Anda di halaman 1dari 75

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hipertensi dalam kehamilan adalah terjadinya peningkatan tekanan

darah ≥140/90 mmHg setelah usia kehamilan 20 minggu, tanpa disertai

Proteinuri1,2. Hipertensi dapat terjadi pada saat sebelum dan selama

kehamilan. Hipertensi menyebabkan 10 % gangguan kehamilan di seluruh

dunia2, 11% terjadi pada kehamilan pertama dan setengahnya terkait

dengan preeklamsia serta 14 % dari 343.000 ibu meninggal setiap

tahunnya di seluruh dunia3.

Di Indonesia sendiri disebutkan saat International Conference on

Indonesia Family Planning and Reproductive Health (ICIFPRH) hingga

tahun 2019 AKI masih tetap tinggi, yaitu 305 per 100.000 kelahiran hidup.

AKI saat ini masih jauh dari target Tujuan Pembangunan

Berkelanjutan/Sustainable Development Goals (SDGs) yakni 70 per

100.000 kelahiran hidup pada tahun 20304. Penyebab utama kematian ibu

hamil di Indonesia meliputi perdarahan (25%), hipertensi (12%), partus

macet (8%), aborsi (13%) dan sebab lain (7%) 5. Secara nasional, Penyebab

AKI paling tinggi adalah pendarahan. Sementara untuk kasus di

Yogyakarta penyebab paling tinggi justru karena penyakit jantung,

preeklampsia kemudian disusul pendarahan6.

Hipertensi dalam kehamilan memperburuk kondisi kesehatan dan

menimbulkan kecacatan jangka panjang serta penyumbang 9-26 % dari

1
7–10
seluruh kematian ibu di seluruh dunia serta 15% penyebab kelahiran

prematur di seluruh dunia11. Hipertensi yang tidak terkontrol akan

berlanjut ke tingkat preeklamsi, 40 % berisiko eklamsi dan sangat cepat

memperburuk kondisi ibu sehingga menimbulkan kematian ibu,

meningkatkan kelahiran prematur, serta penyebab angka morbiditas ibu

dan neonatus11,12. Komplikasi lain yang dapat timbul yaitu plasenta terlepas
13
sebelum janin lahir, koagulasi intravaskuler diseminata , perdarahan

intraserebral, perdarahan hati, insufisiensi ginjal, edema paru, stroke dan

kematian. Selain komplikasi kepada ibu, juga berdampak buruk pada janin

berupa kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, gangguan

pertumbuhan janin dalam kandungan, bahkan penyebab utama kematian

janin dalam kandungan 14, komplikasi jangka panjang untuk bayi yaitu

cerebral palsy, penyakit jantung dan hipertensi 15.

Pengawasan tekanan darah secara ketat, pengobatan dengan

antihipertensi, juga belum bisa menyelesaikan masalah bahkan angka


16
kejadiannya semakin meningkat, dan diperkirakan akan terus berlanjut
7
dan menimbulkan komplikasi dan dampak buruk pada ibu dan janin
17,18
namun sampai saat ini penyebab yang pasti belum diketahui . Gejala

yang timbul dapat dirasakan di saat kondisi sudah parah, sangat cepat

memperburuk kondisi kesehatan bahkan menimbulkan kematian

sehinngga penyakit ini disebut “silent killer” ( pembunuh diam – diam )


19,20
.

2
Pemberian terapi farmakologis anti hipertensi pada Ibu hamil

sesuai anjuran WHO adalah methyldopa 250mg, labelatol 100mg serta

nifedipin 10mg, namun memberikan efek samping kelelahan, depresi,

IUGR, hipotensi serta sakit kepala21. Sedangkan Terapi nonfarmakologis

tidak menimbulkan efek samping, meningkatkan daya tahan tubuh, karena

mengandung banyak vitamin dan mineral22.

Asupan gizi ibu hamil dapat membantu mencegah dan

mengatasi hipertensi dalam kehamilan, salah satunya adalah asupan gizi23.

Salah satu cara pencegahan hipertensi dalam kehamilan dengan

mengkonsumsi lauk, sayur dan buah sesuai yang direkomendasikan.

Peningkatan konsumsi lauk, sayur dan buah serta mengurangi konsumsi

sodium dapat menurunkan TD > 150 mmHg 24. Nutrisi sumber dari

makanan sangat berperan penting untuk pencegahan preeklamsi. Zat – zat

yang terkandung dalam makanan berupa natrium, kalium, kalsium,

magnesium25, flavanoid, quercetin, polifenol yang terkandung dalam buah

dan sayur terbukti efektif dan aman untuk menurunkan tekanan darah

karena mengandung antioksidan dan anti imflamasi pada sel endotelial


26
vaskular . Dalam satu jenis makanan mengandung banyak senyawa

penting untuk kesehatan, sedangkan suplemen secara farmakologis hanya

mengandung 1 jenis zat gizi saja27, asupan kalsium rata-rata masyarakat

Indonesia adalah 254 mg/hari pada masyarakat di b-718

mg/hari{Formatting Citation}

3
Beberapa mikronutrion yang berperan penting dalam patogenesis

hipertensi essensial adalah kalsium dan magnesium. Kadar kalsium di

dalam darah berperan penting dalam membantu kontraksi otot-otot dinding

pembuluh darah serta memberi sinyal untuk pelepasan hormon-hormon

yang berperan dalam pengaturan tekanan darah23.

Kalsium direkomendasikan oleh WHO (2013) agar dikonsumsi Ibu

Hamil sebanyak 1200-2000 mg perhari. dengan frekuensi pemberian

asupan setiap hari dan terbagi menjadi 3 dosis. Waktu mengkonsumsi

adalah sejak kehamilan 20 minggu hingga akhir kehamilan utamanya pada

ibu hipertensi untuk mencegah preeclampsia3,28.

Penelitian yang dilakukan oleh Pangerti, et al tahun 2018 terhadap

hipertensi dalam kehamilan dengan pemberian tablet kalk dengan dosis

500 mg sekali sehari selama 7 hari didapatkan dari 18 responden

(56,25%) yang memilki kadar kalsium darah < 8,6 terhadap 17 responden

(53,13%) yang mengalami penurunan tekanan darah (TD), terdapat 17

responden (53,13%) yang mengalami penurunan TD. Hal tersebut

menunjukkan adanya hubungan kadar kalsium darah dengan tekanan darah

pada Ibu hamil 29.

Dari penelitian terhadap Ibu hamil dengan Hipertensi dengan

pemberian susu berkomposisi kalsium, dengan asupan 400mg didapatkan

dari 26 responden, pemberian kalsium susu terhadap tekanan darah 6

orang (61,5%) dan yang tidak berpengaruh sebanyak 10 orang (38,5%).30

4
Penelitian dengan Penelitian Eksperimen terhadap Ibu Hipertensi dalam

Kehamilan diberikan rebusan biji ketumbar 2x dalam seminggu dengan

dosis 200 mg 3x hari atau 600 mg kalsium dalam sehari didapatkan pada

kelompok studi penurunan tekanan sistolik :13,5mmHg, diastolik 5,0

mmHg dimaksudkan bahwa rebusan biji ketumbar memberikan pengaruh

terhadap penurunan Tekanan Darah pada Ibu Hamil dan tidak ada

perubahan Tekanan darah pada kelompok kontrol yang tidak diberikan

rebusan biji ketumbar31.

Pada penelitian terdahulu pemberian kalsium pada ibu hamil hanya

diberikan sekitar 10,25% yaitu 100mg/ hari. Analisa ini menggunakan uji

Anova two ways dengan di lanjutkan uji Wilcoxon. Hasil tersebut tidak

berpengaruh terhadap peningkatan kalsium pada ibu hamil. Pada penelitian

lain menemukan pada pemberian daun kelor 440 mg/hari dan susu sapi

140 mg/ hari dalam pemenuhan kalsium pada ibu hamil terdapat nilai yang

diperoleh oleh daun kelor secara berturut-turut 0,518%, 0,522% dan 0,447

%, sedangkan pada susu sapi segar yaitu berturut-turut 0,090%,0,081%,

dan 0,086%. Sehingga didaptapkan rerata pasa daun kelor 0,505% dan

susu sapi segar 0,085% terdapat selisi kedua sampel tersebut yaitu 0,42%.

Kalsium yang terdapat dalaum daun kelor ini kandungannya lebih tinggi

dari susu sapi segar, terbukti dari penelitian yang dilakukan oleh ringga

nurwahyuni.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh arief

mngenai penelitian tentang melakukan pengukuran kadar kaslium selain

5
menggunkan daun yang berwarna hijau tua, dan mengenai kalsium yang

terdapat dalam daun kelor yaitu 440mg dan kandungan tersebut sekitar 17

kali lebih banyak di bandingkan susu segar.

Omotayo menambahkan bahwa hasil dari metanalisis berbagai

penelitian mengenai hubungan antara asuspan kalsium dengan kejadian

preeklamsia menunjukan bahwa suplemen kalsium 1500-2000 mg selama

kehamilan sehingga mencegah terjadinya preeklamsia. Kejadian ini

didukung oleh The Food and Nutrition of the nationalAcademy of

Science merekomendasikan asupan kalsium ±1150 mg/hari guna

memenuhi kebutuhan kalsium selama kehamilan.Menurut Galih, bahwa

perlu ditambahkannya suplemen kalsium pada ibuhamil karena tidak

semua asupan kalsium dari pangan yang cukup untuk memenuhi

kebutuhan akan kalsium.

Penelitian diatas menunjukan penelitian terhadap pemberian

kalsium pada ibu hamil dan pada ibu hamil dengan hipertensi dengan

pemberian kalsium sebanyak 100-440 mg/ hari, menunukan dapat

mencegah terjadinya preeklamsi pada ibu hamil. Dari hasil tersebut bila di

bandingkan dengan penelitian yang dilakukan dengan pemberian kalsium

sebanyak 500 mg selama 3x/ hari dalam seminggu dapat memenuhi

kebutahan kasium pada ibu hamil. Penelitian diatas tidak memberikan

kalsium sesuai kebutuhan yang dibutuhkan oleh ibu hamil yang dapat

memberikan hasil yang diharapkan.

6
Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti tentang pencegahan

hipertensi dalam kehamilan dengan judul “pengaruh suplementasi kalsium

terhadap penurunan tekanan darah dan peningkatan kadar kalsium darah

pada ibu hamil dengan hipertensi”.

B. Perumusan masalah

Hipertensi dalam kebidanan merupakan masalah yang belum bisa

diselesaikan dan merupakan penyebab utama kematian ibu. Penyebab pasti

belum di ketahui, tanda dan gejala sering tidak di rasakan dan muncul

gejala saat penyakit sudah parah (sudah terjadi kerusakan organ dalam

tubuh), belum ada alat yang efektif untuk mendedeteksi munculnya

penyakit, penggunaan obat-obat antihipertensi tidak menjamin

kesembuhan dan memberi dampak buruk pada perkembangan janin dan

jika sudah ada riwayat akan memiliki risiko akan muncul kembali saat

hamil berikutnya, faktor risiko banyak yang sulit untuk dirubah, sehingga

masalah ini harus dicegah.Faktor risiko yang bisa dirubah adalah gaya

hidup yang tidak sehat. Salah satu cara pencegahan adalah dengan

mengkonsumsi ikan teri sesuai yang direkomendasikan.

C. Tujuan penelitian

1. Tujuan umum

Untuk mengetahui pengaruh kalsium ikan teri terhadap tekanan darah

sistolik, tekanan darah diastolik, serta kadar kalsium darah.

7
2. Tujuan khusus

a. Mengetahui hubungan kalsium dalam tekanan darah pada ibu hamil

b. Mengidentifikasi suplemen kalsium untuk ibu hamil

c. Mengevaluasi efektifitas pemberian suplemen kalsium terhadap

pencegahan hipertensi pada kehamilan

d. Mengevaluasi efektifitas pemberian kalsium terhadap pencegaham

preeklamsia

D. Manfaat penelitian

1. Bagi ibu hamil

Untuk menambah pengetahuan ibu hamil mengenai pengaruh

konsumsi Ikan Teri terhadap pencegahan penurunan Tekanan darah

serta dapat menggunakan penelitian ini sebagai alternatif dalam

pencegahan preeklamsi.

2. Bagi masyarakat

Untuk memberikan informasi kepada masyarakat umum mengenai

pengaruh pemberian suplementasi kalsium terhadap pencegahan

preeklamsi pada ibu hamil yang memiliki faktor risiko dan

menggunakan alternatif ini sebagai alternatif sebagai pencegahan

3. Bagi peneliti

Memberi tambahan ilmu mengenai pengaruh suplementasi kalsium

untuk mencegah preeklamsi pada ibu hamil yang memiliki faktor

risiko preeklamsi.

8
E. Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Penelitian terdahulu

Nama penelti Judul Metode Hasil


dan Tahun Penelitian
Fitria Diyah, Kadar Kalsium Teknik sampling Melalui uji statistikkorelasi
Isman, 2018. Darahdantekana yang digunakan Product Momentdengan
ndarah Pada Ibu adalahSimple taraf signifikasi0,05.
Hamil Random Didapatkanrhitung=0,633leb
Samplingdengansam ih besar darirtable=
pelsebanyak32 0.361,maka Ho ditolak yang
responden artinyaadahubungan antara
kadar kalsium darah dengan
tekanan darah pada ibu
hamil.
Eline Charla, Pengaruh Quasy Eksperimen Berdasarkan uji statistik
2018 pemberian uji Statistik dengan menunjukkan bahwa nilai
kalsium Chi Square Sig.(2-tailed) 0,000 < 0,05
terhadap tekanan maka ada
darah pada Ibu hubungan antara pemberian
Hamil dengna kalsium dengan tekanan da
Hipertensi rah pada ibu hamil dengan
hipertensi.
Pemberian kalsium, usia dan
riwayat keturunan sec
ara statistik terbukti
berhubungan
dengan tekanan darah pada
ibu hamil, rekomendasi ka
lsium sebagai salah satu
alternatif dalam
mengatasi tekanan ibu
hamil.

