BAB I
PENDAHULUAN
tekanan darah yang berada pada atau melebihi 140 mmHg sistol atau 90 mmHg
dari HDK.3-5
dari seluruh kehamilan, terjadi 800.000 kasus pre-eklamsi per tahun dan 43.000 di
dari seluruh kehamilan dengan angka kematian maternal sekitar 9,825% dan
Indonesia pada tahun 2011 disebabkan oleh HDK,7 sejak 2011 sampai 2013
penyumbang terbesar kematian ibu di Jawa Barat adalah HDK 30%, wilayah
Barat.8
terutama yang disebabkan oleh HDK yang meliputi peningkatan kualitas dan
(UKBM) dengan program prioritas KB, KIA, gizi, imunisasi, dan penanggulangan
diare.8 Kelas gizi, kelas ibu, dan kelas laktasi sebagai upaya peningkatan status
kesehatan ibu dan anak di Kota Bogor terfokus pada masalah gizi ibu, bayi dan
Utara, terdapat 1,26% kehamilan dengan hipertensi dari 1.241 ibu hamil pada
tahun 2013. Tahun 2014 jumlah kasus kehamilan dengan hipertensi meningkat
menjadi 2,35% dari 1.332 ibu hamil, pada bulan September 2015 terdapat 0,28%
kehamilan dengan hipertensi dari 1.024 ibu hamil. Berdasarkan hasil observasi
dan wawancara pada petugas gizi di puskesmas warung jambu, konseling gizi
Status gizi dan asupan nutrisi ibu selama kehamilan merupakan tindakan
yang tepat sebelum dan selama kehamilan sangat menentukan kesehatan dan
antara ibu dan janin yang dapat merugikan status kesehatan keduanya.
janin, pre-eklamsi, dan terkait peningkatan risiko penyakit pada masa dewasa,
rendah magnesium, rendah kalsium, dan tinggi total energi, selama kehamilan
termasuk faktor yang berkaitan dengan HDK.10,12,17 Natrium, protein, lemak, dan
eklamsi meningkat pada ibu hamil yang mengonsumsi gula buatan (pemanis
minuman ringan), dan makanan ringan dengan tinggi garam.17 Perilaku diet pada
kehamilan dengan konsumsi tinggi susu, status cukup vitamin D,18 asupan tinggi
sayuran, makanan nabati, minyak sayur, omega 3, terutama yang bersumber dari
risiko pre-eklamsia.19
melakukan penelitian hubungan antara diet pada awal trimester dan HDK atau
pre-eklamsi, menemukan ibu hamil dengan asupan tinggi omoga-3 dan ikan
mempunyai risiko lebih rendah untuk mengalami HDK atau pre-eklamsi. Calusen
dkk.17 menemukan asupan energi lebih tinggi pada ibu hamil pre-eklamsi
Pencegahan pre-eklamsia dan komplikasi yang akan terjadi pada ibu hamil
HDK atau risiko tinggi pada masa antenatal dapat dilakukan dengan
gaya hidup.12,16 Masa kehamilan merupakan masa yang penting sepanjang siklus
kehidupan terutama bagi wanita, keluarga, dan masyarakat. Ketika hamil wanita
sangat termotivasi untuk melakukan perubahan, saran diet sehat, dan perubahan
4
ke arah pola makan yang sehat.20 Perubahan pola makan dengan peningkatan
asupan sayuran dan makanan nabati memiliki biaya dan risiko rendah dibanding
Salah satu strategi untuk meningkatkan status gizi ibu saat hamil melalui
edukasi dan konseling gizi, terfokus pada peningkatkan kualitas diet ibu hamil
peningkatan berat badan yang adekuat melalui konsumsi protein dan energi yang
gizi merupakan suatu bentuk pendekatan yang digunakan dalam asuhan gizi untuk
menolong individu dan keluarga memperoleh pengertian yang lebih baik tentang
perubahan pola makan serta memecahkan masalah terkait gizi ke arah kebiasaan
hidup sehat.23
masalah gizi dan intervensi gizi dengan menentukan jumlah dan jenis makanan
maintenance, dan termination .24 Konseling dengan metode TTM terbukti efektif
dalam perilaku diet,25, 26 dan manajemen berat badan.27 Individu akan mengalami
