Dosen Pembimbing :
Ns. Dyah Pitaloka, M.Kep
Nur Cholilla, STr., Keb.,M.Kes
Ns. Eva Hadiana
Disusun Oleh:
Idris Yasin
(18.11.2.149.062)
PROGRAM STUDI
NERS INSTITUT ILMU KESEHATAN NAHDLATUL ULAMA TUBAN
2021
i
LEMBAR PENGESAHAN
KULIAH KERJA NYATA
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Tn.A DI DESA
TEGALREJO KECAMATAN WIDANG KABUPATEN TUBAN PADA
PASIEN TEKANAN DARAH RENDAH (HIPOTENSI)
Disusun untuk memenuhi syarat menyelesaikan tugas keperawatan keluarga Di
institut Ilmu Kesehatan Nahdlatul Ulama Tuban
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat dan
karunia -Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan ini dengan judul
“ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Tn.S DI DESA
TEGALREJO KECAMATAN WIDANG KABUPATEN TUBAN PADA
PASIEN DARAH RENDAH (HIPOTENSI)”
Laporan ini disusun dalam rangka memenuhi tugas Kuliah Kerja Nyata.
Dalam menyusun laporan ini, penyusun banyak mendapat ilmu dari dosen
pembimbing. Oleh karena itu penyusun mengucapkan terima kasih kepada YTH. :
1. Bapak Dr. H. Miftahul Munir SKM., M.Kes., DIE selaku Rektor Institut
Ilmu Kesehatan Nahdlatul Ulama Tuban.
2. Bapak Hyan Oktodia Basuki, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Ketua Pelaksana
Kuliah Kerja Nyata Institut Ilmu Kesehatan Nahdlatul Ulama Tuban.
3. Ibu Ns. Dyah Pitaloka, M.Kep selaku Dosen Pembimbing Kuliah Kerja
Nyata Institut Ilmu Kesehatan Nahdlatul Ulama Tuban.
4. Ibu Nur Cholilla, STr., Keb., M.Kes selaku Dosen Pembimbing Kuliah
Kerja Nyata Institut Ilmu Kesehatan Nahdlatul Ulama Tuban.
5. Ibu Ns. Eva Hadiana selaku Dosen Pembimbing Kuliah Kerja Nyata
Institut Ilmu Kesehatan Nahdlatul Ulama Tuban.
Selaku dosen pembimbing Kuliah Kerja Nyata. Penyusun menyadari bahwa
dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penyusun
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna sempurna laporan
ini.
Laporan ini dapat digunakan sebagai sarana menambah pengetahuan
tentang asuhan keperawatan pada masyarakat di Desa Tegalrejo Kecamatan
Widang Kabupaten Tuban. Semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca dan
penyusun untuk menambah wawasan.
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................... 1
1.2 Tujuan ..........................................................................................................1
1.2.1 Tujuan umum...............................................................................................1
1.2.2 Tujuan Khusus..............................................................................................1
1.3 Rumusan Masalah........................................................................................2
1.4 Manfaat.........................................................................................................2
BAB II Tinjauan Pustaka
2.1 Definisi Keluarga.........................................................................................3
2.2 Fungsi Keluarga...........................................................................................3
2.3 Tahap-Tahap Paerkembangan Keluarga......................................................4
2.4 Konsep Dasar Hipotensi...............................................................................5
2.4.1 Definisi.........................................................................................................5
2.4.2 Etiologi.........................................................................................................6
2.4.3 Patofisiologi..................................................................................................7
2.4.4 Manifestasi Klinis.........................................................................................8
2.4.5 Komplikasi...................................................................................................8
2.4.6 Pemeriksaan Penunjang................................................................................9
2.4.7 Penatalaksanaan..........................................................................................10
2.4.8 WOC...........................................................................................................12
BAB III Asuhan Keperawatan Keluarga Teoritis
3.1 Pengkajian..................................................................................................13
3.2 Diagnosa Keperawatan...............................................................................17
3.3 Intervensi Keperawatan..............................................................................18
3.4 Implementasi Keperawatan........................................................................18
3.5 Evaluasi Keperawatan................................................................................19
iv
BAB IV ASUHAN KEPERAWATN KASUS
4.1 Pengkajian..................................................................................................20
4.2 Diagnosa Keperawatan...............................................................................29
4.3 Intervensi Keperawatan..............................................................................35
4.4 Implementasi Keperawatan........................................................................38
4.5 Evaluasi Keperawatan................................................................................40
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................41
LAMPIRAN-LAMPIRAN
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
5. Mampu melakukan evaluasi keperawatan pada konsep asuhan
keperawatan keluarga tentang hipotensi
6. Mampu mendokumentasikan semua tindakan keperawatan pada konsep
asuhan keperawatan keluarga tentang hipotensi
1.3 RUMUSAN MASLAH
1. .Apa Pengertian Hipotensi?
2. Bagaimana pengkajian keperawatan pada konsep asuhan keperawatan
keluarga tentang hipotensi?
3. Bagaimana intervensi keperawatan pada konsep asuhan keperawatan
keluarga tentang hipotensi?
4. Bagaimana implementasi keperawatan pada konsep asuhan keperawatan
keluarga tentang hipotensi?
5. Bagaimana melakukan evaluasi keperawatan pada konsep asuhan
keperawatan keluarga tentang hipotensi?
1.4 MANFAAT
1.4.1. Manfaat teoritis.
Sebagai bahan pustaka yang dapat memberikan gambaran tingkat
pengetahuan tentang hipotensi di masyarakat.
1.4.2. Manfaat praktis.
1. Bagi penulis
Sebagai pengalaman langsung dalam pembuatan laporan asuhan
keperawatan, khususnya mengenai pengetahuan tentang hipotensi
2. Bagi Masyarakat
Hasil laporan ini di harapkan dapat memberikan pengetahuaan masyarakat
tentang hipotensi
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Keluarga
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang dibentuk berdasarkan
ikatan perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan
materiil yang layak, bertakwa kepada Tuhan, memiliki hubungan yang selaras
dan seimbang antara anggota keluarga dan masyarakat serta lingkungannya.
