Anda di halaman 1dari 63

HUBUNGAN ANTARA STRES DENGAN MOTIVASI

BELAJAR PADA MAHASISWA FAKULTAS


KEDOKTERAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA ANGKATAN 2019

Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kedokteran (S.Ked)

OLEH:
HANUN RAIHAN FATHIH SUGIYANTO
NIM: 11181330000008

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1442 H/2021
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Hanun Raihan Fathih Sugiyanto

NIM : 11181330000008

Dengan ini menyatakan bahwa :

1. Laporan penelitian ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukanuntuk
memenuhi salah satu persyaratan gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau
menggunakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Magetan, 02 Mei 2021

Materai
Rp. 6000

Hanun Raihan Fathih Sugiyanto


LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

HUBUNGAN ANTARA STRES DENGAN MOTIVASI BELAJAR PADA


MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UIN SYARIF
HIDAYATULLAH JAKARTA ANGKATAN 2019

Laporan Penelitian
Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran untuk
Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked)

Oleh
Hanun Raihan Fathih Sugiyanto
NIM : 11181330000008

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. dr. Syarief Hasan Lutfie, Sp.KFR, MARS dr. Rifky Mubarak, Sp.KFR
NIP. 196209201990031002

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1442 H/2021

iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Laporan Penelitian berjudul HUBUNGAN ANTARA STRES DENGAN


MOTIVASI BELAJAR PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA ANGKATAN 2019 yang
diajukan oleh Hanun Raihan Fathih Sugiyanto (NIM: 11181330000008), telah
diujikan dalam sidang di Fakultas Kedokteran Pada Sabtu, 29 Mei 2021. Laporan
penelitian ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Kedokteran (S.Ked) pada Program Studi Pendidikan Dokter.
Magetan, 29 Mei 2021
DEWAN PENGUJI
Ketua Sidang

Dr. dr. Syarief Hasan Lutfi, Sp.KFR, MARS


NIP. 196209201990031002

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. dr. Syarief Hasan Lutfie, Sp.KFR, MARS dr. Rifky Mubarak, Sp.KFR
NIP.196209201990031002
Penguji I Penguji II

Dr. dr. Achmad Zaki, M.Epid, Sp.OT Luluk Hermawati. M. Biomed


NIP.197805072005011005

PIMPINAN FAKULTAS

Dekan FK UIN Jakarta Kaprodi Kedokteran UIN Jakarta

Dr. Hari Hendarto, Sp.PD-KEMD., PhD Dr. dr. Achmad Zaki, Sp.OT., M.Epid
NIP.196511232003121003 NIP.197805072005011005

iv
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada Allah SWT, Tuhan semesta alam yang selalu
melimpahkan berbagai nikmat sehingga peneliti peneliti mampu menyelesaikan
penelitian ini sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan strata 1 ProgramStudi
Kedokteran Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Shalawat serta
salam juga tak lupa peneliti haturkan kepada junjungan besar Rasulullah
Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat yang telah menjadi sebaik baik
contoh dan panutan bagi peneliti. Dalam proses pengerjaan laporan penelitian ini,
peneliti menyadari bahwa sangat banyak bantuan, dukungan doa, semangat serta
bimbingan yang diberikan kepada peneliti oleh berbagai pihak. Karena itu, peneliti
ingin mengucapkan terimaksih kepada:
1. dr. Hari Hendarto, Sp.PD-KEMD., PhD, selaku Dekan Fakultas Kedokteran
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. dr. Achmad Zaki M. Epid, Sp. OT selaku Ketua Program Studi
Kedokteran Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. dr. Syarief Hasan Lutfie, Sp.KFR, MARS selaku pembimbing 1 dan dr.
Rifky Mubarak, Sp.KFR selaku pembimbing II yang telah memberikan
arahan serta bimbingan dalam mengerjakan penelitian ini. Terima kasih
banyak atas waktu yang telah diluangkan di sela kesibukannya untuk
membimbing peneliti, sehingga peneliti dalam menyelesaikan penelitian
dengan baik.
4. drg. Laifa Annisa Hendarmin, Ph.D selaku penanggung jawab modul riset
angkatan 2018 yang telah membantu dan memantau perkembangan peneliti
dalam mengerjakan penelitian ini.
5. dr. Marita Fadhilah Dr.Med.Sc. selaku pembimbing akademik yang
memberikan dukungan dan doa kepada peneliti.
6. Abah dan Umi tersayang yang selalu memberikan doa, semangat, motivasi,
serta bantuan tenaga, pikiran, waktu, dan material yang tidak terhingga
kepada peneliti.