kesuksesan mengubah perilaku bila dilakukan dalam strategi yang sesuai dengan
tahapan kesiapan untuk berubah. Aveyard dkk.28 melakukan uji acak tercontrol
pada ibu hamil merokok, transtheoretical model sesuai untuk perubahan perilaku
bahwa hanya 24% RS dan 45% puskesmas yang melakukan konseling dan
edukasi sesuai standar pada saat pelayanan antenatal.29 Pelayanan konseling gizi
muncul dengan metode konseling tersebut adalah kurangnya motivasi klien untuk
ibu dan keluarga pada saat pelayanan antenatal masih kurang, terutama tentang
kesehatan gizi ibu dan bayi sehingga pengetahuan keluarga dan masyarakat untuk
dengan wanita hamil dapat efektif mengubah sikap masyarakat agar lebih
waspada dalam menyikapi kehamilan dan dapat lebih siaga ketika terjadi
konseling gizi dapat mengatasi masalah gizi dalam kehamilan, risiko pre-eklamsi,
mendasari faktor predisposisi, serta dampak potensial terhadap kesehatan ibu dan
gizi pada ibu hamil hipertensi dalam kehamilan terhadap perubahan asupan makan
ibu.
hipertensi dalam kehamilan dan termotivasi untuk melakukan pola asupan makan
yang sehat;
dalam memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil hipertensi dalam kehamilan
8
perkembangan janin;
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
2.1.1.1 Definisi
dengan tujuan membantu orang lain agar dapat memecahkan masalah yang
pemahaman klien yang lebih baik tentang dirinya, kaitan antara dirinya dan
individu atau kelompok yang mengalami sesuatu masalah (disebut klien) dengan
yang disampaikan konselor gizi.22 Konseling gizi merupakan sebuah proses yang
perubahan dan pemeliharaan seperti pada pasien dengan penyakit kronik yang
merupakan sumber informasi yang terpercaya oleh ibu hamil untuk pengetahuan
tentang kesehatan ibu dan janin, dimana bidan merupakan pemberi asuhan yang
dan keterampilan yang diinginkan untuk membuat perubahan. Perubahan diet atau
asupan makan yang dilaksanakan pasien akan memberikan dampak yang posistif
informasi yang diperlukan tentang masalah gizi yang perlu ditangani selama sesi
perilaku makan baru, dan hambatan yang mungkin perlu ditangani dalam rangka
perilaku telah dinilai, konselor gizi harus menentukan tindakan yang terbaik untuk
Konseling dan edukasi gizi yang terfokus pada peningkatkan kualitas diet
kenaikan berat badan 0,45 kg dalam kehamilan, mengurangi 30% risiko anemia
pada pada trimester akhir kehamilan, meningkatkan 105 g berat lahir, dan
setiap minggu dengan penguatan dapat memberikan perubahan yang baik pada
selama kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan janin yang dilakukan
nutrisi ibu dan janin dapat dilakukan oleh bidan sebagai salah satu tujuan dari
asuhan kebidanan yang memastikan kesehatan ibu dan janin selama kehamilan
sehingga menghasilkan persalinan dan nifas yang normal dan bayi yang dilahirkan
sehat.34, 35
berperilaku sehat, dan membuat strategi atau proses perubahan untuk membantu
12
individu melalui tahapan perubahan ke tahap aksi dan pemeliharaan yang fokus
Pada tahap ini, pasien belum terpikir atau belum punya keinginan untuk
melakukan tindakan. Pada tahap ini pasien ingin informasi tentang risiko dan
cara membuat iklim yang mendukung untuk berubah, diskusikan aspek pribadi
2. Contemplation (memikirkan)
Pada tahap ini, pasien masih dalam tahap ambivalensi (dua pikiran antara
tindakan dalam 6 bulan berikutnya. Tujuan konseling pada tahap ini adalah
perubahan.
