Journal of Natural Sciences and Engineering, Vol. 2, No. 3, Tahun 2018, pp. 117-122 118
1. Pendahuluan
Tingginya angka kematian ibu di Indonesia masih merupakan masalah yang menjadi prioritas di
bidang kesehatan. Penyebab langsung kematian ibu terbanyak adalah perdarahan, infeksi, dan keracunan
kehamilan. Penyebab kematian langsung dapat bersifat medik maupun non medik. Faktor non medik
diantaranya keadaaan kesejahteraan ekonomi keluarga, pendidikan ibu, lingkungan hidup dan perilaku.
Faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi status kesehatan ibu, dimana status kesehatan ibu
merupakan faktor penting penyebab kematian ibu (Amiruddin, 2007). Penyakit dan status gizi yang buruk
turut mempengaruhi status kesehatan ibu. Salah satu kematian obstetrik tidak langsung pada kasus
kematian ibu adalah anemia. Menurut Mariana (2018) Anemia juga merupakan salah satu masalah gizi
utama di Indonesia. Resiko anemia gizi besi ini dapat menyebabkan produktivitas kerja rendah, daya
tahan tubuh terhadap penyakit menurun, kemampuan belajar anak sekolah rendah, peningkatan bobot
badan ibu hamil rendah dan kelahiran bayi premature. Anemia dalam kehamilan adalah suatu keadaan
diamana kadar hemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari 10 gr/dl (Wasnidar, 2009).
Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen darah, elemen
tidak adekuat atau kurangnya nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah yang
mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah (Utami 2015). Anemia disebabkan
defisiensi beberapa zat gizi seperti zat besi, dan vitamin B12. Anemia gizi pada masa kehamilan sering
diidentikkan dengan anemia zat besi. Setiap ibu hamil harus memiliki status gizi yang baik dengan pola
makan yang teratur dan bergizi seimbang. Gizi seimbang yaitu pola makan sehari-hari yang sesuai dengan
kebutuhan gizi setiap individu untuk hidup sehat dan produktif. Menurut Arisman, dkk, (2007) penyebab
Anemia selama kehamilan adalah sebagai berikut : a) Kurangnya mengkonsumsi makanan yang kaya akan
zat besi, terutama yang berasal dari sumber hewani yang mudah diserap, b) Kekurangan zat besi karena
kebutuhan zat besi yang meningkat seperti pada kehamilan, c) Kehilangan zat besi berlebihan pada
perdarahan termasuk saat haid berlebihan, sering melahirkan dengan jarak yang dekat, d) Pemecahan
eritrosit yang terlalu cepat (hemolisis)
Pola makan yang tidak seimbang akan menyebabkan ketidakseimbangan zat gizi yang masuk
kedalam tubuh dan dapat menyebabkan terjadinya kekurangan gizi atau sebaliknya pola konsumsi yang
tidak seimbang juga mengakibatkan zat gizi tertentu berlebih dan menyebabkan terjadinya gizi lebih
(Waryana, 2010). Pada ibu hamil terdapat penambahan kebutuhan zat gizi di setiap trimester. Pola makan
yaitu gambaran mngenai amcam dan jumlah bahan makanan yang dimakan tiap hari oleh satu orang
(Santoso, 2010). Agar mencapai gizi seimbang maka setiap ibu hamil diharapkan mengonsumsi minimal
satu jenis makanan yang bersumber dari bahan makanan karbohidrat, protein hewani, protein nabati,
sayuran dan buah, selain itu jumlah makanan disesuikan dengan kebutuhan ibu hamil (Santoso, 2004).
Petunjuk pola makan yang sehat adalah makanan yang dikonsumsi memiliki jumlah kalori dan zat gizi
yang sesuai dengan kebutuhan seperti karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, serat dan air. Selain
itu, pola makan harus diatur secara rasional, yaitu 3 kali sehari (pagi, siang dan malam). (Krisnatuti,
2005). Zat-zat yang dibutuhkan ibu Hamil meliputi a) Kalori, b) Asama Folat, c) Protein, d) Kalsium, e)
Vitamin, f) zat Besi, g) Vitamin C, h) Vitamin D
Faktor-faktor yang mempengaruhi Pola makan adalah pengetahuan, budaya setiap daerah, sosial
ekonomi dan lingkungan social, Pencegahan dan perawatan ibu hamil dengan anemia dapat dilakukan
dengan perbaikan pola makan dan kebiasaan makan yang sehat serta mengkonsumsi bahan kaya protein,
zat besi dan asam folat pada saat kehamilan. Walaupun wanita hamil berhenti menstruasi, tambahan besi
tetap diperlukan untuk fetus, plasenta dan peningkatan volume darah ibu. Jumlah ini mendekati 1000 mg
besi, lebihbesar ketika memasuki awal kehamilan. Kebutuhan per hari selama kehamilan meningkat dari
0,8 per hari dalam trisemester pertama naik menjadi 6.3 mg per hari dalam trisemester ketiga. Intervensi
yang paling mudah dan paling luas jangkauannya adalah melalui institusi Posyandu dan Puskesmas
(Prawiirohardjo, 2006)
Prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia cukup besar yaitu 20-80 %. Berdasarkan laporan
KIA Dinas Kesehatan Provinsi Bali tahun 2006 terdapat 2,32% ibu hamil mengalami anemia dari 67187
orang ibu hamil. Dari laporan KIA Dinas Kabupaten Buleleng bahwa tahun 2006 terdapat 11693 orang ibu
hamil, dimana 336 orang (2,9%) diantaranya menderita anemia. Laporan KIA tahun 2006 di Puskesmas
Buleleng III terdapat 3,6 persen dari 786 ibu hamil mengalami anemia. Persalinan pada wanita dengan
anemia defisiensi besi dapat menyebabkan 12 28% angka kematian janin, 30% kematian perinatal dan 7-
10% angka kematian neonatal (Riswan, 2003). Dinas kesehatan Provinsi Bali maupun Kabupaten
Bulelenng menargetkan tidak ada ibu hamil yang menderita anemia. Banyaknya ibu hamil yang menderita
anemia disebabkan oleh asupan gizi dan pola maka yang kurang baik. Konsumsi makanan yang
mengandung zat besi sangat dibutuhkan oleh ibu dan janin. Pada masa kehamilan diperlukan tambahan
zat besi sebesa 9 gram pada trimester dua dan 13 gram pada trimester tiga. Anemia pada ibu hamil dapat
menyebabkan risiko persalinan prematuritas meningkat, kelahiran bayi berat lahir rendah (BBLR), risiko
perdarahan sebelum dan saat persalinan, serta infeksi pada masa nifas yang berakibat kematian ibu dan
janinnya (Manuaba, 2005). Pada ibu hamil yang menderita anemia ditandai dengan keluhan cepat lelah,
sering, pusing, dan mata berkunang-kunang (Depkes RI, 2004). Penyebab paling umum dari anemia pada
kehamilan adalah kekurangan zat besi, asam folat, dan perdarahan akut dapat terjadi karena interaksi
antara keduanya (Noverstiti, 2012)
Dalam mengatasi masalah anemia pada ibu hamil, pemerintah memiliki program pemberian tablet
Fe secara rutin minimal 90 tablet selama masa kehamilan, serta memberikan penyuluhan mengenai
kebutuhan gizi dan pola makan yang baik pada masa kehamilan (Depkes RI,2004). Setiap individu
memiliki pola makan yang berbeda-beda karena pola makan ini berhubungan dengan kondisi wilayah,
soaial budaya dan kebiasaan hidup (Santoso,2004). Pola makan yang kurang tepat pada ibu hamil masih
banyak dijumpai di masyarakat kita. Melihat permasalahan di atas peneliti tertarik meneliti tentang
hubungan pola makan terhadap kejadian anemia pada ibu hamil di Desa Alasangker Wilayah Kerja
Puskesmas Bulelelng III Kabupaten Buleleng. Karena masih tingginya kejadian anemia di wilayah tersebut.
2. Metode
Jenis penelitian ini adalah kolerasional yang berfungsi untuk mengkaji hubungan antar variabel,
yang bertujuan mengungkapkan hubungan korelatif antar variabel, hubungan korelatif mengacu pada
kecenderungan bahwa variasi suatu variabel diikuti oleh variabel yang lain. Peneliti dapat mencari,
menjelaskan suatu hubungan, memperkirakan, menguji berdasarkan teori yang ada (Nursalam, 2001).
Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional dimana pada penelitian ini variabel sebab akibat
yang terjadi pada obejek penelitian secara simultan dalam waktu yang bersamaan, untuk memperoleh
data yang lebih lengkap dilakukan dengan cepat (Notoatmodjo, 2002).
Penelitian ini dilakukan di Desa Alasangker Wilayah Kerja Puskesmas Buleleng III, Kecamatan
Buleleng, Kabupaten Buleleng karena di wilayah ini masih banyak terdapat ibu hamil anemia. Populasi
adalah keseluruhan obyek penelitian atau obyek yang akan diteliti (Notoatmojo, 2005). Populasi
penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang berada di Desa Alasangker Wilayah Kerja Puskesmas
Buleleng III . Sampel adalah sebagian dari keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh
populasi (Notoatmojo, 2005). Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah Nonprobability
Sampling yaitu Total Sampling. Total sampling adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel atau responden. Seluruh ibu hamil di Desa Alasangker sebanyak 31
orang menjadi sampel atau responden pada penelitian ini. Data yang diambil yaitu karakteristik dan pola
makan responden dengan bantuan kuesioner serta kadar Hb menggunakan metode sahli.
Dari 25 responden, yang memiliki pola makan yang sangat baik adalah sebanyak 3 (12%)
responden, pola makan baik sebanyak 9 (36%) responden, pola makan yang cukup 11 (44%) responden,
dan pola makan kurang 2 (8%) responden. Sebagai responden memiliki pola makan yang cukup
mengkonsumsi makanan 3 kali makan dalam sehari, jenis makanan yang dikonsumsi yaitu nasi, lauk,
sayur, dan buah. Jenis lauk yang dikonsumsi nabati seperti tempe, tahu dan kacang-kacangan serta lauk
hewani daging, ikan, hati,udang, olahan. Lauk hewani dan nabati dikonsumsi 3 potong dalam sehari.
Makanan ibu hamil memiliki dampak pada kehamilan, pada perkembangan janin dan juga pada kesehatan
ibu dan anak. Makanan yang dikonsumsi seorang wanita hamil merupakan sumber utama nutrisi untuk
bayi. Hal ini penting bagi wanita hamil untuk memahami apa jenis makanan yang terbaik bagi mereka
serta bayi mereka karena dapat melindungi kesehatan ibu dan memberikan pertumbuhan optimal dan
perkembangan bayi yang dikandungnya.
Dari 25 responden, yang tidak mengalami anemia sebanyak 8 (32%) responden, anemia ringan
sebanyak 17 (68%) responden dan tidak ada responden yang mengalami anemia berat. Anemia pada ibu
hamil merupakan suatu keadaan terjadinya kekurangan zat besi dalam tubuh ibu hamil dimana kadar Hb
kurang dari 11 gram %. Berdasarkan hasil penelitian sebagai besar responden mengalami anemia ringan
(Hb 8-11 gram %). Menurut Astuti (2018) meningkatnya kejadian anemia dengan bertambahnya umur
kehamilan disebabkan terjadinya perubahan fisiologis artinya, semakin besar usia kehamilan maka kadar
Hb-nya semakin rendah. Semakin rendahnya kadar Hb mengimplikasikan semakin besarnya resiko
menderita anemia. Selain karena asupan makanan yang kurang, hal ini juga disebabkan oleh tingkat
pendidikan responden menengah ke bawah (SD dan SMP) yaitu 14 orang (56%) responden. Menurut
Mubarak (2006) makin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin mudah menerima informasi
sehingga makin banyak juga pengetahuan yang dimiliki.
Wigutomo Gozali / Hubungan Pola Makan dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Buleleng III
International Journal of Natural Sciences and Engineering, Vol. 2, No. 3, Tahun 2018, pp. 117-122 120
Terdapat hubungan yang signifikan (p <0,05) pola makan dengan kejadian anemia pada ibu hamil.
Dari koefisien r hitung = 0,93 (93%). Hal ini berarti 93% anemia dipengaruhin oleh pola makan.
Sedangkan 7% disebabkan oleh faktor lain. Terdapat hubungan kuat negatif antara pola makan dengan
kejadian anemia r = 0,964. Hal ini sesuai dengan pendapat bahwa semakin kurang baik pola makan maka
akan semakin tinggi angka kejadian anemia pada ibu hamil (Amiruddin, 2007). Pola makan yang baik bagi
ibu hamil harus memenuhi sumber karbohidrat , protein dan lemak serta vitamin dan mineral, yang
disesuaikan dengan kebutuhan selama masa kehamilan (Budiyanto, 2002). Pola makan disini menyangkut
jenis dan jumlah makanan, dimana jenis dan jumlah makanan yang harus dipenuhi pada masa kehamilan
yaitu nasi/pengganti 4-5 ½ piring, lauk hewani 4-5 potong, lauk nabati 2-4 potong sayuran 2-3 mangkok,
buah-buahan 3 potong, minum air tidak kurang dari 8 gelas perhari. Pola makan yang kurang baik
merupakan salah satu faktor terjadinya anemia pada masa kehamilan terutama karena kurangnya
konsumsi makanan yang kaya akan zat besi (Depkes RI, 2004). Pada masa kehamilan sering terjadi
kekurangan zat besi sehingga terjadi penurunan kadar Hb yang disebabkan oleh hermodilusi dalam tubuh
ibu hamil dan kurang baiknya pola makan serta konsumsi makanan yang mengandung zat besi. Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Pertiwi (2013) yang menunjukkan bahwa
terdapat hubungan antara pola makan dengan kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah kerja
Puskesmas Kerjo Kabupaten Karanganyar. Hasil penelitian sejalan dengan penelitian Suranto (2013),
dengan judul hubungan antara pola makan dengan terjadinya anemia pada ibu hamil di Puskesmas Dawe
Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus, dengan hasil penelitian sebagian besar ibu hamil memiliki kuantitas
makanan dalam kategori kurang sebanyak (46,9%), sebagian besar ibu jenis makanan kurang (50%),
sebagian besar cara memasak makanan ibu hamil dalam kategori kurang (46,9%), dan ada hubungan
kuantitas, jenis makanan dan cara memasak makanan dengan terjadinya anemia pada ibu hamil di
Puskesmas Dawe Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus.
Dan didukung juga penelitian Pertiwi (2013), dengan judul hubungan antara pola makan dengan
kejadian anemia pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Kerjo Kabupaten Karanganyar, dengan hasil
penelitian 49% ibu hamil memiliki kebiasaan makan utama < 3 kali sehari, 16,3% ibu hamil
mengkonsumsi kurang dari 5 jenis makanan sehari, 36,7 ibu hamil mengalami anemia dan 63,3% tidak
anemia, ada hubungan antara frekuensi makan denga kejadian anemia (p=0,002), ada hubungan antara
jenis makanan dengan kejadian anemia (p=0,01), dan disimpulkan hasil penelitian terdapat hubungan
pola makan dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
Sandrayayuk dkk (2013), dengan judul hubungan pola makan dengan kejadian anemia pada ibu hamil
trimester III di Puskesmas Pleret Bantul, dengan hasil ada hubungan pola makan dengan kejadian anemia
pada ibu hamil trimester III di Puskesmas Pleret Bantul. Dengan 43,3% ibu hamil pola makan baik, 50%
ibu hamil pola makan sedang 6,7% ibu hamil pola makan kurang, 43,3% ibu hamil tidak anemia, 53,3%
ibu hamil anemia ringan, 3,3 % ibu hamil anemia sedang.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Sebagian besar ibu hamil
memiliki pola makan cukup yaitu sebanyak 11 (44%) responden, 2) Ibu hamil yang mengalami anemia
ringan sebanyak 17 (68%) responden, 3). Terdapat hubungan yang signifikan antara pola makan dengan
kejadian anemia pada ibu hamil di Desa asalangsker, Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng. Ibu hamil
diharapkan memiliki pola makan yang baik sesuai jenis dan jumlah kebutuhan pada masa kehamilan.
Daftar Rujukan
Amiruddin, R., Wahyuddin (2007). Studi kasus kontrol faktor biomedis terhadap kejadian anemia ibu
hamil di Puskesmas Bantimurung. Jurnal Medika Nusantara Vol. 25 No. 2.