v
7. Kakak satu-satunya, Qhastalani Aurima Febriana Sugiyanto beserta suami
Radhityo Febrianto yang selalu memberi motivasi serta bimbingan serta
menjadi role model bagi peneliti.
8. Saudara kembar saya, Hanan Raihan Fathih Sugiyanto yang selalu
menemani dan menerima keluh keluh kesah peneliti.
9. Ponakan pertama saya, Resyakila Agnala Bratandari Radhityo yang selalu
telepon setiap malam sebelum peneliti mengerjakan penelitian.
10. Seluruh keluarga besar yang selalu mendukung dan memberikan doa yang
terbaik untuk kelancaran kuliah dan penelitian yang dilakukan peneliti.
11. Teman sejawat angakatan 2018, Serpentes, yang saling memberi dukungan
kepada sesama, agar tetap semangat dalam menjalankan tugas perkuliahan.
12. Teman satu kelompok riset, Rizka Putri yang selalu menerima keluh kesah,
membantu peneliti dan menemani sampai setiap harinya.
13. Sahabat Yowasap Rizka Putri, Hanan Raihan Fathih Sugiyanto, Siti Aimi
Chairunnisa, Devi Amelia, Selma Az-zahra Irmansyah yang selalu
menghibur dan menyemangati dan menghibur setiap harinya.
14. Sahabat peneliti, Galuh Cahyaning dan Nadysha Aqmar Inara yang selalu
setia mendengar keluh kesah kehidupan peneliti.
15. Sahabat SMA peneliti, SETIL yang menjadi teman bermain dikala peneliti
bosan di rumah, Vivi, Lanud, Putri, Tera, Bela, Sabil, Vonny, Nonik,
Hammami dan Thea.
16. Partner mulai dari awal perkuliahan, Fiqri Maulana Natsir yang selalu setia
mendengar keluh kesah peneliti. Serta membantu dan menghibur peneliti
dikala peneliti putus asa.

vi
ABSTRAK
Hanun Raihan Fathih Sugiyanto, Pendidikan Dokter, Hubungan Antara Stres
Dengan Motivasi Belajar Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Angkatan 2019
Latar Belakang : Beban akademik yang dialami mahasiswa dapat menyebabkan
stres. Stres muncul karena mahasiswa mendapat terlalu banyak tugas dan tuntutan
yang dikerjakan. Akibatnya jika seseorang berada dalam keadaan stress maka minat
belajar akan berkurang. Sehingga motivasi belajar dapat menurun. Tujuan :
Mengetahui Hubungan antara Stres dengan Motivasi Belajar pada Mahasiswa
Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2019. Metode :
Desain penelitian ini merupakan jenis penelitian Analitik observasional dengan
menggunakan metode potong lintang (cross sectional), dengan satu kali
pengambilan data dan total responden 96. Pengambilan data menggunakan
kuesioner MSSQ dan MLSQ dan analisis data akan menggunakan uji Chi-square.
Hasil : Pada penelitian ini didapatkan Pada mahasiswa tahun Angkatan 2019
Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terdapat 33 responden (34%)
memiliki tingkat stress ringan, 42 responden (44%) memiliki tingkat stress sedang,
15 responden (16%) memiliki tingkat stress berat dan 6 responden (6%) memiliki
tingkat stress sangat berat. Dan pada penelitian ini juga terdapat 42 responden
(44%) memiliki motivasi sedang, dan 54 responden (56%) memiliki motivasi
tinggi. Hasil uji Chi-square diperoleh terdapat khubungan yang bermakna P =
0,037 (p<0,05) antara stress dengan motivasi belajar pada mahasiswa Angkatan
2019 Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Kesimpulan :
Terdapat Hubungan yang bermakna antara stress dengan motivasi belajar.
Kata Kunci : Stres, Motivasi Belajar, Mahasiswa Angkatan 2019, Fakultas
Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

vii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..............................................2

