Anda di halaman 1dari 91

LAPORAN PENDAHULUAN

ANEMIA PADA KEHAMILAN

Disusun untuk memenuhi tugas stase maternitas

Koordinator : Lisbet Octovia Manalu,S.Kep., Ners, M. Kep


Pembimbing: Lulu Mamlukah R., S. Tr. Keb., MH. Kes

Oleh:
IMAS SITI AISYAH
Kelas E
Profesi Ners

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


INSTITUT KESEHATAN RAJAWALI
BANDUNG
2021
LAPORAN PENDAHULUAN ANEMIA PADA KEHAMILAN

A. DEFINISI
Anemia adalah suatu keadaan kadar haemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari
normal, berdasarkan kelompok umur, jenis kelamin dan kehamilan.Batas normal dari
kadar Hb dalam darah dapat dilihat pada tabel berikut : Batas normal kadar Hb menurut
unsur dan jenis kelamin
Kelompok Umur Hemoglobin (gr/ dL)
6 – 59 bulan 11,0
Anak 5 – 11 tahun 11,5
12 – 14 tahun 12,0

Wanita > 15 tahun 12,0


Dewasa Wanita hamil 11,0
Laki – laki > 15 tahun 13,0
Anemia merupakan salah satu komplikasi yang paling sering pada kehamilan.Hal
ini terjadi disebabkan penurunan pada kapasitas oksigen yang dibawa oleh sel darah
merah, yang terbaik dikatakan sebagai reduksi pada konsentrasi hemaglobin. Anemia
pada kehamilan menyebabkan kadar hemaglobin dibawah 11 gr% pada trimester I dan
III atau kadar haemoglobin <10,5 gr/dL sampai dengan 11,0 gr/dL.

B. Etiologi
Penyebab anemia umumnya adalah kurang gizi, kurang zat besi, kehilangan darah
saat persalinan yang lalu, dan penyakit kronik. Dalam kehamilan penurunan kadar
haemoglobin dijumpai disebabkan oleh karena, dalam kehamilan keperluan zat makanan
bertambah dan terjadinya perubahan- perubahan dalam darah. Penambahan volume
plasma yang relatif lebih besar daripada penambahan massa haemoglobin dan volume
sel darah merah. Darah bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim disebut
hidremia atau hipervolemia.Namun bertambahnya sel-sel darah adalah kurang jika
dibandingkan dengan bertambahnya plasma sehingga terjadi pengenceran darah.Di
mana pertambahan tersebut adalah sebagai berikut: plasma 30,0%, sel darah 18,0%, dan
haemoglobin 19,0%. Pengenceran darah dianggap sebagai penyesuaian diri secara
fisiologis dalam kehamilan dan bermanfaat bagi wanita hamil tersebut. Pengenceran ini
meringankan beban jantung yang harus bekerja lebih berat dalam masa hamil, karena
sebagai akibat hipervolemia tersebut, cardiac output juga meningkat. Kerja jantung ini
lebih ringan apabila viskositas darah rendah. Resistensi perifer berkurang pula sehingga
tekanan darah tidak naik.
Selama hamil volume darah meningkat 50,0 % dari 4 ke 6 L, volume plasma
meningkat sedikit menyebabkan penurunan konsentrasi Hb dan nilai hematokrit.
Penurunan ini lebih kecil pada ibu hamil yang mengkonsumsi zat besi. Kenaikan
volume darah berfungsi untuk memenuhi kebutuhan perfusi dari uteroplasenta.
Ketidakseimbangan antara kecepatan penambahan plasma dan penambahan eritrosit ke
dalam sirkulasi ibu biasanya memuncak pada trimester kedua.
Pola makan adalah pola konsumsi makan sehari-hari yang sesuai dengan
kebutuhan gizi setiap individu untuk hidup sehat dan produktif. Untuk dapat mencapai
keseimbangan gizi maka setiap orang harus mengkonsumsi minimal 1 jenis bahan
makanan dari tiap golongan bahan makan yaitu karbohidrat, protein hewani dan nabati,
sayuran, buah dan susu. Seringnya ibu hamil mengkonsumsi makanan yang
mengandung zat yang menghambat penyerapan zat besi seperti kopi dan kalsium.
Wanita hamil cenderung terkena anemia pada triwulan III karena pada masa ini janin
menimbun cadangan zat besi untuk dirinya sendiri sebagai persediaan bulan pertama
setelah lahir.

C. Faktor Resiko
1. Faktor umur
Faktor umur merupakan faktor risiko kejadian anemia pada ibu hamil. Umur
seorang ibu berkaitan dengan alat – alat reproduksi wanita. Umur reproduksi yang
sehat dan aman adalah umur 20 – 35 tahun. Kehamilan pada usia < 20 tahun dan diatas
35 tahun dapat menyebabkan anemia karena pada kehamilan usia < 20 tahun secara
biologis belum optimal emosinya dan cenderung labil, mentalnya belum matang
sehingga mudah mengalami keguncangan yang mengakibatkan
kurangnya perhatian terhadap pemenuhan kebutuhan zat – zat gizi selama
kehamilannya. Sedangkan pada usia> 35 tahun terkait dengan kemunduran dan
penurunan daya tahan tubuh serta berbagai penyakit yang sering menimpa pada usia ini.
Hasil penelitian didapatkan bahwa umur ibu pada saat hamil sangat berpengaruh
terhadap kajadian anemia.
2. Konsumsi tablet Fe
Ibu hamil yang kurang patuh mengkonsumsi tablet Fe mempunyai risiko 2,429
kali lebih besar untuk mengalami anemia dibanding yang patuh konsumsi tablet Fe.
Kepatuhan mengkonsumsi tablet Fe diukur dari ketepatan jumlah tablet yang
dikonsumsi, ketepatan cara mengkonsumsi tablet Fe, frekuensi konsumsi perhari.
Suplementasi besi atau pemberian tablet Fe merupakan salah satu upaya penting dalam
mencegah dan mengulangi anemia, khususnya anemia kekurangan besi. Suplementasi
besi merupakan cara efektif karena kandungan besinya yang dilengkapi asam folat yang
sekaligus dapat mencegah anemia karena kekurangan asam folat.14Konsumsi tablet besi
sangat dipengaruhi oleh kesadaran dan kepatuhan ibu hamil. Kesadaran merupakan
pendukung bagi ibu hamil untuk patuh mengkonsumsi tablet Fe dengan baik. Tingkat
kepatuhan yang kurang sangat dipengaruhi oleh rendahnya kesadaran ibu hamil dalam
mengkonsumsi tablet besi, inipun besar kemungkinan mendapat pengaruh melalui
tingkat pengetahuan gizi dan kesehatan. Kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi tablet besi
tidak hanya dipengaruhi oleh kesadaran saja, namun ada beberapa faktor lain yaitu
bentuk tablet, warna, rasa dan efek samping seperti mual dan konstipasi.
3. Paritas
Paritas adalah jumlah anak yang telah dilahirkan oleh seorang ibu baik lahir hidup
maupun lahir mati.Seorang ibu yang sering melahirkan mempunyai risiko mengalami
anemia pada kehamilan berikutnya apabila tidak memperhatikan kebutuhan nutrisi.
Karena selama hamil zat – zat gizi akan terbagi untuk ibu dan untuk janin yang
dikandungnya. Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa tidak terdapat hubungan
antara paritas dengan kejadian anemia pada ibu hamil, ibu hamil dengan paritas tinggi
mempunyai risiko 1,454 kali lebih besar untuk mengalami anemia dibanding yang
paritas rendah.
4. Jarak kelahiran
Jarak kelahiran yang terlalu dekat dapat menyebabkan terjadinya anemia.Hal ini
dikarenakan kondisi ibu masih belum pulih dan pemenuhan kebutuhan zat gizi belum
optimal, sudah harus memenuhi kebutuhan nutrisi janin yang dikandung. Jarak kelahiran
mempunyai risiko 1,146 kali lebih besar terhadap kejadian anemia.

D. PATOFISIOLOGI

Perubahan hematologik sehubungan dengan kehamilan adalah karena perubahan


sirkulasi yang semakin naik terhadap plasenta dan pertumbuhan payudara.Volume
plasma meningkat 45-65% dimulai pada trimester II kehamilan dan maksimum terjadi
pada bulan ke-9.Selama kehamilan kebutuhan terhadap zat besi meningkat sekitar 800-
1000 mg untuk mencukupi kebutuhan peningkatan sel darah merah. Sel darah merah
membutuhkan 300-400mg zat besi dan sampai puncak pada usia kehamilan 32 minggu,
janin membutuhkan zat besi sekitar 100-200 mg.11 Absorbsi zat besi dan gangguan
percernaan boleh menyebabkan seseorang mengalami anemia defisiensi besi. Walaupun
zat besi di dalam tubuh mencukupi dan zat besi yang adekuat tetapi apabila pasien
mengalami gangguan pencernaan maka zat besi tersebut tidak boleh diabsorbsi dan
dipergunakan oleh tubuh.

Berkembangnya anemia dapat melalui empat tingkatan yang berkaitan dengan


ketidak normalan indikator hematologis tertentu. Tingkatan pertama disebut dengan
kurang besi laten yaitu suatu keadaan dimana banyaknya cadangan besi yang
berkurang di bawah kadar normal namun besi di dalam sel darah merah dari jaringan
tetap masih dalam kadar normal. Tingkatan kedua disebut anemia kurang besi dini yaitu
penurunan besi cadangan terus berlangsung sampai atau hampir habis tetapi besi di
dalam sel darah merah dan jaringan belum berkurang. Tingkatan ketiga disebut
dengan anemia kurang besi lanjut yaitu besi di dalam sel darah sudah mengalami
penurunan namun besi dan jaringan belum berkurang.Tingkatan keempat disebut
dengan kurang besi dalam jaringan yaitu besi dalam jaringan sudah berkurang atau
tidak ada sama sekali
E. GEJALA KLINIS

Keluhan biasa yang dialami oleh ibu hamil pada waktu kehamilan adalah badan
terasa lemah, muka pucat, mudah pingsan, dengan tekanan darah dalam batas normal,
perlu dicurigai anemia defesiensi besi. Apabila terjadi anemia kerja jantung akan
menjadi lebih cepat untuk menyampaikan oksigen ke semua organ tubuh, akibatnya
penderita sering berdebar dan jantung cepat lelah. Gejala lain yang dapat dilihat adalah
lemas, cepat lelah, letih, mata berkunang- kunang dan kuku kelihatan pucat. Penderita
juga boleh mengalami gangguan pencernaan dan kehilangan nafsu makan. Palpitasi,
dispnea, pusing, dan pada kasus yang berat juga boleh menyebabkan gagal jantung
kongestif.

F. Diagnosis

Pengambilan anamnesis yang baik dan pemeriksaan yang baik adalah penting
untuk identifikasi sebab anemia. Tetapi sesungguhnya pasien yang kronik harus diobati
dengan segera untuk mencegah kematian. Aturan utama adalah untuk menentukan
penyebab anemia sebelum memulai pengobatan.

a) Anamnesis

Pengambilan anamnesis yang baik termasuk diet, ginekologi, kebidanan, obat dan latar
belakang sosial harus diambil.Anemia gizi adalah umum di negara berkembang,
penyelidikan yang rinci ke orang tersebut dan diet dan kebiasaan makan harus dilakukan.
Pengetahuan tentang kebiasaan makan dan makanan akan diperlukan untuk merencanakan
cara untuk mencegah terjadinya kembali anemia kembali setelah orang yang
bertanggungjawab untuk menjaga kondisi pasien tersebut. Hal ini juga penting untuk
menanyakan secara rinci tentang durasi dan gejala anemia (jika ada), gejala dekompensasi
dan kemungkinan faktor predisposisi. Gejala spesifik lain seperti lidah yang menyakitkan,
perubahan pada warna kuku dan parasthesias juga boleh dijumpai. Riwayat perdarahan
postpartum, aborsi, dan konsumsi obat harus dicari.

Seringkali, durasi anemia dapat dibentuk dengan mendapatkan riwayat pemeriksaan darah
sebelumnya dan, jika perlu menayakan catatan dan rekodnya. Demikian pula, penolakan
sebagai donor darah atau resep sebelumnya hematinik memberikan petunjuk bahawa
anemia telah terdeteksi sebelum ini.

Mendapatkan riwayat keluarga pasien tidak hanya untuk penyakit anemia tetapi juga
untuk choleithiasis, ikterus, spenektomi, gangguan perdarahan dan Hb yang abnormal.
Mendokumentasikan pekerjaan pasien, hobi, perawatan medis sebelum, obat dan
pendedahan kepada agent yang berpotensi bahaya di rumah. Pasien juga perlu ditanya
riwayat kehilangan darah seperti aborsi dan kehilangan menstruasi. Perkiraan kehilangan
menstruasi tidak akurat jika permintaan rutin tidak dibuat. Perubahan kebiasaan buang air
besar dapat berguna dalam mengungkap neoplasma usus besar, menyulitkan penghitungan
kehilangan darah hemoroid. Mengambil latar belakang tentang GI yang mungkin
menyarankan gastritis, tukang lambung, hernia hiatus atau diverticula. Warna urin yang
abnormal dapat terjadi pada penyakit ginjal dan hati pada anemia hemolitik.

Sebuah riwayat diet menyeluruh penting untuk pasien yang mengalami anemia.Sebuah
deskripsi makanan setiap sajian sepanjang hari. Anggota keluarga dekat harus berpatisipasi
kerana pasien tidak akanberkata benar pada dokter karena malu mengenai keanehan diet
atau pembatasan keuangnya. Pasien dengan defisiensi besi sering mengunyah atau
menghisap es (pagophagia) akan mengeluh disfagia, kuku rapuh, impotensi relatif,
kelelahan, dan kram di betis sewaktu menaiki tangga.

Kekurangan vitamin B-12 menyebabkan rambut beruban cepat, sensasi terbakar di lidah,
proprioception yang umum.Parasthesia atau sensasi yang abnormal yang digambarkan
sebagai nyeri juga terjadi pada anemia pernisiosa.Jika terdapat riwayat demam, karena
infeksi, neoplasma dan penyakit pembuluh darah kolagen dapat menyebabkan anemia.
Demikian pula, terjadinya purpura, ekimosis dan petechiae menyarankan terjadinya baik
trombositopenia atau gangguan perdarahan lain. Ini mungkin merupakan indikasi baik
bahwa lebih dari satu tulang sum-sum sulalat terlibat atau yang koagulopati merupakan
penyebab anemia karena perdarahan.Mencari ada atau tidak adanya gejala yang
menunjukkan penyakit yang mendasari seperti jantung, hati dan penyakit ginjal. Secara
ringkas anamnesis harus merangkum dari semua aspek yang mungkin menjadi penyebab
anemia dan komplikasinya.
b) Pemeriksaan

Pemeriksaan fundus optik dengan berhati-hati tetapi tidak dengan melepaskan konjungtiva
dan sklera, yang menunjukkan pucat, ikterus, perdarahan sempalan dan petechiae.Tanda-
tanda koma di pembuluh konjungtiva, atau telangiectasia yang dapat membantu dalam
pemeriksaan selanjutnya.Melakukan pemeriksaan sistematis untuk pembesaran teraba
kelenjar getah bening untuk bukti infeksi atau neoplasia.Edema bilateral berguna dalam
mengungkapkan jantung yang mendasarinya, ginjal atau penyakit hati, sedangkan edema
unilateral mungkin menandakan obstruksi limfatif akibat keganasan yang tidak dapat
diamati atau teraba.Secara hati-hati mencari hepatomegali dan splenomegali, tidaknya
mereka adalah penting seperti ukuran, kelembutan, ketegasan dan kehadiran atau tidak
adanya nodul.Pada pasien dengan gangguan kronis organ-organ ini tegas, tidak nyeri
tekan, dan nonnodular.Pada pasien dengan karsinoma, mereka mungkin sulit dan
nodular.Pasien dengan infeksi akut biasanya memiliki organ lembut dengan jelas lebih
lembut. Pemeriksaan dubur dan panggul tidak dapat diabaikan, karena tumor atau infeksi
organ-organ ini dapat menjadi penyebab anemia.19 Pemeriksaan neurologis harus meliputi
tes sensasi posisi dan rasa getaran, pemeriksaan saraf kranial, dan pengujian untuk reflex
tendon. Jantung tidak boleh diabaikan, karena pembesaran dapat memberikan bukti durasi
dan tingkat keparahan anemia, dan murmur mungkin bukti pertama dari endocarditis
bakteri yang boleh menjelaskan sebab anemia.Investigasi untuk anemia yang umum dan
khusus. Sebuah penghitungan darah lengkap diperlukan sebagai bagian dari penyelidikan
umum dan termasuk kadar hemoglobin, volume sel yang dipadat, sel darah putih dan
trombosit. Indeks sel darah merah termasuk rata-rata volume corpuscular (MCV),
corpuscular hemoglobin (MCH) dan konsentrasi hemoglobin corpuscular (MCHC).
Indeks ini akan mengklasifikasikan anemia dalam mikrosik (MCV <80fL),
makrostik (MCV > 100fL) dan normositik (MCV80-100fL), hipokromik atau
normokromik (MCH dan MCHC). Pap darah perifer dan jumlah retikulosit memberikan
informasi tentang morfologi sel merah, variasi, ukuran, bentuk, dan jumlah retikulosit
memberikan informasi tentang respon sumsum. Di hadapan anemia retikulosit yang
menghitung kurang dari 2-3 kali yang normal menunjukkan tidak memadai respon sumsum
tulang. Jumlah neutrophil tinggi dapat menyarankan infeksi pap perifer dan yang
mengungkapkan pansitopenia adalah sugestif dari kegagalan sumsum.Kotoran juga harus
diperiksa untuk warna, konsistensi, darah samar, ova dan parasite. Test spesefik biasanya
dilakukan oleh pasien yang disuspek anemia. Biasanya di tropika biasanya dijumpai
malaria dan juga merupakan penyebab anemia pada kehamilan.

G. Penatalaksanaan

Tujuan dari pengobatan anemia pada kehamilan adalah untuk mempertahankan


kesejahteraan, mengidentifikasi dan memperbaiki penyebab yang mendasari anemia
pada waktu yang sesingkat mungkin. Justeru itu, hal ini dapat meningkatakan kualitas
hidup pasien dan kelangsungan hidup. Hal ini sangat penting untuk menentukan anemia
yang sangat parah dan kehilangan darah akut membutuhkan segera transfus sel darah
merah secepat mungkin apabila sampel darah yang diperlukan telah dikumpulkan. Pada
umumnya, pengelolaan anemia pada wanita hamil tergantung pada durasi kehamilan,
keparahan anemia dan komplikas (obsetri medis atau keduanya).Pasien anemia ringan dan
sedang pada kehamilan akibat daripada kekurangan zat besi harus hati-hati dinilai untuk
penyebab dan pasien ditempatkan pada terapi besi selain pengobatan etiloginya.Besi oral
lebih baik diberikan berbanding besi parenteral sebagai lawan besi oral. Ferrous sulfat
(200mg per tablet mengandung 67mg besi elemental) adalah cara termurah dan terbaik
diserap dalam bentuk besi. Glutamat besi (300mg per tablet mengandung 37mg besi
elemental) dan fumarate juga dapat digunakan dimana besi sulfat tidak ditoleransi.Dosis
optimal 120-200mg sehari unsur besi dalam dosis terbagi besi oral harus diberikan
cukup lama untuk memperbaiki anemia dan untuk mengisi besi dalam badan, yang
biasanya berarti minimal 6 bulan.Kadar hemaglobin harus naik pada tingkat sekitar 2gr /
dl setiap minggu. Efek samping dari besi oral termasuk gejala gastrointestinal seperti
diare, mual, sembelit dan sakit perut.21 Besi parenteral dapat diindikasikan dalam
kasus-kasus efek samping yang buruk dan malabsorpsi zat besi oral.Dalam situasi besi
parenteral seperti dekstran besi atau sorbitol dapat diberikan melalui intravena atau
intramuskular. Response hematologik besi parenteral tidak lebih cepat dari dosis cukup
zat besi oral tetapi penyetoran di badan diisi ulang lebih cepat. Ferri hidroksida- sukrose
adalah bentuk paling aman dan dikelola oleh injeksi intravena lambat atau infus biasanya
200mg di setiap infus. Iron dekstran dapat diberikan sebagai injeksi lambat atau infus
dalam dosis kecil atau sebagai infus total diberikan dalam satu hari.22
Total infus intravena besi dengan dekstran besi pada kehamilan (50mg zat besi per ml).
Dosis (mL) = 0,0442 (Hb diinginkan – Hb diamati) x Bersandar berat badan (45,5 kg + 2,3
kg untuk setiap inci dari ketinggian pasien lebih dari 5 kaki) + (0,26 x BBLR ) + 1g.
Total dosis dekstran besi ditambahkan ke 500 ml saline normal dan diresapi selama 4 jam.
Kelemahan utama dari besi parenteral adalah anafilaksis yang dapat terjadi dalam waktu 30
menit dari mulai infus dan mungkin terbukti fatal. Terapi besi intramuscular dapat
diberikan sebagai sorbitol besi. Suntikan harus diberikan jauh ke dalam otot gluteal.
Kekurangan zat besi intramuscular termasuk rasa sakit dan pewarnaan kulit di tempat
suntikan, myalgia, arthralgia dan injeksi abses. Anemia berat atau sangat parah
memerlukan rawat inap segera dan manajemen gagal jantung dan tranfusi sel harus
dikemas.Setelah darurat berjaya dihindari, penggantian besi seperti dalam ringan sampai
anemia sedang. Pengobatan anemia defesiensi folat adalah dengan 5mg asam folat setiap
hari selama 4 bulan dan biasnya diberikan selam waktu kehamilan. Kekurangan vitamin
B12 jarang terjadi pada kehamilan dan diperlakukan dengan suntikan intramuscular
hydroxocobalmin 1000ug. Dosis awal adalah 6 suntikan lebih 2-3 minggu 100UG setiap 3
bulan. Erythropoietin yang bermanfaat pada pasien dengan penekanan sumsum. 100-
200U/Kg sebanyak 3 kali seminggu sampai normalisasi sel merah dan kemudian sekali
seminggu untuk mempertahankan haemoglobin sekitar 12gr/dl.

