DI PUSKESMAS NELAYAN
Pelaksanaan kegiatan ini dibuat sebagai laporan hasil kegiatan praktek belajar
lapangan pada Blok 7.2 sebagai salah satu komponen penilaian akhir blok
Puskesmas Nelayan
Kelompok 1 :
Disusun oleh :
Kelompok
1. Alfi meitasari 117170007
2. Annisa Bening Salsabila 117170010
3. Agus Egar Permana 118170001
4. Alfira maharani 118170009
5. Ghinannisa Juddatu Dalily 118170073
6. Melati Nurfazira Shinta 118170107
7. Muhammad Fasya Ash-Shidqi 118170117
8. M Maulana Afif A 118170119
Telah disetujui
i
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan karunia-Nya
sehingga Laporan Kegiatan Pembelajaran dalam Rangka melakukan Promosi
Kesehatan terhadap Penyakit Hipertensi di Puskesmas Nelayan selesai disusun.
Laporan Kegiatan Pembelajaran di Puskesmas Nelayan ini disusun dalam rangka
penyelesaian tugas akhir dalam Blok HPK 7.2 (Implementasi Kedokteran
Keluarga dan Kesehatan Komunitas).
Puskesmas sebagai ujung terdepan dalam memberikan pelayanan
masyarakat harus mampu untuk melakukan berbagai kegiatan dan evaluasi
program sebagai bentuk pertanggungjawaban terhadap tuntutan Standar Pelayanan
Minimal (SPM). Program kerja puskesmas akan berhasil jika terdapat komitmen
dan komponen penting lainnya saling mendukung.
Penyusunan laporan ini menjelaskan secara umum terhadap pembelajaran
khususnya dalam melakukan Promosi Kesehatan (PROMKES) terhadap salah satu
penyakit dari 10 besar penyakit yang menjadi permasalahan kesehatan di
Puskesmas Nelayan. Adapun topik penyakit yang diambilnya adalah Hipertensi.
Kami menyadari penyusunan Laporan Kegiatan Pembelajaran dalam Rangka
Promosi Kesehatan terhadap Penyakit Hipertensi di Puskesmas Nelayan masih
jauh dari kesempurnaan, oleh karena ini kami menerima saran dan kritik sebagai
masukan yang positif. Semoga Allah SWT selalu memberikan rahmat dan nikmat
sehat kepada kita semua.
Tim Penyusun
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................. i
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1
1.2 Tujuan ..................................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................... 4
2.1 Identifikasi Masalah ............................................................................. 4
2.1.1 Definisi dan Etiologi................................................................. 4
2.1.2 Faktor Risiko............................................................................. 6
2.1.3 Diagnosis................................................................................... 7
2.1.4 Terapi ....................................................................................... 8
2.1.5 Hasil Kunjungan ....................................................................... 10
2.1.6 Conceptual Framework............................................................. 14
2.1.7 Diagnosis Holistik..................................................................... 17
2.2 Rumusan Diagnosis Keluarga .............................................................. 18
2.2.1 Genogram ................................................................................. 18
2.2.2 Bentuk Keluarga ....................................................................... 19
2.2.3 Siklus Keluarga ........................................................................ 19
2.2.4 Family Maping ......................................................................... 20
2.2.5 Disfungsi Keluarga ................................................................... 20
2.2.6 Faktor Risiko Internal .............................................................. 24
2.2.7 Faktor Risiko Eksternal ............................................................ 24
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................25
3.1 Planning................................................................................................ 25
3.2 Intervensi .............................................................................................. 26
3.3 Follow-Up ............................................................................................ 27
iii
BAB IV KESIMPULAN & SARAN............................................................. 29
4.1 Kesimpulan .......................................................................................... 29
4.2 Saran .................................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 30
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
tua pada pasien dengan riwayat keluarga dengan hipertensi kemungkinan besar
mengarah ke hipertensi esensial. Labilitas tekanan darah, mendengkur,
prostatisme, kram otot, kelemahan, penurunan berat badan, palpitasi, intoleransi
panas, edema, gangguan berkemih, riwayat perbaikan koarktasio, obesitas sentral,
wajah membulat, mudah memar, penggunaan obat-obatan atau zat terlarang, dan
tidak adanya riwayat. hipertensi pada keluarga mengarah pada hipertensi
sekunder.4
Pada tahap persiapan, pasien harus santai, duduk di kursi selama > 5
menit. Pasien juga harus menghindari kafein, olahraga, dan merokok paling tidak
30 menit sebelum pengukuran. Pasien harus mengosongkan kandung kemih.