(BKKBN, 1999)
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergabung karena ikatan
tertentu untuk saling membagi pengalaman dan melakukan pendekatan
emosional, serta mengidentifikasi diri mereka sebagai bagian dari keluarga.
(Friedman, 1998)
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari
kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu
tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan ( Departemen
Kesehatan RI,1988).
2.2 Fungsi Keluarga
1. Fungsi biologis
a. Meneruskan keturunan
b. Memelihara dan membesarkan anak
c. Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
2. Fungsi psikologis
a. Memberikan kasih sayang dan rasa aman
b. Memberikan perhatian diantara anggota keluarga
c. Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
3. Fungsi sosialisasi
a. Membina sosialisasi pada anak
b. Membentu norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkrmbangan anak.
c. Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga
3
4. Fungsi ekonomi
a. Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga
b. Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan keluarga
c. Menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga di masa
mendatang
5. Fungsi pendidikan
a. Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan,
ketrampilan dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat
dan minat yang dimilikinya.
b. Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang
dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.
c. mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.
2.3 Tahap-Tahap Paerkembangan Keluarga
1. Pasangan Baru ( Keluarga Baru )
Keluarga baru dimulai saat masing-masing individu laki-laki dan
perempuan membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan
meninggalkan ( psikologis ) keluarga masing-masing.
2. Keluarga Ghild-Bearing ( Kelahiran Anak Pertama )
Keluarga yang menantikan kelahiranmdimulai dari kehamilan sampai
kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30 bulan.
3. Keluarga Dengan Anak Pra-Sekolah
Tahap ini dimulai saat kelahiran anak pertama (2,5 bulan ) dan berakhir saat
anak berusia 5 tahun.
4. Keluarga Dengan Anak Sekolah
Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia 6 tahun dan berakhir
pada usia 12 tahun.Umumnya keluarga sudah mencapai jumlah anggota
keluarga maximal,sehingga keluarga sanagt sibuk.
5. Keluarga Dengan Anak Remaja
Dimulai saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir 6-7 tahun
kemudian,yaitu pada saat anak meninggalkan rumah orang tuanya.Tujuan
4
keluarga ini adalah melepas anak remaja dan memeberi tanggungjawab serta
kebebasan yang lebih besar untuk mempersiapkan diri menjadi lebih
dewasa.
6. Keluarga Dengan Anak Dewasa
Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan berakhir
pada saat anak terakhir meninggalkan rumah.Lamanya tahap ini tergantung
dari jumlah anak dalam keluarga,atau jika ada anak yang belum berkeluarga
dan tetap tinggal bersama orang tua.
7. Keluarga Usia Pertengahan
Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan
berakhir saat pension atau salah satu pasangan meninggal.
8. Keluarga Usia Lanjut
Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah satu
pasangan pension,berlanjut saat salah satu pasangan meninggal sampai
keduanya meninggal
5
gangguan pencernaan, dsb. Penyebab darah rendah adalah sebagai berikut :
Kekurangan volume darah, pelebaran pembuluh darah, anemia, masalah
jantung, perubahan hormon dsb. (Andri Wang, 2014).
2.4.2 Etiologi
Banyak orang memiliki tekanan darah sistolik di bawah 100, tetapi
beberapa orang mengalami gejala dengan tekanan yang rendah. Gejala tekanan
darah rendah terjadi karena satu atau lebih dari organ tubuh tidak mendapatkan
pasokan darah yang cukup. (Benjamin C. Wedro, MD, FAAEM 2015).
Jika tekanan darah rendah menyebabkan gejala klinis, penyebabnya akan
berada di salah satu dari tiga kategori umum. Entah jantung tidak memompa
dengan tekanan yang cukup, dinding arteri terlalu melebar, atau tidak ada cukup
cairan intravaskular (pembuluh intra = dalam + vaskular = darah) dalam sistem
(Benjamin C. Wedro, MD, FAAEM 2015).
1. Jantung
Jantung adalah pompa listrik. Masalah dengan baik pompa atau listrik
dapat menyebabkan masalah dengan tekanan darah rendah.Jika jantung
berdetak terlalu cepat, tekanan darah bisa turun karena tidak ada cukup
waktu bagi jantung untuk mengisi di antara setiap denyut (diastole). Jika
jantung berdetak terlalu lambat, mungkin ada terlalu banyak waktu yang
dihabiskan di diastol ketika darah tidak mengalir.Jika otot jantung telah
rusak atau jengkel, mungkin tidak ada cukup kekuatan memompa untuk
mempertahankan tekanan darah. Dalam serangan jantung (infark miokard),
otot jantung cukup mungkin akan terkejut sehingga jantung terlalu lemah
untuk memompa secara efektif.Katup jantung memungkinkan darah
mengalir hanya satu arah. Jika katup gagal, darah dapat memuntahkan
mundur, meminimalkan jumlah yang akan mengalir ke tubuh. Jika katup
menjadi menyempit (stenosis), maka aliran darah dapat menurun. Kedua
situasi dapat menyebabkan hipotensi.
2. Cairan intravascular
Ruang cairan di dalam pembuluh darah terdiri dari sel-sel darah dan serum
( air , faktor pembekuan , bahan kimia , dan elektrolit )
6
a. Dehidrasi , hilangnya air , mengurangi total volume dalam ruang
intravaskular ( dalam pembuluh darah ) . Hal ini dapat dilihat
pada penyakit dengan peningkatan kehilangan air . Muntah dan diare
adalah tanda-tanda kehilangan air .Pasien dengan pneumonia atau
infeksi saluran kemih , terutama orang tua , rentan terhadap
dehidrasi.Korban kebakaran bisa kehilangan sejumlah besar cairan
dari luka bakar mereka .
b. Perdarahan mengurangi jumlah sel darah merah dalam aliran darah dan
menyebabkan penurunan jumlah cairan di ruang intravaskular dan
tekanan darah rendah.
