PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyelenggaraan makanan adalah suatu rangkaian kegiatan mulai dari
perencanaan menu sampai dengan pendistribusian makanan kepada konsumen, dalam
rangka pencapaian status kesehatan yang optimal melalui pemberian diet yang tepat.
Termasuk kegiatan pencatatan, pelaporan dan evaluasi. Penyelenggraan makanan di RS
dilaksanakan dengan tujuan untuk menyediakan makanan berkualitas baik dan jumlahnya
sesuai kebutuhan serta pelayanan yang layak dan memadai bagi pasien/klien yang
membutuhkannya (Aritonang, 2014).
Penyelenggaraan makanan rumah sakit dilaksanakan dengan tujuan untuk
menyediakan makanan yang kualitasnya baik jumlah yang sesuai dengan kebutuhan serta
pelayanan yang layak dan memadai bagi pasien yang membutuhkan (Ratna, 2009).
Sasaran penyelenggaraan makanan di Rumah Sakit adalah pasien maupun
karyawan (pegawai). sesuai dengan kondisi Rumah Sakit dapat juga dilakukan
penyelenggaraan bagi pengunjung (pasien rawat jalan atau keluarga pasien). Pemberian
makanan yang memenuhi gizi seimbang serta habis termakan merupakan salah satu cara
untuk mempercepat penyembuhan dan memperpendek hari rawat inap (Depkes, 2006
dalam Ratna, 2009).
Penyelenggaraan makanan institusi terdiri atas dua macam, yaitu
penyelenggaraan makanan institusi yang berorientasi pada keuntungan
(bersifat komersial) dan penyelenggaraan makanan institusi yang berorientasi
pelayanan (bersifat non komersial) Penyelenggaraan makanan yang bersifat komersial
contohnya adalah restoran, bar, cafetaria, catering, dan warung makan. Sedangkan
penyelenggaraan makanan yang bersifat non komersial biasanya terdapat
dalam suatu tempat seperti asrama, rumah sakit, panti asuhan, lembaga
pemasyarakatan, dan sekolah (Moehyi, 1992)
Dalam penyelenggaraan makanan Rumah Sakit, standar masukan (input) meliputi
biaya, tenaga, sarana dan prasarana, metode, peralatan sedangkan standar proses meliputi
penyusunan anggaran belanja bahan makanan, perencanaan menu, perencanaan
kebutuhan bahan makanan, pembelian bahan makanan, penerimaan dan penyimpanan
bahan makanan, persiapan bahan makanan, serta pengolahan bahan makanan dan
pendistribusian bahan makanan. Sedangkan standar keluaran (output) adalah mutu
makanan dan kepuasan konsumen (Depkes, 2006).
Berdasarkan tahap-tahapan penyelenggaraan makanan tersebut, terdapat bagian
penting bagi keberlanjutan proses penyelenggaraan makanan yaitu proses penyimpanan
bahan makanan. Proses penyimpanan bahan makanan dapat menentukan kualitas
makanan yang akan diolah. Proses penyimpanan sangat menentukan kualitas bahan
makanan dalam selang waktu sebelum proses pengolahan makanan dimulai. Bahan
makanan yang digunakan dalam proses produksi, baik bahan baku, bahan tambahan
maupun bahan penolong, harus disimpan dengan cara penyimpanan yang baik karena
kesalahan dalam penyimpanan dapat berakibat penurunan mutu dan keamanan makanan
(Depkes RI, 2004).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Pada akhir kegiatan Prakyek Kerja Lapangan, mahasiswa mengetahui
pengorganisasian dan pengolahan sumber daya manusia serta fungsi manajemen
sistem penyelenggaraan makanan di Instalasi Gizi RS PKU Muhammadiyah
Yogyakarta.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui sejarah umum RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.
b. Mengidentifikasi struktur organisasi, ketenagaan, fungsi dan tugas masing –
masing.
c. Menyusun standar makanan dan perencanaan menu.
d. Melakukan perhitungan kebutuhan bahan makanan.
e. Melakukan perhitungan biaya makan dan pengendalian biaya makan rumah sakit.
f. Menyelia pengadaan : pembelian bahan makanan, penerimaan bahan makanan,
penyimpanan bahan makanan, penyaluran bahan makanan.
g. Menyelia persiapan, pengolahan dan distribusi makanan.
h. Menyelia layout dapur, alur kerja, tata letak ruangan di instalasi gizi.
i. Melakukan pengendalian mutu dengan kegiatan Hazard Analysis Critical Control
Point (HACCP).
j. Melakukan pengembangan menu atau modifikasi di instalasi gizi
k. Melakukan penelitian Gambaran umum limit waktu makan dan kesesuaian diet.