Siti Romlah, Pengaruh Jenis Penelitian hasil yang bermakna peneliti


2015 Rebusan Biji Eksperimen, teknik melakukan uji statistika
Ketumbar Pengambilan data Friedman dan dari hasil uji
sebagai penurun probality sampling statistika ditemukan hasil p
hipertensi pada secara purposive = 0,00 < α = 0,05 sehingga
ibu Hamil di sampling kesimpulanya Ho ditolak
Desa Jabon dan H1 diterima berarti ada
kecamatan pengaruh rebusan biji
Mojoanyar ketumbar sebagai penurun
Mojokerto hipertensi pada ibu hamil.
Senyawa dalam ketumbar
yang mempunyai khasiat
adalah kalsium.
Latifa, Ninik, Kandungan Penelitian Kadar protein tertinggi pada
2012 betakaroten, eksperimental ubi jalar kuning 5% dan
protein, kalsium, dengan rancangan tepung ikan teri nasi 5%
dsn ujian acak , dengan yaitu sebesar 100mg. kan

9
kesukaan menggunaka uji kadar kalsium pada ubi jalan
Crackers dengan friedman dengan redapat 15% dan ikan teri
substansi tepung dilanjutkan uji nasi 10% yaitu sebesar
ubi jalar dan Wilcoxon 142mg. hasilnya tidak
ikan teri nasi perpepngaruh terhadap
pemberian kalsium pada
anak.
Ringga nur, Gambaran kadar Penelitia ini Hasil penelitian ini
2018 kalsium pada menggunakan desain menggunakan atomic
daun kelor dan deskriptif. Absorption
susu sapi segar Spektrolphotometri pada
kadar kasium daun kelor
yaitu 0,518%,0,522% dan
0,476% dengan hasil rerata
0,086%. Dari hasil tersebut
kalsium pada daun kleor
lebih tinggi dari susu sapi
segar dengan konsentrasi
sama yitu 10 gram.
Galih Purnasari, Asupan Kalsium Penelitian ini Hasil penelitian ini
2016 Dan Tingkat menggunakan desain menunjukkan bahwa 81.2%
Kecukupan cross-sectional. ibu hamil memiliki tingkat
Kalsium Pada Wawancara kecukupan kalsium yang
Ibu Hamil Di mengenai konsumsi berada dalam kategori
Kabupaten pangan dilakukan kurang. Asupan kalsium dari
Jember kepada 96 orang ibu pangan memenuhi 67.6%
hamil yang dipilih EAR (Estimated Average
secara purposiv Requirement) kalsium ibu
hamil. Terdapat hubungan
signifikan antara frekuensi
konsumsi susu dan
olahannya (r=0.721,
p=0.000), lauk hewani
(r=0.595, p=0.000), sayuran
(r=0.463, p=0.000), dan
jajanan (r=0.429, p=0.000)
dengan tingkat kecukupan
kalsium subjek. Penelitian
ini menunjukkan pentingnya
pendidikan gizi tentang
konsumsi gizi seimbang
selama kehamilan dan
perlunya suplementasi
kalsium sebagai salah satu
program untuk memenuhi
kebutuhan kalsium ibu hamil
dan dalam rangka
pencegahan hipertensi dalam
kehamilan.

10
F. Ruang Lingkup

1. Ruang lingkup waktu

Penelitian ini akan dilakukan pada tanggal.... sampai dengan.... tahun

2020.

2. Ruang lingkup tempat

Tempat pelaksanaan penelitian ini akan di lakukan di Puskemas

Wilayah Daerah Kota Palu Propinsi Sulawesi Tengah.

3. Ruang Lingkup Materi

Materi dalam peneilitian ini meliputi pemberian ekstrak kalsium ikan

teri sebagai alternatif penambahan kalsium pada ibu hamil dengan

hipertensi guna mencegah pre eklampsi.

11
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kehamilan

1. Konsep Dasar Kehamilan

Masa kehamilan dimulai sejak konsepsi sampai janin lahir

dengan lama 280 hari atau berkisar 40 minggu (9 bulan 7 hari)

dihitung mulai hari pertama haid terakhir1. Kehamilan dari pembuahan

sel telur dengan sperma selanjutnya akan bernidasi di dinding rahim 2.

Pada saat kehamilan akan terjadi adaptasi anatomis, fisiologi

dan biokimiawi, perubahan ini terjadi segera setelah pembuahan

hingga kehamilan berakhir. Perubahan ini sebagian besar karena

adaptasi respon terhadap rangsangan fisiologis dari janin. Akibat dari

adaptasi fisiologis terjadi penyimpangan yang akan dianggap abnormal

pada keadaan tidak hamil.

Pada kehamilan akan terjadi perubahan adaptasi fisiologis dan

psikologis. Perubahan metabolisme air meningkatnya retensi air sebanyak

6.5 liter secara fisiologis merupakan hal yang normal saat kehamilan

seperti kandungan air di janin, plasenta dan cairan amnion sekitar 3.5

liter.3 liter terjadi pada peningkatan volume darah, payudara dan

perubahan uterus ibu.

12
Perubahan hematologis pada volume darah yang mulai meningkat

pada trimester ke pertama, peningkatan terbesar pada trimester ke dua

hingga meningkat secara perlahan pada trimester ke tiga dan peningkatan

akanberhenti menjelang persalinan. Hypervolemia pada kehamilan

memiliki peranan penting:

a. Memenuhi kebutuhan uterus yang banyak sehingga system

vascular mengalami hipertrofi

b. Melindungi ibu dan janin pada efek gangguan aliran balik vena

pada posisi tegak maupun terlentang

c. Melindungi ibu dari efek negative berkurangnya darah pada saat

persalinan

Ibu hamil mengalami peningkatan volume darah sebanyak 1500 ml,

dan pada saat usia kehamilan aterm meningkat 45-50%. Peningkatan

volume darah terjadi mulai usia kehamilan 10-12 minggu. Peningkatan

volume darah karena adaptasi pembesaran system pembuluh darah.Sel

darah merah mengalami peningkatan 30-33% selama hamil namun

tergantung dengan asupan zat besi. Peningkatan volume darah diiringi

penurunan haemoglobin yang normalnya 12-16 g/dl dan hemotokrit yang

normalnya 37-47%3

Selain perubahan volume darah juga terjadi perubahan

Koagulasi.Peningkatan konsentrasi faktor pembekuan darah selama

kehamilan konsentrasi fibrinogen meningkat 50% (450 mg/dl), pada akhir

13
kehamilan peningkatan sebanyak 300-600.Penigkatan fibrinogen tentu

berpangaruh terhadap peningkatan laju endap darah.

Perubahan system fungsi Kardiovaskular terjadi dalam 8 minggu

pertama kehamilan. Seiring dengan bertambahnya usia kehamilan, apeks

jantung bergeser ke lateral dari posisinya menjadi keadaan tidak hamil

normal, dilihat dari radiografi terjadi peningkatan ukuran bayangan

jantung. Dalam kehamilan terjadi percepatan nadi 10 kali/menit, selain itu

terjadi peningkatan pemisahan bunyi jantung pertama disertai peningkatan

bunyi pada kedua komponen dan bunyi jantung ketiga yang terdengar

jelas4.

Perubahan curah jantung selama kehamilan pada tekanan darah arteri

dan resistensi vascular menurun, namun pada volume darah, laju metabolic

basal dan berat ibu mengalami peningkatan. Curah jantung pada keadaan

istirahat meningkat mulai awal kehamilan dan akan terus meningkat

selama masa kehamilan hingga mencapai maksimal segera setelah

persalinan. Curah jantung akan cepat meningkat saat ibu hamil dalam

keadaan posisi berbaring lateral dibanding saat terlentang. Pada saat posisi

terlentang uterus yang membesar akan menekan system vena yang

mengembalikan darah dari sebagian bawah tubuh hingga pengisian jantung

berkurang sehingga curah jantung akan ikut berkurang. Selain itu, ketika

posisi terlentang uterus yang membesar akan menekan aorta menyebabkan

tekanan darah arteri turun dibawah titik penekanan4.

14
Adaptasi fisiologi kardiovaskular berupa peningkatan curah jantung,

aliran darah, meningkatnya stroke aliran darah dan volume darah yaitu :

a. Hipertrofi jantung

Kerja jantung yang meningkat selama hamil untuk

memenuhi sirkulasi darah ibu dan janin sehingga jantung

mengalami hipertropi, keadaan hipertropi jantung akan kembali

normal setelah persalinan.

b. Peningkatan curah jantung

Curah jantung merupakan volume darah yang dipompa oleh

ventrikel dalam satu menit.Peningkatan curah jantung terjadi

mulai trimester I dikarenakan meningkatnya kebutuhan darah ibu

dan janin.Pada trimester II peningkatan curah jantung sebanyak

40% namun pada trimester III terjadi penurunan curah jantung

25-30% karena adanya penekanan vena kava inferior.

c. Peningkatan stroke volume

Peningkatan curah jantung karena adanya peningkatan

stroke volume yang dipompa oleh ventrikel setiap

denyutan.Curah jantung merupakan hasil perkalian stroke volume

dengan frekuensi jantung dalam satu menit. Pada kehamilan

primigravida akan meningkat 25% diatas sebelum keadaan hamil

dan pada multigravida meningkat 38%.

d. Peningkatan aliran darah dan volume darah

15
Peningkatan volume darah dimulai pada usia kehamilan 10-

12 minggu hingga usia 30-34 minggu peningkatan berkisar 1500

ml (primigravida 1250 ml, multigravida 1500 ml, gemeli 2000

ml), normalnya peningkatan sebesar 8.5%-9% dari berat badan

ibu. Penurunan volume darah cepat terjadi pada saat persalinan

dan akan kembali normal setelah minggu ke 4-6 post partum.

Volume darah merah dan plasma juga meningkat seiring

peningkatan curah jantung untuk memenuhi kebutuhan sebanyak

30-33%.Dalam kondisi ini membutuhkan bahan untuk

pembetukan sel darah merah seperti zat besi dan asam folat.Pada

ibu hamil peningkatan darah terjadi pada organ tubuh seperti otak,

ginjal, uterus, payudara dan kulit.

e. Tekanan darah

Tekanan darah arteri bervariasi sesuai dengan tingkat

aktivitas, masalah kesehatan dan sesuai umur.Ibu hamil dengan

anemia cenderung terjadi penurunan tekanan darah. Pada

trimester II akan terjadi penurunan tekanan systole maupun

diastole 5-10 mmHg karena vasodilatasi perifer yang disebabkan

pengaruh perubahan hormone. Pada trimester III tekanan darah

kembali seperti keadaan trimester I 33 .

a. Kebutuhan Gizi Ibu Hamil

Kehamilan menyebabkan menikngkatnya metabolism energy,

katena itu kebutuhan energy dan zat gizi lainnya meningkat selama

16
kehamilan. Peningkatan energi dan zat gizi tersebut diperlukan untuk

pertumbuhan dan perkembangan janin.Pertambahan besarnya organ

kandungan, perubahan komposisi dan metabolisme tubuh ibu.Sehingga

kekurangan zat gizi tertentu yang diperluka saat hamil dapat menyebabkan

janin tumbuh tidak sempurna. (BUku : Gizi seimbang dalam kespro ,

koes Irianto)

Bagi ibu hamil, pada dasarnya semua zat gizi memerlukan

tambahan, namun yang seringkali menjadi kekurangan adalah energi

protein dan beberapa mineral seperti zat besi dan kalsium. (BUku : Gizi

seimbang dalam kespro , koes Irianto)

Saat kehamilan disarankan menambahkan 3-4 tablet kalsium

perhari dalam det. Mneginsumsi tablet kalsium sebelum hamil dapat

membantu menyediakan cukup kalsium untuk kebutuhan tubuh.

Ada beberapa jenis tablet kalsium untuk dipilih ; tablet kalsium

karbonat mengandung 40 % kalsium, tablet kalsium laktat mengandung 13

persen kalsium. Tble kasium glutamate mengandung 9 % kalsium.

(halaman 177)

Idelanya, ibu hamil mengonsumsi 1500mg kalsium setiap

harinya.Waktu terbaik untuk mengonsumsinya adalah pada malam hari

dalam bentuk cairan, serbuk mauoun tablet yang dikunyah.Satu gelas ssu

atayu yogurt mngandung 400mg kalsium.

Fosfor berhubungan erat dengan Ca, fosfor berfungsi pada

pembentukan rangka dan gigi janin serta kenaikan metabolism kalsium

17
ibu. Jika jumlah di dalam tubuh tidak seimbang, sering mengakibatkan

kram pada tungkai. BUku : Gizi seimbang dalam kespro , koes Irianto)

b. Gestasional

a. Definisi Gestasional

Diagnosis hipertensi gestasional/trensien ditegakkan pada

wanita hamil yang tekanan darahnya mencapai 140/90 mmHg atau

lebih yang tidak disertai dengan adanya protein dalam urin,

biasanya dapat normal kembali dalam 12 minggu postpartum5.

b. Epidemiologi Gestasional

Menurut American Diabetes Association (ADA)

diperkirakan 7% kehamilan mempunyai komplikasi DMG, yang

berarti 200.000 kasus per tahunnya.3,4 Prevalensi di Amerika

bervariasi mulai dari 1% sampai 14% dari seluruh kehamilan,

bergantung pada populasi yang diteliti dan jenis tes diagnostik

yang dilakukan. Di Amerika insiden DMG telah bertambah dua

kali lipat 6-8 tahun terakhir dan meningkat secara paralel dengan

epidemik obesitas. Sebagian ibu penderita DMG juga akan

menderita Diabetes Tipe 2 di kemudian hari dan peningkatan risiko

untuk obesitas serta intoleransi glukosa pada anak mereka. Hal ini

sesuai dengan penelitian oleh Adam yang dilakukan di Makassar.

Hasil penelitian yang sudah dipublikasi menunjukkan peningkatan

linier insiden diabetes kumulatif setelah kehamilan dalam 10 tahun

terakhir. (Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. Konsensus

18
pengelolaan dan pencegahan diabetes melitus tipe 2 di Indonesia.

Jakarta: PERKENI; 2010. p. 1-46)

Pada penelitian di New York tahun 1990-2001 ditemukan

bahwa prevalensi DMG paling tinggi terjadi pada wanita Asia

Tengah/Tenggara yaitu pada tahun 1990 sebesar 5,7% dan pada

tahun 2001 menjadi 11% dari total 1,5 juta kelahiran. Data

epidemiologi DMG di Indonesia masih minim, namun salah satu

yang dapat ditampilkan adalah penelitian di Makassar oleh Adam.

Dari 2.074 wanita hamil yang menjalani penapisan ditemukan

prevalensi 3% pada mereka yang berisiko tinggi (lihat tabel 1) dan

hanya 1,2 % pada mereka tanpa risiko. (Perkumpulan

Endokrinologi Indonesia. Konsensus diagnosis dan

penatalaksanaan diabetes melitus gestasional: PERKENI).

c. Patofisiologi Gestasional

Kebutuhan insulin tinggi selama fase akhir kehamilan

normal dan hanya berbeda sedikit antara wanita normal yang hamil

dan wanita penderita DMG hamil. Meskipun demikian, pada

penderita DMG respons insulin secara konsisten berkurang

terhadap pasokan nutrien. Sejumlah defek fungsi sel β pankreas

juga ditemukan pada wanita dengan riwayat DMG; mayoritas

penderita DMG mengalami disfungsi sel β akibat resistensi insulin

kronik sebelum kehamilan. Defek pengikatan insulin pada

reseptornya di otot skeletal bukan penyebab resistensi insulin pada

19
wanita penderita DMG. Banyak defek lain seperti gangguan

pensinyalan insulin, berkurangnya ekspresi PPARγ, dan

berkurangnya transpor glukosa yang dimediasi insulin telah

ditemukan pada otot skelet ataupun sel lemak pada wanita

penderita DMG. Di antara defek di atas, belum diketahui pasti

penyebab primer ataupun fundamental terjadinya defek kerja

insulin pada DMG. Temuan terbaru menunjukkan adanya defek

post-reseptor jalur pemberian sinyal insulin pada plasenta wanita

hamil yang mengalami diabetes dan obesitas. Temuan lain

menunjukkan bahwa gangguan postreseptor pemberian sinyal

insulin di bawah regulasi maternal bersifat selektif dan tidak

diregulasi oleh janin. Temuan baru-baru ini mengindikasikan

bahwa kondisi yang menyebabkan DMG dipicu oleh loading

antigen fetus sendiri. Interaksi antara human leukocyte antigen-G

(HLA-G) dan nuclear factor-kB (NF-kB) diindikasikan sebagai

penyebab DMG. Diabetes melitus pada pasien yang menjalani

transplantasi organ diduga analog dengan terjadinya DMG pada

kehamilan. Pada kedua kasus, loading antigen memicu proses

diabetologenik; penelitian lebih lanjut masih dibutuhkan.

Diet dan gaya hidup juga berperan pada kejadian DMG.

Diet banyak daging merah, daging yang diproses, produk biji-

bijian yang dirafinasi, gula, kentang goring, dan pizza, berasosiasi

kuat dengan kejadian DMG. Sebaiknya diet buah-buahan, sayuran

20
hijau, produk unggas, dan iklan, berasosiasi terbalik dengan

kejadian DMG. Wanita yang mengonsumsi > 6 porsi daging merah

dalam seminggu memiliki risiko 1,7 kali menderita DMG

dibandingkan wanita yang hanya mengonsumsi <1,5 porsi daging

merah perminggu. Kombinasi diet berindeks glikemik rendah dan

kaya serat. Wanita yang mengonsumsi >5 porsi minuman

berpemanis gula/minggu memiliki risiko 22% lebih tinggi

menderita DMG dibandingkan yang hanya mengonsumsi 1 porsi.

Suatu penelitian melaporkan kombinasi 3 hal, yaitu tidak merokok,

> 150 menit akitivitas fisik sedang dalam seminggu, dan makanan

sehat menurunkan risiko DMG sebesar 41%, jika ditanbah indeks

massa tubuh <25 sebelum kehamilan, maka risiko kejadian DMG

akan berkurang 52%. (Kaaja R, Ronnemaa T. Gestational

Diabetes: Pathogenesis and Consequences to Mother and

Offspring. Rev Diabet Stud. 2010;5(4):194-202 )

d. Penatalaksanaan penderita DGM pada gestasional

1. Terapi diet.

Terapi ini merupakan strategi utama untuk mencapai kontrol

glikemik. Diet harus mampu menyokong pertambahan berat

badan ibu sesuai masa kehamilan, membantu mencapai

normoglikemia tanpa menyebabkan lipolisis (ketonuria).

Latihan dan olah raga juga menjadi terapi tambahan untuk

mencapai target kontrol glikemik.

21
2. Kontrol glikemik.

Target glukosa pasien DMG dengan menggunakan sampel

darah kapiler adalah:

a. Preprandial (setelah puasa) <95mg/dl (5,3 mmol/L) dan

b. 1 jam post-pradinal (setelah makan) <140 mg/Dl (7,8

mmol/L) atau

c. 2 jam post-prandial (setelah makan) <120 mg/dL (6,7

mmol/L)

3. Terapi insulin. Terapi insulin dipertimbangkan apabila target

glukosa plasma tidak tercapai setelah pemantauan DMG selama

1 - 2 minggu.

4. Obat hipoglikemik oral. Obat hipoglikemik oral seperti

glyburide dan metformin merupakan alternatif pengganti

insulin pada pengobatan DMG.

c. Hipertensi Dalam Kehamilan

Hipertensi adalah gangguan medis yang paling umum ditemui selama

kehamilan. Perhatian yang besar terhadap penyakit ini sudah dilakukan

namun masih relatif sedikit yang diketahui tentang patogenesis dan

pencegahannya. Perhatian utama tentang penyakit hipertensi dalam

kehamilan ini adalah berkaitan dengan potensi berbahaya yang akan

menyerang ibu dan janinnya dan dalam tingkat yang lebih parah akan

membahayakan nyawa keduanya.

22
Hipertensi dalam kehamilan adalah tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg

dan diastolik ≥ 90 mmHg pada dua kalipemeriksaan berjarak 4 -6 jam.

Terjadi pada wanita hamil yang sebelumnya normotensi.5Sebelum

mengukur tekanan darah dipastikan pasien istirahat terlebih dahulu

setidaknya beberapa menit sebelum diperiksa. (Al-Noaemi MC, Shalayel

MHF. Pathophysiology of Gestational Diabetes Melitus: The Past, the

Present and the Future. In Gestational Diabetes, Radenkovic M editor.

InTech. 2011:p91-114. Available

from:http://www.intechopen.com/books/gestationaldiabetes/

pathophysiology-of-gestational-diabetes-melitus-the-past-thepresent-and-

the-future)

1. Klasifikasi hipertensi dalam kehamilan

The American College of Obstetricians and Gynaecologists

mengklasifikasikan hipertensi dalam kehamilan atas empat kategori

sebagai berikut : (1) Preeklampsia atau kehamilan yang menginduksi

preeklampsia atau Pregnancy Induced Eclampsia (PIE) didefinisikan

sebagai triad hipertensi, proteinuria dan edema umum yang

berkembang setelah 20 minggu kehamilan. (2) Hipertensi kronik.

(3) Superimposed preclampsia yang merupakan keadaan dimana

terjadi peningkatan tekanan darah selama kehamilan yang disertai

proteinuria dan atau edema. (4) Hipertensi gestational.

23
a. Hipertensi kronisdidefinisikan sebagai hipertensi (yaitu tekanan

darah sistolik ≥140 mmHg atau tekanan diastolik≥90 mmHg)

sebelum kehamilan atau sebelum usia kehamilan 20 minggu.

b. Superimposed preclapsia adalah keadaan ibu hamil yang

diawali dengan hipertensi terlebih dahulu dan dikemudian hari

mengalami proteinuria. Superimposed preeclampsia didefinisikan

sebagai hipertensi kronis yang terkait dengan preeklampsia.

c. Preeklampsia didefinisikan sebagai hipertensi dan proteinuria

setelah kehamilan 20 minggu atau hipertensi ditambah keterlibatan

setidaknya satu organ atau sistem. Eklampsia didiagnosis

ketika preeklampsia berkembang ke fase kejang.Preeklampsia-

eklampsi adalah hipertensi disertai dengan proteinuria setidaknya

300 mg/24 jam.

d. Hipertensi gestasional didefinisikan sebagai hipertensi onset baru

yang terjadi setelah kehamilan 20 minggu dengan normalisasi

tekanan darah pada 12 minggu postpartum.

Dalam penangannya,hipertensi pada kehamilan dibagi menjadi

3 yaitu (1) Hipertensi ringan dengan tekanan darah sistolik 140 –

149 mmHg dan diastolik 90 –99 mmHg. (2) Hipertensi sedang

adalah hipertensi dengan tekanan darah sistolik 150 –159 mmHg

dan tekanan darahdiastolik 100 –109 mmHg. (3) Hipertensi

berat adalah hipertensi dengan tekanan darah sistolik ≥ 160

mmHg dan tekanan diastolik ≥ 110 mmHg.

24
2. Patofisiologi hipertensi dalam kehamilan

Plasenta memainkan peran sentral dalam patogenesis hipertensi

Iskemia plasenta menyebabkan pelepasan faktor plasenta yang

larut dan banyak diklasifikasikan sebagai pro inflamasi. Setelah

faktor iskemik plasenta mencapai sirkulasi darah ibu, menyebabkan

disfungsi sel endotel pembuluh darah yang menghasilkan sensitivitas

pembuluh darah terhadap angiotensin II, dan penurunan

pembentukan vasodilator seperti NO. Pada teori dibawah ini

menyoroti tentang hubungan iskemia plasenta, aktivitas endotel,

peningkatan sensitivitas pembuluh darah terhadap angiotensin II.

a. Teori kelainan vaskularisasi plasenta

Pada kehamilan normal, plasenta dan uterus mandapat aliran darah

dari arteri dan arteri ovarika yang menembus miometrium dan

menjadi arteri arkuata kemudian bercabang menjadi arteri radialis.

Arteri radialis menembus endometrium menjadi arteri basalis

dan bercabang menjadi arteri spiralis. Terjadi invasi trofoblas

ke dalam lapisanotot arteri spiralis dan mengakibatkan degenerasi

lapisan otot. Degenerasi mengakibatkan terjadinya distensi dan

vasodilatasi arteri spiralis. Trofoblas juga menginvasi jaringan

sekitarnya sehingga terjadi perubahan jaringan matriks dan

memudahkan lumen arteri spiralis mengalami distensi dan

dilatasi. Dampaknya akan terjadi penurunan tekanan darah,

peningkatan aliran darah utero plasenta dan penurunan resistensi

25
vaskular. Mekanisme tersebuat merupakan remodelling arteri

spiralis. Pada hipertensi tidak terjadi invasi sel trofoblas

dilapisan otot arteri spiralis dan jaringan matriks. Lapisan

otot arteri spiralis tetap kaku dan keras sehingga lumen arteri

tidak mengalami distensi dan vasodilatasi melainkan mengalami

vasokontriksi. Perubahan fungsi vaskular ini tidak hanya

menyebabkan hipertensi tetapi juga disfungsi multi organ, dengan

potensi berkembang menjadi eklampsia atau sindrom HELLP.

Iskemia/hipoksia plasenta disebabkan oleh

kegagalan remodelling arteri spiralis yang mengarah pada

penurunan aliran darah plasenta. Plasenta iskemik melepaskan

faktor –faktor seperti reseptor VEGF-1, Autoantibodi Reseptor

Tipe 1 Angiotensin II (AT1-AA), dan sitokin seperti Tumor

Necrosis Factor Alpha(TNF-α)dan Interleukin 6 (IL-6) yang

menyebabkan disgungsi endotel. Disfungsi sel endotel ditandai

dengan peningkatan Endotelin (ET-1), Spesies Oksigen Reaktif

(ROS) dan sensitivitas pembuluh darah yang meningkat. Faktor –

faktor ini berperan bersamaan untuk menurunkan fungsi ginjal

dan meningkatkan tekanan darah.

26
a. Teori iskemia plasenta dan pembentukan radikal bebas

iskemia dan hipoksia plasenta merangsang

pembentukan oksidan/radikal bebas yaitu radikal hidroksil

(OH-). Reaksi antara radikal hidroksil dan fosfolipid membran

sel epitelium yang banyak mengandung lemak tidak jenuh

menghasilkan peroksidan lipid. Reaksi ini merupakan proses

radikal bebas mencuri elektron dari lipid dalam membran sel.

Produk akhir dari peroksida lipid adalah aldehid reaktif seperti

malondialdehyde (MDA). Pembentukan MDA dapat dicegah

oleh senyawa antioksidan yang berasal dari dalam tubuh

seperti Superoksida Dismutase (SOD), Katalase(CAT) dan

Glutathione Peroxidase (GPx). Pada wanita hamil dengan

hipertensi terjadipeningatan konsentrasi MDA, sertapenurunan

kadar Superoksida Disumutase (SOD) dan NO. MDA

digunakan dalam banyak penelitian ahli sebagai penanda stres

oksidatif, yaitu untuk penilaian peroksidasi lipid. Penanda

stesoksidatif yang berkaitan dengan Malondialdehid

(MDA)cepat dan kuat adalah Thiobarbituric AcidReactive

Substance(TBARS). Stresoksidatif ditandai dengan adanya

penurunan antioksidan dan peningkatan Reactive Oxygen Species

(ROS)seperti OH dan HOO yang bergabung dengan hidrogen

membentuk radikal bebas. Peningkatan stresoksidatif selama hamil

dapat merusak fungsi endotel dan membaik setelah melahirkan.

