Anda di halaman 1dari 11

TUGAS KEPERAWATAN DASAR II

Dosen Pengampu : Mei Widyawati, S. Kep., Ns., M. Kep

NAMA : WIDYA RAINA RAHMADANI


KELAS :B
NIM : 19.12.2.149.084

1. Buatlah Standar Operasional Prosedur Cuci tangan


2. Buatlah Standar Operasional Prosedur Penggunaan Alat Pelindung Diri
3. Carilah Contoh Diagnosis Keperawatan Terkait Aspek Keamanan Pasien (Minimal 3)
dan disertakan referensi yang digunakan.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SOP)
STIKES CUCI TANGAN
Nahdlatul
Ulama Tuban
Pengertian Suatu prosedur universal precaution sebelum dan setelah kontak dengan
pasien.
Tujuan Sebagai acuan pedoman petugas agar dapat melaksanakan cara
mencuci tangan dengan baik dan benar.
Sasaran Semua tenaga kesehatan (dokter, perawat bidan, termasuk
mahasiswa) yang akan melakukan tindakan steril.
Persiapan 1. Kuku jari harus pendek
2. Menyingsingkan lengan baju seragam sampai diatas siku
3. Tidak menggunakan cicin dan jam tangan
Prosedur 1. Alat :
a. Washtafel sebagai tempat mencuci tangan atau bak cuci
denagn kran air mengalir
b. Lap bersih atau tissue.

2. Bahan :
a. Sabun cuci tangan (Hand soap) atau sabun desinfektan.

Prosedur 1. Basahkan kedua telapak tangan setinggi pertengahan lengan


dengan air mengalir, kemudian ambil sabun.
2. Usap dan gosok kedua tealpak tangan secara lembut, kemudian
gosok juga kedua punggung tangan secara bergantian.
3. Gosok sela-sela jari hingga bersih.
4. Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan mengatupkan.
5. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian.
6. Letakkan ujung jari ke telapak tangan kemudian gosok perlahan.
7. Bilas seluruh bagian tangan dengan air bersih yang mengalir
lalu keringkan memakai handuk atau tissue, kemudian matikan
kran dengan tissue dan tangan bersih terjaga.
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SOP)
STIKES PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
Nahdlatul
Ulama Tuban
Pengertian Merupakan pelindung barier yang umumnya disebut Alat Pelindung
Diri yang terdiri dari: sarung tangan, masker, kaca mata, topi, gaun /
apron yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan risiko
kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan orang di
sekelilingnya.
Tujuan Sebagai bahan acuan petugas dalam melakukan penggunaan alat
pelindung diri ( APD )
Sasaran Semua tenaga kesehatan (dokter, perawat bidan, termasuk
mahasiswa) yang akan melakukan tindakan.
Persiapan 1. Jelaskan pada klien tindakan yang akan dilakukan, mengapa
klien tindakan tersebut itu penting, dan bagaimana klien dapat bekerja
sama selama tindakan.
2. Diskusikan bagaimana hasil pengkajian tersebut akan digunakan
dalam merencanakan perawatan atau pengobatan
3. Berikan privasi kepada klien
Persiapan alat 1. Stetoskop
2. Penggaris
Prosedur I. Jenis APD
A. Sarung tangan
1. Jenis sarung tangan : sarung tangan steril, sarung tangan tidak
steril, sarung tangan tebal.
2. Digunakan saat kemungkinan ada kontak tangan dengan darah
atau cairan tubuh lain, membrane mukosa atau kulit yang terlepas.
3. Melakukan prosedur medis yang bersifat invasif, misalnya
pemasangan IV kateter, kateter urine, ganti verband, dan lain-lain.
4. Menangani bahan – bahan bekas pakai yang telah terkontaminasi
atau menyentuh permukaan yang tercemar.
5. Menerapkan kewaspadaan berdasarkan penularan melalui kontak
7. Sarung tangan tebal : saat menangani mencuci peralatan bekas
digunakan pasien : instrument, pispot, urinal, bengkok, dan lain-
lain.
8. Hal – hal yang perlu diperhatikan :
a) Dianjurkan menggunakan sarung tangan yang tidak menandung
bubuk latex.
b) Sarung tangan harus diganti antara setiap kontak satu pasien
dengan pasien lainnya untuk menghindari kontaminasi silang
c) Lakukan kebersihan tangan sebelum dan sesudah melepas sarung
tangan
d) Jari kuku harus pendek untuk menurunkan resiko sarung tangan
robek

B. Masker
1. Jenis masker : surgical,
2. Masker harus cukup besar untuk menutupi hidung, mulut dan
bagian bawah dagu dan jenggot.
3. Semua petugas menggunakan masker pada saat prosedur bedah,di
ruang bersalin, ruang pemulihan,
4. UGD dan ruang rawat inap untuk mencegah percikan darah atau
cairan tubuh lainnya melalui hidung atau mulut petugas atau
menahan cipratan saat petugas berbicara, bersin atau batuk. Pada
perawatan pasien yang telah diketahui atau dicurigai menderita
penyakit menular melalui udara atau droplet
5. Petugas harus menggunakan masker bila flu atau batuk
6. Hal – hal yang pelu diperhatikan :
a) Bila masker sudah basah harus segera diganti.
b) Lepas segera bila masker tidak digunakan lagi.

C. Kaca mata / Goggles


1. Gunakan kaca mata bila akan melakukan tindakan yang akan
menyebabkan pecikan darah atau cairan tubuh lain kemata
petugas seperti: prosedur bedah, bersalin, ruang pemulihan dan
UGD, suction slem terbuka, menangani blood line, mengosongkan
kantong drainage, dll.
2. Kacamata yang digunakan harus menutup bagian sisi mata.

D. Topi
1. Digunakan untuk menutup rambut dan kulit kepala sehingga
serpihan kulit dan rambut tidak masuk kedalam luka saat melakukan
prosedur pembedahan
2. Topi harus cukup besar untuk menutup semua rambut
3. Untuk melindungi petugas dari percikan darah atau caian tubuh
lain
E. Gaun
Digunakan pada saat : 1. Melakukan tindakan persalinan

F. Apron
1. Untuk menghalangi bagian depan tubuh petugas pada saat
melaku kan prosedur dengan resiko terjadinya tumpahan darah
atau percikan cairan tubuh lain.
2. Digunakan saat menangani mencuci peralatan bekas digunakan
pasien seperti instrument, pispot, urinal, bengkok, dll

G. Pelindung kaki
1. Untuk melindungi kaki dari cedera akibat benda tajam seperti
pada saat tindakan operasi atau menolong persalinan
2. Cover shoes digunakan untuk melindungi kaki terkena tumpahan
darah atau percikan cairan tubuh lain.