2.4.3 Patofisiologi
Tekanan pada perubahan posisi tubuh misalnya dari tidur ke berdiri maka
tekanan darah bagian atas tubuh akan menurun karena pengaruh gravitasi. Pada
orang dewasa normal, tekanan darah arteri rata-rata pada kaki adalah 180-200
mmHg. Tekanan darah arteri setinggi kepala adalah 60-75 mmHg dan tekanan
venanya 0. Pada dasarnya, darah akan mengumpul pada pembuluh kapasitas vena
ekstremitas inferior 650 hingga 750 ml darah akan terlokalisir pada satu tempat.
Pengisian atrium kanan jantung akan berkurang, dengan sendirinya curah jantung
juga berkurang sehingga pada posisi berdiri akan terjadi penurunan sementara
tekanan darah sistolik hingga 25 mmHg, sedang tekanan diastolic tidak berubah
atau meningkat ringan hingga 10 mmHg (Andhini Alfiani Putri F, 2012).
Penurunan curah jantung akibat pengumpulan darah pada anggota tubuh
bagian bawah akan cenderung mengurangi darah ke otak. Tekanan arteri kepala
akan turun mencapai 20-30 mmHg. Penurunan tekanan ini akan diikuti kenaikan
tekanan persial CO2 (pCO2) dan penurunan tekanan persial O2 (pCO2) serta
pH jaringan otak (Andhini Alfiani Putri F, 2012).
Secara reflektoris, hal ini akan merangsang baroreseptor yang terdapat
didalam dinding dan hamper setiap arteri besar didaerah dada dan leher, namun
dalam jumlah banyak didapatkan dalam diding arteri karotis interna, sedikit di
atas bifurcation carotis, daerah yang dikenal sebagai sinus karotikus dan dinding
arkus aorta. Respon yang ditimbulkan baroreseptor berupa peningkatan
tahanan pembuluh darah perifer, peningkatan tekanan jaringan pada otot kaki dan
7
abdomen, peningkatan frekuensi respirasi, kenaikan frekuensi denyut jantung
serta sekresi zat-zat vasoaktif. Sekresi zat vasoaktif berupa
katekolamin, pengaktifan system Renin-Angiostensin Aldosteron, pelepasan ADH
dan neurohipofisis. Kegagalan fungsi reflex autonomy inilah yang menjadi
penyebab timbulnya hipotensi ortostatik, selain oleh factor penurunan curah
jantung akibatberbagai sebab dan kontraksi volume intravascular baik yang
relative maupun absolute. Tingginya kasus hipotensi ortostatik pada usia lanjut
berkaitan dengan : (Andhini Alfiani Putri F, 2012).
a. Penurunan sensitivitas baroreseptor yang diakibatkan oleh proses
atheroskleosis sekitar sinus karotikus dan arkus aorta, hal iniakan
menyebabkan tak berfungsinya reflex vasokontriksi dan peningkatan
frekuensi denyut jantung sehingga mengakibatkan kegagalan pemeliharaan
tekanan arteri sistemik saat berdiri.
b. Menurunnya daya elastisitas serta kekuatan otot eksremitas inferior.
2.4.4 Manifestasi Klinis
Terhadat beberapa manifestasi dari beberapa Hipotensi :
1. Hipotensi, (Alo, 2014)
Jantung berdebar kencang dan tidak teratur, pusing, lemas, mual,
pinsan, pandangan buram dan kehilangan keseimbangan
2. Hipotensi Interadialisis, asympomatik hingga syok (Burton Etal, 2009)
Perasaan tidak nyaman pada perut, mual, muntah, menguap, otot terasa
kram, gelisah, pusing kecemasan
3. Hipotensi Ortostatik, (Jeffrey B. Lanier,dkk, 2014) Pusing hingga
pingsan.
2.4.5 Komplikasi
1. Pingsan : hipotensi yang menyebabkan tidak cukupnya darah yang
mengalir ke otak, sel-sel otak tidak meneri,a cukup oksigen dan nutrisi-
nutrisi. Sehingga mengakibatkan pening bahkan pingsan.
2. Stroke : hipotensi yang menyebabkan berkurangnya aliran darah dan
oksigen yang menuju otak sehingga mengakibatkan kerusakan otak.
Sehingga menimbulkan kematiain pada jaringan otak karena arteri otak
tersumbat (infark serebral) atau arteri pecah (pendarahan).
8
3. Anemia : hipotensi pada tekanan darah 90/80 menyebabkan produksi sel
darah merah yang minimal atau produksi sel darah merah yang rendah
sehingga mengakibatkan anemia.
4. Serangan jantung : hipotensi yang mengakbatkan kurangnya tekanan darah
yang tidak cukup untuk menyerahkan dara ke arter-arteri koroner (arteri
yang menyuplai darah ke otot jantung) seingga menyebabkan nyeri dada
yang mengakibatkan serangan jantung.
5. Gangguan ginjal : ketika darah yang tidak cukup dialirkan ke ginjal- ginjal,
ginjal-ginjal akan gagal untuk mengeliminasi pembuangan-pembuangan
dari tubuh yaitu urea, dan creatin, dan peningkatan pada tingkat-tingkat
hasil eliminasi didarah terjadi (contohnya : kenaikan dari blood urea
nitrogen atau BUN,dan serum keratin.
6. 6.Shock : tekanan darah yang rendah memacu jantung untuk memompa
darah lebihbanyak, kondisi tersebut yang mengancam nyawa dimana
tekanan darah yang gigih menyebabkan organ-organ seperti ginjal , hati,
jantung, dan otak untuk secara cepat.
2.4.6 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan jika gejala-gejala hipotensi terus
menerus berulang namun sulit untuk mendokumentasikan kelainan-kelainan
dalam pembacaan tekanan darah.Tes mungkin berguna dalam membedakan
hipotensi ortostatik dari gangguan lain yang hadir dengan gejala
orthostasis,seperti sinkop neurocardiogenic dan juga mengevaluasi bagaiman
tubuh bereaksi terhadap perubahan posisi.
Langkah-langkah yang dilakukan saat dilakukan pemeriksaan :
1. Tes ini dilakukan diruangan yang tenang dengan suhu 680F hingga
750F(200C sampai 240C).
2. Pasien harus beristirahat sementara terlentang selama lima menit
sebelum tes dimulai.
3. Sewaktu tes pasien diikat diatas meja yang rata,kemudian meja
secaraberangsur-angsur dimiringkan kesudut 70/80 derajat,pembacaan
tekanan darah dan denyut jantung terus menerus diambil.
9
4. Pasien dibiarkan diatas meja selama lebih dari 10 menit untuk
mencari perubahan-perubahan orthostatic tachycardia syndrome.
Tes ini dianggap positif jika tekanan darah sistolik turun 20mmHg bawah dasar
atau jika tekanan darah diastolik turun 10mmHg bawah baseline.Jika gejala
terjadi selama pengujian,pasien harus dikembalikan ke posisi terlentang segera.
2.4.7 Penatalaksanaan
Perawatan untuk penderita hipotensi tergantung penyebabnya yaitu :
1. Hipotensi kronik
Hipotensi kronik jarang terdeteksi dari gejala. Hipotensi yang
tak bergejala pada orang-orang sehat biasanya tak memerlukan
perawatan.
Dalam mengatasi hipotensi berdasarkan penyebabnya yaitu dengan
mengurangi atau menghilangkan gejalanya.
a. Jika keluhan dirasakan klien saat keadaan diare terjadi, maka klien
dianjurkan untuk pemulihan kepada kebutuhan cairannya, yang
mempengaruhi atau mengurangi volume darah, mengakibatkan
menurunnya tekanan darah.
b. Kecelakaan atau luka yang menyebabkan pendarahan, akan
mengakibatkan kurangnya volume daran dan menurunkan aliran darah,
untuk itu yang dibutuhkan oleh penderita adalah transfusi darah sesuai
dengan yang dibutuhkan.
c. Adanya kelainan jantung bawaan seperti kelainan katup, maka penderita
harusmenjalani operasi jantung sesuai indikasi dokter, ataupun
menjalani pengobatan yang intensif untuk tidak memperburuk keadaan
penderitanya.
2. Hipotensi ringan
Cara lain untuk mengatasi hipotensi, yaitu Menambahkan elektrolit.
Penambahan elektrolit untuk diet dapat meringankan gejala dari hipotensi ringan.
a. Minum kopi. Dosis kafein dipagi dapat memberikan efek karena kafein
dapat memacu jantung untuk bekerja lebih cepat Pemberian posisi
trendelenburg. Pada kasus hipotensi rendah dimana pasien masih
merespon dengan meletakkan posisi kaki lebih tinggi dari pada punggung
10
( posisi trendelenburg.) posisi itu akan meningkatkanaliran balik vena,
sehingga membuat banyak darah memenuhi organ- organ yang
membutuhkan seperti bagian dada dan kepala.
b. Klien yang sedang mengalami hipotensi, diharuskan banyak istirahat, dan
membatasi aktifitas fisiknya selama keadaan ini.
c. Klien yang sedang mengalami hipotensi, diharuskan banyak istirahat, dan
membatasi aktifitas fisiknya selama keadaan ini.
d. Klien dengan hipotensi harus membiasakan diri untuk mempunyai pola
makan yang teratur dan mempunyai makanan pelengkap , seperti susu
untuk meningkatkan stamina. Karena pada umumnya penderita hipotensi
cukup lemah dan mudah lelah.
e. Jika diperlukan misalnya pada klien dengan anemia maka klien harus
Klien dengan hipotensi harus membiasakan diri untuk mempunyai pola
makan yang teratur dan mempunyai makanan pelengkap , seperti susu
untuk meningkatkan stamina. Karena pada umumnya penderita hipotensi
cukup lemah dan mudah lelah volume darah sehingga dapat meningkatkan
tekanan darah penderita.
f. Penderita hipotensi dianjurkan untuk rajin berolahraga ringan,
misal jogging, untuk melatih kerja jantung secara teratur, dan melancarkan
aliran darah keseluruh tubuh.
3.Hipotensi simtomatik :
Hipotensi postural simtomatik dapat ditangani dengan mengatur posisi
tidur pasien dengan kepala lebih tinggi. Fludrokortison, suatu
mineralokortilkoid dapat juga berguna tapi banyak pasien tidak mempunyai
respon yang baik terhadap obat ini dan obat obatan yang lain yang telah
dicoba seperti indometasin Penanganan hipotensi yang dilakukan sendiri
(lionel ginsberg, 2005).
a. Perbanyak asupan cairan terutama air minum.
b. Tambahkan lebih banyak garam pada makanan, kecuali sudah konsisi lain
yang tidak memperbolehkannya.
c. Terarur berolahraga untuk membuat kondisi jantung dan pembulu darah
menjadi lebih sehat .
11
d. Berhenti merokok dan jauhi asap rokok orang lain (Dr. Indra k. Muhtadi,
2013).