Arisman, dkk, 2003. Anemia Defisiensi Zat Besi pada Ibu Hamil di Indonesia (Evidenced Based). Diakses
tanggal 14 Pebuari 2012. http://ridwanamiruddin.wordpress.com
Astutia, Dwi, Ummi Kulsumb. 2018. POLA MAKAN DAN UMUR KEHAMILAN TRIMESTER III DENGAN
ANEMIA PADA IBU HAMIL. Indonesia Jurnal Kebidanan Vol. 2 No.1 (2018) 24-30
Hendrayani, M. D., Sawitri, A. A. S., Karmaya, M.Perilaku Pemeriksaan Antenatal sebagai Faktor Risiko
Anemia Gizi Ibu Hamil di Puskesmas II Denpasar Selatan Tahun 2012. Public Health and Preventive
Medicine Archive. 1 (1); 2013.
Krisnatuti., 2005, Anemia pada ibu hamil . Diakses 29 Januari 2013, dari
http://content.nejm.org/cgi/content/full/34 5/11/790
Mariana, Dina, Dwi Wulandari, Padila. 2018. Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu
Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas. Jurnal Keperawatan Silampari (JKS) Volume 1, No 2, Januari-
Juni 2018 pp 108-122.
Mubarak,W.I, dkk. Buku Ajar Ilmu Komunitas 2, Teori dan Aplikasi Dalam Praktek .Jakarta. CV. Agung
Seto.2006.
Noto Admodjo, 2005 Kesehatan Masyarakat dan Promosi Kesehatan, Jakarta Eka Cipta
Nurhidayati, A., Erlyn, H. 2014. Hubungan Asupan Nutrisi dengan Kadar Hb pada Ibu Hamil di BPS Suratini
Suwarno Surakarta. Jurnal KesMaDaSka. Januari: 21 – 27
Pertiwi, Aldila Septiana. 2013. Hubungan Antara Pola Makan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di
Wilayah Kerja Puskesmas Kerjo Kabupaten Karanganyar. Jurnal Program Studi Gizi Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Riswan, M. 2003. Anemia Defisiensi Zat Besi Pada Wanita Hamil Dibeberapa Praktik Bidan
Sandrayayuk, M, Benny, W, Jolie S. (2013) Hubungan Status Gizi Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil
Di Wilayah Kerja Puskesmas Tuminting Kec. Tuminting Kota Manado. Ejournal Keperawatan.
Salman, Y., Ideris, Siti, M. M. 206. Hubungan Pola Konsumsi Zat Besi dan Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet
Fe dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Sambung Makmur Tahun
2015. Jurkessia. 6 (2): 51 – 58
Setyawati B, Syauqy A. (2013). Perbedaan Asupan Protein, Zat Besi, Asam Folat, dan Vitamin B12 Antara
Ibu Hamil Trimester III Anemia dan Tidak Anemia di Puskesmas Tanggungharjo Kabupaten
Grobogan. Journal of Nutrition College, Vol 3, No1. 2014. P 228-234 dalam situs.
http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jnc. diakses tanggal 12 Juni 2017.
Utami, Baiq Nurlaily, Surjani , Eko Mardiyaningsih. 2015. Hubungan Pola Makan Dan Pola Menstruasi
Dengan Kejadian Anemia Remaja Putri. Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of
Nursing), Volume 10, No.2.
Wahyuningsih, Ida Sri, Sri EndangWahyuningsih. 2013. HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN
ANEMIA PADA IBU HAMIL DI BIDANPRAKTIK MANDIRI KABUPATENDEMAK. Dinamika Kebidanan
vol.3no.1
Wigutomo Gozali / Hubungan Pola Makan dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Buleleng III
International Journal of Natural Sciences and Engineering, Vol. 2, No. 3, Tahun 2018, pp. 117-122 122
Wasnidar T. Buku Saku Anemia pada Ibu Hamil dan Konsep Penatalaksanaan. Jakarta: Trans Info Media;
2009
Waryana . 2010. Gizi Reproduksi. Yogyakarta : Pustaka Rihan.
Zubir. 2018. Hubungan Pola Makan dengan Kejadian Anemia pada Remaja Putri SMK Kesehatan AsSyifa
School Banda Aceh. Serambi Saintia, Vol. VI, No. 2
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pola makan dan kejadian
anemia pada ibu hamil di Puskesmas Jalan Gedang Kota Bengkulu. Metode penelitian
yang digunakan adalah desain cross sectional analitik deskriptif. Hasil dari 30
responden adalah separuh responden (50,0%) memiliki pola makan yang tidak sehat,
hampir setengah dari responden (26,7%) mengalami anemia. Berdasarkan Chi-Square
test p-value = 0,035. Simpulan dari penelitian ini menunjukkan ada hubungan antara
diet dan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Jalan Gedang Kota Bengkulu.
ABSTRACT
This study aims to determine the relationship between eating patterns and the incidence
of anemia in pregnant women at the Jalan Gedang Health Center in Bengkulu City. The
research method used is descriptive analytic cross sectional design. The results of 30
respondents are half of respondents (50.0%) have unhealthy eating patterns, almost half
of respondents (26.7%) have anemia. Based on the Chi-Square test p-value = 0.035.
The conclusion from this study shows that there is a relationship between diet and
anemia in pregnant women at the Puskesmas Jalan Gedang, Bengkulu City.
108
2018. Jurnal Keperawatan Silampari 1 (2) 108-122
PENDAHULUAN
Tujuan pembangunan kesehatan nasional salah satunya meningkatkan
kemampuan dan kesadaran hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud kesehatan
masyarakat yang optimal, melalui terciptanya masyarakat bangsa dan negara Indonesia
yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dengan prilaku sehat dan lingkungan yang
sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu serta
dapat diperoleh secara adil dan merata demi terwujudnya derajat kesehatan yang
optimal. Untuk mendukung tujuan tersebut maka salah satu tujuan utamanya adalah
menurunkan angka kematian ibu dan bayi (Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu, 2015).
Salah satunya indikator keberhasilan pembangunan dalam bidang kesehatan dapat
dilihat dari tinggi rendahnya angka kematian ibu dan bayi. Berdasarkan penelitian
WHO diseluruh dunia terdapat kematian ibu sebesar 500.000 jiwa pertahun dan
kematian bayi khususnya neonatus sebesar 10.000 jiwa per tahun. Kematian maternal
dan bayi tersebut terjadi terutama di negara berkembang sebesar 99 %. Kematian ibu di
Indonesia masih berkisar 425/100.000 persalinan hidup. Sedangkan kematian bayi
sekitar 56/10.000 persalinan hidup. Salah satu penyebab kematian pada ibu hamil
adalah anemia dalam kehamilan (Manuaba, 2010).
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi anemia pada ibu
hamil di Indonesia sebesar 37,1 %. Pemberian tablet Fe di Indonesia pada tahun 2015
sebesar 85 %. Presentase ini mengalami peningkatan dibandingkan pada tahun 2014
yang sebesar 83,3 %. Meskipun pemerintah sudah melakukan program penanggulangan
anemia pada ibu hamil yaitu dengan memberikan 90 tablet Fe kepada ibu hamil selama
periode kehamilan dengan tujuan menurunkan angka anemia ibu hamil, tetapi kejadian
anemia masih tinggi (Kementerian Kesehatan RI, 2013).
Berdasarkan profil Dinas Kesehatan Kota Bengkulu Tahun 2012, angka kejadian
ibu hamil dengan anemia sebesar 170 orang dari jumlah 6.856 ibu hamil, tahun 2013
angka kejadian ibu hamil dengan anemia sebesar 168 orang dari jumlah 7.251 ibu
hamil, dan tahun 2014 angka kejadian ibu hamil dengan anemia sebesar 279 orang dari
jumlah 7.093 ibu hamil. Puskesmas Jalan Gedang merupakan puskesmas yang memiliki
jumlah penderita anemia pada ibu hamil terbanyak dibandingkan puskesmas lainnya di
wilayah Kota Bengkulu dengan jumlah penderita anemia ibu hamil setiap tahunnya
selalu meningkat, tahun 2014 sebesar 60 orang dari 429 orang ibu hamil (Dinkes Kota
Bengkulu, 2015).