Pasien ataupun pemeriksa tidak boleh berbicara saat persiapan dan pengukuran.
Pengukuran saat pasien berbaring atau duduk pada meja pemeriksaan tidak
memenuhi kriteria
2
menentukan sistolik saat pulsasi hilang, kemudian cuff dikembangkan lagi
sebanyak 20-30 mmHg. Penurunan cuff dilakukan dengan kecepatan 2 mmHg per
detik, sambil mendengarkan bunyi Korotkoff. Gunakan ratarata ≥ 2 kali
pengukuran tekanan darah pada College of Cardiology (ACC)/American Heart
Association (AHA) tahun 2017, tekanan darah diklasifikasikan menjadi normal,
meningkat (elevated), hipertensi stadium 1 dan 2. Klasifikasi hipertensi stadium 1
diubah dari sebelumnya karena data risiko penyakit jantung dengan
sistole/diastole, modifikasi gaya hidup untuk menurunkan tekanan darah, dan
studi acak terkontrol mengenai pengobatan antihipertensi. Risiko penyakit jantung
meningkat progresif pada tekanan darah 130-139/85-89 mmHg dibandingkan
dengan < 120/80 mmHg.4
1.2 Tujuan
1. Mengetahui formulasi masalah klinis, etiologi, diagnosis, prognosis dan terapi
mengenai penyakit hipertensi.
3
2. Menganalisis masalah dan tingkat keterlibatan keluarga pada penatalaksanaan
dokter pada penyakit hipertensi.
3. Mengetahui rumusan diagnosis keluarga pada penyakit hipertensi.
4. Membuat usulan penyelesaian masalah klinis penyakit hipertensi pasien yang
berorientasi keluarga dan komunitas.
4
BAB II
RUMUSAN MASALAH
5
Individu dengan keluarga hipertensi memiliki potensi lebih
tinggi mendapatkan penyakit hipertensi.
6
lebiharteri besar. Penyakit parenkim ginjal terkait dengan
infeksi, inflamasi, serta perubahan struktur serta fungsi ginjal.
c) Penggunanaan kontrasepsi hormonal (esterogen). Kontrasepsi
secara oral yang memiliki kandungan esterogen dapat
menyebabkan terjadinya hipertensi melalui mekanisme renin-
aldosteron-mediate volume expantion. Pada hipertensi ini,
tekanan darah akan kembali normal setelah beberapa bulan
penghentian oral kontrasepsi.
d) Gangguan endokrin. Disfungsi medulla adrenal atau korteks
adrenal dapat menyebabkan hipertensi sekunder.
Adrenalmediate hypertension disebabkan kelebihan primer
aldosteron, kortisol, dan katekolamin.6
7
g. Berat badan berlebih/ kegemukan
h. Konsumsi alcohol.7
1.5 Diagnosis
Algoritma penegakan diagnosis hipertensi menurut Canadia
Recommendation fot The Management of Hypertension:6
8
Hipertensi dibedakan menjadi beberapa kelas yang ditandai dari nilai
tekanan sistolik dan diastolik pasien. Klasifikasi dibedakan menurut JNC
VIII adalah sebagai berikut :
1.6 Terapi
Pengendalian hipertensi bertujuan untuk mencegah dan
menurunkan probabilitas kesakitan, komplikasi, dan kematian. Langkah
ini dapat dikelompokkan menjadi modifikasi gaya hidup dan terapi
medikamentosa.