D. Peserta
Peserta Praktek Kerja Lapangan (PKL) adalah mahasiswa jurusan gizi poltekkes
kemenkes palangka raya prodi D-IV gizi angkatan II semester 7 yang beranggotakan
yaitu :
Tabel 1. Nama Mahasiswa Praktek Kerja Lapangan (PKL) di RS PKU
Muhammadiyah di Yogyakarta
Nama NIM
Aulia Agustina PO.62.31.3.15.197
Eka Yuliana PO.62.31.3.15.207
Sopiana PO.62.31.3.15.234
E. Manfaat
1. Bagi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta
Hasil dari praktik kerja lapangan mahasiswa dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan untuk mengevaluasi sistem penyelenggaraan makanan di instalasi gizi
sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan gizi di RS PKU Muhammadiyah
Yogyakarta
2. Bagi Institusi pendidikan
Laporan ini dapat menjadi evaluasi tingkat pembelajaran yang sudah
diberikan di perkuliahan. Selain itu, pengalaman dan deskripsi kerja sistem
penyelenggaraan makanan yang ada dilapangan dapat menjadi referensi dosen
pengajar untuk memberi pengalaman praktik penyelenggaraan makanan
3. Bagi mahasiswa
Mahasiswa dapat meningkatkan keterampilan dan pengalaman dalam
menerapkan teori bidang penyelenggaraan makanan institusi yang telah didapatkan
selama perkuliahan.
F. Pelaksanaan
Pelaksanaan PKL (Praktek Kunjungan Lapangan) dilaksanakan pada tanggal 4 –
31 Oktober 2018.
1. Unit Kerja Tempat PKL
Praktek kunjungan lapangan mata kuliah MSPMI di laksanakan di tempat
persiapan dan penyimpanan dilanjutkan pemorsian dan labelling etiket serta
penerimaan dan distribusi lagi kepada pasien di RS PKU Muhammadiyah
Yogyakarta.
2. Jenis Data yang dikumpulkan
a. Data Primer
Data primer didapatkan dari hasil observasi
b. Data Sekunder
Data sekunder didapatkan dari instalasi gizi
3. Cara Pengumpulan Data
Cara pengumpulan data diperoleh dengan observasi.
4. Cara Pengolahan dan Analisis Data
Data yang diperoleh akan dianalisis menggunakan analisis univariat kemudian
disajikan secara deskriptif
BAB II
GAMBARAN UMUM INSTITUSI
1. Gambaran Umum Institusi Penyelengaraan makanan
a. Sejarah Singkat RS PKU Muhammadiyah
Muhammadiyah Yogyakarta milik Pimpinan Pusat Muhammadiyah didirikan oleh
K.H. Ahmad Dahlan sebagai Ketua Persyarikatan Muhammadiyah atas inisiatif
muridnya, K.H. Sudjak, yang pada awalnya berupa klinik dan poliklinik pada tanggal
15 Februari 1923 dengan lokasi pertama di kampung Jagang Notoprajan No.72
Yogyakarta. Awalnya bernama PKO (Penolong Kesengsaraan Oemoem) dengan
maksud menyediakan pelayanan kesehatan bagi kaum dhuafa’. Pendirian pertama
atas inisiatif H.M. Sudjak yang didukung sepenuhnya oleh K.H. Ahmad Dahlan.
Seiring dengan waktu, nama PKO berubah menjadi PKU (Pembina Kesejahteraan
Umat).