2.4.8 WOC
12
BAB III
3.1 Pengkajian
Suatu kesehatan pada keluarga dikaji secara komprehensif, akurat, dan
sistemis. Pengkajian pada keluarga dilakukan dengan melibatkan anggota
keluarga yang lain yang mengetahui masalah kesehatan keluarga,format
pengkajian menurut friedmen,yaitu :
a. Data Umum
1) Nama kepala keluarga : Tn.A
2) Umur : 35
3) Agama : Islam
4) Pendidikan : SD
5) Pekerjaan : Petani
6) Suku/bangsa : Indonesia
7) Alamat : Tegalrejo RT 12
8) Komposisi Keluarga :
9) Tipe Keluarga
Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga dan kendala atau
masalahyang terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut. Disamping
itu mengetahui bahasa sehari yang digunakan oleh keluarga, suku
bangsa dan keadilan lingkungan sekitar serta kebiasaan diet yang
dianut dalam keluarga yang mempengaruhi kesehatan keluarga.
13
10) Genogram
Menjelaskan garis keturunan dengan tiga generasi. Di setiap generasi
keluarga pasti ada yang memiliki penyakit keturunan.
11) Identitas religius
Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga, ada atau tidaknya
perbedaan kepercayaan didalam keluarga serta keperayaan yang
dapat mempengaruhi kesehatan.
12) Status sosial ekonomi keluarga.
Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapat baik kepala
keluarga mendapat bantuan dana dan apakah keluarga menganggap
penghasilannya memadai.
c. Pengkajian Lingkungan
14
Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat tipe rumah,
jumlah ruangan, jenis ruang, jumlah jendela, jarak septic tank dengan
sumber air, sumber air minum yang digunakan, tanda cat yang sudah
mengelupas, serta dilengkapi dengan denah rumah (Friedman, 2010).
d. Fungsi Keluarga
1) Fungsi Afektif
Hal yang perlu dikaji seberapa jauh keluarga saling asuh dan
salingmendukung, hubungan baik dengan orang lain, menunjukkan
rasaempati, perhatian terhadap perasaan.
2) Fungsi Sosialisasi
Dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga, sejauh
mana anggota keluarga belajar disiplin, penghargaan, hukuman,
sertamemberi dan menerima cinta (Friedman, 2010).
e. Fungsi Kesehatan
Menjelaskan tentang 5 tugas perawatan kesehatan.
a) Mengenai masalah kesehatan
Menjelaskaan sejauh mana keluarga mengenal penyakit yang ada.
b) Memutuskan untuk merawat
Apakah keluarga mampu marawat anggota keluarga yang sedang
sakit atau mencegah penyakit yang akan di alami anggota keluarga.
c) Mampu merawat
Menjelaskan sejauh mana anggota keluarga mampu merawat
anggota keluarga yang sakit dan apa saja tindakan yang telah
dilakukan untuk mengatasinya.
d) Memodifikasi lingkungan.
Kebiasaan untuk mengatasi penyakit yang ada dikeluarga. Seperti
melakukan pemeriksaan kesehatan, menjaga kebersihan
e) Memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada
Keluarga memanfaatkan pelayanan yang ada serta perasaan dan
persepsi mengenai pelayanan kesehatan (Friedman, 2010).
15
f. Stress dan koping keluarga
1) Stress jangka pendek
Stresssor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang lebih 6 bulan.
2) Stressor jangka panjang
Streassor jangka panjang yaitu streessor yang dialami keluarga
yang memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih 6 bulan,
3) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor
Hal yang perlu dikaji adalah sejauh mana keluarga berespon
terhadap situasi atau steressor.
4) Strategi koping yang digunakan
Strategi koping apa yang digunakan keluarga bila menghadapi
permasalahan.
5) Strategi adaptasi disfungsional.
Dijelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional yang
digunakan bila menghadapi permasalahan.
6) Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode
yang digunakan pada pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan
pemeriksaan klinik.
7) Harapan keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga
terhadap petugas kesehatan yang ada.
16
3.2 Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang
didapat pada pengkajian yang terdiri dari masalah keperawatan yang akan
berhubungan dengan etiologi yang berasal dari pengkajian fungsi perawatan
keluarga. Diagnosis keperawatan merupakan sebuah label singkat untuk
menggambarkan kondisi pasien yang diobservasi di lapangan.
Secara teoritis masalah keperawatan yang dapat muncul adalah sebagai
berikut :
a. Defisit Pengetahuan (D.0111)
b. Manajemen Kesehatan Keluarga Tidak Efektif (D.0115)
c. Defisit Nutrisi
Cara Membuat Skor Penentuan Prioritas Masalah Keperawatan Keluarga
(Friedman, 2017).
17
b. Masalah yang tidak perlu 1
segera ditangani
c. Masalah tidak dirasakan 0
Total
Skoring = Skor X Bobot
Angka tertinggi
3.3 Intervensi
Penyusunan rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan
untuk mengatasi masalah dengan diagnosa keperawatan yang telah ditentukan
dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan klien. Panduan yang digunakan untuk
pembuatan rencana keperawatan yakni, dengan Standar Intervensi
Keperawatan Indonesia (SIKI) sebagai rencana tindakan.
3.4 Implementasi Keperawatan
Tindakan yang dilakukan oleh perawat kepada keluarga berdasarkan
perencanaan mengenai diagnosis yang telah dibuat sebelumnya. Tindakan
keperawatan terhadap keluarga mencakup lima tugas kesehatan keluarga
menurut Friedman, 2017 yaitu:
a. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah
dan kebutuhan kesehatan dengan cara memberikan informasi,
mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan.
b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat
dengan cara mengidentifikasi konsekuensi tidak melakukan tindakan,
mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga, mendiskusikan
tentang konsekwensi tiap tindakan.
c. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang
sakit dengan cara mendemonstrasikan cara perawatan, menggunakan alat
dan fasilitas yang ada di rumah, mengawasi keluarga melakukan
perawatan.
d. Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana membuat
lingkungan menjadi sehat, dengan cara menemukan sumber-sumber yang
dapat digunakan keluarga, melakukan perubahan lingkungan dengan
seoptimal mungkin.
18
e. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada
dengan cara memperkenalkan fasilitas kesehatan yang ada di lingkungan
keluarga dan membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan.