1. Modifikasi gaya hidup
a. Penurunan berat badan;
b. Diet Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH). DASH
mencakup konsumis buah-buahan , sayur-sayuran serta produk
susu rendah lemak jenuh/lemak total;
c. Penurunan asupan garam, disarankan konsumsi garam < 6
g/hari;
d. Aktivitas fisik. Target aktivitas fisik yang disarankan minimal
30 menit/hari, dilakukan paling tidak 3 hari dalam seminggu;
e. Pembatasan konsumsi alkohol.6
2. Medikamentosa
9
Secara umum, terapi farmakologi pada hipertensi dimulai
bila pada pasien hipertensi derajat 1 yang tidak mengalami
penurunan tekanan darah setelah > 6 bulan menjalani pola hidup
sehat dan pada pasien dengan hipertensi derajat ≥ 2. Beberapa
prinsip dasar terapi farmakologi yang perlu diperhatikan untuk
menjaga kepatuhan dan meminimalisasi efek samping, yaitu :
a. Bila memungkinkan, berikan obat dosis tunggal
b. Berikan obat generic (non-paten) bila sesuai dan dapat
mengurangi biaya
c. Berikan obat pada pasien usia lanjut ( diatas usia 80 tahun )
seperti pada usia 55 – 80 tahun, dengan memperhatikan faktor
komorbid
d. Jangan mengkombinasikan angiotensin converting enzyme
inhibitor (ACE-i) dengan angiotensin II receptor blockers
(ARBs)
e. Berikan edukasi yang menyeluruh kepada pasien mengenai
terapi farmakologi
f. Lakukan pemantauan efek samping obat secara teratur.6
Algoritma tatalaksana hipertensi yang direkomendasikan
berbagai guidelines memiliki persamaan prinsip, dan dibawah ini
adalah algoritme tatalaksana hipertensi secara umum, yang diambil
dari A Statement by the American Society of Hypertension and the
International Society of Hypertension2013;
10
Gambar 4. Algoritma tatalaksana Hipertensi
11
Alamat : Jl. Kapten Samadikun, Gg. Melati VII RT
03 RW 01, Kelurahan Kebon Baru
Pendidikan Terakhir : SMK
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga dan Pembuat Risoles
Tanggal Pemeriksaan : 23 – 12 – 2021
Tanggal Home Visit : 23 – 12 – 2021
B. Anamnesis
Keluhan Utama
1. Sering merasa kebas di kaki jika berjalan jauh
2. Leher kaku
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien sering merasa kebas di kedua kakinya jika berjalan
sejauh 10 meter sejak lahir anak ke-3, 11 tahun yang lalu, kebas
menajalar dari telapak hingga ke pinggang, kebas di rasakan hilang
timbul dan timbul hanya saat berjalan sejauh 10 meter tanpa henti,
kebas dirasakan membaik apabila beristirahat terlebih dahulu
selama 5 menit, selain kebas pasien juga merasakan tengkuk
lehernya sering kaku yang hilang timbul sejak 11 tahun yang lalu
juga, saat minum obat dan beristirahat pasien merasa tengkuk
lehernya lebih ringan, memberat apabila tidak minum obat dan
tidak istirahat setelah membuat risoles, pasien rutin minum obat
darah tinggi namun jarang kontrol ke dokter, pasien tidak memiliki
alergi obat, makanan maupun minuman.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien memiliki riwayat darah tinggi sejak 11 tahun yang lalu
setelah melahirkan anak ke-3, jarang kontrol ke dokter namun rutin
minum obat darah tinggi. Pada saat kehamilan yang ke-3 tekanan
12
darah pasien mencapai 90/60 mmHg, dan bidan menyarankan
untuk memakan jeroan dan kacang-kacangan namun pasien tidak
suka dan hanya memakannya sedikit. Pasien tidak memiliki riwayat
penyakit DM dan kolesterol . (ditanyain anaknya meninggal dulu
karna apa?)
Riwayat Persalinan
Pasien melahirkan anak ke-3 secara sesar dikarenakan pasien
merupakan resiko tinggi untuk melahirkan secara pervaginam
Riwayat Penyakit Keluarga
Bapak dan ibu dari ibu pasien menderita hipertensi yang sama,
dan bapak dari ibu pasien meninggal karena stroke dan jatuh dari
atas mobil. Adik dari ibu pasien serta kakak pasien juga menderita
hipertensi yang sama, namun sang kaka meninggal karena pecah
pembuluh darah
Riwayat Pribadi dan Sosial
Pasien merupakan ibu rumah tangga sekaligus pembuat risoles,
pasien tidur sekitar jam 10.00 PM dan bangun sekitar jam 02. 00
AM untuk mulai membuat risoles, pasien biasanya bangun hanya
makan pisang dan minun the manis hangat untuk mengganjal perut
hingga jam 09.00 AM pasien baru memakan nasi. Pasien terkadang
makan yang asin-asin, namun sering makan goreng-gorengan dan
manis-manis
C. Pemeriksaan
Kesadaran : Kompopsmentis
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Antropometri
BB : 120,4 kg
TB : 158 cm
Tanda-Tanda Vital
TD : 201/111 mmHg
13
Suhu : 36,3 ℃
Nadi : 80x/m
RR : 20x/m
SpO2 : 98%
Pemeriksaan Fisik
Kepala
Normocephal, tidak ada jejas, tidak ada nyeri tekan
Wajah
Mata simetris, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik,
kornea tidak keruh, dan tidak ada tanda-tanda inflamasi.