H. Pencegahan

Sekitar 1g besi diperlukan selama kehamilan normal. Hingga 600 mg besi


diperlukan untuk peningkatan massa sel darah merah ibu, dan 300mg lebih lanjut untuk
janin. Persyaratan ini melebihi cadangan besi dari kebanyakan wanita muda dan sering
tidak dapat dipenuhi oleh diet.Oleh karena itu, beberapa wanita menghindari menipisnya
cadangan zat besi pada akhir kehamilan. Kebutuhan folat meningkat sekitar dua kali lipat
pada kehamilan (800ug/ hari vs 400ug/hari karena transfer folat untuk pertumbuhan janin
dan jika diet tidak cukup, dapat melebihi penyetoran folat di tubuh (5-10mg). Untuk
mencegah anemia pada kehamilan adalah skrining rutin untuk anemia pada remaja.
Pendidikan tentang gizi makanan yang kaya dengan zat besi seperti daging, hati,
sayuran daun hijau, kacang-kacangan dan folat seperti hati, telur kuning dan sayur-
sayuran. Di daerah yang endemisitas malaria tinggi, terapi profilaksis intermiten dengan
pyrimethaminesulphodoxine untuk malari juga harus diberikan pada 16-17 minggu dan
4 minggu kemudian dosis ketiga diberikan untuk infeksi HIV.

I. Komplikasi
Anemia defisiensi besipada wanita hamil sangat berkaitan dengan angka kematian
ibu. Anemia pada wanita hamil patut berjaga-jaga. Komplikasi yang dialami wanita
yang sedang hamil boleh berakibat fatal, baik pada ibu maupun janinnya. Anemia pada
wanita hamil boleh mengakibatkan pertumbuhan bayi yang terhambat, kelahiran bayi
secara prematur, bayi menjadi lebih senang terserang infeksi sewaktu lahir dan bayi
boleh mati dalam kandungan jika anemianya parah.

J. Prognosis

Prognosis anemia kekurangan besi dalam kehamilan umumnya baik bagi ibu dan
anak jika persalinan berlaku seperti normal tanpa banyak perdarahan atau komplikasi
lain. Morbiditas dan mortalitas wanita hamil meningkat dalam anemia berat. Penampakan
anemia infantum pada beberapa bulan kemudian berlaku dengan cadangan besi kurang,
walaupun bayi yang dilahirkan dari ibu yang menderita anemia defisiensi besi tidak
mempaparkan haemoglobin (Hb) yang rendah.

K. ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengakajian

a) identitas Klien meliputi Nama, umur, jenis kelamin, alamat, pendidikan, pekerjaan,
agama, Tanggal Pengkajian.

b) Keluhan Utama biasanya ditemukan keluhan cepat lelah, sering pusing dan mata
berkunang-kunang.

c) Riwayat kesehatan

1). Riwayat kesehatan dahulu

Pada pengkajian ini ditemukan riwayat kehamilan yang berdekatan, dan riwayat penyakit-
penyakit tertentu seperti infeksi yang dapat memungkinkan terjadinya anemia.
2) . Riwayat kehamilan dan persalinan Biasanya ditemukan kehamilan pada usia muda, dan
kehamilan yang berdekatan.

d). Pola Aktivitas Sehari-hari

1). Pola makan ditemukan ibu kurang mengkonsumsi makanan yang kaya

nutrisi seperti sayuran berdaun hijau, daging merah dan tidak

mengkonsumsi tablet Fe.

2). Pola aktivitas/istirahat biasanya pada ibu hamil yang menderita anemia

mudah kelelahan, keletihan, malaise, sehingga kebutuhan untuk tidur dan

istirahat lebih banyak.

e). Pemeriksaan Fisik

1) Kadaan Umum : Ibu hamil terlihat lemah, lesu, tekanan darah menurun,

nadi menurun, pernapasan lambat.

2) Kepala. Rambut biasanya rontok dan terdapat bintik hitam diwajah.

3) Mata biasanya konjungtiva anemis dan skelera tidak ikterik.

4) Mulut biasanya bibirnya pucat dan membran mukosa kering.

5). Abdomen:

Inspeksi: pembesaran perut tidak sesuai usia kehamilan

Palpasi: tidak teraba jelas bagian janinnya.

Auskultrasi: denyut jantung janin antara 120-130 kali/menit

6). Ekstremitas CRT>2 detik, terdapat varises dikaki, tidak ada oedema, dan akral biasanya
dingin.

f). Pemeriksaan Laboraturium Pemeriksaan labor dasar Hb


Biasanya Hb pada trimester pertama dan ke tiga kurang dari 11 g/dl dan pada trimester dua
<10,5 g/dl Hematokrit : <37% (normal 37-41%) Eritrosit : <2.8 juta/mm3 (normal 4,2-5,4
juta/mm3) Trombosit : <200.000 (normal 200.000 – 400.000/mel)

2. Diagnosis Keperawatan yang mungkin muncul

1. Risiko perdarahan berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang kewaspadaan


perdarahan.

2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan


kebutuhan oksigen.

3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubunga dengan kurang


asupan makanan

4. Mual berhubungan dengan rasa makan/minum yang tidak enak

5. Keletihan berhubungan dengan kelesuan fisiologis (anemia dalam kehamilan).

6. Risiko infeksi berhubungan dengan penurunan hemoglobin

7. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan

3. Perencanaan Keperawatan

DIAGNOSA
NO NOC NIC
KEPERAWATAN

1 Risiko perdarahan Setelah dilakukan asuhan Pencegahan perdarahan :


. berhubungan dengan keperawatan selama
a.Monitor tanda dan gejalah
kurang pengetahuan ……..diharapkan , pasien mampu
perdarahan.
tentang kewaspadaan mengatasi resiko kehilangan darah
perdarahan. dengan criteria hasil: b.Lindungi pasiendari trauma yang
dapat menyebabkan perdarahan.
a. Tidak ada kehilangan darah
yang terlihat. c.Hindari mengangkat benda berat.

b. Tidak ada distensi abdomen. d.Instruksikan pasien untuk


c.Tidak ada perdarahan meningkatkan makanan yang kaya
pervagina. vitamin K.

d.Tidak ada penurunan tekanan e.Cegah konstipasi (misalnya,


darah sistolik. memotivasi untuk meningkatkan
asupan cairan dan mengkonsumsi
e.Tidak ada penurunan tekanan
pelunak feses) jika diperlukan.
darah diastolik .
f. Instruksikan pasien dan keluarga
f.Tidak ada kehilangan panas
untuk memonitor tanda-tanda
tubuh .
pendarahan dan mengambil
g.Tidak ada penurunan tindakan yang tepat jika terjadi
Hemoglobin (Hb) perdarahan (misalnya melapor

h.Tidak ada penurunan kepada perawat) .


Hematokrit (Ht) g. Instruksikan pasien dan keluarga
untuk memonitor tanda perdarahan
dan mengambil tindakan yang
tepat jika terjadi perdarahan
(misalnya, lapor kepada perawat).

2 Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan asuhan Peningkatan Latihan:


. berhubungan dengan keperawatan selama…., pasien
a. Gali hambatan individu terkait
ketidakseimbangan mampu menunjukkan toleransi
latihan fisik (seperti, senam
antara suplai dan terhadap aktivitas dengan kriteria
hamil, dll).
kebutuhan oksigen. hasil:
b. Dukung ungkapan perasaan
a. Frekuennsi nadi saat
mengenai latihan atau kebutuhan
beraktivitas tidak terganggu (80-
untukmelakukan latihan.
100 kali/menit).
c. Dukung individu untuk
b. Tekanan darah sistolik dalam
memulai atau melanjutkan latihan
beraktivitas tidak terganggu (110-
140 mmHg). d. Lakukan latihan bersama
c. Tekanan darah diastolik dalam individu, jika diperlukan.
beraktivitas tidak terganggu (75-
e. Libatkan keluarga/orang yang
85 mmHg).
memberikan perawatan dalam
d. Frekuensi pernapasan ketika merencanakan dan meningkatkan
beraktivitas tidak terganggu (12- program latihan.
20 kali/menit)
f. Instruksikan individu terkait
frekuensi, durasi, dan intensitas
program latihan yang diinginkan

3 Ketidakseimbangan Setelah dilakukan asuhan -Manajemen Nutrisi :


. nutrisi kurang dari keperawatan selama…
a.Tentukan jumlah kalori dan
kebutuhan tubuh
diharapkan pasien mampu jenis nutrisi yang dibutuhkan
berhubungan dengan
menunjukkan keseimbangan untuk memenuhi persyaratan gizi
Kurang asupan
nutrisi tidak terganggu dengan
makanan b. Monitor kalori dan asupan
kriteria hasil :
makanan .
- Nafsu Makan, Indikator :
Monitor kecendrungan terjadinya
a.Keinginan untuk makan tidak penurunan dan kenaikan berat
terganggu. badan.

b. Rangsangan untuk makan c.Berikan arahan bila diperlukan.


tidak terganggu.
- Monitor Nutrisi:
- Status Nutrisi, Asupan
a.Timbang berat badan pasien.
makanan & cairan Indikator:
b. Monitor kecendrungan turun
a.Asupan makanan secara oral
dan naiknya berat badan,
tidak terganggu.
c.Identifikasi pertumbuhan berat
b. Asupan cairan secara oral
badan terakhir.
tidak terganggu.
d. Monitor tugor kulit dan
mobilitas.
- Monitor adanya mual muntah:

a.Monitor adanya (warna) pucat,


kemerahan dan jaringan
konjungtiva yang

kering.

b.Lakukan pemeriksaan
laboratorium (Hb, Ht )

4 Mual berhubungan Setelah dilakukan asuhan Manajemen mual :


. dengan rasa keperawatan selama…, pasien
a.Dorong pasien untuk memantau
makan/minuman yang mampu mengontrol
pengalaman diri terhadap mual.
tidak enak
mual & muntah dengan kriterian
b. Dorong pasien untuk belajar
hasil:
strategi mengatasi mual sendiri.c.
a.Mampu mengenali onset
c.Kurangi atau hilangkan faktor-
muntah.
faktor yang bersifat personal yang
b. Mampu mengenali pencetus memicu atau meningkatkan mual
stimulus (muntah (kecemasan, takut, kelelahan, dan
kurangnya pengetahuan).
c.Mampu menghindari bau yang
tidak menyenangkan. d. Lakukan penilaian lengkap
terhadap mual, termasuk
d. Melaporkan mual, muntah-
frekuensi, durasi, tingkat
muntah, dan muntah yang
keparahan, dan faktor-faktor
terkontrol.
pencetus.

e.Dorong penggunaan teknik


nonfarmakologis sebelum mual.

f. Monitor asupan makanan


terhadap kandungan gizi dan
kalori .

g. Timbang berat badan secara


teratur.

h. Monitor efek dari manajemen


mual secara keseluruhan.

i. Tingkatkan istirahat dan tidur


yang cukup untuk pengurangan
mual.

5 Keletihan Setelah dilakukan asuhan - Manajemen Energi :


. berhubungan dengan keperawatan
a.Tentukan jenis dan banyaknya
kelesuan fisiologis selama…..,diharapkan pasien
aktivitas yang dibutuhkan untuk
(anemia dalam mampu mengurangi
menjaga ketahanan.
kehamilan).
tingkat kelelahan dengan criteria
b. Bantu pasien untuk memilih
hasil:
aktivitas-aktivitas yang akan
a.Tidak terjadi kelelahan. dilakukan.

b. Tidak ada kelesuan. c.Anjurkan tidur siang bila


diperlukan.
c.Tidak ada kehilangan selera
makan. d.Bantu pasien untuk
menjadwalkan priode istirahat
d.Tidak ada penurunan
motivasi. e. Instruksikan pasien/orang yang
terdekat dengan pasien mengenai
e.Tidak ada sakit kepala.
kelelahan (gejala yang mungkin
f. Tidak terjadi nyeri otot. muncul dan kekambuhan yang

g.Kualiatas tidur tidak mungkin nanti akan muncul

terganggu. kembali).

h.Kualitas istirahat tidak f. Monitor intake/asupan nutrisi


untuk mengetahui sumber energi
terganggu. yang Adekuat.

-Manajemen Nutrisi:

a.Tentukan jumlah kalori dan


jenis nutrisi yang dibutuhkan
untuk memenuhi persyaratan gizi.

b. Monitor kalori dan asupan


makanan.

c.Monitor kecendrungan
terjadinya penurunan dan
kenaikan berat badan.

6 Risiko infeksi Setelah dilakukan tindakan Kontrol infeksi :


berhubungan dengan keperawatan selama…., pasien
a.Cuci tangan setiap sebelum dan
penurunan hemoglobin mampu mengontrol infeksi ,
sesudah tindakan keperawatan.
dengan kriteria hasil :
b.Tingkatkan intake nutrisi .
a.Mampu mengidentifikasi
faktor risiko infeksi . c.Monitor tanda dan gejala infeksi
sistemik dan lokal.
b. Mengetahui konsekuensi
terkait infeksi. d.Inspeksi kulit dan membran
mukosa terhadap kemerahan,
c. Mampu mengidentifikasi
panas, drainase.
tanda dan gejalah infeksi.
e.Monitor adanya luka.
d. Mempu menunjukan mencuci
tangan untuk pencegahan f. Dorong masukan cairan.
infeksi. g. Dorong istirahat.

e. Tidak ada kemerahan. h. Ajarkan pasien dan keluarga

f. Tidak ada demam. tanda dan gejala infeksi

g. Tidak ada hipotermia.


h. Tidak ada kestabilan suhu.

i. Tidak ada kehilangan nafsu


makan .

j. Tidak ada malaise

Ansietas berhubungan Setelah dilakukan tindakan : Terapi Relaksasi :


dengan perubahan keperawatan selama….., pasien
7 a.Tentukan apakah ada intervensi
status kesehatan menunjukkan tanda-tanda vital
relaksasi dimasa lalu yang sudah
dalam rentang normal dengan
kriteria hasil : memberikan manfaat.

a. Suhu tubuh dalam rentang b. Berikan deskripsi detail terkait


normal. intervensi relaksasi yang dipilih.

b. Tingkat pernapasan dalam c.Ciptakan lingkungan yang

rentang normal. tenang dan tanpa distraksi dengan


lampu yang
c. Tekanan darah sistolik dalam
rentang normal. redup dan suhu lingkungan yang
nyaman, jika memungkinkan.
d. Tekanan darah diastolik dalam
rentang normal. d. Dapatkan perilaku yang
menungjukan terjadinya relaksasi,
e. Kedalaman inspirasi dalam
misalnya
rentang normal
bernapas dalam, menguap,
pernapasan perut, atau banyangan
yang

menyenang.

e.Minta klien untuk rileks dan


merasakan sensasi yang terjadi.

f. Tunjukan dan praktekan teknik


relaksasi pada pasien.

g. Evaluasi dan dokumentasikan


respon terhadap terapi.

4. Implementasi

Implementasi sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat.

5. Evaluasi

Evaluasi adalah suatu proses yang kontinyu karena setiap intervensi dikaji efektifitasnya
dan intervensi alternative digunakan sesuai kebutuhan setiap ada perubahan pada kondisi
atau kelihan pasien, rencana asuhan keperawatan perlu disesuaikan kembali, hasil akhir
yang diharapkan untuk ibu, pasangan atau janin dievaliasi atau janin dievaluasi secara
kontinyu menurut kriteria yang dapat diukur.
DAFTAR PUSTAKA

FKUI. (2000). Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2. Jakarta: Media Aesculapius.

Gary dkk. (2006). Obstetri Williams, Edisi 21. Jakarta, EGC.

Mc Closky & Bulechek. (2000). Nursing Intervention Classification (NIC). United States
of America: Mosby.

Meidian, JM. (2000). Nursing Outcomes Classification (NOC). United States of America:
Mosby.

Mitayani. (2009). Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC

Nugroho, 2014. Patologi Kebidanan. Yogyakarta: Naha Medika

Proverawati, 2011. Anemia dan Anemia Kehamilan. Yogyakarta: Nuha Medika

Rukiyah, 2013. Asuhan Kebidanan I Kehamilan. Jakarta: CV Trans Info Medika

Tarwono, 2007. Buku Saku Anemia pada Ibu Hamil. Jakarta : Trans Info media

Wiknjosostro. (2002). Ilmu Kebidanan Edisi III. Jakarta: Yayasan Bima pustaka Sarwana
Prawirohardjo.
LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.N
DENGAN ANEMIA PADA KEHAMILAN TRIMESTER KE III DI BPM
BIDAN SRI

Disusun untuk memenuhi tugas stase maternitas

Koordinator : Lisbet Octovia Manalu,S.Kep., Ners, M. Kep


Pembimbing: Lulu Mamlukah R., S. Tr. Keb., MH. Kes

Oleh:
IMAS SITI AISYAH
Kelas E
Profesi Ners

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


INSTITUT KESEHATAN RAJAWALI
BANDUNG
2021
LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN NY.N
DENGAN ANEMIA PADA KEHAMILAN TRIMESTER KE III DI BPM
BIDAN SRI

1. PENGKAJIAN
A. Identitas Klien
Nama : Ny.N
Umur : 25 tahun
Pendidikan : D III
Pekerjaan : Karyawan swasta
Agama : Islam
Suku bangsa : Sunda
Alamat : Jl.Mawar No.15 RT 04 RW 15 Babakan Surabaya
Tanggal pengkajian :04 Agustus 2021
Diagnose medis : G1P0A0 dengan Anemia
B. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Tn. D
Umur : 30 tahun
Pendidikan : Sarjana
Pekerjaan : Wiraswasta
Bangsa/suku : Indonesia/sunda
Agama : Islam
Alamat : Jl.Mawar No.15 RT 04 RW 15 Babakan Surabaya
Hubungan dengan klien: Suami
C. Keluhan Utama Saat Pengkajian
Klien mengeluh lemas,letih dan lesu serta mata suka berkunang-kunang
D. Riwayat Kesehatan Sekarang (PQRS)
Klien mengatakan lemas letih dan lesu ini dirasakan setelah dia
hamil,dan kehamilan ni merupakan kehamilan pertama baginya. lemas
dirasakan terutama kalau pasien banyak beraktivitas terutama bekerja.rasa
lemas itu dirasakan terus menerus,dan akan membaik jika pasien istirahat.
E. Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Kehamilan ini merupakan kehamilan pertama jadi tidak ditemukan riwayat
kehamilan yang berdekatan,tidak mempunyai riwayat asma, jantung dan
hipertensi dan penyakit lainnnya.
F. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan tidak memiliki penyakit keturunan
G. Pola Aktifitas Sehari-Hari
JENIS AKTIVITAS DIRUMAH
Nutrisi:
a. Jenis makanan a. Nasi, sayur, lauk-pauk
b. Frekuensi dan porsi b. 3 kali sehari dan 1 porsi habis
c. Nafsu makan c. Kurang Baik
d. Minum sehari d. + 1500 cc
e. Mual,Masalah mengunyah/ e. Tidak ada masalah
menelan

Eliminasi
1. BAB a. 1-2 kali
2. BAK b. 4-6 kali
Istirahat (tidur)
a. Waktu malam a. 7-8 jam
b. Waktu siang b. 1-2 jam
Ambulasi Pekerjaan rumah, Bekerja, dll (Sedikit
terganggu dengan adanya
kelelahan,keletihan)
Kebersihan diri
a. Mandi sehari a. 2 x sehari
b. Menyikat gigi b. 2 x sehari
c. Cuci rambut c. 3x seminggu
H. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum lemas, Kesadaran composmentis dengan skor GCS
:15, E4 : Membuka mata spontan, M6 : Mengikuti perintah, V5 :
Orientasi baik
2. TTV :TD : 100/80 mmHg, P: 20 x/m, N: 86 x/m, S: 36,2 oC
3. Kepala: Rambut klien tampak hitam,lurus serta tidak mudah tercabut,
kondisi kulit kepala klien tampak bersih, tidak ada ketombe, serta kutu.
tidak ada nyeri tekan pada kepala.
4. Muka: Konjungtiva mata anemis, Sclera tampak tidak ikterus, Tidak
ada nyeri tekan pada mata, kondisi bibir pucat, dan membran mukosa
kering, kondisi gigi klien baik, serta lengkap, Tidak terdapat karies
pada gigi, Kondisi gusi klien baik.
5. Leher: Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan tidak teraba adanya
vena jugularis
6. Dada: payudara tampak simetris kiri dan kanan
7. Abdomen:
Inspeksi: pembesaran perut tidak sesuai usia kehamilan
Palpasi: tidak teraba jelas bagian janinnya,
Auskultrasi: denyut jantung janin antara 150 kali/menit
8. Genitalia: tidak ada nyeri tekan atau ada pembesaran apapun
9. Ekstremitas atas: Ekstremitas bawah :Tidak ada udema, tidak ada
varices, tidak ada nyeri tekan, refleks patela +/+, Kekuatan otot dengan
skala Lovett’s (memiliki nilai 0 – 5)

4 4
4 4

Ket:
0 = Tidak ada kontraksi sama sekali.
1 = Gerakan kontraksi.
2 = Kemampuan untuk bergerak, tetapi tidak kuat kalau melawan
tahanan atau gravitasi.
3 = Cukup kuat untuk mengatasi gravitasi.
4 = Cukup kuat tetapi bukan kekuatan penuh.
5 = Kekuatan kontraksi yang penuh.