Pada tahun 1928 klinik dan poliklinik PKO Muhammadiyah pindah lokasi ke
Jalan Ngabean No.12 B Yogyakarta (sekarang Jalan K.H. Ahmad Dahlan). Pada tahun
1936 klinik dan poliklinik PKU Muhammadiyah pindah lokasi lagi ke Jalan K.H.
Dahlan No. 20 Yogyakarta hingga saat ini. Pada tahun 1970-an status klinik dan
poliklinik berubah menjadi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.
Bersamaan dengan berkembangnya berbagai amal usaha di bidang kesehatan,
termasuk di dalamnya adalah RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta maka Pimpinan
Pusat perlu mengatur gerak kerja dari amal usaha Muhammadiyah bidang kesehatan
melalui Surat Keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah No 86/SK-PP/IV-
B/1.c/1998 tentang Qaidah Amal Usaha Muhammadiyah Bidang Kesehatan. Dalam
Surat Keputusan tersebut diatur tentang misi utamanya untuk meningkatkan
kemampuan masyarakatagar dapat mencapai derajat kesehatan yang lebih baik,
sebagai bagian dari upaya menuju terwujudnya kehidupan yang sejahtera dan sakinah
sebagaimana dicita-citakan Muhammadiyah. Qaidah inilah yang menjadi dasar utama
dalam menjalankan organisasi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.
Berbagai perubahanyang berkembang di luar lingkungan maupun yang terjadi
secara internal di dalam organisasi RS PKU Muhammadiyah. tentang keselamatan
pasien, keterbatasan akses pelayanan kesehatan pada sebagian masyarakat tertentu,
perkembangan ilmu dan teknologi, huge burden disease, hingga semakin terbukanya
batas-batas informasi yang berimbas terhadap makin kritisnya pelanggan terhadap
pelayanan kesehatan serta perubahan regulasi pemerintah, diantisipasi dengan
berbagai langkah dari perbaikan saran prasarana dan Sumber Daya Insani, sehingga
menjadikan RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta selain mampu bersaing dengan
sarana pelayanan kesehatan yang lain juga patuh terhadap regulasi pemerintah.
2. Visi
Menjadi rumah sakit Muhammadiyah rujukan terpercaya dengan kualitas
pelayanan yang Islami, bermutu dan terjangkau
3. Misi
a. Memberikan pelayanan kesehatan paripurna bagi semua lapisan masyarakat
sesuai dengan peraturan/ketentuan perundang-undangan.
b. Menyelenggarakan upaya peningkatan mutu Sumber Daya Insani melalui
pendidikan dan pelatihan secara profesional yang sesuai ajaran Islam
c. Melaksanakan da’wah Islam, amar ma’ruf nahi munkar melalui pelayanan
kesehatan, yang peduli pada kaum dhuafa’
4. Motto
“ AMANAH “ (Antusias, Mutu, Aman, Nyaman, Akurat, Handal) Melayani
Setulus Hati
5. Tujuan
Terwujudnya pertumbuhan dan perkembangan RS PKU Muhammadiyah
Yogyakarta yang mampu mendukung tersedianya sarana dan jasa pelayanan
kesehatan yang berkualitas bagi kebutuhan semua lapisan masyarakat.
c. Gambaran umum
a. Parkir
Area parkir Rumah Sakit berlokasi di depan Gedung Utama dan di sekitar RS
PKU Muhammadiyah Yogyakarta.
b. Keamanan 24 Jam
Staff keamanan kami siap menjaga Anda dan keluarga Anda selama 24 jam.
c. Bank
Bank BNI siap melayani Anda melakukan transaksi finansial. Bank BNI
berlokasi di depan instalasi rawat jalan/ poliklinik RS PKU Muhammadiyah
Yogyakarta.
d. ATM
ATM bank Mandiri.
Terletak di depan Instalasi Farmasi Rawat Jalan RS PKU Muhammadiyah
Yogyakarta.