3. Preparation (persiapan)
arahan konselor. Tujuan konseling pada tahap ini adalah memulai perubahan.
berubah, diskusikan sebelumnya upaya untuk berubah dan cara untuk berubah,
4. Action (Aksi)
Pada tahap ini pasien melakukan aksi yang membawa perubahan selama
kurang dari 6 bulan. Tujuan konseling di tahap ini adalah membuat pasien tetap
pada perubahan yang telah dilakukan. Strategi konseling yang dilakukan adalah
5. Meintenance (Pemeliharaan)
Pada tahap ini pasien melakukan perubahan selama lebih dari 6 bulan.
Tujuan konseling di tahap ini adalah untuk penguatan komitmen pasien dan
6. Termination (Penghentian)
Tidak ada godaan untuk kembali dan 100% percaya diri pada tahap ini.24
14
perubahan perilaku.
Sumber: Velicer dkk 1998, the temporal dimension as the basic for the stages of
change
perubahan.24 TTM sudah terbukti efektif dalam perilaku diet dan manajemen berat
perilaku bila dilakukan dalam strategi yang sesuai dengan tahapan kesiapan untuk
berubah.26 TTM fokus pada konsep perubahan perilaku dan dapat terjadi dalam
tahap awal motivasi sebagai perpindahan gaya hidup klien yang lebih sehat.
15
TTM dengan intervensi konseling diet rendah lemak selama 1 bulan pada
729 partisipan, 20,6% merubah perilaku partisipan 1 atau lebih tahapan berubah,
14,7% menurun dan 64,6% tetap.36 Aveyard dkk.28 melakukan uji acak tercontrol
model sesuai untuk perubahan perilaku pada ibu hamil perokok. Hasil intervensi
dengan TTM bermakna pada ibu hamil dalam tahap persiapan awal, yaitu ibu
2.1.3.1 Definisi
untuk menyusun menu atau intervensi untuk meningkatkan sumber daya manusia
(SDM), mulai dari keadaan kesehatan dan gizi serta produktivitasnya. Mengetahui
asupan makanan suatu kelompok masyarakat atau individu merupakan salah satu
bersangkutan.24
Faktor diet ibu sebelum dan selama kehamilan pun memengaruhi keduanya.11
a. Energi.
penilaian asupan makan pada kehamilan usia 17-19 minggu yang dilakukan oleh
Calusen dkk.17 dengan kuesioner frekuensi makanan diberikan pada 3771 wanita
Norwegia, didapatkan asupan energi lebih tinggi pada wanita mengalami pre-
kehamilan.
antioksidan lainnya. PUFA sangat rentan terhadap oksidasi, dan karena itu
interaksi potensial antara asupan PUFA dan antioksidan, dan efek pengganggu
sama, hubungan yang kuat antara asupan tinggi asam trans - lemak dan risiko
dalam eritrosit ibu lebih tinggi dari dibandingkan dengan kemlompok kontrol,
namun data ini adalah cross- sectional dan tidak dapat menentukan apakah
d. Diet antioksidan.
telah menunjukkan bahwa asupan vitamin C yang rendah dan vitamin E adalah
usia kehamilan 20 minggu pada wanita berisiko tinggi, terjadi penurunan 61%
e. Kalsium.
susu, seperti susu, yogurt, dan keju. Kalsium berperan besar dalam tubuh,
membantu pembentukan dan menjaga kesehatan tulang dan gigi, juga membantu
jantung untuk berdetak normal. Kasium juga berperan dalam pembekuan darah,
mengirim dan menerima sinyal saraf dan melepaskan hormon. Ibu hamil
Nutrition,15 suplemen kalsium 1.000 mg per hari dapat menurunkan tekanan darah
pada HDK secara signifikan. Suplemen kalsium selama hamil juga dapat
mengurangi risiko HDK dan pre-eklamsi. Hasil tinjauan sistematik dan meta
analisis dari studi obeservasi 23 penelitian kohort dan 15 penelitian kasus control,
magnesium dan kalsium lebih rendah untuk kasus HDK, dibandingkan dengan
wanita hamil tanpa HDK. Asupan kalsium yang lebih tinggi secara konsisten
Penilaian recall 24 jam yang dilakukan Moris dkk.38 pada 4157 ibu hamil
dengan usia kehamilan 13-21 minggu dalam uji coba terkontrol secara acak
perbedaan asupan energi atau nutrisi lain antara kasus dan kontrol. penelitian ini
dibatasi oleh penggunaan metode recall 24 jam, yang tidak dapat menilai asupan
f. Vitamin D.
