Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN DAN INOVASI PENERAPAN

TERAPI KOMPRES HANGAT DENGAN WWZ (WARM WATER ZACK)


TERHADAP NYERI PADA PASIEN DENGAN DIAGNOSA MEDIS
DYSPEPSIA DI RUANG INTERNA
RS NAHDLATUL ULAMA TUBAN

Oleh :
KELOMPOK INTERNA

ISMA NUR FITRIANI 18.11.2.149.111

WAHYU PUTRI K 19.12.2.149.125

ELLA ADE WAHYUNI 19.12.2.149.095

PUTRI RIYANTI 19.12.2.149.072

NURUL ILMIYAH 19.12.2.149.113


SITI AFIFATUL 19.12.2.149.120
MAGHFIROH
FIKA YULIA ISWANDA 19.12.2.149.099
TIYA PERMATA SARI 19.12.2.149.039
SITI HARRUM M B 19.12.2.149.121
SITI ELIDA 19.12.2.149.036

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN NAHDLATUL ULAMA TUBAN
2024
LEMBAR PENGESAHAN

i
LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN DAN INOVASI PENERAPAN
TERAPI KOMPRES HANGAT DENGAN WWZ (WARM WATER ZACK)
TERHADAP NYERI PADA PASIEN DENGAN DIAGNOSA MEDIS
DYSPEPSIA DI RUANG INTERNA
RS NAHDLATUL ULAMA TUBAN

Disusun oleh :

KELOMPOK INTERNA

Menyetujui,

Men
Pendidik Akademik Clinical Instructor Ruang Irna Intern
a

Lukman Hakim, S.Kep.,Ns.,M.Kep. Laila Fitri Rahmatin, S.Kep


NIDN. 0718098201 NIK. 10216082

Mengetahui,

Ketua Prodi Pendidikan Profesi Ners Kepala Ruang Irna Interna

Lukman Hakim, S.Kep.,Ns.,M.Kep. Betty Lukiatie, S.Kep.,Ns.


NIDN. 0718098201 NIDN. 10209023

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatan kehadirat Allah SWT yang Maha Esa atas
berkat dan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan pembuatan Mini Riset
dengan judul “Laporan Asuhan Keperawatan Dan Inovasi Penerapan Terapi
Kompres Hangat Dengan Wwz (Warm Water Zack) Terhadap Nyeri Pada
Pasien Dengan Diagnosa Medis Dyspepsia Di RSNU Tuban” dengan baik dan
tepat waktu. Laporan Asuhan keperawatan dan Inovasi ini disusun untuk
memenuhi tugas Profesi Ners Stase keperawatan Medikal Bedah. Selain itu,
pembuatan Laporan Asuhan keperawatan dan Inovasi ini juga bertujuan untuk
memberikan manfaat yang berguna bagi ilmu pengetahuan.
Penulis mengucap terimakasih kepada semua pihak yang telah terlibat
dan membantu dalam pembuatan mini riset ini sehingga semua dapat
terselesaikan dengan baik dan lancar. Selain itu, penulis juga mengharapkan
saran dan kritik yang bersifat membangun terhadap kekurangan dalam
penyusunan ini agar penulis dapat memberikan karya yang lebih baik dan
sempurna. Semoga mini riset ini dapat berguna dan bermanfaat bagi
pengetahuan para pembaca.

Tuban, 14 Maret 2024

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Halaman Judul...........................................................................................................i
Lembar Pengesahan..................................................................................................i
Kata Pengantar........................................................................................................iii
Daftar Isi.................................................................................................................iv
BAB I LAPORAN PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................3
1.3 Tujuan Penulisan..........................................................................................3
1.4 Tujuan Umum...............................................................................................3
1.5 Tujuan Khusus..............................................................................................3
1.6 Manfaat Penelitian........................................................................................4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Dyspepsia..............................................................................5
2.1.1 Pengertian ....................................................................................................5
2.1.2 Etiologi.........................................................................................................5
2.1.3 Manifestasi Klinis.........................................................................................5
2.1.4 Faktor Resiko...............................................................................................6
2.1.5 Penatalaksanaan Medis.................................................................................6
2.1.6 Pemeriksaan Penunjang................................................................................6
2.1.7 Komplikasi...................................................................................................7
2.1.8 Patofisiologi..................................................................................................7
2.1.8 WOC Dyspepsia...........................................................................................8
2.2 Terapi Kompres Hangat Dengan WWZ (Water Warm Zack).....................9
2.2.1 SOP Terapi Kompres Air Hangat Dengan WWZ......................................10
BAB 3 KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN DYSPEPSIA
3.1 Pengkajian..................................................................................................11
3.2 Diagnosa Keperawatan...............................................................................12
BAB 4 ASUHAN KEPERAWATAN KASUS FORMAT PENGKAJIAN
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH...................................................13
BAB 5 PEMBAHASAN........................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................32

iv
BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dispepsia adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan nyeri atau rasa
tidak nyaman pada perut bagian atas atau ulu hati (Irianto, 2015). Makan yang
tidak teratur memicu timbulnya berbagai penyakit karenaterjadi ketidak
seimbangan dalam tubuh. Ketidak teraturan ini berhubungan dengan waktu
makan. Biasanya, penyakit ini berada dalam kondisi terlalu lapar namun kadang-
kadang terlalu kenyang. Sehingga kondisi lambung dan pencernaannya menjadi
terganggu. Faktor yang memicu produksi asamlambung berlebihan, diantaranya
beberapa zat kimia, seperti alcohol, umumnya obat penahan nyeri, asam cuka.
Makanan dan minumanyangbersifat asam,makanan yang pedas serta bumbu yang
merangsang, semua faktor pemicu tersebut dapat mengakibatkan dispepsia
(Warianto, 2011). Faktor risiko epidemiologi yang relevan terhadap dispepsia
fungsional telahdiidentifikasi dan terdiri atas beberapa hal, yaitu usia, jenis
kelamin, infeksi Helicobacter pylori, dan faktor diet atau pola makan, serta faktor
psikologis berupa stres atau kecemasan.
WHO memprediksi pada tahun 2020, proporsi angka kematian karena
penyakit tidak menular akan meningkat menjadi 73% dan proporsi kesakitan
menjadi 60% di dunia, sedangkan untuk negara SEARO (South East Asian
Regional Office) pada tahun 2020 diprediksi angka kematian dan kesakitankarena
penyakit tidak menular akan meningkat menjadi 50%dan 42%. Dispepsia
merupakan salah satu jenis penyakit tidak menular yang terjadi tidak hanya di
Indonesia, tetapi juga di dunia. Kasus dispepsia di dunia mencapai 13-40% dari
total populasi setiap tahun. Dispepsia kini menjadi kasus penyakit yang diprediksi
akan meningkat dari tahun ke tahun (WHO, 2007, dalam Fithriyana, 2018).
Berdasarkan data WHO Prevalensi dispepsia sendiri secara global bervariasi
antara 7-45 % tergantung pada definisi yang digunakan dan lokasi geografis.
Secara Global terdapat sekitar 15-40% penderita dyspepsia dan hampir setiap
tahun mengenai 25%populasi didunia (Chaidir, 2015 dalam Sandi,2020). Depkes
RI mengatakan bahwa dispepsia di Indonesia menempati urutan ke-15 dari 50