Anemia merupakan masalah kesehatan masyarakat terbesar di dunia terutama bagi
kelompok wanita usia reproduksi (WUS). Menurut WHO secara global prevalensi
anemia pada ibu hamil di seluruh dunia adalah sebesar 41,8 %. Salah satu penyebab
anemia pada kehamilan yaitu paritas dan umur ibu. Anemia pada wanita usia subur
(WUS) dapat menimbulkan kelelahan, badan lemah, penurunan kapasitas/kemampuan
atau produktifitas kerja. Penyebab paling umum dari anemia pada kehamilan adalah
kekurangan zat besi, asam folat, dan perdarahan akut dapat terjadi karena interaksi
antara keduanya (Noverstiti, 2012).
Anemia juga merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia. Resiko
anemia gizi besi ini dapat menyebabkan produktivitas kerja rendah, daya tahan tubuh
terhadap penyakit menurun, kemampuan belajar anak sekolah rendah, peningkatan
bobot badan ibu hamil rendah dan kelahiran bayi prematur. Jalan pintas untuk
penentuan anemia menggunakan Hb sebagai indikator telah disarankan oleh WHO dan
anemia gizi ditetapkan sebagai masalah kesehatan masyarakat Indonesia secara
universal. Penyebab anemia tersering adalah defisiensi zat-zat nutrisi. Seringkali
109
2018. Jurnal Keperawatan Silampari 1 (2) 108-122
defisiensinya bersifat multipel dengan manifestasi yang disertai infeksi, gizi buruk atau
kelainan herediter. Namun penyebab mendasar anemia nutrisional meliputi asupan yang
tidak cukup, absorbsi yang tidak adekuat, bertambahnya zat gizi yang hilang dan
kebutuhan yang berlebihan. Sekitar 95% anemia dalam kehamilan disebabkan oleh
defisiensi gizi (Proverawati, 2011).
Anemia pada ibu hamil adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin dibawah 11
gr % pada trimester 1 dan 3 atau kadar hemoglobin < 10,5 gr % pada trimester 2
(Soebroto, 2010). Dampak anemia pada janin antara lain abortus, terjadi kematian
intrauterin, prematuritas, berat badan lahir rendah, cacat bawaan dan mudah terkena
infeksi. Pada ibu, saat kehamilan dapat mengakibatkan abortus, persalinan prematuritas,
ancaman dekompensasi kordis dan ketuban pecah dini. Pada saat persalinan dapat
mengakibatkan gangguan his, retensio plasenta dan perdarahan post partum karena
atonia uteri (Styawati, 2013).
Pada masa kehamilan zat gizi diperlukan untuk pertumbuhan organ reproduksi ibu
maupun untuk pertumbuhan janin. Kebutuhan zat besi ibu selama kehamilan adalah 800
mg besi diantaranya 300 mg untuk janin plasenta dan 500 mg untuk pertambahan
eritrosit ibu, untuk itu ibu hamil membutuhkan 2-3 mg zat besi tiap hari (Manuaba,
2010). Pola makan masyarakat Indonesia pada umumnya mengandung sumber besi
hewani yang rendah dan tinggi sumber besi nabati yang merupakan penghambat
penyerapan gizi (FKM UI, 2007).
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya anemia kehamilan
diantaranya gravida, umur, paritas, tingkat pendidikan, status ekonomi dan kepatuhan
konsumsi tablet Fe dan pola makan (Keisnawati dkk, 2015). Hasil penelitian Ridayanti
(2012), menyebutkan bahwa ibu hamil dengan anemia juga disebabkan oleh faktor
primigravida. Ibu promigravida yang mengalami anemia kehamilan sebesar 44,6%
sedangkan ibu multigravida yang mengalami anemia kehamilan sebesar 12,8%. Hal
tersebut disebabkan ibu primigravida belum mempunyai pengalaman untuk menjaga
kesehatan kehamilan dari kehamilan sebelumnyakarena baru pertama kali hamil (Farsi,
2011).
Pola makan yang baik selama kehamilan dapat membantu tubuh mengatasi
permintaan khusus karena hamil, serta memiliki pengaruh positif pada kesehatan bayi.
Pola makan sehat pada ibu hamil adalah makanan yang dikonsumsi oleh ibu hamil harus
memiliki jumlah kalori dan zat-zat gizi yang sesuai dengan kebutuhan seperti
karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, serat dan air (Manuaba, 2010). Pola
makan ini dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu kebiasaan, kesenangan, budaya, agama,
taraf ekonomi dan alam. Sehingga faktor-faktor yang mengalami pola makan ibu hamil
tersebut berpengaruh pada status gizi ibu.
Pola makan seimbang terdiri dari berbagai makanan dalam jumlah dan
proporsi yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan gizi seseorang. Pola makan
yang tidak seimbang akan menyebabkan ketidakseimbangan zat gizi yang
masuk kedalam tubuh dan dapat menyebabkan terjadinya kekurangan gizi atau
sebaliknya pola konsumsi yang tidak seimbang juga mengakibatkan zat gizi
tertentu berlebih dan menyebabkan terjadinya gizi lebih (Waryana, 2010).
Kekurangan asupan gizi pada ibu hamil selama kehamilan selain berdampak
pada berat bayi lahir juga akan berdampak pada ibu hamil yaitu akan
menyebabkan anemia pada ibu hamil (Zulaikha, 2015).
Ibu hamil juga dianjurkan untuk mengonsumsi beragam makanan yang diolah dari
empat jenis pokok makanan, yaitu: beras atau alternatif penggantinya, buah-buahan,
110
2018. Jurnal Keperawatan Silampari 1 (2) 108-122
sayur-mayur, dan daging atau alternatif penggantinya. Makanan yang dikonsumsi setiap
harinya haruslah terdiri dari empat macam panganan ini. Hal ini disebabkan karena
masing-masing golongan makanan ini mengandung nutrisi yang berbeda-beda,
contohnya: daging serta alternatif penggantinya mengandung protein, namun tidak
mengandung vitamin C yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Dengan jeli memilih variasi
makanan yang dibutuhkan maka kita dapat memastikan jika makanan yang kita
konsumsi mengandung nutrisi yang seimbang (Keisnawati dkk, 2015). Jika pola makan
seimbang ini tidak terpenuhi, maka cenderung mengakibatkan anemia saat
kehamilannya.
Anemia kehamilan disebut potential danger to mother and child (potensial
membahayakan ibu dan anak). Dampak dari anemia pada kehamilan dapat terjadi
abortus, persalinan pre-maturitas, hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim,
mudah terjadi infeksi, perdarahan antepartum, ketuban pecah dini (KPD), saat
persalinan dapat mengakibatkan gangguan His, kala pertama dapat berlangsung lama,
dan terjadi partus terlantar, dan pada kala nifas terjadi subinvolusi uteri menimbulkan
perdarahan pospartum, memudahkan infeksi puerperium, dan pengeluarkan AS1
berkurang (Aryanti dkk, 2013).
Menurut data Puskesmas Jalan Gedang kejadian anemia pada ibu hamil tahun
2017 berjumlah 64 orang dari 302 orang ibu hamil TM I, II dan TM III. Berdasarkan
survey awal di wilayah kerja Puskesmas Jalan Gedang Kota Bengkulu tanggal 15
februari Tahun 2017 terhadap ibu hamil yang berkunjung ke Puskesmas Jalan Gedang
sebanyak 5 orang, 2 orang dikatakan petugas kesehatan Hb<11gr/dl. Setelah penulis
konfirmasi 5 orang ibu hamil mengatakan pola makannya tidak teratur dan menu
makanan yang disajikan pun seadanya, hal ini karena keadaan ekonomi yang kurang
memadai sedangkan harga keperluan semua mahal dan tablet Fe pun dikonsumsi tidak
teratur karena membuat ibu mual sehingga kebutuhan zat besi tidak tercukupi. Dan ibu
hamil memeriksakan kehamilanya hanya karena ada keluhan saja seperti pusing, mual,
bukan berdasarkan jadwal ANC.
Beberapa hasil penelitian pada masyarakat khususnya masyarakat pesisir anemia
dianggap wajar yang ditandai dengan keadaan pucat dengan gejala pusing,
lemah/kurang bergairah. Penyebab anemia menurut mereka karena ibu hamil kerja berat
dan malas makan. Dianggap sesuatu hal yang wajar sebagai konsekuensi dari setiap
kehamilan dan berusaha diatasi sendiri berdasarkan pengalaman dari generasi
sebelumnya yaitu cukup dengan mengurut-urut kepala ibu sambil banyak beristirahat.
