Anda di halaman 1dari 3

SUPLEMENTASI Fe Pada BUMIL

LATAR BELAKANG

Selama kehamilan tubuh wanita mengalami perubahan anatomi dan fisiologis untuk menunjang
terjadinya perubahan metabolisme, tumbuh kembang janin dan mempersiapkan tubuh untuk proses
persalinan. Perubahan tersebut menyebabkan meningkatnya kebutuhan nutrisi wanita namun
selama kehamilan jumlah zat besi yang dibutuhkan tubuh tidak dapat hanya dipenuhi melalui
makanan. Hal ini menyebabkan wanita rentan terhadap anemia defesiensi besi. Anemia merupakan
gangguan hematologis yang paling sering ditemui pada wanita hamil. WHO (2012) memperkirakan
lebih dari 40% wanita hamil di seluruh dunia mengalami anemia. Setidaknya setengah dari anemia
pada masa kehamilan disebabkan oleh defesiensi zat besi. Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) pada tahun 2018, angka kejadian anemia pada ibu hamil di Indonesia terus mengalami
peningkatan secara signifikan setiap tahunnya yaitu 24,5% pada tahun 2007, 37,1% pada tahun 2013
dan 48,9% pada tahun 2018.

Penyebab utama anemia selama kehamilan adalah kekurangan zat besi. Selama masa kehamilan
tubuh akan membutuhkan lebih banyak oksigen. Hal ini menyebabkan meningkatnya produksi
eritropoitin di ginjal. Peningkatan tersebut menyebabkan jumlah sel darah merah meningkat sekitar
20-30%. Peningkatan yang terjadi ini tidak sebanding dengan penambahan volume plasma sebesar
40-50% sehingga menyebabkan terjadinya proses pengenceran darah (hemodilusi) yang
mengakibatkan penurunan konsentrasi hemoglobin (Prawirohardjo, 2009). Kebutuhan zat besi
meningkat selama kehamilan, dan kegagalan dalam mempertahankan jumlah zat besi yang
dibutuhkan tubuh dapat menyebabkan gangguan pada ibu dan janin. Anemia defesiensi besi selama
kehamilan harus ditangani secara adekuat dan aman untuk mencegah komplikasi selama kehamilan.
Kekurangan zat besi akan berisiko pada janin dan ibu hamil, pada janin dapat terjadi gangguan atau
hambatan pada pertumbuhan, kematian janin dalam kandungan, abortus, cacat bawaan dan berat
badan lahir rendah (BBLR). Pada ibu dapat terjadi perdarahan, partus prematur, gangguan proses
persalinan, infeksi pada masa nifas

WHO merekomendasikan pemberian tablet tambah darah sebagai upaya pencegahan terjadinya
anemia defesiensi besi pada ibu hamil. Pemerintah Indonesia juga telah mengupayakan pencegahan
anemia pada ibu hamil dengan pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama masa
kehamilan . Namun menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2018, hanya 38,1%
ibu hamil yang mengkonsumsi tablet tambah darah lebih dari 90 tablet selama kehamilan.
Ny. DR / 24 Tahun / 55 Kg / G1P0A0 (7 April 2022)

TD : 110 / 80 mmHg

TB : 153 cm

UK : 24-25 Minggu

HPHT : 18-10-21

Taksiran Persalinan : 25-8-2022

TFU : 20 cm

DJJ : 135 x/m

Leopold 1 : Teraba Bagian bulat dengan konsistensi keras (kepala)

Leopold 2 : teraba bagian keras memanjang pada peru ibu sebelah kanan ( Punggung kanan)

Leopold 3 : Teraba bagian kenyal (bokong)

Leopold 4 : Konvergen

Hb : 10.8

GAMBARAN PELAKSANAAN

Ny DR datang ke poli KIA puskesmas untuk kontrol kehamilan di usia 24-25 minggu. Dokter
menjelaskan ibu hamil mempunyai risiko terjadinya anemia. Tanda dan gejala ibu hamil uang
mengalami anemia yaitu pusing, lemas, letih, lesu, lemah, lalai, mata berkunang-kuanang, dan bibir
yang tampak pucat. Dokter juga menjelaskan dampak anemia pada ibu hamil yaitu
keguguran/abortus, bayi lahir premature, bayi lahir dengan berat rendah, dan jika kondisi anemia
berat bayi berisiko lahir mati. Menjelaskan juga cara mencegah terjadinya anemia yaitu Perbanyak
konsumsi makanan bergizi seimbang kaya protein,zat besi (hati, telur, ikan, daging, kacang-
kacangan, sayuran hijau, buah berwarna merah atau kuning) dan minum tablet tambah darah
minimal 90 tablet semasa kehamilan. Dokter juga menjelaskan bagaimana sebaiknya meminum
tablet tambah darah yaitu tablet tambah darah diminum sebaiknya pada malam hari untuk
megurangi rasa mual dan agar penyerapannya lebih baik sebaiknya tablet tambah darah dikonsumsi
bersamaan makanan yang mengandung vitamin C. Tidak dianjurkan meminum tablet tambah darah
bersama susu, kopi ataupun teh. Apabila setelah minum tablet tambah darah BAB menjadi lebih
hitam, ibu hamil tidak perlu khawatir karena hal ini tidak membahayakan. Pasien kemudian
diberikan tablet Fe untuk suplementasi zat besi.
Ny. TM / 28 Tahun / 66 Kg / G2P1A0

TD : 110 / 70 mmHg

TB : 155 cm

UK : 29-30 Minggu

HPHT : 5-11-21

Taksiran Persalinan : 12-8-2022

TFU : 26 cm

DJJ : 136 x/m

Leopold 1 : Teraba Bagian bulat dengan konsistensi kenyal (bokong)

Leopold 2 : teraba bagian keras memanjang pada peru ibu sebelah kanan (Punggung kiri)

Leopold 3 : Teraba bagian keras (kepala)

Leopold 4 : Konvergen

Hb : 11,2

GAMBARAN PELAKSANAAN

Ny TM datang ke poli KIA puskesmas untuk kontrol kehamilan di usia 29-30 minggu. Dokter
menjelaskan ibu hamil mempunyai risiko terjadinya anemia. Tanda dan gejala ibu hamil uang
mengalami anemia yaitu pusing, lemas, letih, lesu, lemah, lalai, mata berkunang-kuanang, dan bibir
yang tampak pucat. Dokter juga menjelaskan dampak anemia pada ibu hamil yaitu
keguguran/abortus, bayi lahir premature, bayi lahir dengan berat rendah, dan jika kondisi anemia
berat bayi berisiko lahir mati. Menjelaskan juga cara mencegah terjadinya anemia yaitu Perbanyak
konsumsi makanan bergizi seimbang kaya protein,zat besi (hati, telur, ikan, daging, kacang-
kacangan, sayuran hijau, buah berwarna merah atau kuning) dan minum tablet tambah darah
minimal 90 tablet semasa kehamilan. Dokter juga menjelaskan bagaimana sebaiknya meminum
tablet tambah darah yaitu tablet tambah darah diminum sebaiknya pada malam hari untuk
megurangi rasa mual dan agar penyerapannya lebih baik sebaiknya tablet tambah darah dikonsumsi
bersamaan makanan yang mengandung vitamin C. Tidak dianjurkan meminum tablet tambah darah
bersama susu, kopi ataupun teh. Apabila setelah minum tablet tambah darah BAB menjadi lebih
hitam, ibu hamil tidak perlu khawatir karena hal ini tidak membahayakan. Pasien kemudian
diberikan tablet Fe untuk suplementasi zat besi.

Anda mungkin juga menyukai