Hidung simetris tidak keluar secret.
Bibir tidak sianosis, dan tidak ada angular cheilitis
Telinga simetris dan tidak ada tanda-tanda inflamasi
Leher
Tidak terdapat pembesaran kelenjar getah bening maupun tiroid,
JVP 5 – 2 cmH2O
Thorax
Bentuk dan gerakan dada simteris, tidak ada jejas, tidak ada nyeri
tekan, perkusi sonor di kedua lapang paru, suara auskultasi
vesikuler tidak ada suara tambahan.
Jantung
Ictus cordis tidak terlihat, ictus cordis teraba di ICS 5 linea
midclavicularis sinistra, auskultasi S1/S2 reguler, tidak terdapat
suara tambahan.
Abdomen
Contour abdomen cembung, tidak ada tanda-tanda inflamasi, bising
usus 10x/menit, perkusi timpani di seluruh lapang abdomen, tidak
ada nyeri tekan maupun pembesaran hepar atau lien
Ekstremitas
Edema(-), tidak ada nyeri tekan, akral hangat, CRT<2 detik.
14
Pemeriksaan Penunjang
GDS : 114 mg/dl
Kolesterol total : 261
Asam urat : 4,6
Usulan pemeriksaan:
EKG
Rontgen Thorax AP
D. Diagnosis
Diagnosis Klinis
Hipertensi urgensi
E. Tatalaksana
1. Terapi
- Anti Hipertensi golongan Calcium-Channel Blocker
Amlodipine
- Anti Hipertensi golongan diuretic Furosemide
- Penurun Kolesterol golongan statin Simvastatin
- Obat Anti Inflamasi Non-Steroid Asam mefenamat
2. Edukasi
F. Prognosis
1. Ad Vitam (Hidup) : dubia ad bonam
2. Ad functionam (Fungsi) : dubia ad bonam
3. Ad sanationam (Sembuh) : dubia ad bonam
15
1.8 Conseptual Framework
Komunitas
Keluarga/Tempat Kerja
Pasien
dokter
Masalah Sosio-Ekonomi
Pasien jarang berinteraksi dengan
Harapan :
lingkungan sekitar karena takut
Bisa sering mengontrol membebani pikiran pasien, tidak
penyakitnya ke puskemas terdapat permasalahan ekonomi
sehingga tidak terjadi komplikasi
Kecemasan : Masalah Budaya : -
Mengkhawatirkan kondisi
hipertensi dan konsumsi
Masalah Dalam Keluarga : -
dexamethasone yang tidak
terkontrol
16
a. Pasien
Faktor Genetic :
Terdapat Faktor genetic yaitu Kakek dari keluarga ibu pasien, adik
dari ibu pasien, bapak pasien, saudara kandung Kakak ke-1 dan
adik ke-1 pasien mengalami keluhan dan penyakit yang serupa.
Personal :
Memiliki kebiasaan yang buruk yang bisa meningkatkan risiko
penyakit pasien yaitu sering makan makanan yg manis-manis,
goreng-gorengan, bersantan, dan terkadang yang asin. Pasien juga
malas untuk kontrol tekanan darahnya karena harus mengantar
anaknya ke sekolah sehari-harinya.
Gaya Hidup :
Pasien jarang melakukan aktivitas olahraga sehari-hari, pasien
hanya melakukan aktivitas sedang pada aktivitas pekerjaanya.
b. Komunitas (Keluarga/Lingkungan)
Stressor :
Pasien dianjurkan oleh suaminya untuk mengkonsumsi obat-obatan
herbal saja dan tidak dianjurkan mengkonsumsi obat-obatan yang
sudah di berikan oleh dokter.
Potensi bencana :
Pasien sering membeli obat hipertensi di apotek dan
mengkomsumsi tanpa anjuran dari dokter. Pasien juga sering
mengkonsumsi dexamethasone tanpa anjuran dari dokter
Masalah lingkungan :
Lingkungan rumah pasien padat penduduk, dan kurangnya
pencahayaan yang masuk ke dalam rumah pasien. Tidak terdapat
tumpukan sampah maupun barang-barang bekas.