Ibu hamil dalam menginterpretasikan masalah kesehatannya sendiri di dasarkan atas
gejala atau rasa sakit yang mereka alami. Ada ibu hamil yang beranggapan jika
gangguan kesehatan selama hamil adalah suatu hal yang wajar, ada juga yang
mengalami gejala atau rasa sakit selama hamil jika masih dalam taraf ringan mereka
berusaha mengatasi sendiri. Jika usaha tersebut ternyata tidak berhasil, baru kemudian
mencari pertolongan pelayanan kesehatan tradisional atau pun professional (Manoe,
2010).
111
2018. Jurnal Keperawatan Silampari 1 (2) 108-122
METODE PENELITIAN
Desain penelitian ini menggunakan survey analitik dengan rancangan cross-
sectional dimana pengukuran atau pengamatan variabel independen (pola makan pada
ibu hamil) dan variabel dependen (kejadian anemia) dilakukan dalam waktu bersamaan
dan hasilnya hanya menggambarkan situasi dan kondisi pada saat penelitian dilakukan
(Alimul, 2010).
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh
peneliti secara langsung (dari tangan pertama), sementara data sekunder adalah data
yang diperoleh peneliti dari sumber yang sudah ada (Alimul, 2010). Pengumpulan data
diambil dengan cara menyebarkan kuisioner yang berisi 20 pertanyaan kepada 30 orang
ibu hamil, dan hasil cek HB yang dilihat dari status pasien di Puskesmas Jalan Gedang
Kota Bengkulu pada akhir pemeriksaan ibu hamil. Analisa data menggunakan analisa
data univariat dan bivariat. Analisa dilakukan dengan tabulasi silang dan uji statistik
dengan menggunakan rumus Chi Square dengan derajat kepercayaan 95% bila p value <
0,05 menunjukkan hubungan bermakna dan tidak bermakna jika p value > 0,05.
HASIL PENELITIAN
Puskesmas Jalan Gedang terdiri dari Puskesmas Induk dan Pustu L.Butai,
K.Tebeng, dan SL.Baru. Program yang dilaksanakan di Puskesmas jalan gedang,
terdapat enam program yaitu Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Keluarga Berencana
(KB), Kesehatan Lingkungan, Pemberantasan Penyakit Menular (P2M), promosi
kesehatan, dan perbaikan gizi (Profil Puskesmas jalan gedang, 2017).
Fasilitas yang terdapat di Puskesmas Jalan Gedang Kota Bengkulu diantaranya 1
buah gedung Puskesmas, 3 buah gedung puskesmas pembantu, 1 buah kendaraan roda
empat, 6 buah kendaraan roda dua dengan kondisi 3 sangat baik dan 3 rusak ringan,
timbangan berat badan, pengukuran tinggi badan, body feat, Tensi meter, Brangkar,
Mikroskop, dan pemeriksaan mounth dental chair (Profil Puskesmas jalan gedang,
2017).
Tabel. 1
Distribusi Frekuensi Pola Makan Ibu Hamil
Berdasarkan hasil tabel 1 di atas dapat diketahui bahwa dari 30 responden yang
dijadikan sampel, terdapat sebagian responden (50,0%) memiliki pola makan yang tidak
sehat.
Tabel. 2
Distribusi Frekuensi Kejadian Anemia pada Ibu Hamil
112
2018. Jurnal Keperawatan Silampari 1 (2) 108-122
Berdasarkan hasil tabel 2 di atas dapat diketahui bahwa dari 30 responden yang
dijadikan sampel, terdapat hampir sebagian kecil responden (26,7%) mengalami
anemia.
Tabel. 3
Hubungan Pola Makan dengan Kejadian Anemia
Kejadian Anemia
Pola Makan Anemia Tidak Anemia Total P-value
N % n % n %
Tidak Sehat 7 46,7 8 53,3 15 100,0 0,035
Sehat 1 6,7 14 93,3 15 100,0
Berdasarkan hasil tabel 3 diatas menunjukkan bahwa dari 15 responden yang pola
makan tidak sehat terdapat hampir sebagian besar responden (46,7%) mengalami
anemia, sedangkan dari 15 responden yang pola makan sehat terdapat hampir seluruh
responden (93,3%) tidak mengalami anemia. Hasil analisis bivariat menggunakan uji
statistik Chi-square (Fisher's Exact Test) didapat nilai p-value = 0,035 < α 0,05 berarti
signifikan maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang menunjukan ada hubungan antara
pola makan dengan kejadian anemia pada ibu hamil.
PEMBAHASAN
Gambaran Pola Makan Ibu Hamil
Berdasarkan hasil tabel 1 di atas dapat diketahui bahwa dari 30 responden yang
dijadikan sampel, terdapat sebagian responden (50,0%) memiliki pola makan yang tidak
sehat.
Hal ini menunjukkan bahwa pola makan yang kurang baik saat kehamilan akan
menyebabkan asupan protein dan vitamin tidak sesuai dengan kebutuhan, metabolisme
tidak seimbang sehingga pembentukan Hb terhambat dan kebutuhan tubuh akan zat gizi
baik mikro maupun makro tidak terpenuhi, sehingga akan berakibat pada munculnya
berbagai masalah gizi dan anemia baik ringan, sedang maupun berat saat kehamilan
(Soetjiningsih, 2007).
Sejalan dengan teori menurut Nadeak (2011) pola makan adalah cara seseorang,
kelompok orang dan keluarga dalam memilih jenis dan jumlah bahan makanan yang
dimakan setiap hari oleh satu orang atau lebih dan mempunyai khas untuk satu
kelompok tertentu. Penanaman pola makan yang beraneka ragam makanan harus
dilakukan sejak bayi, saat bayi masih makan nasi tim, yaitu ketika usia baru enam bulan
ke atas, ibu harus tahu dan mampu menerapkan pola makan sehat. Selama masa hamil
atau menyusui ibu harus memperhatikan makanan yang dikonsumsi. Makanan bergizi
adalah makanan yang mengandung zat tenaga, zat pembangun, dan zat yang sesuai
dengan kebutuhan gizi. Makanan bergizi ini untuk memenuhi kebutuhan janin dan
meningkatkan produksi ASI (Soetjiningsih, 2012).
Kehamilan adalah suatu anugerah terindah yang diberikan oleh Tuhan kepada
setiap perempuan di dunia. Menjaga pola hidup sehat dan makanan bergizi adalah salah
satu cara untuk menjaga anugerah dari Tuhan. Pola makanan sehat dengan menu
seimbang sangat penting untuk perkembangan janin dalam kandungan. Tetapi kadang
kala calon ibu kurang memperhatikan hal tersebut. Padahal dengan cara itulah janin
dalam kandungan menjadi sehat sampai dengan bayi itu dilahirkan. Wanita sebagai
113
2018. Jurnal Keperawatan Silampari 1 (2) 108-122
calon ibu harus di dorong makan makanan yang banyak mengandung gizi. Karena pada
saat masa kehamilan kebutuhan akan kalsium, zat besi, dan asam folat meningkat
(Manuaba, 2010).
Pola makan ibu selama masa kehamilannya membutuhkan tambahan-tambahan
zat besi dan tambahan multivitamin, kebutuhannya akan zat besi hampir dua kali lipat.
Untuk mendapatkan lebih banyak manfaat zat besi ibu harus banyak konsumsi sayuran,
seperti buncis, artichoke, dan kacang merah, serta mengkombinasikan dengan makanan-
makanan yang mengandung vitamin C, seperti buah-buahan sitrusg, brokoli, paprika,
maupun stroberi. Hal ini disebabkan zat besi yang berasal dari tumbuhan tidak diserap
seefektif kandungan zat besi dari daging merah, ikan, dan daging unggas. Sehingga ibu
membutuhkan vitamin C yang berfungsi menyerap mineral ini (Sulistyoningsih, 2011).
Berdasarkan teori yang dikemukakan Manuaba (2010) pada kehamilan trimester
III janin mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat serta bahan
makanan sumber zat pembangun dan pengatur perlu diberikan lebih banyak
dibandingkan pada trimester II karena selain untuk pertumbuhan janin yang sangat
pesat, juga diperlukan ibu dalam persiapan persalinan. Dan walaupun nampaknya janin
mampu menyerap berbagai nutrisi dari ibunya, dengan adanya anemia kemampuan
metabolisme tubuh akan berkurang sehingga pertumbuhan dan perkembangan janin
dalam rahim akan terganggu Sumber besi adalah makanan hewani, seperti daging,
ayam, dan ikan. Sumber baik lainnya adalah telur, serealia tumbuk, kacang-kacangan,
sayuran hijau dan beberapa jenis buah. Disamping jumlah besi, perlu diperhatikan
kualitas besi di dalam makanan. Pada umumnya besi didalam daging, ayam dan ikan
mempunyai ketersediaan biologic sedang, dan besi di dalam sebagian besar sayuran,
terutama yang mengandung asam oksalat tinggi, seperti bayam mempunyai ketersediaan
biologik rendah. Sebaiknya diperhatikan kombinasi makanan sehari-hari, yang terdiri
atas campuran sumber besi berasal dari hewan tumbuh-tumbuhan serta sumber gizi lain
yang dapat membantu obsorpsi.
Hal ini dijelaskan oleh Arisman (2010) bahwa ibu hamil membutuhkan
keseimbangan antara protein dan lemak yang tertimbun dalam tubuh untuk
pertumbuhan ibu dan janin. Kebutuhan energi pada trimester III sebesar 350 kkal,
apabila dalam masa kehamilan seorang ibu tidak bisa memenuhi kebutuhan energinya
selama hamil, maka tidak dapat mencapai berat badan yang optimal. 5 responden
(10,1%) menjawab kurang setuju pada pernyataan no 6 yaitu ibu hamil perlu
mengkonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat. bahan makanan yang menjadi
sumber karbohidrat berasal dari sereal, padi-padian, kentang, dan roti gandum.
Pemenuhan karbohidrat harus seimbangnya kepada energi tidak kurang atau lebih.
Asupan karbohidrat yang tidak mencukupi akan mengakibatkan tidak cukupnya glukosa
yang tersedia untuk menghasilkan energi. Protein hewani dapat meningkatkan
penyerapan zat besi dalam tubuh. protein merupakan salah satu zat gizi yang dibutuhkan
untuk penyerapan zat besi. Dengan rendahnya konsumsi protein maka dapat
menyebabkan rendahnya penyerapan zat besi oleh tubuh. Keadaan ini dapat
mengakibatkan tubuh kekurangan zat besi dan dapat menyebabkan anemia atau
penurunan kadar Hb. Asam organik, seperti vitamin C sangat membantu penyerapan
besi-nonhem dengan merubah bentuk feri menjadi fero. Bentuk fero lebih mudah
diserap. Vitamin C di samping itu membentuk gugus besi-askorbat yang tetap larut pada
pH lebih tinggi dalam duodenum. Oleh karena itu, sangat dianjurkan memakan
makanan sumber vitamin C tiap kali makan. Asam organi lain adalah asam sitrat. Asam
folat dikenal sebagai tambahan atau suplementasi dalam susu. Namun sebenarnya asam
114
2018. Jurnal Keperawatan Silampari 1 (2) 108-122
folat sendiri secara alami terkandung dalam makanan sehari-hari kita, seperti sayuran
hijau, hati, daging, kacang, biji dan sebagainya. Dan menurut tabel nutrisi makanan
Indonesia, kandungan asam folat yang tinggi terkandung dalam hati ayam, rumput laut,
kacang merah dan kacang kedelai (Arisman, 2010).
Vitamin A berperan dalam memobilisasi cadangan besi di dalam tubuh untuk
dapat mensintesa hemoglobin. Status vitamin A yang buruk berhubungan dengan
perubahan metabolisme besi pada kasus kekurangan besi. Vitamin A terdapat khusus di
dalam bahan makanan hewani seperti hati sapi, ayam, serta telur, sedangkan bahan
makanan nabati hanya mengandung provitamin A, yang disebut karoten terdapat di
wortel, bayam, kangkung, ubi rambat merah, jagung dan kacang hijau. Pola makan pada
ibu hamil harus terpenuhi yang mencakup zat gizi makro (karbohidrat, lemak, dan
protein) dan zat gizi mikro (vitamin dan mineral). hal ini menunjukan sebagian sudah
terwakili pada kuesioner pola makan. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Zulaikha (2015) yaitu sebagian besar mayoritas ibu hamil Trimester III
yang memiliki pola makan cukup sebanyak 15 orang (50,0%) (Manuaba, 2010).
115
2018. Jurnal Keperawatan Silampari 1 (2) 108-122
116
2018. Jurnal Keperawatan Silampari 1 (2) 108-122
117
2018. Jurnal Keperawatan Silampari 1 (2) 108-122
Hasil uji statistik menunjukan ada hubungan yang bermakna antara pola makan
dengan kejadian anemia pada ibu hamil, dengan nilai p-value = 0,019 < α 0,05.
Responden yang pola makan tidak sehat akan lebih beresiko mengalami anemia
daripada orang yang pola makan sehat. Hal ini karena salah satu penyebab anemia
adalah defisiensi zat besi karena pola makan tidak sehat dan pengaturan jumlah dan
jenis yang tidak sesuai dengan gizi seimbang ibu hamil.
Hasil penelitian didukung teori Rustam Mocthar (2006) yang mengatakan salah
satu faktor yang mempengaruhi ibu hamil mengalami anemia adalah karena pola makan
tidak sehat. Sebuah pola makan yang cukup selama kehamilan dapat membantu tubuh
mengatasi permintaan khusus karena hamil, serta memiliki pengaruh positif pada
kesehatan janin. Menurut Krisnatuti, D. (2008) makanan yang dikonsumsi ibu hamil
harus meliputi 6 kelompok yaitu makanan yang mengandung karbohidrat, lemak,
protein, vitamin, mineral dan air. Apabila masukan gizi pada ibu hamil tidak sesuai
dengan kebutuhan maka kemungkinan akan terjadi gangguan dalam kehamilan salah
satunya adalah anemia.
Pendapat Rustam, M. (2006) di atas sesuai dengan hasil penelitian di wilayah
kerja Puskesmas Jalan Gedang setengah responden dengan pola makan yang tidak sehat
dapat mengakibatkan tidak terpenuhinya kebutuhan gizi seimbang ibu hamil. Makanan
sehari-hari untuk ibu hamil harus terpenuhi secara kuantitas maupun kualitasnya serta
jadwal makan yang teratur guna memenuhi kebutuhan zat gizi yang digunakan untuk
fungsi normal tubuh, sebaliknya jika makanan yang dikonsumsi tidak terpenuhi secara
kuantitas maupun kualitasnya serta jadwal makan yang tidak teratur maka tubuh akan
mengalami kekurangan zat-zat gizi tertentu yang salah satu akibatnya adalah anemia
pada ibu hamil. Ibu hamil juga dianjurkan mengkonsumsi tablet Fe secara teratur untuk
mencegah terjadinya anemia. Hal ini dibuktikan dengan hasil tabulasi silang yang
dijelaskan pada tabel 3 bahwa terdapat hubungan antara pola makan dengan kejadian
anemia di wilayah kerja Puskesmas Jalan Gedang Kota Bengkulu.
Hasil penelitian sejalan dengan penelitian Suranto (2013) dengan judul hubungan
antara pola makan dengan terjadinya anemia pada ibu hamil di Puskesmas Dawe
Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus, dengan hasil penelitian sebagian besar ibu hamil
memiliki kuantitas makanan dalam kategori kurang sebanyak (46,9%), sebagian besar
ibu jenis makanan kurang (50%), sebagian besar cara memasak makanan ibu hamil
dalam kategori kurang (46,9%), dan ada hubungan kuantitas, jenis makanan dan cara
memasak makanan dengan terjadinya anemia pada ibu hamil di Puskesmas Dawe
Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus.