I. Psikososial
1. Konsep diri
Menurut klien, dia sudah sangat siap menjadi ibu dan sangat
mendambakan anaknya
2. Peran
Peran klien dalam struktur keluarga sebagai ibu rumah tangga dan
seorang karyawan juga disebuah perusahaan swasta
3. Identitas diri
Klien masih mengenal orang-orang disekitarnya.
4. Harga diri
Klien terlihat percaya diri terhadap apa yang ada pada dirinya,dia juga
mengatakan akan menjaga kehamilannya dan melindungi calon
anaknya
5. Body image
a. Kehamilan sekarang merupakan pengalaman pertama.
b. Klien mengaku senang menerima kehamilannya
c. Suami klien sangat senang atas kehamilan pertamanya
J. Pemeriksaan Penunjang
Tanggal Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan
03 Agustus Hemoglobin 10,6 gr%
2021

K. Therapi
Folamill Genio 1x1 Capsul
L. Data Kehamilan
1. G1P0A0 grav 30 mimggu
2. Klien mengatakan ini merupakan kehamilan pertama dan direncanakan
3. Jumlah anak sekarang
No Cara lahir BB/PB Keadaan usia
lahir
.- - - - -

4. HpHt: 14-12-2020, Tp:21-09-2021


5. LILA 26 cm
6. Klien mengatakan sering melakukan antenatal care
7. Klien mengatakan sejak usia 2 minggu, klien sudah mulai
memeriksakan kehamilannya
8. Klien mengatakan sudah 8 kali lebih memeriksakan kehamilannya.
9. DJJ bayi 150 x/ menit
2. ANALISA DATA
Nama pasien : Ny. N
dx. Medis : Anemia
Hari/tanggal Data Etiologi Masalah
Rabu, 04 Ds: Asupan Nutrisi Intoleransi
Agustus - Klien mengatakan yang kurang aktivitas
2021 badannya lemas, letih adekuat
dan lesu
- Klien mengatakan kalau
Sel darah merah
keluhannya muncul saat
yang kurang
beraktivitas
- Klien mengatakan
merasa enakan kalau Kebutuhuan O2
langsung beristirahat tidak tercukupi
Do:
-Klien terlihat pucat Hipoksia Jaringan
-TD: : 100/80 mmHg, P: 20
x/m, N: 86 x/m, S: 36,2 ºC
Kelelahan
-Konjungtiva Anemis
-Hb 10.6 gr%
- kekuatan otot 4, 4, 4, 4

Rabu, 04 Ds: Penurunan Ketidakefektifan


Agustus -Klien Mengatakan Lemah, hemotokrit perfusi jaringan
2021 Letih, lesu
-Klien mengatakan Penurunan HB
matanya suka berkunang-
kunang Anemia
Do:
- Klien Nampak Lemas
- Klien terlihat pucat
- TD: : 100/80 mmHg,
P: 20 x/m, N: 86 x/m,
S: 36,2ºC
- -Konjungtiva Anemis
- -Hb 10.6gr%

Rabu, 04 DS : Aliran darah GIT Ketidak


Agustus - Klien mengatakan menurun seimbangan
2021 nafsu makannya nutrisi
kurang regurgitasi Kurag dari
DO : kebutuhan
- Pasien tampak lemas dan peningkatan
pucat asam lambung
- Hb 10,6gr%
mual dan muntah

3. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


Nama pasien : Ny. N
dx. Medis : Anemia
No
Diagnosa Keperawatan
Dx
1 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan hipoksia sel dan jaringan.
2 Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan menurunan kadar
hemoglobin dalam darah.
3 Nutrisi kurang dari kebtuhan berhubungan dengan peningkatan isi
lambung

4. INTERVENSI KEPERAWATAN
Nama pasien : Ny. N
dx. Medis : Anemia
Tgl/ No Tujuan dan
Waktu Dx Kriteria Hasil Intervensi (NIC) Rasional
(NOC)
Rabu, 1 NOC: NIC
04 Setelah dilakukan 1. Kaji TTV pasien, 1.TTV pasien dalam batas
Agustus asuhan normal
2021 keperawatan. 1x 2. Kaji penyebab keletihan 2.Pasien mengerti
Jam selama 90 menit penyebab dari keletihan
14.00 klien mampu 3. Pantau asupan nutrisi 3.Pasien akan mengontrol
menoleransi pasien asupan nutrisinya
aktivitas yang 4. Ajarkan rentang 4.Pasien akan mencoba
bisa dilakukan pengaturan aktivitas dan Mengantur aktivitas
.KH: teknik manajemen waktu
a.Menyadari untuk mencegah
keterbatasan kelelahan.
energi 5. Bantu pasien untuk 5.Pasien merasa nyaman
b. mengidentifikasi dan senang dengan
Menyeimbangkan aktivitas pasien bantuan bagaimana
aktivitas dan . mengantur aktivitas oleh
istirahat tenaga kesehatan
c. Mengatur
jadwal
aktivitas untuk
menghemat
energi.

Rabu, 2 NOC : NIC :


04 Ags Setelah dilakukan 1. Kaji TTV pasien 1.TTV dalam batas
2021 asuhan normal
Jam keperawatan 1x 2. Kaji sirkulasi ke jaringan 2. Pasien paham dengan
14.00 selama 90 menit perifer kajian yang diberikan
status sirkulasi 3. Anjurkan pasien untuk 3. Pasien akan melakukan
normal. diet tinggi Fe diet tinggi tablet fe
KH: 4. Informasikan pasien 4. Pasien akan mengantur
a. Tekanan systole untuk istirahat yang pola tidur
dan diastole cukup
dalam rentang
yang diharapkan
b.Menunjukkan
konsentrasi yang
baik
c. Tingkat
kesadaran baik
Rabu, 3 NOC : NIC :
04 Ags Tujuan: 1. Kaji riwayat nutrisi, 1.Mengidentifikasi
2021 Kebutuhan nutrisi termasuk makanan defisiensi, mengawasi
Jam terpebuhi yang disukai masukan kalori atau
14.00 Kriteria Hasil : kualitas kekurangan
a.Menunjukkan konsumsi makanan
peningkatan/mem 2. Observasi dan catat 2.Memudahkan Intervensi
pertahankan BB masukan makanan
dengan nilai Lab. pasien
Normal 3. Anjurkan pasien 3.Mengawasi penurunan
b. Tidak untuk observasi BB
mengalami tanda Timbangan berat
mal nutrisi badan setiap hari
c,Menunjukkan 4. Berikan makan 4. Menurunkan kelemahan,
perilaku, sedikit dengan meningkatkan Pemasukan
perubahan pola frekuensi sering atau nutrisi
hidup untuk makan diantara waktu
meningkatkan makan
atau
mempertahankan
BB yang sesuai

5. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama pasien : Ny. N
dx. Medis : Anemia
Tgl/ No Implementasi Respon Ttd
Waktu Dx
Rabu, 1 1. Mengkaji kemampuan untuk 1.Klien dapat Imas
04 melakukan tugas melakukan semua
Agustus tugasnya tapi kadang
2021 pasien suka merasa
Jam 14 cepat lelah
30 2. Mengobservasi TTV pasien 2. Hasil TTV
TD:100/70 mmhg
N:80 x/menit
S :36,5 ºC
P : 20x/menit
3. Mengkaji kehilangan gangguan 3.klien tidak
keseimbangan gaya jalan, kehilangan saat
kelemahann otot berjalan
4. Menganjurkan pasien untuk 4.pasien sudah
melakukan posisi dengan tepat mengerti kalau
dan nyaman, Memberikan pasien lelah akan
lingkungan yang tenang dan memposisikan
menganjurkan pasien istirahat dengan nyaman dan
dengan tenang dalam posisi tenang
Rabu, 2 1. Menganjurkan pasien Melakukan 1. supaya Hb Imas
04 Agst pemeriksaan HB secara rutin pasien lebih
2021 minimal sebulan sekali. (Sesuai terkontrol
Jam dengan jurnal Yeni
14.30 sulistyaningsih,dll., IJMS–
Indonesian Journal On Medical
Science – Volume 4 No 1,
Penatalaksanaan Pendidikan
Kesehatan Diit Anemia Ibu
Hamil Dengan Masalah
Ketidakseimbangan Nutrisi
Kurang Dari Kebutuhan Tubuh,
Tahun 2017).
2. Memberikan penkes kepada 2.Pasien
pasien untuk selalu mengatur mendengarkan
pola makan yang bergizi dan dan memahami
memakan makanan tinggi zat penkes yang
besi seperti daging ayam,ikan, diberikan
telor, daging merah sapi, hati
sapi, hati ayam,bayam,dll. (
Sesuai dengan jurnal
keperawatan Dina Mariana,dll,
Jurnal Silampasari Vol: 1, nomer
2, Hubungan Pola Makan
Dengan Kejadian Anemia
Pada Ibu Hamil Di Wilayah
Kerja Puskesmas, 2018).
4. Menganjurkan pasien untuk rutin 3.pasien sudah
meminum tablet Fe yang sudah mengerti kalau
diberikan untuk meningkatkan tablet Fe sangat
kadar hemoglobin. (Sesuai penting untung
dengan jurnal Yeni diminum supaya
sulistyaningsih,dll., IJMS– kebutuhan zat besi
Indonesian Journal On Medical pasien tercukupi
Science – Volume 4 No 1,
Penatalaksanaan Pendidikan
Kesehatan Diit Anemia Ibu
Hamil Dengan Masalah
Ketidakseimbangan Nutrisi
Kurang Dari Kebutuhan Tubuh,
Tahun 2017).
5. Memberitahu cara minum tablet 4.pasien sudah
Fe yang benar dan tepat yaitu 1 x memahami cara
1 sehari sebelum tidur dengan air minum obat yang
putih/jus jeruk,jambu biji jangan benar
dengan susu atau kopi karena
dapat mengurangi absorbsi tablet
Fe tersebut
Rabu, 3 1. Mengkaji riwayat nutrisi 1.pasien Imas
04 Agst kesukaan menjelaskan
2021 makanan kesukaan
Jam dia
14.30 2. Mengobservasi dan catat masukan 2.pasien akan
makanan pasien mengobservasi dan
mencatat asupan
yang dia makan
3. Menimbang berat badan pasien 3.pasien akan
menimbang BB
4. Menganjurkan pasien makan 4. pasien sudah
sedikit tapi sering kalau sering mengerti kalau dia
cepat merasa kenyang dan harus makan sedikit
mengobservasi gejala lainnya tapi sering untuk
yang berhubungan dengan anemia mencukupi
kebutuhan
nutrisinya.

6.EVALUASI KEPERAWATAN
Nama pasien : Ny. N
dx. Medis : Anemia
NO
DX TANGGAL/JAM EVALUASI PARAF
1 04 agustus 2021 S: Imas
jam 1530 • Pasien memamparkan kegiatan yang biasa
dilakukan
• TTV
TD:100/70 mmhg
N:80 x/menit
S :36,5 ºC
P : 20x/menit
• Pasien bisa berjalan secara normal
O:
Pasien tampak masih pusing, lelah dan letih
A:
Masalah belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
2 04 agustus 2021 S: Imas
jam 1530 • Mengidentifikasi defisiensi
•Mengawasi penurunan BB
•Makan sedikit dapat menurunkan
kelemahan dan meningkatkan pemasukan
juga mencengah distensi gester
•Gejala hiperemisi gravidarum dapat
merujukkan efek anemia
O:
• Pasien sering mual dan muntah Pasien
masih lelah dan letih
A:
Masalah belum teratasi
P:
Intervensi lanjutan
3 04 agustus 2021 S: Imas
jam 1530 • Mengidentifikasi defisiensi
• Mengawasi penurunan BB
•Makan sedikit dapat menurunkan
kelemahan dan meningkatkan pemasukan
juga mencengah distensi gester
•Gejala hiperemisi gravidarum dapat
merujukkan efek anemia
O:
Pasien sering mual dan muntah Pasien masih
lelah dan letih
A:
Masalah belum teratasi
P:
Intervensi lanjutan

Lampiran Askep:
- SAP, materi dan leaflet penkes
- Jurnal terkait yang diunduh
- Dokumentasi foto bukti implementasi
DOKUMENTASI PENGKAJIAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Disusun oleh :
IMAS SITI AISYAH
KELAS E
PROFESI NERS

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


INSTITUT KESEHATAN RAJAWALI
BANDUNG
2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan : Anemia Pada Ibu Hamil


Sub Pokok Bahasan : Anemia Pada Ibu Hamil
Sasaran : NY N
Tanggal Pelaksanaan : 04 agustus 2021
Waktu : 1x30 menit
Pukul : 14.00 WIB
Tempat : BPM Bidan Sri
Pemateri : Imas Siti Aisyah

A. TUJUAN UMUM
Hasil yang diharapkan setelah dilakukan pendidikan kesehatan yaitu Klien dapat
mengetahui tentang Anemia.

B. TUJUAN KHUSUS
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan selama 1x30 menit,Ny. N mengetahui tentang:
1. Pengertian Anemia
2. Penyebab Anemia pada ibu hamil
3. Faktor resiko Anemia pada ibu hamil
4. Tanda dan gejala anemia pada ibu hamil
5. Dampak anemia pada ibu hamil
6. Cara penanganan dan mencegah anemia pada ibu hamil
C. MATERI PENGAJARAN
1. Pengertian Anemia
2. Penyebab Anemia pada ibu hamil
3. Faktor resiko Anemia pada ibu hamil
4. Tanda dan gejala anemia pada ibu hamil
5. Dampak anemia pada ibu hamil
6. Cara penanganan dan mencegah anemia pada ibu hamil

D. MEDIA PENGAJARAN
1. Materi Pengajaran
2. Leaflet

E. METODE PENGAJARAN
1. Ceramah
2. Diskusi / tanya jawab
F. KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

No Tahap Waktu Kegiatan Media


1 Pembukaan 5 menit  Salam perkenalan
 Menjelaskan kontrak dan
tujuan pertemuan
2 Pelaksanaan 20 menit Menjelaskan tentang : Materi pengajaran
 pengertian Anemia Leaflet
 penyebab Anemia pada
ibu hamil
 Faktor resiko Anemia
pada ibu hamil
 Tanda dan gejala anemia
pada ibu hamil
 Dampak anemia pada ibu
hamil
 Cara penanganan dan
mencegah anemia pada
ibu hamil
 membuka sesi
pertanyaan
 diskusi dengan warga
3. Penutup 5 menit  mengajukan pertanyaan
pada warga
 memberikan reinforcemen
positif atas jawaban yang
diberikan
 menutup pembelajaran
dengan salam
G. EVALUASI
Evaluasi yang dilakukan dengan tanya jawab adalah :
1. Bagaimana pengertian anemia?
2. Apa saja penyebab Anemia pada ibu hamil?
3. Sebutkan Faktor resiko Anemia pada ibu hamil?
4. Sebutka Tanda dan gejala anemia pada ibu hamil?
5. Apa saja dampak anemia pada ibu hamil?
6. Sebutkan Cara penanganan dan mencegah anemia pada ibu hamil?
ANEMIA PADA IBU HAMIL

A. PENGERTIAN
Anemia adalah suatu penyakit kekurangan sel darah merah. Ibu hamil dikatakan
mengalami anemia apabila kadar hemoglobin ibu kurang dari 11g/dl pada trimester satu
dan tiga, serta kurang dari 10,5 g/dl pada trimester kedua.

B. PENYEBAB ANEMIA PADA IBU HAMIL


Penyebabnya antara lain :
1. Meningkatnya kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan janin

2. Kurangnya asupan zat besi pada makanan yang dikonsumsi ibu hamil

3. Pola makan ibu terganggu akibat mual selama kehamilan

4. Adanya kecenderungan rendahnya cadangan zat besi (Fe)


5. Pada wanita akibat persalinan sebelumnya dan menstruasi.

C. FAKTOR RESIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL


1. Umur < 20 tahun atau > 35 tahun
Bila wanita hamil dengan umur <20 tahun, maka asupan zat besi akan menjadi
terbagi antara pertumbuhan biologisnya dan janin yang dikandungnya. Wanita
yang hamil >35 tahun, akan mengalami fungsi faal tubuh tidak optimal, karena
sudah masuk masa awal degeneratif.
2. Jarak kehamilan < 2 tahun
Jarak kehamilan yang kurang dari 24 bulan atau 2 tahun memungkinkan kondisi
ibu belum pulih, sehingga zat besi yang ada didalam tubuhnya terbagi untuk
pemulihan tubuhnya dan kebutuhan selama kehamilan berikutnya.
3. Status Kurang Energi Kronik (KEK)
Gangguan gizi yang terjadi pada masa kehamilan dapat menyebabkan anemia
dan akan berdampak besar bagi kesehatan ibu dan janin
4. Makan < 3 kali dan makanan yang dikonsumsi kurang zat besi
D. BAGAIMANA TANDA & GEJALA ANEMIA PADA IBU HAMIL

1. Mengeluh cepat lelah, letih, lesu, lemas

2. Tampak pucat

3. Pusing

4. Mata berkunang-kunang

5. Kurang semangat
6. Nafsu makan menurun

E. APA DAMPAK ANEMIA PADA IBU HAMIL

1. Abortus

2. Ketuban pecah dini

3. Perdarahan postpartum

4. Kala I laMa
5. BBLR (Berat Badan Lahir Rendah)

F. BAGAIMANA PENANGANAN/PENCEGAHAN ANEMIA PADA IBU


HAMIL

1. Meningkatkan konsumsi makanan kaya gizi besi, hewani dan nabati

2. Makanlah makanan yang kaya sumber zat besi secara teratur.

3. Makanlah makanan yang kaya akan sumber vitamin C untuk memperlancar


penyerapan zat besi. Cukup buah dan sayur (terutama bayam, kangkung)

4. Jagalah lingkungan sekitar agar tetap bersih untuk mencegah penyakit infeksi dan
penyakit cacingan.

5. Hindari minum teh, kopi, susu coklat setelah makan karena dapat menghambat
penyerapan zat besi.
LEAFLET
Apakah ANEMIA….?
ANEMIA PADA IBU HAMIL
Faktor Resiko ANEMIA pada Ibu Hamil….

Anemia adalah suatu penyakit


kekurangan sel darah merah. Ibu
hamil dikatakan mengalami
anemia apabila kadar hemoglobin
ibu kurang dari 11g/dl pada
trimester satu dan tiga, serta
kurang dari 10,5 g/dl pada Umur < 20 tahun atau > 35 tahun
trimester kedua. Bila wanita hamil dengan umur <20 tahun, maka asupan zat besi
akan menjadi terbagi antara pertumbuhan biologisnya dan janin
yang dikandungnya. Wanita yang hamil >35 tahun, akan
Apa PENYEBAB ANEMIA pada Ibu Hamil….? mengalami fungsi faal tubuh tidak optimal, karena sudah masuk
masa awal degeneratif.

Jarak kehamilan < 2 tahun


OLEH:
IMAS SITI AISYAH Meningkatnya kebutuhan zat besi untuk Jarak kehamilan yang kurang dari 24 bulan atau 2 tahun
memungkinkan kondisi ibu belum pulih, sehingga zat besi yang
Kelas E pertumbuhan janin ada didalam tubuhnya terbagi untuk pemulihan tubuhnya dan
Profesi Ners Kurangnya asupan zat besi pada makanan yang kebutuhan selama kehamilan berikutnya.
dikonsumsi ibu hamil
Pola makan ibu terganggu akibat mual selama
Status Kurang Energi Kronik (KEK)
kehamilan
Adanya kecenderungan rendahnya cadangan zat
besi (Fe) Gangguan gizi yang terjadi pada masa kehamilan dapat
menyebabkan anemia dan akan berdampak besar bagi
PROGRAM STUDI PROFESI NERS Pada wanita akibat persalinan sebelumnya dan
kesehatan ibu dan janin
menstruasi.
INSTITUT KESEHATAN RAJAWALI
Makan < 3 kali dan makanan yang
BANDUNG dikonsumsi kurang zat besi
2021
Bagaimana
Bagaimana TANDA & GEJALA Apa DAMPAK ANEMIA pada Ibu PENANGANAN/PENCEGAHAN
ANEMIA pada Ibu Hamil….? Hamil….? ANEMIA pada Ibu Hamil….?

Mengeluh cepat lelah, letih, lesu, lemas Anemia pada ibu hamil bisa menghambat serta  Meningkatkan konsumsi makanan kaya
Tampak pucat mengganggu kesehatan ibu dan janin yang gizi besi, hewani dan nabati
Pusing tengah dikandung. Anemia dapat terjadi pada  Makanlah makanan yang kaya akan
setiap ibu hamil, karena itulah kejadian ini harus sumber zat besi secara teratur.
selalu diwaspadai. Dampak yang bisa muncul
antara lain:

Abortus

Mata berkunang-kunang
Kurang semangat
Nafsu makan menurun Ketuban pecah dini

 Makanlah makanan yang kaya akan


Perdarahan postpartum sumber vitamin C untuk memperlancar
penyerapan zat besi. Cukup buah dan
sayur (terutama bayam, kangkung)
 Jagalah lingkungan sekitar agar tetap
bersih untuk mencegah penyakit infeksi
Kala I lama dan penyakit cacingan.
BBLR (Berat Badan Lahir Rendah)  Hindari minum teh, kopi, susu coklat
setelah makan karena dapat menghambat
penyerapan zat besi.
IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 4 No 1 - Januari 2017

Penatalaksanaan Pendidikan Kesehatan Diit Anemia Ibu Hamil Dengan Masalah


Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh

Yeni sulistyaningsih Tutik Yuliyanti2)


Poltekkes Bhakti Mulia Sukoharjo

pregnant women and their babies purpose of this study is to describe the management of nursing health
education of pregnant women with anemia diet problems nutritional imbalance is less than demand.

of nutritional anemia in pregnant mothers diet. Nursing action: assess knowledge of patients, monitoring

anemia in pregnant mothers, teaches a method for meal planning, help patients and families understand

dl and increased iron intake after administration of health education diit anemia in pregnant mothers.

Nutrisi prenatal yang adekuat merupakan factor lingkungan terpenting yang mempengaruhi

keperawatan pendidikan kesehatan diit anemia ibu hamil dengan masalah ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan. Jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan rancangan studi kasus, menggunakan
metode pendekatan nursing process. Populasi: ibu hamil yang mengalami anemia di wilayah Sukoharjo,
P A mengatakan mudah lelah dan lemah,
belum mengetahui tentang diit anemia ibu hamil, kurang mengkonsumsi sayuran hijau, pada usia

56 ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org


IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 4 No 1 - Januari 2017

kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurang pengetahuan dasar tentang nutrisi diit anemia

besi, memotivasi pasien untuk mengubah kebiasaan makanan, memberi pendidikan kesehatan diit
anemia ibu hamil, mengajarkan metode untuk perencanaan makan, membantu pasien dan keluarga
memahami kebutuhan untuk mematuhi program terapi dan konsekuensi akibat tidak patuh, kolaborasi

kesehatan diit anemia ibu hamil.

