Anda di halaman 1dari 58

TERAPI BERMAIN CLAY TERHADAP PENURUNAN KECEMASAN

PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH 3-6 TAHUN YANG MENJALANI


PERAWATAN DI RUANG BOUGENVILLE
RSUD dr.HARYOTO LUMAJANG

Disusun oleh :
Ananda Badrit Tamam 23101011
Aziyatil Farizah 23101021
Dadya Hadi Nindita Putri 23101023
Diana Pertiwi 23101030
Dinda Noor Faizzah 23101032
Deby Maulidia 23101026

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS dr. SOEBANDI
JEMBER
2024

i
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Evidence Based Practice (EBP) yang berjudul “Terapi Bermain Clay
Terhadap Penurunan Kecemasan Pada Anak Usia Pra Sekolah 3-6 Tahun yang
Menjalani Perawatan Di Ruang Bougenville RSUD dr.Haryoto Lumajang” oleh
Mahasiswa Program Studi Profesi Ners Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas dr.
Soebandi, TA 2024/2025 telah diperiksa dan disahkan pada :
Hari :
Tanggal :

Mengesahkan,

Pembimbing Akademik, Pembimbing Klinik,

Laili Fatkuriyah, S.Kep., Ns., MSN Sri Nur Laily, S,Kep., Ns


NIP. 0703118802 NIP. 197804172006042019

ii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Segala puji bagi ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penyusunan Evidence Based Practice ini dapat diselesaikan.
Karya ilmiah ini disusun guna memenuhi salah satu persyaratan Menyelesaikan
Pendidikan Profesi Ners Stase Anak Program Studi Profesi Ners Universitas dr.
Soebandi dengan judul “Terapi Bermain Clay Terhadap Penurunan Kecemasan Pada
Anak Usia Pra Sekolah 3-6 Tahun yang Menjalani Perawatan Di Ruang Bougenville
RSUD dr.Haryoto Lumajang”. Selama proses penyusunan Evidence Based Practice ini
penulis dibimbing dan dibantu oleh pihak yang telah memberikan dukungan moral dan
materi sehingga laporan ini dapat terselesaikan. Ucapan terima kasih ini penulis tujukan
kepada:
1. Andi Eka Pranata, S.ST., S.Kep., Ns., M.Kes selaku rektor Universitas dr. Soebandi.
2. Ai Nur Zannah, S.ST., M.Keb selaku dekanat fakultas ilmu kesehatan Universitas
dr. Soebandi Jember.
3. Emi Eliya Astutik, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Ketua Program Studi Ners
Universitas dr. Soebandi.
4. Sri Nur Laily, S.Kep., Ns selaku kepala Ruangan Bougenville dan pembimbing
Klinik RSUD dr. Haryoto Lumajang.
5. Laili Fatkuriyah, S.Kep., Ns., MSN selaku dosen pembimbing akademik Universitas
dr. Soebandi.
Dalam penyusunan karya ilmiah ini penulis menyadari masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan
di masa mendatang.

Lumajang, 10 Februari 2024

Penulis

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................................. ii


KATA PENGANTAR ..................................................................................................... iii
DAFTAR ISI ................................................................................................................... iv
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................. 2
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................... 3
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................. 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................... 4
2.1 Konsep Terapi Bermain Pada Anak ................................................................... 4
2.1.1 Definisi .............................................................................................. 4
2.1.2 Terapi Bermain Clay (Plastisin) ........................................................ 4
2.2 Konsep Ansietas ................................................................................................ 6
2.2.1 Definisi .............................................................................................. 6
2.2.2 Gejala Klinis Cemas .......................................................................... 7
2.2.3 Tingkat Ansietas (Kecemasan) .......................................................... 7
2.2.4 Faktor- faktor Yang Mempengaruhi Kecemasan Anak ..................... 8
2.2.5 Respon Terhadap Kecemasan ............................................................ 8
2.2.6 Skala Pengukuran Kecemasan Pada Anak ........................................ 9
BAB 3 TINJAUAN KASUS .......................................................................................... 11
BAB 4 METODE PENELITIAN ..................................................................................... 6
4.1 Protokol dan Registrasi ...................................................................................... 6
4.2 Pencarian Literature ........................................................................................... 6
4.3 Kriteria Inklusi dan Eksklusi ............................................................................. 6
4.4 Seleksi Studi dan Penilaian Kualitas ................................................................. 8
BAB 5 ANALISA ARTIKEL JURNAL ........................................................................ 10
BAB 6 HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................... 19
6.1. Artikel Jurnal 1 ................................................................................................ 19
6.2. Artikel jurnal 2 ................................................................................................. 19
6.3. Artikel jurnal 3 ................................................................................................. 20

iv
6.4. Artikel jurnal 4 ................................................................................................. 21
6.5. Artikel Jurnal 5 ................................................................................................ 21
6.6. Terapi bermain Clay terhadap penurunan kecemasan anak dengan hospitalisasi
22
BAB 7 PENUTUP .......................................................................................................... 24
7.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 24
7.2 Saran ................................................................................................................ 24
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 25
Lampiran ......................................................................................................................... 26

v
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Hospitalisasi merupakan suatu hal yang mengharuskan anak dirawat di rumah
sakit sehingga menimbulkan banyak kecemasan pada anak dan orang tua.
Kecemasan dan ketakutan merupakan dampak dari hospitalisasi, rasa cemas saat
menjalani hospitalisasi yang dirasakan oleh anak disebabkan karena menghadapi
stresor yang ada di lingkungan rumah sakit yang asing dan tidak familier
(Kusumaningtyas and Khotijah, 2023). Kecemasan yang sering dialami anak
ketika dirumah sakit seperti menangis dan takut pada orang baru. Banyaknya
stressor yang dialami anak ketika menjalani hospitalisasi menimbulkan dampak
negatif yang mengganggu perkembangan anak. Lingkungan rumah sakit dapat
menjadi penyebab stress dan kecemasan pada anak (Eliyanti and Fusfitasari,
2021).
Berdasarkan data anak usia prasekolah menurut data World Health
Organisation (WHO) sebanyak 45% dari keseluruhan jumlah pasien anak usia
prasekolah yang mengalami kecemasan ketika hospitalisasi (Kodiriya and Wahid,
2019). Dari hasil Riset Kesehatan Dasar, menunjukkan prevelensi jumlah anak
yang mengalami hospitalisasi yang disebabkan oleh kecemasan mencapai 60 – 80
% dari jumlah penduduk Indonesia (Kusumaningtyas and Khotijah, 2023).
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur, data anak usia
prasekolah yang ada di Jawa Timur dengan angka kesakitan yang mengalami
kecemasan saat menjalani perawatan akibat sakitnya sebanyak 85% (Susilowati
and Setiyaningsih-Politeknik Kesehatan Bhakti Mulia, 2021). Berdasarkan hasil
studi pendahuluan di Ruang Bougenville pada tanggal 9 Februari 2024 didapatkan
hasil ada 75% pasien anak usia prasekolah yang mengalami kecemasan saat
hospitalisasi.
Kecemasan merupakan kondisi emosional yang tidak menyenangkan yang
ditandai oleh perasaan-perasaan subjektif atau perasaan yang tidak diketahui jelas
sebabnya atau sumbernya seperti ketegangan, ketakutan, dan kekhawatiran.

1
Dampak dari kecemasan pada anak yang menjalani perawatan, apabila tidak
segera ditangani akan membuat anak melakukan penolakan terhadap tindakan
perawatan dan pengobatan yang diberikan sehingga akan berpengaruh terhadap
lamanya hari rawat anak dan dapat memperberat kondisi penyakit yang diderita
anak. Adapun dampak jangka panjang bila tidak segera diatasi akan menimbulkan
kesulitan dan buruknya kemampuan membaca, mengalami gangguan
perkembangan bahasa dan kognitif, menurunnya kemampuan intelektual dan
sosial serta fungsi imunitas (Kodiriya et al., 2019). Anak yang menjalani rawat
inap memerlukan suatu media untuk mengungkapkan kecemasannya guna
mengurangi dampak kecemasan akibat rawat inap yang dialami anak, salah
satunya yaitu dengan terapi bermain.
Bermain Clay dapat melepaskan anak dari ketegangan dan kecemasan yang
dialami. Terapi bermain Clay sangat baik untuk diterapkan sebab dengan bermain
anak akan dapat mangalih kan rasa sakitnya pada permainan (distraksi) dan
relaksasi melalui kesenangannya dalam bermain. Akibat adanya distraksi dan
relaksasi yang terjadi, anak yang mengalami cemas akhirnya menjadi tidak cemas
lagi. Clay dapat meningkatkan daya pikir anak dan konsentrasi anak. Melalui Clay
anak akan dapat mempelajari sesuatu yg rumit serta anak akan berpikir bagaimana
Clay dapat terbentuk sesuai gambar atau cetakan dengan rapi. Dari penelitian-
penelitian sebelumnya pemberian terapi bermain Clay berpengaruh terhadap
dampak hospitalisasi pada anak usia prasekolah dengan adanya penurunan
kecemasan, kehilangan kontrol, dan ketakutan pada anak yang dirawat di rumah
sakit, sebab bermain merupakan aktivitas yang menyenangkan bagi anak – anak
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut maka EBP dilakukan
untuk mengetahui Terapi Bermain Clay Terhadap Penurunan Kecemasan Pada
Anak Usia Pra Sekolah 3-6 Tahun yang Menjalani Perawatan Di Ruang
Bougenville RSUD dr.Haryoto Lumajang.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah pada EBP ini adalah :
bagaimanakah Terapi Bermain Clay Terhadap Penurunan Kecemasan Pada Anak
Usia Pra Sekolah 3-6 Tahun yang Menjalani Perawatan Di Ruang Bougenville

2
Rsud dr.Haryoto Lumajang ?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Terapi Bermain Clay Terhadap
Penurunan Kecemasan Pada Anak Usia Pra Sekolah 3-6 Tahun yang Menjalani
Perawatan Di Ruang Bougenville Rsud dr.Haryoto Lumajang.
1.4 Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi mengenai dampak
terapi bermain clay pada penurunan kecemasan terhadap pasien anak yang
sedang hospitalisasi sehingga bermanfaat bagi pengembangan ilmu
keperawatan, khususnya keperawatan anak, serta memberikan tambahan studi
kepustakaan yang dapat digunakan sebagai referensi penelitian selanjutnya.
b. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi rumah sakit
terkait terapi bermain untuk pasien anak dengan kecemasan akibat
hospitalisasi, serta dapat diaplikasikan dalam pelayanan di rumah sakit serta
penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, pengetahuan dan dapat
sebagai dasar teori atau rujukan untuk penelitian selanjutnya yang terkait
dengan terapi bermain clay.

3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Terapi Bermain Pada Anak
2.1.1 Definisi
Terapi bermain merupakan salah satu aspek penting dari kehidupan anak dan
salah satu alat paling efektif untuk mengatasi stress anak ketika dirawat di
rumah sakit karena hospitalisasi menimbulkan krisis dalam kehidupan anak dan
sering disertai stress berlebihan, maka anak-anak perlu bermain untuk
mengeluarkan rasa takut dan cemas yang mereka alami sebagai alat koping
dalam menghadapi stress (Saputro dan Fazrin, 2020).
Terapi bermain adalah usaha mengubah tingkah laku bermasalah, dengan
menempatkan anak dalam situasi bermain. Biasanya ada ruangan khusus yang
telah diatur sedemikian rupa sehingga anak bisa merasa lebih santai dan dapat
mengapresiasian segala perasaan dengan bebas. Dengan cara ini, dapat diketahui
permasalahan anak dan bagaimana mengatasinya (Andriana, 2021).
Terapi bermain merupakan terapi yang diberikan kepada anak yang
mengalami kecemasan, ketakutan sehingga anak dapat mengenal lingkungan,
belajar mengenai perawatan dan prosedur yang dilakukan serta staf rumah sakit
yang ada (Wong, 2009 dalam Saputro dan Fazrin,2019).
2.1.2 Terapi Bermain Clay (Plastisin)
a. Pengertian Clay/ Plastisin
Clay adalah sejenis bahan yang menyerupai lilin lembut dan mudah
dibentuk. Terapi bermain dengan menggunakan jenis clay seperti playdough
cocok diberikan pada anak yang sedang menjalani perawatan, karena tidak
membutuhkan energi yang besar untuk bermain (Dayani dkk, 2020).
Clay therapy merupakan permainan meremas dan membentuk clay yang
membantu anak melatih motorik halusnya (Kearns, 2004 dalam Savitri dkk,
2019).
Plastisin adalah media yang dapat digunakan untuk pengembangan
kemampuan motorik halus anak. Plastisin yang bertekstur lunak, sehingga
mudah dibentuk menyerupai bentuk benda yang diinginkan. Anak suka

4
dengan plastisin karena dengan plastisin anak dapat meremas-remas,
menekan, membentuk plastisin menjadi bentuk benda, binatang, orang dan
sebagainya, sesuai kreasi dan imajinasi anak (Depdikbud, 2007 dalam
Pangestika dan Setiyorini, 2021).
b. Fungsi Bermain di Rumah Sakit
Menurut Andriana, 2020 :
a) Memfasilitasi anak untuk beradaptasi dengan lingkungan yang asing
b) Memberi kesempatan untuk membuat keputusan dan kontrol
c) Membantu mengurangi stress terhadap perpisahan
d) Memberi kesempatan untuk mempelajari tentang bagian- bagian tubuh,
fungsinya, dan penyakit
e) Memperbaiki konsep- konsep yangsalah tentang penggunaan dan tujuan
peralatan serta prosedur medis
f) Memberi peralihan ( distraksi dan relaksasi).
g) Membantu anak untuk merasa lebih aman dalam lingkungan yang asing
h) Memberi cara untuk mengurangi tekanan dan untuk mengeksplorasi
perasaan
i) Menganjurkan untuk berinteraksi dan mengembangkan sikap- sikap yang
positif terhadap orang lain
j) Memberi cara untuk mengekspresikan ide kreatif dan minat.
k) Memberi cara untuk mencapai tujuan terapeutik.
c. Manfaat Terapi Bermain
Aktivitas bermain yang dilakukan perawat pada anak di rumah sakit akan
memberikan keuntungan sebagai berikut:
1) Meningkatkan hubungan antara klien (anak, keluarga, dan perawat)
karena dengan melaksanakan kegiatan bermain, perawat mempunyai
kesempatan untuk membina hubungan yang baik dan menyenangkan
dengan anak dan keluarganya. Bermain merupakan alat komunikasi
yang efektif antara perawat dan klien.
2) Perawatan di rumah sakit akan membatasi kemampuan anak untuk
mandiri. Aktivitas bermain yang terprogram akan memulihkan perasaan

5
mandiri pada anak.
3) Permainan pada anak di rumah sakit tidak hanya akan memberikan rasa
senang pada anak, tetapi juga akan membantu anak mengekspresikan
perasaan dan pikiran secara verbal dan atau pada anak yang kurang
dapat mengekspresikannya, permainan menggambar, mewarnai, atau
melukis akan membantunya mengekspresikan perasaan tersebut.
4) Permainan yang teraupetik akan dapat meningkatkan kemampuan anak
mempunyai tingkah laku yang positif.
5) Permainan yang memberikan kesempatan pada beberapa anak untuk
berkompetisi secara sehat, akan dapat menurunkan ketegangan pada
anak dan keluarganya (Wulandari, 2022).
2.2 Konsep Ansietas
2.2.1 Definisi
Cemas merupakan reaksi atas situasi baru dan berbeda terhadap suatu
ketidakpastian dan ketidakberdayaan. Perasaan cemas dan takut merupakan
suatu yang normal, namun perlu menjadi perhatian bila rasa cemas semakin
kuat dan terjadi lebih sering dengan konteks yang berbeda (Saputro dan Fazrin,
2021).
Ansietas adalah perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang sanar
disertai responautonom sumber sering kali tidak spesifik atau tidak diketahui
oleh individu, perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi terhadap bahaya.
Hal ini merupakan isyarat kewaspadaan yang memperingatkan individu akan
adanya bahaya dan memampukan individu untuk bertindak menghadapi
ancaman (Nurarif, 2021).
Kecemasan (ansietas/anxiety) adalah gangguan alam perasaan (affective)
yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam
dan berkelanjutan, tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas (Reality
Testing Ability/RTA), masih baik, kepribadian masih tetap utuh, tidak
mengalami keretakan kepribadian/splittingof personality, perilaku dapat
terganggu tetapi masih dalam batas-batas normal (Hawari, 2021).

6
2.2.2 Gejala Klinis Cemas
Keluhan-keluhan yang sering dikemukakan oleh orang lain sebagaiberikut:
a. Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri, mudah
tersinggung
b. Merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut
c. Takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak orang
d. Gangguan pola tidur, mimpi mimpi yang menegangkan
e. Gangguan konsentrasi dan daya ingat
f. Keluan-keluhan somatik, misalnya rasa sakit pada otot dan tulang,
pendengaran berdenging (tinnitus), berdebar-debar, sesak nafas, gangguan
pencernaan, gangguan perkemihan, sakit kepala dan lain sebagainya
(Hawari, 2022).
2.2.3 Tingkat Ansietas (Kecemasan)
Tingkat kecemasan dibedakan menjadi tiga yaitu :
a. Kecemasan ringan
Pada tingkat kecemasan ringan seseorang mengalami ketegangan yang
dirasakan setiap hari sehingga menyebabkan seseorang menjadi waspada
dan meningkatkan lahan persepsinya. Seseorang akan lebih tanggap dan
bersikap positif terhadap peningkatan minat dan motivasi. Tanda-tanda
kecemasan ringan berupa gelisah, mudah marah dan perilaku mencari
perhatian.
b. Kecemasan sedang
Kecemasan sedang memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal
yang penting dan mengesampingkan yang lain, sehingga seseorang
mengalami perhatian yang selektif, namun dapat melakukan sesuatu yang
lebih terarah. Pada kecemasan sedang, seseorang akan kelihatan serius
dalam memperhatikan sesuatu. Tanda-tanda kecemasan sedang berupa
suara bergetar, perubahan dalam nada suara takikardi, gemetaran,
peningkatan ketegangan otot.
c. Kecemasan berat
Kecemasan berat sangat mengurangi lahan persepsi, cenderung untuk

7
memusatkan pada sesuatu yang rinci dan spesifik serta tidak dapat berpikir
tentang hal lain. Semua perilaku ditunjukkan untuk mengurangi
menurunkan kecemasan dan focus pada kegiatan lain berkurang. Orang
tersebut memerlukan banyak pengarahan untuk dapat memusatkan pada
suatu daerah lain. Tanda-tanda kecemaan berat berupa perasaan terancam,
ketegangan otot berlebihan, perubahan pernapasan, perubahan
gastrointestinal (mual, muntah, rasa terbakar pada ulu hati, sendawa,
anoreksia dan diare), perubahan kardiovaskuler dan ketidakmampuan untuk
berkonsentrasi. Adapun gangguan kecemasan pada anak yang sering
dijumpai di rumah sakit adalah panik, fobia, obsesif-kompulsif, gangguan
kecemasan umum lainnya (Saputro dan Fazrin, 2017).
2.2.4 Faktor- faktor Yang Mempengaruhi Kecemasan Anak
a. Usia
b. Karakteristik saudara (Anak ke-)
c. Jenis kelamin
d. Pengalaman terhadap sakit dan perawatan di rumah sakit
e. Jumlah anggota keluarga dalam satu rumah
f. Persepsi anak terhadap sakit
(Saputro dan Fazrin, 2017).
2.2.5 Respon Terhadap Kecemasan
a. Respon fisiologi terhadap kecemasan
Sistem kardiovaskuler akan memunculkan palpitasi, jantung berdebar,
tekanan darah meningkat. Respon parasimpatis juga dapat muncul seperti
rasa ingin pingsan, tekanan darah menurun dan denyut nadi menurun.
b. Respon perilaku
Respon perilaku sering ditunjukkan seperti gelisah, ketegangan fisik,
tremor, gugup, bicara cepat, kurang koordinasi, menarik diri dari hubungan
interpesonal dan menghindar.
c. Respon kognitif
Respon kognitif ditunjukkan seperti perhatian terganggu, konsentrasi
memburuk, pelupa, salah dalam memberikan penilaian, kreatifas menurun,

8
bingung, sangat waspada, kehilangan objektivitas, takut kehilangan control,
takut pada gambaran visual, takut cedera atau kematian.
d. Respon afektif
Respon afektif ditunjukan seperti mudah terganggu, tidak sabar, gelisah,
tegang, gugup, waspada, gelisah, kecemasa, dan ketakutan.
Menurut Mardaningsih (2021), beberapa tanda kecemasan pada anak antara
lain:
1) Menjadi impilsif dan destruktif
2) Gugup
3) Sulit tidur atau tidur lebih lama dari biasanya
4) Tangan berkeringat
5) Peningkatan detak jantung dan nafas
6) Mual
7) Sakit kepala
8) Sakit perut
Dengan beberapa tanda kecemasan ini orang tua diharapkan bisa lebih
memperhatikan anaknya bila sedang merasa cemas karena sesuatu.
Menanyakan kepada anak apa yang dirasakan atau sekedar membcirakan
keluhan- keluhan anak dapat membantu mengatasi kecemasan pada anak.
2.2.6 Skala Pengukuran Kecemasan Pada Anak
Spence Children’s Anxiety Scale (SCAS) pre school
Spence Children’s Anxiety Scale (SCAS) pre school adalah instrumen
kecemasan untuk mengukur kecemasan pada anak pasa usia pra sekolah. Skala
ini terdiri dari 28 pertanyaan kecemasan. Skala ini dilengkpi dengan meminta
orang tua untuk mengikuti petunjuk pada lembar instrumen. Jumlah score
maximal pada skala kecemasan SCAS pre school adalah 112. Dua puluh
delapan item kecemasan tersebut memberikan ukuran keseluruhan kecemasan,
selain pada 6 sub skala masing- masing menekankan aspek tertentu dari
kecemasan anak, yaitu kecemasan umu, kecemasan sosial, gangguan obsesif
kompulsif, ketakutan cidera fisik dan kecemasan pemisahan ( Spance, 2022).
Hasil total kuesioner akan menjadi kriteria tingkat kecemasan anak, dengan

9
rentang skor kecemasan sebagai berikut; ringan (skor < 28), sedang ( skor 28-
56), berat ( skor 57-84), dan sangat berat/ panik (skor > 85).
Jumlah pertanyaan dalam instrumen ini terdiri dari 6 sub skala kecemasan dan
pada item pertanyaan sebagai berikut :
a. Kecemasan umum (1,4,8,14, dan 28)
b. Kecemasan sosial (2,5,11,15,19, dan 23)
c. Gangguan obsesif kompulsif (3,9,18,21, dan 27)
d. Ketakutan cidera fisik (7,10,13,17,20,24, dan 26)
e. Kecemasan pemisahan (6,12,16,22, dan 25)

10
BAB 3
TINJAUAN KASUS

PENGKAJIAN KEPERAWATAN ANAK


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS dr. SOEBANDI JEMBER

Nama Mahasiswa : Tempat Praktik : R.Bougenville


NIM : Tgl. Praktik : 11 Februari 2024

FORMAT PENGKAJIAN PADA ANAK

a. IDENTITAS ANAK DAN KELUARGA


1) Identitas Anak
Nama/Inisial : An.Z
Tempat/tg lahir : Lumajang, 04-04-2020
Usia : 3 tahun 10 bulan
Jenis Kelamin :P
Anak ke / dari : (2) / ( 2 bersaudara)
Alamat : Klakah, Lumajang
Tanggal Pengkajian : 11 Februari 2024
Diagnosa Medik : Kejang Demam
2) Identitas Keluarga (Penanggung jawab)
Nama Ayah / Ibu : Haris/ Eka
Usia Ayah / Ibu : 27 tahun / 26 tahun
Pendidikan Ayah / Ibu : SMA/ SMA
Pekerjaan Ayah / Ibu : Bangunan / IRT
Agama Ayah / Ibu : Islam
Suku bangsa Ayah / Ibu : Jawa/ Jawa

11
b. KELUHAN UTAMA
Kejang
c. RIWAYAT PENYAKIT SAAT INI
Ibu pasien mengatakan kejang durasi kurang lebih 1 menit 2x dirumah demam lebih
dari 2 hari, diare terus menerus, muntah 3x.
d. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU
1) Medis : (x) Hepatitis, (x) Astma, (x) HIV/AIDS
Lain-lain (kejang febris)
Waktu hospitalisasi (tidak ada)
2) Pembedahan : jenis (x), waktu (x)
3) Alergi : (x)
4) Riwayat Reproduksi Ibu
a) Pre Natal
Ibu pasien mengatakan ibu hamil anak pertama yakni An.Z. Saat hamil ibu
rajin periksa ANC selama trimester 1 satu kali, trimester 2 satu kali, dan
trimester 3 dua kali di puskesmas terdekat. Keluhan saat hamil hanya mual di
trimester pertama dan meminum obat Fe secara teratur sesuai arahan bidan
puskesmas. Selama hamil ibu tidak memiliki tanda-tanda bahaya kehamilan
seperti hipertensi kehamilan, diabetes gestasional, penyakit jantung, dan lain-
lain.
b) Intra Natal
Ibu pasien mengatkan melahirkan di bidan terdekat dengan persalinan secara
normal, anak lahir lengkap dan tidak terjadi masalah dalam proses
persalinan.
c) Post Natal
APGAR Score : 5 (menit 1)/ 7 (menit kelima)
PB dan BB : 50 cm / 3000 gram
LK dan LD : 12 cm / 40 cm
Mekonium dalam 24 jam : ya (√) / tidak ( )
Urinasi dalam 24 jam : ya (√) / tidak ( )
Lama pemberian ASI Ekslusif 6 bulan

12
Usia diberikan PMT 6 bulan
Masalah pada bayi : pernah mengalami kejang demam
e. RIWAYAT KELUARGA
Keluarga memiliki penyakit yang sama : ya ( ) / tidak (√)
Penyakit yang diturunkan : Ada ( ) / Tidak ada (√)
Jenis penyakit (bila ada) : tidak ada
Genogram (3 generasi ) :

Keterangan :
: laki-laki

: perempuan

: sakit

: laki-laki meninggal

: perempuan meninggal

13
: tinggal satu rumah

f. KONSERVASI ENERGI
1) Nutrisi
a) Makan
1) Jenis makanan : nasi
2) Frekuensi makan : 2-3 x/hari
3) Porsi makan : 4-5 sendok
4) Makanan yang disukai/tdk disukai : suka ayam goreng
5) Alergi makanan : tidak ada
b) Minum
1) Jenis minuman : air mineral + susu
2) Jumlah asupan minum : ±700 ml
3) Minumam yang disukai/tdk disukai : suka susu
c) BB /TB : 15000 gram (15 kg)/ 115 cm
d) LILA : 14 cm
e) Kulit
1) Warna : kemerahan
2) Tekstur : halus
3) Turgor : >2 detik
f) Mulut dan Faring
1) Mukosa bibir : kering
2) Warna : kemerahan
3) Karies Gigi : tidak ada
4) Pergerakan lidah : aktif
5) Tes pengecapan : pasien mampu mengecap
6) Reflek menelan/menghisap : pasien mampu menelan dan menghisap
Reflek gag : normal
g) Rambut
1) Warna : hitam
2) Distribusi : merata
3) Tekstur : kasar

14
4) Kebersihan kulit kepala : bersih
2) Eliminasi
a) BAK
1) Frekuensi/jumlah : 3-5 x/hari/± 1200 ml
2) Warna : khas
3) Keluhan saat BAK : tidak ada
4) Penggunaan alat bantu: tidak ada
b) BAB
1) Frekwensi : <6 x/hari
2) Warna : kuning
3) Konsistensi : cair
4) Keluhan saat BAB : tidak ada
5) Penggunaan obat-obatan: tidak ada
c) Ano Genitalia
1) Genitalia Pria
(a) Kebersihan : bersih
(b) Edema : tidak ada
(c) Rabas : tidak ada
(d) Testis : ada
(e) Lubang uretra : ada
(f) Lubang anus : ada
2) Genitalia wanita : tidak dikaji (pasien laki-laki)
3) Istirahat dan Tidur
a) Frekuensi tidur siang : 2 jam/hari
b) Frekuensi tidur malam : 7-8 jam/hari
c) Kualitas tidur : baik
d) Kebiasaan sebelum tidur : nonton kartun
e) Keluhan saat tidur : tidak ada
4) Aktifitas bermain, olah raga dan rekreasi
a) Frekuensi bermain/rekreasi : tidak ada
b) Jenis bermain : bermain dirumah

15
c) Keluhan saat aktivitas bermain : lemas
5) Kebersihan diri
a) Frekuensi mandi : 2 kali sehari
Dibantu/mandiri : dibantu (√), mandiri ( )
b) Frekuensi keramas : 2 kali seminggu
Dibantu / mandiri : dibantu (√), mandiri ( )
c) Memilih pakaian sendiri :
Dibantu / mandiri : dibantu (√), mandiri ( )
d) Kebersihan kuku : bersih
e) Kebersihan pakaian : bersih
g. KONSERVASI INTEGRITAS STRUKTURAL
1) Pertahanan tubuh
a) Imunisasi : Lengkap (√), tidak lengkap ( )
No Jenis Imunisasi Waktu Pemberian
1. BGC Baru lahir
2. Hepatitis B 1,2,3 Usia < 7 hari- 4 bulan
3. DPT 1,2,3 Usia 2-4 bulan
4. Polio 1,2,3,4 Usia 1-4 bulan
5. Campak 9 bulan
b) Struktur fisik
1) Penampilan Umum
(a) Tingkat Kesadaran : composmentis
(b) Postur tubuh : normal tegak
2) Pengukuran Antropometri
LD 65 cm
LK 47 Cm
3) Pengkajian Tanda-tanda vital
1) Tekanan darah – mmHg
2) Suhu 37,8°C
3) Nadi 112x/menit
4) Respirasi 34x/menit

16
4) Struktur fisik
a) Kepala dan Leher
Kepala : normocephali
Bentuk : bulat
Fontanel anterior/postr : datar
b) Mata
Kesimetrisan : simetris dengan bentuk mata cekung dan
agak hitam
Ketajaman penglihatan : mampu melihat benda dan warna
Pergerakan bola mata : mampu melirik kekanan dan kekiri
Reflek corneal : berespon membuka menutup mata
Reflek pupil : miosis saat diberi cahaya isokor
Sclera : putih, kemerahan
Konjungtiva : kemerahan
c) Hidung
Bentuk : normal
Patensi nasal : tidak terpasang oksigen
Rabas nasal : tidak ada
Pasase hidung : tidak ada
Cuping hidung : tidak ada
Reflek glabelar : normal
Reflek bersin : pasien bersin saat diberi rangsangan
d) Telinga
Posisi : normal disamping kepala simetris dengan
mata
Kebersihan lubang telinga: bersih
Rabas telinga : tidak ada
Fungsi pendengaran : pasien mampu mendengar dengan normal
e) Leher
Pembesaran kel.tyroid : tidak ada

17
Pembesaran limfe : tidak ada
Pergerakan leher : pasien mampu menoleh kekanan dan
kekiri
Massa / lesi : tidak ada
f) Thoraks, jantung dan paru
Bentuk dada : normal (barell chest)
Pengembangan dada : bergerak secara simetris
Retraksi intercostals : ada
Pola nafas : reguler
Suara nafas : vesikuler
Suara nafas tambahan : tidak ada
Lokasi :-
Bunyi jantung : S1 S2 tunggal
Irama jantung : reguler
Sianosis : tidak ada
Lokasi TIM :-
g) Payudara dan Aksila
Posisi payudara : simetris
Pembesaran payudara : tidak ada
h) Abdomen
Bentuk : simetris/datar
Bising usus : >20x/menit
Pembesaran hepar : tidak ada
Pembesaran lien : tidak ada
Ginjal : ada
Nyeri tekan : tidak ada
Lokasi :-

18
i) Pengkajian nyeri

Hasil Pengkajian Nyeri :

19
h. KONSERVASI INTEGRITAS PERSONAL
1) Temperamen : ceria ( ), murung (√), agresif ( )
2) Respon hospitalisasi : tenang ( ), rewel (√)
3) Menyatakan keinginan : mampu ( ), tidak/belum mampu (√)
4) Mengatasi masalah : mampu ( ), tidak/belum mampu (√)
5) Kemampuan menyelesaikan tugas : cepat ( ), lambat (√)
6) Keyakinan untuk sembuh : yakin (√), tidak yakin ( )
7) Riwayat Perkembangan
Kemandirian dan bergaul : mudah (√), sulit ( )
Kemampuan Motorik halus : pasien merespon saat dipanggil
Kemampuan Motorik kasar : keadaan umum pasien masih lemah
Kemampuan bahasa/kognitif : mampu berbahasa dengan baik dan benar
i. KONSERVASI INTEGRITAS SOSIAL
Yang mengasuh : ibu dan ayah kandung
Hubungan dengan anggota keluarga : baik
Hubungan dengana saudara kandung : baik
Hubungan dengan teman : baik
Dukungan keluarga : keluarga sangat mensupport agar anak
segera sembuh
Teman : ada
Beribadah : tidak
Keputusan : keputusan dipegang oleh orang tua
j. TERAPI MEDIKASI
No Terapi Medikasi Dosis Indikasi
1. Infus D5 4 NS 1100/24 j Terapi cairan
2. Paracetamol 3 x 120 mg Febris, nyeri ringan-sedang
3. Ondansentron 3x1 mg Mengatasi mual
4. Ranitidine 2x12 mg Mengatasi masalah pencernaan

20
k. PEDIATRIC EARLY WAY SCORE (PEWS)
- Ku (keadaan umum) pasien berada pada skor (0) yaitu dapat berinteraksi biasa
- Sistem kardiovaskular pasien pada skor (0) yaitu tidak sianosis
- Sistem respirasi pasien berada pada skor (0) yaitu normal dan tidak ada retraksi
dada RR 34x/menit
Sehingga didapatkan total skor yaitu 0 (pasien dalam keadaan stabil)
Tanggal 11 Februari 2024
Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan
Kalium 3,7 3,5 – 5,2 mMol/I
Klorida 96
Natrium 129 135 – 146 mMol/I
SGOT 34 Up to 37 mU/mI
SGPT 31 Up to 40 Mu/mI
Rapid test antigen covid-19
Rapid test antigen covid-19 Negatif Negatif

Lumajang , 11 Februari 2024

Pemeriksa

21
PENGKAJIAN TUMBUH KEMBANG PROGRAM
STUDI PROFESI NERS FAKULTAS ILMU
KESEHATAN
UNIVERSITAS dr. SOEBANDI JEMBER
Nama Mahasiswa : Tempat Praktik : R.BOUGENVILLE
NIM : Tgl. Praktik : 11 Februari 2023

FORMAT PENGKAJIAN TUMBUH KEMBANG

LAPORAN PRAKTIK PROFESI


DI POLIKLINIK ...................................... RSUD dr.Hariyoto Lumajang

A. IDENTITAS KLIEN
Nama : An.Z
Umur : 3 tahun 10 bulan
Jenis Kelamin : laki-laki
Alamat : Klakah, Lumajang
No. RM : 424852
Dx. Medis : obs.febris

B. RIWAYAT TUMBUH KEMBANG


Data Pertumbuhan:
An.Z usia 3 tahun 10 bulan dengan berat badan 15 kg yang tergolong normal,
pengukuran lila 14 cm tergolong normal, pengukuran lingkar kepala 47 cm
tergolong normal, dan pengukuran lingkar dada 65 cm yang tergolong normal.
Data Perkembnagan:
An.Z mampu berjalan dengan normal dan lancar, bisa berjalan mundur. An.Z
mampu berbicara lebih dari 3 kata. Jika diberi kertas atau alat tulis an.Z mampu

22
menulis tanpa/dengan perintah meskipun tulisannya tidak jelas. Jika makan an.Z
mampu makan sendiri dengan menggunakan sendok.
C. RIWAYAT PENYAKIT TERDAHULU
Ibu pasien mengatakan anaknya tidak memiliki riwayat penyakit terdahulu
D. PELAKSANAAN PEMERIKSAAN PERTUMBUHAN
Pelaksanaan pemeriksaan pertumbuhan:
Pemeriksaan Hasil Ukur Interpretasi

Pengukuran Berat badan 15 kg Pada golongan usia An.Z berat badannya


tergolong normal
Pengukuran - -

Pengukuran lingkar lengan atas 14 Pada golongan usia An.Z lila tergolong normal
Pengkuran lingkar kepala 47 Pada golongan usia An.Z lingkar kepalanya
tergolong normal
Pengukuran lingkar dada 65 Pada golongan usia An.Z lingkar dadanya
tergolong normal
Kecepatan tumbuh Sesuai Tidak ada keterlambatan dalam tumbuh
kembang

Pemeriksaan DDST:
No Pemeriksaan Hasil Ukur Interpretasi
1 Personal Sosial Anak mampu bersosialisasi dan berinteraksi dengan Tidak ada
lingkungan. Anak juga mengenal teman sekamarnya/teman keterlambatan
disekitarnya. Namun, pada saat bertemu dengan orang baru
yang lebih tua, anak merasa takut,pemalu, serta pendiam.
2 Adaptif Motorik Anak mampu menulis, menggambar, dan menjawab semua Tidak ada
Halus pertanyaan pemeriksa dengan baik. keterlambatan
3 Bahasa Anak dapat berbicara dengan bahasa yang baik dan mudah Tidak ada
dimengerti. keterlambatan
4 Motorik Kasar Anak yang baik, hanya saja dia menjadi pemalu saat Tidak ada
dilakukan pemeriksaan karena bertemu dengan orang baru, keterlambatan
sehingga membutuhkan pendekatan yang cukup lama.

23
ANALISA DATA

DATA ETIOLOGI MASALAH


DS : Kurang mengerti Ansietas b.d krisis
Ibu klien mengatakan anaknya tentang kenyamanan situasional d.d anak
rewel dan menangis terus tampak gelisah, rewel
DO : Karena lingkungan dan menangis
- Anak tampak gelisah yang asing dan berbeda (D.0080)
- Anak menangis dengan rumah serta
- RR : 34x/menit adanya tindakan medis
- N : 120x/menit dari dokter maupun
perawat

Menimbulkan respon
seperti gelisah dan
mennagis (rewel)

Ansietas atau
kecemasan

1
INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnosa
TGL Tujuan Kriteria Hasil Tindakan Keperawatan
Keperawatan

11-02- Ansietas b.d Setelah dilakukan Tingkat Ansietas (l.09093) Terapi Bermain (I.10346)
2024 krisis situasional asuhan
Indikator SA ST O:
d.d anak tampak keperawatan
Perilaku gelisah 2 4
gelisah, rewel selama 2 x 7 jam - Identifikasi perasaan anak yang
Perilaku tegang 2 4
dan menangis maka diharapkan diungkapkan selama bermain
Kontak mata 2 4
(D.0080) tingkat ansietas - Monitor penggunaan peralatan
Ket :
menurun bermain
2 : cukup meningkat
- Monitor respon anak terhadap
4 : cukup menurun
terapi
- Monitor tingkat kecemasananak
selama terapi
T:

- Ciptakan lingkungan yanag aman


dan nyaman
- Sediakan waktu yang cukup untuk

2
memungkinkan sesi bermain efektif
- Atur sesi bermain untuk
memfasilitasi hasil yang diinginkan
- Sediakan peralatan bermain yang
aman, sesuai, kreatif
-
E:

- Jelaskan tujuan bermain bagi anak


dan orang tua
- Jelaskan prosedur bermain kepada
anak dan/ atau orangtua dengan
bahasa yang mudah dipahami.

3
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

TGL DX KEPERAWATAN IMPLEMENTASI EVALUASI

11-02-2024 Ansietas b.d krisis situasional 1. Mengidentifikasi perasaan anak yang S : anak Z mengatakan senang bermain
d.d anak tampak gelisah, diungkapkan selama bermain clay dan bahagia karena sudah bisa main
rewel dan menangis 2. Memonitor penggunaan perlatan bermain lagi
(D.0080) 3. Memonitor respon anak terhadap terapi O:
4. Memonitor tingkat kecemasan anak selama - Anak tampak kooperatif, mau
terapi bermain clay
5. Menyediakan lingkungan yang aman dan - Anak tidak rewel dan menangis
nyaman - Anak tidak gelisah
6. Menyediakan waktu yang cukup untuk A :
memungkinkan sesi bermain efektif Masalah terasi sebagian
7. Menyediakan peralatan bermain yaitu clay P :
atau palstisin Lanjutkan intervensi
8. Mengajarkan anak bermain plastisin
9. Menjelaskan tujuan bermain bagi anak dan
orang tua
10. Menjelaskan prosedur bermain kepada anak

4
dan/ atau orang tua

5
BAB 4
METODE PENELITIAN

4.1 Protokol dan Registrasi


Rangkuman menyeluruh berbentuk evidence based practice untuk mengetahui
terapi bermain Clay terhadap penurunan kecemasan pada pasien anak usia prasekolah
yang sedang hospitalisasi. Protokol dan evaluasi dari evidence based practice ini
menggunakan PRISMA checklist untuk menentukan penyeleksian studi yang telah
ditemukan dan disesuaikan dengan tujuan dari evidence based practice.

4.2 Pencarian Literature


Pada bagian ini memuat penjelasan waktu pencarian artikel dan database yang
digunakan untuk pencarian literatur. Database yang digunakan dalam penyusunan
literature review minimal sebanyak lima database akademik dengan kriteria artikel
yang ditinjau dalam rentan waktu 5 tahun terakhir. Sumber data sekunder yang
didapat berupa artikel jurnal bereputasi baik nasional maupun internasional dengan
tema yang sudah ditentukan.

4.3 Kriteria Inklusi dan Eksklusi


Strategi yang digunakan untuk mencari artikel menggunakan PICOS, framework,
yang terdiri dari :
a. Population/Problem merupakan populasi atau masalah yang akan dianalisis
sesuai dengan tema yang sudah ditentukan dalam evidence based practice
b. Intervention merupakan faktor yang mempengaruhi kondisi populasi dalam
artikel yang akan dilakukan evidence based nursing
c. Comparation merupakan penatalaksanaan atau intervensi lainnya yang
digunakan sebagai pembanding, namun jika tidak ada bisa menggunakan
kelompok kontrol pada artikel yang dipakai.
d. Outcome merupakan hasil atau luaran yang diperoleh pada studi terdahulu yang

6
sesuai dengan tema yang sudah ditentukan dalam evidence based nursing
e. Study design merupakan desain penelitian yang digunakan dalam artikel-artikel
yang akan direview.