1
penyakit yang menyertai pasien rawat inap terbanyak (Sandi, 2020). Berdasarkan
data Profil Kesehatan Republik Indonesia, kasus dispepsia merupakan peringkat
kelima dari 10 kasus rawat inap tertinggi di Indonesia dengan jumlah pasien
24.716 orang. Selain itu pada kasus rawat jalan, dispepsia menduduki peringkat
keenam dari 10 kasus rawat jalan tertinggi dengan jumlah pasien 88.599 orang
(Parawansa 2021)
Solusi dalam menangani masalah dispepsia yang menimbulkan nyeri
abdomen dapat dilakukan dengan manajemen nyeri meliputi pemberian terapi
analgesik dan terapi non farmakologi berupa intervensi perilaku kognitif seperti
teknik relaksasi, distraksi, dan terapi musik. Berbagai jenis teknik relaksasi untuk
mengurangi nyeri telah banyak diterapkan dalam tatanan pelayanan keperawatan
yaitu dengan nafas dalam (Syamsia dan Muslihat, 2015). Keterlibatan keluarga
diperlukan dalam upaya memenuhi kebutuhan rasa nyaman pasien dalam
menurunkan nyeri dengan manajemen nyeri non farmakologi yang bisa dilakukan
keluarga antara lain massage, pelukan, distraksi dengan menghibur atau
mendengarkan musik pada pasien (Ilmiasih, 2013). Makan yang teratur sangat
penting untuk mengatur sekresi asam lambung, karena memberikan kemudahan
kepada lambung untuk mengontrol produksi asam lambung sesuai dengan waktu
makan (ErastusMosha, 2014). Adapun dampak dari penyakit Dispepsia adalah
dapat mengakibatkan gangguan pada penderita antara lain, pendarahan, kanker
lambung, muntah darah dan terjadinya ulkus peptikum. Edukasi pasien
merupakan proses untuk mempengaruhi perilaku, mengubah pengetahuan, sikap,
dan kemampuan yang dibutuhkan untuk mempertahankan dan meningkatkan
kesehatan, yaitu dengan cara makan teratur, tidak menunda-nunda untuk makan,
tidak makan makanan pedas, asam, bergaram tinggi dan minuman kopi, serta
alkhohol. Diet yang dapat dilakukan yaitu diet lambung yang sudah disesuaikan
dengan masyarakat Indonesia. Dasar diet tersebut adalahmakan sedikit berulang
kali, makanan yang banyak mengandung susu dalamporsi kecil. Makanan yang
dimakan harus lembek, mudah dicerna, tidak merangsang, dan memungkinkan
dapat menetralisir asam HCL. Proses tersebut dimulai dengan memberikan
informasi serta interpretasi yang terintegrasi secara praktis sehingga terbentuk

2
perilaku yang menguntungkan kesehatan. Dukungan keluarga dekat sangat
penting dalam pembentukan perilaku kesehatan yang baik (Pardiansyah, 2016).
1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, Rumusan masalah dalam


studi kasus ini adalah bagaimana Asuhan Keperawatan Dan Inovasi Penerapan
Terapi Kompres Hangat Dengan Wwz (Warm Water Zack) Terhadap Nyeri
Pada Pasien Dengan Diagnosa Medis Dyspepsia Di Ruang Interna RSNU
Tuban?
1.3 Tujuan Penulisan

Penulis mampu menerapkan dan melakukan Asuhan Keperawatan dan


Inovasi Asuhan Keperawatan Dan Inovasi Penerapan Terapi Kompres Hangat
Dengan Wwz (Warm Water Zack) Terhadap Nyeri Pada Pasien Dengan
Diagnosa Medis Dyspepsia Di Ruang Interna RSNU Tuban?
1.4 Tujuan Umum

Tujuan dari penulisan karya tulis ilmiah ini adalah untuk mengetahui
bagaimana pelaksanaan Asuhan Keperawatan Dan Inovasi Penerapan Terapi
Kompres Hangat Dengan Wwz (Warm Water Zack) Terhadap Nyeri Pada
Pasien Dengan Diagnosa Medis Dyspepsia Di Ruang Interna RSNU Tuban?
1.5 Tujuan Khusus

1. Melakukan pengkajian pada pasien dengan diagnosa medis Dyspepsia Di


Ruang Interna RSNU Tuban
2. Merumuskan diagnosa keperawatan Dyspepsia Di Ruang Interna RSNU
Tuban
3. Menyusun perencanaan keperawatan Dyspepsia Di Ruang Interna RSNU
Tuban
4. Melaksanakan implementasi sesuai dengan masalah keperawatan pada
Dyspepsia Di Ruang Interna RSNU Tuban
5. Mengevaluasi Asuhan Keperawatn yang telah diberikan pada Dyspepsia
Di Ruang Interna RSNU Tuban

3
1.6 Manfaat Penelitian

1. Bagi penulis

Menambah pengetahuan dan pengalaman bagi penulis dalam


mempersiapkan, mengumpulkan, dan menginformasikan data hasil
asuhan keperawatan pada pasien Dyspepsia
2. Bagi tempat penulisa
Dapat dijadikan sebagai acuan dan dapat diterapkan dalam
melaksanakan asuhan keperawatan serta meningkatkan kemampuan dalam
merawat pasien Dyspepsia.
3. Bagi perkembangan ilmu keperawatan
Dapat dijadikan sebagai acuan dan dapat diterapkan dalam
melaksanakan asuhan keperawatan serta meningkatkan kemampuan
dalam merawat pasien Dyspepsia.

4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Dyspepsia


2.1.1 Pengertian
Dispepsia merupakan kumpulan keluhan/gejala klinis yang terdiri dari rasa
tidak enak/sakit di perut bagian atas yang menetap atau mengalami kekambuhan
keluhan refluks gastroesofagus klasik berupa rasa panas di dada (heartburn) dan
regurgitasi asam lambung kini tidak lagi termasuk dispepsia (Mansjoer A edisi III,
2000 hal : 488). Batasan dispepsia terbagi atas dua yaitu :
1. Dispepsia organik, bila telah diketahui adanya kelainan organik
sebagai penyebabnya
2. Dispepsia non organik, atau dispepsia fungsional, atau dispepsia non
ulkus (DNU), bila tidak jelas penyebabnya.
2.1.2 Etiologi
1. Perubahan pola makan
2. Pengaruh obat-obatan yang dimakan secara berlebihan dan dalam waktu
yang lama Alkohol dan nikotin rokok
3. Stres
4. Tumor atau kanker saluran pencernaan
2.1.3 Manifestasi Klinis
1. Nyeri perut (abdominal discomfort)
2. Rasa perih di ulu hati
3. Mual, kadang-kadang sampai muntah
4. Nafsu makan berkurang
5. Rasa lekas kenyang
6. Perut kembung
7. Rasa panas di dada dan perut
8. Regurgitasi (keluar cairan dari lambung secara tiba-tiba)

5
2.1.4 Faktor Resiko
Faktor diet (makanan dibakar, cepat saji,berlemak, pedas, kopi, teh) dan
pola hidup (merokok, alkohol, obat NSAID/aspirin,kurang olahraga) diyakini
berkontribusi pada dispepsia.1,3-5 Rokok dianggap menurunkan efek
perlindungan mukosa lambung, sedangkan alkohol dan obat anti inflamasi
berperan meningkatkan produksi asam lambung. Faktor risiko dispepsia organik
antara lain:usia >50 tahun, riwayat keluarga kanker lambung, riwayat ulkus
peptikum, kegagalan terapi, riwayat perdarahan saluran cerna, anemia, penurunan
berat badan, muntah persisten, perubahan kebiasaan buang air besar, penggunaan
NSAID dosis tinggi atau jangka panjang, alkohol kronis, dll
2.1.5 Penatalaksanaan Medis
1. Penatalaksanaan non farmakologis
1) Menghindari makanan yang dapat meningkatkan asam lambung
2) Menghindari faktor resiko seperti alkohol, makanan yang peda,
obat-obatan yang berlebihan, nikotin rokok, dan stres
3) Atur pola makan.
2. Penatalaksanaan farmakologis yaitu :
Sampai saat ini belum ada regimen pengobatan yang memuaskan
terutama dalam mengantisipasi kekambuhan. Hal ini dapat dimengerti
karena pross patofisiologinya pun masih belum jelas. Dilaporkan
bahwa sampai 70 % kasus DF reponsif terhadap placebo. Obat-obatan
yang diberikan meliputi antacid (menetralkan asam lambung)
golongan antikolinergik (menghambat pengeluaran asam lambung) dan
prokinetik (mencegah terjadinya muntah).
2.1.6 Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium perlu dilakukan lebih banyak ditekankan
untuk menyingkirkan penyebab organik lainnya seperti: pankreatitis
kronik, diabets mellitus, dan lainnya. Pada dispepsia fungsional
biasanya hasil laboratorium dalam batas normal.

6
2. Radiologis
Pemeriksaan radiologis banyak menunjang dignosis suatu penyakit di
saluran makan. Setidak-tidaknya perlu dilakukan pemeriksaan
radiologis terhadap saluran makan bagian atas, dan sebaiknya
menggunakan kontras ganda.
3. Endoskopi (Esofago-Gastro-Duodenoskopi)
Sesuai dengan definisi bahwa pada dispepsia fungsional, gambaran
endoskopinya normal atau sangat tidak spesifik.
4. USG (ultrasonografi)
Merupakan diagnostik yang tidak invasif, akhir-akhir ini makin
faatkan untuk membantu menentukan diagnostik dari suatu penyakit,
apalagi alat ini tidak menimbulkan efek samping, dapat digunakan
setiap saat dan pada kondisi klien yang beratpun dapat dimanfaatkan
5. Waktu Pengosongan Lambung
Dapat dilakukan dengan scintigafi atau dengan pellet radioopak. Pada
dispepsia fungsional terdapat pengosongan lambung pada 30 – 40 %
kasus.
2.1.7 Komplikasi
1. Pendarahan saluran cerna
2. Kanker lambung
3. Ulkus peptikum bahkan kematian
2.1.8 Patofisiologi
Perubahan pola makan yang tidak teratur, obat-obatan yang tidak jelas,
zat-zat seperti nikotin dan alkohol serta adanya kondisi kejiwaan stres, pemasukan
makanan menjadi kurang sehingga lambung akan kosong, kekosongan lambung
dapat mengakibatkan erosi pada lambung akibat gesekan antara dinding-dinding
lambung, kondisi demikian dapat mengakibatkan peningkatan produksi HCL yang
akan merangsang terjadinya kondisi asam pada lambung, sehingga rangsangan di
medulla oblongata membawa impuls muntah sehingga intake tidak adekuat baik
makanan maupun cairan.

7
2.1.9 WOC Dyspepsia

8
2.2 Terapi Kompres Hangat Dengan WWZ (Water Warm Zack)
Kompres hangat adalah tindakan yang dilakukan dengan memberikan
cairan hangat untuk memenuhi kebutuhan rasa nyaman, mengurangi atau
membebaskan nyeri, mengurangi atau mencegah terjadinya spasme otot, dan
memberikan rasa hangat,dan tujuannya untuk memperlancar sirkulasi darah, dan
mengurangi rasa sakit atau nyeri. Kompres hangat merupakan metode
pemeliharaan suhu tubuh dengan menggunakan cairan atau alat yang dapat
menimbulkan hangat atau dingin pada bagian tubuh yeng memperlancar sirkulasi
darah, dan mengurangi rasa sakit atau nyeri (Andormoyo, 2013).
Berbagai jenis teknik relaksasi untuk mengurangi nyeri telah banyak diterapkan
dalam tatanan pelayanan keperawatan yaitu dengan nafas dalam (Syamsiah dan
Muslihat, 2015). Hal lain yang bisa diterapkan untuk nyeri akibatdyspepsia adalah
pemberian kompres hangat dengan WWZ (Warm Water Zack). WWZ adalah
botol karet yang berisi air panas untuk mengkompres bagian tubuh yang sakit.
Kompres hangat sering digunakan untuk mengurangi nyeri yang berhubungan
dengan ketegangan otot dan dapat juga dipergunakan untuk mengatasi nyeri
akibat dyspepsia.Tujuan penerapan kompres hangat untuk meningkatkan relaksasi
otot-otot dan mengurangi nyeri akibat spasme atau kekakuan serta memberikan
rasa hangat local. Kompres hangat dapat menyebabkan pelepasan endorfin tubuh
sehingga menghambat transmisi stimulus nyeri(Potter & Perry, 2010).

9
2.2.1 SOP TERAPI KOMPRES AIR HANGAT DENGAN WWZ
SOP TERAPI KOMPRES AIR HANGAT DENGAN WWZ
(WATER WARM ZACK)
Tujuan melakukan kompres hangat :
1. Memperlancar sirkulasi darah
TUJUAN 2. Menurunkan suhu tubuh
3. Mengurangi rasa sakit
4. Memberi rasa hangat, nyaman dan tenang pada klien
1. Kantong buli-buli panas
2. Sarung buli-buli panas/handuk
3. Air Panas
PERSIAPAN ALAT 4. Handscoon
5. Masker
6. Lap kerja
7. Pengalas
1. Memperkenalkan diri dan mengidentifikasi pasien
PERSIAPAN PASIEN 2. Menyampaikan maksud dan tujuan tindakan
3. Menanyakan kesediaan pasien
1. Mempersilahkan pengunjung untuk menunggu
diluar dan menyisakan satu anggota keluarga untuk
tetap didalam
PERSIAPAN LINGKUNGAN 2. Menutup pintu
3. Menutup jendela
4. Memasang sketsel
5. Menyalakan lampun jika ruangan gelap
1. Memakai APD handscoon dan masker
2. Mengatur posisi pasien senyaman mungkin
3. Mengisi WWZ dengan air panas ½-1/4 (saat
mengisi air panas, WWZ diletakkan rata dengan
kepala WWZ ditekuk sampai permukaan air
kelihatan agar udara tidak masuk
4. Menutup dengan rapat dan membalik kepala WWZ
PROSEDUR PELAKSANAAN
dibawah untuk meyakinkan bahwa air tidak tumpah
5. Mengeringkan WWZ dengan lap kerja agar tidak
basah, lalu bungkus dengan sarung WWZ
6. Meletakkan pengalas di bawah daerah yang akan
dipasang WWZ
7. Meletakkan WWZ pada bagian perut dengan posisi
WWZ bagian atas mengarah keluar tempat tidur
Merapikan alat dan bahan
Cuci Tangan
TERMINASI
Dokumentasi
Evaluasi