I. PENDAHULUAN
Anemia pada ibu hamil merupakan salah
satu faktor penyebab tidak langsung kematian Penatalaksanaan meliputi pencegahan
ibu dalam kehamilan. Penyebab anemia pada yang dapat dilakukan penatalaksanaan medis:
pemberian suplemen fero sulfat atau glukonat

Penatalaksanaan keperawatan: observasi adanya


obat-obatan yang dapat menyebabkan anemia
misalnya obat yang dipakai untuk mengobati

Sukoharjo tahun 2014 ibu hamil yang mengalami


2011). anemia paling banyak ditemukan di wilayah
Anemia juga dapat ditimbulkan kurang

besi keluar dari tubuh dan Hb ibu dapat berkurang Sukoharjo saat menjalani praktik keperawatan
dari 11 g/dl pada trimester pertama dan trimester komunitas terdapat ibu hamil yang mengalami
anemia sebanyak 15 orang dengan kadar Hb
menunjukan anemia ringan dan anemia sedang.
Tanda dan gejala anemia pada kehamilan Saat dilakukan pengkajian kepada ibu hamil yang

keluhan seperti badan mudah lelah dan kurangnya


pemahaman mengenai asupan nutrisi selama
kehamilan dan pentingnya mengkonsumsi obat Fe

ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org 57


IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 4 No 1 - Januari 2017

selama kehamilan. Kurang pengetahuan adalah Berdasarkan data tersebut maka peneliti
tidak ada atau kurang informasi kognitif tentang tertari untuk melakukan penelitian tentang
ketidakseimbangan nutrisi pada ibu hamil
karena anemia. Tujuan penelitian ini untuk
terdapat hubungan pengetahuan ibu hamil mendeskripsikan penatalaksanaan keperawatan
trimester III tentang pola makan dengan kejadian pendidikan kesehatan diit anemia ibu hamil dengan
anemia di wilayah kerja Puskesmas Nilam Sari masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
Bukittinggi tahun 2015 yaitu sebanyak 33 orang kebutuhan tubuh.
responden berpengetahuan cukup tentang
II. METODE PENELITIAN
responden mengalami anemia yaitu sebanyak 44 Penelitian dilakukan di wilayah Kelurahan
Sukoharjo pada tanggal 23 Maret-18 April 2016.
Jenis penelitian deskriptif kualitatif dengan

terhadap kejadian anemia pada ibu hami trimester pendekatan proses keperawatan (nursing
III yang diteliti di Puskesmas Pleret Bantul process).
Yogyakarta yaitu dengan hasil bahwa mayoritas Populasi yang diambil adalah ibu hamil
responden mempunyai pola makan dengan yang mengalami anemia di wilayah Kelurahan

Desa Kregan wilayah Kelurahan Sukoharjo.


Teknik sampling yang digunakan yaitu
purposive sampling. Teknik dalam pelaksanaanya
menggunakan studi kasus yaitu mengambil
hamil dengan anemia berat. salah satu kasus kemudian melakukan
Nutrisi prenatal yang adekuat merupakan asuhan keperawatan secara langsung. Teknik
salah satu factor lingkungan terpenting yang pengambilan data yang digunakan adalah sebagai
mempengaruhi kesehatan wanita hamil dan
studi dokumentasi.
Instrumen yang digunakan yaitu: alat bantu
dibatasi dan dihindari serta ukuran atau jumlah wawancara berupa buku pedoman pengkajian

Pendidikan kesehatan adalah kegiatan serta dalam metode observasi langsung atau
menyebarkan pesan atau menanamkan keyakinan

mengerti tetapi juga mau dan bisa melakukan


suatu anjuran yang ada hubungannya dengan yaitu pemeriksaan kadar Hb alat yang digunakan

58 ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org


IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 4 No 1 - Januari 2017

III. HASIL PENELITIAN mengkonsumsi penambah darah. Data


1. Pengkajian
Saat dilakukan pengkajian didapatkan
data pasien sebagai berikut: data subjektif:
Ny.S G1P0A0

belum tahu tentang diit anemia ibu hamil 3. Perencanaan Keperawatan


Ny.S mengatakan selama hamil pada usia Tujuan atau kirteria hasil setelah
kehamilan 6 bulan berhenti mengkonsumsi dilakukan asuhan keperawatan 4 kali
kunjungan dalam satu bulan diharapkan
merasa mual setelah mengkonsumsi obat ibu memahami tentang diit anemia ibu
penambah darah. Data objektif: Ny.S tamat hamil dengan kriteria hasil sebagai berikut:
memperlihatkan pengetahuan diit anemia

memiliki nilai Hb dalam batas normal yaitu

mengungkapkan tekat untuk mematuhi diit


anemia ibu hamil.
2. Diagnosa Keperawatan Untuk mengatasi masalah tersebut
Berdasarkan data-data yang dapat ditetapkan Intervensi: Kaji tingkat
didapatkan maka dapat dirumuskan
masalah keperawatan pada Ny.S yaitu
ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kurang pengetahuan dasar tentang nutrisi
diit anemia ibu hamil yang ditandai dengan pasien atau keluarga memahami kebutuhan
data subjektif: Ny.S mengatakan belum untuk mematuhi program terapi dan

dengan pihak lab dalam memantau kadar


Ny.S mengatakan kurang mengkonsumsi Hb.
4. Implementasi Keperawatan
hamil pada usia kehamilan 6 bulan Implementasi keperawatan
berhenti mengkonsumsi obat penambah
keperawatan: 1) Memantau keadekuatan

ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org 59


IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 4 No 1 - Januari 2017

asupan zat besi. Respon tindakan: subjektif; penambah darah selama kehamilan dan
Ny.S mengatakan kurang mengkonsumsi lebih tahu mengapa badannya mudah lelah
dan pucat.
mengkonsumsi obat penambah darah
karena selalu merasa mual setelah keperawatan 1): kolaborasi dengan pihak
lab dalam memantau kadar Hb. Respon
objektif; asupan zat besi dari makanan tidakan: subjektif; pasien menanyakan
dan tetapi obat penambah darah kurang
pada Ny.S. Tindakan keperawatan 2): menjadi 8 gr/dl. Tindakan keperawatan
mengkaji tingkat pengetahuan diit anemia 2): memotivasi motivasi pasien untuk
ibu hamil. Respon tindakan: subjektif; Ny.S mengubah kebiasaan makan. Respon
mengatakan belum tahu tentang diit anemia tindakan: subjektif; Ny.S mengatakan mau
melaksanakan diit anemia ibu hamil yang
dianjurkan perawat karena ingin bayi yang
tindakan keperawatan 1): memberikan dikandung tetap sehat dan kadar Hbnya
pendidikan kesehatan diit anemia ibu
hamil. Respon tidakan: subjektif; Ny.S kesehatan yang disampaikan pada tanggal
mengatakan bersedia diberi penyuluhan 24-03-2016 berhasil memotivasi ibu dalam
melaksanakan diit anemia ibu hamil.
objektif; Ny.S terlihat sangat memperhatikan
dan kooperatif dengan penkes yang keperawatan 1): kolaborasi dengan pihak
diberikan dengan adanya pertanyaan dari laboratorium dalam memantau kadar
Hb. Respon tidakan: subjektif; pasien
kopi dan teh?”. Tindakan keperawatan 2): mengatakan telah memeriksakan kadar
membantu pasien atau keluarga dalam
memahami kebutuhan untuk mematuhi
program terapi dan konsekuensi akibat Mengajarkan metode untuk perencanaan
tidak patuh. Respon tindakan: subjektif; makan. Respon tidakan: subjektif; Ny.S
Ny.S mengatakan sekarang lebih paham mengatakan sangat senang dengan
tentang pentingnya mengkonsumsi sayuran pemberian perencanaan contoh menu
hijau dan obat penambah darah selama makanan dalam mengatasi anemia dan
kehamilan dan lebih tahu akibat dari tidak
terlihat sangat antusias saat di ajarkan
metode perencanaan menu makanan diit
tentang asupan makanan yang dapat anemia ibu hamil.
mengatasi anemianya dan mengetahui Tindakan keperawatan 3): memantau
fungsi pentingnya mengkonsumsi obat keadekuatan asupan zat besi. Respon

60 ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org


IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 4 No 1 - Januari 2017

tidakan: subjektif; Ny.S mengatakan sudah Data objektif; kadar Hb naik menjadi
mengubah kebiasaan makan dengan
saat diajarkan metode perencanaan
Ny.S mengatakan sekarang lebih banyak
mengkonsumsi sayuran hijau yaitu sayur anemia ibu hamil sudah diterapkan oleh

pasien masih terlihat pucat. assesment;


Ny.S mengatakan sekarang sudah rutin masalah ketidakseimbangan nutrisi kurang

mengatakan rasa letih sudah mulai sedikit planning: intervensi lanjutkan; 1) pantau

dengan pihak lab dalam memantau kadar


Hb.
terlihat pucat.
5. Evaluasi IV. PEMBAHASAN
Evaluasi hasil tanggal 18 April 2016: 1. Pengkajian
setelah dilakukan tindakan keperawatan Peneliti melakukan pengkajian dan
diagnosa keperawatan ketidakseimbangan pengumpulan data dilakukan dengan cara
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berkunjung langsung ke rumah pasien
berhubungan dengan kurang pengetahuan
dasar tentang nutrisi diit anemia ibu hamil
sebagai berikut: pemeriksaan penunjang yaitu cek kadar
Data subjektif; pasien mengatakan Hb. Pengkajian adalah pemikiran dasar
dari proses keperawatan yang bertujuan
Ny.S mengatakan sangat senang dengan untuk mengumpulkan informasi atau data
pemberian perencanaan contoh menu
makanan dalam mengatasi anemia

mengatakan sudah mengubah kebiasaan


makan dengan melaksanakan diit anemia 2012).
Yang pertama peneliti lakukan adalah
banyak mengkonsumsi sayuran hijau yaitu anamnesa kepada pasien. Sehingga
didapatkan keluhan-keluhan yang

Ny.S mengatakan sekarang sudah rutin yang dirasakan Ny.S mengatakan bahwa
badannya terasa cepat lelah selama usia
Ny.S mengatakan rasa letih sudah mulai kehamilan 7 bulan. Keluhan yang dialami
sedikit berkurang

ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org 61


IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 4 No 1 - Januari 2017

oleh Ny.S merupakan salah satu dari


manifestasi klinik subjektif dari pasien yang mengalami anemia terjadi penurunan
mengalami anemia menurut Green dan kapasitas darah untuk mengangkut oksigen
sehingga akan mempengaruhi tanda-

penurunan jumlah kadar Hb dan penurunan


(nafas pendek). darah ke kulit. Peneliti mendapatkan data
Yang kedua peneliti lakukan yaitu hasil pengkajian sebagai berikut yaitu:
pengamatan/observasi perilaku dan
o
keadaan klien data yang diperoleh saat
dilakukan observasi pada Ny.S adalah
sebagai berikut: wajah pasien terlihat terlihat ekspresi wajah pasien menunjukan

konjungtiva anemis kemudian pada mulut

bahwa pasien mengalami salah satu tanda anemis.


Aspek pendekatan pengkajian
Green dan Wilkinson (2012) mengenai tanda menggunakan pola fungsional Gordon
dan gejala anemia dibagi 2 yaitu: subjektif: yang lebih difokuskan pengkajian pada ibu
hamil yang mengalami anemia yaitu pada
pola nutrisi dan metabolisme.
Objektif: Asupan makanan selama hamil:
pasien mengatakan selama hamil makan
dan menurut Syafrudin (2011) tanda dan habis 4-5 kali dalam sehari dengan
jenis makanan yang dikonsumsi selama

kandungan sayuran hijau kurang dalam

makan baik tidak mengalami penurunan


dan kuku tampak pucat.
Yang ketiga peneliti melakukan
mengatakan selama hamil pada usia
pada ibu hamil yang mengalami anemia kehamilan 6 bulan berhenti mengkonsumsi
menurut Green dan Wilkinson (2012)
merasa mual setelah mengkonsumsi obat

62 ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org


IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 4 No 1 - Januari 2017

penambah darah dan pasien mengatakan 2. Diagnosa Keperawatan


belum tahu tentang diit anemia ibu hamil Diagnosa keperawatan merupakan
dan terlihat bingung saat diberi pertanyaan
tersebut. Pada ibu hamil membutuhkan keluarga dan masyarakat tentang masalah
tambahan energy sebesar 300 kalori perhari
dasar seleksi intervensi keperawatan untuk
mencapai tujuan asuhan keperawatan
kebutuhan protein yang dianjurkan sekitar sesuai dengan kewenangan perawat
800 gram/hari.Darijumlah tersebut sekitar
Dari data-data yang diperoleh peneliti
dapat menegakkan diagnosa keperawatan
Dari hasil pengkajian ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
tersebut didapatkan hasil mengenai kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kurang pengetahuan dasar tentang nutrisi
diit anemia ibu hamil pada Ny.S. diagnosa
tersebut sesuai dengan Wilkinson (2012) tersebut sudah sesuai dengan NANDA
mengenai fokus pengkajian keadekuatan (2012). Bahwa ketidakseimbangan nutrisi
diit dan hal tersebut didukung oleh pendapat kurang dari kebutuhan tubuh yaitu asupan
dari NIC dan NOC (2013) mengenai kurang nutrisi tidak cukup untuk memenuhi
pengetahuan yang ditandai dengan pasien kebutuhan metabolik.
Pada diagnosa tersebut peneliti
keterbatasan kognitif. didukung dengan data subjektif; Ny.S
Selanjutnya peeliti melakukan studi mengatakan belum tahu tentang diit
dokumentasi. Jenis pemeriksaan lab yang
dilakukan adalah riwayat pemeriksaan
kadar Hb yang dilakukan pada tanggal
Ny.S mengatakan selama hamil pada usia
kehamilan 6 bulan berhenti mengkonsumsi
g/dl. Dari hasil pemeriksaan penunjang
merasa mual setelah mengkonsumsi obat
ditandai dengan penurunan kadar Hb penambah darah. Data objektif: Ny.S tamat

kehamilan yaitu merupakan penurunan


kadar Hb kurang dari 11 g/dl pada trimester

pada trimester kedua.

ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org 63


IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 4 No 1 - Januari 2017

Batasan karakteristik yang ada sudah


sesuai dengan NANDA (2012) adalah : tujuan harus mempunyai batasan
Ny.S mengatakan belum tahu tentang diit
ketentuan tersebut peneliti menentukan
tujuan: setelah dilakukan asuhan
keperawatan 4 kali kunjungan dalam satu
bulan diharapkan ibu lebih paham tentang
diit anemia ibu hamil dengan kriteria
hasil sebagai berikut: 1. Memperlihatkan
sesuai dengan NANDA (2012) adalah IMT: pengetahuan diit anemia ibu hamil (NIC:

kemampuan melaksanakan diit anemia


Faktor penyebab dari diagnosa
keperawatan ketidakseimbangan nutrisi Memiliki nilai Hb dalam batas normal yaitu
kurang dari kebutuhan tubuh adalah kurang
pengetahuan dasar tentang nutrisi diit
anemia ibu hamil. Kurang pengetahuan Mengungkapkan tekat untuk mematuhi
adalah tidak ada atau kurang informasi

karakteristik yang muncul pada kurang yang paling efektif untuk mengatasi
pengetahuan adalah memverbalisasikan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan selama 1 bulan.
3. Perencanaan Keperawatan Intervensi keperawatan menurut
Intervensi keperawatan adalah ONEC yang telah penulis susun adalah:
tindakan yang dirancang untuk membantu Observation; 1) Kaji tingkat pengetahuan
klien dalam beralih dari tingkat kesehatan
saat ini ke tingkat yang diinginkan sesuai

Peneliti menyusun rencana intervensi atau


perencanaan dengan tujuan/kriteria hasil mengetahui apakah kebutuhan telah
peneliti berpedoman pada SMART yaitu
Measurable: Tentukan motivasi pasien untuk mengubah

patuh maka pengkajian lanjut untuk


mengetahui ketidak patuhan pasien.
4) Beri penkes diit
tujuan harus dapat

64 ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org


IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 4 No 1 - Januari 2017

suatu penyuluhan agar klien lebih paham


salah satu faktor yang mempengaruhi
tingkat pengetahuan Ny.S mengenai diit
menjaga pola makan pasien sehingga
pasien makan makan sesuai diit (NIC: Ny.S mengatakan tamat pendidikan SMA.

Education: 6) Bantu pasien atau tindakan keperawatan: memberikan


keluarga memahami kebutuhan untuk pendidikan kesehatan diit anemia ibu
mematuhi program terapi dan konsekuensi hamil. Pendidikan kesehatan merupakan
akibat tidak patuh Rasional: agar keluarga kegiatan yang dilakukan dengan
dan pasien tahu bila suatu masalah tidak
segera di tangani akan berdampak buruk keyakinan sehingga masyarakat tidak saja

7) Kolaborasi dengan dan bisa melakukan suatu anjuran yang


pihak laboratorium dalam memantau kadar ada hubungannya dengan kesehatan

dan mencerminkan keberhasilan (NIC: suatu rencana makan yang di tunjukan


untuk memberi awal kehidupan yang sehat
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah Pendidikan kesehatan diit anemia
pelaksanaan rencana keperawatan ibu pada Ny.S menggunakan .
oleh perawat dan klien. Implementasi adalah selembar kertas yang
merupakan tahap ke empat dari proses dilipat sehingga dapat terdiri atas beberapa
halaman. Peneliti lebih memilih
Tindakan keperawatan yang peneliti lakukan karena keuntungan dari penggunaan
pada diagnosa ketidakseimbangan nutrisi adalah dapat disimpan dalam waktu
kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan kurang pengetahuan dasar tentang dan penggunaan dapat dikombinasikan
nutrisi diit anemia ibu hamil sebagai berikut: dengan media lain. Namun keterbatasan
adalah hanya bermanfaat untuk
keperawatan: memantau keadekuatan orang dengan fungsi pengelihatan yang

pengetahuan diit anemia ibu hamil. persiapan khusus untuk membuat dan
Faktor yang mempengaruhi tingkat
pengetahuan seseorang sebagai berikut: Waktu pemberian pendidikan kesehatan

dilaksanakannya pendidikan kesehatan di

ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org 65


IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 4 No 1 - Januari 2017

anaemia dan bentuk morfologi anemia serta


tempat tersebut karena suasananya lebih kadar hemoglobin.Penelitian Darwanty

terhindar dari suara bising TV dan dengan asam folat dan kadar hemoglobin terhadap
metode ceramah. Hal tersebut membantu pertumbuhan otak janin. Diperlukan
memfokuskan pasien dalam menerima upaya untuk menurunkan anemia dengan
materi pendidikan kesehatan yang diberikan pemantauan konsumsi Fe pada ibu
oleh perawat sehingga pasien akan lebih hamil dan peningkatan pemahaman ibu
kooperatif. Hal ini dibuktikan dengan adanya hamil tentang pentingnya asam folat bagi
sebuah pertanyaan dari Ny.S dalam materi janinnya. Tindakan selanjutnya memotivasi
diit anemia ibu hamil yang disampaikan klien untuk mengubah kebiasaan makan.

minum kopi dan teh?”. keperawatan: kolaborasi dengan pihak


Selanjutnya menganjurkan pasien laboratorium dalam memantau kadar
dan keluarga dalam memahami kebutuhan Hb. Tindakan yang kedua mengajarkan
untuk mematuhi program terapi dan metode untuk perencanaan makan.
konsekuensi akibat tidak patuh. Program
penanggulangan pencegahan anemia
kalsium 2x1 fungsinya pada janin untuk pada kehamilan: keluarga dan anggota
keluarga yang resiko menderita anemia
membantu pembentukan sel darah harus mendapat makanan yang cukup
bergizi dengan biovallabilita yang cukup;
Pengobatan penyakit infeksi yang
memperbsar resiko anemia; penyediaan
mencegah anemia Bagi janin sangat penting pelayanan yang mudah dijangkau
untuk perkembangan otak sedangkan
efeksampingnya mual dan terjadi perubahan tersedianya tablet tambah darah dalam
jumlah yang sesuai
apabila tidak melaksanakan program terapi Tindakan yang ketiga memantau
akan beresiko
pemberian tablet Fe setiap hari tiap sore
atau sebelum tidur selama 90 hari dengan
dosis 60 mg dapat mencukupi kebutuhan
tindakan keperawatan: kolaborasi dengan mineral yang diperlukan oleh tubuh dan
pihak laboratorium dalam memantau kadar berfungsi untuk sintesis hemoglobin
Irianti et all (2014). Menurut penelitian
pemeriksaan Hb dapat memastikan adanya

66 ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org


IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 4 No 1 - Januari 2017

konsumsi tablet Fe dengan kejadian


anemia di wilayah kerja Puskesmas sangat antusias saat diajarkan metode
Pulobrayan Medan nilai p: 0.000.Didukung perencanaan menu makanan diit anemia

pemberian pendidikan kesehatan terhadap


peningkatan pengetahuan ibu hamil dalam mukosa bibir pasien masih terlihat pucat.
Assesment: masalah ketidakseimbangan
5. Evaluasi Keperawatan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh teratasi
Evaluasi dalam keperawatan sebagian. Planning: intervensi lanjutkan;
merupakan kegiatan dalam menilai tindakan
2) Kolaborasi dengan pihak lab dalam
mengetahui pemenuhan kebutuhan klien memantau kadar Hb.
secara optimal dan mengukur hasil dari Dari hasil evaluasi terdapat tujuan
dan kriteria hasil yang belum tercapai yaitu
Hasil evaluasi yang peneliti lakukan pada kadar Hb yang meningkat namun
sesuai dengan implementasi keperawatan tidak sesuai dalam batasan karakteristik
dengan diagnosa ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan kurang pengetahuan kehamilan terjadi karena peningkatan
dasar tentang nutrisi diit anemia ibu hamil volume plasma darah yang menyebabkan
pada kunjungan terakhir atau evaluasi hari konsentrasi sel darah merah menurun
terakhir pada tanggal 18 april 2016 sebagai
berikut: Subjektif: pasien mengatakan menyebabkan kadar hemoglobin dalam
darah menurun.
pasien mengatakan sangat senang dengan
pemberian perencanaan contoh menu
makanan dalam meningkatkan kadar tingkat pengetahuan tentang gizi dengan
kadar hemoglobin.Sedangkan penelitian
kebiasaan makan dengan melaksanakan
terhadap perubahan konsumsi zat gizi
sekarang lebih banyak mengkonsumsi
menemukan efek dari pendidikan gizi ke
tingkat perubahan hemoglobin ibu hamil
buah jeruk dan rambutan dan sekarang
sudah rutin mengkonsumsi obat penambah

sudah mulai berkurang. Objektif: kadar

ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org 67


IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 4 No 1 - Januari 2017

V. SIMPULAN jkk1/article/view/42. Diakses pada tanggal


Perkembangan klien setelah diberikan 24 Maret 2016.
tindakan keperawatan selama 4 kali kunjungan Irianti et all. 2014. Asuhan Kehamilan Berbasis
Bukti. Jakarta.Salemba Medika.
nutrisi teratasi sebagian. Terdapat peningkatan
Keperawatan Maternitas. Salemba Medika.
zat besi setelah pemberian pendidikan kesehatan Machfoedz. 2009.
diit anemia ibu hamil. Kesehatan. Yogyakarta: Fitramaya.
Marmi. 2011. Asuhan Kebidanan pada masa
DAFTAR PUSTAKA karta: Pustaka Pelajar.
Promosi Kesehatan
Kontribusi
Sebuah Pengantar Proses Belajar Mengajar
dalam Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
NANDA. 2012.
. Jurnal Kesehatan
.
Reproduksi Volume 3 Nomor 2 Agustus
Nursalam. 2008.
2012 halaman 82-90

Jakarta: Salemba Medika.


Dermawan. Deden. 2012. Proses Keperawatan.
Edukasi Gizi
Yogyakarta: Gosyen Publising.
Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo. 2015.

.
. Sukoharjo: Dinkes Sukoharjo.
https://www.scribd.com/doc/181706757/

ANEMIADiakses pada tanggal 30 April


2016.
Strategi
Sari Kota Bukittinggi. https://www.google.
com/search?. Diakses pada tanggal 24
Anemia pada kehamilan. Jurnal Ilmiah
Maret 2016.
Widya Volume 3 Nomor 3 Januari- Juli
Rencana
halaman 1-9 e- jurnal.jurwidyakop3.com/
Asuhan Keperawatan Maternal & Bayi Baru
index-php/jurnal-ilmiah/issue/archive.
. Jakarta: EGC
Asuhan
Jakarta: CV. Trans
Keperawatan: Panduan, Konsep dan
Info Media.
Aplikasi. Jogjakarta: Mitra Cendekia.
http://e-journal.akbid-purworejo.ac.id/index.php/

68 ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org


IJMS – Indonesian Journal On Medical Science – Volume 4 No 1 - Januari 2017

Jebres Surakarta.
Supariasa. 2012. Pendidikan dan Konsultasi Gizi.
Jakarta : EGC
Syafrudin. .2011. Untaian Materi Penyuluhan KIA
Jakarta. TIM.
Buku Saku

Jakarta:
EGC.

. Diakses pada tanggal 24


Maret 2016.

ISSN 2443-1249 (Print) 2355-1313 (On Line) - ijmsbm.org 69


International Journal of Natural Sciences and Engineering. LOGO Jurnal
Volume 2, Number 3, Tahun 2018, pp. 117-122
P-ISSN: 2615-1383 E-ISSN: 2549-6395
Open Access: https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/IJNSE

Hubungan Pola Makan dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil di


Wilayah Kerja Puskesmas Buleleng III

Wigutomo Gozali *
Jurusan D3 Kebidanan Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Ganesha

ARTICLEINFO ABSTRAK
Article history:
Received 19 May 2018
Pola makan merupakan berbagai infromasi yang memberikan
Received in revised form
10 June 2018 gambaran mengenai macam dan jumlah bahan makanan yang
Accepted 28 July 2018 dikonsumsi setiap hari oleh satu orang. Pola makan yang kurang baik
Available online 25 August menjadi salah satu penyebab terjadinya anemia pada masa kehamilan
2018 karena kurangnya konsumsi makanan yang mengandung zat besi.
Anemia pada ibu hamil akan mengakibatkan peningkatan risiko
Kata Kunci:
Ibu hamil, anemia, pola pendarahan pada saat persalinan dan berat badan bayi lahir rendah.
makan Pada penelitian ini menganalisa tentang hubungan pola makan dengan
kejadian anemia pada ibu hamil. Penelitian ini merupakan jenis
Keywords: penelitian korelasional dengan pendekatan cross sectional. Variabel
pregnant woman, anemia,
food pattern.
dependen pada penelitian ini adalah pola makan, sedangkan variabel
independennya yaitu anemia pada ibu hamil. Pengambilan sampel
menggunakan total sampling dengan jumlah sampel sebanyak 25
orang. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner dan
pemeriksaan Hb (haemoglobin) ibu hamil menggunakan meode sahli.
Analisa data menggunakan uji statistik korelasi pearson product
moment. Hasil penelitian ini menunjukkan sebagain besar 17 (68%)
responden mengalami anemia ringan dan 11 (44%) responden memiliki
pola makan yang cukup. Pola makan pada ibu hamil berhubungan
bermakna dengan kejadian anemia (p<0,05). Hubungan antara pola makan dengan kejadian anemia
kuat, dengan intrepretasi semakin kurang pola makan ibu hamil maka kejadian anemia semakin tinggi.
Ibu hamil diharapkan memiliki pola makan yang baik sesuai jumlah kebutuhan pada masa kehamilan.

ABSTRACT

Diet is a variety of infromasi that provides an overview of sorts and the amount of food
consumed daily by one. Eating less well causes of the anemia in pregnancy because of the lack of
food consumption containing iron. Anemia for pregnant women will lead to increased risk bleeding
when childbirth and weight baby low birth. In this research analyst about the relationship with dietary
pattern and anemia for pregnant women. The research is the kind of research the correlational cross
sectional. Dependent variable on research is diet, and independent variable is anemia for pregnant
women. The sample total of sampling use of samples from 25 people. Data collection with the
questionnaire and Hb test pregnant women using sahli method. Analysis of data using the statistical
perarson correlation product moment. This research result indicates most of 17 (68 %) respondents
experienced mild anemia and 11 (44 %) respondents adequate eating. Dietary pattern for pregnant
women associated with anemia (p <0,05 ). The relation between dietary pattern and anemia is strong
with interpretation the poor dietary pattern, the anemia would be higher. Pregnant women are
expected to have a good diet according to the type and amount of required in pregnancy.

Copyright © Universitas Pendidikan Ganesha. All rights reserved.

*
Corresponding author.
E-mail addresses: wigutomogozali@gmail.com (Wigutomo Gozali)
International Journal of Natural Sciences and Engineering, Vol. 2, No. 3, Tahun 2018, pp. 117-122 118

1. Pendahuluan

Tingginya angka kematian ibu di Indonesia masih merupakan masalah yang menjadi prioritas di
bidang kesehatan. Penyebab langsung kematian ibu terbanyak adalah perdarahan, infeksi, dan keracunan
kehamilan. Penyebab kematian langsung dapat bersifat medik maupun non medik. Faktor non medik
diantaranya keadaaan kesejahteraan ekonomi keluarga, pendidikan ibu, lingkungan hidup dan perilaku.
Faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi status kesehatan ibu, dimana status kesehatan ibu
merupakan faktor penting penyebab kematian ibu (Amiruddin, 2007). Penyakit dan status gizi yang buruk
turut mempengaruhi status kesehatan ibu. Salah satu kematian obstetrik tidak langsung pada kasus
kematian ibu adalah anemia. Menurut Mariana (2018) Anemia juga merupakan salah satu masalah gizi
utama di Indonesia. Resiko anemia gizi besi ini dapat menyebabkan produktivitas kerja rendah, daya
tahan tubuh terhadap penyakit menurun, kemampuan belajar anak sekolah rendah, peningkatan bobot
badan ibu hamil rendah dan kelahiran bayi premature. Anemia dalam kehamilan adalah suatu keadaan
diamana kadar hemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari 10 gr/dl (Wasnidar, 2009).
Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen darah, elemen
tidak adekuat atau kurangnya nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah yang
mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah (Utami 2015). Anemia disebabkan
defisiensi beberapa zat gizi seperti zat besi, dan vitamin B12. Anemia gizi pada masa kehamilan sering
diidentikkan dengan anemia zat besi. Setiap ibu hamil harus memiliki status gizi yang baik dengan pola
makan yang teratur dan bergizi seimbang. Gizi seimbang yaitu pola makan sehari-hari yang sesuai dengan
kebutuhan gizi setiap individu untuk hidup sehat dan produktif. Menurut Arisman, dkk, (2007) penyebab
Anemia selama kehamilan adalah sebagai berikut : a) Kurangnya mengkonsumsi makanan yang kaya akan
zat besi, terutama yang berasal dari sumber hewani yang mudah diserap, b) Kekurangan zat besi karena
kebutuhan zat besi yang meningkat seperti pada kehamilan, c) Kehilangan zat besi berlebihan pada
perdarahan termasuk saat haid berlebihan, sering melahirkan dengan jarak yang dekat, d) Pemecahan
eritrosit yang terlalu cepat (hemolisis)
Pola makan yang tidak seimbang akan menyebabkan ketidakseimbangan zat gizi yang masuk
kedalam tubuh dan dapat menyebabkan terjadinya kekurangan gizi atau sebaliknya pola konsumsi yang
tidak seimbang juga mengakibatkan zat gizi tertentu berlebih dan menyebabkan terjadinya gizi lebih
(Waryana, 2010). Pada ibu hamil terdapat penambahan kebutuhan zat gizi di setiap trimester. Pola makan
yaitu gambaran mngenai amcam dan jumlah bahan makanan yang dimakan tiap hari oleh satu orang
(Santoso, 2010). Agar mencapai gizi seimbang maka setiap ibu hamil diharapkan mengonsumsi minimal
satu jenis makanan yang bersumber dari bahan makanan karbohidrat, protein hewani, protein nabati,
sayuran dan buah, selain itu jumlah makanan disesuikan dengan kebutuhan ibu hamil (Santoso, 2004).
Petunjuk pola makan yang sehat adalah makanan yang dikonsumsi memiliki jumlah kalori dan zat gizi
yang sesuai dengan kebutuhan seperti karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, serat dan air. Selain
itu, pola makan harus diatur secara rasional, yaitu 3 kali sehari (pagi, siang dan malam). (Krisnatuti,
2005). Zat-zat yang dibutuhkan ibu Hamil meliputi a) Kalori, b) Asama Folat, c) Protein, d) Kalsium, e)
Vitamin, f) zat Besi, g) Vitamin C, h) Vitamin D
Faktor-faktor yang mempengaruhi Pola makan adalah pengetahuan, budaya setiap daerah, sosial
ekonomi dan lingkungan social, Pencegahan dan perawatan ibu hamil dengan anemia dapat dilakukan
dengan perbaikan pola makan dan kebiasaan makan yang sehat serta mengkonsumsi bahan kaya protein,
zat besi dan asam folat pada saat kehamilan. Walaupun wanita hamil berhenti menstruasi, tambahan besi
tetap diperlukan untuk fetus, plasenta dan peningkatan volume darah ibu. Jumlah ini mendekati 1000 mg
besi, lebihbesar ketika memasuki awal kehamilan. Kebutuhan per hari selama kehamilan meningkat dari
0,8 per hari dalam trisemester pertama naik menjadi 6.3 mg per hari dalam trisemester ketiga. Intervensi
yang paling mudah dan paling luas jangkauannya adalah melalui institusi Posyandu dan Puskesmas
(Prawiirohardjo, 2006)
Prevalensi anemia pada ibu hamil di Indonesia cukup besar yaitu 20-80 %. Berdasarkan laporan
KIA Dinas Kesehatan Provinsi Bali tahun 2006 terdapat 2,32% ibu hamil mengalami anemia dari 67187
orang ibu hamil. Dari laporan KIA Dinas Kabupaten Buleleng bahwa tahun 2006 terdapat 11693 orang ibu
hamil, dimana 336 orang (2,9%) diantaranya menderita anemia. Laporan KIA tahun 2006 di Puskesmas
Buleleng III terdapat 3,6 persen dari 786 ibu hamil mengalami anemia. Persalinan pada wanita dengan
anemia defisiensi besi dapat menyebabkan 12 28% angka kematian janin, 30% kematian perinatal dan 7-
10% angka kematian neonatal (Riswan, 2003). Dinas kesehatan Provinsi Bali maupun Kabupaten
Bulelenng menargetkan tidak ada ibu hamil yang menderita anemia. Banyaknya ibu hamil yang menderita
anemia disebabkan oleh asupan gizi dan pola maka yang kurang baik. Konsumsi makanan yang
mengandung zat besi sangat dibutuhkan oleh ibu dan janin. Pada masa kehamilan diperlukan tambahan
zat besi sebesa 9 gram pada trimester dua dan 13 gram pada trimester tiga. Anemia pada ibu hamil dapat

IJNSE. ISSN. P-ISSN: 2615-1383 E-ISSN: 2549-6395


International Journal of Natural Sciences and Engineering, Vol. 2, No. 3, Tahun 2018, pp. 117-122 119

menyebabkan risiko persalinan prematuritas meningkat, kelahiran bayi berat lahir rendah (BBLR), risiko
perdarahan sebelum dan saat persalinan, serta infeksi pada masa nifas yang berakibat kematian ibu dan
janinnya (Manuaba, 2005). Pada ibu hamil yang menderita anemia ditandai dengan keluhan cepat lelah,
sering, pusing, dan mata berkunang-kunang (Depkes RI, 2004). Penyebab paling umum dari anemia pada
kehamilan adalah kekurangan zat besi, asam folat, dan perdarahan akut dapat terjadi karena interaksi
antara keduanya (Noverstiti, 2012)
Dalam mengatasi masalah anemia pada ibu hamil, pemerintah memiliki program pemberian tablet
Fe secara rutin minimal 90 tablet selama masa kehamilan, serta memberikan penyuluhan mengenai
kebutuhan gizi dan pola makan yang baik pada masa kehamilan (Depkes RI,2004). Setiap individu
memiliki pola makan yang berbeda-beda karena pola makan ini berhubungan dengan kondisi wilayah,
soaial budaya dan kebiasaan hidup (Santoso,2004). Pola makan yang kurang tepat pada ibu hamil masih
banyak dijumpai di masyarakat kita. Melihat permasalahan di atas peneliti tertarik meneliti tentang
hubungan pola makan terhadap kejadian anemia pada ibu hamil di Desa Alasangker Wilayah Kerja
Puskesmas Bulelelng III Kabupaten Buleleng. Karena masih tingginya kejadian anemia di wilayah tersebut.

2. Metode

Jenis penelitian ini adalah kolerasional yang berfungsi untuk mengkaji hubungan antar variabel,
yang bertujuan mengungkapkan hubungan korelatif antar variabel, hubungan korelatif mengacu pada
kecenderungan bahwa variasi suatu variabel diikuti oleh variabel yang lain. Peneliti dapat mencari,
menjelaskan suatu hubungan, memperkirakan, menguji berdasarkan teori yang ada (Nursalam, 2001).
Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional dimana pada penelitian ini variabel sebab akibat
yang terjadi pada obejek penelitian secara simultan dalam waktu yang bersamaan, untuk memperoleh
data yang lebih lengkap dilakukan dengan cepat (Notoatmodjo, 2002).
Penelitian ini dilakukan di Desa Alasangker Wilayah Kerja Puskesmas Buleleng III, Kecamatan
Buleleng, Kabupaten Buleleng karena di wilayah ini masih banyak terdapat ibu hamil anemia. Populasi
adalah keseluruhan obyek penelitian atau obyek yang akan diteliti (Notoatmojo, 2005). Populasi
penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang berada di Desa Alasangker Wilayah Kerja Puskesmas
Buleleng III . Sampel adalah sebagian dari keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh
populasi (Notoatmojo, 2005). Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah Nonprobability
Sampling yaitu Total Sampling. Total sampling adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel atau responden. Seluruh ibu hamil di Desa Alasangker sebanyak 31
orang menjadi sampel atau responden pada penelitian ini. Data yang diambil yaitu karakteristik dan pola
makan responden dengan bantuan kuesioner serta kadar Hb menggunakan metode sahli.

3. Hasil dan pembahasan

Dari 25 responden, yang memiliki pola makan yang sangat baik adalah sebanyak 3 (12%)
responden, pola makan baik sebanyak 9 (36%) responden, pola makan yang cukup 11 (44%) responden,
dan pola makan kurang 2 (8%) responden. Sebagai responden memiliki pola makan yang cukup
mengkonsumsi makanan 3 kali makan dalam sehari, jenis makanan yang dikonsumsi yaitu nasi, lauk,
sayur, dan buah. Jenis lauk yang dikonsumsi nabati seperti tempe, tahu dan kacang-kacangan serta lauk
hewani daging, ikan, hati,udang, olahan. Lauk hewani dan nabati dikonsumsi 3 potong dalam sehari.
Makanan ibu hamil memiliki dampak pada kehamilan, pada perkembangan janin dan juga pada kesehatan
ibu dan anak. Makanan yang dikonsumsi seorang wanita hamil merupakan sumber utama nutrisi untuk
bayi. Hal ini penting bagi wanita hamil untuk memahami apa jenis makanan yang terbaik bagi mereka
serta bayi mereka karena dapat melindungi kesehatan ibu dan memberikan pertumbuhan optimal dan
perkembangan bayi yang dikandungnya.
Dari 25 responden, yang tidak mengalami anemia sebanyak 8 (32%) responden, anemia ringan
sebanyak 17 (68%) responden dan tidak ada responden yang mengalami anemia berat. Anemia pada ibu
hamil merupakan suatu keadaan terjadinya kekurangan zat besi dalam tubuh ibu hamil dimana kadar Hb
kurang dari 11 gram %. Berdasarkan hasil penelitian sebagai besar responden mengalami anemia ringan
(Hb 8-11 gram %). Menurut Astuti (2018) meningkatnya kejadian anemia dengan bertambahnya umur
kehamilan disebabkan terjadinya perubahan fisiologis artinya, semakin besar usia kehamilan maka kadar
Hb-nya semakin rendah. Semakin rendahnya kadar Hb mengimplikasikan semakin besarnya resiko
menderita anemia. Selain karena asupan makanan yang kurang, hal ini juga disebabkan oleh tingkat
pendidikan responden menengah ke bawah (SD dan SMP) yaitu 14 orang (56%) responden. Menurut
Mubarak (2006) makin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin mudah menerima informasi
sehingga makin banyak juga pengetahuan yang dimiliki.

Wigutomo Gozali / Hubungan Pola Makan dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Buleleng III
International Journal of Natural Sciences and Engineering, Vol. 2, No. 3, Tahun 2018, pp. 117-122 120

Terdapat hubungan yang signifikan (p <0,05) pola makan dengan kejadian anemia pada ibu hamil.
Dari koefisien r hitung = 0,93 (93%). Hal ini berarti 93% anemia dipengaruhin oleh pola makan.
Sedangkan 7% disebabkan oleh faktor lain. Terdapat hubungan kuat negatif antara pola makan dengan
kejadian anemia r = 0,964. Hal ini sesuai dengan pendapat bahwa semakin kurang baik pola makan maka
akan semakin tinggi angka kejadian anemia pada ibu hamil (Amiruddin, 2007). Pola makan yang baik bagi
ibu hamil harus memenuhi sumber karbohidrat , protein dan lemak serta vitamin dan mineral, yang
disesuaikan dengan kebutuhan selama masa kehamilan (Budiyanto, 2002). Pola makan disini menyangkut
jenis dan jumlah makanan, dimana jenis dan jumlah makanan yang harus dipenuhi pada masa kehamilan
yaitu nasi/pengganti 4-5 ½ piring, lauk hewani 4-5 potong, lauk nabati 2-4 potong sayuran 2-3 mangkok,
buah-buahan 3 potong, minum air tidak kurang dari 8 gelas perhari. Pola makan yang kurang baik
merupakan salah satu faktor terjadinya anemia pada masa kehamilan terutama karena kurangnya
konsumsi makanan yang kaya akan zat besi (Depkes RI, 2004). Pada masa kehamilan sering terjadi
kekurangan zat besi sehingga terjadi penurunan kadar Hb yang disebabkan oleh hermodilusi dalam tubuh
ibu hamil dan kurang baiknya pola makan serta konsumsi makanan yang mengandung zat besi. Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Pertiwi (2013) yang menunjukkan bahwa
terdapat hubungan antara pola makan dengan kejadian anemia pada ibu hamil di wilayah kerja
Puskesmas Kerjo Kabupaten Karanganyar. Hasil penelitian sejalan dengan penelitian Suranto (2013),
dengan judul hubungan antara pola makan dengan terjadinya anemia pada ibu hamil di Puskesmas Dawe
Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus, dengan hasil penelitian sebagian besar ibu hamil memiliki kuantitas
makanan dalam kategori kurang sebanyak (46,9%), sebagian besar ibu jenis makanan kurang (50%),
sebagian besar cara memasak makanan ibu hamil dalam kategori kurang (46,9%), dan ada hubungan
kuantitas, jenis makanan dan cara memasak makanan dengan terjadinya anemia pada ibu hamil di
Puskesmas Dawe Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus.
Dan didukung juga penelitian Pertiwi (2013), dengan judul hubungan antara pola makan dengan
kejadian anemia pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Kerjo Kabupaten Karanganyar, dengan hasil
penelitian 49% ibu hamil memiliki kebiasaan makan utama < 3 kali sehari, 16,3% ibu hamil
mengkonsumsi kurang dari 5 jenis makanan sehari, 36,7 ibu hamil mengalami anemia dan 63,3% tidak
anemia, ada hubungan antara frekuensi makan denga kejadian anemia (p=0,002), ada hubungan antara
jenis makanan dengan kejadian anemia (p=0,01), dan disimpulkan hasil penelitian terdapat hubungan
pola makan dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
Sandrayayuk dkk (2013), dengan judul hubungan pola makan dengan kejadian anemia pada ibu hamil
trimester III di Puskesmas Pleret Bantul, dengan hasil ada hubungan pola makan dengan kejadian anemia
pada ibu hamil trimester III di Puskesmas Pleret Bantul. Dengan 43,3% ibu hamil pola makan baik, 50%
ibu hamil pola makan sedang 6,7% ibu hamil pola makan kurang, 43,3% ibu hamil tidak anemia, 53,3%
ibu hamil anemia ringan, 3,3 % ibu hamil anemia sedang.

4. Simpulan dan saran

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Sebagian besar ibu hamil
memiliki pola makan cukup yaitu sebanyak 11 (44%) responden, 2) Ibu hamil yang mengalami anemia
ringan sebanyak 17 (68%) responden, 3). Terdapat hubungan yang signifikan antara pola makan dengan
kejadian anemia pada ibu hamil di Desa asalangsker, Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng. Ibu hamil
diharapkan memiliki pola makan yang baik sesuai jenis dan jumlah kebutuhan pada masa kehamilan.

Daftar Rujukan

Amiruddin, R., Wahyuddin (2007). Studi kasus kontrol faktor biomedis terhadap kejadian anemia ibu
hamil di Puskesmas Bantimurung. Jurnal Medika Nusantara Vol. 25 No. 2.

Arisman, dkk, 2003. Anemia Defisiensi Zat Besi pada Ibu Hamil di Indonesia (Evidenced Based). Diakses
tanggal 14 Pebuari 2012. http://ridwanamiruddin.wordpress.com

Astutia, Dwi, Ummi Kulsumb. 2018. POLA MAKAN DAN UMUR KEHAMILAN TRIMESTER III DENGAN
ANEMIA PADA IBU HAMIL. Indonesia Jurnal Kebidanan Vol. 2 No.1 (2018) 24-30

Budiyanto,M. Dasar-Dasar Ilmu Gizi.Jakarta.EGC.2002

Departemen Kesehatan.Perawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta.2004.

