Anda di halaman 1dari 4

HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN

Audry Zesika Putri


Email: audry.zesikaputri@pkr.ac.id
Program Studi D-III kebidanan, Politeknik Kemenkes Riau

PENDAHULUAN

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat
derajat kesehatan perempuan. Angka kematian ibu menjadi salah satu target ke-tiga
Sustainable Development Goals (SDGs) yaitu menjamin kehidupan yang sehat dan
mendorong kesejahteraan bagi semua orang di segala usia (Arikah et al., 2020)
Gangguan hipertensi pada kehamilan memengaruhi hingga 8% dari semua
masa gestasi dan merupakan penyebab utama kedua, setelah emboli, kematian ibu
di Amerika Serikat, terhitung hampir 15% kematian tersebut. Ibu hamil dengan
hipertensi cenderung mengalami perkembangan komplikasi yang berpotensi
mematikan, terutama abruptio placentae, koagulasi intravaskular diseminata,
perdarahan serebral, gagal hati, dan gagal ginjal akut.(Makmur & Fitriahadi, 2020)
Hipertensi dapat meningkatkan angka kematian dan kesakitan pada ibu
hamil. Faktor utama penyebab kematian ibu melahirkan yakni perdarahan 30.13%,
hipertensi saat hamil atau preeklampsia 27.1% dan infeksi 7.3%. Perdarahan
menempati presentasi tertinggi yakni 30.13% anemia dan Kekurangan Energi
Kronis (KEK) pada ibu hamil menjadi penyebab utama terjadinya perdarahan dan
infeksi yang merupakan faktor kematian utama ibu (Ary et al., 2022)
Bidan harus dapat lebih peka terhadap kondisi pasien. Deteksi dini dengan
mengetahui faktor resiko dapat dilakukan guna mencegah terjadinya dampak
buruk baik pada ibu maupun janinnya. Penanganan yang tepat dapat memperbaiki
kondisi ibu ke depannya.(Nuraisya, 2023).
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan maka tujuan
penulisan makan ini sebagai berkut Mengetauhi definisi hipertensi, mengetauhi
definisi hipertensi dalam kehamilan, mengetauhi faktor-faktor yang
mempengaruhi kejadian hipertensi dalam kehamilan, mengetauhi pengobatan
hipertensi pada kehamilan.

PEMBAHASAN
1. Pengertian Hipertensi
Hipertensi adalah naiknya tekanan pada sistolik yaitu minimal 30 mmHg,
atau peningkatan pada diastolis minimal 15 mmHg. Jika seseorang dikatakan
mengalami hipertensi maka tekanan darag sistolik >140 mmHg dan diastolik
>90mmHg. Tekanan darah tinggi pada ibu disebut hipertensi gestasional dimana
timbul pada usia kehamilan >20 minggu tidak disertai proteinuria. Tekanan darah
tinggi pada ibu akan menghilang 3 bulan setelah kelahiran. (Ariyanti & Yulianti,
2020) Hipertensi gestasional yang disertai tanda berikut, yaitu : proteinuria,
trombositopenia, insufisiensi ginjal, gangguan fungsi hati, edema paru, gangguan
serebral, gejala visual atau disfungsi uteroplasenta disebut sebagai preeklampsia
tanpa komplikasi atau preeklampsia ringan (Sri et al., 2021).

1
2. Hipertensi dalam kehamilan
Hipertensi dalam kehamilan atau yang disebut dengan pre-eklampsia
(Basri et al., 2018) Hipertensi dalam kehamilan sering ditemukan dan dapat
merupakan salah satu dari tiga besar (selain perdarahan dan infeksi) penyebab
kematian internal, diagnosis hipertensi pada kehamilan ditegakkan bila TD systole
>140 mmHg dan TD distole >90 mmHg. Berdasarkan komplikasi yang dapat
terjadi pada hipertensi pada kehamilan, didapatkan mayoritas komplikasi berupa
BBLR, namun tidak ditemukan trombositopenia, edem paru, kematian maternal
dan janin, serta penurunan fungsi ginja(Hans & Ariwibowo, 2020) Hipertensi
dalam kehamilan adalah tekanan sistol > 140 atau tekanan diastol > 90 mmHg.
Kenaikan tekanan sistolik 15 mmHg dibandingkan tekanan darah sebelum hamil
atau pada trimester pertama kehamilan (WHO, 2012).
Hipertensi dalam kehamilan juga menentukan tingkat kematian perinatal,
komplikasi pada janin yang sering terjadi antara lain; Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR), asfiksia, kematian janin dan kelahiran prematur.(Idawati & Mugiati,
2012) Kejadian hipertensi pada kehamilan dapat terjadinya resiko BBLR, tenaga
kesehatan agar memberikan obat anti hipertensi serta pemantauan janin dengan
cara pemeriksaan laboratorium untuk menjatuhkan diagnosa dan memberikan
konseling pada ibu untuk memperhatikan tekanan darah dan memberikan nutrisi
yang baik pada janin. (Zahrah et al., 2018) jika hipertensi tidak ditangani maka
akan komplikasi menjadi pre eklamsia dan eklamsia. Pre-eklamsia dan eklamsia
memiliki dampak besar pada morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi baru lahir.
Namun mayoritas yang terkait dengan pre-eklamsia dan eklamsia dapat dihindari
jika wanita menerima perawatan yang efektif dan tepat waktu (Nuraisya, 2023)

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian hipertensi pada kehamilan


Faktor Resiko Kejadian Hipertensi Dalam Kehamilan Terdapat banyak
faktor untuk terjadinya hipertensi dalam kehamilan, yang dapat dikelompokkan
dalam faktor resiko sebagai berikut:
a. Primigravida (seorang wanita hamil yang untuk pertama kali primipaternitas
(kehamilan anak pertama dengan suami kedua)
b. Hiperplasentosis misalnya : mola hidatidosa, kehamilan multipel, DM,
hidrops fetalis, bayi besar
c. Umur yang ekstrim (>35 tahun)
d. Riwayat keluarga yang pernah preeklampsia / eklampsia
e. Penyakit – penyakit ginjal dan hipertensi yang sudah ada sebelum hamil
f. Obesitas (BMI >35) (Yesi, 2018) (Ariyanti & Yulianti, 2020)

4. Pengobatan pada hipertensi


Beberapa metode dan obat-obatan telah dilakukan penelitian untuk upaya
pencegahan dan deteksi dini hipertensi. (Bingan, 2018). Cara pmencegah hipertensi
pada ibu hamil yang dapat dilakukan, mulai dari mengkonsumsi makanan sehat
serta melakukan pola hidup yang sehat. Berikut ini cara mencegah hipertesi, yaitu
Hindari Stres, Hindari merokok dan alkohol, Cukupi pola istirahat,Cegah
obesitasLakukan olahraga secara teratur (Azzahroh & Lina Oktrian, 2018). Selain

2
itu cara lain hipertensi yaitu adalah metildopa dan labetol, bukan itu saja tetapi ada
pengobatan langkah kedua yaitu hidralazin, nifedipin dan prazosin Nifedipin lebih
efektif digunakan sebagai agen anti hipertensi dengan preeklamsia emergensi.
Sumber lain mengatakan campuran metildopa dan nifedipin terbukti dapat
mengatasi hipertensi kehamilan stage sedang hingga parah serta efektif mencegah
eklamsia. Campuran beta bloker dan CCB dapat mengurangi risiko proteinuria dan
preeklamsia.Serta campuran nifedipin dan nicardipin, keduanya secara efektif dapat
menurunkan tekanan darah pada wanita hamil. (Ristyaningsih et al., 2018). Tidak
hanya itu bu hamil untuk mengurangi frekuensi konsumsi makanan cepat saji
berupa mie instan ataupun gorengan lainya yang dapat meningkatkan tekanan darah
serta tidak mengkhawatirkan akan bentuk tubuh pasca persalinan.(Basri et al.,
2018)
Penanganan hipertensi harus diperhatikan dalam pemberian obat-obatan
dan nutrisi makanannya. Karena dengan pemberian obat-obatan dan makanan yang
salah dapat memberikan efek terutama kepada janin dan ibu. Sehingga kita harus
mengetahui jenis obat- obatan yang boleh diberikan kepada ibu hamil dan juga yang
tidak boleh diberikan pada ibu hamil. Jangan sampai kita bermaksud memberikan
pengobatan untuk kesembuhan tapi malah menyebabkan efek teratogenik pada
janin (Rizki Amalia Yulisa Maulia, 2018)

SIMPULAN DAN SARAN


Hipertensi dalam kehamilan disebut hipertensi gestasional yang terjadi pada
usia lebih dari 20 minggu yaitu meningkatnya tekanan sistolik minimal 30 mmHg,
atau peningkatan pada tekanan diastolik minimal 15 mmHg. Seseorang bisa
dikatakan menderita tekanan darah tinggi atau hipertensi jika apabila tekanan darah
sistolik >140 mmHg dan diastolik >90 mmHg.(Ariyanti & Yulianti, 2020)
Sesuai dengan informasi yang telah disampaikan, maka ada beberapa saran
pada tulisan ini, Kepada ibu hamil yang mengalami hipertensi agar tidak terjadi
eklamsi.Tenaga medis diharapkan agar dapat memfasilitasi keterlibatan klien pada
saat pemeriksaan kehamilan (antenatal care) agar ibu hamil sering memeriksa tensi
mereka sehingga hipertensi dapat ditangani segera mungkin. Institusi pendidikan
diharapkan agar memberi penekanan materi tentang asuhan hipertensi pada
kehamilan, agar asuhan kebidanan tersebut dapat terlaksana dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA
Arikah, T., Rahardjo, T. B. W., & Widodo, S. (2020). Kejadian Hipertensi pada
Ibu Hamil. Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Masyarakat
Indonesia, 1(2), 115–124. https://doi.org/10.15294/jppkmi.v1i2.40329
Ariyanti, R., & Yulianti, I. (2020). Gambaran Tingkat Kecemasan pada Ibu Hamil
Dengan Hipertensi Kehamilan di Puskesmas Karangrejo Tarakan. Jurnal
Ilmiah Umum Dan Kesehatan Aisyiyah, 5(1), 29–34.
https://doi.org/https://doi.org/10.35721/jakiyah.v5i1.7
Ary, M., Baharuddin, A., & Idrus, H. (2022). Determinan Epidemiologi Kejadian
Hipertensi Kehamilan. Window of Health : Jurnal Kesehatan, 5(2), 592–601.
https://doi.org/10.33096/woh.v5i02.47
Azzahroh, P., & Lina Oktrian. (2018). Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil, Peran