II. Urutan menggunakan APD :


1. Kebersihan tangan
2. Pelindung kaki
3. Apron atau gaun pelindung
a) Tutup badan sepenuhnya dari leher sampai lutut, lengan sampai
pergelangan tangan dan selubungkan ke belakang punggung
b) Ikat tali bagian belakang leher dan pinggang
4. Topi : Memakai topi harus menutupi semua rambut kepala
5. Masker :
a) Eratkan tali dan karet elastis pada bagian tengah kepala dan leher
b) Posisikan klip hidung dari logam fleksibel pada batang hidung
c) Tarik bagian bawah masker sampai dengan menutupi dagu.
6. Kacamata atau pelindung wajah ; Pasang pada wajah dan mata
dan lingkarkan tali di belakang kepala sampai erat
7. Sarung tangan Tarik sarung tangan hingga menutupi bagian
pergelangan gaun atau pergelangan tangan.
III. Urutan melepaskan APD :
1. Sarung tangan :
a) Ingatlah bahwa bagian luar sarung tangan telah terkontaminasi
b) Pegang bagian luar sarung tangan dengan sarung tangan lainna
dan lepaskan
c) Pegang sarung tangan yang telah dilepas dngan menggunakan
tangan yang masih memakai sarung tangan
d) Selipkan jari tangan yang sudah tidak memakai sarung tangan
dibawah sarung tangan yang belum dilepas dipergelangan tangan
e) Lepaskan sarung tangan di atas sarung tangan yang pertama
f) Buang sarung tangan di tempat infeksius bila terkontaminasi
dengan darah atau cairan tubuh lainnya
2. Kebersihan tangan
3. Kacamata atau pelindung wajah
a) Ingatlah bahwa bagian luar kacamata atau pelindung wajah telah
terkontaminasi
b) Untuk melepasnya dengan memegang karet atau gagang
kacamata
c) Kacamata harus segera dicuci bila kacamata tidak terkontaminasi
darah
4. Apron, gaun pelindung dan topi
a) Ingatlah bahwa bagian depan apron / gaun dan lengan gaun
pelindung telah terkontaminasi
b) Lepas tali
c) Tarik dari leher dan bahu dengan memegang bagian dalam gaun
pelindung saja
d) Balik gaun pelindung
e) Lipat atau gulung menjadi gulungan dan masukan kedalam
kantong sampah infeksius bila
f) terkontaminasi dengan darah atau cairan tubuh lainnya
5. Masker
a) Ingatlah bahwa bagian depan masker telah terkontaminasi “
JANGAN SENTUH “
b) Lepaskan tali bagian bawah kemudian tali / karet bagian atas atau
dengan memutuskan tali dari daerah pipi
c) Buang ke tempat sampah infeksius bila terkontaminasi dengan
darah atau cairan tubuh lainnya.Pelindung kaki : Pelindung kaki
yang terbuat dari bahan karet harus dicuci setiap hari.
6. Cuci tangan dengan 6 langkah
Diagnosis Keperawatan Terkait Aspek Keamanan Pasien

Risiko Alergi
Kategori : Lingkungan
Subkategori : Keamanan dan Proteksi

Definisi
Berisiko mengalami stimulasi respon imunitas yang berlebihan akibat terpapar alergen.
Faktor Risiko
1. Makanan (misalnya alpukat, pisang, kiwi, kacang, makanan olahan laut, buah tropis,
jamur)
2. Terpapar zat allergen (misalnya zat kimia, agen farmakologis)
3. Terpapar alergen lingkungan (misalnya debu, serbuk sari)
4. Sengatan serangga
Kondisi Klinis Terkait
1. Kondisi penurunan imunitas
2. Riwayat pembedahan
3. Riwayat alergi sebelumnya
4. Asma

Referensi
Ackley, B. J., Ladwig, G. B., & Makic, M. B. F. (2017). Nursing Diagnosis Handbook, An
Evidence-Based Guide to Planning Care. 11th Ed. St. Louis: Elsevier.
Carpenito-Moyet, L. J. (2013). Nursing Diagnosis Application to Clinical Practice. 14th Ed.
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins
Doenges, M. E., Moorhouse, M. F.,& Murr, A. C. (2013). Nursing Diagnosis Manual Planning,
Individualizing and Documenting Client Care. 4th Ed. Philadelphia: F. A Davis Company.
Herdman, T. H., & Kamitsuru, S. (2014). Nursing Disgnosis Definitation and Classification
2015-2017. 10th Ed. Oxford: Wiley Blackwell
Risiko Infeksi
Kategori : Lingkungan
Subkategori : Keamanan dan Proteksi

Definisi
Berisiko mengalami peningkatan terserang organisme patogenik.
Faktor Risiko
1. Penyakit kronis (misalnya: diabetes mellitus)
2. Efek prosedur invansif
3. Malnutrisi
4. Peningkatan paparan organisme patogen lingkungan
5. Ketidakadekuatan pertahanan tubuh primer :
1) Gangguan peristaltik
2) Kerusakan integritas kulit
3) Perubahan sekresi pH
4) Penurunan kerja similaris
5) Ketuban pecah lama
6) Ketuban pecah sebelum waktunya
7) Merokok
8) Statis cairan tubuh
6. Ketikadekuatan petahanan tubuh sekunder :
1) Penurunan hemogloblin
2) Imunosuspresi
3) Leukopenia
4) Supresi respon inflamasi
5) Vaksinasi tidak adekuat
Kondisi Klinis
1. AIDS
2. Luka bakar
3. Penyakit paru obstruksi kronis
4. Diabetes mellitus
5. Tindakan invansif
6. Kondisi penggunaan terapi steroid
7. Penyalahgunaan obat
8. Ketuban pecah sebelum waktunya (KPSW)
9. Kanker
10. Gagal ginjal
11. Imunosuspresi
12. Lymphedema
13. Leukositopenia
14. Gangguan fungsi hati
Referensi
Ackley, B. J., Ladwig, G. B., & Makic, M. B. F. (2017). Nursing Diagnosis Handbook, An
Evidence-Based Guide to Planning Care. 11th Ed. St. Louis: Elsevier.
Carpenito-Moyet, L. J. (2013). Nursing Diagnosis Application to Clinical Practice. 14th Ed.
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins
Doenges, M. E., Moorhouse, M. F.,& Murr, A. C. (2013). Nursing Diagnosis Manual Planning,
Individualizing and Documenting Client Care. 4th Ed. Philadelphia: F. A Davis Company.
Herdman, T. H., & Kamitsuru, S. (2014). Nursing Disgnosis Definitation and Classification
2015-2017. 10th Ed. Oxford: Wiley Blackwell
Newfield, S. A., Hinz, M. D., Tiley, D. S.
Risiko Cedera Pada Ibu
Kategori: Lingkungan
Subkategori: Keamanan dan Proteksi

Definisi
Berisiko mengalami bahaya atau kerusakan fisik pada ibu selama masa kehamilan sampai
dengan proses persalinan.

Faktor Risiko
1. Besarnya ukuran janin
2. Malposisi Janin (posisi posterior)
3. Induksi persalinan
4. Persalinan lama kala I, II, dan III
5. Disfungsi uterus
6. Efek metoda/intervensi bedah selama persalinan
7. Kurangnya dukungan keluarga dan orang tua
8. Kurang adekuatnya observasi dan antisipasi
9. Keterlambatan pengambilan putusan dan manajemen
10. Skrining dan perawatan prenatal yang tidak adekuat
11. Kecemasan berlebihan pada proses persalinan
12. Riwayat cedera pada persalinan sebelumnya
13. Usia ibu (<15 tahun atau >35 tahun)
14. Paritas banyak
15. Perubahan hormonal
16. Perubahan postur tubuh
17. Ketuban pecah
18. Proses infeksi
19. Penyakit penyerta
20. Masalah kontraksi
Kondisi terkait
1. Posisi tubuh lordosis
2. Kelelahan
3. Ketuban pecah
4. Penurunan kadar hemoglobin
Referensi
Ackley, B. J., Ladwig, G. B., & Makic, B. F. (2017). Nursing Diagnosis Handbook an Evidence-
Based Guide to Planning Care. 11th Ed. St. Louis: Elsevier.
Carpemito-Moyet, L. J. (2013). Nursing Diagnosis Application to Clinical Practise. 14th Ed.
Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins.
Herdman, T. H., & Kamitsuru, S. (2014). Nursing Diagnosis Definitions and Clasifications
2015-2017. 10th. Oxford: Wiley Blackwell.
Johnson, J. Y., Boyd-Davis, E., Taylor, P. C. Study Guide For Maternal Nd Child Health
Nursing : Care F Childbearing Family. 7th Ed. Philadelphia: Lippincolt Williams & Wilkins.
Martin, Reeder, Koniak. G (2011). Maternity Nursing: Family, Newborn, and Women’s Health
Car. 18th Ed. Philadelphia: Lippincolt Williams & Wilkins.
Newfield, S. A., Hinz, M. D., Tiley, D. S., Sridaromont, K. L., Maramba, P. J. (2012). Cox’s
Clinical Applications of Nursing Diagnosis Adult, Child, Women’s, Mental Health,
Gerontic, and Home Health Considerations. 6th Ed. Philadelphia: F.A. Davis Company.
Pilliteri, A. (2013). Maternal and child healt nursing. Care of childbearing & childrearing. 7th
Ed. Philadelphia: Lippincolt Williams & Wilkins.
Ralph, S. S. & Taylor, C.M. (2009). Sparks & Taylor nursing diagnosis references manual. 8th
Ed. Philadelphia: Lippincolt Williams & Wilkins.

Anda mungkin juga menyukai