fungsinya tidak terbatas pada efek metabolisme tulang dan homeostasis mineral
dan mengatur gen yang terkait dengan implantasi normal dan angiogenesis,
mengatur tekanan darah. Ibu hamil yang kekurangan vitamin D rentan terhadap
respon inflamasi, yang menjadi ciri khas pre-eklamsi.15 Bodnar dkk.22 melakukan
penelitian pertama, meneliti status vitamin D pada ibu hamil sebelum onset
penyakit dan risiko pre-eklamsi dalam studi kasus-kontrol pada ibu hamil nulipara
dan sampel acak dari kontrol (n = 219). Hasil pengamatan terlihat serum 25 (OH)
D di <22 minggu kehamilan lebih rendah pada wanita yang mengalami pre-
eklamsi dibandingkan dengan kontrol {rata-rata geometris (IK 95%): 53,1 (47,1-
hubungan monoton antara serum 25 (OH) D di <22 minggu dan risiko pre-
19
lipat risiko pre-eklamsi {OR (IK 95%): 2.4 (1.1-5.4)}. Data ini menunjukkan
untuk pre-eklamsia.
g. Zinc.
Biomarker status zinc, termasuk plasma dan konsentrasi sel putih zinc dan
konsentrasi zinc plasenta berkurang pada wanita dengan hipertensi gestasional dan
observasional sebelum onset penyakit. Salah satu uji coba secara acak dari
Penelitian lebih lanjut diperlukan dalam peran zinc dalam patogenesis pre-
eklampsia.15
h. Magnesium.
eklamsi, beberapa penelitian melihat peran diet magnesium sebagai faktor risiko
untuk pre-eklamsi. Namun, dalam dua percobaan acak yang dilakukan untuk
i. Natrium.
hipertensi diluar konteks kehamilan, diet rendah garam selama hamil sebagai
penanganan HDK tidak efektif mengurangi risiko komplikasi HDK dan pre-
20
eklamsi.14,15 Diet ini dapat disarankan pada ibu hamil yang mengalami edema,
j. Suplemen Multivitamin.
bulan setelah pembuahan mengurangi risiko pre-eklamsi sampai dengan 45% (RR
multivitamin yang khas, yang mengandung dosis nutrisi sekitar tingkat harian
paling relevan untuk efek ini, banyak mikronutrien lainnya telah terlibat dan
ibu hamil dengan berat badan normal 350 kal selama trimester dua, dan 500 kal
pada trimester tiga.16 Asupan karbohidrat 5060% dari total kalori, asupan protein
71 gram per hari atau 1 gram per kilogram berat bada, lemak tetap berada pada
makan yaitu:
frekuensi konsumsi sejumlah bahan makanan atau makanan jadi selama periode
digunakan. Data dari kuesioner dibagi kedalam beberapa kategori, seperti asupan
rendah, sedang dan tinggi. Daftar pertanyaan dalam kuesioner dapat dimodifikasi
(energi) pada konsumsi makanan dengan mencatat jenis dan jumlah bahan
Metode ini disebut juga food records atau diary records, yang digunakan
untuk mencatat jumlah yang dikonsumsi. Pada metode ini responden diminta
untuk mencatat semua yang ia makan dan minum setiap kali sebelum makan
dalam ukuran rumah tangga (URT) atau menimbang dalam ukuran berat (gram)
22
tersebut;
metode ini sendiri terdiri dari tiga komponen yaitu: 1) Komponen pertama adalah
wawancara (termasuk recall 24 jam), yang mengumpulkan data tentang apa saja
daftar (check list) yang sudah disiapkan untuk mengecek kebenaran dari recall 24
jam tadi; 3) Komponen ketiga adalah pencatatan konsumsi selama 2-3 hari