ATM bank BNI 46
Terletak di pintu masuk Rumah Sakit.
e. Masjid Asy-Syifa’
Masjid Asy-Syifa’ berada di lantai 2 RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta.
f. Swalayan
Swalayan RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, berlokasi di lantai 2 Gedung
Penetapan Biaya, buka 24 jam.
g. Siaran televisi
Berada di semua outlet ruang tunggu di sediakan pesawat televise
h. Komunikasi
No. telepon 0274-512 653
Website info@rspkujogja.com
Alamat Jl. KHA Dahlan 20 Yogyakarta
2. Instalasi Gizi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta
RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta pada awalnya berupa klinik dan
poliklinik pada tanggal 15 Februari 1923 dengan lokasi pertama di kampung
Jagang Notoprajan No.72 Yogyakarta. Awalnya bernama PKO (Penolong
Kesengsaraan Oemoem) dengan maksud menyediakan pelayanan kesehatan bagi
kaum dhuafa’. Seiring dengan waktu, nama PKO berubah menjadi PKU (Pembina
Kesejahteraan Umat). Pada tahun 1936 klinik dan poliklinik PKO
Muhammadiyah pindah lokasi ke Jalan K.H. Dahlan No. 20 Yogyakarta hingga
saat ini. Pada tahun 1970-an status klinik dan poliklinik berubah menjadi RS
PKU Muhammadiyah Yogyakarta.
Seiring perkembangannya telah terjadi berbagai perubahan yang
berkembang di luar lingkungan maupun yang terjadi secara internal di dalam
organisasi RS PKU Muhammadiyah. tentang keselamatan pasien, keterbatasan
akses pelayanan kesehatan pada sebagian masyarakat tertentu, perkembangan
ilmu dan teknologi, huge burden disease, hingga semakin terbukanya batas-batas
informasi yang berimbas terhadap makin kritisnya pelanggan terhadap pelayanan
kesehatan serta perubahan regulasi pemerintah, dengan berbagai upaya perbaikan
menyesuaikan perubahan tersebut, menjadikan RS PKU Muhammadiyah
Yogyakarta selalu berusaha memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik.
3. Struktur organisasi dan Ketenagaan
a. Struktur Organisasi Unit Kerja
Direktur Utama
Supervisor Gizi
Administrasi Gizi,
Keuangan Gizi
Ahli Gizi
Logistik & Gudang
Pelaksanaan
A. HASIL
3) Penyelenggaraan Makanan
a) Penyelenggaraan Makanan
2) Perencanaan Menu
Perencanaan menu adalah suatu kegiatan penyusunan menu yang akan diolah
untuk memenuhi selera pasien, dan kebutuhan zat gizi yang memenuhi prinsip
gizi seimbang. Tujuannya adalah tersedianya siklus menu untuk pelayanan
makanan bagi pasien di rumah sakit. Unit gizi RS PKU Muhammadiyah
Yogyakarta menggunakan siklus 10 hari + 1 hari. Menu yang diberikan tergantung
dari diet yang diberikan oleh ahli gizi. Selain itu ada juga standar menu lain
pada penyelenggaraan makanan di RS PKU Muhammadiyah yaitu makanan biasa,
makanan lunak, makanan cair saring dan bubur.
7) Penyajian Makanan
Makanan yang telah diolah, selanjutnya disajikan berdasarkan jumlah porsi
dan jenis makanan pasien yang dilayani, baik makanan biasa maupun
makanan khusus. Tujuannya adalah pasien mendapat makanan sesuai
dengan diit dan ketentuan yang berlaku.
Sistem penyaluran yang digunakan sangat mempengaruhi makanan
yang disajikan, tergantung pada jenis dan jumlah tenaga, peralatan dan
perlengkapan yang ada.
Penyajian makanan di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta
dilakukan sebanyak 3 kali makanan utama dan 2 kali makanan kecil/snack.
Penyajian makanan dilakukan pada :
1. Makan pagi : 06.00 – 07.00 WIB
2. Snack pagi : 09.00-10.00 WIB
3. Makan siang : 11.00 – 12.00 WIB
4. Snack sore : 15.00-16.00 WIB
5. Makan malam : 17.00-18.00 WIB
Tahap penyajian makanan harus memperhatikan aspek sanitasi
lingkungan yang terdiri dari :
Peralatan makan harus dalam keadaan bersih
Disajikan di tempat yang bersih
Petugas yang melayani juga dalam keadaan bersih (pakaian) dengan
didukung kelengkapan pakaian yang memadai.