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... iii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN ..................................................................... iv

KATA PENGANTAR ........................................................................................... v

DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi

DAFTAR TABEL................................................................................................. xi

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xi

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang............................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 2

1.3 Hipotesa ......................................................................................... 2

1.4 Tujuan Penelitian ........................................................................... 2

1.5 Manfaat Penelitian ......................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 4

2.1 Stres ............................................................................................... 4

2.1.1 Pengertian Stres ..................................................................... 4

2.1.2 Neuroanatomi Stres ............................................................... 4

2.1.3 Respon Terhadap Stres .......................................................... 6

2.1.4 Jenis-Jenis Stres ..................................................................... 7

2.1.5 Klasifikasi Stres ..................................................................... 8

2.1.6 Gejala Stres ............................................................................ 8

2.1.7 Tingkat Stres.......................................................................... 9

2.1.8 Penyebab Stres..................................................................... 10


viii
2.1.9 Cara Mengurangi Stres ........................................................ 12

2.1.10 Kriteria Diagnosis Stres ....................................................... 12

2.1.11 Metode Pengukuran Tingkat Stres ...................................... 13

2.2 Motivasi ....................................................................................... 14

2.2.1 Pengertian Motivasi Belajar ................................................ 14

2.2.2 Fisiologi Motivasi................................................................ 14

2.2.3 Bentuk Motivasi Belajar ...................................................... 15

2.2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar .............. 16

2.2.5 Metode Pengukuran Motivasi Belajar ................................. 17

2.3 Hubungan Stres dengan Motivasi Belajar ................................... 17

2.4 Kerangka Teori ............................................................................ 19

2.5 Kerangka Konsep ........................................................................ 19

2.6 Definisi Operasional .................................................................... 20

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 21

3.1 Desain Penelitian ......................................................................... 21

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ..................................................... 21

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian................................................... 21

3.3.1 Populasi Target .................................................................... 21

3.3.2 Populasi Terjangkau ............................................................ 21

3.3.3 Jumlah Sampel..................................................................... 21

3.4 Kriteria Sampel ........................................................................... 22

3.4.1 Kriteria Inklusi .................................................................... 22

3.4.2 Kriteria Ekslusi .................................................................... 22

3.5 Variabel Penelitian ...................................................................... 22

3.5.1 Variabel Bebas..................................................................... 22

3.5.2 Variabel Terikat ................................................................... 22

Ix
3.6 Alur Penelitian ............................................................................. 23

3.7 Manajemen Data .......................................................................... 24

3.7.1 Pengumpulan Data............................................................... 24

3.7.2 Instrumen Penelitian ............................................................ 24

3.7.3 Pengolahan dan Analisis Data ............................................. 24

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................26

4.1 ANALISIS UNIVARIAT ................................................................... 26

4.1.1 Karakteristik .............................................................. 26

4.1.2 Tingkat Stres .................................................................................... 27

4.1.3 ........................................................................... 28

4.1.4 Gambaran Tingkat Stres Berdasarkan Jenis .................. 29

4.1.5 Gambaran Tingkat Motivasi Belajar Berdasarkan Jenis 30

4.2 ANALISIS BIVARIAT....................................................................... 31

4.2.1 Hubungan Stres dengan Motivasi Belajar ........................................ 31

4.3 Keterbatasan ................................................................... 32

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ................................................................... 34

5.1 .......................................................................................... 34

5.2 ................................................................................................ 34

TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................... 35

LAMPIRAN ......................................................................................................... 36

x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Neuroanatomi Stres ............................................................................. 6
Gambar 2.2 Daerah-Daerah Fungsional Korteks Serebrum ................................. 15

DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Definisi Operasional Variabel ............................................................... 20

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Persetujuan Penelitian .......................................................... 36
Lampiran 2 Lembar Persetujuan Menjadi Responden .......................................... 38
Lampiran 3 Kuesioner Tingkat Stres .................................................................... 39
Lampiran 4 Kuesioner Motivasi Belajar ............................................................... 42
Lampiran 5 Hasil Pengolahan data dengan SPSS ................................................. 46
Lampiran 6 Kode ....................................................................................... 49
Lampiran 7 Riwayat Penulis ................................................................................. 50

xi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Stres akademik sering disebut sebagai suatu keadaan stres di dunia perkuliahan
yang sering dialami mahasiswa . Stres akademik termasuk jenis stres negatif
(distress) yang ada di lingkungan pendidikan atau lingkungan sekolah. Stres ini
muncul ketika mahasiswa mendapat terlalu banyak tugas dan tuntutan yang harus
dikerjakan.1 Stres dapat muncul karena adanya tekanan untuk memperlihatkan
keunggulan dan prestasi akademik yang terus meningkat. Hal ini bisa membuat
mahasiswa akan merasa terbebani.2

Motivasi belajar dipengaruhi oleh dua aspek yaitu aspek intrinsik dan aspek
ekstrinsik. Aspek intrinsik menggambarkan motivasi internal seseorang untuk
melakukan sesuatu untuk mencapai tujuannya, misal seorang mahasiswa akan
belajar karena senang dengan pelajaran tersebut. Aspek ekstrinsik menggambarkan
motivasi seseorang untuk mendapatkan sesuatu karena dipengaruhi adanya imbalan
atau hukuman, misal seorang mahasiswa akan belajarkarena dia harus mendapatkan
nilai yang baik.3

Penelitian tentang stres pada mahasiswa kedokteran sudah dilakukan di ArabSaudi.


Menurut Abdulghani (2008) berdasarkan tingkatan stres pada mahasiswa yaitu
74,2% pada mahasiswa tingkat pertama, 69,8% pada mahasiswa tingkat kedua,
48,6% pada mahasiswa tingkat ketiga dan 30,4% pada mahasiswa tingkat keempat.4
Di Fakultas Kedokteran Universitas Lampung juga melakukan penelitian tentang
stres. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat stres sedang sampai berat pada
siswa tahun pertama mencapai 72,6%, sementara tingkat stres sedang hingga berat
mencapai 55% pada mahasiswa tingkat akhir.5

Hasil Riskedas pada tahun 2018 menunjukkan hasil bahwa 9,8% penduduk
Indonesia yang berusia diatas 15 tahun mengalami gangguan mental emosional.6
Berdasarkan penelitian dari Fakultas Kedokteran Universitas Lampungdidapatkan
hasil tingkat stres yang paling banyak dialami oleh responden yaitu stres sedang
(37,7%) dengan penyebab stres sangat berat terbanyak yaitu stres

1
2

akademik (11%). Sebagian besar responden memiliki motivasi yang tinggi


(62,3%).7

Menurut beberapa penelitian dalam sebuah jurnal mengemukakan bahwa dalam


lingkungan akademik baik yang sedang belajar di tingkat sekolah maupun
perguruan tinggi yang sering dialami siswa adalah stres. Hal tersebut tersebut terjadi
karena banyaknya tuntutan akademik yang harus ditempuh, misalnya seperti tugas-
tugas, ujian dan berbagai tuntutan lainnya. Sementara beberapa peneliti telah
menemukan bahwa siswa yang mengalami stres akan cenderung menunjukkan
kemampuan akademik yang menurun.8 Akibatnya jika seseorang berada dalam
keadaan stres, minat belajar akan berkurang. Minat belajar adalah ketertarikan
seseorang kepada pelajaran. Minat belajar merupakan alat untuk mendorong
seseorang agar termotivasi dalam belajar.2

Sehingga berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas dan belum adanya
penelitian tentang topik Hubungan antara Stres dengan Motivasi Belajar pada
Mahasiswa Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2019
sehingga peneliti melakukan penelitian tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


Apakah terdapat Hubungan antara Stres dengan Motivasi Belajar pada Mahasiswa
Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2019?

1.3 Hipotesa
Terdapat Hubungan antara Stres dengan Motivasi Belajar pada Mahasiswa Fakultas
Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2019.

1.4 Tujuan Penelitian


1.4.1 Tujuan Umum

Mengetahui Hubungan antara Stres dengan Motivasi Belajar pada Mahasiswa


Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2019.