menaksir secara visual banyaknya sisa makanan yang ada untuk setiap golongan
makanan atau jenis hidangan. Hasil estimasi tersebut dapat dalam bentuk berat
makanan yang dinyatakan dalam bentuk gram atau dalam bentuk skor bila
4: jika tersisa hampir mendekati utuh ( hanya dikonsumsi sedikit atau 5%);
Skala Comstock tersebut pada mulanya digunakan para ahli biotetik untuk
dikonversi kedalam persen dan dikalikan dengan berat awal. Hasil dari penelitian
tersebut juga menunjukkan adanya korelasi yang kuat antara taksiran visual
dari metode taksiran visual antara lain: waktu yang diperlukan relatif cepat dan
singkat, tidak memerlukan alat yang banyak dan rumit, menghemat biaya dan
metode taksiran visual antara lain diperlukan penaksir (estimator) yang terlatih,
dan sering terjadi kelebihan dalam menaksir (over estimate) atau kekurangan
Hipertensi dalam kehamilan dapat terjadi disertai gejala klinis atau tanpa gejala
yang dapat mengancam nyawa ibu hamil dan bayinya. 40% hipertensi dalam
pascapersalinan.25
a. hipertensi gestational:
proteinuria dan biasanya tekanan darah akan kembali normal sebelum 12 minggu
pasca persalinan;
b. pre-eklamsi:
c. eklamsi:
keadaan koma;
25
d. hipertensi kronik:
minggu, ditemukan tekanan darah 140/90 mmHg dan tidak menghilang setelah
mg/24 jam setalah kehamilan 20 minggu, dapat disertai gejala dan tanda pre-
eklamsi lainnya.25
a. perubahan makan:
makan dengan porsi kecil di selingi dengan makanan selingan akan membantu
memengaruhi keadaan tekanan darah ibu, namum akan membantu ibu menjalani
kehamilannya dengan baik, memperkuat hubungan dengan janin. Bed rest tidak
c. antihipertensi untuk hipertensi berat (Tekanan sistol > 160 mmHg atau 110
mmHg diastole):
lebih rendah dari 160mmHg untuk sistol dan lebih rendah dari 110mmHg untuk
antihipertensi, detak jantung janin haruslah terpantau samapi tekanan darah ibu
2.1.5.1 Gravida
Gravida ialah riwayat jumlah kehamilan yang dialami oleh ibu. Riwayat
luar faktor pendidikan yang dimiliki. Usia ibu dapat menjadi indikator dalam
Status pekerjaan ibu mempunyai peluang cukup besar dalam masalah gizi.
daya beli keluarga. Pada keluarga dengan pendapatan terbatas, besar kemungkinan
tidak dapat memenuhi kebutuhan makannya, baik kualitas maupun kuantitas. Ibu
yang memiliki pekerjaan tetap, memiliki jaminan sosial yang relative lebih baik
pada dirinya sendiri. Status pekerjaan ibu dapat memengaruhi perilaku asupan
makan ibu.
hidup. Pendidikan ibu merupakan salah satu faktor yang penting dalam
pendidikan yang baik ibu dapat menerima segala informasi dari luar terutama
tentang asupan makan yang baik untuk keadaan kehamilannya dan kebutuhan
perilaku makan. Tinggi rendahnya tingkat pendidikan ibu erat kaitannya dengan
pengetahuan gizi yang diperoleh, hal ini dapat dijadikan landasan metode
menentukan kebutuhan akan kualitas dan kuantitas makanan dalam jumlah dan
mutu yang memadai. Tingkat ekonomi keluarga dapat dilihat dari besar
penghasilan yang berpengaruh pada tingkat konsumsi pangan termasuk zat gizi.
