Anda di halaman 1dari 58

Antropometri

Arien Himawan
Antropometri
 Definisi:
Pengukuran variasi dimensi fisik dan komposisi kasar
(gross composition) tubuh pada usia, jenis kelamin dan
status gizi
 Hasil pengukuran dibandingkan dengan Reference
Standard
 Banyak dipakai pada penentuan status gizi terutama
bila terjadi ketidakseimbangan asupan protein dan
energi dalam jangka lama
Pengukuran Antropometri
 Pengukuran demensi fisik
 Pengukuran “body size”
 Pengukuran indeks pertumbuhan
 BMI pada anak
 BMI pada dewasa
 Pengukuran komposisi tubuh
 Pengukuran lemak tubuh
 Pengukuran massa bebas lemak tubuh
Pengukuran “body size”

 Berat Badan
 Panjang badan/Tinggi badan
 Lingkar kepala
 Tinggi lutut
Anthropometry – Body Composition

Muscle, Fat, Bone, Water

Body Mass: Fat Store:


 LBM – Body mass that  Essential Fat for
contains small % (~3%) physiological function, eg.
essential fat fat stored in muscle, liver,
[Essential fat + Muscle + heart
Water + Bone]  Storage fat in adipose
 Fat Free Mass (FFM) tissue – visceral fat and
subcutaneous fat
Body Compostion cont’d.
 Practical Methods in Clinical Setting:
 Weight, height & weight Hx
 Skinfolds thickness measurement with calipers,
circumferences
 TSF, MAMC,WHR
 More precise, occasional use:
 Bioelectrical Impedance Analysis (BIA)
 FFM, % body fat
 Dynamometry (grip strength)
 Precise, Expensive, Research purposes:
 CT, MRI, Dexascan, TBK,TBN
BERAT BADAN

 Timbangan : digital, pegas


 Sensitif terhadap perubahan, tidak sensitif terhadap
proporsi tubuh
 Kegunaan BB dalam klinik :
- Menilai “gangguan” gizi (akut/kronik), pertumbuhan
- Monitoring keadaan kesehatan
- Penghitungan dosis obat dan makanan
Berat badan
ANTROPOMETRI
Berat Badan
 Berat Badan Ideal (BBI) rumus Brocca dimodifikasi :

BBI = 90% x (TB dalam cm - 100) x 1 kg

 TB ♂ < 160 cm & ♀ < 150 cm, rumus dimodifikasi menjadi :

BBI = (TB dalam cm - 100) x 1 kg

BB Normal BB Ideal ± 10%


BB kurus < BBI – 10%
BB Gemuk > BBI + 10%
WHO WPR/IASO/IOTF dalam The Asia-Pacific Perspective: Redefining Obesity and its Treatment.
PANJANG BADAN/TINGGI BADAN
 Merupakan ukuran antropometrik kedua yang
terpenting.
 Indikator untuk gangguan pertumbuhan fisik yg sudah
lalu (stunting)
 Perubahan TB relatif lambat
 2 macam teknik pengukuran
 panjang supinasi (< 2th)
 tinggi badan (>2 th)
PANJANG BADAN/TINGGI BADAN
 Stadiometer
 Pengukuran dilakukan dengan posisi tegak, muka
menghadap lurus ke depan tanpa menggunakan alas
kaki (Frankfurt plane horizontal).
 Rumus prediksi tinggi akhir anak sesuai dengan
potensi genetik berdasarkan data tinggi badan ortu
(mid parental height)
Mid parental height (bila TB anak < -2 SD)