Distribusi makanan ke konsumen (semua kelas) secara keseluruhan
menggunakan system sentralisasi. System sentralisasi makanan
didistribusikan dan disajikan dalam alat makan di ruanh dapur sentral.
Makanan disajikan dengan alat makan atau plato di ruang penyajian dapur
sentral kemudian didistribusikan oleh ke ruang rawat menggunakan trolly.
(Aritonang, 2012).
Di instlasi gizi PKU Muhammadiyah Yogyakarta distribusi secara
langsung (sentralisasi) yaitu makanan langsung dibagikan ke wadah pasien
lalu dimasukkan ke troly dan di bawa ke masing-masing ruang pasien.
Pada proses pendistribusian di instalasi gizi PKU Muhammadiyah
Yogyakarta telah sesuai dengan teori yang berlaku.
Pendistribusian makanan di instalasi gizi PKU Muhammadiyah dengan
menggunakan troli, dan dibawa oleh pramusaji ke masing-masing ruangan
kemudian di bagikan ke pasien. Pada alat makan pasien seperti piring
kramik, piring melamin, bento, plato, disposable sudah ditempelkan jenis
diet atau makanan pasien.
Pada tahap awal distribusi, makanan yang sudah diolah dan sudah
matang dari PKU Muhammadiyah gamping sudah diletakkan dalam
wadah. Wadah-wadah yang berisi makanan tadi tersebut kemudian akan
diletakkan semuanya diatas meja disribusi. Petugas distribusi akan
membagi-bagikan makanan ke dalam alat makan pasien sesuai kebutuhan.
Seluruh alat makan yang sudah berisi makanan maupun gelas-gelas
yang berisi susu atau jus akan ditransfer ke ruang pramusaji untuk
dilakukan kegiatan warpping. Setelah itu barulah makanan di tata rapi ke
dalam troli oleh para pramusaji, khusus ruang VIP,VVIP dan kelas I alat
makan pasien diletakkan di atas nampan/baki.
Alat makanan pasien VIP, VVIP dan Kelas I yaitu melamin dan keramik,
kelas II bento dan disposible, kelas III palto. Untuk alat pendistribusiaan
di VIP, VIIP kelas I, II dan III menggunakan troli tetapi bedanya di VIV,
VVIP dan kelas I menggunakan alas nampan atau baki. Untuk ruangan
Raudah menggunakan lift makanan karena untuk meminimalisir waktu
dan resiko tumpah atau jatuh kemudian diantarkan menggunakan troli
yang sudah di sediakan dilantai 2 tersebut.
Waktu pemorsian snack maupun makanan utama yaitu setengah
jam sebelum didistribusikan. Seperti snack pagi didistribusikan pukul
09.00 WIB mulai di siapkan pada pukul 08.30 WIB begitu juga dengan
makanan utama lainnya akan di siapkan setengah jam sebelumnya
kemudian di warpping dengan rapi dan di letakkan di atas trolly tepat pada
jam snack dan manakan utama makanan akan di distribusikan.
b) Perencanaan Menu
Perencanaan menu adalah suatu kegiatan penyusunan menu yang akan diolah
untuk memenuhi selera pasien, dan kebutuhan zat gizi yang memenuhi prinsip
gizi seimbang. Tujuannya adalah tersedianya siklus menu untuk pelayanan
makanan bagi pasien di rumah sakit. Unit gizi RS PKU Muhammadiyah
Yogyakarta menggunakan siklus menu 10 hari + 1 hari. Perencanaan menu di RS
PKU Muhammadiyah Yogyakarta sudah bervariasi dalam 1 siklus menu yang
terdapat nasi, lauk hewani, nabati dan sayur.
d. Peralatan
1. Ruang Penerimaan
Pada ruang penerimaan, kegiatan yang dilakukan adalah menerima
bahan makanan sesuai pesanan, kemudian penimbangan dan pengecekan
spesifikasi bahan makanan yang datang. Bahan yang datang ada yang
sudah dipotong sesuai standar porsi dan ada yang dipotong kembali sesuai
diet pada hari tersebut.
