Anda di halaman 1dari 2

PENGATURAN DIET PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI DESA

PUTAT KECAMATAN GEDANGAN KABUPATEN MALANG

1.1 Latar Belakang Masalah


Berbagai perubahan fisiologis akibat proses penuaan akan dialami oleh lansia
yang diantaranya mengarah pada gangguan sistem kardiovaskuler, termasuk
terjadinya hipertensi. Kadar kolesterol total meningkat secara bertahap seiring
dengan bertambahnya usia. Bukti peningkatan tingginya kadar kolesterol LDL dan
rendahnya kadar kolesterol HDL adalah prediktor yang penting untuk penyakit arteri
koroner pada lansia yang berusia di atas 65 tahun. Pengaturan diet untuk
mengatasi berbagai masalah tersebut (khususnya penyakit hipertensi) menjadi
sangat penting dan efektif bagi lansia (Mickey, 2007).
Penyakit hipertensi semakin berkembang selain karena faktor usia, juga karena
terjadinya perubahan pola makan yang menjurus ke sajian siap santap yang
mengandung lemak, protein, dan garam tinggi tapi rendah serat pangan (dietary
fiber). Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (1995) menunjukkan prevalensi
penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi di Indonesia cukup tinggi, yaitu 83 per
1.000 anggota rumah tangga. Hal tersebut terkait erat dengan pola makan,
terutama konsumsi garam (Astawan, 2007).
Kasus hipertensi juga semakin sering dijumpai di masyarakat. Hasil pendataan
kesehatan tahun 2007 di Desa Putat Kecamatan Gedangan Kabupaten Malang
menunjukkan kasus hipertensi dialami oleh 23% wanita dan 14% pria yang berusia
di atas 65 tahun. Kasus ini meningkat dari laporan tahun 2006 dimana kasus
hipertensi hanya dialami oleh 20% wanita dan 13,5% pria berusia lebih dari 65
tahun (Data dari Puskesmas Gedangan Kabupaten Malang). Data lebih lanjut dari
hasil studi pendahuluan yang dilakukan terhadap 10 lansia yang mengalami
hipertensi di Posyandu Mawar RW 02 Desa Putat Kecamatan Gedangan pada akhir
Nopember 2007 diketahui bahwa 8 lansia tidak bisa menjelaskan diet yang tepat
untuk mengatasi hipertensi, seperti membatasi konsumsi melinjo sementara ikan
asin dan makanan berkadar garam tinggi tetap dikonsumsi (tanpa pembatasan).
Data studi pendahuluan tersebut juga menunjukkan bahwa terdapat 2 lansia yang
terlalu membatasi konsumsi daging dan ikan untuk mencegah hipertensi hingga
tubuhnya tampak kurus (BB di bawah normal).Pengaturan menu yang tepat bagi
lansia yang mengalami hipertensi dapat dilakukan dengan empat cara. Cara
pertama adalah diet rendah garam, yang terdiri dari diet ringan (konsumsi garam
3,75-7,5 gram per hari), menengah (1,25-3,75 gram per hari) dan berat (kurang dari
1,25 gram per hari). Cara kedua adalah dengan diet rendah kolesterol dan lemak
terbatas. Cara ketiga adalah melalui diet tinggi serat, dan cara keempat adalah
dengan diet rendah energi, terutama bagi lansia yang kegemukan (Astawan, 2007).
Jika lansia yang mengalami hiperensi tidak mengetahui pola pengaturan diet
hariannya, maka akan beresiko terhadap timbulnya komplikasi akibat hipertensi
yang diderita seperti CVA, gagal jantung dan sebagainya. Demikian pula halnya jika
lansia melakukan pembatasan diet secara berlebihan, kasus hipertensinya belum
tentu tertangani bahkan justru akan menimbulkan masalah baru seperti kurang gizi.
Suatu area yang menjadi perhatian perawat adalah yang berhubungan dengan diet
untuk mencegah terjadinya hipertensi dan yang berhubungan dengan pembatasan
diet berlebihan untuk menghindari hipertensi, yang justru dapat menimbulkan
asupan nutrisi lansia menjadi tidak adekuat. Perawat perlu memainkan peranannya
sebagai health educator dan counselor agar lansia bisa mengendalikan terjadinya
hipertensi melalui pengaturan diet, tanpa harus mengalami kurang gizi.
Rekomendasi tambahan diet yang membatasi asupan protein dan lemak harus
dibuat secara hati-hati. Lansia sering memerlukan bantuan untuk memperoleh diet
yang seimbang yang terdiri atas distribusi kalori yang sesuai dan vitamin serta
mineral yang esensial tanpa sumber pengubah lipid dari lemak hewani (Stanley,
2007).
1.2 Rumusan Masalah
Proses penuaan secara fisiologis membawa konsekwensi terhadap perubahan
dan gangguan pada sistem kardiovaskuler, antara lain terjadinya penyakit
hipertensi. Hipertensi pada lansia diharapkan bisa dikendalikan melalui pengaturan
pola makan atau diet yang tepat, sehingga hipertensi dapat terkontrol dan dampak
yang ditimbulkan oleh hipertensi tersebut dapat diminimalisasi. Namun fakta
dilapangan menunjukkan gejala yang sebaliknya. Masyarakat belum memahami
cara pengaturan diet dan pola makan (diet) yang tepat, sehingga kasus hipertensi
bukannya berkurang, tapi justru semakin meningkat, bahkan bisa timbul kasus lain
yang justru dapat memperberat hipertensi seperti malnutrisi yang terjadi akibat
pembatasan makanan berlebihan untuk mencegah hipertensi.
Berdasarkan uraian di atas, pertanyaan pada penelitian ini adalah “Bagaimana
gambaran pengaturan diet pada lansia dengan hipertensi di RW 02 Desa Putat
Kecamatan Gedangan Kabupaten Malang?”

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran pengaturan diet pada
lansia dengan hipertensi di RW 02 Desa Putat Kecamatan Gedangan
Kabupaten Malang.
1.3.2 Tujuan Khusus
Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk :
a. Mengetahui pola pengaturan diet harian pada lansia dengan hipertensi di
RW 02 Desa Putat Kecamatan Gedangan Kabupaten Malang
b. Mengetahui jenis diet yang biasa dikonsumsi oleh lansia yang mengalami
hipertensi di RW 02 Desa Putat Kecamatan Gedangan Kabupaten
Malang.

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Bagi Lahan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi lahan
penelitian / Puskesmas tentang pengaturan diet pada lansia dengan
hipertensi sehingga petugas Puskesmas dapat memberikan intervensi-
intervensi yang terkait dengan program kesehatan. Salah satu bentuk
kegiatan misalnya mengadakan penyuluhan kesehatan tentang pengaturan
diet pada lansia dengan hipertensi melalui kegiatan dalam Posyandu Lansia.
1.4.2 Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat disampaikan kepada masyarakat
misalnya melalui kegiatan-kegiatan sosial-keagamaan seperti tahlilan yang
ada di desa sehingga menjadi informasi bagi masyarakat, khususnya para
lansia terkait dengan pengaturan diet pada lansia yang menderita hipertensi.
1.4.3 Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan
Sebagai bahan masukan dan informasi bagi pendidikan keperawatan
serta bagi mahasiswa lain tentang gambaran pengaturan diet pada manusia
lanjut usia yang menderita hipertensi. Hasil penelitian selanjutnya diharapkan
dapat dijadikan acuan dalam pembelajaran asuhan keperawatan gerontik
dalam isntitusi-institusi pendidikan keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai