Anda di halaman 1dari 1

Untuk menjawab pertanyaan saudara Fredi, semestinya kita merujuk kembali pada

perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai hukum hutang piutang dalam bank
konvensional dengan sistem bunga.
Dalam keputusan muktamar NU yang dikutip dalam Ahkamul-Fuqaha' dijelaskan
bahwa secara keseluruhan dari aneka ragam pendapat ulama tentang hukum bunga
bank konvensional terdapat tiga pendapat:
1. Haram: sebab termasuk hutang yang dipungut biaya (mengambil keuntungan)
2. Halal: Jika pungutan bunga tidak disyaratkan pada waktu transaksi. Sedangkan
kebiasaan yang berlaku mengambil bunga dalam akad hutang piutang menurut
para ahli hukum tidak dianggap syarat.
3. Syubhat: (Belum ketemu halal haramnya), sebab masih simpang siurnya
pendapat di kalangan ulama.
Dari tiga pendapat ini dengan mempertimbangkan unsur ihtiyath (kehati-
hatian)muktamar lebih memilih pendapat yang pertama.
Sedangkan komentar-komentar para pakar kontemporer mengenai bank konvensional
di antaranya adalah:
 Abu Zahrah, Guru Besar pada Fakultas Hukum Universitas Cairo menyatakan
bahwa bunga bank termasuk dalam riba nasi'ah yang dilarang dalam Islam.
Karena itu umat Islam dilarang bermu'amalah dengan bank yang memakai
sistem bunga, kecuali dalam keadaan sangat terpaksa. Dan beliau sangat
mengharap berdirinya bank-bank syariah yang dapat menyelamatkan umat
Islam dari cengkraman bank bunga.
 Mushtafa Ahmad az-Zarqa', Guru Besar Hukum Islam dan Hukum Perdata
Universitas Syiria menyatakan bahwa sistim perbankan yang dihadapai umat
Islam pada saat ini merupakan realitas yang tidak dapat dihindari, karena itu
umat Islam boleh bermu'amalah dengan bank konvensional ketika dalam
keadaan sangat dharurat namun bersifat sementara, sebab umat islam harus
berusaha mencari jalan keluar dengan mendirikan bank tanpa sistim bunga.
Itulah macam-macam perbedaan ulama mengenai bank konvensional.
Untuk jalan keluar agar lebih aman hendaknya bermua'malah dengan bank-bank
islam yang rupanya di Indonesia sudan banyak berdiri yang mulai dirintis
semenjak tahun 1991 dan diprakarsai oleh Majlis Ulama Isndonesia.
Atau jika sangat terpaksa berhutang dengan bank konvensional maka hendaknya
mengikuti solusi yang telah diajarkan para ulama. Di antaranya adalah anjuran
Ibnu Hajar yang dikutip dalam Fathul-Mu'in bahwa orang yang berhutang
hendaklah berniat nadzar dengan pemberian bunga yang ia berikan kepada pihak
yang memberi hutangan.

Anda mungkin juga menyukai