27
Hal ini menunjukkan bahwa radikal bebas sebagai pemicu stres

oksidatif dihasilkan oleh plasenta.52Stres oksidatif dapat memiliki

peran yang signifikan dalam keadaan yang lebih parah dari

hipertensi karena memulai kerusakan endotelium dari

vaskularisasi plasenta dan respon imun. hipertensi yang diinduksi

kehamilan adalah keadaan stes oksidatif yang sangat

meningkat akibat penurunan antioksidan. Peroksida lipid akan

merusak sel dengan cara merusak nukleus dan protein sel

endotel. Gangguan fungsi endotel terjadi jika radikal hidroksil

merusak membran sel endotel pembuluh darah. Pada hipertesi

dalam kehamilan terjadi dominasi kadar oksidan/peroksida lipid

yang relatif tinggi. Disfungsi sel endotel menyebabkan

gangguan metabolisme prostaglandin, karena salah satu

fungsi sel endotel memproduksi prostaglandin, akibatnya

produksi Prostasiklin (PGE2) yang merupakan vasodilator kuat

menurun.

b. Teori intoleransi imunologik pada ibu dan janin

Pada wanita hamil fisiologis respon imun tidak

menolak hasil konsepsi. Hal ini disebabkan adanya Human

Leukocyte Antigen Protein-G (HLA-G)yang melindungi trofoblas

janin dari lisis oleh sel Natural Killer(NK) ibu. HLA-G juga

mempermudah invasi sel trofoblas ke dalam jaringan desidua.

Pada ibu dengan hipertensi terjadi penurunan HLA-G sehingga

28
invasi trofoblas terhambat. Hipertensi pada wanita hamil banyak

terjadi pada primigravida sehingga terdapat spekulasi terjadi

reaksi imun terhadap antigen paternal yang menyebabkan

kelainan tersebut.

c. Teori adaptasi kardiovaskular Pada hamil normal

pembuluh darah tidak peka terhadap rangsangan

vasopresor untuk menimbulkan respon vasokontriksi. Hal ini

terjadi karena adanya sintesis prostaglandin oleh sel endotel.

Namun pada hipertensi dalam kehamilan terjadi hal sebaliknya

sehingga pembuluh darah menjadi peka terhadap bahan

vasopresor dan mengalami vasokontriksi. AT1-AAbertanggung

jawab untuk peningkatan sensitivitas sel endotel dantekanan

darah. Sel endotel meningkatkan sekresi ET-1 sebagai

responterhadap angiotensin II atau AT1-AA. Namun ketika AT1-

AA dan ANG II digabungkan, sekresi ET-1 sel endotel

meningkat 200 kali dibanding dengan ANG II atau AT1-AA

saja.

d. Angiotensi

ROS di dalam tubuh dapat meningkatkan aktivitas

Angiotensin Converting Enzym (ACE) yang berfungsi

untuk membentuk Angiotensin II.20Angiotensin II akan

mempengaruhi sel endotel secara langsung terutama pada

kontraksi pembuluh darah, dimana terjadi kebocoran sel antar

29
endotel, sehingga unsur pembentuk darah seperti trombosit dan

fibrinogen akan tertimbun pada lapisan sub endotel. Perubahan

tersebut akan mengakibatkan hipoksia pada jaringan

sekitarnya. Selain dapat sebagai vasokontriktor, angiotensin II

juga dapat meningkatkan produksi ROS dalam tubuh dengan cara

meningkatkan aktivitas NADPH oksidase dalam

menghasilkan ion superoksida.Aktivitas enzim SOD pada

kelompok hipertensi lebih rendah dibanding normotensi. Hal ini

karena ROS dapat merusak protein dalam sel. Saat enzim SOD

rusak atau terinaktivasi oleh ROS, maka aktivitas enzim SOD

juga akan menurun. Rendahnya SOD juga karena asupan

antioksidan eksogen yang rendah.

Pada hamil fisiologis walaupun angiotensin dan renin

meningkat pada trimester dua, namun tekanan darah cenderung

menurun karena adanya penurunan viskositas darah dan

sensitivitas pembuluh darah terhadap angiotensin karena

adanya prostaglandin sebagai vasodilator.49Pada wanita

hamil dengan hipertensi terjadi peningkatan stres oksidatif

dalam unit plasenta dengan ditandai peningkatan NADPH.

NADPH oksidase adalah sumber penting dari superoksida

dalam sel endotel vaskular dan sitotrofoblas.20ProduksiIL-6

dalam desidua dan trofoblas dirangsang oleh peningkatan TNF-α

dan IL-1. IL-6 menyebabkan permeabilitas sel endotel

30
dan meningkatkan rangsangan sintesis Platelet Derived Growth

Factor (PDGF) gangguan produksi prostasiklin. Radikal bebas

oksigen merangsang pembentukan IL-6.49Faktor turunan endotel

yang berperan dalam vasokontriktor yaitu endotelin-1 (ET-1).

Endotelium berperan dalam hipertensi karena merupakan faktor

pemicu relaksasi dan kontraksi pembuluh darah. Kelainan

endotel cenderung mengakibatkan vasokontriksi, stess

oksidatif dan peradangan pembuluh darah.

3. Etiologi hipertensi dalam kehamilan

Penyebab hipertensi dalam kehamilan adalah stres oksidatif

dan iskemia plasenta.49,20Hal ini dipicu oleh pengurangan aliran

darah ke unit uteroplasenta.51Plasenta memainkan peran sentral

dalam patogenesis hipertensi dan berkurangnya perfusi

uteroplasenta yang berkembang sebagai akibat invasi sitotrofoblas

abnormal pada arteriol spiralis. Iskemia plasenta menyebabkan

pelepasan faktor plasenta yang larut, banyak yang diklasifikasikan

sebagai anti angiogenik atau pro inflamasi. Setelah faktor – faktor

iskemik plasenta mencapai sirkulasi ibu, menyebabkan aktivasi luas

dan disfungsi sel endotel pembuluh darah ibu yang

menghasilkan peningkatan pembentukan endotelin-1 dan

superoksida, peningkatan sensitivitas pembuluh darah terhadap

angiotensin II dan penurunan pembentukan vasodilator seperti

nitrat oksida.

31
Iskemia plasenta terjadi akibat peran prostasiklin dan

tromboksan. Kerusakan endotel vaskuler mengkibatkan penurunan

produksi Prostasiklin (PGE-2), aktivasi penggumpalan dan

fibrinolis. Aktivasi trombosit menyebabkan pelepasan Tromboksan

(TXA2) dan serotonin sehingga terjadi vasospasme dan

kerusakan endotel. Prostasiklin merupakan vasodilator yang poten

dan menghambat agregasi platelet dan vasokontriksi pembuluh

darah.49Plasenta iskemik melepaskan faktor –faktor seperti reseptor

VEGF-1, AT1-AA, TNF-α dan IL6 yang menyebabkan disfungsi sel

endotel dengan ditandai peningkatan Endotelin (ET-1), ROS dan

sensitivitas pembuluh darah. Faktor –faktor ini berperan bersamaan

untukmenurunkan fungsi ginjal dan menyebabkan hipertensi selama

kehamilan.

4. Terapi pada hipertensi dalam kehamilan

Tujuan utama pengobatan hipertensi pada wanita hamil adalah

untuk mencegahkomplikasi selama kehamilan, persalinan dan

nifas. Oleh karenanya perhatian cukup tinggi diberikan pada

penggunaan obat antihipertensi yang dapat digunakandan aman

selama kehamilanmengingat kondisi khusus wanita hamil karena

adanya unit janin dan plasenta. Oleh karena itu dampak obat

terhadap janin harus diperhatikan. Metildopa merupakan obat

antihipertensi yang umum digunakan pada wanita hamil.

32
Dalam tatalaksana terapi hipertensi dikelompokkan

menjadi 3 kategori yaitu hipertensi ringan, sedang dan berat.

Pada hipertensi ringan terapinya tidak memerlukan terapi

antihipertensi. Pemberian terapi antihipertesi pada hipertensi ringan

dapat menyebabkan hipotensi pada ibu dan fetal distress. Pengendalian

resiko hipertensi dapat dilakukan dengan modifikasi diet. Diet

berupa membatasi asupan garam tidak lebih dari ¼ -½ sendok teh (6

gr/hari), hindari rokok, menurunkan berat badan,menghindari

minuman beralkohol,rendah gula, sayur dan buah 5 porsi per hari,

kacang –kacangan, biji-bijian dan makanan rendah lemak jenuh.

Berikut merupakan terapi hipertensisedang dan beratyang

diperbolehkan untuk ibu hamil

5. Faktor resiko hipertensi dalam kehamilan

Data dari analisis hasil survei Riskesdas 2007 menunjukkan

wanita hamil akan lebih beresiko 3 kali mengalami hipertensi pada

usia < 18 tahun atau > 35 tahun, 1,6 kali pada mereka yang bermukin

di pedesaan, 1,7 kali bagi yang berpendidikan rendah, dan 1,5 kali

pada mereka yang bekerja sebagai buruh/petani. Data analisis hasil

survei Riskesdas padatahun 2013 didapatkan bahwa wanita beresiko

6 kali mengalami hipertensi dalam kehamilan jika pernah

didiagnosa hipertensi sebelumnya, 1,5 kali pada wanita dengan

konsumsi makanan asin minimal 1 kali/hari, 1,9 kali pada ibu

multigravida dan 2,37 kali pada wanita dengan

33
overweight.14Sedangkan jika seorang ibu mengalami overweight,

hipertensikronik, tingkat pendidikan rendah, usia ibu < 20 tahun atau

> 35 tahun, dan nuliparitas akan memiliki risiko hipertensi saat hamil

sebesar 22,80 kali.11Hipertensi kronis yang sudah ada sebelumnya,

obesitas, diabetes mellitus dan lupus dapat menyebabkan

vasospasme sekunder akibat disfungsi sel endotel, dan disfungsi sel

endotel tidak sepenuhnya membaik setelah melahirkan, hal ini dapat

mengganggu fungsi endotel di masa depan.

a. Epidemiologi Hipertensi

Berdasarkan hasil Riskesdas 2018 menunjukan bahwa prevalensi

penduduk Indonesia yang mengalami tekanan darah tinggi sebanyak

34,11 %. Prevalensi pada perempuan 36,85% lebih tinggi dibanding laki-

laki 31,34%. Prevalensi di wilayah perkotaan 34,43% dan di wilayah

pedesaan 33,72%. Seiring dengan pertambahan umur, prevalensi semakin

meningkat9.

Gangguan kesehatan yang sering terjadi pada kehamilan adalah

tekanan darah tinggi, dengan insiden berkisar 5-10%. Sejumlah penelitian

belum dapat mengidentifikasi secara jelas etiologi tekanan darah tinggi

dan memprediksi penyakit hipertensi serta cara untuk mengatasi tekanan

darah tinggi secara pasti 10. Di Indonesia angka kematian Ibu dan angka

kesakitan ibu yang disebabkan oleh hipertensi pada kehamilan masih

cukup tinggi, dikarenakan etiologi yang tidak jelas 11.

34
Ibu hamil yang memiliki riwayat hipertensi selama hamil memiliki

resiko 49% terjadi komplikasi 12. Komplikasi yang sering terjadi adalah

abrupsio plasenta, perdarahan otak, gagal hati, Intrauterin growth

restriction, gagal ginjal akut, premature dan kematiann10.

b. Patofisiologi Hipertensi

1. Perubahan Anatomi dan Fisiologi Pembuluh Darah

Darah merupakan komponen yang penting pada makhluk hidup

didalam vaskuler dan sebagai media komunikasi antar sel pada bagian

tubuh. Darah membawa oksigen dari paru-paru ke seluruh jaringan dan

mengeluarkan karbon dioksida di jaringan, membawa zat nutrient dari

organ pencernaan ke seluruh jaringan dan mengantar sisa metabolism

organ sekresi ginjal, materi pembekuan darah serta menghantarkan

hormone.

Komposisi darah terdiri dari dua komponen utama yaitu plasma

darah dan sel darah. Plasma darah merupakan bagian cair dalam darah

(55%) yang terdiri atas 7% protein, 92% air dan 1% nutrient, hasil dari gas

pernafasan, hormone, metabolism, enzim, garam organic dan faktor

pembekuan darah. Protein dalam plasma darah terdapat serum albumin

(alpha-1 globulin, alpha-2 globulin, gamma globulin dan beta globulin),

protombine, fibrinogen dan protein esensial untuk koagulasi. Serum

albumin dan gamma globulin bermanfaat untuk menjaga tekanan osmotic

koloid, pada gamma globulin mengandung antibody (immunoglobulin)

untuk mempertahankan tubuh dari mikroorganisme 3. plasma darah terdiri

35
dari air, metabolit, elektrolit, nutrient, protein dan hormone. Komposisi air

dan elektrolit plasma dalam darah hampir sama dengan cairan ekstrasel 13

Sel darah sebanyak 45% terdiri dari eritrosit ( sel darah merah)

sebanyak 44 % sel darah merah mengandung hemoglobin (terdiri dari

hem yaitu gabungan protoporfirin dengan besi dan globin bagian dari

protein yang teridiri atas 2 rantai alfa dan 2 rantai beta). Leukosit (sel

darah putih) dan trombosit sebanyak 1%. Sel darah putih terdiri dari

eosinophil, basophil, neutrophil, monosit dan limfosit 3. Peran mendasar

darah memelihara homestatis dan darah sangat penting dalam biokimia

dasar dan biokimia klinis. Fungsi lain dari darah untuk fungsi selular

secara spesifik misalnya mengangkut oksigen dan mempertahankan

imunologis sel yang dilakukan didalam plasma darah 13

Hemoglobin adalah protein berpigmen merah yang terdapat pada sel darah

merah. Struktur hemoglobin terdiri dari dua unsur utama seperti :

1) Besi mengandung pigmen hem

2) Protein globin yang mempunyai rantai panjang dari asam amino

alpha, beta, gama dan delta.