Pelaksanaan dilaksanakan berdasarkan pada rencana yang telah
disusun. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan tindakan
keperawatan terhadap keluarga yaitu sumber daya keluarga, tingkat
pendidikan keluarga, adat istiadat yang berlaku, respon dan penerimaan
keluarga dan sarana dan prasarana yang ada pada keluarga.
3.5 Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan kegiatan membandingkan antara hasil
implementasi dengan kriteria dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat
keberhasilannya. Kerangka kerja evaluasi sudah terkandung dalam rencana
perawatan jika secara jelas telah digambarkan tujuan perilaku yang spesifik
maka hal ini dapat berfungsi sebagai kriteria evaluasi bagi tingkat aktivitas
yang telah dicapai Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP secara
operasional. Tahapan evaluasi dapat dilakukan secara formatif dan sumatif.
Evaluasi formatif dilakukan selama proses asuhan keperawatan, sedangkan
evaluasi sumatif adalah evaluasi akhir. (Friedman,2017).
Evaluasi disusun menggunakan SOAP, (Suprajitno,2013) :
BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN KASUS
19
NamaPuskesma No. Register
s
Nama Idris Yasin Tanggal Pengkajian 16 Agustus
2021
A. DATA KELUARGA
Nama Tn.A Bahasa sehari-hari Jawa
Kepala
Keluarga
Alamat DS.Tegalrejo Yankesterdekat, Jarak 4,2 kilo meter
Rumah & Kec.Widang
Telp Kab.Tuban
Pekerjaan Petani Alat transportasi Sepeda motor
Agama & Islam/Jawa Status KelasSosial Menengah
Suku
DATA ANGGOTA KELUARGA
N Na Hu U J Su Pendid Pekerj Status TTV Statu
o ma b mu K ku ikan aan Gizi (TD, N, S, s
dg r Terakh Saat (TB, P) Imun
n ir Ini BB, isasi
K BMI) Dasar
K
1 Tn. Ay 62 L Ja SD Petani 45kg,1 90/60,80,36, -
. A ah th wa 50m, 5⁰c,22
20
2 Nn An 32 P Ja SD Wiras 68kg,1 120/80,77,3 Leng
. .A ak th wa wasta 53m, 6,1⁰c,20 kap
29
LANJUTAN
N Alat Bantu/ Status Kesehatan Riwayat Penyakit/
Nama
o Protesa Saat ini Alergi
1 Tn.A Tidak Sakit -
. menggunak
an alat
bantu
2 Nn.A Tidak Sehat -
. menggunak
an alat
20
bantu
AnalisisMasalahKesehatanINDIVIDU :
________________________________________
21
Kondisi Rumah Jika ada Bunifas, Persalinan ditolong
Type rumah : permanen/semi oleh tenaga kesehatan :
permanen* Ya/
Lantai : Tidak* .......................................................
tanah/plester/keramik,lainnya…. .....................
Kepemilikan rumah : sendiri / Jika ada bayi, Memberi ASI ekslusif :
sewa* Ya/ Tidak*
Ventilasi : jika ada balita, Menimbang balita tiap
Baik (10-15% dari luas lantai): bln :
ya/tidak* Ya/
Jendela setiap hari dibuka: Tidak* .......................................................
ya/tidak* .......................
…………………………………… Menggunakan air bersih untuk makan &
…………… minum:
PencahayaanRumah : Ya/
Baik/ Tidak* Tidak* .......................................................
....................................
…………………………………… Menggunakan air bersih untuk
…………… kebersihan diri:
Saluran Buang Limbah : Ya/
Tertutup/terbuka* Tidak* .......................................................
....................................
…………………………………… Mencuci tangan dengan air bersih &
…………… sabun :
Air Bersih : Ya/
Sumber air bersih: Tidak* .......................................................
sumur/PAM/sungai/lain-lain*, ....................................
sebutkan..... Melakukan pembuangan sampah pada
Kualitas air: tempatnya :
Bersih……………………….. Ya/
Tidak* .......................................................
Jamban Memenuhi Syarat : ...................................
22
Kepemilikan jamban : ya/tidak* Menjaga lingkungan rumah tampak
Jenis jamban : leher bersih
angsa/cemplung* ya/tidak
Jarak septic tank dengan sumber ....................................................................
air : ………….. (observasi dan validasi)
Mengkonsumsi lauk dan pauk tiap hari :
…………………………………… Ya/
…………… Tidak* .......................................................
....................................
Tempat Sampah: Menggunakan jamban sehat :
Kepemilikan tempat sampah Ya/
;Ya/Tidak* Tidak* .......................................................
Jenis : Tertutup/Terbuka * ....................................
Memberantas jentik di rumah sekali
…………………………………… seminggu :
…………… Ya/ Tidak* (menguras, mengubur,
menutup)
Rasio Luas Bangunan Rumah ....................................................................
dengan Jumlah .......................
2
Anggota Keluarga (8m /orang) Makan buah dan sayur setiap hari : Ya/
Ya/Tidak * Tidak* .......................................................
.
…………………………………… Melakukan aktivitas fisik setiap hari :
…………… Ya/
Tidak* .....................................................
Tidak merokok di dalam rumah : Ya/
Tidak* .......................................................
.....
Penggunaan alkohol dan zat adiktif :
ya/tidak
....................................................................
...............
23
KEMAMPUAN KELUARGA MELAKUKAN TUGAS PEMELIHARAAN
KESEHATAN ANGGOTA KELUARGA
1) Adakah perhatian keluarga kepada anggotanya yang menderita sakit:
Ada Tidak
karena .............................................................................................................
.................................................................
2) Apakah keluarga mengetahui masalah kesehatan yang dialami anggota
dalam keluarganya : Ya Tidak
3) Apakah keluarga mengetahui penyebab masalah kesehatan yang dialami
anggota dalam keluarganya:
Ya Tidak ,
………………………………………………………………..
