PENDAHULUAN
Pengetahuan diet dan perilaku membaca informasi nilai gizi makanan kemasan
merupakan hal yang penting dan diperlukan oleh konsumen, terutama bagi konsumen
dengan kondisi medis tertentu yang memerlukan pengendalian asupan zat gizi, misalnya
penderita penyakit degeneratif (non communicable disease). Penderita penyakit obesitas
jantung koroner (PJK) dengan hipertensi dapat mengatur jumlah asupan lemak dan
natrium dengan memperhatikan jumlah lemak total dan natrium yang tercantum dalam
informasi nilai gizi suatu produk pangan. Hal ini memudahkan pasien dalam memilih
makanan yang baik dan tepat untuk dikonsumsi sesuai dengan jenis diet penderita
tersebut.
Penerapan diet atau pengaturan menu makanan tidak secara langsung menyembuhkan
penyakit, tetapi dapat memperbaiki kelainan metabolisme dan mencegah atau
mengurangi gejala penyakit. Kebiasaan masyarakat dalam mengonsumsi produk pangan
saat ini mengalami kecenderungan lebih memilih untuk mengonsumsi makanan
kemasan, makanan tinggi garam, lemak, gula, dan kalori yang terus meningkat
dibandingkan dengan bahan makanan segar. Perubahan ini dapat disebabkan karena
keterbatasan waktu atau pengaruh gaya hidup masyarakat secara global yang sudah
semakin dinamis akibat tuntutan pekerjaan dan permintaan masyarakat yang semakin
tinggi.
Pencantuman informasi yang jelas dan benar pada label makanan kemasan akan
memudahkan konsumen dalam memilih suatu produk pangan yang biasanya juga
dipengaruhi oleh pengetahuan konsumen tentang label makanan kemasan. Menurut
Depkes RI Tahun 2014, membaca label informasi nilai gizi merupakan salah satu
perilaku hidup sehat sebagai upaya preventif dan promotif untuk penyeimbangan
konsumsi karena ada zat gizi (lemak, kolesterol, dan natrium) yang apabila dikonsumsi
terlalu banyak akan meningkatkan risiko terkena penyakit degeneratif seperti penyakit
jantung dan hipertensi. Tingkat pengetahuan gizi seseorang mempengaruhi sikap dan
perilaku dalam pemilihan makanan yang akibatnya akan berpengaruh pada keadaan atau
status gizi yang bersangkutan.
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
2.1 Diet
Diet berasal dari kata Romawi yang berarti gaya hidup. Akan tetapi masyarakat
sudah beranggapan jauh dari pengertian diet itu sendiri. Konsep diet yang benar haruslah
aman. Diet hanya mengacu pada nutrisi yang didapatkan setiap hari. Ada beberapa diet
yang disesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan spesifik, tidak hanya digunakan untuk
proses penurunan berat badan, namun diet digunakan juga untuk menjaga kesehatan
tubuh seorang pasien walaupun pasien tersebut tidak mengalami obesitas. Ada program
diet bagi penderita obesitas yang rendah karbohidrat dan tinggi protein.
Menurut Amirta (2007) diet yaitu pengaturan pola makan yang sesuai dengan tujuan
seseorang melakukan pengaturan makan tersebut. Bila pengaturan pola makan tersebut
bertujuan untuk menurunkan berat badan maka total asupan makanan diatur agak lebih
kecil dari yang dibutuhkan sehingga terjadi penurunan berat badan.
Sedangkan menurut Sandjaja dkk (2009) dalam kamus Gizi Pelengkap Kesehatan
Keluarga, diet memiliki arti sebagai pengaturan pola dan konsumsi makanan dan
minuman yang dilarang, dimodifikasi atau diperbolehkan dengn jumlah tertentu untuk
tujuan terapi penyakit yang diderita, kesehatan, atau penurunan berat badan.
Oleh sebab itu diet dapat di definisikan sebagai usaha seseorang dalam mengatur
pola makan yang bertujuan untuk memperoleh berat badan yang ideal. Seiring
berkembangnya ilmu, dewasa ini diet mempunyai banyak jenisnya dari diet mayo,
golong darah, OCD, Food Combining, dan diet kategonik. Berikut macam-mcam diet
dan definisinya akan di rangkum di bawah ini:
1. Diet Mayo
2. Diet Golongan Darah
3. Diet OCD
4. Diet Food Combining
5. Diet Kategonik
BAB II
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Diet adalah usaha seseorang dalam mengatur pola makan yang bertujuan untuk
memperoleh berat badan yang ideal.
2. Jenis-jenis diet saat yang terpopuler adalah diet mayo, golong darah, OCD,
Food Combining, dan diet kategonik
DAFTAR PUSTAKA
Sandjaja, dkk. 2009. Kamus Gizi Pelengkap Kesehatan Keluarga. Jakarta: Kompas
Penerbit Buku.