Sel endotel pada pembuluh darah juga memiliki peran yang

penting dalam mengontrol pembuluh darah jantung.Cara kerja sel endotel

dengan memproduksi vasoaktif lokal yaitu molekul oksida nitrit dan

peptide endothelium. Pada pasien dengan hipertensi primer akan terjadi

disfungsi endothelium 14.

36
Hipertensi dimulai dengan terbentuknya angiostensin II dari

angiostensin I oleh ACE (angiostensin I converting enzyme) yang

berperan penting dalam mengatur tekanan darah. Oleh hormone, renin di

produksi di ginjal menjadi angiostensin I, lalu angiostensin I diubah

menjadi angiostensin II.Angiostensin II berperan penting dalam menaikan

tekanan darah melalui peningkatan sekresi hormone antidiuretic (ADH)

dan menimbulkan rasa haus.

Produksi hormone antidiuretic (ADH) pada hipotalamus di

kelenjar pituitary bekerja mengatur osmolalitas dan volume urin pada

ginjal. Peningkatan ADH mengakibatkan sedikit urin yang akan

diekskresikan ke luar tubuh (antidiuresis) sehingga asmolalitas menjadi

tinggi dan pekat. Pengenceran volume cairan ekstravaskuler ditingkatkan

dengan mengambil cairan dari intravaskuler, menyebabkan volume darah

meningkat dan tekanan darah tinggi15.

System syaraf simpatis, mekanisme yang mengatur kontrol

kontriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak pada pusat vasomotor di

medulla otak.Pusat vasomotor merangsang impuls yang bergerak ke

bawah saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada saat ini, neuron

preganglion melepas asetilkolin sehingga norepinefrin dilepas

mengakibatkan konstriksi pembuluh darah 16

c. Patofiologi kalsium ke hipertensi

Paul Singla dkk (2012), mendapatkan tekanan darah diastolik yang

meningkat pada kedua kelompok. 14 Secara teori dikatakan dalam

37
keadaan normal, konsentrasi ion kalsium dalam plasma sel otot polos

adalah 10-7 –10-8 mol/L. Otot polos akan mengalami relaksasi bila

konsentrasi ion kalsium kurang dari 10-7 mol/L, sebaliknya bila

konsentrasinya di atas normal maka otot polos pembuluh darah menjadi

sangat reaktif sehingga menyebabkan tonus meningkat, dan akhirnya

terjadi peningkatan tekanan darah.

Peningkatan kadar hormon paratiroid dalam serum akan

menyebabkan peningkatan kadar ion kalsium dalam sel melalui 2

mekanisme, yaitu (1) peningkatan permeabilitas sel terhadap ion

kalsium dan (2) pengaktifan adenil siklase dan peningkatan cyclic

adenosin monofosfat (cAMP) yang akan membebaskan ion kalsium

dari mitokhondria ke dalam sitosol. Selanjutnya konsentrasi ion

kalsium dalam sel otot polos pembuluh darah akan meningkatkan

kepekaan sel tersebut terhadap zat-zat presor sehingga mudah terjadi

vasokonstriksi yang akan meningkatkan tahanan perifer dan akhirnya

mengakibatkan peningkatan tekanan darah.18 Gant, dalam Repke dan

Villar (1991), dan Bourdeau (1994) mengemukakan pendapat bahwa

sensitivitas otot polos pembuluh darah dipengaruhi oleh konsentrasi

ion kalsium serum melalui poros renin–angiotensin. Renin dikeluarkan

oleh juksta glomerulus ginjal bila kadar ion kalsium serum menurun

dan sebaliknya. Dengan demikian tekanan darah dipengaruhi secara

langsung oleh kadar ion kalsium serum dan secara tidak langsung

melalui poros renin–angiotensin. Adanya perbedaan dari hasil

38
penelitian diatas menunjukan bahwa kalsium bukanlah satusatunya

faktor yang dapat mempengaruhi naik turunnya tekanan darah, tetapi

ada juga faktor hormonal seperti hormon paratyroid dan faktor renin

angiotensin.

penyerapan dari tubuh sendiri terhadap kalsium, hal itu bisa

dipengaruhi faktor saluran pencernaan dari masing-masing individu.

Penyerapan dari kalsium juga sangat dipengaruhi oleh adanya vitamin

D, oleh karena itu faktor kebutuhan tubuh akan vitamin D

jugaseharusnya dipertimbangkan. Jadi secara umum tampak ada

pengaruh pemberian kalsium pada ibu hamil yang berisiko, terhadap

tekanan darah walaupun secara statistik tidak signifikan.

Asupan Kalsum yang rendah akan menyebabkan oeningkatan

TD dengan cara merangsang hormone Paratiroid dan atau rennin , oleh

karena itu peningkatan kalsium intraseluler di dalam otot polos

pembuluh darah akan menyebabkan vaso kontriksi.20 .

d. Etiologi Hipertensi

Hipertensi primer atau esensial belum diketahui secara jelas

penyebabnya. Banyak faktor diduga beperan menjadi penyebab hipertensi

primer, seperti faktor usia, stress psikologis, riwayat penyakit keturunan,

asupan nutrisi tidak sehat.

Hipertensi sekunder berhubungan dengan cairan tubuh, konsumsi

obat kontrasepsi oral, ginjal tidak berfungsi dengan baik, penyakit

39
endokrin, penyakit jantung dan keseimbangan hormone yang terganggu

sehingga mempengaruhi tekanan darah 17.

Seorang ibu hamil boleh dicurigai menderita hipertensi dalam

kehmilan jika yang bersangkuta seringmeneglkuh pusing, sakit kepla,

gangguan penglihatan , nyeri pesut bagian atas (ulu hati) , nafsu makan

lenyap, rasa mual, dan muntah. Tanda yang mudah diperiksa ialah

pertambahan berat badan secara progresif (lebih dari 3kg tiap minggu)18

Penyebab yang pasti untuk hipertensi jenis ini belum diketahui.

Kekurangan kalsium dan zat gizi lain serta factor prediposisigenetis dan

immunologis diduga melatarbelakangikeadaan ini. Penigkatan zat gizi apa

yang menyebabkannya belum diketahui. Keoada pasien biasanya

dianjurkan untuk menjalankan diet seimbang dengan makanan Tinggi

Protein Tinggi Kalori (TKTP) sebesar 75-80 gr protein sehari, disertai

kalsium yang tinggi pula. Makanan yang dipilih sebaiknya berasal dari

bahan yang bernialai biologi tinggi (misalnya daging, telur, ikan, unggas,

susu, dan hasil olahan yang ,engandung kalsium) dan jangan sekali-sekali

mengkinsumsi junkfood. Jika terjadi edema paru, asupan Na dan air harus

diabatasi, namunang dari 2mg/hari18

e. Fisiologi Kardiovaskular pada Ibu Hamil

Perubahan hormonal kehamilan menginduksi adaptasi yang

signifikan dalam fisiologi kardiovaskular ibu.24 Dimulai di awal

trimester pertama, ada lonjakan estrogen, progesteron, dan relaksin

40
(hormon yang, seperti progesteron, menengahi rilis oksida nitrat), yang

mengarah ke vasodilatasi sistemik.25-27 Secara bersamaan, sistem

renin-angiotensin-aldosteron (RAAS) ditambah garam Engender dan

retensi air, yang menyebabkan ekspansi volume plasma. 28 Ini,

dikombinasikan dengan peningkatan massa dinding ventrikel,

mengarah ke stroke volume meningkat. 29 Ekspansi volume darah

plasma juga menghasilkan anemia fisiologis, seperti tingkat kenaikan 4

SAGE Terbuka Medicine lebih cepat dibandingkan dengan

peningkatan massa sel darah merah. 30 Dalam rangka untuk

mengkompensasi vasodilatasi sistemik tersebut dan anemia fisiologis,

detak jantung menimbulkan.29 Kombinasi peningkatan stroke volume

dan takikardia mengarah ke peningkatan curah jantung selama

kehamilan, yang mengkompensasi penurunan resistensi pembuluh

darah untuk mempertahankan tekanan darah pada tingkat yang cukup

tinggi untuk perfusi ibu dan plasenta. 29 Sebuah meta-analisis dari 39

studi (1479 wanita) mengkaji data curah jantung untuk kehamilan

tunggal yang sehat menunjukkan bahwa rata-rata peningkatan curah

jantung, denyut jantung, dan volume stroke yang berada 31%, 24%,

dan 13% dari nilai-nilai non-hamil mereka puncak, sementara

resistensi vaskuler sistemik pada titik nadir adalah 30% di bawah

pasien tidak hamil. 31 Puncak untuk output jantung dan denyut

jantung, serta titik nadir untuk resistensi pembuluh darah sistemik,

lebih awal di trimester ketiga, sedangkan puncak untuk stroke volume

41
adalah awal trimester kedua, dengan kecenderungan ke arah nilai-nilai

pra-kehamilan karena mereka semakin dekat ke istilah. 31 Seperti yang

diharapkan, karena kompensasi yang tidak lengkap dari cardiac output

untuk jumlah perfusi vasodilatasi sistemik, 29 mean tekanan darah

arteri secara umum lebih rendah dari tekanan pra-kehamilan, dengan

titik nadir pada rata-rata 8 mmHg (9%) di bawah dasar selama

trimester kedua. 31 Dengan demikian, adalah masuk akal bahwa

wanita dengan hipertensi prakonsepsi mungkin secara alami jatuh dari

kisaran pengobatan yang ditunjukkan selama kehamilan.23

5. Kalsium

1. Fungsi Kalsium

Kalsium mempunyai berbagai fungsi dalam tubuh, antara lain :

a. Pembentukan Tulang dan Gigi, yaitu sebagai bagian integral

dari struktur tulang dan sebagai tempat penyimpanan kalsium.

b. Mengatur pembekuan darah merangsang pembebsan fofolipida

tromboplastin dari platelet darah yang terluka. Tromboplastin

ini mengkatalisis perubahan protombin menjadi thrombin ,

thrombin kemudian membantu perubahan fibrinogen, bagian

lain dari darah, menjadi fibrin yang merupakan gumpalan

darah.

c. Katalisator reaksi-reaksi biologic yaitu absorpsi vitamin B12,

enzim pemecah lemak, lipase pancreas, dan ekskresi insulin

oleh pancreas, pembentukan dan pemecahan asetilkolin, yaitu

42
bahan yang diperlukan dalam memindahkan (transmisi) suatu

rangsangan dari suatu serabut saraf ke serabut saraf lain.

d. Kontraksi otot, berperan dalam interaksi protein di dalam otot

yaitu aktin dan myosin. Bila darah kalsium kuang dari normal,

otot tidak bias mengendur sesudah kontraksi. Tubuh akan kaku

dan dapat menimbulkan kejang.

e. Meningkatkan fungsi transport membrane sel, sebagai

stabilisator membrane dan transmisi ion melalui membrane

organel sel (34)

f. Sumber Kalsium

Produk susu (susu, keju dan yogurt) dianggap sebagai sumber

yang kaya kalsium. Namun, konsumsi susu dan produk susu

terbatas di beberapa daerah karena intoleransi laktosa, atau

karena biaya yang lebih tinggi. Sebuah keluarga (Engraulidae)

dari ikan kecil, ikan asin sangat kaya akan kalsium, vitamin A,

zat besi dan seng, Dan mereka lebih sering dikonsumsi oleh

orang-orang yang tinggal di Asia Tenggara. spesies ikan kecil

ini yang kaya nutrisi dapat digunakan sebagai dengan biaya

yang lebih murah, strategi berbasis pangan untuk

meningkatkan asupan mikronutrien dalam populasi rentan,

seperti anak-anak, wanita hamil dan menyusui. Di beberapa

negara Asia Tenggara, yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura,

Thailand dan Brunei, teri umumnya dikenal sebagai ikan teri di

43
Indonesia, dan ikan bilis di Malaysia dan Singapura. Ini ikan

dalam bentuk kering sekitar 3-4 cm panjang dan 1 cm

lebar.Mereka biasanya dijual kering, dan digunakan dalam

berbagai hidangan dan sangat populer goreng sebagai

camilan.Teri menyediakan sumber yang murah mikronutrien

dan protein dalam diet. Secara tradisional, teri dikonsumsi utuh

termasuk tulang dengan manfaat gizi dari seluruh ikan19.

2. Kebutuhan kalsium

Berikut ini tabel angka kecukupan gizi kalsium bagi Indonesia yang

direkomendasikan Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi

(WKNPG) VIII yaitu :

Tabel 2.2

No Kelompok Umur Kalsium (mg/hari)

1. Anak
a. 0-6 bulan 200
b. 7-12 bulan 400
c. 1-3 tahun 500
d. 4-5 tahun 500
e. 7-9 tahun 600
2. Laki-laki
a. 10-18 tahun 1000
b. 19-29 tahun 800
c. 30-49 tahun 800
d. 50-64 tahun 800
e. >60 tahun 800
3. Wanita
a. 10-18 tahun 1000
b. 19-29 tahun 800
c. 30-49 tahun 800
d. 50-64 tahun 800

44
e. >60tahun 800
4. Wanita hamil (tambahan)
a. Trimester 1 +150
b. Trimester +150
c. Trimester +150
5. Wanita menyusui (tambahan)
a. 6 bulan pertama +150
b. 6 bulan pertama +150
3. Proses Metabolisme Kalsium

Kadar kalsium dalam plasma ditentukan oleh absiorbsi kalsium

pada saluran cerna, resorbsi kalsium pada tulang dan pengeluaran

kalsium melalui tinja, urin dan keringat.Pengaturan keseimbangan

kalsium dipengaruhi terutama oleh hormone paratiroid, kalsitonin

dan Vitamin D. (Ranakusuma B, Soewondo P. Gangguan

Metabolisme Kalsium. Dalam: Noer S, Waspadji S, Rachman AM,

et All (eds). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.Jilid 1.Edisi 3.Jakarta

: Balai Penrbit FKUI; 2006 843-9.

a. Absorbsi

Asupan kalsium yang masuk akan diasbsorbsi sebagian besar

pada bagian usus halus . makanan yang mengandung 1000mg

kalsium (sesuai dengan kebutuhan sehari), 300 mg akan

diasorbsi oleh saluran cerna dan 700 mgsisanya tidak

diabsorbsiyang selanjutnya akan diekskresi melalui

faeses.Absorbsi akan meningkat pada masa pertumbuhan, ibu

hamil dan menyusui. Absorbs pada saluran cerna dipengaruhi

oleh metabolit aktif vitamin D (1,25D3) dan Hormon

Paratiroid. (Cunningham FG, macDonald PC, GantNF et all.