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui tingkat stres pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran UIN Syarif


Hidayatullah Jakarta Angkatan 2019.
3

2. Mengetahui faktor utama pencetus stres pada Mahasiswa Fakultas


Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2019.
3. Mengetahui motivasi belajar pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2019.

1.5 Manfaat Penelitian


1.5.1 Bagi Peneliti

Dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi peneliti tentang Hubungan antara
Stres dengan Motivasi Belajar pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Angkatan 2019.

1.5.2 Bagi Mahasiswa Fakultas Kedokteran

Dapat dijadikan sebagai pengetahuan supaya mengantisipasi timbulnya stres dan


upaya dalam meningkatkan motivasi belajar pada mahasiswa.

1.5.3 Bagi Peneliti Lain

Hasil peneliti ini dapat dijadikan bahan pertimbangan bagaimana upaya dalam
pencegahan stres serta bagaimana upaya meningkatkan motivasi belajar
mahasiswa.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Stres
2.1.1 Pengertian Stres
Kata stress berasal dari kosakata Bahasa Inggris. Menurut Kamus Oxford, stres
memiliki paling tidak enam pengertian, sesuai penggunaannya dibidang-bidang
yang berbeda. Disana stres diterjemahkan sebagai: (1) tekanan atau kecemasan
yang disebabkan oleh masalah-masalah dalam kehidupan seseorang; (2) tekanan
yang diberikan ke suatu benda yang bisa merusak benda itu atau menghilangkan
bentuknya; (3) kepentingan khusus yang diarahkan kepada sesuatu; (4) suatu
kekuatan ekstra yang dikerahkan ketika mengucapkan suatu kata khusus; (5) suatu
kekuatan ekstra yang digunakan untuk membuat suara khusus dalam musik; (6)
penyakit yang ditimbulkan oleh kondisi fisik yang terganggu.9

Stres adalah suatu kondisi kejiwaan ketika jiwa tersebut mendapatkan beban.
Tingkat stres sendiri berkisar dari stres ringan hingga stres yang sangat berat.
Semakin berat tingkat stres seseorang, semakin besar kemungkinan mulai
menimbulkan berbagai gangguan.10 Stres adalah situasi yang tidak diinginkan.
Dalam kondisi stres, terdapat kesenjangan antara kebutuhan lingkungan dan
kemampuan individu dalam mengatasi stres (coping).11

Stres baru terasa nyata dirasakan ketika keseimbangan diri seseorang terganggu.
Artinya seseorang baru mengalami stres apabila menerima tekanan dimana
teknanan itu melebihi batas dari daya tahan yang ia punya. Jadi, selama kita masih
bisa menahan tekanan itu dimana menurut kita tekanan itu tidak melebihi batas
kemampuan kita maka ancaman stres belum nyata.12 Sedangkan definisi menurut
kamus Psikologi, stres merupakan keadaan dimana individu tertekan secara fisik
maupun psikologis. Keadaan ini merupakan keadaan dimana lingkungan menuntut
kemampuan individu melebihi kemampuan untuk meresponnya. 13

2.1.2 Neuroanatomi Stres


Neuroanatomi stres. Respresentasi skematis dari subtract neuroanatomical yang
bertanggung jawab untuk pemrosotan stres fisik (merah mudah) dan psikologis
(biru). Panel atas menunjukkan bahwa pemrosesan saraf untuk berbagai jenis