tinggi total energi,15 rendah magnesium, dan rendah kalsium selama kehamilan
termasuk faktor yang berkaitan dengan HDK.19 Natrium, lemak, dan karbohidrat
meningkat pada ibu hamil yang mengonsumsi gula buatan (pemanis minuman
ringan), dan makanan ringan dengan tinggi garam.21 Perilaku diet pada kehamilan
dengan konsumsi tinggi susu, status cukup vitamin D,22 asupan tinggi sayuran,
makanan nabati, minyak sayur,21 omega 3, terutama yang bersumber dari minyak
risiko pre-eklamsia.16
eklamsi.23 Pencegahan pre-eklamsia dan komplikasi yang akan terjadi pada ibu
hamil HDK atau risiko tinggi pada masa antenatal dilakukan perubahan perilaku
29
Perubahan pola makan dengan peningkatan asupan sayuran dan makanan nabati
dalam strategi yang sesuai dengan tahapan kesiapan untuk berubah.34 Konseling
perubahan yang baik pada status gizi selama kehamilan.44 Konseling dengan
metode transtheoritical dapat menilai tahapan perilaku ibu hamil untuk berubah,
sehingga konseling gizi akan efektif sebagai motivasi untuk merubah asupan
makan ibu hamil.TTM fokus pada konsep perubahan perilaku dan dapat terjadi
dalam tahap awal motivasi sebagai perpindahan gaya hidup klien yang lebih
sehat.34
Asupan makan ibu dapat di pengaruhi oleh status gravida, usia ibu, jenis
pekerjaan ibu, tingkat pendidikan, dan status ekonomi keluarga. Pemilihan jenis
Untuk lebih jelasnya kerangka pemikiran di atas dapat dilihat pada kerangka
Konseling Gizi
1. Tinggi total energi Transtheoritical
Hipertensi Dalam
2. Rendah magnesium Methode
Kehamilan
3. Rendah kalsium
Perubahan asupan
1. Tinggi Natrium
makan ibu
2. Tinggi asam trans-
lemak 1. Gravida
3. Rendah vitamin D 2. Usia ibu
4. Rendah vitamin C Preeklamsi/ 3. Tingkat
v Eklamsi pendidikan ibu
5. Rendah vitamin E
6. Rendah Omega-3 4. Status ekonomi
keluarga
2.2 Premis
hamil.13,14,15
Pemis 2: Asupan makan yang baik pada ibu hamil hipertensi dalam kehamilan
janin.16,17,18,19,20,21,22,23,24
Premis 4: Konseling Gizi yang dilaksanakan sesuai dengan kesiapan ibu untuk
2.3 Hipotesis
BAB III
Subjek pada penelitian ini adalah ibu hamil trimester 1 dan 2 dengan
Utara. Objek penelitiannya adalah perubahan asupan makan ibu hamil dengan
hipertensi dalam kehamilan. Subjek yang diikutsertakan dalam penelitian ini harus
memenuhi kriteria inklusi dan tidak termasuk kriteria eksklusi, serta bersedia
kehamilan di Kecamatan Bogor Utara. Populasi target dalam penelitian ini adalah
seluruh ibu hamil trimester 1 dan 2 dengan hipertensi dalam kehamilan yang
populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil trimester 1 dan
Kecamatan Bogor Utara yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak termasuk
kriteria eksklusi.
33
( + )
1 = 2 = 2 ( )2
1 2
(1.64 + 1.28)2
1 = 2 = 2 ( )2
1
Keterangan:
n : Jumlah sampel
dalam penelitian ini tiap-tiap kelompok 23 ibu (kelompok ibu hamil HDK dengan
konseling TTM sebanyak 23, kelompok ibu hamil HDK tanpa konseling TTM
out sehingga sampel penelitian ini sebanyak 33 ibu hamil HDK. Perbandingan
sampel untuk tiap-tiap kelompok adalah 1:1, yaitu kelompok yang diberikan
intervensi sebesar 33 ibu hamil HDK dan yang tidak dberikan intervensi sebanyak
simple random sampling, yaitu dengan merandom 66 ibu hamil HDK dari