45
Hypersensitivedisorder in pregnancy. Dalam William Obtetric

20 th ed. Connecticut Appleton & Lange; 2007. 693-744

b. Eksresi

Eksresi Kalsium melalui urin rata-rata 100-400 mg/hari.

Kalsium yang difiltrasi glomerulus sebagian besar

diabsorbsi kembali pada bagian proksimaltubulus renalis

dan sedikit pada bagian distal tubulus renalis

c. Regulasi

Hormonal Semua aktivitas tubuh seperti pertumbuhan,

produksi telur, sifat mengeram, molting dan lain-lain

digerakkan oleh proses fisiologi. Proses fisiologi tersebut

dipengaruhi dan dikontrol oleh hormon.Hormon adalah

substansi kimia yang spesifik yang dihasilkan kelenjar

tubuh (glandula endokrin) yang langsung dicurahkan masuk

ke dalam aliran darah dan dibawa ke jaringan tubuh untuk

membantudan mengatur fungsi fisiologinya. Selain pada

kelenjar tubuh, hormon juga dapat diproduksi oleh otak

dan saluran pencemaan. Pada saat ini dikenal juga hormon

sintesis misalnya Diethylstilbestrol (DES), Hexoestrol dan

Dienoestrol yang fungsinya dapat menggantikan hormon

asli. Namun sekarang penggunaan hormon sistetis telah

dilarang sebab berakibat negatif pada manusia yang

46
memanfaatkan produk peternakannya berupa telur dan

daging.

d. Hormon Paratiroid

Hormon Paratiroid berfungsi untuk mempertahankan kadar

kalsium dalam cairan ekstraseluler dengan mekanisme

umpan balik.

e. Vitamin D

Bentuk aktif Vitamin D yang disebut dengan 1,25-

dihidroksi-kolekalsiferol (1,25-(OH)2-D3) secara langsung

mempengaruhi absorbs kalsium di usus. Bersama dengan

hormone Paratiroid bekerja secara sinergi menimgkatkan

resorbsi kalsium dari tulang

f. Kalsitonin

Kalsitonin merupakan hormon polipeptida, yang

mempunyai sifat yang berlawanan dengan hormone

paratiroid, yaitu menyebabkan efek hipoklasemia. Sekresi

kalsitonin berbanding lurus dengan kadar kalsium plasma.

Peningkatan kadar kalsium plasma secara langsung dapat

meningkatkan kadar kalsitonin.

47
Kalsium di dalam Plasma terdapat 3 bentuk yaitu kalsium yang

terisolasi (50%), Kalsium yang terikat oleh protein (40%) dan

kalsium yang berikatan dengan ion organic atau kompleks (10%) .(

Arnaud CD. Hormon- hormone kalsiotropik dan penyakit tulang

metabolit.Dalam : greenspan FS, Baxter JD (eds). Endokrinologi

dasar dan klinik edisi 2 (terjemahan) Jakarta 2010: 290-397)

Kalsium terterionisasi (Ca2+) merupakan bentuk

aktif.Kalsium terikat yang terikat protein (albumin) merupakan

sumber penting untuk penyediaan Ca2+ siap pakai. (55)

Ibu hamil dan bayi membutuhkan kalsium untuk

menunjang pertumbuhan tulang dan gigi serta persendian janin.

Selain itu kalsium juga digunakan untuk membantu pembuluh

darah berkontraksi dan berdilatasi .jika kebutuhan kalsium tidak

tercukupi dari makanan, kalsium yang dibutuhkan bayi akan

diambil dari tulang ibu yang mengakibatkan tulang ibu menjadi

keropos (44). Widya Karya Pangan Gizi 2004 menganjurkan

penambahan besar 150 mg kalsium untuk ibu hamil trimester

ketiga.Dengan demikian kebutuhan kalsium yang harus dipenuhi

oleh ibu hamil adalah 950 mg/hari. Maknan yang menjadi sumber

kalsium diantaranya ikan teri, udang, sayuran hijau, dan berbagai

produk olahan susu seperti keju dan yoghurt. Kekurangan kalsium

selama jhamil akan menyebabkan tekanan drah ibu menjadi

meningkat.

48
Wanita hamil dan menyusui harus mendapatkan perhatian

susunan dietnya, terutama mengenai jumlah kalori, protein yang

berguna untuk pertumbuhan janin dan ibu.Kekurangan gizi pada

ibu hamil dapat menyebabkan anemia, abortus, partus prematurus,

inertia uteri, perdarahan pasca persalinan, sepsi puerperalis, dan

lain-lain.Sedangkan makanan berlebihan, karena dianggap untuk

dua orang ibu dan janin, dapat meengakibatkan komplikasi seperti

gemuk, pre-eklampsi, janin besar, dan sebagainya. Zat-zat yang

diperlukan : protein, karbohidrat, zat lemak, mineral atau

bermacam-macam garam, terutama kalsium, fosfor, dan zat besi,

vitamn dan air (10)

Ibu hamil yang diberi suplemen kalsium selama masa

kehamilan akan memiliki anak-anak yang terlindungi dari resiko

hipertensi. Bagi ibu hamil, kesehatan bayi dalam kandungan

merupakan hal terpenting. Pasokan untuk memenuhi kebutuhan

kalsium untuk gizi ibu hamil untuk melindungi sang buah hati saat

masih di kandungan harus seuai dengan dosis yang dianjurkan,

karena kelbihan atau kekurangan kalsium dapat menimbulkan

komplikasi pada ibu dan janin.

1. Dampak berlebihan konsumsi Kalsium

Konsumsi kalsium yang berlebihan dapat menyebabkan sulit

buang aor besar dan mengganggu penyerapan mineral seperti

zat besi,seng, dan tembaga. Konsumsi berlenbih kalsium dalam

49
jangka panjang akan menyebabkan resiko hiperkasemia, batu

ginjal dan gangguan fungsi ginjal. Oleh karena itu konsumsi

suplemen kalsium jauh di atas kebutuhan sebaiknya

dihindari.Disarankan kimnsumsi kalsium perhari tidak melebihi

2500mg (36). Tingkat kecukupan kalsium pada umumnya yang

dibutuhkan setiap harinya berkisar antara 800 mg hingga 1200

mg, tetapi kebutuhan tersebut berbeda pada setiap jenis

kelamin dan golongan umur

2. Kekurangan kalisum

Kekurangan kalsium pada ibu hamil dapat menyebabkan

a. Pre Eklampsi/ Eklampsi

Beberapa hasil penelotian menunjukkan bahwa

kekurangan gizi berperan sdalam terjadinya hipertensi

dalam kehamilan.Beberapa penelitian juga menganggap

bahwa defisiensi kalsium pada diet perempuan hamil

mengakibatkan resiko terjadinya pre-eklampsia/

eklamsi. Penelitian di negra Equador Andes dengan

metode uji klinik , ganda tersamar dengfan

membandingkan pemberian kalsium dan placebo. Hasil

penelitian ini menunjukkkan bahwa ibu hamil yang

diberi suplemen kalsium cukup, kalsus yang mengalami

pre eklampsia adalah 14 % dan yang diberi glukosa

17%. Pencegahan dengan medical yang dapat dilakukan

50
yaitu dengan pemberian obat, meskipun belum ada

bukti kuat yang sahih. Pemberian diuretic tidak terbukti

mencegah terjadinya preeclampsia bahkan

memperberat hipovelemia. Antihipertensi tidak terbukti

mencegah terjadinya eklamsi.Pemberian kalsium1500-

2000mg/hari dapat diapakai sebagai suplemen pada

resiko tinggi terjadinya pre eklampsia.

b. Hipokalasemia

Hipokalsemia pada ibu hamil dapat menyebabkan

penurunan fungsi sel dalam tubuh yaitu penurunan

kontraksi otot, penurunan proses pembekuan darah,

serta permeabiloitas sel menurun , sehingga apabila

defisien kalsium tidak segera diatasi akan menyebabkan

beberapa komplikasi pada ibu hamil dan janinnya.

c. Osteomalsia

osteomalsia adalah lemahnya tulang yang

disebabkanoleh menurunnya konsumsi kalsium

sehingga menimbulkan lunaknya tulang.

d. Osteoporosisi

Pada osteoporosis, terdapat pengurangan massa tulang

yang normal, matriks dan kalsium. Osteoporosis

timbulnjika pembentukan matriks tidak sempurna,

walaupun konsentrasi kalsium adekuat untuk

51
klasifikasi, ini terlihat jika ada cacat fungsi osteoblast

atau pada gangguan metabolism protein tertentu.Bila

efek kalsium yang memanjang, destruksi tulang

mungkin meningkat dan gangguan tulang akibatnya

dapat menyerupai osteoporosis. Pada osteoporosis

kronika, umumnya kadar kalsium ke dalam urin dapat

meningkat (46). Karies dentis (kerusakan gigi),

pertumbuhan tulang menjadi tidak sempurnaapabila

pemberian makanan pada ibu hamil tidak dapat

memenuhi kebutuhan kalsium janin, kalsium maternal

pada tulang-tulang panjang akan berkurang untuk

memenuhi kebutuhan ini. Bila konsumsi kalsium cukup,

gigi tidak akan kekurangan kalsium.

e. Kadar kalsium darah yang sangat rendah dapat

menyebabkan tetani atau kejang. Kepekaan serabut

syaraf dan pusat syaraf terhadap rangsangan

meningkat , sehingga terjadi kejang otot misanya pada

kaki. Tetani dapat terjadi pada ibu hamil yang

makanannya terlalu sedikit mengandung kalisum atau

terlalu tinggi mengandung fosfor. Tetani terkadang

terjadi pada bayi baru lahir yang diberi mnuman susu

dapi yang tidak diencerkan yang mempunyai rasio

kalsium : fosfor.

52
f. Kram otot kaki merupakan hal yang umum dalam

kehamilan dan seringkali terjadi di malam hari. Salah

satu penyebab utamanya adanya ketidakseimbangan

mineral tertentu yang disebut elektrolit termasuk

kalsium, fosfor, magnesium, dan potassium. Sampai

Metabolisme Kalsium Ibu Hamil Proses metabolism

kalsium dalam tubuh ibu mulai terjadi peningkatan pada

usia kehamilan minggu ke- 12 sampai mengalami

puncaknya yaitu pada minggu ke- 36. Kalsium secara

aktif diangkut melintasi oplasenta dengan transfer dari

tubuh ibu ke janin berkisar 250-350/hari. Peningkatan

proses metabolism dalam tubuh ibu hamil dikarenakan

peningkatan kebutuhan gizi pada ibu hamil.

d. Intervensi Pada kalsium

1 Kalsium Ikan Teri

Kalsium pada ikan teri baik untuk tulang dan gigi serta mempunyai

calming effect. Kalsium ikan teri dapat melancarkan hubungan antar sel

yang menurun pada saat seseorang menderita stress dan depresi serta

mengendalikan tekanan darah. Keadaan stress dapat memicu kerusakan

tulang dan kegoyangan gigi. Selain itu, ion kalsium akan mengurangi

permeabilitas kapiler baru yang terbentuk dalam jaringan yang mengalami

reparasi. Ion kalsium penting untuk pembentukan dan pemeliharaan dentin

yaitu dengan cara transport aktif ion kalsium pada odontoblas. Odontoblas

53
merupakan sel yang sangat berperan dalam pembentukan dentin dan

predentin.Odontoblas mensekresi matriks dentinal dan mundur ke pusat

pulpa.

Ikan teri diketahui memiliki biovailabilitas kalsium yang baik.

Bioavailabilitas kalsium pada susu ketika asupan kalsium berada pada

tingkat marginal. Meskipun biovailabilitas kalsium pada sayuran tergolong

rendah.

Kalsium yang terdapat dalam Ikan teri nasi (Stolephorus sp.) dapat

meningkatkan konsentrasi kalsium ekstraseluler, sehingga dapat memicu

proliferasi dan mobilisasi dari osteoblas sebagai sel pembentuk tulang.

Osteoblas mensekresi sebuah enzim alkalin fosfatase yang dapat secara

aktif mengendapkan matriks tulang. Enzim ini juga dapat meningkatkan

konsentrasi lokal fosfat anorganik dengan pemecahan ion pirofosfat

menjadi ion ortofosfat sehingga konsentrasi fosfat anorganik akan

mengalami peningkatan. Enzim ini dapat menyebabkan kondisi

lingkungan pada jaringan osteoid menjadi basa, sehingga kalsium dan

fosfat akan lebih mudah mengalami pengendapan pada matriks tulang

(Purnasari et al, 2016).