IJNSE. ISSN. P-ISSN: 2615-1383 E-ISSN: 2549-6395


International Journal of Natural Sciences and Engineering, Vol. 2, No. 3, Tahun 2018, pp. 117-122 121

Hendrayani, M. D., Sawitri, A. A. S., Karmaya, M.Perilaku Pemeriksaan Antenatal sebagai Faktor Risiko
Anemia Gizi Ibu Hamil di Puskesmas II Denpasar Selatan Tahun 2012. Public Health and Preventive
Medicine Archive. 1 (1); 2013.

Krisnatuti., 2005, Anemia pada ibu hamil . Diakses 29 Januari 2013, dari
http://content.nejm.org/cgi/content/full/34 5/11/790

Manuaba, IB. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan Dan Keluarga Berencana.Jakarta.EGC.2005.

Mariana, Dina, Dwi Wulandari, Padila. 2018. Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu
Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas. Jurnal Keperawatan Silampari (JKS) Volume 1, No 2, Januari-
Juni 2018 pp 108-122.

Mubarak,W.I, dkk. Buku Ajar Ilmu Komunitas 2, Teori dan Aplikasi Dalam Praktek .Jakarta. CV. Agung
Seto.2006.

Notoadtmodjo,S.Metodelogi. 2002. Penelitian Kesehatan.Jakarta.Rineke Cipta.

Noto Admodjo, 2003, Metodelogi Penelitian Kesehatan, Jakarta Eka Cipta.

Noto Admodjo, 2005 Kesehatan Masyarakat dan Promosi Kesehatan, Jakarta Eka Cipta

Noverstiti,Elsy.(2012).Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Anemiapada Ibu HamilTrimester


III di Wilayah Kerja Puskesmas Air Dingin Kota Padang tahun 2012. STIKES Peringsewu Lampung.

Nurhidayati, A., Erlyn, H. 2014. Hubungan Asupan Nutrisi dengan Kadar Hb pada Ibu Hamil di BPS Suratini
Suwarno Surakarta. Jurnal KesMaDaSka. Januari: 21 – 27

Nursalam dan Pariani.Metodelogi Riset keperawatan. Jakarta. CV.Infomedika.2001.

Pertiwi, Aldila Septiana. 2013. Hubungan Antara Pola Makan Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil Di
Wilayah Kerja Puskesmas Kerjo Kabupaten Karanganyar. Jurnal Program Studi Gizi Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Prawirohardjo 2006, Statisk untuk Penelitian Kesehatan, Bandung Alfa Beta

Riswan, M. 2003. Anemia Defisiensi Zat Besi Pada Wanita Hamil Dibeberapa Praktik Bidan

Sandrayayuk, M, Benny, W, Jolie S. (2013) Hubungan Status Gizi Dengan Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil
Di Wilayah Kerja Puskesmas Tuminting Kec. Tuminting Kota Manado. Ejournal Keperawatan.

Salman, Y., Ideris, Siti, M. M. 206. Hubungan Pola Konsumsi Zat Besi dan Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet
Fe dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Sambung Makmur Tahun
2015. Jurkessia. 6 (2): 51 – 58

Santoso, S. Kesehatan Dan Gizi.Jakarta.PT.Bhineka Cipta.2004.

Setyawati B, Syauqy A. (2013). Perbedaan Asupan Protein, Zat Besi, Asam Folat, dan Vitamin B12 Antara
Ibu Hamil Trimester III Anemia dan Tidak Anemia di Puskesmas Tanggungharjo Kabupaten
Grobogan. Journal of Nutrition College, Vol 3, No1. 2014. P 228-234 dalam situs.
http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jnc. diakses tanggal 12 Juni 2017.

Utami, Baiq Nurlaily, Surjani , Eko Mardiyaningsih. 2015. Hubungan Pola Makan Dan Pola Menstruasi
Dengan Kejadian Anemia Remaja Putri. Jurnal Keperawatan Soedirman (The Soedirman Journal of
Nursing), Volume 10, No.2.

Wahyuningsih, Ida Sri, Sri EndangWahyuningsih. 2013. HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN
ANEMIA PADA IBU HAMIL DI BIDANPRAKTIK MANDIRI KABUPATENDEMAK. Dinamika Kebidanan
vol.3no.1

Wigutomo Gozali / Hubungan Pola Makan dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Buleleng III
International Journal of Natural Sciences and Engineering, Vol. 2, No. 3, Tahun 2018, pp. 117-122 122

Wasnidar T. Buku Saku Anemia pada Ibu Hamil dan Konsep Penatalaksanaan. Jakarta: Trans Info Media;
2009
Waryana . 2010. Gizi Reproduksi. Yogyakarta : Pustaka Rihan.

Zubir. 2018. Hubungan Pola Makan dengan Kejadian Anemia pada Remaja Putri SMK Kesehatan AsSyifa
School Banda Aceh. Serambi Saintia, Vol. VI, No. 2

IJNSE. ISSN. P-ISSN: 2615-1383 E-ISSN: 2549-6395


Jurnal Keperawatan Silampari
Volume 1, Nomor 2, Juni 2018
e-ISSN : 2581-1975
p-ISSN : 2597-7482
DOI: https://doi.org/10.31539/jks.v1i2.83

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA


PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

Dina Mariana1, Dwi Wulandari 2, Padila3


UPTD Puskesmas Jalan Gedang Kota Bengkulu1
Program Studi Ners, STIKES Dehasen Bengkulu2
Program Studi Ilmu Keperawatan, Universitas Muhammadiyah Bengkulu3
dinamarianaskep@gmail.com1

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pola makan dan kejadian
anemia pada ibu hamil di Puskesmas Jalan Gedang Kota Bengkulu. Metode penelitian
yang digunakan adalah desain cross sectional analitik deskriptif. Hasil dari 30
responden adalah separuh responden (50,0%) memiliki pola makan yang tidak sehat,
hampir setengah dari responden (26,7%) mengalami anemia. Berdasarkan Chi-Square
test p-value = 0,035. Simpulan dari penelitian ini menunjukkan ada hubungan antara
diet dan kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas Jalan Gedang Kota Bengkulu.

Kata Kunci: Anemia, Diet, Ibu Hamil

ABSTRACT

This study aims to determine the relationship between eating patterns and the incidence
of anemia in pregnant women at the Jalan Gedang Health Center in Bengkulu City. The
research method used is descriptive analytic cross sectional design. The results of 30
respondents are half of respondents (50.0%) have unhealthy eating patterns, almost half
of respondents (26.7%) have anemia. Based on the Chi-Square test p-value = 0.035.
The conclusion from this study shows that there is a relationship between diet and
anemia in pregnant women at the Puskesmas Jalan Gedang, Bengkulu City.

Keywords: Anemia, Diet, Pregnant Women

108
2018. Jurnal Keperawatan Silampari 1 (2) 108-122

PENDAHULUAN
Tujuan pembangunan kesehatan nasional salah satunya meningkatkan
kemampuan dan kesadaran hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud kesehatan
masyarakat yang optimal, melalui terciptanya masyarakat bangsa dan negara Indonesia
yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dengan prilaku sehat dan lingkungan yang
sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu serta
dapat diperoleh secara adil dan merata demi terwujudnya derajat kesehatan yang
optimal. Untuk mendukung tujuan tersebut maka salah satu tujuan utamanya adalah
menurunkan angka kematian ibu dan bayi (Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu, 2015).
Salah satunya indikator keberhasilan pembangunan dalam bidang kesehatan dapat
dilihat dari tinggi rendahnya angka kematian ibu dan bayi. Berdasarkan penelitian
WHO diseluruh dunia terdapat kematian ibu sebesar 500.000 jiwa pertahun dan
kematian bayi khususnya neonatus sebesar 10.000 jiwa per tahun. Kematian maternal
dan bayi tersebut terjadi terutama di negara berkembang sebesar 99 %. Kematian ibu di
Indonesia masih berkisar 425/100.000 persalinan hidup. Sedangkan kematian bayi
sekitar 56/10.000 persalinan hidup. Salah satu penyebab kematian pada ibu hamil
adalah anemia dalam kehamilan (Manuaba, 2010).
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi anemia pada ibu
hamil di Indonesia sebesar 37,1 %. Pemberian tablet Fe di Indonesia pada tahun 2015
sebesar 85 %. Presentase ini mengalami peningkatan dibandingkan pada tahun 2014
yang sebesar 83,3 %. Meskipun pemerintah sudah melakukan program penanggulangan
anemia pada ibu hamil yaitu dengan memberikan 90 tablet Fe kepada ibu hamil selama
periode kehamilan dengan tujuan menurunkan angka anemia ibu hamil, tetapi kejadian
anemia masih tinggi (Kementerian Kesehatan RI, 2013).
Berdasarkan profil Dinas Kesehatan Kota Bengkulu Tahun 2012, angka kejadian
ibu hamil dengan anemia sebesar 170 orang dari jumlah 6.856 ibu hamil, tahun 2013
angka kejadian ibu hamil dengan anemia sebesar 168 orang dari jumlah 7.251 ibu
hamil, dan tahun 2014 angka kejadian ibu hamil dengan anemia sebesar 279 orang dari
jumlah 7.093 ibu hamil. Puskesmas Jalan Gedang merupakan puskesmas yang memiliki
jumlah penderita anemia pada ibu hamil terbanyak dibandingkan puskesmas lainnya di
wilayah Kota Bengkulu dengan jumlah penderita anemia ibu hamil setiap tahunnya
selalu meningkat, tahun 2014 sebesar 60 orang dari 429 orang ibu hamil (Dinkes Kota
Bengkulu, 2015).
Anemia merupakan masalah kesehatan masyarakat terbesar di dunia terutama bagi
kelompok wanita usia reproduksi (WUS). Menurut WHO secara global prevalensi
anemia pada ibu hamil di seluruh dunia adalah sebesar 41,8 %. Salah satu penyebab
anemia pada kehamilan yaitu paritas dan umur ibu. Anemia pada wanita usia subur
(WUS) dapat menimbulkan kelelahan, badan lemah, penurunan kapasitas/kemampuan
atau produktifitas kerja. Penyebab paling umum dari anemia pada kehamilan adalah
kekurangan zat besi, asam folat, dan perdarahan akut dapat terjadi karena interaksi
antara keduanya (Noverstiti, 2012).
Anemia juga merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia. Resiko
anemia gizi besi ini dapat menyebabkan produktivitas kerja rendah, daya tahan tubuh
terhadap penyakit menurun, kemampuan belajar anak sekolah rendah, peningkatan
bobot badan ibu hamil rendah dan kelahiran bayi prematur. Jalan pintas untuk
penentuan anemia menggunakan Hb sebagai indikator telah disarankan oleh WHO dan
anemia gizi ditetapkan sebagai masalah kesehatan masyarakat Indonesia secara
universal. Penyebab anemia tersering adalah defisiensi zat-zat nutrisi. Seringkali

109
2018. Jurnal Keperawatan Silampari 1 (2) 108-122

defisiensinya bersifat multipel dengan manifestasi yang disertai infeksi, gizi buruk atau
kelainan herediter. Namun penyebab mendasar anemia nutrisional meliputi asupan yang
tidak cukup, absorbsi yang tidak adekuat, bertambahnya zat gizi yang hilang dan
kebutuhan yang berlebihan. Sekitar 95% anemia dalam kehamilan disebabkan oleh
defisiensi gizi (Proverawati, 2011).
Anemia pada ibu hamil adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin dibawah 11
gr % pada trimester 1 dan 3 atau kadar hemoglobin < 10,5 gr % pada trimester 2
(Soebroto, 2010). Dampak anemia pada janin antara lain abortus, terjadi kematian
intrauterin, prematuritas, berat badan lahir rendah, cacat bawaan dan mudah terkena
infeksi. Pada ibu, saat kehamilan dapat mengakibatkan abortus, persalinan prematuritas,
ancaman dekompensasi kordis dan ketuban pecah dini. Pada saat persalinan dapat
mengakibatkan gangguan his, retensio plasenta dan perdarahan post partum karena
atonia uteri (Styawati, 2013).
Pada masa kehamilan zat gizi diperlukan untuk pertumbuhan organ reproduksi ibu
maupun untuk pertumbuhan janin. Kebutuhan zat besi ibu selama kehamilan adalah 800
mg besi diantaranya 300 mg untuk janin plasenta dan 500 mg untuk pertambahan
eritrosit ibu, untuk itu ibu hamil membutuhkan 2-3 mg zat besi tiap hari (Manuaba,
2010). Pola makan masyarakat Indonesia pada umumnya mengandung sumber besi
hewani yang rendah dan tinggi sumber besi nabati yang merupakan penghambat
penyerapan gizi (FKM UI, 2007).
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya anemia kehamilan
diantaranya gravida, umur, paritas, tingkat pendidikan, status ekonomi dan kepatuhan
konsumsi tablet Fe dan pola makan (Keisnawati dkk, 2015). Hasil penelitian Ridayanti
(2012), menyebutkan bahwa ibu hamil dengan anemia juga disebabkan oleh faktor
primigravida. Ibu promigravida yang mengalami anemia kehamilan sebesar 44,6%
sedangkan ibu multigravida yang mengalami anemia kehamilan sebesar 12,8%. Hal
tersebut disebabkan ibu primigravida belum mempunyai pengalaman untuk menjaga
kesehatan kehamilan dari kehamilan sebelumnyakarena baru pertama kali hamil (Farsi,
2011).
Pola makan yang baik selama kehamilan dapat membantu tubuh mengatasi
permintaan khusus karena hamil, serta memiliki pengaruh positif pada kesehatan bayi.
Pola makan sehat pada ibu hamil adalah makanan yang dikonsumsi oleh ibu hamil harus
memiliki jumlah kalori dan zat-zat gizi yang sesuai dengan kebutuhan seperti
karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, serat dan air (Manuaba, 2010). Pola
makan ini dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu kebiasaan, kesenangan, budaya, agama,
taraf ekonomi dan alam. Sehingga faktor-faktor yang mengalami pola makan ibu hamil
tersebut berpengaruh pada status gizi ibu.
Pola makan seimbang terdiri dari berbagai makanan dalam jumlah dan
proporsi yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan gizi seseorang. Pola makan
yang tidak seimbang akan menyebabkan ketidakseimbangan zat gizi yang
masuk kedalam tubuh dan dapat menyebabkan terjadinya kekurangan gizi atau
sebaliknya pola konsumsi yang tidak seimbang juga mengakibatkan zat gizi
tertentu berlebih dan menyebabkan terjadinya gizi lebih (Waryana, 2010).
Kekurangan asupan gizi pada ibu hamil selama kehamilan selain berdampak
pada berat bayi lahir juga akan berdampak pada ibu hamil yaitu akan
menyebabkan anemia pada ibu hamil (Zulaikha, 2015).
Ibu hamil juga dianjurkan untuk mengonsumsi beragam makanan yang diolah dari
empat jenis pokok makanan, yaitu: beras atau alternatif penggantinya, buah-buahan,

110
2018. Jurnal Keperawatan Silampari 1 (2) 108-122

sayur-mayur, dan daging atau alternatif penggantinya. Makanan yang dikonsumsi setiap
harinya haruslah terdiri dari empat macam panganan ini. Hal ini disebabkan karena
masing-masing golongan makanan ini mengandung nutrisi yang berbeda-beda,
contohnya: daging serta alternatif penggantinya mengandung protein, namun tidak
mengandung vitamin C yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Dengan jeli memilih variasi
makanan yang dibutuhkan maka kita dapat memastikan jika makanan yang kita
konsumsi mengandung nutrisi yang seimbang (Keisnawati dkk, 2015). Jika pola makan
seimbang ini tidak terpenuhi, maka cenderung mengakibatkan anemia saat
kehamilannya.
Anemia kehamilan disebut potential danger to mother and child (potensial
membahayakan ibu dan anak). Dampak dari anemia pada kehamilan dapat terjadi
abortus, persalinan pre-maturitas, hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim,
mudah terjadi infeksi, perdarahan antepartum, ketuban pecah dini (KPD), saat
persalinan dapat mengakibatkan gangguan His, kala pertama dapat berlangsung lama,
dan terjadi partus terlantar, dan pada kala nifas terjadi subinvolusi uteri menimbulkan
perdarahan pospartum, memudahkan infeksi puerperium, dan pengeluarkan AS1
berkurang (Aryanti dkk, 2013).
Menurut data Puskesmas Jalan Gedang kejadian anemia pada ibu hamil tahun
2017 berjumlah 64 orang dari 302 orang ibu hamil TM I, II dan TM III. Berdasarkan
survey awal di wilayah kerja Puskesmas Jalan Gedang Kota Bengkulu tanggal 15
februari Tahun 2017 terhadap ibu hamil yang berkunjung ke Puskesmas Jalan Gedang
sebanyak 5 orang, 2 orang dikatakan petugas kesehatan Hb<11gr/dl. Setelah penulis
konfirmasi 5 orang ibu hamil mengatakan pola makannya tidak teratur dan menu
makanan yang disajikan pun seadanya, hal ini karena keadaan ekonomi yang kurang
memadai sedangkan harga keperluan semua mahal dan tablet Fe pun dikonsumsi tidak
teratur karena membuat ibu mual sehingga kebutuhan zat besi tidak tercukupi. Dan ibu
hamil memeriksakan kehamilanya hanya karena ada keluhan saja seperti pusing, mual,
bukan berdasarkan jadwal ANC.
Beberapa hasil penelitian pada masyarakat khususnya masyarakat pesisir anemia
dianggap wajar yang ditandai dengan keadaan pucat dengan gejala pusing,
lemah/kurang bergairah. Penyebab anemia menurut mereka karena ibu hamil kerja berat
dan malas makan. Dianggap sesuatu hal yang wajar sebagai konsekuensi dari setiap
kehamilan dan berusaha diatasi sendiri berdasarkan pengalaman dari generasi
sebelumnya yaitu cukup dengan mengurut-urut kepala ibu sambil banyak beristirahat.
Ibu hamil dalam menginterpretasikan masalah kesehatannya sendiri di dasarkan atas
gejala atau rasa sakit yang mereka alami. Ada ibu hamil yang beranggapan jika
gangguan kesehatan selama hamil adalah suatu hal yang wajar, ada juga yang
mengalami gejala atau rasa sakit selama hamil jika masih dalam taraf ringan mereka
berusaha mengatasi sendiri. Jika usaha tersebut ternyata tidak berhasil, baru kemudian
mencari pertolongan pelayanan kesehatan tradisional atau pun professional (Manoe,
2010).

111
2018. Jurnal Keperawatan Silampari 1 (2) 108-122

METODE PENELITIAN
Desain penelitian ini menggunakan survey analitik dengan rancangan cross-
sectional dimana pengukuran atau pengamatan variabel independen (pola makan pada
ibu hamil) dan variabel dependen (kejadian anemia) dilakukan dalam waktu bersamaan
dan hasilnya hanya menggambarkan situasi dan kondisi pada saat penelitian dilakukan
(Alimul, 2010).
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh
peneliti secara langsung (dari tangan pertama), sementara data sekunder adalah data
yang diperoleh peneliti dari sumber yang sudah ada (Alimul, 2010). Pengumpulan data
diambil dengan cara menyebarkan kuisioner yang berisi 20 pertanyaan kepada 30 orang
ibu hamil, dan hasil cek HB yang dilihat dari status pasien di Puskesmas Jalan Gedang
Kota Bengkulu pada akhir pemeriksaan ibu hamil. Analisa data menggunakan analisa
data univariat dan bivariat. Analisa dilakukan dengan tabulasi silang dan uji statistik
dengan menggunakan rumus Chi Square dengan derajat kepercayaan 95% bila p value <
0,05 menunjukkan hubungan bermakna dan tidak bermakna jika p value > 0,05.

HASIL PENELITIAN
Puskesmas Jalan Gedang terdiri dari Puskesmas Induk dan Pustu L.Butai,
K.Tebeng, dan SL.Baru. Program yang dilaksanakan di Puskesmas jalan gedang,
terdapat enam program yaitu Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Keluarga Berencana
(KB), Kesehatan Lingkungan, Pemberantasan Penyakit Menular (P2M), promosi
kesehatan, dan perbaikan gizi (Profil Puskesmas jalan gedang, 2017).
Fasilitas yang terdapat di Puskesmas Jalan Gedang Kota Bengkulu diantaranya 1
buah gedung Puskesmas, 3 buah gedung puskesmas pembantu, 1 buah kendaraan roda
empat, 6 buah kendaraan roda dua dengan kondisi 3 sangat baik dan 3 rusak ringan,
timbangan berat badan, pengukuran tinggi badan, body feat, Tensi meter, Brangkar,
Mikroskop, dan pemeriksaan mounth dental chair (Profil Puskesmas jalan gedang,
2017).

Tabel. 1
Distribusi Frekuensi Pola Makan Ibu Hamil

Pola Makan Frekuensi Persentase (%)


Tidak Sehat 15 50,0
Sehat 15 50,0
Total 30 100,0

Berdasarkan hasil tabel 1 di atas dapat diketahui bahwa dari 30 responden yang
dijadikan sampel, terdapat sebagian responden (50,0%) memiliki pola makan yang tidak
sehat.

Tabel. 2
Distribusi Frekuensi Kejadian Anemia pada Ibu Hamil

Kejadian Anemia Frekuensi Persentase (%)


Anemia 8 26,7
Tidak Anemia 22 73,3
Total 30 100,0

112
2018. Jurnal Keperawatan Silampari 1 (2) 108-122

Berdasarkan hasil tabel 2 di atas dapat diketahui bahwa dari 30 responden yang
dijadikan sampel, terdapat hampir sebagian kecil responden (26,7%) mengalami
anemia.

Tabel. 3
Hubungan Pola Makan dengan Kejadian Anemia

Kejadian Anemia
Pola Makan Anemia Tidak Anemia Total P-value
N % n % n %
Tidak Sehat 7 46,7 8 53,3 15 100,0 0,035
Sehat 1 6,7 14 93,3 15 100,0

Berdasarkan hasil tabel 3 diatas menunjukkan bahwa dari 15 responden yang pola
makan tidak sehat terdapat hampir sebagian besar responden (46,7%) mengalami
anemia, sedangkan dari 15 responden yang pola makan sehat terdapat hampir seluruh
responden (93,3%) tidak mengalami anemia. Hasil analisis bivariat menggunakan uji
statistik Chi-square (Fisher's Exact Test) didapat nilai p-value = 0,035 < α 0,05 berarti
signifikan maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang menunjukan ada hubungan antara
pola makan dengan kejadian anemia pada ibu hamil.