10
BAB 3
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN DYSPEPSIA

3.1 Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses dimana kegiatan yang
dilakukan yaitu : Mengumpulkan data, mengelompokkan data dan menganalisa
data. Data fokus yang berhubungan dengan dispepsia meliputi adanya nyeri perut,
rasa pedih di ulu hati, mual kadang-kadang muntah, nafsu makan berkurang, rasa
lekas kenyang, perut kembung, rasa panas di dada dan perut, regurgitasi (keluar
cairan dari lambung secar tiba-tiba). (Mansjoer, 2000).
Menurut Tucker (1998), pengkajian pada klien dengan dispepsia adalah
sebagai berikut:
1. Biodata
1) Identitas Pasien : nama, umur, jenis kelamin, suku / bangsa, agama,
pekerjaan, pendidikan, alamat.
2) Identitas penanggung jawab : nama, umur, jenis kelamin, agama,
pekerjaan, hubungan dengan pasien, alamat.
2. Keluhan Utama
Nyeri/pedih pada epigastrium disamping atas dan bagian samping dada
depan epigastrium, mual, muntah dan tidak nafsu makan, kembung, rasa kenyang
3. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Sering nyeri pada daerah epigastrium, adanya stress psikologis, riwayat
minum-minuman beralkohol
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Adakah anggota keluarga yang lain juga pernah menderita penyakit
saluran pencernaan
5. Pola aktivitas
Pola makan yaitu kebiasaan maakn yang tidak teratur, makan makanan
yang merangsang selaput mukosa lambung, berat badan sebelum dan sesudah
sakit.

11
6. Aspek Psikososial
Keadaan emosional, hubungan dengan keluarga, teman, adanya masalah
interpersonal yang bisa menyebabkan stress
7. Aspek Ekonomi
Jenis pekerjaan dan jadwal kerja, jarak tempat kerja dan tempat tinggal, hal-
hal dalam pekerjaan yang mempengaruhi stress psikologis dan pola makan
8. Pemeriksaan Fisik
1) Inspeksi
Klien tampak kesakitan, berat badan menurun, kelemahan dan cemas,
2) Palpasi
Nyeri tekan daerah epigastrium, turgor kulit menurun karena pasien sering
muntah
3) Auskultasi
Peristaltik sangat lambat dan hampir tidak terdengar (<5x/menit)
4) Perkusi
Pekak karena meningkatnya produksi HCl lambung dan perdarahan akibat
perlukaan
3.2 Diagnosa Keperawatan
Menurut Doenges (2001) bahwa diagnosa keperawatan yang lazim timbul
pada klien dengan dispepsia.
1) Nyeri Akut berhubungan dengan iritasi pada mukosa lambung.
2) Defisit Nutrisi berhubungan dengan rasa tidak enak setelah makan, anoreksia.
3) Perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan adanya
mual, muntah
4) Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatannya
5) Gangguan PolaTidur berhubungan dengan kondisi kesehatan

12
BAB 4
ASUHAN KEPERAWATAN KASUS
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

Pengkajian tgl. : 15 Maret 2024 Jam : 08.00 WIB


MRS tanggal : 14 Maret 2024 No. RM : -
Diagnosa Masuk : Dyspepsia Hari Rawat Ke : 2
Ruangan/kelas : Yamna 1/kelas 3

A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. N Penanggung jawab biaya
Usia : 76 tahun Nama : Tn. D
Jenis kelamin : P Alamat :Widang
Suku /Bangsa : Indonesia/Jawa Hub. Keluarga : Anak
Agama : Islam Telepon : 0856777xxxx
Pendidikan : -
Status perkawinan : Menikah
Pekerjaan : IRT
Alamat : Widang
Keluhan Utama : Muntah > 10 kali, nyeri perut

B. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Pasien mengatakan mengeluh muntah >10 kali muntaah berwarna kuning, nyeri
perut, batuk dan pilek. BAB cair 1x berwarna kuning . Nyeri terasa diperut dan
seperti ditusuk-tusuk nyeri terasa terus menerus dan skala 5. Pasien belum
melakukan pengobatan apapun.
C. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
1. Pernah di rawat ya, jenis :-
tidak
2. Riwayat Penyakit Kronik dan Menular ya, jenis : -
tidak
3. Riwayat Penyakit Alergi ya, jenis : -
tidak
4. Riwayat Operasi ya, jenis : -
tidak
- Kapan :-
- Jenis Operasi :-
5. Lain-lain :

D. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA


ya : - tidak

13
GENOGRAM
E. PERILAKU YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN
Perilaku sebelum sakit yang mempengaruhi kesehatan
Alkohol ya tidak
Keterangan ..........................................................................................................
Merokok ya tidak
Keterangan ..........................................................................................................
Obat ya tidak
Keterangan ..........................................................................................................
Olahraga ya tidak
Keterangan ..........................................................................................................

F. OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK


1. Keadaan Umum
Tanda-tanda vital
Keadaan umum baik sedang lemah
S : 36 ºC N : 115 x/mnt TD : 139/98 mmHg
RR : 21 x/mnt

MASALAH KEPERAWATAN : Takikardia


2. Sistem Pernafasan
a. RR : 21 x/menit
b. Keluhan : - Sesak Nyeri waktu sesak
Orthopnea
Batuk : - Produktif Tidak Produktif
Sekret :- Konsistensi : -
Warna : - Bau : -
c. Pola nafas irama:  Teratur  Tidak teratur
d. Jenis  Dispnoe  Kusmaul  Ceyne Stokes Lain-
lain: Normal
Pernafasan cuping hidung ada tidak
Septum nasi simetris tidak simetris
Lain-lain : -
e. Bentuk dada simetris asimetris barrel chest
Funnel chest Pigeons chest
f. Suara napas vesiculer ronchi D/S wheezing D/S rales D/S
g. Alat bantu nafas Ya Tidak
Jenis – Flow - .Lpm
h. Penggunaan WSD :
- Jenis : -
- Jumlah Cairan : -
- Undulasi : -
- Tekanan :
i. Trakeostomy Ya Tidak

14
j. Lain-lain :
MASALAH KEPERAWATAN : Tidak ada masalah keperawatan

3. Sistem Kardiovakuler
a. Keluhan nyeri dada ya tidak
P:-
Q:-
R:-
S:-
T:-
b. CRT : <2 detik
c. Konjungtiva pucat ya tidak
d. Bunyi jantung:  Normal  Murmur  Gallop lain-lain
e. Irama jantung:  Reguler  Ireguler S1/S2 tunggal  Ya  Tidak
f. Akral: Hangat  Panas  Dingin kering  Dingin basah
g. Siklus perifer Normal Menurun
h. JVP : -
Lain-lain : -
MASALAH KEPERAWATAN : Tidak ada masalah keperawatan