17
Masalah Sosial-Ekonomi :
Tidak terdapat masalah dari aspek sosial ekonomi pasien. Akses
pasien menuju pelayanan kesehatan sangat baik dan memudahkan
pasien untuk pergi berobat. Pasien mengurangi interaksi dengan
tetangga dan lingkungan sekitar karena takut masalah mereka
menjadi beban pikirannya.
Budaya :-
Masalah dalam keluarga :
Tidak ada permasalahan dalam keluarga pasien. Semua anggota
keluarga menjalankan fungsi dan perannya masing-masing dan
tidak mengganggu aktivitas sehari-hari.
18
3) Pasien sering mendapatkan informasi mengenai kesehatan dari
dokter yang ia kunjungi
4) Pasien mendapatkan motivasi dan dukungan dari lingkungan dan
keluarga mengenai masalah kesehatan pasien, namun pasien jarang
berkumpul dengan tetangga sekitar dikarenakan pasien takut
masalah orang lain malah ikut membebani pikiran pasien.
5) Biaya perawatan di pelayanan kesehatan sudah di tanggung oleh
BPJS
6) Tidak terdapat hewan peliharaan di rumah
7) Lingkungan rumah pasien padat penduduk.
8) Disekitar rumah pasien tidak terdapat tumpukan sampah dan
barang-barang bekas.
E. Aspek V (Derjarat Fungsional)
Skala 2, Mampu melakukan pekerjaan ringan sehari-hari di dalam dan
luar rumah.
2.2.1 Genogram
Suami Pasien
Anak 1
19
Gambar 2.2 Genogram Keluarga Pasien.
Keterangan:
Anggota keluarga dengan jenis kelamin laki-laki
20
2.2.4 Peta Keluarga
Keterangan :
: Harmonis
: Apatetic, acuh satu sama lain
21
anggota keluarga lainnya sering memberikan kasih sayang dan
perhatian kepada pasien dan selalu memberikan dukungan serta
energi positif terhadap pasien
Hampir
Kadang- Hampir
Pernyataan Tidak
kadang selalu
Pernah
22
Saya puas dengan keluarga saya
karena masing-masing anggota
√
keluarga sudah menjalankan
kewajiban sesuai dengan seharusnya
Total 8
23
APGAR Keluarga : Fungsi Keluarga
Total 0-10
24
Cara penilaian/Scoring :
2 = almost always (hampir selalu)
1 = some of the time (kadangkadang)
0 = hardly ever (hampir tidak pernah)
25
BAB III
PEMECAHAN MASALAH
3.1 Planning
Memberikan
Pasien paham
Makan informasi Pasien mampu
dengan menu
makanan kepada mengatur pola
makan dan
1. gorengan, pasien untuk dan menu Setiap hari 3
pola makan
asin, manis mengatur makanan
yang baik bagi
dan bersantan menu sehari-hari
dirinya
makanan
26
-Cek TTV
-Cek gula
darah
-Cek
kolesterol
-Cek asam
urat
Memberikan
edukasi Suami pasien
kepada suami mampu untuk Suami pasien
pasien agar mengurangi mengurangi
ketika kebiasaan kebiasaan
Kebiasaan
merokok merokok dan merokok dan
3 suami pasien Setiap hari 2
jangan di juga tidak menjauh dari
merokok
dekat pasien dekat-dekat pasien ketika
dan dengan pasien sedang
mmgurangi ketika sedang merokok
kebiasaan merokok
merokok
3.2 Intervensi
a. Health promotion (promosi)
1) Edukasi
Kepada pasien dan keluarga tentang penyakit Hipertensi
Kepada pasien untung menjauhi stress
Kepada pasien dan keluarga tentang aktivitas fisik yang baik terhadap
penderita Hipertensi
27
Kepada pasien dan keluarga tentang Konsumsi Makanan yang baik
terhadap penderita Hipertensi
Kepada pasien dan keluarga tentang kontrol tekanan darah setiap 1
bulan secara berkala
Kepada pasien dan keluarga tentang larangan meminum obat anti
hipertensi maupun dexamethasone tanpa anjuran dari dokter
b. Prevention (pencegahan)
1) Screning
Melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin dan pengecekan
laboratorium seperti GDS, kolesterol.