34
a) Ibu hamil trimester 1 sampai 2 dengan tekanan sistol diatas 130 mmHg
dan tekanan diastol di atas 90 mmHg tanpa protein uria yang melakukan
test with control design. Desain penelitian ini mempunyai kelompok kontrol,
Pretest Posttest
Klp2 Konseling Gizi
(FFQ) (FFQ)
1) Variabel bebas pada penelitian ini adalah: konseling gizi dengan pendekatan
transtheoretical model
2) Variabel terikat dalam penelitian ini adalah : perubahan asupan makan ibu
hamil HDK
3) Variabel perancu dalam penelitian ini adalah : gravida, usia ibu, tingkat
Variabel Terikat:
Perubahan asupan Kemampuan dalam - Food Frequency 1. Asupan makan Ordinal
makan mengkonsumsi asupan Quetioner (FFQ) berubah
makanan yang sehat setiap semi quantitative 2. Asupan makan tidak
hari - Recall 24 jam berubah
Energi Konsumsi total energi dalam - Food Frequency 1. Tinggi (>2550 kkal) Nominal
asupan makan ibu hamil Quetioner (FFQ) 2. Cukup (2550 kkal)
semi quantitative 3. Kurang (<2550kkal)
- Recall 24 jam
Lemak Total Konsumsi lemak total dalam - Food Frequency 1. Tinggi (>85 kkal) Nominal
asupan makan ibu hamil Quetioner (FFQ) 2. Cukup (85 kkal)
semi quantitative 3. Kurang (<85kkal)
- Recall 24 jam
Kalsium Konsumsi kalsium dalam - Food Frequency 1. Tinggi (>1300 kkal) Nominal
asupan makan ibu hamil Quetioner (FFQ) 2. Cukup (1300 kkal)
semi quantitative 3. Kurang (<1300kkal)
- Recall 24 jam
Magnesium Konsumsi tmagnesium dalam - Food Frequency 1. Tinggi (>350 kkal) Nominal
asupan makan ibu hamil Quetioner (FFQ) 2. Cukup (350 kkal)
semi quantitative 3. Kurang (<350kkal)
- Recall 24 jam
Natrium Konsumsi natrium dalam - Food Frequency 1. Tinggi (>1500 kkal) Nominal
asupan makan ibu hamil Quetioner (FFQ) 2. Cukup (1500 kkal)
semi quantitative 3. Kurang (<1500kkal)
- Recall 24 jam
Vitamin E Konsumsi vitamin E dalam - Food Frequency 1. Tinggi (>15 kkal) Nominal
asupan makan ibu hamil Quetioner (FFQ) 2. Cukup (15 kkal)
semi quantitative 3. Kurang (<15kkal)
- Recall 24 jam
Vitamin C Konsumsi vitamin C dalam - Food Frequency 1. Tinggi (>85 kkal) Nominal
asupan makan ibu hamil Quetioner (FFQ) 2. Cukup (85 kkal)
semi quantitative 3. Kurang (<85kkal)
- Recall 24 jam
37
Variabel Perancu
Gravida Jumlah kehamilan yang Kuesioner 1. Primigravida Nominal
dialami oleh ibu (Kehamilan pertama)
2. Multigravida
(kehamilan kedua dan
ketiga)
3. Grandemulti gravida
(kehamilan > 3)
Pekerjaan ibu Kegiatan yang dilakukan ibu Kuesioner 1. Mengurus rumah Nominal
sebagai upaya mencari nafkah tangga
2. Wiraswasta
3. Karyawan
Pada penelitian ini menggunakan data primer yaitu data yang diambil
secara langsung dari ibu hamil HDK dengan menjawab pertanyaan yang terdapat
1) Persiapan
b. Menyusun instrumen yang akan digunakan dalam penelitian, yang terdiri dari
modul konseling gizi untuk ibu hamil HDK. Modul konseling gizi terlebih
2) Pelaksanaan
a. Melakukan FFQ sebagai tes awal terhadap subjek penelitian untuk mengetahui
b. Melaksanakan konseling gizi pada 66 ibu hamil HDK (tiap-tiap ibu hamil pada
d. Pada kelompok kontrol hanya diberikan konseling gizi oleh peneliti tanpa
perubahan asupan makan pada ibu hamil HDK setelah mendapatkan konseling
gizi. Tes yang digunakan yaitu penilaian FFQ pada masing-masing kelompok.
