Anda di halaman 1dari 10

STUDI KASUS

PROSES ASUHAN GIZI


ANEMIA
REMAJAPUTRI
No. 27
Vika Reviana Widodo, S. Gz
Kasus
No. 9
• Pada tahun 2020 laporan yang dimiliki puskesmas cemerlang menunjukan bahwa ada
sebanyak 1534 anak remaja putri di SMP, SMA dan sederajat di kecamatan tersebut,
baik yang bersekolah disekolah umum atau pesantren.
• Laporan program gizi untuk pemberian TTD pada Remaja Putri masih rendah dari jan-
agustus 2018 hanya mencapai 15%
• Puskesmas terkendala oleh pasokan tablet besi dari dinas kesehatan setempat.
• Hasil survei skrining Hb yang dilakukan pada 245 remaja putri di 3 SMA di dapatkan
hasil 45 % nya mengalami anemia gizi besi dan 19 % mengalami Kurang gizi menurut
IMT
• Adanya laporan salah satu pesantren bahwa remaja putri setelah mengikuti satu mata
pelajaran sudah menunjukan gejala 5L (lesu, letih, lemah,lelah dan lalai) konsentrasi dan
menyerap mata pelajaran yang disampaikan oleh ustad maupun utadzah nya.
Kasus
• Belum adanya kegiatan edukasi secara berkala baik yang dilakukan oleh puskesmas
maupun oleh pihak sekolah
• Sebagian remaja putri tidak pernah sarapan pagi karena harus berangkat kesekolah lebih
pagi dan kurang makan makanan yang mengandung sumber energi, protein dan zat besi
selama di rumah. Sebagian besar remaja putri jarang makan buah-buahan dan sayuran
secara rutin.
• Jenis buah yang banyak terdapat didaerah ini adalah pisang.
• Pada remaja putri ini mulai memiliki persepsi tentang bentuk tubuh ideal (body image),
sehingga banyak yang sengaja membatasi jumlah makanannya.
• Hasil tanya jawab pada saat penyuluhan tentang anemia gizi besi pada remaja putri lebih
memilih makanan instan (seperti mie) karena praktis dan rasanya enak.
• Sebagian besar tidak pernah konsumsi suplemen zat besi selama menstruasi secara
mandiri
Jawaban Studi Kasus Masyarakat
Antropometri IMT/U remaja putri : 19%

Laboratorium Hb remaja putri rendah : 45%

Salah satu remaja putri setelah mengikuti satu mata pelajaran sudah
Fisik/Klinis menunjukkan gejala 5L konsentrasi

 Ketersediaan dan distribusi TTD ke sekolah dan pondok pesantren


A  Para remaja putri tidak pernah sarapan pagi dan kurang makan makanan
sumber energi, protein, dan zat besi
 Sebagian besar remaja putri jarang konsumsi buah dan sayur secara rutin
Riwayat Gizi  Para remaja putri memiliki persepsi body image sehingga membatasi
jumlah makanan
 Para remaja putri banyak yang konsumsi makanan instan
 Para remaja putri tidak pernah konsumsi suplemen zat besi selama
menstruasi
Jawaban Studi Kasus Masyarakat
01 02
 Belum adanya kegiatan edukasi secara berkala oleh puskesmas atau
sekolah
A Riwayat Klien  Rendahnya remaja putri yang konsumsi suplemen zat besi selama
menstruasi
 Remaja putri mulai memiliki persepsi tentang body image

03 04
Jawaban Studi Kasus Masyarakat
Tingginya prevalensi pada remaja putri di wilayah kerja Puskesmas
Problem Cemerlang Tahun 2018

 Rendahnya asupan protein


 Rendahnya asupan sayur dan buah
 Rendahnya asupan zat besi
 Kurangnya pengetahuan remaja putri tentang anemia
D Etiologi  Kurangnya kepatuhan dalam konsumsi Tablet Tambah Darah
 Persepsi remaja putri yang salah mengenai body image
 Kurangnya edukasi tentang anemia dan manfaat Tablet Tambah Darah

Remaja putri menunjukkan gejala 5L (lesu, lemah, lelah, letih, dan lalai)
Problem konsentrasi
Jawaban Studi Kasus Masyarakat
DIAGNOSIS GIZI :
Tingginya prevalensi anemia remaja putri di wilayah kerja Puskesmas Cemerlang Tahun 2018
D berkaitan dengan rendahnya konsumsi sumber protein dan zat besi ditandai prevalensi pemberian
Tablet Tambah Darah pada remaja putri hanya 15%
Jawaban Studi Kasus Masyarakat
Menurunkan prevalensi anemia pada remaja putri di wilayah kerja Puskesmas
Tujuan Cemerlang dari 45% pada Tahun 2018 menjadi 10% Tahun 2019

 Penyediaan dan pemberian makanan sumber zat besi di kantin bagi remaja putri di
Pemberian sekolah dan pondok pesantren
Makan  Pemberian Tablet Tambah Darah sebanyak 1 tablet setiap minggu
 Penyuluhan mengenai gizi seimbang
 Penyuluhan mengenai anemia pada remaja putri dan manfaat Tablet Tambah
I Edukasi Darah
 Penyediaan sarana KIE berupa poster, leaflet, dan brosur

 Koordinasi dengan penanggung jawab program kesehatan remaja


 Koordinasi dengan guru penanggung jawab UKS atau komite sekolah untuk
Koordinasi pemberian Tablet Tambah Darah dan konseling saat hari minum Tablet Tambah
Darah di sekolah
Asuhan Gizi  Melakukan rujukan remaja putri dengan gejala anemia ke fasilitas pelayanan
kesehatan
Jawaban Studi Kasus Masyarakat

 Jumlah remaja putri yang mengalami kenaikan kadar Hb dan remaja putri yang tidak mengalami
kenaikan kadar Hb
 Cakupan pemberian Tablet Tambah Darah, cakupan remaja putri yang mengkonsumsi Tablet
Tambah Darah, melakukan kroscek jumlah Tablet Tambah Darah yang didistribusikan dengan
M jumlah remaja putri yang mendapat Tablet Tambah Darah
 Perencanaan kebutuhan dan distribusi Tablet Tambah Darah remaja putri
E  Terselenggaranya kantin di sekolah yang menyediakan makanan sumber zat besi bagi remaja putri
 Terselenggaranya penyuluhan tentang gizi seimbang
 Terselenggaranya penyuluhan mengenai anemia pada remaja putri dan manfaat Tablet Tambah
Darah
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai