(PACU)
Rida Darotin, S.Kep., Ns., M.Kep
Definisi
Fasilitas
1. Fowler’s cot dengan rel disisi ranjang
2. Pipa Oksigen, Vacuum
3. Pintu Besar
4. Pencahayaan Maksimal
5. Kamar isolasi
Desain PACU
Peralatan
Alat dan Obat resusitasi
Airway Maintenance kit:
1. Laryngoscope dengan semua jenis ukuran pisau
2. Semua ukuran ETT
3. Face mask, airways, ambu bag, venturi masks
4. Tracheostomy set
5. ICD set
6. Transport Ventilator
7. Monitor : EKG, Pulse oksimetri, EtCO2, Suhu, BP
Resiko Pasca Anestesi
Kelompok 1
Pasien yang mempunyai resiko tinggi gagal nafas dan goncangan
kardiovaskuler pasca anestesia/bedah.
(GOAL: masuk ke ICU pasca bedah)
Kelompok 2
Sebagian besar pasien pasca anestesia/bedah masuk dalam
kelompok ini
(GOAL: secepatnya mampu menjaga respirasi adekuat)
Kelompok 3
Operasi kecil, singkat, rawat jalan.
(GOAL: respirasi adekuat, bebas ngantuk, nyeri, ataksia,
kelemahan otot sebelum pulang)
Pemindahan Pasien dari kamar operasi
ke PACU
Pemindahan pasien di laksanakan dengan hati-hati:
1. Pasien masih belum sadar baik atau belum pulih dari pengaruh
anestesia, posisi kepala di atur sedemikian rupa agar jalan napas
tetap adekuat dan ventilasi terjamin.
2. Pemeliharaan saturasi O2
3. Nomotermia
4. Gerakan saat memindahkan bisa menyebabkan nyeri/ dislokasi
sendi
5. Pasien yang sirkulasinya belum stabil bisa syok atau hipotensi.
Cont.
6. Pasien yang di blok spinal, posisi penderita di buat sedemikian
rupa agar aliran darah dari tungkai ke proksimal lancar.
7. Yakinkan bahwa infus, pipa nasogastrik dan kateter urin
berfungsi dengan baik
8. Tidak perlu mendorong kereta dengan tergesa-gesa karena
bisa menyebabkan muntah, goncangan sirkulasi, nyeri pada
lapangan operasi, masalah ventilasi.
Perawatan di PACU
Kesadaran
Pemulihan kesadaran, merupakan salah satu penyulit yang
sering di hadapi di ruang pulih, maka apabila hal ini terjadi di
usahakan memantau tanda vital yang lain dan mempertahankan
fungsinya agar tetap adekuat.
Pasien belum sadar tidak merasakan adanya tekanan dan
rangsangan pada anggota gerak mata atau pada kulitnya
sehingga mudah mengalami cedera, oleh karena itu posisi pasien
di atur sedemikian rupa, mata di tutup dengan plester atau kasa
yang basah sehingga terhindar dari cedera sekunder.
Pemantau dan Penanggulangan Kedaruratan Medik
Respirasi
No. Parameter Normal
1 Suara nafas paru Sama pada kedua paru
8 PaCO2 30-45mmHg
Pemantau dan Penanggulangan Kedaruratan Medik
Sirkulasi
TEKANAN DARAH (hiper, hipo dan syok)
Menurut “aldreta” perubahan tekanan darah pasca anestesi
dengan kriterianya sbb:
1. Perubahan sampai 20% dari prabedah = 2
2. Perubahan antara 20-50% dari prabedah = 1
3. Perubahan melebihi 50% dari nilai prabedah = 0
Sebab-sebab hipertensi pasca bedah adalah : nyeri, hipoksia,
hiperkarbia, penggunaan vasopressor, kelebihan cairan.
Sebab – sebab hipotensi/ syok adalah perdarahan, defisit cairan,
depresi otot jantung dan dilatasi pembuluh darah yang
berlebihan
Pemantau dan Penanggulangan Kedaruratan Medik
Denyut Jantung
Denyut jantung normal berkisar 55-120 x/menit, dengan irama
yang teratur.
1. Takikardia, di sebabkan oleh hipoksia, hipovolemia, akibat
obat simpatomimetik, demam dan nyeri.
2. Bradikardi, di sebabkan oleh blok sub arakhnoid, hipoksia
(pada bayi) dan refleks vagal.
3. Distritmia, paling sering di sebabkan oleh hipoksia.
Aktifitas motorik
Pemulihan aktivitas motorik pada penggunaan obat pelumpuh
otot, berhubungan erat dengan fungsi respirasi. Bila masih ada
efek sisa pelumpuh otot pasien mengalami hipoventilasi dan
aktivitas motorik yang lain juga belum kembali normal.
Untuk menilai kemampuan pasien untuk membuka mata atau
kemampuan untuk menggerakan anggota gerak terutama pada
pasien menjelang sadar.
Pemantau dan Penanggulangan Kedaruratan Medik
Suhu Tubuh
Penyulit hipotermia pasca bedah, tidak bisa di hindari terutama
pada pasien bayi dan anak serta usia tua.
Beberapa faktor penyebab nya:
1. Suhu kamar operasi yang rendah
2. Penggunaan disinfektan
3. Cairan infus dan transfusi darah
4. Cairan pencuci rongga-rongga pada daerah operasi
5. Kondisi pasien (bayi dan orang tua)
6. Penggunaan halotan sebagai obat anestesia.
Pemantau dan Penanggulangan Kedaruratan Medik
Masalah Nyeri
Trauma akibat luka operasi sudah pasti akan menimbulkan rasa
nyeri, segera berikan analgetika.
Diagnosis nyeri di tegakan melalui pemeriksaan klinis
berdasarkan pengamatan perubahan psikologis, perubahan fisik
antara lain pola nafas, denyut nadi dan tekanan darah serta
pemeriksaan LAB gula darah.
VAS ( Visual Analog Scale)
Menilai intensitas nyeri
1. Nyeri ringan ada pada skala 1-3
2. Nyeri sedang ada pada skala 4-7
3. Nyeri berat ada pada skala 8-10
Penanggulangan Nyeri Pasca Bedah
POSISI
Posisi pasien perlu di atur di tempat tidur PACU. Hal ini perlu
di perhatikan untuk mencegah beberapa kemungkinan:
1. Sumbatan jalan nafas, pada pasien belum sadar
2. Tertindihnya/ terjepit satu bagian anggota tubuh
3. Terjadi dislokasi sendi sendi anggota gerak.
4. Hipotensi, pada pasien dengan analgesia regional
5. Gangguan kelancaran infus.
POSISI YANG AMAN BAGI PASIEN:
1. Posisi miring stabil pada pasien operasi tonsil
2. Ekstensi kepala, pada pasien yang belum sadar
3. Posisi terlentang dengan elevasi kedua tungkai dan
bahu (kepala)
4. Posisi elevasi tungkai saja pada pasien syok.
KOMPLIKASI
KOMPLIKASI PADA PACU
OBSTRUKSI JALAN NAFAS
Pasien tidak sadar -> lidah jatuh kebelakang
Pharynx: larync spasme, glotic edema, dll
HYPOVENTILASI
PaCO2 > 45 mmhg, PH < 7,25
Efek dari obat anestesi (lebih dosis)
Inadequate reversal
Nyeri hebat
Pakaian ketat abdomen
Produksi CO2 tinggi
HYPOXAEMIA
PaO2 < 70 mmhg
Hypoventilasi naik
Asupan oksigen menurun
FRC
Lung Edema
HYPOTENSI
20-30 % penurunan BP
Hypovolemia
Disfungsi ventrikel
Kegagalan pengisian jantung
HYPERTENSI
BP > 20-30%
Aktivasi simphatetik
Nyeri
hypercapnia
ARRHYTMIA
Hypercardia
Gangguan electrolite
Efek dari sisa chalinesterase inhibitor
PEMANTAUAN PACU
dan kriteria
pengeluaran
SCORE PASCA ANESTESI