3) Pengolahan data
39
sesuai urutan serta dilihat apakah ada kesalahan dalam pengisian dan
Pertanyaan yang jawabannya tidak lengkap tidak diolah atau dimasukan dalam
data missing.
b. Coding : yakni mengubah data bentuk kalimat atau huruf menjadi data angka
memasukan data.
c. Entry data : Data yang telah diberi kode dimasukan secara manual kedalam
kebiasaan atau rata-rata konsumsi makan ibu hamil selama 1 minggu dan recall
24 jam untuk menilai konsumsi makan ibu hamil sehari-hari. Kuesioner tersebut
sesuai kelompok jenis makanan. Isi FFQ pretest dan postest adalah sama.
ibu hamil dengan niat dan tindakan dalam perilaku, dikategorikan dalam lima
dan maintenance.
40
1) Uji validitas
kecermatan suatu alat ukur dalam mengukur suatu data. Uji validitas kuesioner
menghitung skor total. Suatu pertanyaan dikatakan valid dan dapat mengukur
variabel penelitian jika nilai koefisien validitasnya lebih dari satu atau sama
dengan 0,361.
2) Uji reliabilitas
kepercayaan hasil suatu pengukuran atau sejauh mana pertanyaan dapat dipahami
atau alpha lebih besar atau sama dengan 0,7. Uji reliabilitas menggunakan alat
gizi dan aula puskesmas yang dijadikan tempat penelitian. Penelitian ini dilakukan
Pretest
(FFQ)
Minggu 1 : Minggu 3 :
- Recall 24 jam menilai - Recall 24 jam menilai
konsumsi makan ibu konsumsi makan ibu
- Kuesioner tahapan berubah - Kuesioner tahapan berubah
- -
Minggu 4 :
Minggu 2 :
- Recall 24 jam menilai
- Recall 24 jam menilai
konsumsi makan ibu
konsumsi makan ibu
- Kuesioner tahapan berubah
- Kuesioner tahapan berubah
-
-
Posttes
(FFQ)
Analisis Data
P = F/N x 100%
Keterangan:
P : Proporsi
F : Frekuensi
1) Uji Chi-Square untuk uji perbedaan variabel perancu (Gravida, usia ibu,
tingkat pendidikan ibu, pekerjaan ibu, status ekonomi keluarga) pada kelompok
2) Uji t tidak berpasangan atau Mann-Whitney (bila distribusi data tidak normal)
kelompok.
43
3) Uji t berpasangan atau Wilcoxon (bila distribusi data tidak normal) untuk
4) Uji normalitas data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan uji
dari dua kelompok atau lebih dengan mengendalikan satu atau lebih variabel yang
memengaruhi.
Pada penelitian ini, Peneliti menerapkan tiga prinsip etik yang mendasari
peneliti jika ada yang perlu didiskusikan atau disampaikan baik dari subjek
yang akan dilakukan. Penelitian ini bersifat sukarela dan tanpa paksaan dalam
bentuk apapun, serta subjek penelitian berhak untuk mengundurkan diri kapanpun
jika tidak setuju dengan tindakan yang akan diberikan selama proses penelitian.
44
tentang asupan makan bagi ibu hamil HDK sehingga diharapkan mampu
dirasakan subjek penelitian tidak ada secara fisik, pada penelitian ini hanya
cinderamata berupa alat makan seharga Rp8.000 s.d 10.000 sebagai kompensasi
hak mereka sebagai subjek penelitian. Pada proses penelitian, konselor dan klien
tidak saling mengenal dan tidak memiliki hubungan kerabat dengan seluruh
pendekatan TTM berpengaruh terhadap asupan makan ibu hamil HDK, maka
konseling gizi dengan pendekatan TTM akan diberikan pada kelompok kontrol.
Kerahasiaan informasi yang diperoleh dari semua subjek penelitian dan hasil
Kelompok HDK p
Hipertensi
Karakteristik Responden Preeklamsi
Gestasional
n % n %
Gravida
Primigravida
Multigravida
Grandemulti gravida
Usia ibu
20 tahun
21-34 tahun
35 tahun
Tingkat pendidikan ibu
SD
SMP
SMA
Perguruan Tinggi
Pekerjaan ibu
Mengurus rumah tangga
Wiraswasta
Karyawan
Status ekonomi keluarga
Kurang
Tinggi
Total