PEMBAHASAN
Gambaran Pola Makan Ibu Hamil
Berdasarkan hasil tabel 1 di atas dapat diketahui bahwa dari 30 responden yang
dijadikan sampel, terdapat sebagian responden (50,0%) memiliki pola makan yang tidak
sehat.
Hal ini menunjukkan bahwa pola makan yang kurang baik saat kehamilan akan
menyebabkan asupan protein dan vitamin tidak sesuai dengan kebutuhan, metabolisme
tidak seimbang sehingga pembentukan Hb terhambat dan kebutuhan tubuh akan zat gizi
baik mikro maupun makro tidak terpenuhi, sehingga akan berakibat pada munculnya
berbagai masalah gizi dan anemia baik ringan, sedang maupun berat saat kehamilan
(Soetjiningsih, 2007).
Sejalan dengan teori menurut Nadeak (2011) pola makan adalah cara seseorang,
kelompok orang dan keluarga dalam memilih jenis dan jumlah bahan makanan yang
dimakan setiap hari oleh satu orang atau lebih dan mempunyai khas untuk satu
kelompok tertentu. Penanaman pola makan yang beraneka ragam makanan harus
dilakukan sejak bayi, saat bayi masih makan nasi tim, yaitu ketika usia baru enam bulan
ke atas, ibu harus tahu dan mampu menerapkan pola makan sehat. Selama masa hamil
atau menyusui ibu harus memperhatikan makanan yang dikonsumsi. Makanan bergizi
adalah makanan yang mengandung zat tenaga, zat pembangun, dan zat yang sesuai
dengan kebutuhan gizi. Makanan bergizi ini untuk memenuhi kebutuhan janin dan
meningkatkan produksi ASI (Soetjiningsih, 2012).
Kehamilan adalah suatu anugerah terindah yang diberikan oleh Tuhan kepada
setiap perempuan di dunia. Menjaga pola hidup sehat dan makanan bergizi adalah salah
satu cara untuk menjaga anugerah dari Tuhan. Pola makanan sehat dengan menu
seimbang sangat penting untuk perkembangan janin dalam kandungan. Tetapi kadang
kala calon ibu kurang memperhatikan hal tersebut. Padahal dengan cara itulah janin
dalam kandungan menjadi sehat sampai dengan bayi itu dilahirkan. Wanita sebagai

113
2018. Jurnal Keperawatan Silampari 1 (2) 108-122

calon ibu harus di dorong makan makanan yang banyak mengandung gizi. Karena pada
saat masa kehamilan kebutuhan akan kalsium, zat besi, dan asam folat meningkat
(Manuaba, 2010).
Pola makan ibu selama masa kehamilannya membutuhkan tambahan-tambahan
zat besi dan tambahan multivitamin, kebutuhannya akan zat besi hampir dua kali lipat.
Untuk mendapatkan lebih banyak manfaat zat besi ibu harus banyak konsumsi sayuran,
seperti buncis, artichoke, dan kacang merah, serta mengkombinasikan dengan makanan-
makanan yang mengandung vitamin C, seperti buah-buahan sitrusg, brokoli, paprika,
maupun stroberi. Hal ini disebabkan zat besi yang berasal dari tumbuhan tidak diserap
seefektif kandungan zat besi dari daging merah, ikan, dan daging unggas. Sehingga ibu
membutuhkan vitamin C yang berfungsi menyerap mineral ini (Sulistyoningsih, 2011).
Berdasarkan teori yang dikemukakan Manuaba (2010) pada kehamilan trimester
III janin mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat serta bahan
makanan sumber zat pembangun dan pengatur perlu diberikan lebih banyak
dibandingkan pada trimester II karena selain untuk pertumbuhan janin yang sangat
pesat, juga diperlukan ibu dalam persiapan persalinan. Dan walaupun nampaknya janin
mampu menyerap berbagai nutrisi dari ibunya, dengan adanya anemia kemampuan
metabolisme tubuh akan berkurang sehingga pertumbuhan dan perkembangan janin
dalam rahim akan terganggu Sumber besi adalah makanan hewani, seperti daging,
ayam, dan ikan. Sumber baik lainnya adalah telur, serealia tumbuk, kacang-kacangan,
sayuran hijau dan beberapa jenis buah. Disamping jumlah besi, perlu diperhatikan
kualitas besi di dalam makanan. Pada umumnya besi didalam daging, ayam dan ikan
mempunyai ketersediaan biologic sedang, dan besi di dalam sebagian besar sayuran,
terutama yang mengandung asam oksalat tinggi, seperti bayam mempunyai ketersediaan
biologik rendah. Sebaiknya diperhatikan kombinasi makanan sehari-hari, yang terdiri
atas campuran sumber besi berasal dari hewan tumbuh-tumbuhan serta sumber gizi lain
yang dapat membantu obsorpsi.
Hal ini dijelaskan oleh Arisman (2010) bahwa ibu hamil membutuhkan
keseimbangan antara protein dan lemak yang tertimbun dalam tubuh untuk
pertumbuhan ibu dan janin. Kebutuhan energi pada trimester III sebesar 350 kkal,
apabila dalam masa kehamilan seorang ibu tidak bisa memenuhi kebutuhan energinya
selama hamil, maka tidak dapat mencapai berat badan yang optimal. 5 responden
(10,1%) menjawab kurang setuju pada pernyataan no 6 yaitu ibu hamil perlu
mengkonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat. bahan makanan yang menjadi
sumber karbohidrat berasal dari sereal, padi-padian, kentang, dan roti gandum.
Pemenuhan karbohidrat harus seimbangnya kepada energi tidak kurang atau lebih.
Asupan karbohidrat yang tidak mencukupi akan mengakibatkan tidak cukupnya glukosa
yang tersedia untuk menghasilkan energi. Protein hewani dapat meningkatkan
penyerapan zat besi dalam tubuh. protein merupakan salah satu zat gizi yang dibutuhkan
untuk penyerapan zat besi. Dengan rendahnya konsumsi protein maka dapat
menyebabkan rendahnya penyerapan zat besi oleh tubuh. Keadaan ini dapat
mengakibatkan tubuh kekurangan zat besi dan dapat menyebabkan anemia atau
penurunan kadar Hb. Asam organik, seperti vitamin C sangat membantu penyerapan
besi-nonhem dengan merubah bentuk feri menjadi fero. Bentuk fero lebih mudah
diserap. Vitamin C di samping itu membentuk gugus besi-askorbat yang tetap larut pada
pH lebih tinggi dalam duodenum. Oleh karena itu, sangat dianjurkan memakan
makanan sumber vitamin C tiap kali makan. Asam organi lain adalah asam sitrat. Asam
folat dikenal sebagai tambahan atau suplementasi dalam susu. Namun sebenarnya asam

114
2018. Jurnal Keperawatan Silampari 1 (2) 108-122

folat sendiri secara alami terkandung dalam makanan sehari-hari kita, seperti sayuran
hijau, hati, daging, kacang, biji dan sebagainya. Dan menurut tabel nutrisi makanan
Indonesia, kandungan asam folat yang tinggi terkandung dalam hati ayam, rumput laut,
kacang merah dan kacang kedelai (Arisman, 2010).
Vitamin A berperan dalam memobilisasi cadangan besi di dalam tubuh untuk
dapat mensintesa hemoglobin. Status vitamin A yang buruk berhubungan dengan
perubahan metabolisme besi pada kasus kekurangan besi. Vitamin A terdapat khusus di
dalam bahan makanan hewani seperti hati sapi, ayam, serta telur, sedangkan bahan
makanan nabati hanya mengandung provitamin A, yang disebut karoten terdapat di
wortel, bayam, kangkung, ubi rambat merah, jagung dan kacang hijau. Pola makan pada
ibu hamil harus terpenuhi yang mencakup zat gizi makro (karbohidrat, lemak, dan
protein) dan zat gizi mikro (vitamin dan mineral). hal ini menunjukan sebagian sudah
terwakili pada kuesioner pola makan. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Zulaikha (2015) yaitu sebagian besar mayoritas ibu hamil Trimester III
yang memiliki pola makan cukup sebanyak 15 orang (50,0%) (Manuaba, 2010).

Gambaran Anemia Ibu Hamil


Berdasarkan hasil tabel 2 di atas dapat diketahui bahwa dari 30 responden yang
dijadikan sampel, terdapat hampir sebagian responden (26,7%) mengalami anemia.
Anemia adalah keadaan menurunya kadar hemoglobin, hematokrit dan jumlah sel darah
merah dibawah nilai normal yang dipatok untuk perorangan. Penyebab anemia ini dapat
terjadi karena: 1) kehilangan darah secara kronis seperti penyakit ulkus peptikum,
hemoroid, infestasi parasit dan proses keganasan, 2) asupan zat besi tidak cukup dan
penyerapan tidak adekuat, 3) peningkatan kebutuhan akan zat besi untuk pembentukan
sel darah merah yang lazim berlangsung pada masa pertumbuhan bayi, masa pubertas,
masa kehamilan, dan menyusui serta pola makan yang tidak seimbang.
Saifudin (2009) menjelaskan penyebab terjadinya anemia yaitu selama kehamilan
terjadi peningkatan volume darah (hypervolemia). Hypervolemia merupakan hasil dari
peningkatan volume plasma dan eritrosit (sel darah merah) yang beredar dalam
tubuh.Tetapi peningkatan ini tidak seimbang yaitu volume plasma peningkatannya jauh
lebih besar sehingga memberikan efek yaitu konsentrasi hemoglobin berkurang dari 12
mg/10 mg.
Manuaba (2010) menjelaskan bahwa anemia dalam kehamilan dapat
mengakibatkan terjadinya abortus, persalinan premature, hambatan tumbuh kembang
janin dalam rahim, mudah terjadi infeksi, mola hidatosa, hyperemesis gravidarum,
perdarahan antepartum, dan ketuban pecah dini (KPD). Untuk mencegah hal tersebut
ibu hamil perlu meningkatkan konsumsi makanan yang bergizi yaitu makan makanan
yang banyak mengandung zat besi dari bahan makanan hewani (daging, ikan, ayam,
telur, hati) dan bahan makanan nabati (sayuran berwarna hijau tua, kacang-kacangan),
makan sayur-sayuran dan buah-buahan yang banyak mengandung vitamin C (bayam,
jambu, tomat, jeruk), menambah pemasukan zat besi kedalam tubuh dengan minum
tablet tambah darah (Almatzier, 2009).
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Salmariantity (2012) yang
menunjukkan hubungan antara umur dan pola makan dengan kejadian anemia pada ibu
hamil dengan nilai uji statistik terbukti signifikan p value = 0,012 < 0,005 dengan nilai
Prevalance Ratio (PR)=1,8 dan 95% CI antara 1,07 -3,28 yang artinya ibu hamil pada
umur beresiko (< 20 Tahun) berpeluang mendapatkan anemia 1,8 kali dibandingkan
dengan ibu hamil pada umur tidak beresiko (20-35 Tahun).

115
2018. Jurnal Keperawatan Silampari 1 (2) 108-122

Hubungan Pola Makan dengan Anemia Ibu Hamil


Berdasarkan hasil penelitian tabel 1 diketahui bahwa dari 30 responden yang
dijadikan sampel, terdapat setengah responden (50,0%) ibu hamil memiliki pola makan
yang tidak sehat, hal ini terlihat dari jawaban kuesioner yang disebarkan nilai rata-rata
jawaban benar < 15 jawaban yang kurang dari nilai median dilihat dari segi pengaturan
jumlah dan jenis makanan yang belum sesuai dengan gizi seimbang ibu hamil, ibu tidak
sarapan pagi, makanan seadanya, makan terlalu sedikit, makan yang mengandung
protein hanya sedikit tidak sesuai kebutuhan gizi seimbang, terlalu banyak gula dan
minyak, tidak pernah makan makanan cemilan, dan terlalu sering mengkonsumsi
makanan yang cepat saji. Selain dari hasil jawaban kuesioner ada faktor lain yang
mempengaruhi pola makan ibu hamil tidak sehat diantaranya tingkat pendidikan
sehingga pengetahuan ibu kurang akan pola makan sehat bagi ibu hamil, status ekonomi
yang tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan, ibu mengalami mual muntah yang
menyebabkan ibu tidak mau makan, dan lingkungan.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Chairil (2017) yang
menyatakan bahwa terdapat hubungan antara pola makan dengan kejadian anemia pada
ibu hamil Trimeter III di Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta. Penelitian yang dilakukan
oleh Zulaikha (2015) menyatakan bahwa pola makan mempunyai hubungan yang
signifikan terhadap kejadian anemia pada ibu hamil trimester III yang diteliti di
Puskesmas Pleret Bantul Yogyakarta.
Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Amirudin (2007) bahwa penyebab
kejadian anemia dapat disebabkan oleh asupan zat besi yang tidak cukup dan
penyerapan tidak adekuat serta peningkatan kebutuhan akan zat besi untuk
pembentukan sel darah merah, masa pubertas, masa kehamilan dan menyusui serta pola
makan yang tidak seimbang. Dengan pola makan yang tidak seimbang yaitu tidak
memenuhi persyaratan pola makan empat sehat lima sempurna, maka ibu dan bayi akan
mengalami kekurangan zat-zat yang dibutuhkan terutama zat besi yang lebih besar
untuk pembentukan sel darah merah yang sangat berguna bagi partum buhan bayi.
Dengan pola makan yang tidak seimbang, zat besi tersebut tidak akan dapat terpenuhi
sehingga ibu hamil akan mengalami kejadian anemia.
Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan diseluruh dunia terutama negara
berkembang. Sebagian besar anemia pada kehamilan disebabkan oleh defisiensi besi
dan perdarahan akut, bahkan tidak jarang keduanya saling berinteraksi. Anemia
merupakan salah satu faktor risiko penyebab kematian ibu. Angka kematian ibu hamil
akibat anemia di Indonesia adalah 70% atau 7 dari 10 ibu hamil. Tingginya anemia pada
bumil dapat mencerminkan ketidakmampuan sosial ekonomi keluarga atau seluruh
komponen bangsa karena nilai gizi tidak memenuhi syarat kesehatan (Manuaba, 2015).
Anemia dalam kehamilan dapat mengakibatkan dampak yang membahayakan bagi ibu
dan janin. Anemia pada ibu hamil dapat meningkatkan risiko terjadinya pendarahan
post partum. Bila anemia terjadi sejak awal kehamilan dapat menyebabkan terjadinya
persalinan prematur (Proverawati, Asfuah, 2013).
Penyebab paling umum dari anemia pada kehamilan adalah kekurangan zat besi.
Hal ini penting dilakukan pemeriksaan anemia pada kunjungan pertama kehamilan.
Bahkan jika tidak mengalami anemia pada saat kunjungan pertama, masih mungkin
terjadi anemia pada kehamilan lanjutannya. Ibu hamil memerlukan banyak zat gizi
untuk memenuhi kebutuhan tubuh pada diri dan janinnya. Kekurangan zat besi
mengakibatkan kekurangan hemoglobin (Hb), dimana zat besi sebagai salah satu unsur

116
2018. Jurnal Keperawatan Silampari 1 (2) 108-122

pembentuknya. Hemoglobin berfungsi sebagai pangkat oksigen yang sangat dibutuhkan


untuk metabolisme sel (Sulistyawati, 2011).
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya anemia dalam kehamilan yaitu
faktor langsung, tidak langsung dan faktor dasar. Faktor langsung terdiri dari kepatuhan
mengkonsumsi zat besi, penyakit infeksi, perdarahan. Faktor tidak langsung terdiri dari
kunjungan Antenatal Care (ANC), sikap, paritas, jarak kehamilan, umur, pola makan.
Faktor dasar terdiri dari sosial ekonomi, pengetahuan, pendidikan, budaya (Istiarti,
2012).
Pola makan sehat adalah suatu cara atau usaha dalam pengaturan jumlah dan jenis
makanan dengan informasi gambaran dengan meliputi mempertahankan kesehatan,
status nutrisi, mencegah atau membantu kesembuhan penyakit (Depkes RI, 2009).
Kehamilan adalah akibat proses pembuahan yang terjadi selama 12—24 jam dari waktu
dimulainya sel telur dilepaskan. Sperma dapat bertahan kurang lebih selama 5 hari. Jika
sperma berhasil membuahi telur, telur akan menuju ke uterus dan menempel di lapisan
tebal yang terdapat di dalamnya. Setelah itu, tubuh mulai memproduksi hormon
kehamilan. Dikehamilannya seorang ibu banyak membutuhkan energi yang dihasilkan
dari sumber makanan yang harus di konsumsi dengan mengikuti pola makan yang sehat.
Pola makan sehat pada ibu hamil adalah makanan yang dikonsumsi oleh ibu hamil
harus memiliki jumlah kalori dan zat-zat gizi yang sesuai dengan kebutuhan. Ibu hamil
yang pola makannya sehat bisa mengalami anemia, hal ini bisa terjadi karena banyak
faktor yang mempengaruhi bukan hanya pola makannya tetapi ada yang mempengaruhi
yaitu tidak mengkonsumsi tablet fe atau sejenis asam folat, tidak mengkonsumsi susu
kehamilan, hamil pada usia beresiko, kegagalan untuk menyerap zat besi karena minum
tea atau kopi, terjadi perdarahan selama kehamilan, janin kembar, pemakaian antasida
dapat mengurangi penyerapan zat besi yang dikeluarkan melalui saluran pencernaan
menjadi lebih banyak, dan penyakit kronik (Manuaba, 2010). Selain pola makan ada
beberapa hal yang mempengaruhi ketersedian zat besi dalam bahan makan salah
satunya yaitu cara pengolahan bahan pangan. Cara pengolahan bahan makan dapat
mempengaruhi bioavabilitas zat besi dalam bahan makanan, cara pencucian misalnya
dapat melarutkan zat besi dalam air. Selain itu proses pemanasan bahan makanan juga
dapat mempengaruhi kandungan zat besi didalam bahan makanan.
Pola makan yang baik selama kehamilan dapat membantu tubuh mengatasi
permintaan khusus karena hamil, serta memiliki pengaruh positif pada kesehatan bayi.
Polamakan sehat pada ibu hamil adalah makanan yang dikonsumsi oleh ibu hamil harus
memiliki jumlah kalori dan zat-zat gizi yang sesuai dengan kebutuhan seperti
karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, serat dan air (Manuaba,2015). Pola
makan ini dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu kebiasaan, kesenangan, budaya, agama,
taraf ekonomi dan alam. Sehingga faktor-faktor yang mengalami pola makan ibu hamil
tersebut berpengaruh pada status gizi ibu. Jika pola makan seimbang ini tidak terpenuhi,
maka cenderung mengakibatkan anemia saat kehamilannya (Keisnawati dkk, 2015).
Sedangkan ibu hamil yang pola makannya tidak sehat, tidak mengalami anemia
hal ini bisa terjadi karena ibu hamil untuk memenuhi kebutuhan zat besi digantikannya
dengan mengkonsumsi tablet fe secara teratur dan minum susu kehamilan, sering makan
cemilan yang sehat seperti bubur kacang hijau, hamil pada usia yang tidak beresiko,
selama kehamilan tidak terjadi perdarahan, tidak mengkonsumsi kopi, dan tidak
mempunyai penyakit kronik.