3
Bidan, dan Peran Suami terhadap Perilaku Pencegahan Hipertensi pada
Kehamilan di Puskesmas Pancoran Mas Depok Jawa Barat. 9(1), 188–194.
%0AP Azzahroh, L Oktriani - DINAMIKA …, 2018 -
ojs.dinamikakesehatan.unism.ac.id
Basri, H., Akbar, R., & Dwinata, I. (2018). Faktor yang Berhubungan dengan
Hipertensi pada Ibu Hamil di Kota Makassar. Jurnal Kedokteran Dan
Kesehatan, 14(2), 21. https://doi.org/10.24853/jkk.14.2.21-30
Bingan, E. C. S. (2018). Pengaruh Pemberian Kalsium Terhadap Tekanan Darah
pada Ibu Hamil dengan Hipertensi. JIDAN (Jurnal Ilmiah Bidan), 6(1), 17–
24. https://doi.org/10.47718/jib.v6i1.627
Hans, I., & Ariwibowo, D. D. (2020). Gambaran pengaruh hipertensi pada
kehamilan terhadap ibu dan janin serta faktor-faktor yang memengaruhinya
di RSUD Ciawi. Tarumanagara Medical Journal, 2(2), 289–294.
https://doi.org/10.24912/tmj.v3i1.9730
Idawati, & Mugiati. (2012). Hipertensi dalam kehamilan terhadap hasil luaran
janin. Jurnal Ilmiah Keperawatan Sai Betik, VIII(2), 132–136.
http://www.ejurnal.poltekkes-tjk.ac.id/index.php/JKEP/article/view/154
Makmur, N. S., & Fitriahadi, E. (2020). Faktor-faktor terjadinya hipertensi dalam
kehamilan di Puskesmas X. JHeS (Journal of Health Studies), 4(1), 66–72.
https://doi.org/10.31101/jhes.561
Nuraisya, W. (2023). Implementasi pada Kehamilan dengan Hipertensi Kronis
Superimposed Preeklampsia. 2(4), 57–64.
https://journal.bengkuluinstitute.com/index.php/juvokes/article/view/161
Ristyaningsih, A., Ristyaningsih, A., Kurniawati, F., & Yasin, N. M. (2018). Studi
eksplorasi penatalaksanaan hipertensi pada wanita hamil. (Journal of
Management and Pharmacy Practice), 8(4), 189.
https://doi.org/10.22146/jmpf.40929
Rizki Amalia Yulisa Maulia, R. A. Y. M. (2018). Hubungan antara Antenatal
Care, Hipertensi dalam Kehamilan, dan Riwayat Penyakit Ibu dengan Status
Gizi Ibu Hamil di Puskesmas Gandus Palembang Tahun 2016. Jurnal
Kebidanan : Jurnal Medical Science Ilmu Kesehatan Akademi Kebidanan
Budi Mulia Palembang, 8(2). https://doi.org/10.35325/kebidanan.v8i2.137
Sri, A., Usman, H. H., Sunarno, I., & Syamsuddin, S. (2021). Risiko Peningkatan
Hormon Kortisol pada Hipertensi Gestasional. Jurnal Ilmiah Ilmu Kebidanan
& Kandungan, 13(4), 182–192. https://stikes-nhm.e-
journal.id/JOB/article/view/650
Yesi, A. (2018). Hipertensi Dalam Kehamilan. In BidanKita.
http://ejournal.stikesmajapahit.ac.id/index.php/EBook/article/view/308
Zahrah, S., Prasetyowati, P., & Yuliawati, Y. (2018). Berat Bayi Lahir Rendah
berdasarkan Paritas, Ketuban Pecah Dini dan Hipertensi. Jurnal Kesehatan
Metro Sai Wawai, 11(1), 10. https://doi.org/10.26630/jkm.v11i1.1737

Anda mungkin juga menyukai