Dan didukung juga penelitian Pertiwi (2013) dengan judul hubungan antara pola
makan dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Kerjo
Kabupaten Karanganyar, dengan hasil penelitian 49% ibu hamil memiliki kebiasaan
makan utama < 3 kali sehari, 16,3% ibu hamil mengkonsumsi kurang dari 5 jenis
makanan sehari, 36,7 ibu hamil mengalami anemia dan 63,3% tidak anemia, ada
hubungan antara frekuensi makan denga kejadian anemia (p=0,002), ada hubungan
antara jenis makanan dengan kejadian anemia (p=0,01), dan disimpulkan hasil
penelitian terdapat hubungan pola makan dengan kejadian anemia pada ibu hamil.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Sandrayayuk dkk, (2013) dengan
judul hubungan pola makan dengan kejadian anemia pada ibu hamil trimester III di
Puskesmas Pleret Bantul, dengan hasil ada hubungan pola makan dengan kejadian
anemia pada ibu hamil trimester III di Puskesmas Pleret Bantul. Dengan 43,3% ibu
hamil pola makan baik, 50% ibu hamil pola makan sedang, 6,7% ibu hamil pola makan
118
2018. Jurnal Keperawatan Silampari 1 (2) 108-122
kurang, 43,3% ibu hamil tidak anemia, 53,3% ibu hamil anemia ringan, 3,3 % ibu
hamil anemia sedang.
Pola makan pada responden yang kurang baik yaitu kebutuhan zat gizi makro
(karbohidrat, lemak, dan protein) ataupun mikro (vitamin dan mineral). tidak terpenuhi
sehingga berakibat pada munculnya berbagai masalah gizi dan anemia. Kejadian anemia
pada ibu hamil tidak hanya disebabkan oleh pola makan yang kurang baik, hal ini
dibuktikan dengan hasil penelitian yang menunjukan terdapat responden yang memiliki
pola makan cukup tetapi mengalami kejadian anemia sebanyak 12 orang (24,4%). Hal
ini menunjukan tidak hanya pola makan yang mempengaruhi terjadinya anemia tetapi
faktor lain seperti kurangnya kandungan vitamin B12, protein, dan Asam Folat dalam
makanan yang dikonsumsi serta kekurangan kalsium yang diperlukan untuk
pertumbuhan tulang dan gigi. Saat hamil, kalsium di dalam tubuh ibu akan diserap oleh
janin, terutama bila ia tidak mendapatkannya dari makanan. Sehingga ibu hamil harus
memilih susu berkalsium tinggi yang non-fat atau low-fat. Yoghurt, keju, butter, dan es
krim juga bisa jadi sumber kalsium yang baik yang dapat memenuhi kebutuhan ibu
selama kehamilannya.
Hal ini sejalan dengan teori Tarwoto, Wasnindar (2010) yang menyatakan salah
satu klasifikasi anemia yaitu anemia megaloblastik. Anemia megaloblastik adalah
anemia yang disebabkan kekurangan vitamin B12, Asam Folat dan gangguan sintesis
DNA. Jenis makanan yang mengandung vitamin B12 dan Asam Folat berupa kacang-
kacangan, buah-buahan dan sayuran.
SIMPULAN
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut :
Sebagian besar responden ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Jalan Gedang
Kota Bengkulu mempunyai pola makan tidak sehat. Sebagian kecil responden ibu hamil
di Wilayah Kerja Puskesmas Jalan Gedang Kota Bengkulu mengalami anemia. Ada
hubungan antara pola makan dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Wilayah Kerja
Puskesmas Jalan Gedang Kota Bengkulu Tahun 2017.
SARAN
1. Akademik. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi referensi bagi mahasiswa
keperawatan dalam proses pembelajaran dikelas dan menjadi bekal penyuluhan
kesehatan ketika anak praktik dilapangan dan kepada pihak akademik juga
diharapkan dapat menyediakan serta melangkapi buku-buku tentang pola makan
yang sehat pada ibu hamil, sehingga dapat menjadi bahan referensi bagi mahasiswa.
2. Bagi peneliti selanjutnya. Diharapkan agar dapat menyempurnakan penelitian ini
dengan menambah variabel lain dan dengan menambahkan faktor-faktor lainnya
yang dapat menyebabkan anemia seperti faktor paritas dan usia ibu hamil ataupun
meneliti variabel lainnya yang lebih bervariasi dan mencakup penelitian yang lebih
luas dengan metode penelitian yang berbeda terutama yang berhubungan dengan
kejadian anemia pada ibu hamil sehingga penelitian dapat terus di kembangkan.
3. Puskesmas. Diharapkan petugas KIA dan gizi agar dapat meningkatkan penyuluhan,
konseling kesehatan pada ibu hamil dan pasangan usia subur. dalam melakukan
promosi kesehatan khususnya promosi pada ibu hamil lebih menekankan pada
perubahan-perubahan yang terjadi pada ibu hamil khususnya promosi anemia ibu
hamil dan cara meminum tablet zat besi salah satunya dengan sosialisasi pentingnya
konsumsi tablet zat besi yang tepat, makan makanan yang mengandung sumber zat
119
2018. Jurnal Keperawatan Silampari 1 (2) 108-122
besi, dan pentingnya vitamin C untuk meningkatkan penyerapan tablet zat besi di
dalam tubuh.
4. Bagi Responden. Rutin memeriksakan kehamilan dan cek kadar Hb darah minimal
sebulan sekali datang kepusat pelayanan kesehatan selama proses kehamilannya serta
meningkatkan konsumsi tablet Fe dan asam folat selama kehamilan supaya terhindar
dari kondisi penyakit anemia.
120
2018. Jurnal Keperawatan Silampari 1 (2) 108-122
DAFTAR PUSTAKA
Alimul, H. (2010). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba
Medika
Amirudin. (2007). Faktor Resiko Kejadian Anemia pada Ibu Hamil. Makasar: FKM UH
Arikunto, S. (2009). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Arisman. (2010) Gizi Daur Kehidupan. Jakarta: ECG
. (2007). Buku Ajar Maternal Neonatal. Jakarta: YBP-SP
Chaaeril, A. R., Hidayat, A. (2017). Hubungan Pola Makan dengan Kejadian Anemia
pada Ibu Hamil Trimester III di Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta. Naskah
Publikasi
Depkes RI. (2010). Panduan Makan Untuk Hidup Sehat. Jakarta: Depkes RI
Dinkes Kota Bengkulu. (2017). Profil Dinkes Kota Bengkulu. Bengkulu: Dinkes Kota
Bengkulu
Irianto, K. (2012). Anatomi dan Fisiologi. Bandung: Alfabeta
Istiarti, M. (2012). Menanti Buah Hati. Yogyakarta: Media Persindo
Kasdu, D. (2008). Gizi Ibu Hamil Agar Bayi Cerdas. Jakarta: Bina Citra
Keisnawati., Yanti, D. A. M., Sulistianingsih, A. (2015). Faktor-Faktor Terjadinya
Anemia pada Ibu Primigravida di Wilayah Kerja Puskesmas Tahun 2015. STIKES
Peringsewu Lampung
Kementrian Kesehatan RI. (2015). Buku Ajar Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: Pusat
Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
Kristiyanasari, W. (2010). Gizi Ibu Hamil. Yogyakarta: Nuha Medika
Lalage. (2013). Menghadapi Kehamilan Beresiko Tinggi. Yogyakarta: Abata Pess
Sandrayayuk, M, Benny, W, Jolie S. (2013). Hubungan Status Gizi dengan Kejadian
Anemia pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Tuminting Kec. Tuminting
Kota Manado. Ejournal Keperawatan
Manuaba, IBG. (2010). Ilmu Kesehatan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana. Jakarta: EGC
. (2010). Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta: EGC
. (2010). Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC
Manuaba, I.B.G. (2015). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC
Manoe, M. (2010). Anemia dalam Kehamilan, Residen Divisi Fetomaternal Bagian
Obstetri dan Ginekologi. Makasar: Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.