4) Apakah keluarga mengetahui tanda dan gejala masalah kesehatan yang
dialami anggota dalam keluarganya :
Ya Tidak ,
………………………………………………………………..
5) Apakah keluarga mengetahui akibat masalah kesehatan yang dialami
anggota dalam keluarganya bila tidak diobati/dirawat :
Ya Tidak
………………………………………………………………………………
………………………………….
6) Pada siapa keluarga biasa menggali informasi tentang masalah kesehatan
yang dialami anggota keluarganya:
Keluarga Tetangga ,
……………………………………………………………
Kader Tenaga kesehatan,
yaitu……………………………………………………………
7) Keyakinan keluarga tentang masalah kesehatan yang dialami anggota
keluarganya:
Tidak perlu ditangani karena akan sembuh sendiri biasanya
Perlu berobat ke fasilitas yankes
Tidak terpikir
24
8) Apakah keluarga melakukan upaya peningkatan kesehatan yang dialami
anggota keluarganya secara aktif : (bagaimana bentuk tindakan upaya
peningkatan kesehatan),
Ya
Tidak,jelaskan ...................................................................................
9) Apakah keluarga mengetahui kebutuhan pengobatan masalah kesehatan
yang dialami yang dialami anggota keluarganya :
Ya Tidak , Jelaskan............................................................................
10) Apakah keluarga dapat melakukan cara merawat anggota keluarga dengan
masalah kesehatan yang dialaminya: Ya Tidak,
jelaskan ..........................................................................................................
..................
11) Apakah keluarga dapat melakukan pencegahan masalah kesehatan yang
dialami anggota keluarganya:
Ya Tidak, jelaskan..........................................................................
12) Apakah keluarga mampu memelihara atau memodifikasi lingkungan yang
mendukung kesehatan anggota keluarga yang mengalami masalah
kesehatan :
Ya Tidak,
jelaskan ..........................................................................................................
..................
13) Apakah keluargamampumenggali dan memanfaatkansumber di
masyarakatuntukmengatasimasalahkesehatananggotakeluarganya:
Ya Tidak,
jelaskan...........................................................................................................
....
KEMANDIRIAN KELUARGA
Kriteria :
1. Menerima petugas puskesmas Kemandirian I : Jika memenuhi
2. Menerima yankes sesuai rencana kriteria 1&2
3. Menyatakan masalah kesehatan secara Kemandirian II : jika memenuhi
benar kriteria 1 s.d 5
4. Memanfaatkan faskes sesuai anjuran Kemandirian III : jika memenuhi
25
5. Melaksanakan perawatan sederhana kriteria 1 s.d 6
sesuai anjuran Kemandirian IV : Jika memenuhi
6. Melaksanakan tindakan pencegahan kriteria 1 s.d 7
secara aktif
7. Melaksanakan tindakan promotif
secara aktif
Kategori :
√
Kemandirian I Kemandirian II
26
Cemas - - - Flatus - - -
Disorientasi - - - Distensi abdomen - - -
Depresi - - - Colostomy - - -
Menarik diri - - - Diare - - -
Sistem 1 2 3 4 Konstipasi - - -
Bising usus - - -
integumen:
Terpasang Sonde - - -
Cianosis - - -
Sistem 1 2 3 4 5
Akral Dingin - - -
Diaporesis - - - persyarafan:
Jaundice - - - Nyeri kepala - - -
Luka - - - Pusing Iya - -
Mukosa mulut iya - - Tremor - - -
Reflek pupil - - -
kering
Kapiler refil time - - - anisokor
Paralisis : Lengan - -
lebih 2 detik
Sistem 1 2 3 4 kiri/ Lengan -
Pernafasan kanan/ Kaki kiri/
Stridor - - -
Kaki kanan
Wheezing - - -
Anestesi daerah - - -
Ronchi - - -
Akumulasi sputum - - - perifer
Sistem 1 2 3 4 Riwayat 1 2 3 4 5
perkemihan: pengobatan
Disuria - - - Alergi Obat - - -
Hematuria - - - Jenis obat yang - - -
Frekuensi - - - dikonsumsi
Retensi - - -
Inkontinensia - - -
Sistem 1 2 3 4
muskuloskeletal
Tonus otot kurang iya - -
Paralisis - - -
Hemiparesis - - -
ROM kurang - - -
Gangg.Keseimb - - -
- -
Sistem 1 2 3 4
pencernaan:
Intake cairan Iya - -
kurang
Mual/muntah - - -
Nyeri perut - - -
Muntah darah - - -
27
4.2. Diagnosis Keperawatan Keluarga
28
II. Perumusan diagnosis keperawatan
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN (P)
1. Defisit Pengetahuan b.d ketidakmampuan keluarga dalam
mengetahui masalah penyakit d.d keluarga mengatakan belum
mampu mengenal masalah hipotensi.
Kemungkinan
masalah dapat
diubah Mudah
karena keinginan
Tn.A ingin
sembuh dan mau
3. Potensial masalah dapat (3) mendengarkan
29
dicegah Bobot:1 penjelasan dan
Skala:-Tinggi Perhitungan: arahan tentang
3/3×1=1 Hipotensi.
Potensial masalah
dapat dicegah
tinggi karena
kurangnya
informasi keluarga
4. Menonjolnya Masalah (1) ditanda dengan
Skala:-Masalah teratasi Bobot:1 perilaku yang
,tapi tidak perlu Perhitungan: tidak sesua
ditangani 1/2×1=0,5 dengan anjuran.
Menonjolnya
Masalah Masalah
teratasi ,tapi tidak
perlu ditangani
TOTAL SKORING:4,1
karena Tn.A
merasa bahwa
Hipotensi adalah
suatu penyakit
kekurangan darah
biasa.
