Anda di halaman 1dari 7

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Penyebab Hipertensi pada Kehamilan

Hipertensi pada kehamilan merupakan satu diantara 3 penyebab mobilitas dan


mortalitas setelah perdarahan dan infeksi. Hal paling ditakutkan dari hipertensi
kehamilan adalah preeklamsia dan eklamsia atau keracuan pada kehamilan yang
sangat membahayakan janin.

Preeklamsia adalah peningkatan tekanan darah yang baru timbul setelah usia
kehamilan mencapai 20 minggu, disertai penambahan berat badan ibu yang cepat
akibat tubuh membengkak dan ditemukannya protein dalam urine, sedangkan
eklamsia adalah preeklamsia yang disertai dengan kejang atau koma. (Yudasmara,
2010).

Penyebab-penyebab dari peningkatan tekanan darah (hipertensi) pada


kehamilan yang dapat menyebabkan preeklamsia dan eklamsia dapat dijabarkan
sebagai berikut.

(1) Pengaruh riwayat keluarga dengan terjadinya hipertensi


Ibu hamil yang mempunyai riwayat keluarga menderita tekanan darah tinggi
(hipertensi) sangat berpeluang atau beresiko terkena hipertensi,
dibandingakan dengan ibu hamil yang tidak mempunyai riwayat keluarga
yang menderita hipertensi. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Wijaya
(2012) menyatakan bahwa “adanya faktor genetik pada keluarga akan
menyebabkan keluarga tersebut mempunyai resiko menderita hipertensi.
Individu yang mempunyai orang tua dengan hipertensi mempunyai dua kali
lebih besar untuk menderita hipertensi daripada individu yang tidak
mempunyai keluarga dengan riwayat hipertensi.”
(2) Pengaruh stress terhadap hipertensi
Ibu hamil yang mengalami stress, biasanya disebabkan oleh masalah-masalah
keluarganya. Dari masalah-masalah tersebut ibu hamil dapat mengalami
stress yang berkepanjangan dan memicu kerja jantung dengan cepat sehingga
hormon dalam tubuh juga meningkat dan menyebabkan penumpukan darah
pada pembuluh darah, hal ini lah yang menyebabkan tekanan darah pada ibu
hamil tinggi.
(3) Pengaruh nutrisi.
Nutrisi yang beresiko menyebabkan hipertensi karena nafsu makan yang
meningkat pada ibu hamil, mengonsumsi makanan yang tidak seimbang dan
selama hamil makan makanan yang tinggi lemak dan kurang mengonsumsi
buah.
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Junaidi (2010) dibuktikan bahwa nutrisi
merupakan ciri khas pada peningkatan tekanan darah, dan membuktikan bahwa faktor ini
mempunyai keterkaitan yang erat dengan terjadinya peningktan tekanan darah kemudian hari.
Asupan nutrisi ibu hamil yang tidak seimbang dengan aktivitas fisik yang dilakukan dapat
menyebabkam sumber energy yang berlebihan akan disimpan sebagai deposit lemak yang
secara tidak langsung dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah. Hal ini disebabkan
karena terjadi peningkatan nafsu makan meningkat yang meretensi air dan elektrolit yang
pada akhirnya dapat meningkatkan tekanan darah (hipertensi).
(4) Pengaruh Usia
Usia aman untuk kehamilan dan persalinan adalah 23-35 tahun. Kematian maternal pada
wanita hamil dan bersalin pada usia dibawah 20 tahun dan setelah usia 35 tahun meningkat,
karena wanita yang memiliki usia kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun dianggap
lebih rentan terhadap terjadinya preeklamsi (Cunningham, 2006). Selain itu ibu hamil yang
berusia ≥35 tahun telah terjadi perubahan pada jaringan alat-alat kandungan dan jalan lahir
tidak lentur lagi sehingga lebih berisiko untuk terjadi preeklamsi (Rochjati, 2003).
(5) Rendahnya kesadaran ibu hamil dalam memeriksakan kehamilannya ke
petugas kesehatan, hal ini terjadi akibat kurangnya pengetahuan tentang
tujuan pemeriksaan kehamilan.
(6) Kurangnya pelayanan antenatal.
(7) Kurangnya peranan institusi kesehatan dalam mempromosikan pelayanan
antenatal.
(8) Kurangnya dukungan masyarakat dan kurangnya kualitas pelayanan
antenatal.
(9) Penyakit ginjal
2.2.1 Akibat Hipertensi pada Kehamilan

Tekanan darah tinggi (hipertensi) menimbulkan akibat-akibat berikut.

(1) Penurunan aliran darah ke plasenta


Jika plasenta tidak mendapatkan cukup darah, maka bayi akan kekurangan
oksigen dan gizi ibu hamil yang dikonsumsi. Sehingga asupan lebih sedikit,
hal ini dapat menyebabkan pertumbuhan bayi menjadi lambat.
(2) Placental Abruption
Preeklamsia juga dapat meningkatkan resiko placental abruption, dimana
plasenta terpisah dari dinding dalam rahim sebelum kelahiran.
(3) Persalinan premature
Kesadaran dan perawatan pada awal kehamilan diperlukan untuk mencegah
komplikasi yang dapat mengancam nyawa.
(4) Penyakit kardiovaskular di masa depan
Meningkatkan resiko jantung dan menyebabkan penyakit pembuluh darah di
masa depan.

2.2 Cara Penanggulangan agar Tidak Terjadi Hipertensi

Berbagai strategi pernah digunakan untuk mencegah timbulnya tekanan darah


tinggi (hipertensi). Strategi-strategi ini biasanya berupa manipulasi diet dan upaya
farmakologis untuk memodifikasi mekanisme patofisiologis yang diduga berperan
menimbulkan hipertensi, selain itu juga mencakup pemberian aspirin dosis-rendah
dan antioksidan.