4. Sistem Persarafan
a. Kesadaran composmentis apatis somnolen sopor
koma
GCS : 4-5-6
b. Pupil isokor anisokor
c. Sclera Anikterus Ikterus
d. Konjungtiva Ananemis Anemis
e. Istirahat/Tidur : Sulit tidur
f. Nyeri tidak ya, skala nyeri : 4 lokasi : Perut
g. Refleks fisiologis:  patella  triceps  biceps lain-lain:
h. Refleks patologis:  babinsky  budzinsky  kernig lain-lain
i. Keluhan Pusing O ya O Tidak
j. Lain-lain :
P : Dispepsia
Q : Seperti ditusuk-tusuk
R : Perut
S : Skala 4
T : Terus menerus
MASALAH KEPERAWATAN : Nyeri Akut, Gangguan Pola Tidur
5. Sistem Perkemihan (B4)
a. Kebersihan genetalia : Bersih Kotor
b. Sekret : Ada Tidak
c. Ulkus : Ada Tidak
d. Kebersihan Meatus uretera : Bersih Kotor

15
e. Keluhan Kencing Ada Tidak
Bila ada jelaskan : -
f. Kemampuan berkemih
Spontan Alat bantu, sebutkan : -
Jenis : -
Ukuran : -
Hari Ke: -
g. Produksi urine : 25 .ml/jam
Warna : Kuning jernih
Bau : khas urine
h. Kandung kemih : Membesar Ya Tidak
i. Nyeri Tekan : Ya Tidak
j. Intake Cairan : Oral : 1500 cc/hari Parenteral : 1500 cc/hari
k. Balance Cairan :
MASALAH KEPERAWATAN : Tidak ada masalah keperawatan

6. Sistem Pencernaan
a. TB : 150 cm BB saat sakit : 60.kg BB sebelum sakit :
63 kg
b. IMT : 26,7 Interpretasi : Berat berlebih
c. LLA :-
MASALAH KEPERAWATAN : Penurunan berat badan
d. Mulut : Bersih Kotor
e. Mukosa mulut : Lembab Kering Merah
stomatitis
f. Tenggorokan Nyeri telan Sulit menelan
Pembesaran Tonsil Nyeri Tekan
g. Abdomen Supel Tegang nyeri tekan, lokasi :
Luka operasi Jejas lokasi :
Pembesaran hepar ya tidak
Pembesaran lien ya tidak
Ascites ya tidak
Drain Ada Tidak
Mual ya tidak
Muntah ya tidak
Terpasang NGT ya tidak
Bising usus : 30 x/mnt
h. BAB : 1x/hr, konsistensi : lunak cair lendir/darah
konstipasi inkontinensia kolostomi
i. Diet padat lunak cair
Diet Khusus : -
Nafsu Makan Baik Menurun
Frekuensi : 2 x/hari jumlah: 2 sendok jenis : Nasi
Lain –lain :

16
MASALAH KEPERAWATAN : Defisit Nutrisi
Sistem Penglihatan
j. Pengkajian segmen anterior dan posterior
Orbita Dextra Orbita Sinistra
Normal Visus Normal
Normal Palpebra Normal
Normal Conjunctiva Normal
Normal Kornea Normal
Normal BMD Normal
Normal Pupil Normal
Normal Iris Normal
Normal Lensa Normal
Normal TIO Normal

k. Keluhan nyeri Ya Tidak


l. Luka opreasi Ada Tidak
m. Pemeriksaan penunjang lain : -
MASALAH KEPERAWATAN : Tidak ada masalah keperawatan

Sistem pendengaran
n. Pengkajian segmen dan posterior
o. Aurcicula :-
p. MAE :-
q. Membran Tympani : -
r. Rinne :-
s. Webber :-
t. Swabach :-
u. Tes audiometri :-
v. Keluhan nyeri Ya Tidak
w. Luka opreasi Ada Tidak
x. Alat bantu dengar : -
y. Lain-lain :
MASALAH KEPERAWATAN : Tidak ada masalah keperawatan

7. Sistem Muskuloskeletal dan Integumen (B6)


a. Kekuatan otot
5 5
5 5
b. Pergerakan sendi bebas terbatas
c. Kelainan ekstremitas ya tidak
d. Kelainan tlg. belakang ya tidak
e. Fraktur ya tidak
f. Traksi/spalk/gips ya tidak

17
g. Penggunaan spalk/gips ya tidak
h. Keluhan nyeri : ya tidak
i. Sirkulasi perifer : -
j. Kompartemen sindrom ya tidak
k. Kulit ikterik sianosis kemerahan hiperpigmentasi
Normal
l. Akral hangat panas dingin kering basah
m. Turgor baik kurang jelek
n. Odema:  Ada  Tidak ada Lokasi
o. Luka operasi : Tidak ada
p. Drain : Ada Tidak
MASALAH KEPERAWATAN : Tidak ada masalah keperawatan
8. Sistem Integumen
a. Penilaian risiko decubitus :
Aspek yang KRITERIA YANG DINILAI NILAI
dinilai 1 2 3 4
PERSEPSI TERBATAS SANGAT KETERBATASAN TIDAK ADA 3
SENSORI SEPENUHNYA TERBATAS RINGAN GANGGUAN
KELEMBABAN TERUS SANGAT KADANG- JARANG BASAH 3
MENERUS LEMBAB KADANG BASAH
BASAH
AKTIVITAS BEDFAST CHAIRFAST KADANG- LEBIH SERING 2
KADANG JALAN JALAN
MOBILISASI IMMOBILE SANGAT KETERBATASAN TIDAK ADA 2
SEPENUHNYA TERBATAS RINGAN KETERBATASAN
NUTRISI SANGAT KEMUNGKINAN ADEKUAT SANGAT BAIK 2
BURUK TIDAK
ADEKUAT
GESEKAN & BERMASALAH POTENSIAL TIDAK 3
PERGESERAN BERMASALAH MENIMBULKAN
MASALAH
NOTE : Pasien dengan nilai total < 16 maka dapat dikatakan bahwa pasien beresiko
mengalami dekubitus (Pressure ulcers) TOTAL NILAI 15
(15 or 16 =low risk, 13 or 14 = moderate risk, 12 or less= high risk)

b. Warna : -
c. Pitting edema : +/- grade : -
d. Ekskoriasis : ya tidak
e. Psoriasis : ya tidak
f. Urtikaria : ya tidak
g. Lain-lain : -
MASALAH KEPERAWATAN : Tidak ada masalah keperawatan
h. Pembesaran kelenjar tyroid ya tidak
i. Pembesaran kelenjar getah bening ya tidak
j. Hiperglikemia  Ya  Tidak Hipoglikemia  Ya 
Tidak
k. Kondisi kaki DM :
- Luka gangrene  Ya  Tidak
- Infeksi :  Ya  Tidak

18
- Riwayat luka sebelumnya :  Ya Tidak
- Riwayat amputansi sebelumnya :  Ya  Tidak
MASALAH KEPERAWATAN : Tidak ada masalah keperawatan

G. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
1. Persepsi klien terhadap penyakitnya
Cobaan Tuhan Hukuman Lainnya
2. Ekspresi klien terhadap penyakitnya
Murung Gelisah Tegang Marah/menangis
3. Reaksi saat interaksi kooperatif tak kooperatif curiga
4. Gangguan konsep diri ya tidak

MASALAH KEPERAWATAN : Tidak ada masalah keperawatan

H. PENGKAJIAN SPIRITUAL
a. Kebiasaan beribadah
- Sebelum sakit sering kadang-kadang tidak pernah
- Selama sakit sering kadang-kadang tidak pernah
b. Bantuan yang diperlukan klien untuk memenuhi kebutuhan beribadah : Menyiapk
an alat ibadah
MASALAH KEPERAWATAN : Distress Spiritual

I. PERSONAL HYGIENE
a. Kebersihan diri : Sedang
b. Kemampuan klien dalam pemenuhan kebutuhan :
- Mandi : Dibantu seluruhnya dibantu sebagian mandiri
- Ganti pakaian : Dibantu seluruhnya dibantu sebagian mandiri
- Keramas : Dibantu seluruhnya dibantu sebagian mandiri
- Sikat gigi : Dibantu seluruhnya dibantu sebagian mandiri
- Memotong kuku: Dibantu seluruhnya dibantu sebagian mandiri
- Berhias : Dibantu seluruhnya dibantu sebagian mandiri
- Makan : Dibantu seluruhnya dibantu sebagian mandiri
MASALAH KEPERAWATAN : Defisit Perawatan diri

19
J. PEMERIKSAAN PENUNJANG (Laboratorium, radiologi, EKG, USG)
Laboratorium
Detail Pemeriksaan Hasil Normal
Leucocyte 17460 4000-1000 U/L
RBC 4.36 4.0-5.0 juta
Hemoglobine 12.5 12-16 gr/dl
HCT 30 37-43 %
MCV 87.2 82-92
MCHC 32.9 32-36 g/dl
Trombosit 343000 150000-400000 u/L
RDW-CV 14.2 11.5-14.5%
RDW-SP 44.5 30-47 fL
PDW 9.9 10-18fL
MPV 23.9 6.5-11 fL
PCT 0.34 0,15-0,50 %
Laju Endap Darah - 0-20 mm/jam
Eosinofil - 1-2 %
Basofil - 0-1 %
Stab - 3-5 %
Lymfosit 6.5 25-35%
Monosit 3.8 3-7%
Neutrofil 89.7 54-86%
Urea N (BUN) 24 mg/dl
Creatine Serum 1.04 mg/dl
Glukosa Darah Sewaktu 123 mg/dl

K. TERAPI
1. Infus Futrolit 20 tpm
2. Injeksi Ranitidine 2x1 ampul
3. Injeksi Ondansetron 3x1 ampul

Tuban, 14 Maret 2024


Pembimbing Klinik Ketua Kelompok II

Laila Fitri Rahmatin, S.Kep. Isma Nur Fitriani, S.Kep.


NIK. 10216082 NIM. 18.11.2.149.111
20
ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGI MASALAH


1. DS : Klien mengatakan nyeri Agen pencedera biologis D. 0077
serta tidak nyaman dibagian Nyeri Akut
perut. Klien mengatakan Respon mukosa lambung
nyeri hilang timbul dan
seperti ditusuk-tusuk Vasodilatasi mukosa lambung
P : Dispepsia
Q : Nyeri seperti ditusuk Peningkatan produksi HCL
tusuk dilambung
R : Perut
S : Skala 4 HCL kontak dengan mukosa
T : Nyeri hilang timbul lambung
DO : Klien tampak meringis
kesakitan dibagian perutnya Nyeri Akut
TTV
TD : 139/90 mmHg
RR : 21 x/menit
N : 113 x/menit
Spo2 : 99%
2. DS : Klien mengatakan Peningkatan produksi HCL D.0019
merasa mual dan muntah, dilambung Defisit Nutrisi
mual dirasakan hilang timbul
DO : Mual
-Klien tampak mual
-Nafsu makan menurun Muntah
-Tampak mual secara tiba-
tiba Defisit Nutrisi
-Porsi makan tidak habis
hanya dimakan 2 sendok
TTV :
Bising usus : 30 x/menit
Usia : 76 tahun
BB sebelum sakit : 63 kg
BB saat sakit : 60 kg

21
3. DS : Klien mengatakan sulit HCL kontak dengan makanan D.0055
tidur Gangguan Pola
DO : Wajah tampak pucat Nyeri Tidur
dan terdapat kantung mata
TTV Perubahan pada kesehatan
TD : 139/90 mmHg
RR : 21 x/menit Gangguan Pola Tidur
N : 113 x/menit
Spo2 : 99%

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri Akut berhubungan dengan agen pencedera biologis


2. Defisit Nutrisi berhubungan dengan mual, muntah, peningkatan produksi HCL dil
ambung
3. Gangguan Pola Tidur berhubungan dengan perubahan pada kesehatan

22
TUJUAN/KRITERIA TGL/ JA
NO DIAGNOSA INTERVENSI RASIONAL
HASIL M
1. Nyeri Akut b.d agen L.08066 15 Maret I.08238 1. Mengetahui lokasi, karak
pencedera biologis Setelah dilakukan asuha 2024 Jam Manajemen Nyeri teristik, durasi, frekuensi,
n keperawatan selama 1 : 12.00 Observasi kualitas, intensitas nyeri
x24 jam diharapkan ting 1. Identifikasi lokasi, karakteris 2. Mengetahui skala nyeri
kat nyeri dapat teratasi. tik, durasi, frekuensi, kualita 3. Mengurangi rasa nyeri
Kriteria Hasil : s, intensitas nyeri 4. Untuk memenuhi waktu i
1. Keluhan nyeri menur 2. Identifikasi skala nyeri stirahat/tidur
un Terapeutik 5. Agar pasien tahu penyeb
2. Meringis menurun 1. Berikan teknik nonfarmakol ab, periode dan pemicu n
3. Kesulitan tidur menu ogi untuk mengurangi rasa n yeri
run yeri (misal : kompres hanga 6. Untuk mengatasi nyeri
4. TTV membaik t) 7. Agar tahu cara mengatasi
2. Fasilitasi istirahat/tidur nyeri
Edukasi 8. Mengurangi rasa nyeri de
1. Jelaskan penyebab, periode ngan pemberian obat
dan pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan
nyeri
3. Ajarkan teknik nonfarmakol
ogis untuk mengurangi rasa
nyeri
Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian analg
esik (santagesik)

2. D.0019 L.03030 15 Maret I.03119 1. Jika makanan yang

23
Defisit Nutrisi Setelah dilakukan asuha 2024 Manajemen Nutrisi disukai pasien dapat
n keperawatan selama 1 Jam : 12. Observasi dimasukkan dalam
x24 jam diiharapkan stat 00 1. Identifikasi makanan yang di perencanaan makanan,
us nutrisi membaik. sukai maka mempermudah
Kriteria Hasil : 2. Monitor berat badan
dalam pemenuhan
1. Porsi makanan yang Terapeutik
nutrisi
dihabiskan meningk 1. Sajikan makanan secara men
at arik dan suhu yang sesuai 2. Membantu dalam
2. Frekuensi makan m 2. Berikan makanan yang tingg mengidentifikasi
embaik i kalori dan protein defisit nutrisi dan
3. Nafsu makan memb Edukasi kebutuhan diet
aik 1. Anjurkan posisi duduk, jika 3. Agar pasien lebih
4. Bising usus membai mampu tertarik untuk makan
k Kolaborasi 4. Memenuhi kebutuhan
1. Kolaborasi pemberian medik nutrisi pasien
asi sebelum makan (antimiet 5. Mempermudah saat
ik), jika perlu makan
6. Menghilangkan mual
yang mengganggu
3. D. 0055 L.05045 15 Maret I.05174 1. Untuk mengumpulkan da
Gangguan Pola Tidur Setelah dilakukan asuha 2024 Dukungan Tidur ta yang mendukung dala
n keperawatan selama 1 Jam : 12. Observasi m pemenuhan kebutuhan
x24 jam diharapkan pola 00 1. Identifikasi factor penggang tidur klien
tidur membaik. gu tidur (fisik dan pasikologi 2. Untuk memberikan rasa
Kriteria Hasil : s) nyaman terhadap pasien
1. Keluhan kesulitan ti Terapeutik 3. Meningkatkan kualitas ti
dur meningkat 1. Modifikasi lingkungan (penc dur yang baik
2. Keluhan pola tidur b ahayaan dan suhu) 4. Agar klien tahu mengena

24
erubah meningkat 2. Sesuaikan jadwal pemberian i pentingnya tidur yang c
3. Keluhan istirahat tid obat ukup
ak cukup meningkat Edukasi 5. Untuk menunjang penye
1. Jelaskan pentingnya tidur cu mbuhan pasien dengan b
kup selama sakit aik
2. Ajarkan relaksasi otot autog
enic atau cara nonfarmakolo
gis lainnya
Kolaborasi
-

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

25
DIAGNOSA IMPLEMENTASI JAM/TGL EVALUASI SOAP TTD
Nyeri Akut Observasi 16 Maret S : Klien masih mengeluh nyeri
b.d agen pen 1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristi 2024 O : Klien tampak meringis kesakitan
cedera biolo k, durasi, frekuensi, kualitas, intensit Jam : 08.00 TTV :
gis as nyeri P : Dispepsia
2. Mengidentifikasi skala nyeri Q : Nyeri seperti ditusuk tusuk
Terapeutik R : Perut
1. Memberikan teknik nonfarmakologi S : Skala 4
untuk mengurangi rasa nyeri (misal : T : Nyeri hilang timbul
kompres hangat) DO : Klien tampak meringis kesakitan dibagian
2. Memfasilitasi istirahat/tidur perutnya
Edukasi TTV
1. Menjelaskan penyebab, periode dan TD : 139/90 mmHg
pemicu nyeri RR : 21 x/menit
2. Menjelaskan strategi meredakan nyer N : 113 x/menit
i Spo2 : 99%
3. Mengajarkan teknik nonfarmakologis
A : Masalah teratasi sebagian
untuk mengurangi rasa nyeri
P : Intervensi dilanjutkan
Kolaborasi
1. Melakukan kolaborasi pemberian ana Manajemen Nyeri
lgesik (santagesik Terapeutik
3. Berikan teknik nonfarmakologi untuk mengura
ngi rasa nyeri (misal : kompres hangat)
4. Fasilitasi istirahat/tidur
Edukasi
4. Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri
5. Jelaskan strategi meredakan nyeri

26
6. Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengur
angi rasa nyeri
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgesik (santagesik)
Defisit Nutri Observasi 16 Maret S : Klien masih mual muntah dan tidak nafsu
si b.d mual, 3. Mengidentifikasi makanan yang disu 2024 makan
muntah, pen kai Jam : 08.00 O:
ingkatan pro 4. Memonitor berat badan -Klien tampak mual
duksi HCL Terapeutik -Nafsu makan menurun
dilambung 3. Menyajikan makanan secara menarik -Tampak mual secara tiba-tiba
dan suhu yang sesuai -Porsi makan tidak habis hanya dimakan 2 sendok
4. Memberikan makanan yang tinggi ka TTV :
lori dan protein Bising usus : 30 x/menit
Usia : 76 tahun
Edukasi
BB sebelum sakit : 63 kg
2. Menganjurkan posisi duduk, jika ma
BB saat sakit : 60 kg
mpu
A : Masalah teratasi sebagian
Kolaborasi
Melakukan klaborasi pemberian medikas P : Intervensi dilanjutkan
i sebelum makan (antimietik), jika perlu Manajemen Nutrisi
Observasi
5. Identifikasi makanan yang disukai
6. Monitor berat badan
Terapeutik
5. Sajikan makanan secara menarik dan suhu yan
g sesuai
6. Berikan makanan yang tinggi kalori dan protei
n
Edukasi

27
3. Anjurkan posisi duduk, jika mampu
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (a
ntimietik), jika perlu
Gangguan Dukungan Tidur 16 Maret S : Klien mengatakan sulit tidur
Pola Tidur Observasi 2024 O : Wajah tampak pucat dan terdapat kantung mata
1. Mengidentifikasi factor pengganggu t TTV
b.d peruba Jam : 08.00
idur (fisik dan pasikologis) TD : 139/90 mmHg
han pada k
Terapeutik RR : 21 x/menit
esehatan N : 113 x/menit
1. Memodifikasi lingkungan (pencahay
aan dan suhu) Spo2 : 99%
2. Menyesuaikan jadwal pemberian oba A : Masalah teratasi sebagian
t P : Intervensi dilanjutkan
Edukasi Dukungan Tidur
7. Menjelaskan pentingnya tidur cukup Terapeutik
selama sakit 1. Modifikasi lingkungan (pencahayaan dan suh
8. Mengajarkan relaksasi otot autogenic u)
atau cara nonfarmakologis lainnya 2. Sesuaikan jadwal pemberian obat
Kolaborasi Edukasi
- Jelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit
3. Ajarkan relaksasi otot autogenic atau cara non
farmakologis lainnya
Kolaborasi