117
2018. Jurnal Keperawatan Silampari 1 (2) 108-122

Hasil uji statistik menunjukan ada hubungan yang bermakna antara pola makan
dengan kejadian anemia pada ibu hamil, dengan nilai p-value = 0,019 < α 0,05.
Responden yang pola makan tidak sehat akan lebih beresiko mengalami anemia
daripada orang yang pola makan sehat. Hal ini karena salah satu penyebab anemia
adalah defisiensi zat besi karena pola makan tidak sehat dan pengaturan jumlah dan
jenis yang tidak sesuai dengan gizi seimbang ibu hamil.
Hasil penelitian didukung teori Rustam Mocthar (2006) yang mengatakan salah
satu faktor yang mempengaruhi ibu hamil mengalami anemia adalah karena pola makan
tidak sehat. Sebuah pola makan yang cukup selama kehamilan dapat membantu tubuh
mengatasi permintaan khusus karena hamil, serta memiliki pengaruh positif pada
kesehatan janin. Menurut Krisnatuti, D. (2008) makanan yang dikonsumsi ibu hamil
harus meliputi 6 kelompok yaitu makanan yang mengandung karbohidrat, lemak,
protein, vitamin, mineral dan air. Apabila masukan gizi pada ibu hamil tidak sesuai
dengan kebutuhan maka kemungkinan akan terjadi gangguan dalam kehamilan salah
satunya adalah anemia.
Pendapat Rustam, M. (2006) di atas sesuai dengan hasil penelitian di wilayah
kerja Puskesmas Jalan Gedang setengah responden dengan pola makan yang tidak sehat
dapat mengakibatkan tidak terpenuhinya kebutuhan gizi seimbang ibu hamil. Makanan
sehari-hari untuk ibu hamil harus terpenuhi secara kuantitas maupun kualitasnya serta
jadwal makan yang teratur guna memenuhi kebutuhan zat gizi yang digunakan untuk
fungsi normal tubuh, sebaliknya jika makanan yang dikonsumsi tidak terpenuhi secara
kuantitas maupun kualitasnya serta jadwal makan yang tidak teratur maka tubuh akan
mengalami kekurangan zat-zat gizi tertentu yang salah satu akibatnya adalah anemia
pada ibu hamil. Ibu hamil juga dianjurkan mengkonsumsi tablet Fe secara teratur untuk
mencegah terjadinya anemia. Hal ini dibuktikan dengan hasil tabulasi silang yang
dijelaskan pada tabel 3 bahwa terdapat hubungan antara pola makan dengan kejadian
anemia di wilayah kerja Puskesmas Jalan Gedang Kota Bengkulu.
Hasil penelitian sejalan dengan penelitian Suranto (2013) dengan judul hubungan
antara pola makan dengan terjadinya anemia pada ibu hamil di Puskesmas Dawe
Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus, dengan hasil penelitian sebagian besar ibu hamil
memiliki kuantitas makanan dalam kategori kurang sebanyak (46,9%), sebagian besar
ibu jenis makanan kurang (50%), sebagian besar cara memasak makanan ibu hamil
dalam kategori kurang (46,9%), dan ada hubungan kuantitas, jenis makanan dan cara
memasak makanan dengan terjadinya anemia pada ibu hamil di Puskesmas Dawe
Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus.
Dan didukung juga penelitian Pertiwi (2013) dengan judul hubungan antara pola
makan dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Kerjo
Kabupaten Karanganyar, dengan hasil penelitian 49% ibu hamil memiliki kebiasaan
makan utama < 3 kali sehari, 16,3% ibu hamil mengkonsumsi kurang dari 5 jenis
makanan sehari, 36,7 ibu hamil mengalami anemia dan 63,3% tidak anemia, ada
hubungan antara frekuensi makan denga kejadian anemia (p=0,002), ada hubungan
antara jenis makanan dengan kejadian anemia (p=0,01), dan disimpulkan hasil
penelitian terdapat hubungan pola makan dengan kejadian anemia pada ibu hamil.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Sandrayayuk dkk, (2013) dengan
judul hubungan pola makan dengan kejadian anemia pada ibu hamil trimester III di
Puskesmas Pleret Bantul, dengan hasil ada hubungan pola makan dengan kejadian
anemia pada ibu hamil trimester III di Puskesmas Pleret Bantul. Dengan 43,3% ibu
hamil pola makan baik, 50% ibu hamil pola makan sedang, 6,7% ibu hamil pola makan

118
2018. Jurnal Keperawatan Silampari 1 (2) 108-122

kurang, 43,3% ibu hamil tidak anemia, 53,3% ibu hamil anemia ringan, 3,3 % ibu
hamil anemia sedang.
Pola makan pada responden yang kurang baik yaitu kebutuhan zat gizi makro
(karbohidrat, lemak, dan protein) ataupun mikro (vitamin dan mineral). tidak terpenuhi
sehingga berakibat pada munculnya berbagai masalah gizi dan anemia. Kejadian anemia
pada ibu hamil tidak hanya disebabkan oleh pola makan yang kurang baik, hal ini
dibuktikan dengan hasil penelitian yang menunjukan terdapat responden yang memiliki
pola makan cukup tetapi mengalami kejadian anemia sebanyak 12 orang (24,4%). Hal
ini menunjukan tidak hanya pola makan yang mempengaruhi terjadinya anemia tetapi
faktor lain seperti kurangnya kandungan vitamin B12, protein, dan Asam Folat dalam
makanan yang dikonsumsi serta kekurangan kalsium yang diperlukan untuk
pertumbuhan tulang dan gigi. Saat hamil, kalsium di dalam tubuh ibu akan diserap oleh
janin, terutama bila ia tidak mendapatkannya dari makanan. Sehingga ibu hamil harus
memilih susu berkalsium tinggi yang non-fat atau low-fat. Yoghurt, keju, butter, dan es
krim juga bisa jadi sumber kalsium yang baik yang dapat memenuhi kebutuhan ibu
selama kehamilannya.
Hal ini sejalan dengan teori Tarwoto, Wasnindar (2010) yang menyatakan salah
satu klasifikasi anemia yaitu anemia megaloblastik. Anemia megaloblastik adalah
anemia yang disebabkan kekurangan vitamin B12, Asam Folat dan gangguan sintesis
DNA. Jenis makanan yang mengandung vitamin B12 dan Asam Folat berupa kacang-
kacangan, buah-buahan dan sayuran.

SIMPULAN
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut :
Sebagian besar responden ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Jalan Gedang
Kota Bengkulu mempunyai pola makan tidak sehat. Sebagian kecil responden ibu hamil
di Wilayah Kerja Puskesmas Jalan Gedang Kota Bengkulu mengalami anemia. Ada
hubungan antara pola makan dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Wilayah Kerja
Puskesmas Jalan Gedang Kota Bengkulu Tahun 2017.

SARAN
1. Akademik. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi referensi bagi mahasiswa
keperawatan dalam proses pembelajaran dikelas dan menjadi bekal penyuluhan
kesehatan ketika anak praktik dilapangan dan kepada pihak akademik juga
diharapkan dapat menyediakan serta melangkapi buku-buku tentang pola makan
yang sehat pada ibu hamil, sehingga dapat menjadi bahan referensi bagi mahasiswa.
2. Bagi peneliti selanjutnya. Diharapkan agar dapat menyempurnakan penelitian ini
dengan menambah variabel lain dan dengan menambahkan faktor-faktor lainnya
yang dapat menyebabkan anemia seperti faktor paritas dan usia ibu hamil ataupun
meneliti variabel lainnya yang lebih bervariasi dan mencakup penelitian yang lebih
luas dengan metode penelitian yang berbeda terutama yang berhubungan dengan
kejadian anemia pada ibu hamil sehingga penelitian dapat terus di kembangkan.
3. Puskesmas. Diharapkan petugas KIA dan gizi agar dapat meningkatkan penyuluhan,
konseling kesehatan pada ibu hamil dan pasangan usia subur. dalam melakukan
promosi kesehatan khususnya promosi pada ibu hamil lebih menekankan pada
perubahan-perubahan yang terjadi pada ibu hamil khususnya promosi anemia ibu
hamil dan cara meminum tablet zat besi salah satunya dengan sosialisasi pentingnya
konsumsi tablet zat besi yang tepat, makan makanan yang mengandung sumber zat

119
2018. Jurnal Keperawatan Silampari 1 (2) 108-122

besi, dan pentingnya vitamin C untuk meningkatkan penyerapan tablet zat besi di
dalam tubuh.
4. Bagi Responden. Rutin memeriksakan kehamilan dan cek kadar Hb darah minimal
sebulan sekali datang kepusat pelayanan kesehatan selama proses kehamilannya serta
meningkatkan konsumsi tablet Fe dan asam folat selama kehamilan supaya terhindar
dari kondisi penyakit anemia.

120
2018. Jurnal Keperawatan Silampari 1 (2) 108-122

DAFTAR PUSTAKA
Alimul, H. (2010). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba
Medika
Amirudin. (2007). Faktor Resiko Kejadian Anemia pada Ibu Hamil. Makasar: FKM UH
Arikunto, S. (2009). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Arisman. (2010) Gizi Daur Kehidupan. Jakarta: ECG
. (2007). Buku Ajar Maternal Neonatal. Jakarta: YBP-SP
Chaaeril, A. R., Hidayat, A. (2017). Hubungan Pola Makan dengan Kejadian Anemia
pada Ibu Hamil Trimester III di Puskesmas Jetis Kota Yogyakarta. Naskah
Publikasi
Depkes RI. (2010). Panduan Makan Untuk Hidup Sehat. Jakarta: Depkes RI
Dinkes Kota Bengkulu. (2017). Profil Dinkes Kota Bengkulu. Bengkulu: Dinkes Kota
Bengkulu
Irianto, K. (2012). Anatomi dan Fisiologi. Bandung: Alfabeta
Istiarti, M. (2012). Menanti Buah Hati. Yogyakarta: Media Persindo
Kasdu, D. (2008). Gizi Ibu Hamil Agar Bayi Cerdas. Jakarta: Bina Citra
Keisnawati., Yanti, D. A. M., Sulistianingsih, A. (2015). Faktor-Faktor Terjadinya
Anemia pada Ibu Primigravida di Wilayah Kerja Puskesmas Tahun 2015. STIKES
Peringsewu Lampung
Kementrian Kesehatan RI. (2015). Buku Ajar Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: Pusat
Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan
Kristiyanasari, W. (2010). Gizi Ibu Hamil. Yogyakarta: Nuha Medika
Lalage. (2013). Menghadapi Kehamilan Beresiko Tinggi. Yogyakarta: Abata Pess
Sandrayayuk, M, Benny, W, Jolie S. (2013). Hubungan Status Gizi dengan Kejadian
Anemia pada Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Tuminting Kec. Tuminting
Kota Manado. Ejournal Keperawatan
Manuaba, IBG. (2010). Ilmu Kesehatan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana. Jakarta: EGC
. (2010). Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta: EGC
. (2010). Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC
Manuaba, I.B.G. (2015). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC
Manoe, M. (2010). Anemia dalam Kehamilan, Residen Divisi Fetomaternal Bagian
Obstetri dan Ginekologi. Makasar: Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.
(diakses tanggal 13 Oktober 2017), diunduh dari http://med.unhas.ac.id/obgin)
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Noverstiti, E. (2012). Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Anemia pada
Ibu Hamil Trimester III di Wilayah Kerja Puskesmas Air Dingin Kota Padang
tahun 2012. STIKES Peringsewu Lampung
Nugraheny, E. (2009). Asuhan Kebidanan Pathologi. Yogyakarta: Pustaka Rihama
Prasetyono. (2009). Mengenal Menu Sehat Ibu Hamil. Jogjakarta: Diva Press
Price, SA. (2006). Patofisiologi. Jakarta: EGC
Proverawati, Asfuah, T. (2013). Anemia dan Anemia Kehamilan. Yogyakarta: Nuha
Medika
Puskesmas Sawah Lebar (2015). Profil Kesehatan Puskesmas Sawah Lebar. UPT
Puskesmas Sawah Lebar: Bengkulu
Proverawati, A. (2011). Anemia dan Anemia Kehamilan. Yogyakarta: Nuha Medika

121
2018. Jurnal Keperawatan Silampari 1 (2) 108-122

Riyanto, A. (2009). Pengolahan dan Analisis Data Kesehatan. Yogyakarta: Nuha


Medika
Salmah. (2006). Asuhan Kebidanan Antenatal. Jakarta: EGC
Sarwono. (2008). Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka
. (2008). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sayogo, S. (2007). Gizi Ibu Hamil. Jakarta: FK UI
Santoso, S. (2008). Kesehatan dan Gizi. Jakarta: Bina Citra
Setyawati, B., Syauqy, A. (2013). Perbedaan Asupan Protein, Zat Besi, Asam Folat, dan
Vitamin B12 antara Ibu Hamil Trimester III Anemia dan Tidak Anemia di
Puskesmas Tanggungharjo Kabupaten Grobogan. Journal of Nutrition College,
3(1), 228-234. http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jnc. diakses tanggal 12 Juni
2017
Sulistyawati, (2011). Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil. Jakarta: EGC
Sulistyoningsih, H. (2011). Gizi untuk Kesehatan Ibu dan Anak. Jogjakarta: Graha Ilmu
Soebroto I. (2010). Cara Mudah Mengatasi Problem Anemia. Jogjakarta: Bangkit
Waryana. (2010). Gizi Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Rihana
WHO. (2012). Kematian Ibu dan Anak. (diakses tanggal 12 Oktober 2016), diunduh
dari URL: http://puskesmas-oke
Zulaikha, E., Hani, U. (2015). Hubungan Pola Makan dengan Kejadian Anemia pada
Ibu Hamil Trimester III di Puskesmas Pleret Bantul Tahun 2015. Naskah Publikasi

122
HARI / IDENTITAS DAR Perawat/Paraf
NO
TGL/JAM PASIEN (DATA, ACTION, RESPON)
1 Rabu Nama : Ny. N DATA Zr.Imas
4 Agustus DS :
Usia : 25
2021 - Klien mengatakan periksa hamil
Tahun rutin
Jam 14.00 - Klien mengatakan badannya lemas,
L/P :P
letih dan lesu
Alamat : - Klien mengatakan kalau keluhannya
muncul saat beraktivitas
Jl.Mawar No.15
- Klien mengatakan merasa enakan
RT 04 RW 15 kalau langsung beristirahat
-
Babakan
DO :
Surabaya - Klien terlihat pucat
- TD: : 100/80 mmHg, P: 20
Dx. Medik :
x/m, N: 86 x/m, S: 36,2 ºC
G1P0A0 30 - Konjungtiva Anemis
- Hb 10.6gr%
minggu dengan
- kekuatan otot 4, 4, 4, 4
Anemia
Data Penunjang :
Hb :10,6 gr%

Terapi
Folamill Genio 1x1 Capsul

Diagnosa Keperawatan: Intoleransi


aktivitas berhubungan dengan hipoksia sel
dan jaringan.

ACTION
1.Kaji TTV pasien,
2.Kaji penyebab keletihan
3.Anjurkan pasien meningkatkan asupan
nutrisi tinggi Fe dan Tinggi Protein
4.Ajarkan rentang pengaturan aktivitas dan
teknik Manajemen waktu untuk
mencegah kelelahan.
5.Bantu pasien untuk mengidentifikasi
aktivitas pasien
6.Kolaborasi untuk pemberian Therapi
14,15. tambahan penambah Hb yaitu HB vit
1x1 tablet
RESPON

1. - TD:100/70 mmhg
- N:80 x/menit
- S :36,5 ºC
- P : 20x/menit
2. Klien merasa lelah jika banyak
14.40 beraktivitas berjalan, bekerja, banyak
berdiri
3. Klien sudah mengetahui setelah
diberikan penjelasan oleh perawat
bahwa pasien harus banyak makan
asupan makanan tinggi Fe seperti sayur
bayam,ati sapi,ati ayam,dll
4. Pasien sudah mengetahui kalau
kelelahan melanda pasien beristirahat
dahulu tidak terlalu memaksakan diri
5. Pasien memaparkan kegiatan yang
biasa dilakukan sehari-hari diantaranya
pagi pagi suka jalan-jalan,dan lanjut
membersihkan diri dan berangkat kerja
6. Klien sudah paham dan mengetahui
kalau ada suplemen tambahan untuk
meningkatkan HB yaitu HB Vit 1x1
tablet sesudah makan

HARI / IDENTITAS DAR Perawat/Paraf


NO
TGL/JAM PASIEN (DATA, ACTION, RESPON)
2. Kamis Nama : Ny. W DATA Zr.Imas
5 Agustus DS :
Usia : 28 thn
2021 - Klien mengatakan periksa hamil
L/P :P rutin
Jam 14.00- - Klien mengatakan perutnya sering
Alamat :
15.00 tegang
Ciheulang - Klien mengatakan sangat kuatir
terhadap janinnya
Dx. Medik :
Jam DO :
14.00 G2P1A0 - Klien tampak cemas
- Klien bekerja menjahit
gravida 32-33
mgg periksa Diagnosa keperawatan:
Ansietas b.d kurang terpapar informasi
hamil
Ruangan : BPM
Bidan Sri ACTION
Jam Observasi TTV :
14.15 TD : 110/70 mmHg
S : 36.4C
N : 80x/mnt
R : 18x/mt

BB : 60 kg
TFU : 26 cm pres kep puki
DJJ : 160x/mt

Jam - Menciptakan suasana terapeutik untuk


14.30 menumbuhkan kepercayaan
- Mendengarkan dg penuh perhatian
- Menjelaskan kemungkinan penyebab
dari perut sering tegang
- Memberikan penkes tentang istirahat,
relaksasi dengan nafas dalam dan pola
makan bergizi
- Menganjurkan untuk kontrol kembali
jika keluhan terus berlanjut
- Klien dapat surat istirahat bekerja 2 hari
- Memberikan terapi:
Fe 1x1 tab

Kalk 1x1 tab


Jam
15.00 RESPON
- Ekpresi wajah nampak lebih rileks
- Klien menyatakan paham dg penjelasan
petugas

NO HARI / IDENTITAS DAR Perawat/Paraf


TGL/JAM (DATA, ACTION, RESPON)
PASIEN
3 Jumat, 6 Nama : Ny. I Data Zr.Imas
Agustus DS :
Usia : 32 tahun
2021 - Klien mengatakan masih terasa nyeri di
Jam 14.00 Jenis Kelamin : daerah luka Jaitan pas melahirkan,
nyeri bertambah berat pada saat
Perempuan
kencing dan banyak melakukan
Alamat::Pasar aktivitas, kualitas nyeri seperti di tusuk
– tusuk, nyeri berlangsung hilang
Simpang Dago
timbul terutama pada saat aktifitas
kota bandung DO :
- Skala nyeri 3
Ruang :
- Klien tampak meringis
BPM bidan Sri - Suhu 36,7 ⁰ C
- TD 120/68 mmHg
Diagnosa :
- N 92x/ mnt
P1A0 dengan - Rr 20x/ mnt
Post jaitan luka
Data Penunjang
episiotomi H+ 7 Therapy :
Asam mefenamat 3 x 1 tab (p.o)

Diagnosa Keperawatan :
Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan
dengan adanya luka jaitan episiotomi

Action
1.Mengatur posisi yang nyaman
Respon : Klien mengatakan posisinya
sudah nyaman
2.Melakukan tehnik distraksi dan relaksasi
Respon : Klien mengatakan nyerinya
berkurang
3.Mengobservasi TTV
Hasil : Suhu 36,5 ⁰C , Nadi 86 x/ mnt, Rr
18 x/ mnt, TD 110/80 mmHg
4.Memenganjurkan klien minum obat anti
nyeri asam mefenamat di rumah sesuai
aturan
5.Menganjurkan klien untuk isirahat yang
cukup
6.Mengkaji skala nyeri
Hasil : Skala nyeri 2
Respon
1.Nyeri berkurang
2.Skala nyeri 2
3.Klien bisa melakukan tehnik relaksasi
dan distraksi
4.Klien mengerti dengan apa yang
dijelaskan perawat
NO HARI / IDENTITAS DAR Perawat/Paraf
TGL/JAM (DATA, ACTION, RESPON)
PASIEN
4 Sabtu,7 Nama : Ny. L Data Zr.Imas
Agustus DS :
Usia : 30 tahun
2021 - Klien mengatakan periksa hamil rutin
Jenis Kelamin : - Klien mengatakan sering kram area kaki
Jam 14.00 terutama betis setiap hari saat bangun
Perempuan
tidur dan dirasakan sangat sakit sekali
Alamat::Dago - Klien mengatakan sangat kuatir terhadap
janinnya
kota bandung
Ruang : DO :
-Klien terlihat kuatir dan bertanya- Tanya
BPM bidan Sri
tentang kram yang sering ia rasakan
Diagnosa : -Suhu 36,7 ⁰ C
-TD 120/68 mmHg
GIP0A0 dengan
-N 92x/ mnt
Kram Trimester 3 -Rr 20x/ mnt
usia 30 minggu
Data Penunjang
Therapy :
Tablet Fe 1x1 tab

Diagnosa Keperawatan :
Ansietas b.d kurang terpapar informasi

Action
1 .Menciptakan suasana terapeutik untuk
menumbuhkan kepercayaan
2. Mendengarkan dg penuh perhatian
3. Menjelaskan kemungkinan penyebab
dari kaki sering kram
4. Memberikan penkes tentang istirahat,
relaksasi dengan nafas dalam dan pola
makan bergizi
5. Menganjurkan untuk kontrol kembali
jika keluhan terus berlanjut
6. Memberikan terapi tambahan selain
tablet fe 1x1 tab,ditambah lagi dengan obat
kalsium yaitu Kalk 1x1 tab

RESPON
- Ekpresi wajah nampak lebih rileks
- Klien menyatakan paham dg
penjelasan petugas

NO HARI / IDENTITAS DAR Perawat/Paraf


TGL/JAM (DATA, ACTION, RESPON)
PASIEN
5 Senin, 9 Nama : Ny. L Data Zr.Imas
Agustus DS :
Usia : 30 tahun
2021 -Klien mengatakan mau pasang KB ayudi
Jenis Kelamin : -Klien mengatakan ingin mengatur jarak
Jam 14.00 Perempuan usia anak, karena baru beres melahirkan
anak pertamanya yang masih berusia 4
Alamat::ciheulang
bulan
kota bandung -Klien mengatakan Hari ini sudah mulai
bersih dari haid.atau hari terakhir haid
Ruang :
-Klien mengatakan takut dan tegang
BPM bidan Sri sebelum dipasang KB ayudi takut sakit
Diagnosa :
DO :
P1A0 dengan -Klien terlihat kuatir dan ketakutan
-Suhu 36,7 ⁰ C
pemasangan
-TD 120/68 mmHg
ayudi -N 92x/ mnt
-Rr 20x/ mnt

Data Penunjang
-
Diagnosa Keperawatan :
Ansietas b.d kurang terpapar informasi
mengenai pemasangan KB ayudi

Action
1 .Menciptakan suasana terapeutik untuk
menumbuhkan kepercayaan
2. Mendengarkan dg penuh perhatian
4.Menganjurkan pasien untuk melakukan
teknik relaksasi nafas dalam pada saat
pemasangan ayudi
5. Menganjurkan untuk kontrol kembali
jika ada keluhan sesudah pemasangan 2
minggu
6. membantu pemasangan Kb bersama bu
bidan pemasangan KB Ayudi
7.menganjurkan pada pasien sebelum
control selanjutnya,sebaiknya jangan dulu
berhubungan dengan suami ditakutkannya
ada perubahan posisi yang belum mantap

RESPON
- Ekpresi wajah nampak lebih rileks
- Klien menyatakan paham dg
penjelasan petugas
NO HARI / IDENTITAS DAR Perawat/Paraf
TGL/JAM (DATA, ACTION, RESPON)
PASIEN
6 Selasa, 10 Nama : Ny. S Data Zr.Imas
Agustus DS :
Usia : 24 tahun
2021 -Klien mengatakan periksa hamil rutin
Jenis Kelamin : -Klien mengatakan sering kram area betis
Jam 14.00 setiap hari saat bangun tidur
Perempuan
-Klien mengatakan takut dan kuatir
Alamat::Dago terhadap janinnya
kota bandung
DO :
Ruang : -Klien terlihat kuatir dan bertanya- Tanya
tentang kram yang sering ia rasakan
BPM bidan Sri
-TD 100/70 mmHg
Diagnosa : -N 92x/ mnt
-Rr 20x/ mnt
G1P0A0 28
-Suhu 36,4 ⁰ C
minggu dengan
Data Penunjang
kram
Therapy :
Tablet Fe 1x1 tab

Diagnosa Keperawatan :
Ansietas b.d kurang terpapar informasi

Action
1 .Menciptakan suasana terapeutik untuk
menumbuhkan kepercayaan
2. Mendengarkan dg penuh perhatian
3. Menjelaskan kemungkinan penyebab
dari kaki sering kram
4. Memberikan penkes tentang istirahat,
relaksasi dengan nafas dalam dan pola
makan bergizi
5. Menganjurkan untuk kontrol kembali
jika keluhan terus berlanjut
6. Memberikan terapi tambahan selain
tablet fe 1x1 tab,ditambah lagi dengan obat
kalsium yaitu Kalk 1x1 tab

RESPON
- Ekpresi wajah nampak lebih rileks
- Klien menyatakan paham dg
penjelasan petugas

Anda mungkin juga menyukai