Pengendapan ion kalsium dan fosfat pada matriks tulang yang

dibentuk oleh osteoblas akan diubah menjadi senyawa amorf kalsium

fosfat, yang selanjutnya bahan inilah yang akan diubah menjadi kristal

hidroksiapatit. Meningkatnya pembentukan kristal hidroksiapatit ini akan

menyebabkan terjadinya peningkatan densitas tulang (Purnasari et al,

54
2016). Peningkatan densitas tulang lebih banyak terjadi pada tulang

kortikal, karena sebagian besar mineral kalsium dan fosfor tersimpan

dalam tulang kortikal. Kebutuhan kalsium dan fosfor dalam penelitian ini

didapatkan dari Ikan teri nasi (Stolephorus sp.). Kebutuhan kalsium yang

dapat terpenuhi dengan baik maka dapat mencegah penurunan massa

tulang, karena kekurangan kalsium dalam plasma dapat merangsang

hormon paratiroid untuk membongkar simpanan kalsium dalam tulang.

Oleh karena itu, massa tulang yang tetap terjaga dapat membuat spesimen

kelompok perlakuan ini tidak mudah fraktur dan lebih kuat (Purnasari et

al, 2016). Keseimbangan asupan fosfor dengan kalsium dapat

mempengaruhi proses metabolisme tulang. Konsentrasi fosfor yang tidak

seimbang dengan kalsium dalam plasma tubuh dapat menyebabkan

terjadinya kondisi hipokalsemia ataupun hiperkalsemia. Apabila asupan

makanan banyak mengandung fosfor, konsentrasi fosfor serum akan

meningkat dan menurunkan kalsium serum disebut dengan hipokalsemia.

Menurunnya kalsium plasma akan menurunkan proses metabolisme

tulang. Konsentrasi kalsium dan fosfor dalam tubuh berada di bawah

kendali hormon paratiroid dan kalsitonin (Menyame , 2017).

2 Kalsium pada kelor

Daun kelor mempunyai beberapa karakteristik yaitu daun

muda, daun dewasa dan daun tua memberikan perbedaan

yang tidak signifikan. Namun demikian, ada kecenderungan yang

dapat dilihat dari beberapa fraksi proksimat yangdiamati, yakni

55
semakin tua fase perkembangan daun semakin tinggi kadar abu,

lemak dan mineral kalsiumnya. Daun muda cederung lebih sedikit

kadar abu, lemak dan kalsiumnya dibandingkan dengan daun

dewasa dan daun tua . Kalsium yang terdpat dari daun kelir kering

mncaoai 2003 mg sedangkan pada daun segar daun kelor mempunyai

kadungan kalsium sebanyak 1077 mg. Selain itu, daun kelor

berkhasiat sebagai pelancar ASI (galata gog). Oleh ka-rena itu,

untuk melancarkan ASI, seorang ibu menyusui dianjurkan makan

dan kelor yang disayur. Kelor sebagai anti oksidan salah satu satu

tumbuhan yang berpotensi sebagai tumbuhan obat. Tanaman

kelor (Moringa oleifera Lam) telah dikenal selama berabad-abad

sebagai tanaman multiguna padat nutrisi dan berkhasiat obat.

Pusat pengembangan kelor Indonesia menjelaskan bahwa tanaman

kelor dikenal sebagai The Miracle Tree atau pohon ajaib karena

terbukti secara alamiah merupakan sumber gizi berkhasiat obat

yang kandungannya berkali-kali lebih besar dibandingkan tanaman

lainnya. Kelor diketahui mengandung lebih dari 90 jenis nutrisi

berupa vitamin esensial, mineral, asam amino, antipenuaan,

dan antiinflamasi. Kelor mangandung 539 senyawa yang dikenal

dalam pengobatan tradisional afrika dan india serta telah

digunakan dalam pengobatan tradisional untuk mencagah

lebih dari 300 penyakit, berbagai bagian dari tanaman kelor

bertindak sebagai stimulan jantung dan peredaran darah,

56
memiliki antitumor, antipiretik, antiepilepsi, antiinflamasi, antiulcer,

diuretik, antihipertensi, menurunkan kolesterol, antioksidan,

antidiabetik, antibakteri dan antijamur.

manfaat tanaman kelor sebagai sumber antioksidan dalam

menahan aktifias radikal bebas :

1) Stress Oksidatif Pada Preeklampsia

Stres oksidatif merupakan ketidakseimbangan antara radikal

bebas (pro oksidan) dan antioksidan yang dipicu oleh dua

kondisi umum yaitu kurangnya antioksidan dan kelebihan

produksi radikal bebas. Stres oksidatif adalah kondisi yang

disebabkan oleh ketidakseimbangan antara produksi

oksigen reaktif dengan kemampuan sistem biologi

(misalnya tubuh manusia) untuk mendetoksifikasinya

atau segera memperbaiki kerusakan yang ditimbulkannya.

Radikal bebas dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan

pada sel karena dapat menimbulkan kerusakan pada protein,

aktivitas enzim terganggu dan kerusakan pada DNA

termasuk terjadi mutasi sel. Saat molekul radikal bebas

menarik elektron dari molekul antioksidan, radikal bebas

tersebut menjadi stabil.

2) Stress Oksidatif Sebagai Penyebab Preklampsia

Penyebab preeklampsia belum diketahui pasti tetapi para ahli

menemukan beberapa teori diantaranya adalah kegagalan

57
abnormalitas pada proses remodeling trofoblastik

endovaskular yaitu kegagalan remodeling arteri spiralis

dalam memasok sirkulasi uteroplasenta. Penyebab kedua

adalah faktor imunitas yang mana berhubungan dengan

paparan antigen paternal dari janin atau sperma yang dapat

menyebabkan terjadinya toleransi imun. (Toripah , S.T.,

Jemmy, A., Frengky, W., (2014). Aktifitas antioksidant dan

kandungan total fenolik ekstrak daun kelor (Moringa Oleifera

lam). Jurnal ilmiah Farmasi UNSART ). Dan (Krisnadi, A.D.,

2013, Kelor Super Nutrisi, Pusat Informasi dan

Pengembangan Tanaman Kelor Indonesia (LSM-

MEPELING), Kunduran, Blora, Jawa tengah.)

3. Susu Sapi Segar

Kalsium dalam susu mempunyai berbagai fungsi didalam

tubuh antara lain pembentukan tulang dan gigi, mengatur reaksi

biologi, membantu kontraksi otot dan mengatur pembekuan darah.

Didalam tulang, kalsium mempunyai dua fungsi yaitusebagai

bagian dari struktur tulang dan sebagai cadangan kalsium bagi

tubuh. Kalsium sangat diperlukan dalam proses pembentukan

gigi. Kekurangan kalsium selama masa pembentukan gigi

dapat menyebabkan kerentanan terhadap kerusakan gigi.

Selain kalsium dan lemak dalam susu juga terdapat

kandungan protein yang tinggi. Protein susu sepadan dengan

58
daging dan hanya diungguli oleh protein telur. Protein

diperlukan untuk regenerasi sel-sel baru dan pembentukan otak

pada janin, membentuk enzim dan hormon serta energy. Selain

itu protein juga berfungsi sebagai pertahanan terhadap bakteri

dan virus. Konsumsi susu secara teratur akan membentuk

pertahanan tubuh.Secara alami, susu merupakan suatu emulsi

lemak dalam air. Kadar airnya yang tinggi 87,5%, banyak

bermanfaat menyimpan berbagai zat-zat gizi penting seperti

vitamin, mineral, protein serta gula. Dalam 250 ml susu dengan

kadar lemak susu 2%, terkandung 285 mg kalsium 143 mg.

Nutrien lain yang terkandung dalam sususapi yaitu vitamin D

dan K yang baik untuk kesehatan tulang; iodium merupakan

mineral penting untuk fungsi tiroid; vitamin B12 dan

ribovlavin diperlukan untuk produksi energi dan kesehatan

kardiovaskular; biotin, vitamin A, potassium, magnesium,

thiamin dan asam linoat. Uraian lain yang berhubungan dengan

manfaat yang terdapat dalam susu adalah bahwa setiap 100 gram

susu terkandung panas sebesar 70.5 kilo kalori, protein

sebanyak 3.4 gram, lemak 3.7 gram, kalsium sebesar 143 miligram,

sementara prosentase penyerapan dalam tubuh sebesar 98

persen sampai dengan –100 persen. ( DAMAYANTI

WARDIYANINGRUM).

59
4. Biji Ketumbar

Ketumbarmemliki kandunganzat mineral dan air yang dapat

membantu untuk mengurangi tekanan darah pada hipertensi.

Mineral yang terkandung didalam Ketumbar yakni, kalium, phospor,

zat besi dan magnesium. Kalsium dalam tubuh manusia berfungsi

sebagai mineral tulang, dan membantu menjaga tekanan darah

dalam keadaan normal. Kalsium dalam tubuh dapat menjaga

tekanan darah karena menyeimbangkan sodium dan

kaliumatau potasium. Selain itu, kandunganzat flavonoid dalam

biji ketumbar sebagai penghambat ACE, sehinggaangiotensin

II tidak terbentuk di pembuluh darah dan dapat memperlancar

aliran darah. Flavonoid quecetin, dapat bekerja langsung pada

bagian otot polos pembuluh arteri yang akan menimbulkan

vasodilatasi. Kalsium merupakam mineral yang sangat diperlukan

untuk mendapatkan tekanan darah yang normal, karena

menyeimbangkan antara sodium dan kalium atau potasium. Dosis

suplemen kalsium 2 x 500 miligram (kalsium karbonat) sehari,

selama delapan minggu dapat menurunkan tekanan darah sistolik

sekitar 13,5 mmHg dan diastolik sekitar 5,0 mmHg. Meskipun sari

biji ketumbar ini tergolong herbal, namun cara

mengkonsumsinya tidak boleh dalam jangka panjang, dengan minimal

dua samapi tiga kali dalam seminggu selama satu sampai dua

bulan, kemudian tetap cek upsecara berkala ke bidan atau dokter.

60
sebelum mengonsumsi dengan teratur rebusan bijimketumbar,

sebaiknya mengenali tensi darah. kemudian setelah melakukan

selama dua minggu sampai satu bulam mengecek tensi

darah dan menghentikannya bila tekanan darah telah kembali

normal. (Utami, V N, dkk. 2016. Pengaruh Ekstrak Ketumbar

(Coriandum Sativum) terhadap Perubahan Tekanan Darah Tikus

Pasca Melahirkan. Semarang : Fakultas Epidemiologi Sains

Terapan Universitas Diponegoro Semarang) dan (ayuk yunia).

e. Efektifitas Intervensi pada ibu hamil

Nama penelti Judul Metode P-value Efect Size


dan Tahun Penelitian
Andi Asliani, Uji manfaat Eksperimen Pemberian kapsul 0,42
2018, kapsul kelor kelor dengan hasil
untuk P=0,000
pengobatan
anemia pada ibu
Hamil di
puskesmas
padang lampe
dan minasate’ne
kabupaten
pangkep
Ayuk yunia, Perbedaan Eksperimen Hasil yang -Rebusan
2019 Efektivitas didapatkan dari uji Ketumba
Rebusan Pair t-test pada r 1,7
Ketumbar kelompok rebusan
dengan Rebusan ketumbar didapatkan -rebusan
Kunyit terhadap nilai p=0,000 (p value kunyit
Tekanan Darah < 0,05) dan 1,3
pada Lansia kelompok rebusan
Hipertensi kunyit didapatkan
nilai p= p=0,000 (p
value < 0,05),
sehingga dapat
diartikan bahwa ada
perbedaan yang
signifikan sebelum
dan setelah diberikan
rebusan ketumbar dan
rebusan kunyit.
Perbedaan kedua

61
tindakan tersebut
ditandai dengan hasil
penurunan Map
tekanan darah
kelompok rebusan
ketumbar dengan
mean 12,80 mmHg
dan rebusan kunyit
dengan mean 7,10
mmHg, dengan nilai
signifikan p=0, 017
(p value < 0,05)
Trisuhartini, Kandungan Quasi (p=0,001 0,4
2018 protein dan Eksperimen
kalsium pada
biskuit formula
tempe dengan
penambahan
tepung daun
kelor (moringa
oleifera)
Andi umurah, Pengaruh Quasi hasil penelitian 1,9
2018 konsumsi kacang Eksperimen diperoleh nilai ρ =
merah terhadap 0,002
pengobatan
Anemia pada ibu
hamil di
puskesmas
sendana kota
palopo

62
3 Kerangka Teori

Faktor Resiko

Kehamilan Riwayat Riwayat PE dengan


pertama keluarga dengan kejadian PE pada
PE atau eklamsia kehamilan sebelumnya Usia < 20 tahun
>35 tahun

Kecemasan

Hipotalamus
(sekresi CRF) Wanita dengan gangguan
fungsi organ (diabetes,
migran, hipertensi
Hipofisis
(sekresi ACTH)

Kelenjar adrenal

Kortisol

Adrenalin

Vasokontriksi pembuluh Premeabilitas membran


darah glomelurus

Renin plasma
angiotensin II Edema Proteinuria

Tekanan darah

Preeklamsi

Ikan teri

Meningkatkakn EPA dan DHA

Mengandung asam lemak


omega-3 (w-3 (PUFA)

Tekanan Darah

63
BAB III

METODOLOGI

A. Desain penelitian

Penelitian ini adalah penelitian systematic Literature Review

(SLR), merupakan istilah yang digunakan untuk merujuk pada

metodologipenelitian atau riset tertentu dan pengembangan yang

dilakukan untuk mengumpulkan sertamengevaluasi penelitian yang terkait

pada fokus topik tertentu. Metode SLR digunakan untuk mengidentifikasi,

mengkaji, mengevaluasi,dan menafsirkan semua penelitian yang tersedia

dengan bidang topik fenomena yang menarik,dengan pertanyaan penelitian

tertentu yang relevan. Menggunakan systematic reviews yaitu memberikan

suatu summary of evidence bagi para klinis dan pembuat keputusan yang

tidak memiliki banyak waktu untuk mencari berbagai bukti primer yang

jumlahnya sangat banyak dan menelaahnya satu-persatu (Lusiana 2014).

Penelitian ini menggunakan Systematic Literature Reviews, yang bertujuan

untuk mengentahui efektivitas pemberian kalsium ikan teri terhadap

penurunan tekanan darah pada ibu hamil dengan hipertensi dalam

kehamilan.