(1) Manipulasi Diet


Salah satu upaya paling awal untuk mencegah adalah pembatasan asupan
garam. Hal ini terbukti tidak efektif. Demikian juga, suplementasi kalsium
tidak dapat mencegah terjadinya gangguan hipertensi. Pemberian minyak ikan
setiap hari juga terbukti tidak efektif. Suplemen diet ini dipilih sebagai upaya
memodifikasi keseimbangan prostaglandin yang diduga berperan dalam
patofisiologi hipertensi.
(2) Aspirin Dosis-Rendah
Dengan menekan sintesis tromboksan trombosit dan tidak mengganggu
pembentukan prostasiklin oleh endotel, hal ini diperkirakan dapat mencegah
terjadinya hipertensi pada ibu hamil.
(3) Antioksidan
Serum dari wanita hamil normal mengandung mekanisme antioksidan yang
berfungsi mengendallikan peroksidasi lemak yang diperkirakan berperan
dalam disfungsi sel endotel pada hipertensi. Serum dari wanita hipertensi
memiliki aktivitas antioksidan yang rendah. Selain itu, terapi antioksidan
secara bermakna mengurangi pengaktifan sel endotel yang mengisyaratkan
bahwa terapi semacam ini bermanfaat dapat mencegah hipertensi.

Selain pencegahan-pencegahan diatas hipertensi juga dapat dicegah dengan


pola hidup yang sehat. Jika ibu mempunyai pola hidup yang sehat, ibu hamil
dapat terhindar dari hipertensi pada kehamilan yang dapat menyebabkan mobilitas
dan mortalitas. Hindari dan jauhi minuman yang beralkohol, tidak merokok,
hindari stress pada ibu hamil, pola makan yang sehat dan berolahraga juga dapat
mencegah ibu hamil mengalami hipertensi.

2.3 Pengobatan Hipertensi Pada Ibu Hamil

Pola makanan yang sehat merupakan solusi secara alami untuk menangani
hipertensi pada ibu hamil. Solusi alami cukup dapat mengontrol dan mencegah
hipertensi, pada ibu hamil yang mempunyai riwayat keluarga dan faktor resiko.
Dengan merubah pola nutrisi pada ibu hamil dapat mencegah terjadinya
hipertensi. Beberapa solusi alami yang dapat yang dapat mengontrol tekanan
darah tinggi (hipertensi) sebagai berikut.

(1) Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH)


Penelitian telah menunjukkan bahwa diet DASH dapat mengurangi risiko dalam
berkembangnya darah tinggi serta menurunkan tekanan darah yang sudah tinggi. Diet DASH
sendiri menekankan buah buahan untuk ibu hamil, sayuran dan makanan susu rendah lemak
dan termasuk biji-bijian, daging unggas, ikan dan kacang-kacangan juga. Diet DASH sangat
efektif jika ibu hamil memiliki kelebihan berat badan atau obesitas.
(2) Mengurangi garam (Sodium)
Memilih makanan yang rendah garam dan kandungan natrium untuk
mengurangi hipertensi.
(3) Minum banyak cairan setiap hari
Minum air setara dengan 50 persen dari berat badan ibu hamil amat
diperlukan bagi ibu hamil dan janin. Namun jangan minum minuman denga
jenis yang terlalu banyak alkohol, karena dapat meningkatkan tekanan darah.

Selain dengan mengubah pola makan pada ibu hamil, memberikan suplemen
pada saat ibu hamil juga dapat mengurangi tekanan darah tinggi (hipertensi).
Contoh suplemen yang dapat dikonsumsi diantaranya Alpha-linolenic acid
(ALA), Omega-3 asam lemak, dan Co-enzim Q10.
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

(1) Penyebab hipertensi kehamilan adalah pengaruh riwayat keluarga, pengaruh


stress pada ibu hamil, pengaruh nutrisi, pengaruh usia, kurangya pengetahuan
ibu tentang tujuan pemeriksaan kehamilan,kurangnya pelayanan antenatal,
kurangnya peranan institusi kesehatan dalam mempromosikan pelayanan
antenatal, penyakit ginjal, kurangnya dukungan masyarakat dan kurangnya
kualitas pelayanan antenatal. Akibat hipertensi pada kehamilan adalah
penurunan aliran darah ke plasenta, placental abruption, persalinan
premature, penyakit kardiovaskuler di masa depan,

(2) Cara penanggulangan agar tidak terjadi hipertensi adalah manipulasi diet,
aspirin dosis-rendah, antioksidan, selain itu juga dapat dicegah dengan pola
hidup sehat dan berolahraga.

(3) Pengobatan hipertensi pada ibu hamil dapat dengan diet Dietary Approaches
to Stop Hypertension (DASH), mengurangi garam (sodium), minum banyak
cairan setiap hari serta dapat memberikan suplemen pada ibu hamil. Selain itu
juga dapat mengubah pola makan pada ibu hamil.
3.2 Saran
Disarankan pada ibu hamil dapat melakukan pencegahan dini terhadap resiko
hipertensi agar kematian angka AKI menurun serta pihak institusi kesehatan untuk
lebih meningkatkan penyuluhan mengenai pencegahan hipertensi.
DAFTAR PUSTAKA

Departemen kesehatan, RI. 2009. http//www.Bintang Mawar.com.data umum


Hipertensi.
Prawirohardjo, S. 2010. Ilmu Kebidanan Edisi Keempat cetakan ketiga. Jakarta:
PT Bina Pustaka.
WHO. 2012. http//www.efarmasi.com.bahaya-hipertensi-pada-ibu-masa_24.html.

Anda mungkin juga menyukai