28
BAB 5
PEMBAHASAN
Penanganan pada sindroma dispepsia untuk mengurangi rasa nyeri ada secara
farmakologi seperti memberikan obat analgetik seperti antasida, ranitidin,
lansoprazole dan omeprazole. Dan ada penanganan sindroma dispepsia non
farmakologi tanpa obat contohnya seperti relaksasi menggunakan aroma terapi bunga
mawar, terapi kompres hangatbisa dibantu dengan menggunakan WWZ, terapi
menggunakan irama musik, dan aroma terapi lemon,dll, Penderita sindroma dispepsia
selama bertahun-tahun dapat memicu adanya komplikasi yang tidak
ringan.Komplikasi yang dapat terjadi antara lain, pendarahan, kanker lambung,
muntah darah dan terjadinya ulkus peptikus (Purnamasari, 2017).
Kompres hangat adalah tindakan yang dilakukan dengan memberikan cairan
hangat untuk memenuhi kebutuhan rasa nyaman, mengurangi atau membebaskan
nyeri, mengurangi atau mencegah terjadinya spasme otot, dan memberikan rasa
hangat,dan tujuannya untuk memperlancar sirkulasi darah, dan mengurangi rasa sakit
atau nyeri. Kompres hangat merupakan metode pemeliharaan suhu tubuh dengan
menggunakan cairan atau alat yang dapat menimbulkan hangat atau dingin pada
bagian tubuh yeng memperlancar sirkulasi darah, dan mengurangi rasa sakit atau
nyeri. Dalam keperawatan menurut (Andormoyo, 2013)
Dalam memberikan asuhan keperawatan profesional, beberapahal yang dapat
dilakukan adalah dengan penerapaan teori keperawatan sebagai petunjuk asuhan
keperawatan, memberikan intervensi keperawatan berdasarkan evidence based, dan
membuat terobosan melalui inovasi keperawatan. Pelayanan asuhan keperawatan
dilaksanakan berdasarkan kiat dan ilmu keperawatan yang diintegrasikan dalam
pelayanan melalui penerapan teori keperawatan dalam hal ini Teori Self CareOrem.
Teori ini dipandang sesuai dengan kasus dispepsiasebagai suatu kondisi kadang kala
kronis yang manajemenpenatalaksanaannya bergantung pada self carepasien (Gabbay
& Adelman, 2010). Dalam proses pemberian asuhan keperawatan dengan
menggunakan pendekatakan Teori Self Care Orem, perawat membantu pasien
memenuhi kebutuhan sesuai kebutuhan self carepasien yaitu whole compensatory,
partly compensatorydan supportive educative.
Hal lain yang bisa diterapkan untuk nyeri akibat dyspepsia adalah pemberian
kompres hangat dengan WWZ (Warm Water Zack). WWZ adalah botol karet yang
berisi air panas untuk mengkompres bagian tubuh yang sakit. Kompres hangat sering
digunakan untuk mengurangi nyeri yang berhubungan dengan ketegangan otot dan
dapat juga dipergunakan untuk mengatasi nyeri akibat dyspepsia.Tujuan penerapan

29
kompres hangat untuk meningkatkan relaksasi otot-otot dan mengurangi nyeri akibat
spasme atau kekakuan serta memberikan rasa hangat local. Kompres hangat dapat
menyebabkan pelepasan endorfin tubuh sehingga menghambat transmisi stimulus
nyeri (Potter & Perry, 2010). Dalam penelitian Rezky dan Rizka (2018) menyatakan
bahwa kompres hangat dapat menurunkan nyeri. Kompres hangat meredakan nyeri
dengan mengurangi spasme otot, merangsang nyeri, menyebabkan vasodilatasi dan
peningkatan aliran darah. Pembuluh darah akan melebar sehingga memperbaiki
peredaran darah dalam jaringan tersebut. Manfaatnya dapat memfokuskan perhatian
pada sesuatu selain nyeri, atau dapat tindakan penglihatan seseorang tidak terfokus
pada nyeri lagi, dan dapat relaksasi. Dari hasil penelitian Mia (2017)didapatkan
bahwa dengan terapi kompres hangat WWZ (Warm Water Zack) pasien nyeri
abdomen mengalami penurunan skala nyeri.Pengelolaan dispepsiayang komprehensif
tidak lepas dari peran ilmu keperawatan dengan pelayanan keperawatan profesional.
Berdasarkan hasil penelitian (R. Nur Abdurakhman & Suzana Indragiri, 2018) di
UPTD RSUD Basemah Pagar Alam menunjukkan bahwa dari 15 responden, skala
nyeri sebelum dilakukan terapi kompres hangat dengan WWZ (Warm Water Zack)
dengan skala 4-6 (nyeri sedang) sebanyak 5 (33,33%) dan skala nyeri dengan 7-10
(nyeri berat) sebanyak 10 (66,66%). Sedangkan skala nyeri sesudah dilakukan terapi
kompres hangat dengan WWZ (Warm Water Zack) dari 15 responden, nyeri
terbanyak adalah nyeri dengan skala 1-3 (nyeri ringan) sebanyak 9 (60%) dan skala
nyeri dengan skala 4-6 (nyeri sedang) adalah sebanyak 6 (40%). Data ini
menunjukkan bahwa adanya penurunan skala nyeri sebelum dan sesudah dilakukan
terapi kompres hangat dengan WWZ (Warm Water Zack). Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa dari 15 responden, skala nyeri sebelum dilakukan terapi
kompres hangat dengan WWZ (Warm Water Zack) dengan skala 4-6 (nyeri sedang)
sebanyak 5 (33,33%) dan skala nyeri dengan 7-10 (nyeri berat) sebanyak 10
(66,66%). Sedangkan skala nyeri sesudah dilakukan terapi kompres hangat dengan
WWZ (Warm Water Zack) dari 15 responden, nyeri terbanyak adalah nyeri dengan
skala 1-3 (nyeri ringan) sebanyak 9 (60%) dan skala nyeri dengan skala
4-6 (nyeri sedang) adalah sebanyak 6 (40%). Data ini menunjukkan bahwa adanya
penurunan skala nyeri sebelum dan sesudah dilakukan terapi kompres hangat dengan
WWZ (Warm Water Zack).
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Diyana
(2018)di Paguyuban Lansia Budi Luhur Surabaya menunjukkan terdapat perbedaan
rata-rata perubahan penurunan skala nyeri antara kompres hangat dengan kompres
dingin, pada kompres hangat rata-rata perubahan skala nyeri adalah 1,92 sedangkan

30
pada kompres dingin adalah 1,05.Tingkat keeratan hubungan antara kedua variabel
tersebut adalah ketgori kuat positif. Selain memberikan analgetik, kompres hangat
dapat digunakan untuk menurunkan nyeri pada dyspepsia.17 Hasil penelitian inipun
sejalan dengan penelitian Mia (2017) didapatkan bahwa dengan terapi kompres
hangat WWZ (Warm Water Zack) pasien gastritis mengalami penurunan skala nyeri
dari 6 menjadi 3.Terapi kompres hangat terbukti dapat menurunkan nyeri pada pasien
gastritis.

31
DAFTAR PUSTAKA

Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2017), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI),
Edisi 1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2019), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), Edisi 1,
Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI). Edisi
1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia.
Sapti Ayubbana & Asri Tri Pakarti (2024). Implementasi Kompres Hangat Dengan Warm
Water Zack (WWZ) Terhadap Nyeri Pasien Dispepsia. . Jurnal Cendikia
Muda.Volume 4 Nomor 4.
Fraser Diane & Cooper Margaret (2019) Rencana Asuhan Keperawatan Medical
Bedah.Jakarta. EGC
R Nur Abdurahman, Suzana Indrigiri(2020). Pengaruh Kompres Hangat Dengan Warm
Water Zack (WWZ) Terhadap Nyeri Pasien Dispepsia .Jurnal kesehatan.Vol 1 no 1
tahun

32

Anda mungkin juga menyukai