2) Life Style Modification
Melakukan kegiatan olahraga atau aktivitas yang sesuai dengan kondisi
pasien
Melakukan diet dengan mengatur pola makanan dan menu makanan
pasien
Pasien tidak lagi mengulangi kebiasaan buruknya dalam hal konsumsi
makanan dan minuman yang manis, asin, bersantan, dan goreng-
gorengan
c. Curative treatment (pengobatan)
1) Drugs
Pasien rutin mengkonsumsi obat-obatan yang diberikan selama sebulan
penuh
2) Surgery :
Tidak diperlukan
d. Rehabilitation (pemulihan)
Tidak diperlukan
3.3 Follow up
28
1. Pemantauan dan Pengawasan
a. Membantu mengawasi dan mendukung kegiatan yang dilakukan oleh
pasien yang bisa dilakukan oleh keluarga, masyarakat dan pelayanan
kesehatan
2. Evaluasi
a. Evalusai target yang direncanakan seperti kepatuhan minum obat dan
kontrol berobat tekanan darah, kadar gula darah dan kolesterol darah
b. Evaluasi target aktifitas fisik dan olahraga yang telah di targetkan
c. Mengevaluasi dan memperbaharui diagnostic holistic
d. Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap keberhasilan manajemen
pasien dan keluarga
29
BAB 4
SIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Pada pasien Ny.Hn (46 tahun) didiagnosis menderita Hipertensi sejak
hamil anak ketiga. Menurut pasien, bapak pasien dan kakek pasien dari pihak
ibu juga mengidap penyakit Hipertensi. Hipertensi adalah penyakit yang
cukup berbahaya karena tidak menimbulkan gejala yang spesifik dan secara
fisik. Sebagian besar penderita Hipertensi tidak rutin mengecek tekanan
darahnya begitupun dengan kepatuhan minum obatnya. Banyak penderita
Hipertensi yang tidak patuh dalam minum ohbat karena han ya meminum obat
saat timbul gejala saja, begitupun dengan Ny. Hn setelah kami berkunjung dan
mengecek keadaan penyakitnya, Ny Hn jadi lebih sering berkunjung ke
fasilitas kesehatan terdekat untuk mengontrol dan mengobati penyakitnya
karena sebelumnya pasien jarang sekali mengontrol penyakit hipertensinya.
Hal ini menunjukan kurangnya pemahaman penderita hipertensi terhadap
penyakitnya.
4.2 Saran
Tenaga kesehatan dan kader yang tersebar dimasing-masing wilayah
Puskesmas Kejaksan dapat memonitoring kepatuhan minum obat
dankepatuhan kontrol tekanan darah kepada pasien Hipertensi yang sedang
terjadi. Sehingga harapannya dapat menekan angka morbiditas dan mortalitas
akibat Penyakit Hipertensi dan komplikasinya.
30
DAFTAR PUSTAKA
1. Longo DL, Fauci AS, Kasper DL, Hauser SL, Jameson JL, Loscalzo J, et al.
Hypertension treatment. Harrison’s Principles of Internal Medicine. 19th ed.
McGraw-Hill Co, Inc.; 2015 .p. 1622-7
2. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Hipertensi membunuh diam
diam,ketahui tekanan darah anda [Internet]. [cited 2018 Sep 4]. Available from:
http:// www.depkes.go.id/article/view/18051600004 /hipertensi-membunuh-diam-
diam-ketahui-tekanan-darah-anda.html.
3. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.
Riskesdas 2013.pdf [Internet]. [cited 2018 Sep 3]. Available from: http://
www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20Riskesdas%20201
4. Carey RM, Whelton PK, for the 2017ACC/AHA Hypertension guideline writing
committee. Prevention, detection, evaluation, and management of high blood
pressure in adults: Synopsis of the 2017 American College of
Cardiology/American Heart Association hypertension guideline. Ann Intern Med.
2018;168(5):351
5. Badan Pusat Statistik. Potret Awal Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) di
Indonesia. Badan Pusat Statistik. 2016.
6. Setyawan AB, Ismahmudi R. Promosi Kesehatan Sebagai Usaha Menurunkan
Tekanan Darah Penderita Hipertensi. J urnal Abdimas PHB Vol. 1 no 2 juni 2018.
hl:119-12
7. Nuraini B. Risk Factors of Hypertension. J Majority. Vol 4 No 5. 2015.
31
32