Tabel 4.1 Kriterian Inklusi dan Eksklusi dalam Evidance Based Practice
Kriteria Inklusi Eksklusi
Population Artikel yang respondennya Artikel yang respondennya
pasien anak usia prasekolah pasien anak namun tidak
dengan kecemasan akibat dengan kecemasan
hospitalisasi
Intervention Terapi bermain clay Terapi bermain namun bukan
terapi bermain clay, seperti
terapi bermain puzzle, terapi
bermain tebak warna, terapi
bermain mewarnai gambar,
dll
Comparation Tidak ada pembanding Tidak ada pembanding

Outcomes Terapi bermain clay dapat Selain terapi bermain clay


menurunkan kecemasan anak yang dapat menurunkan
usia prasekolah yang sedang kecemasan anak usia
hospitalisasi prasekolah yang sedang
dirawat dirumah sakit
Study design Studi kasus, Desain eksperimen Literature review

Publication Years 2019-2024 Sebelum tahun 2019

Language Bahasa Indonesia dan Bahasa Bahasa selain bahasa Inggris


Inggris dan Bahasa Indonesia

7
4.4 Seleksi Studi dan Penilaian Kualitas
Pemilihan studi menggunakan software bibliografi seperti Mendeley. Langkah
awal yang perlu dilakukan adalah melakukan screening abstrak dan diikuti dengan
screening pada bagian teks lengkap. Artikel atau studi yang tidak relevan dan tidak
sesuai judul penelitian dikeluarkan dari artikel terpilih. Kualitas studi dilakukan oleh
penulis dengan dibantu oleh pembimbing dengan menggunakan beberapa penilaian
sebagai berikut :
a. Currency yaitu terkait waktu publikasi dan kebermaknaan hasil penelitian dari
studi tersebut untuk saat ini.
b. Relevance yaitu terkait kepentingan informasi yang diberikan oleh studi tersebut
terhadap pertanyaan dari penulis
c. Authority yaitu terkait identitas author seperti nama, institusi, ataupun artikel
berasal dari peer review journal
d. Accuracy yaitu menilai apakah informasi dalam studi dapat dipercaya dengan
sitasi yang memadai serta melihat apakah ada kesalahan dalam penulisan.
e. Purpose yaitu menilai studi berdasarkan tujuan penelitiannya apakah bersifat
independen ataukah bertujuan menjual produk atau ide
Uraian pada bagian ini juga menyebutkan jumlah studi yang digunakan dan yang
tidak digunakan sebagai bahan dalam penyusunan naskah evidence based practice
(minimal menggunakan 5 artikel dari 5 tahun terakhir)

8
Pencarian Literatur

Scopus (n = 100) , Sinta (n = 200),


Wiley Journal (n = 5), Garuda (n =
Pencarian database
60)
disesuaikan dengan
keyword yaitu terapi
bermain clay,
Pencarian literature kecemasan, hospitalisasi
menggunakan database
yaitu scopus, sinta, wiley
journal, Garuda (n = 365)
Exclude :
Tidak tersedia free full
text, berbayar,dan tidak
Identifikasi pemilihan sesuai dengan kriteria
judul dan abstrak inklusi
(n = 10)

a. Jurnal diterbitkan 5
tahun terakhir
b. Jurnal dapat di akses
Penelitian yang masuk
secara penuh
di dalam sintesis (n=5) c. Jurnal memiliki
sumber yang jelas
d. Responden pasien
anak usia prasekolah

Gambar 4.1 Pencarian Literatur

9
BAB 5
ANALISA ARTIKEL JURNAL
METODE
(DESAIN,
SAMPEL,
VOLUME HASIL
NO PENULIS TAHUN JUDUL SAMPLING, KESIMPULAN DATABASE
ANGKA PENELITIAN
VARIABEL,
INSTRUMEN,
ANALISIS)
1. Anisa Oktiawati, 2020 Vol. 2 Bermain D : quasi Hasil penelitian ada pengaruh Sinta
Wisnu No. 4 Terapeutik Clay experimental dari 20 bermain terapeutik
Widyantoro, Menurunkan design dengan responden clay terhadap
Ayu Mey Fahmi Tingkat pendekatan one menunjukan tingkat
Fardlillah Kecemasan Pada group pretest and bahwa kecemasan pada
Anak Usia posttest design didapatkan anak anak usia
Prasekolah Saat S : Responden usia prasekolah prasekolah saat
Tindakan Injeksi berjumlah 20 sebelum tindakan injeksi di
responden diberikan ruang Anggrek
S : teknik bermain RSUD dr. Soeselo

10
sampling terapeutik clay Slawi.Rekomendasi
nonprobability saat tindakan dari penelitian ini
sampling jenis injeksi yang adalah clay dapat
purposive mengalami diberikan pada
sampling kecemasan berat anak usia
V : Bermain 12 responden dan prasekolah untuk
Terapeutik Clay sesudah mengurangi
Menurunkan diberikan kecemasan saat
Tingkat bermain tindakan injeksi.
Kecemasan terapeutik
I : lembar clay saat
observasi tindakan injeksi
A : analisa yang mengalami
bivariat uji kecemasan berat
wilcoxon menurun menjadi
3 responden.

2. Yeni Eliyanti, 2021 Vol. 14 Pengaruh Terapi D : quasy Hasil penelitian Hasil Garuda
Yenni Fusfitasari No. 2 Bermain Clay experiment design menunjukkan penelitian dapat

11
Terhadap dengan rancangan bahwa clay disimpulkan
Kecemasan Pada pretest-posttest therapy dapat terdapat penurunan
Anak Usia Pra S : 20 responden mempengaruhui nilai rata-rata
Sekolah (3-6 S : purposive kecemasan anak kecemasan pada
Tahun) Yang sampling akibat anak usia pra
Menjalani V : Terapi hospitalisasi, hal sekolah (3-
Hospitalisasi Di Bermain Clay ini dilihat dari 6 tahun) yang
Rumah Sakit Terhadap hasil tabulasi menjalani
Bengkulu Kecemasan silang antara hospitalisasi
I : lembar kecemasan anak sebelum dan
observasi akibat setelah terapi
A : analisis hospitalisasi bermain clay dan
univariat dan sebelum dan dengan melihat
bivariat sesudah diberi nilai
clay therapy statistik didapatkan
menunjukkan bahwa ada
bahwa dari16 pengaruh terapi
anak sebelum bermain clay
diberi clay terapy terhadap

12
tingkat kecemasan pada
kecemasanya anak usia pra
dalam sekolah (3-6 tahun)
kategori sedang, yang menjalani
namun setelah hospitalisasi di
diberi clay Rumah Sakit
therapy menjadi Bengkulu.
ringan
3. Windiah Nur 2023 Vol. 1 Penerapan Terapi D : deskriptif Hasil pengukuran Terdapat perubahan Sinta
Kusumaningtyas, No. 2 Bermain Clay dengan tingkat penurunan tingkat
Eska Dwi Terhadap menggunakan kecemasan kecemasan
Prajayanti, Siti Kecemasan metode sebelum dan hospitalisasi pada
Khotijah Hospitalisasi pendekatan sesudah kedua responden,
Pada Anak Di studi kasus (case diberikan penerapan terapi
Bangsal Anggrek study) penerapan terapi bermain clay dapat
Rsud Kota S : 2 responden bermain clay menurunkan
Salatiga S:- terdapat tingkat kecemasan
V : Terapi perkembangan hospitalisasi pada
Bermain Clay pada responden I anak yang

13
Terhadap (An. A) dan mengalami
Kecemasan responden II (An. kecemasan ketika
I : lembar A) di di rumah sakit
observasi bangsal Anggrek
A:- RSUD Kota
Salatiga. Tingklat
kecemasan
sebelum
dilakukan
penerapan
terapi bermain
clay responden I
(An. A) berada di
kategori sedang
(skor : 40) dan
pada
responden II (An.
A) berada di
kategori sedang

14
(skor : 33).
Terdapat
penurunan
tingkat
kecemasan pada
responden I (An.
A) berada di
kategori ringan
(skor : 23) dan
pada responden
II (An. A) berada
di kategori ringan
(skor : 18)
4. Heny 2019 Vol. 4 Pengaruh Terapi D : Quasi Hasil penelitian Ada Pengaruh Garuda
Nurmayunita, No. 1 Bermain Clay eksperimental pre- didapatkan Pemberian Terapi
Apriyani Puji Terhadap post test control bahwa sebelum Bermain Clay
Hastuti Kecemasan group dan sesudah Terhadap
Hospitalisasi S : 20 responden diberikan Kecemasan
Pada Anak Usia S : Consecutive perlakuan Hospitalisasi Anak