TB anak pr =(TB ayah – 13 cm)+TB ibu ± 8,5 cm


2

TB anak LK =(TB ayah + 13 cm)+TB ibu ± 8,5 cm


2
Panjang badan dan
Tinggi badan
LINGKAR LENGAN ATAS
(mid-upper-arm circ) MUAC

 Mencerminkan tumbuh kembang jaringan lemak dan


otot yang tdk terpengaruh oleh keadaan Cairan tubuh
 Pengukuran menggunakan pita ukur / pita Shakir,
diukur pada pertengahan antara acromion dan
epicondylus lateralis
Cara mengukur LILA :
 Yang diukur adalah pertengahan lengan atas yang non
dominan.
Pertengahan ini dihitung jarak dari siku sampai batas
lengan kemudian dibagi 2
(antara puncak prosesus akromialis scapula dan Proc. Olekranon
os ulna)
 Lengan dalam keadaan tergantung bebas tidak tertutup
kain/pakaian, diflexikan 90 derajat
 Pita dilingkarkan pada pertengahan lengan tersebut
sampai cukup terukur keliling lingkar lengan, tetapi pita
jangan terlalu kuat ditarik atau terlalu longgar
Mid upper arm circumference

Pita Shakir : untuk anak usia 6 bln – 4 tahun


LINGKAR LENGAN ATAS (LILA)
 Status Gizi LILA : Kriteria
LILA x 100% • Baik : >85%
Standar LILA • Kurang : 70,1% - 85%
• Buruk : < 70%
Standar LILA :
Laki2 : 29,5
Perempuan : 28,5
 BB (LILA) :
LILA diukur x BBI
LILA 90%
Standar LILA :
Laki2 : 29,5
Perempuan : 28,5
LINGKAR LENGAN ATAS (LILA)
rumus lain

 LILA :
wanita = LILA diukur x (TB - 100)
25.7
Laki-laki = LILA diukur x (TB – 100)
26.3

Nilai normal untuk orang Indonesia dewasa belum ada

Bagi orang kaukasia (kulit putih)


Standar 90 %
Laki-laki : 26,3 cm
Wanita : 25,7 cm
(dudek 2001)
 Adjustment Amputation
100 - % amputation X BBI (untuk TB original)
100
% BB dan kontribusinya u/perkiraan BBI
Tangan 0,7 %
Fore arm & hand 2,3%
Seluruh Tangan 5,0%
Foot 1,5%
Lower leg-foot (below knee) 5-9%
Entire leg 16,0%
 Adjustment Trauma Tulang Belakang
Paraplegia = kurangi 5 – 10% BBI
Quadriplegia = kurangi 10% - 15% BBI
7%

Whole
43% arm
Below elbow 3% 6.5%

Hand 1%

Whol
Above knee 13%
e leg
Below knee 6%
18.5%

Foot 1.8%
LINGKAR LENGAN ATAS dan LINGKAR OTOT
LENGAN ATAS

Pengukuran lingkar lengan atas dilakukan pada bagian


pertengahan antara pangkal lengan atas (kaput humeri)
dan ujung siku.
 Lingkar otot lengan atas :
 LOLA = Lingkar lengan atas (cm) - 3,14 (trisep
skinfold (cm)
Mid-arm muscle circumference

Normal 25.5, 23 cm. Severe depletion < 15, 14 cm

© 2002 Charles H. Halsted


Cara pengukuran frame size menggunakan
lingkar pergelangan tangan
(Gottschlich, 1996)

 Ukur lingkar pergelangan tangan kanan sebanyak


tiga kali, kemudian hasilnya di rata-rata.
 Hitung dengan rumus

Tinggi badan (cm)


Frame size (r) = ---------------------
Lingkar pergelangan tangan (cm)
Lingkar Pergelangan

Pergelanggan tangan yg diukur adalah tangan yg tidak


aktif
Tinggi Lutut
Berguna untuk mengukur tinggi badan/panjang badan pada
pasien yang tidak mampu berdiri, memiliki kelainan tulang
belakang yang berat (tulang belakang melengkung)