(diakses tanggal 13 Oktober 2017), diunduh dari http://med.unhas.ac.id/obgin)
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Noverstiti, E. (2012). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Anemia pada
Ibu Hamil Trimester III di Wilayah Kerja Puskesmas Air Dingin Kota Padang
tahun 2012. STIKES Peringsewu Lampung
Nugraheny, E. (2009). Asuhan Kebidanan Pathologi. Yogyakarta: Pustaka Rihama
Prasetyono. (2009). Mengenal Menu Sehat Ibu Hamil. Jogjakarta: Diva Press
Price, SA. (2006). Patofisiologi. Jakarta: EGC
Proverawati, Asfuah, T. (2013). Anemia dan Anemia Kehamilan. Yogyakarta: Nuha
Medika
Puskesmas Sawah Lebar (2015). Profil Kesehatan Puskesmas Sawah Lebar. UPT
Puskesmas Sawah Lebar: Bengkulu
Proverawati, A. (2011). Anemia dan Anemia Kehamilan. Yogyakarta: Nuha Medika
121
2018. Jurnal Keperawatan Silampari 1 (2) 108-122
122
HARI / IDENTITAS DAR Perawat/Paraf
NO
TGL/JAM PASIEN (DATA, ACTION, RESPON)
1 Rabu Nama : Ny. N DATA Zr.Imas
4 Agustus DS :
Usia : 25
2021 - Klien mengatakan periksa hamil
Tahun rutin
Jam 14.00 - Klien mengatakan badannya lemas,
L/P :P
letih dan lesu
Alamat : - Klien mengatakan kalau keluhannya
muncul saat beraktivitas
Jl.Mawar No.15
- Klien mengatakan merasa enakan
RT 04 RW 15 kalau langsung beristirahat
-
Babakan
DO :
Surabaya - Klien terlihat pucat
- TD: : 100/80 mmHg, P: 20
Dx. Medik :
x/m, N: 86 x/m, S: 36,2 ºC
G1P0A0 30 - Konjungtiva Anemis
- Hb 10.6gr%
minggu dengan
- kekuatan otot 4, 4, 4, 4
Anemia
Data Penunjang :
Hb :10,6 gr%
Terapi
Folamill Genio 1x1 Capsul
ACTION
1.Kaji TTV pasien,
2.Kaji penyebab keletihan
3.Anjurkan pasien meningkatkan asupan
nutrisi tinggi Fe dan Tinggi Protein
4.Ajarkan rentang pengaturan aktivitas dan
teknik Manajemen waktu untuk
mencegah kelelahan.
5.Bantu pasien untuk mengidentifikasi
aktivitas pasien
6.Kolaborasi untuk pemberian Therapi
14,15. tambahan penambah Hb yaitu HB vit
1x1 tablet
RESPON
1. - TD:100/70 mmhg
- N:80 x/menit
- S :36,5 ºC
- P : 20x/menit
2. Klien merasa lelah jika banyak
14.40 beraktivitas berjalan, bekerja, banyak
berdiri
3. Klien sudah mengetahui setelah
diberikan penjelasan oleh perawat
bahwa pasien harus banyak makan
asupan makanan tinggi Fe seperti sayur
bayam,ati sapi,ati ayam,dll
4. Pasien sudah mengetahui kalau
kelelahan melanda pasien beristirahat
dahulu tidak terlalu memaksakan diri
5. Pasien memaparkan kegiatan yang
biasa dilakukan sehari-hari diantaranya
pagi pagi suka jalan-jalan,dan lanjut
membersihkan diri dan berangkat kerja
6. Klien sudah paham dan mengetahui
kalau ada suplemen tambahan untuk
meningkatkan HB yaitu HB Vit 1x1
tablet sesudah makan
BB : 60 kg
TFU : 26 cm pres kep puki
DJJ : 160x/mt
Diagnosa Keperawatan :
Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan
dengan adanya luka jaitan episiotomi
Action
1.Mengatur posisi yang nyaman
Respon : Klien mengatakan posisinya
sudah nyaman
2.Melakukan tehnik distraksi dan relaksasi
Respon : Klien mengatakan nyerinya
berkurang
3.Mengobservasi TTV
Hasil : Suhu 36,5 ⁰C , Nadi 86 x/ mnt, Rr
18 x/ mnt, TD 110/80 mmHg
4.Memenganjurkan klien minum obat anti
nyeri asam mefenamat di rumah sesuai
aturan
5.Menganjurkan klien untuk isirahat yang
cukup
6.Mengkaji skala nyeri
Hasil : Skala nyeri 2
Respon
1.Nyeri berkurang
2.Skala nyeri 2
3.Klien bisa melakukan tehnik relaksasi
dan distraksi
4.Klien mengerti dengan apa yang
dijelaskan perawat
NO HARI / IDENTITAS DAR Perawat/Paraf
TGL/JAM (DATA, ACTION, RESPON)
PASIEN
4 Sabtu,7 Nama : Ny. L Data Zr.Imas
Agustus DS :
Usia : 30 tahun
2021 - Klien mengatakan periksa hamil rutin
Jenis Kelamin : - Klien mengatakan sering kram area kaki
Jam 14.00 terutama betis setiap hari saat bangun
Perempuan
tidur dan dirasakan sangat sakit sekali
Alamat::Dago - Klien mengatakan sangat kuatir terhadap
janinnya
kota bandung
Ruang : DO :
-Klien terlihat kuatir dan bertanya- Tanya
BPM bidan Sri
tentang kram yang sering ia rasakan
Diagnosa : -Suhu 36,7 ⁰ C
-TD 120/68 mmHg
GIP0A0 dengan
-N 92x/ mnt
Kram Trimester 3 -Rr 20x/ mnt
usia 30 minggu
Data Penunjang
Therapy :
Tablet Fe 1x1 tab
Diagnosa Keperawatan :
Ansietas b.d kurang terpapar informasi
Action
1 .Menciptakan suasana terapeutik untuk
menumbuhkan kepercayaan
2. Mendengarkan dg penuh perhatian
3. Menjelaskan kemungkinan penyebab
dari kaki sering kram
4. Memberikan penkes tentang istirahat,
relaksasi dengan nafas dalam dan pola
makan bergizi
5. Menganjurkan untuk kontrol kembali
jika keluhan terus berlanjut
6. Memberikan terapi tambahan selain
tablet fe 1x1 tab,ditambah lagi dengan obat
kalsium yaitu Kalk 1x1 tab
RESPON
- Ekpresi wajah nampak lebih rileks
- Klien menyatakan paham dg
penjelasan petugas
Data Penunjang
-
Diagnosa Keperawatan :
Ansietas b.d kurang terpapar informasi
mengenai pemasangan KB ayudi
Action
1 .Menciptakan suasana terapeutik untuk
menumbuhkan kepercayaan
2. Mendengarkan dg penuh perhatian
4.Menganjurkan pasien untuk melakukan
teknik relaksasi nafas dalam pada saat
pemasangan ayudi
5. Menganjurkan untuk kontrol kembali
jika ada keluhan sesudah pemasangan 2
minggu
6. membantu pemasangan Kb bersama bu
bidan pemasangan KB Ayudi
7.menganjurkan pada pasien sebelum
control selanjutnya,sebaiknya jangan dulu
berhubungan dengan suami ditakutkannya
ada perubahan posisi yang belum mantap
RESPON
- Ekpresi wajah nampak lebih rileks
- Klien menyatakan paham dg
penjelasan petugas
NO HARI / IDENTITAS DAR Perawat/Paraf
TGL/JAM (DATA, ACTION, RESPON)
PASIEN
6 Selasa, 10 Nama : Ny. S Data Zr.Imas
Agustus DS :
Usia : 24 tahun
2021 -Klien mengatakan periksa hamil rutin
Jenis Kelamin : -Klien mengatakan sering kram area betis
Jam 14.00 setiap hari saat bangun tidur
Perempuan
-Klien mengatakan takut dan kuatir
Alamat::Dago terhadap janinnya
kota bandung
DO :
Ruang : -Klien terlihat kuatir dan bertanya- Tanya
tentang kram yang sering ia rasakan
BPM bidan Sri
-TD 100/70 mmHg
Diagnosa : -N 92x/ mnt
-Rr 20x/ mnt
G1P0A0 28
-Suhu 36,4 ⁰ C
minggu dengan
Data Penunjang
kram
Therapy :
Tablet Fe 1x1 tab
Diagnosa Keperawatan :
Ansietas b.d kurang terpapar informasi
Action
1 .Menciptakan suasana terapeutik untuk
menumbuhkan kepercayaan
2. Mendengarkan dg penuh perhatian
3. Menjelaskan kemungkinan penyebab
dari kaki sering kram
4. Memberikan penkes tentang istirahat,
relaksasi dengan nafas dalam dan pola
makan bergizi
5. Menganjurkan untuk kontrol kembali
jika keluhan terus berlanjut
6. Memberikan terapi tambahan selain
tablet fe 1x1 tab,ditambah lagi dengan obat
kalsium yaitu Kalk 1x1 tab
RESPON
- Ekpresi wajah nampak lebih rileks
- Klien menyatakan paham dg
penjelasan petugas