15
3-6 Tahun Sampling pemberian Usia 3-6 Tahun Di
V : Terapi terapi bermain Ruang Nusa Indah
Bermain Clay Clay anak Rumah Sakit
Terhadap mengalami Tentara
Kecemasan perubahan dr.Soepraoen
I : lembar kecemasan. Malang dengan
observasi menggunakan uji T
A : uji T-test Test dengan hasil ∝
0,000 yang kurang
dari <0,05
5. Nur Sofiatun 2019 Vol. 4 Efektivitas terapi D : Quasi Hasil Terdapat pengaruh Scopus
Kodiriya; Zainal No. 2 bermain Clay dan eksperimental pre- penelitian terapi bermain
Munir; Origami untuk post test control menemukan tanah liat dan
Kholisotin; menurunkan group terdapat origami terhadap
Ahmad Kholid kecemasan pasien S : 90 responden perbedaan penurunan tingkat
Fauzi; anak dirawat di S : purposive tingkat kecemasan anak
Abdul Hamid rumah sakit Sampling kecemasan pada prasekolah rawat
Wahid V : terapi bermain anak inap, ketika peneliti
Clay dan Origami prasekolah yang menggabungkan

16
untuk dirawat di rumah kedua permainan
menurunkan sakit sebelum tersebut, permainan
kecemasan dan sesudah tersebut masih
I : lembar diberikan memberikan
observasi terapi bermain pengaruh terhadap
A : uji T-test dengan p-value penurunan tingkat
sebesar 0,000. kecemasan anak
Sedangkan hasil
perbandingan
penelitian
menunjukkan
tidak terdapat
perbedaan
tingkat
penurunan
kecemasan antara
kelompok
bermain tanah
liat dan origami

17
dengan nilai p-
value sebesar
0,977

18
BAB 6
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil analisis dari lima artikel yang ditemukan tentang terapi bermain clay terhadap
penurunan kecemasan didapatkan bahwa terapi bermain clay efektif dalam menurunkan
tingkat kecemasan.

6.1. Artikel Jurnal 1


Penelitian yang dilakukan oleh (Anisa Oktiawati, 2020), didapatkan hasil bahwa ada
pengaruh bermain terapeutik clay terhadap tingkat kecemasan pada anak usia
prasekolah saat tindakan injeksi di ruang anggrek RSUD dr.Soeselo Slawi.
Pemberian bermain terapeutik clay dapat menurunkan tingkat kecemasan usia
prasekolah selama menjalani perawatan di rumah sakit. Hasil penelitian dari 20
responden menunjukan bahwa didapatkan anak usia prasekolah sebelum diberikan
bermain terapeutik clay saat tindakan injeksi yang mengalami kecemasan berat 12
responden dan sesudah diberikan bermain terapeutik clay saat tindakan injeksi yang
mengalami kecemasan berat menurun menjadi 3 responden. Dan didapatkan uji
Wilcoxon test diperoleh p-value 0,02 < 0,05 yang berarti Ho ditolak dan Ha diterima
atau dapat diartikan bahwa ada pengaruh bermain terapeutik clay terhadap tingkat
kecemasan pada anak usia prasekolah saat tindakan injeksi di ruang anggrek RSUD dr.
Soeselo Slawi.

6.2. Artikel jurnal 2


Penelitian yang dilakukan oleh (Eliyanti and Fusfitasari, 2021), didapatkan hasil
bahwa terdapat penurunan nilai rata-rata kecemasan pada anak usia pra sekolah (3-6
tahun) yang menjalani hospitalisasi sebelum dan setelah terapi bermain clay dan dengan
melihat nilai statistik didapatkan bahwa ada pengaruh terapi bermain clay terhadap
kecemasan pada anak usia pra sekolah (3-6 tahun) yang menjalani hospitalisasi di
Rumah Sakit Bengkulu.

19
Hasil penelitian menunjukkan bahwa clay therapy dapat mempengaruhui kecemasan
anak akibat hospitalisasi, hal ini dilihat dari hasil tabulasi silang antara kecemasan anak
akibat hospitalisasi sebelum dan sesudah diberi clay therapy menunjukkan bahwa dari
16 anak sebelum diberi clay terapy tingkat kecemasanya dalam kategori sedang, namun
setelah diberi clay therapy menjadi ringan, sebagaimana teori diatas menyatakan bahwa
clay therapy bermanfaat untuk mengasah kemampuan otak kanan, meningkatkan
kreativitas daya imajinasi anak dan melatih kerja syaraf motorik anak, sehingga akan
mengurangi kecemasaan pada anak saat menjalani hospitalisasi.
Menurut peneliti permainan clay selain dapat mengembangkan kemampuan motorik
halus anak permainan clay juga membuat anak mampu mengenal konsep warna dan
bisa mengembangkan imajnasi dan fantasi anak yang dituangkan dalam bentuk clay
yang ia inginkan. Melalui permainan clay, anak yang berada dalam kondisi stres, dan
cemas selama sakit akan lebih santai.
6.3. Artikel jurnal 3
Penelitian yang dilakukan oleh (Kusumaningtyas and Khotijah, 2023), didapatkan
hasil bahwa kedua responden di Bangsal Anggrek RSUD kota Salatiga tingkat
kecemasan sebelum dilakukan penerapan terapi bermain clay pada responden I An. A
dan responden II An. A dalam kategori sedang. Kedua responden di Bangsal Anggrek
RSUD Kota Salatiga tingkat kecemasan sesudah dilakukan penerapan terapi bermain
clay pada responden di Bangsal Anggrek RSUD kota Salatiga tingkat kecemasan
sebelum dan sesudah dilakukan penerapan terapi bermain clay . Sebelum dilakukan
penerapan terapi bermain clay kedua responden dalam kategori sedang, dan setelah
dilakukan penerapan terapi bermain clay pada responden I An. A dan responden II An.
A mengalami penurunan tingkat kecemasan dalam kategori ringan. Hasil perbandingan
bahwa terdapat penurunan tingkat kecemasan pada kedua responden sesudah dilakukan
penerapan terapi bermain clay yaitu dengan perbandingan hasil akhir 17 : 15 dengan
selisih 2 skor dengan kategori kecemasan ringan.

20
6.4. Artikel jurnal 4
Penelitian yang dilakukan oleh (Nurmayunita and Hastuti, 2019), didapatkan hasil
bahwa sebelum diberikan perlakuan pemberian terapi bermain Clay didapatkan tingkat
kecemasan hospitalisasi seluruh responden 20 anak sebelum diberikan terapi bermain
Clay (pre-test) dengan tingkat kecemasan sebagian besar kecemasan ringan sebanyak
13 anak (65%) dan hampir setengahnya sebanyak 7 anak mengalami kecemasan
sedang (35%). Hasil penelitian didapatkan bahwa sesudah diberikan perlakuan
pemberian terapi bermain Clay anak mengalami perubahan kecemasan. Keseluruhan
responden (100%) responden, didapatkan tingkat kecemasan hospitalisasi sesudah
diberikan terapi bermain Clay (post-test) hari ke 2 dengan tingkat kecemasan sebagian
besar tidak cemas sebanyak 12 (60%), dan hampir setengahnya kecemasan ringan
sebanyak 8 anak (40%) Bermain Clay akan melepaskan anak dari ketegangan dan
kecemasan yang dialami. Karena dengan bermain anak akan dapat mangalihkan rasa
sakitnya pada permainan (distraksi) dan relaksasi melalui kesenangannya dalam
bermain. Akibat adanya distraksi dan relaksasi yang terjadi, anak yang mengalami
cemas akhirnya menjadi tidak cemas lagi. Clay dapat meningkatkan daya pikir anak
dan konsentrasi anak. Melalui Clay anak akan dapat mempelajari sesuatu yg rumit
serta anak akan berpikir bagaimana Clay dapat terbentuk sesuai gambar atau cetakan
dengan rapi. Pemberian terapi bermain Clay terhadap dampak hospitalisasi pada anak
usia prasekolah yaitu ada pengaruh terhadap penurunan kecemasan, kehilangan
kontrol, dan ketakutan pada anak yang dirawat di rumah sakit. Karena bermain
merupakan aktivitas yang menyenangkan bagi anak-anak.
6.5. Artikel Jurnal 5
Penelitian yang dilakukan oleh (Kodiriya et al., 2019), didaptkan hasil bahwa hasil
uji statistik antara 20 menit pertama, 20 menit kedua, 20 menit ketiga ditemukan
penurunan tingkat kecemasan efektif pada 20 menit ketiga dengan nilai mean 15.03
dengan SD 0.435, dengan P-value 0.000 sehingga dapat disimpulkan bahwa p<0,05 Ho
ditolak dan Ha diterima yang berarti terdapat pengaruh dan perbedaan yang signifikan
antara tingkat kecemasan sebelum dan sesudah diberikan terapi bermain tanah liat.