2. Ruang Penyimpanan
Di Instalasi Gizi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta terdapat
dua gudang penyimpanan, yaitu gudang basah dan gudang kering.
Kegiatan yang dilakukan adalah berupa penyimpanan bahan makanan
kering dimana gudang kering menyimpan bahan makanan yang digunakan
dalam jangka waktu panjang. Apabila petugas pengolah memerlukan
bahan makanan tersebut, maka akan didistribusikan ke ruang persiapan
dan pengolahan makanan tersebut.
3. Ruang Pengolahan Makanan
Di Instalasi Gizi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta terdapat
ruangan pengolahan yaitu pengolahan makanan biasa dan makanan cair.
Ruang pengolahan makanan cair tersendiri dikarenakan suhu yang berbeda
pada kedua ruangan pengolahan.
4. Gudang Peralatan
Di Instalasi Gizi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta terdapat
satu ruang gudang peralatan yang terletak di dapur.
Hasil pengamatan diruangan perlatan sudah sesuai dengan
peralatan penyelenggaraan makanan. Jumlah peralatan makan yang
dimiliki oleh Instalasi Gizi dan pantry dapat mencukupi jumlah pasien
yang ada. Jumlah peralatan dapur sudah sesuai, karena selama kegiatan
pengolahan tidak pernah ditemukan kekurangan jumlah porsi konsumen
yang dilayani. Didukung dengan teori Aritonang, 2014 yang mengatakan
bahwa :
- Diruang penerimaan timbangan sentismal dengan kapasitas maksimum
300 kg dan troly pengangkut bahan makanan.
- Ruang penyimpanan bahan makanan basah dan kering : rak bahan
makanan, lemari es/kulkas, tempat bahan makanan dari plastik atai
stainless stell.
- Tempat persiapan bahan makanan : meja kerja, mesin kelapa, mixer,
blender, timbangan meja, talenan, bangku kerja, dan bak cuci.
- Tempat pengolahan : ketel, penggorengan, kompor, panci kecil, panci
besar, rice cooker, dll.
- Tempat distribusi : meja distribusi, alat pemorsian, alat makan, alat
distribusi (troly).
- Tempat pencucian dan panyimpanan alat : bak cuci, tempat sabun dan
rak alat.
- Tempat penyimpanan susu : meja kerja/meja pembagi, rak susu,
sendok takaran susu.
- Ruang administrasi : meja, kursi, lemari buku, alat tulis, peralatan
kantor, computer, printer, mesin ketik dll.
12) Penyuluhan
Kegiatan diklat gizi dilakukan oleh 3 orang, di laksanakan kegiatan diklat gizi
pada tanggal November 2018 Materi yang di sampaikan yaitu higine dan sanitasi
pada penjamah makanan dengan sasaran yang fi tuju yaitu tenaga pengolah
makanan/pramusaji yang ada di dapur dan umlah peserta yang mengikuti sebanyak ..
orang. Waktu yang di butuhkan kegiatan diklat ini selama 60 menit. Hasil dari diklat
di dapatkan terjadinya peningkatan pengetahuan petugas pengolah
makanan/pramusaji yang ada di dapur tentang higine dan sanitasi pada penjamah
makanan.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Penyelenggaraan makanan di instalasi gizi di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Yogyakarta terdiri dari beberapa unsur:
1) Perencanaan anggaran bahan makanan
2) Pemesanan bahan makanan
3) Penerimaan bahan makanan
4) Penyimpanan bahan makanan
5) Panyaluran bahan makanan
6) Persiapan bahan makanan
7) Pengolahan bahan makanan
8) Pendistribusian makanan
2. Prinsip HACCP Di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta sudah ditetapkan,
walaupun masih beberapa titik resiko yang masih perlu di lakukan evaluasi guna
peningkatan dan pengembangan lebih lanjut.
3. Siklus menu yang digunakan adalah iklus menu 10 hari dan penambahan 1 hari yang
terdiri dari makanan utama dan snack.
B. Saran