PROSEDUR
1. Pasien posisi supinasi, tekuk tungkai bawah pasien dengan sudut 90
derajat
2. Kemudian salah satu ujung alat pengukur diposisikan di bawah tumit
3. Posisikan ujung lainnya di bagian depan atas condilus femur dan
proximal patella
4. Lalu luruskan posisi kaliper
5. Di paskan dengan lembut
6. Buatlah dua kali pengukuran dengan delta 5 mm
7. Lalu lihat formula tinggi lutut untuk mengetahui perkiraan TB pada
laki-laki dan perempuan
+
Formula Tinggi Lutut
(Gibson, RS; 1993)

 Pria :
(2.02 x tinggi lutut (cm)) – (0.04 x umur (tahun)) + 64.19

 Wanita :
(1.83 x tinggi lutut (cm)) – (0.24 x umur (tahun)) + 84.88

Chumlea,1985

(Untuk yang tdk bisa berdiri dan geriatri bungkuk)


Cara lain memperkirakan TB panjang lengan bawah
(os ulna)
TB berdasar Arm Spain (AS)

TB = 2 X Arm Spain (cm)


TB berdasar Demi Span (DS)
Lingkar pinggang/perut
(Caist Circumference)

 Mengukur lingkaran
pinggang pada lingkar
terkecil diatas panggul
Lingkar Pinggang

 Tujuan
membedakan obesitas
Tipe Abdominal (Android)
Tipe Perifer (Ginoid)

 Obesitas abdominal/sentral
wanita Asia : ≥ 80 cm
pria Asia : ≥ 90 cm
Waist
Circum-
ference
Lingkar Panggul

 Mengukur lingkaran
panggul melewati
tonjolan gluteus yang
paling maksimal
PENGUKURAN BANGUN TUBUH
(BODY/ FRAME SIZE)
Hopkins, B (1996)

– agar kita dapat menentukan berat badan yang diidamkan


(desirable body weight)
– Body size/ frame size dapat dihitung dengan melalui
perhitungan lingkar pergelangan tangan (wrist
circumference).
Lingkar Betis
Perkiraan BB berdasarkan pengukuran
antropometri

Laki-Laki
 (0,98 x LB) + (1,16 x TL) + (1,72 x LILA) + (0,37 x
TLBK subsc) – 81,69
Perempuan
 (1,27 x LB) + (0,87 x TL) + (0,98 x LILA) + (0,4 x
TLBK subsc) – 62,35
Rumus Ulijaszek (1997)
LB= lingkar betis
TL= tinggi lutut
LILA= lingkar lengan atas
TLBK subsc= tebal lemak bawah kulit subskapula
JARINGAN LUNAK

Yang diukur adalah otot dan Lemak (subkutan)


Nilai bervariasi pada KEP

Metode pengukuran :
1. Analisis kimia dan fisik (analisis tubuh saat autopsi)
2. Ultrasonik
3. Densitometri
4. Radiological anthropometry
5. Physical anthropometry (skin fold callipers)
ASSESSMENT OF BODY FAT (Gibson, 1990)

- Triceps skinfold
- Subscapular skinfold
- Biceps skinfold
- Suprailliac skinfold
- Mid-upper-arm fat area
- Calculation of body fat fro skinfold measurement
- Waist hip circumference ratio
ASSESSMENT OF FAT FREE MASS

 Mid-upper-arm circumference
 Mid-upper-arm muscle circumference
 Mid-upper-arm muscle area
 Corrected mid-upper-arm muscle area
LIPATAN KULIT
(Tebal Lemak Bawah Kulit)

 Alat  Caliper
 Biceps Skinfold
Pengukuran dengan menggunakan Caliper, pada
daerah otot biceps di pertengahan lengan atas,
beberapa detik setelah angka penunjuk pada Caliper
berhenti menunjukkan angka.
TEBAL LEMAK BAWAH KULIT

 Bisa diukur pada lokasi trisep, bisep, subskapular, suprailiak.


 Interpretasinya :
Hasil pengukuran trisep
% standard= ----------------------------------------- X 100
Standard
Skin fold
 Pengukuran menggunakan Harpenden skinfold
callipers
 Bagian Triceps untuk semua umur , baik orang kurus
atau gemuk
 Pengukuran sebaiknya 3 kali dan dibuat rata-rata
Triceps skinfold
Cara Mengukur Triceps skinfold
 Pasien menekuk lengan kirinya (lengan non dominan)
dg sudut 90 derajat
 Tandai bagian proc acromion dan proc ulnae
 Lalu ukur jarak keduanya dengan pita pengukur, titik
tengah(mid point) ditandai
 Pastikan lengan pasien tergantung bebas
 Tarik bagian subkutan 1 cm di atas titik tengah, tepat
segaris dg proc olecranon
 Lalu gunakan caliper untuk mengukur tebal kulit tepat
pada titik tengah (mid point)
Triceps Skinfold
 Pengukuran dengan menggunakan Caliper, pada daerah
otot triceps di pertengahan lengan atas, beberapa detik
setelah angka penunjuk pada Caliper berhenti
menunjukkan angka.
Sub Scapular Skinfold
 Pengukuran dengan menggunakan Caliper, pada daerah
sub scapula beberapa detik setelah angka penunjuk pada
Caliper berhenti menunjukkan angka.
Supra Iliacal Skinfold
 Pengukuran menggunakan
Caliper, pada daerah supra
iliaca beberapa detik
setelah angka penunjuk
pada Caliper berhenti
menunjukkan angka.
Pengukuran Tebal Lipatan Kulit
Dewasa (tabel Durnin, Womersley 1974)
Jenis Kelamin % Lemak Tubuh Klasifikasi
Laki-laki <8 Kurus
8 – 15 Optimal
16 – 20 Sedikit berlebih lemak
21 – 24 Gemuk
≥ 25 Obesitas

Perempuan < 13 Kurus


13 – 23 Optimal
24 – 27 Sedikit berlebih lemak
28 – 32 Gemuk
≥ 33 Obesitas
Bioelectrical Impedance Analysis
(BIA)
 Measures electrical conductivity through water in
difference body compartments
 Uses regression equations to determine fat and LBM
 Serial measures can track changes in body
composition
 Obesity treatments
DEXA:
dual-energy X-ray absorptiometry

 Whole body scan with 2 x-rays of different intensity


 Computer programs estimate
 Bone mineral density
 Lean body mass
 Fat mass
 “Best estimate” for body composition of clinically
available methods
Keuntungan pengukuran antropometri

• mudah, aman, murah, tidak invasif


• dapat dilakukan oleh petugas lapangan dengan training
singkat
• akurat dan tepat
• dapat digunakan untuk mengevaluasi perubahan status
gizi p selama kurun waktu tertentu
• dapat mengidentifikasi malnutrisi ringan – berat
• Data numerik & dapat dibuat peringkat pada grafik
standar pertumbuhan
Kekurangan pengukuran antropometri

 Kurang sentisitif, tidak dapat mendeteksi gangguan


status gizi pada waktu pendek atau mengidentifikasi
kekurangan zat gizi spesifik  diagnosis gizi terbatas
 Tidak dapat membedakan gangguan
pertumbuhan/perubahan komposisi tubuh karena zat
gizi tertentu (contoh, defisiensi seng karena
ketidakseimbangan asupan energi dan protein)
 Faktor non gizi (penyakit, genetik, variasi diurnal)
yang dapat menurunkan spesifisitas dan sensitivitas
Sumber kesalahan dalam antropometri

• Pengukuran : pelaku pengukuran, instrumen,


subjek yang diukur
• Perubahan komposisi dan sifat fisik
jaringan/organ tertentu (hidrasi jaringan,
edema, hepatomegali)
• Asumsi keliru : contoh skin fold untuk mengukur
massa lemak tubuh  tidak mewakili lemak
viseral
Thank You

Anda mungkin juga menyukai