B. Tahap Systematic Review

Dalam penelitian menggunakan metode systematic literarur review

(SLR) ada beberapa tahapan yang akan dilaukan sehingga hasil dari study

literatur tersebut dapat diakui. adapun tahap-tahapnya Digambar sebagai

berikut :

64
Pencarian literatur
basisdata : MADLINE, ABI, academic search complete, ACM
digital library, SCOPUS, ScienceDirect

Batasan pencarian : artikel Bahasa inggris

Hasil pencarian :X

Artikel disaring atas dasar judul, abstrak dan kata kunci

Hasil pencarian yang Hasil pencarian yang


Artikel yang tidak tidak diproses
akan diproses
dapat diaskes :X Kembali :X yang tidak
Kembali :X
memenuhi

Artikel disaring dengan melihat keseluruhan teks

Hasil pencarian yang akan


Hasil pencarian
diproses Kembali :X
yang tidak diproses
Kembali n=X

Penyaringan daftar referensi dari


artikel yang akan diproses

Hasil pencarian :X

Studi yang relevan dengan penelitian n=X

65
1. dentifikasi Masalah

Identifikasi masalah merupakan suatu yang penting di antara

proses yang lain, dikarenakan hal tersebut menentukan kualitas suatu

penelitian. Dalam penelitian inipeneliti mengkaji permasalahan melalui

jurnal-jurnal penelitian internasional yang berasal dari hasil pencarian

jurnal. Masalah penelitian ini adalah mengentahui efektivitas pemberian

kalsium ikan teri terhadap penurunan tekana darah pada ibu hamil dengan

hipertensi dalam kehamilan.

2. Pencarian data

Dalam penelitian ini peneliti melakukan pencarian data melalui

website portal jurnal yang dapat diakses seperti MEDLINE, ABI/Inform

Complete, ACM Digital Library, Elsevier (SCOPUS), Emerald, IEE

Xplore, science Direct dan IGI Global, Portal Garuda, Perpustakaan

menggunakan kata kunci yang dipilih yakni : daun biinahong, glukosa

darah puasa, 2 jam PP pada penderita diabetes melitus. Pada penelitian

ini, penelitian juga menggunakan layanan Sci-Hub Ketika peneliti

mengalami kesulitan dalam pencarian jurnal karena berbayar. Sci-Hub

adalah sala satu website yang memiliki tujuan provider-mass dalam

penyediaan jurnal agar dapat diakses secara penuh oleh para peneltian.

3. Screening

Penyaringan atau pemilihan data yang bertujuan untuk memilih

masalah penelitian yang sesuai dengan topik uang diteliti. Adapun topik

66
yang diteliti yang diakses dalam proses penelitian ini di screening

berdasarkan pada kriteria sebagai berikut :

a. Jurnal diterbitkan dalam rentang waktu 5 tahun (2015-2020)

b. Tipe jurnal (review articles, research articles)

c. Jurnal menggunakan Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris

d. Jurnal yang dapat diakses secara penuh/tersedia full text

4. Penilaian kualitas

Dalam penelitian kualitas pada metode systematic Literatur Review

(SLR) yang dimaksudkan adalah penilaian sumber data jurnal yang

layak dengan kriteria sebagai berikut : Peer Reviewer, terindeks

citeScre, Jurnal Impact Factors (JIF), source Normalized Impact per

paper (SNIP) untuk jurnal Elsevier Scopus, Scimago jurnal Rank(SJR).

5. Ekstrasi Data

Ekstrasi data dapat dilakukan jika semua data yang telah memenuhi

syarat telah diklasifikasi untuk semua data yang ada. Setalah proses

screening dilaukan maka hasil dari ekstraksi data ini dapat diketehui pasti

dari jumblah awal data yang memiliki berapa yang masih memenuhi

syarat untuk selanjutnya dianalisis lebih lanjut.

67
C. Populasi, Sampling dan Sample Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah subjek yang memenuhi kriteria yang telah

ditetapkan oleh peneliti. Adapun yang menjadi populasi dipenelitian

ini adalah jurnal internasional yang berkaitan dengan populasi.

2. Tekhnik Sampling

Teknik sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi

untuk dapat mewakili populasi. Teknik sampling merupakan cara-

cara yang digunakan dalam pengambilan sampel, agar memperoleh

sampel yang sesuai dari keseluruhan subjek penelitian (Nursalam,

2015). Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik

purposive sampling. Yaitu suatu teknik penetapan sampel dengan

cara memilih sampel di antara populasi sesuai dengan yang

dikehendaki peneliti (tujuan dan masalah dalam penelitian),

sehingga sampel dapat mewakili karakteristik populasi yang telah

diketahui sebelumnya (Nursalam, 2015). Berdasarkan karakteristik

populasi yang sudah diketahui sebelumnya yaitu telah disebutkan

dalam kriteria inklusi dan ekslusi dalam penelitian ini:

a. Kriteria inklusi

Tabel 1. Kriteria Inklusi Penelitian

Kriteria Inklusi
Jangka Rentang waktu penerbitan jurnal maksimal 5
tahun
Waktu (2015-2020)
Bahasa Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris
Subyek Ibu hamil dengan gestasional

68
Jenis jurnal Original artikel penelitian (bukan review
penelitian)
Tersedia full text
Tema isi Pengaruh suplementtasi kalsium ikan teri
Jurnal terhadap penurunan tekanan darah pada ibu
hamil dengan hipertensi dalam kehamilan.

b. Kriteria eksklusi

Kriteria eksklusi adalah menghilangkan atau

mengeluarkan subjek yang memenuhi kriteria inklusi dari studi

karena berbagai sebab (Nursalam, 2015). Kriteria eksklusi

dalam penelitian ini adalah:

1) Responden dengan penyakit penyerta seperti: hipertensi, gagal

ginjal, Terdapat gangguan kesehatan ibu dan janin

3. Sampel

Sampel terdiri atas bagian populasi yang dapat dipergunakan

sebagai subjek penelitian melalui sampling. Terdapat dua syarat

yang harus dipenuhi dalam menetapkan sampel yaitu, pertama

representatif dimana sample dapat mewakili populasi yang ada dan

yang kedua sampel harus cukup banyak (Nursalam, 2015). Menurut

(Notoatmodjo, 2010), sampel adalah bagian dari populasi yang

dipilih untuk menjadi subjek dalam sebuah penelitian atau sebagai

jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi. (Sugiyono,

2014) menyebutkan bahwa sampel merupakan bagian dari jumlah

dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Apabila populasi

besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada

69
populasi karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti

dapat menggunakan sampel yang representatif. Sampel dalam

penelitian ini adalah 25 jurnal internasional yang berkaitan dengan

Tema Pengaruh suplementasi kalsium ikan teri terhadap penurunan

tekanan darah pada ibu hamil dengan hipertensi dalam kehamilan.

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari

orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2012). Variabel independen dalam

penelitian ini adalah tema Pengaruh suplementasi kalsium ikan teri

terhadap penurunan tekanan darah pada ibu hamil dengan hipertensi

dalam kehamilan.

E. Analisa Data

Dalam penelitian ini setelah melewati tahapan screening sampai

dengan ekstraksi data maka analisa dapat dilakukan dengan

menggabungkan semua data yang memenuhi persyaratan inklusi

menggunakan teknik baik secara kuantitatif, kualitatif atau keduanya. Pada

penelitian ini peneliti akan menggunakan kedua teknik analisa data yakni

secara kuantitatif dan kualitatif

70
F. Penulisan Hasil Studi Literatur

Hasil dari analisa data selanjutnya akan diketahui PICO (Population,

Intervention, Comparation, Outcome) sehingga dapat dilihat apakah dari data

yang sudah dikumpulkan membuktikan bahwa terdapat efektivitas pemberian

kalsium ikan teri terhadap penurunan tekana darah pada ibu hamil dengan

hipertensi dalam kehamilan.

G. Kesimpulan Penelitian

Kesimpulan penelitian adalah pernyataan singkat tentang hasil

analisis deskripsi berasal dari fakta- fakta atau hubungan yang logis dan

berisi jawaban atas pertanyaan yang diajukan pada bagian rumusan

masalah. Keseluruhan jawaban hanya terfokus pada ruang lingkup

pertanyaan dan jumlah jawaban disesuaikan dengan rumusan masalah yang

diajukan. (Handayani, 2017).

71
Daftar Pustaka

1. Taufan, N. Patologi Kebidanan. (Nuha Medika, 2012).

2. Magee, L. A. & von Dadelszen, P. State-of-the-Art Diagnosis and


Treatment of Hypertension in Pregnancy. Mayo Clin. Proc. 93, 1664–1677
(2018).

3. Hofmeyr, G. J. et al. The effect of calcium supplementation on blood


pressure in non-pregnant women with previous pre-eclampsia: An
exploratory, randomized placebo controlled study. Pregnancy Hypertens. 5,
273–279 (2015).

4. Sali, S. Angka Kematian Ibu dan Faktor Penyebab dan Upaya


Penanganannya. XI No.24/I, (2019).

5. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Infodatin Ibu. Pusat Data dan


Informasi Kementrian Kesehatan RI (2014).

6. Wib, J. & Agung, O. AKI di Indonesia Masih Tinggi. 40–41 (2019).

7. Say, L. et al. Global causes of maternal death: A WHO systematic analysis.


Lancet Glob. Heal. 2, 323–333 (2014).

8. WHO recommendations: Drug treatment for severe hypertension in


pregnancy. Geneva: World Health Organization; 2018. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK535778/.

9. Xiong, T. et al. Hypertensive disorders in pregnancy and stillbirth rates: A


facility-based study in China. Bull. World Health Organ. 96, 531–539
(2018).

10. Abalos, E., Cuesta, C., Grosso, A. L., Chou, D. & Say, L. Global and
regional estimates of preeclampsia and eclampsia: a systematic review.
Eur. J. Obstet. Gynecol. Reprod. Biol. 170, 1–7 (2013).

11. R.K., S. & P.F., B. Current best practice in the management of Turner

72
syndrome. Ther. Adv. Endocrinol. Metab. 9, 33–40 (2018).

12. Brown, M. A. et al. Hypertensive disorders of pregnancy: ISSHP


classification, diagnosis, and management recommendations for
international practice. Hypertension 72, 24–43 (2018).

13. Suzuki, H. VI. Pregnancy-induced Hypertension. Nihon Naika Gakkai


Zasshi 104, 247–252 (2016).

14. Mbah, A. K. et al. Pre-eclampsia in the first pregnancy and subsequent risk
of stillbirth in black and white gravidas. Eur. J. Obstet. Gynecol. Reprod.
Biol. 149, 165–169 (2010).

15. Update, A. Management of Hypertensive Disorders in Pregnancy- An


Update. 25, 24–32 (2010).

16. Sjaus, A., McKeen, D. M. & George, R. B. Les troubles hypertensifs de la


grossesse. Can. J. Anesth. 63, 1075–1097 (2016).

17. Correa, P. J., Palmeiro, Y., Soto, M. J., Ugarte, C. & Illanes, S. E.
Etiopathogenesis, prediction, and prevention of preeclampsia. Hypertens.
Pregnancy 35, 280–294 (2016).

18. Folk, D. M. Hypertensive Disorders of Pregnancy: Overview and Current


Recommendations. J. Midwifery Women’s Heal. 63, 289–300 (2018).

19. O’Shea, P. M., Griffin, T. P. & Fitzgibbon, M. Hypertension: The role of


biochemistry in the diagnosis and management. Clin. Chim. Acta 465, 131–
143 (2017).

20. Prevention, P. & Jul, N. D. Suffering from high BP ? Do this to bring it
under control naturally. 1–3 (2015).

21. World Health Organization (WHO). Pocket Book of Hospital Care for
mothers Guidelines for Management of Common Maternal Conditions.
(2017).

73
22. Pereira, A. R. A., Velho, A. P. M., Cortez, D. A. G., Szerwieski, L. L. D. &
Cortez, L. E. R. Traditional use of medicinal plants by elderly. Rev. da
Rede Enferm. do Nord. 17, 427 (2016).

23. Patebon, P. K., Kendal, K. & Kendal, K. Journal of Nutrition College ,


Volume 3, Nomor 2, Tahun 2014, Halaman 26. 3, 26–32 (2014).

24. Juraschek, S. P., Miller, E. R., Weaver, C. M. & Appel, L. J. Effects of


Sodium Reduction and the DASH Diet in Relation to Baseline Blood
Pressure. J. Am. Coll. Cardiol. 70, 2841–2848 (2017).

25. H., N., O.A., O., J., R. & A., A. A review of nutritional factors in
hypertension management. Int. J. Hypertens. 2013, (2013).

26. Ożarowski, M. et al. Pharmacological effect of quercetin in hypertension


and its potential application in pregnancy-induced hypertension: Review of
in vitro, in vivo, and clinical studies. Evidence-based Complement. Altern.
Med. 2018, (2018).

27. J.M., G.-C. et al. Clinical practice guidelines for healthy eating for the
prevention and treatment of metabolic and endocrine diseases in adults:
Cosponsored by the American association of clinical endocrinologists/the
american college of endocrinology and the obesity soci. Endocr. Pract. 19,
875–887 (2013).

28. Noroyono, W. et al. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran


Tatalaksana Komplikasi Kehamilan. (2017).

29. Pangerti, F., Amin, I. & Tarsikah. =0,633 lebih besar dari r. Matern.
Neonatal Heal. J. 2, 24–29 (2018).

30. Charla Sabatina Bingan, E. Pengaruh Pemberian Kalsium Terhadap


Tekanan Darah Pada Ibu Hamil Dengan Hipertensi. (2019).

31. Astawan. Pengaruh Rebusan Biji Ketumbar Sebagai Penurun Hipertensi


Pada Ibu Hamil Di Desa Jabon Kecamatan Mojoanyar Mojokerto. 2011.

74
75

Anda mungkin juga menyukai