21
Sehubungan dengan konsep pemberian terapi yaitu 20 menit selama 3 hari, diperoleh
hasil analisa pada 20 menit pertama pada hari tersebut responden masih terlihat
ketakutan dan harus ada orang tua yang mendampingi karena responden baru
beradaptasi. Peneliti, pada 20 menit pertama setiap harinya, peneliti mengadaptasi,
mendampingi dan mengajari responden membuat dan membentuk tanah liat. Pada
menit ke 20 hari kedua responden mulai sangat aktif berinteraksi dengan peneliti,
responden tidak lagi didampingi oleh orang tua, peneliti hanya mendampingi dan
mengamati respon klien ketika setelah diberikan terapi bermain tanah liat. Pada menit
ke 20 hari ketiga responden menunjukkan sangat kooperatif sehingga diperoleh hasil
penelitian terapi bermain sangat efektif pada menit ke 20 hari ketiga.
6.6. Terapi bermain Clay terhadap penurunan kecemasan anak dengan hospitalisasi
Setelah dilakukan intervensi terapi bermain clay kepada 4 anak dengan usia
prasekolah di ruang Bougenville yang mengalami kecemasan dikarenakan oleh
hospitalisasi didapatkan hasil bahwa dari awal mula tngkat kecemasan sedang menjadi
ringan. Salah satu contohnya pada salah satu pasien anak Z yang mengalami kecemasan
karena hospitalisasi dengan gambaran kasus pada bab 3, alat ukur kecemasan
menggunakan SCAS (Spence Children’s Anxiety Scale). Awal mula dengan tingkat
kecemasan sedang setelah dilkaukan terapi bermain clay kecemasan berkurang dan
anaknya lebih senang dan tidak banyak menangis atau rewel. Hal ini dikarenakan terapi
bermain clay dapat membuat anak lebih santai.
Hal tersebut sejalan dengan penelitian (Kusumaningtyas and Khotijah, 2023),
melalui permainan clay, anak yang berada dalam kondisi stres, dan cemas selama sakit
akan lebih santai. Bermain Clay akan melepaskan anak dari ketegangan dan kecemasan
yang di alami. Karena dengan bermain anak akan dapat mangalih kan rasa sakitnya
pada permainan (distraksi) dan relaksasi melalui kesenangan nya dalam bermain.
Akibat adanya distraksi dan relaksasi yang terjadi, anak yang mengalami cemas
akhirnya menjadi tidak cemas lagi. Clay dapat meningkatkan daya pikir anak dan
konsentrasi anak. Melalui Clay anak akan dapat mempelajari sesuatu yg rumit serta
anak akan berpikir bagaimana Clay dapat terbentuk sesuai gambar atau cetakan dengan

22
rapi. Pemberian terapi bermain Clay terhadap dampak hospitalisasi pada anak usia
prasekolah yaitu ada pengaruh terhadap penurunan kecemasan, kehilangan kontrol, dan
ketakutan pada anak yang dirawat di rumah sakit. Karena bermain merupakan aktivitas
yang menyenangkan bagi anak – anak.

23
BAB 7
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
Dari hasil review yang telah dilakukan pada kelima artikel tersebut, didapatkan
kesimpulan adanya penurunan kecemasan setelah dilakukan terapi bermain clay.
Setelah diaplikasikan terbukti bahwa terapi bermain clay dapat meurunkan tingkat
kecemasan pada anak akibat hospitalisasi, dengan penurunan dari sedang ke rendah,
dari rewel menjadi tidak rewel/menangis. Hal tersebut dikarenakan terapi bermain clay
sangat mudah dan banyak manfaatnya selain untuk kesenangan anak-anak.
7.2 Saran
7.2.1 Bagi Teoritis
Diharapkan Penelitian ini dapat menambah informasi mengenai terapi bermain
clay untuk menurunkan kecemasan pada anak dikarenakan hospitalisasi, serta
memberikan tambahan studi kepustakaan yang dapat digunakan sebagai referensi
penelitian selanjutnya.
7.2.2 Bagi Praktis
Diharapkan Penelitian ini dapat menjadi bahan masukan bagi RS maupun
perawat anak terkait terapi bermain pada pasien dengan anak gangguan kecemasan
akibat hospitalisasi, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan,
pengetahuan dan dapat sebagai dasar teori atau rujukan untuk penelitian selanjutnya
yang terkait dengan kecemasan anak.

24
DAFTAR PUSTAKA

Anisha, R. N., Priwahyuni, Y. and Erianti, S. (2019) „Penurunan Tekanan Darah Melalui
Sari Kunyit Pada Seseorang Yang Mengalami Prehipertensi‟, Jurnal Ners
Indonesia, 9(2), p. 129. doi: 10.31258/jni.9.2.129-135.
Eliyanti, Y. and Fusfitasari, Y. (2021) „Pengaruh Terapi Bermain Clay Terhadap
Kecemasan Pada Anak Usia Pra Sekolah (3-6 Tahun) Yang Menjalani Hospitalisasi
Di Rumah Sakit Bengkulu‟, Jurnal Media Kesehatan, 14(2), pp. 166–174.
Kodiriya, N. S. et al. (2019) „The effectiveness of playing Clay and Origami therapy to
reduce anxiety pediatric patients hospitalized‟, Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu
Kesehatan, 4(2), pp. 151–160. doi: 10.30604/jika.v4i2.200.
Kodiriya, N. S. and Wahid, A. H. (2019) „Efektivitas terapi bermain untuk Clay dan
Origami untuk mengurangi kecemasan pasien anak pasien rawat inap anak dirawat
di rumah sakit‟, 4(December), pp. 151–160.
Kusumaningtyas, W. N. E. D. P. and Khotijah, S. (2023) „Penerapan terapi bermain clay
terhadap kecemasan hospitalisasi pada anak di bangsal anggrek rsud kota salatiga‟,
JIP Mandira Cendikia, 1, pp. 66–74.
Nurmayunita, H. and Hastuti, A. P. (2019) „Pengaruh Terapi Bermain Clay Terhadap
Kecemasan Hospitalisasi Pada Anak Usia 3-6 Tahun‟, Jurnal Keperawatan Malang,
4(1), pp. 1–10. doi: 10.36916/jkm.v4i1.77.
Susilowati, M. I. and Setiyaningsih-Politeknik Kesehatan Bhakti Mulia, R. (2021) „Terapi
Bermain Clay untuk Menurunkan Tingkat Kecemasan pada Anak Usia Prasekolah
(3-6 Tahun) yang Menjalani Hospitalisasi‟, Indonesian Journal on Medical Science,
8(1). doi: 10.55181/ijms.v8i1.256.

25
Lampiran Dokumentasi

26
KUESIONER SPENCE CHILDREN’S ANXIETY SCALE (SCAS) PRESCHOOL
PARENT REPORT

a. Identitas Responden
1. Nama :
2. Jenis kelamin (L/P) :
3. Umur/tanggal lahir :
4. Alamat :

b. Petunjuk nilai Kuesioner Spence Children‟s Anxiety Scale (SCAS) Prescool Parent
Report
Nilai 0 : Tidak pernah

Nilai 1 : Jarang

Nilai 2 : Kadang sering

Nilai 3 : Cukup sering

Nilai 4 : Sangat sering

Skor 0 1 2 3 4

1. Memberontak didepan orang banyak

2. Melakukan sesuatu hal suatu hal


dengan benar/sesuai.

3. Tegang, gelisah atau marah-marah.

4. Tidak mau tidur tanpa orang tua

5. Takut pada tempat yang tinggi

6. Susah tidur

7. Suka mencuci tangan berulang kali.

27
8. Takut keramaian atau tempat tertutup

9.Takut bertemu/bicara Takut


bertemu/bicara dengan orang ya dengan
orang yang tak dikenal

10. Takut bicara dengan teman


sebayanya.

11. . Gugup

12. Memiliki posisi tertentu untuk


menghentikan hal buruk yang
terjadi padanya (misal: pada saat akan
disuntik

13. Malu didepan banyak orang.

14. Takut pada serangga

15. Merasa stress/tertekan bila


bersama perawat dan ditinggal orang tua

16. Takut melakukan kegiatan bersama


dengan anak lain

17. Takut pada binatang

18. Memiliki taktik khusus untuk


menghentikan hal buruk yang
terjadi padanya.

19. Suka mencari perhatian orang tuanya


saat orang tua nampak sibuk

28

Anda mungkin juga menyukai