30
2. Kemungkinan masalah Keluarga.
dapat diubah
(1) Mengungkapkan
Skala:sebagian
Bobot:2 kesulitan menjalan
Perhitungan: kan perawatan yang
Potensi masalah untuk 1/2×2=1 ditetapkan
dicegah
Skala:tinggi
Keluarga
3. (3) Mengungkapkan
Menonjolnya masalah
Skala:Ada masalah,tetapi Bobot:1 tidak memahami
tidak perlu ditangani
Perhitungan: masalah yang
3/3×1=1 diderita
TOTAL SCORING:3,5
4. (1)
Bobot:1 Aktifitas keluarga
Perhitungan: untuk mengatasi
1/2×1=0,5 masalah kesehatan
kurang tepat
31
3. Defisit Nutrisi b.d ketidakmampuan keluarga memenuhi
kebutuhan nutrisi pada anggota keluarga yang sakit d.d Tn.S
tidak nafsu makan lemas dan pusing.
4.
(2) Tn.A tidak nafsu
Menonjolnya Masalah Bobot:1
makan
Skala:-Masalah Perhitungan:
berat,harus 2/2×1=1
segera ditangani
TOTAL SCORING:3,2
32
3. Defisit Nutrisi b.d ketidakmampuan keluarga memenuhi kebutuhan nutrisi
pada anggota keluarga yang sakit d.d Tn.A tidak nafsu makan lemas dan
pusing.
33
keluarga belum keluarga klien dapat yang tepat bagi perawatan
memahami masalah mengambil keputusan keluarga Observasi
yang diderita dengan efektif Identifikasi
keluarga yang sakit kebutuhan dan
d.d aktifitas keluarga harapan keluarga
untuk mengatasi tentang kesehatan
masalah kesehatan Terapiutik
kurang tepat.
Motivasi
pengembangan sikap
dan emosi
pengembangan yang
mendukung upaya
kesehatan
Edukasi
Anjurkan
menggunakan
fasilitas kesehatan
yang ada
Kolaborasi
-
34
yang tinnggi kalori
dan protein
Edukasi
-Ajarkan diet yang
diprogramkan
Kolaborasi
-
35
4.5. Implementasi
HARI,
N TANGGAL DIAGNOSIS
IMPLEMENTASI
O DAN KEPERAWATAN
WAKTU
1. 27 Agustus Defisit Pengetahuan b.d Edukasi Kesehatan
ketidakmampuan keluarga Observasi
2021
dalam mengetahui masalah Mengidentifikasi
penyakit d.d keluarga kesiapan dan kemampuan
mengatakan belum mampu menerima informasi
mengenal masalah tentang penyakit
hipotensi. hipotensi
Terapiutik
-Menyeediakan materi
dan media pendidikan
kesehatan
-Menjadwalkan
pendidikan kesehatan
sesuai kesepakatan
Edukasi
Mengajarkan perilaku
hidup besih dan sehat
Kolaborasi
-
36
Menganjurkan
menggunakan fasilitas
kesehatan yang ada
Kolaborasi
-
37
4.6 Evaluasi
HARI,
N NO. DIAGNOSIS
TANGGAL EVALUASI
O KEPERAWATAN
DAN WAKTU
1. Defisit Pengetahuan b.d S : Tn.A dan keluarga
ketidakmampuan keluarga
mengatakan mampu
dalam mengetahui masalah
penyakit d.d keluarga mengerti mengenai
mengatakan belum mampu
penyakit yang dialami.
mengenal masalah
hipotensi. O : Tn.A dan keluarga sudah
bisa menjalankan apa yang
telah diajarkan
A :Masalah teratasi
P :Intervensi dihentikan
2. Manajemen kesehatan S : Keluarga mengatakan
keluarga tidak efektif b.d mampu mengenal/memahami
keluarga belum memahami tentang perawatan yang tepat
masalah yang diderita bagi keluarga
keluarga yang sakit d.d O :Keluarga sudah dapat
aktifitas keluarga untuk
mengatasi masalah secara
mengatasi masalah
kesehatan kurang tepat. tepat sesuai dengan yang
disarankan
A :Masalah teratasi
P :Intervensi dihentikan
3. Defisit Nutrisi b.d S : Tn.A mengatakan nafsu
ketidakmampuan keluarga
makan bertambah
memenuhi kebutuhan
nutrisi pada anggota O :Kebutuhan nutrisi mulai
keluarga yang sakit d.d
mengalami peningkatan
Tn.S tidak nafsu makan
lemas dan pusing. tetapi BB belum ada
peningkatan
A :Masalah teratasi sebagian
P :Intervensi dihentikan
BAB V
PENUTUP
38
5.1 Kesimpulan
1. Tekanan darah merupakan sebuah faktor yang sangat penting dalam
sirkulasi dan merupakan tekanan di dalam pembuluh darah ketika jantung
memompakan darah ke seluruh tubuh yang diukur dalam satuan millimeter
mercury (mmHg) (Beevers, 2002).
2. Penyakit hipotensi sangat berbahaya bagi tubuh manusia karena dapat
melemahkan tubuhnya,sering pingsan,dan ada kemunginan tubuhnya sulit
difungsikan dikarenakan jantung memompa darah keseluruh tubuh
dengan sangat lemah.Ironisnya,untuk penyakit hipotensi ini nyaris tidak
ada obatnya.
3. Cara mencegah atau menangani penyakit hipotensi,selain belajar untuk
melaksanakan pola hidup sehat,kita harus senantiasa mengecek tensi darah
kita agar senantiasa terkontrol.
5.2 Saran
1. Bagi Keluarga
1) Sebaiknya Tn.A mulai menjaga pola hidup yang sehat,agar tekanan
darahnya tetap stabil.
2) Sebaiknya keluarga lebih memperhatikan pola asupan yang bergizi.
2. Bagi Mahasiswa
Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam mengelolah asuhan
keperawatan sehingga dapat mengaplikasikan teori-teori yang ada dengan
keadaan yang ada dilapangan.
39
LAMPIRAN-L
40
41