Oleh :
Dina Mara Diana
NIM. I1A004016
Pembimbing :
Dr. Zaenab
PENDAHULUAN
Hasil Survey Demografi dan Kesehatan
PENDAHULUAN
Anemia karena defisiensi zat besi merupakan penyebab
PENDAHULUAN
Berdasarkan jumlah ibu hamil yang berkunjung ke
Permasalahan
Bagaimana cara mengoptimalkan peran
posyandu dalam upaya penanggulangan
anemia pada ibu hamil?
TINJAUAN PUSTAKA
Anemia
Suatu keadaan tubuh yang ditandai dengan defisiensi
Kadar Hb (gr/dl)
< 11
< 11,5
< 12
Laki-laki dewasa
< 13
< 12
< 11
Tabel. Batasan Anemia untuk Usia / Jenis Kelamin Tertentu (WHO 1997)
Kadar Hemoglobin
Anemia ringan
10-11 gr/dl
Anemia sedang
7-10 gr/dl
Anemia berat
<7 gr/dl
Abortus
Persalinan prematuritas
Hambatan tumbuh kembang janin
dan rahim
Mudah terjadi infeksi
Ancaman dekompensasi kordis (Hb <
6 gr%)
Mola hidatidosa
Hiperemesis gravidarum
Perdarahan antepartum
Ketuban pecah dini (KPD)
Gangguan his
Kala pertama dapat berlangsung
lama
Kala dua berlangsung lama sehingga
dapat melelahkan dan sering
memerlukan tindakan operasi
kebidanan.
Kala uri dapat diikuti retensio
plasenta, dan perdarahan post
partum karena atonia uteri.
Kala empat dapat terjadi perdarahan
postpartum sekunder dan atonia
uteri.
Abortus
Terjadi kematian intrauterine
Persalinan prematuritas tinggi
Berat badan lahir rendah
Kelahiran dengan anemia
Dapat terjadi cacat bawaan
Bayi mudah mendapat infeksi sampai
kematian perinatal
Intelegensia rendah
Daging
23.8
Sereal
18.0
Kedelai
8.8
Kacang
8.3
Beras
8.0
Bayam
6.4
Hamburger
5.9
Hati sapi
5.2
Susu formula
1.2
faktor :
10-12
20
13-49
26
50-65
12
Hamil (+ an)
Trimester 1
+0
Trimester 2
+9
Trimester 3
+ 13
hamil :
Dosis Pencegahan
Dosis Pengobatan
Posyandu
Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat
Posyandu
Posyandu dapat melayani semua anggota
Kegiatan Posyandu
Kegiatan Utama
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
Keluarga Berencana
Imunisasi
Gizi
Pencegahan dan Penanggulangan Diare
Kegiatan Pengembangan
Kegiatan Posyandu
Pemantauan Kesehatan Ibu
serta kader.
Meningkatkan pengetahuan ibu hamil dengan melakukan
penyuluhan tentang anemia dan tablet tambah darah,
baik perorangan maupun kelompok. Penyuluhan dapat
dilakukan pada saat ibu hamil melakukan kunjungan atau
pemeriksaan kehamilan ke posyandu.
Dalam meningkatkan informasi dapat dengan
menggunakan berbagai macam media massa seperti
selebaran atau leaflet atau buku pedoman yang dibagikan
ke ibu hamil dalam mencegah dan mengatasi anemia.
Melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik tanda dan
gejala anemia serta menyarankan ibu hamil untuk
memeriksakan darahnya (Hemoglobin) ke puskesmas
setempat agar jika ditemukan adanya anemia berat dapat
segera diobati dengan terapi oral tablet besi atau dirujuk
ke rumah sakit untuk mendapatkan transfusi darah.
KESIMPULAN
KESIMPULAN
Program pemberian tablet tambah darah pada ibu hamil ini
sebenarnya belum dapat memberikan hasil yang memuaskan,
dimana prevalensi anemia defisiensi besi masih tetap tinggi. Hal
ini dikarenakan cadangan besi tubuh pada ibu hamil sangat
rendah atau mungkin kosong sehingga program pemberian tablet
besi tidak cukup untuk memenuhi cadangan besi tubuh selama
masa kehamilan. Supelemen besi seharusnya diberikan pada
periode sebelum hamil untuk mengantisipasi rendahnya cadangan
besi tubuh.
Saat ini Pemerintah tidak mampu menyediakan kebutuhan tablet
tambah darah untuk semua wanita usia subur. Oleh karena itu
kemandirian perlu ditanamkan untuk meningkatkan tanggung
jawab seseorang/pribadi terhadap kesehatannya sendiri.
Kemandirian ini dapat dimulai pada tingkat individu, keluarga, dan
masyarakat dengan mendorong masyarakat membeli sendiri
tablet tambah darah. Tablet tambah darah dapat dibeli di apotik,
bidan, atau toko obat.
Adapun peran posyandu dalam masalah ini, dapat berupa
melakukan penyuluhan tidak hanya terbatas pada ibu hamil
sampai masa nifas tapi juga remaja putri (12-15 tahun) dan wanita
usia subur, serta calon pengantin tentang anemia dan manfaat
mengonsumsi tablet tambah darah sedini mungkin.