4
5

deteksi stressor dan penilaian situasi melibatkan beberapa struktur, yang mungkin
tumpang tindih pada beberapa kasus pada otak manusia dan hewan pengerat (A,
B, masing-masing). Panel bawah menunjukkan bagaimana stres fisik dan
psikogenik memerlukan keterlibatan jaringan yang berbeda (C, D, masing-
masing). Stres fisik terutama mengaktifkan struktur yang berkaitan dengan kontrol
fungsi vital yang terletak di batang otak dan hipotalamus. Strukturnya seperti inti
saluran soliter (NTS) dan locus coeruleus (LC) memiliki peran penting dalam
jalur stres fisik. Namun, daerah prosenchepalic juga berpartisipasi dalam
pemrosesan stres fisik seperti area prelimbik (PL) di pre-frontal cortex (PFC). Juga,
penting untuk disebutkan bahwa inti pusat amigdala (CeA) berpartisipasi dalam
integrasi respon otonom. Misalnya, stres psikologis dirasakan dalam kondisi
antisipatif, yang mungkin sangat bergantung pada struktur limbik dan dapat
dimodulasi oleh sistem penghargaan. PFC sangat penting untuk mengembangkan
respon yang tepat terhadap perubahan lingkungan dan PFC dipersarafi secara padat
oleh proyeksi dopaminergik dari Ventral Tegmental Area (VTA) dan Nucleus
Accombens (NAc). Gangguan PFC dikaitkan dengan anhedonia dan perilaku
pencarian penghargaan yang menyimpang. Meskipun keterlibatan PFC rumit dan
mengintegrasikan respons stres yang berbeda secara umum, wilayah PL dan
Infralimbic (IL) mengkoordinasikan control top-down. Kompleks amigdala juga
berpartisipasi dalam sirkuit stres psikologis dan dengan gangguan PFC
keterlibatannya menjadi lebih umum, dan sirkuit beralih ke kontrol bawah-atas.
Struktur penting lainnya yang menonjol karena pentingnya fungsi kognitif dan
memori, daan yang diaktifkan sebagai respon terhadap stressor fisik dan psikologis
adalah hippocampus (HIPPO). Wilayah CA 1 memiliki hubungan penting dengan
struktur limbik yang disebutkan di atas dan HIPPO adalah struktur penting dari
umpan balik negatif sumbu HPA. Inti praventrikular hipotalamus (PVN) dan LC
(ditampilkan dalam warna abu-abu) mewakili relai utama dari respon stres yang
masing-masing memicu sumbu HPA dan SAM. Aktivasi cross- talk antara inti
tersebut memungkinkan respon perilaku yang kompleks.14

Deteksi berbagai jenis pemicu stres membutuhkan keterlibatan jaringan yang


berbeda. Stres psikologis dan fisik melibatkan jaringan saraf dan aktivitas seluler
yang berbeda. Rangsangan yang menghasilkan gangguan nyata dari status
6

fisiologis, yang membebani organisme, misalnya perdarahan atau infeksi dianggap


sebagai penyebab stres fisik. Di sisi lain, stressor psikologis umumnya
didefinisikan sebagai rangsangan yang mengancam keadaan saat ini dan di anggap
dalam kondisi antisipatif misalnya, rangsangan lingkungan yang tidak
menyenangkan.14

Gambar 2.1 Neutroanatomi Stres14


2.1.3 Respon Terhadap Stres
Seorang individu secara keseluruhan berperan dalam respon dan adaptasi stres,
namun pada sebagian dari penelitian yang membahas stres itu fokus pada respon
fisiologis dan psikologis. Ketika stres terjadi, seseorang akan memakai energi
fisiologis dan psikologis untuk berespon dan mengadaptasi. Dimana besar energi
yang diperlukan dan keefektifan dari upaya untuk adaptasi bergantung pada
intensitas, cakupan dan durasi dari stressor yang lainnya. Macam-macam dari
respon stres menurut Potter dan Perry (2005) yakni:15

1. Respon fisiologis
Pada respon fisiologis terhadap stres ini dibagi menjadi dua macam yakni:
a. Local Adaptation Syndrome (LAS)
Merupakan respon jaringan, organ atau bagian dari tubuh terhadap stres
yang disebabkan oleh trauma, penyakit, atau perubahan fisiologis yang
lainnya. Contoh respon dari LAS ini berupa respon inflamasi dalam tubuh
dan respon refleks nyeri. Ciri pada LAS adalah respon adaptif dan tidak
melibatkan seluruh sistem tubuh, dan stressor diperlukan untuk
menstimulasinya.
7

b. General Adaptation Syndrome (GAS)


Merupakan bentuk respon pertahanan dari keseluruhan tubuh terhadapstres.
Respon ini berhubungan dengan beberapa sistem tubuh terutama sistem
saraf otonom dari sistem endokrin.
2. Respon psikologis
Respon adaptif psikologis dan fisiologis diakibatkan oleh pemajanan
terhadap stressor. Kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan
darah menjadi terganggu apabila seseorang terpapar pada stressor.
Gangguan yang terjadi dapat mengakibatkan timbulnya ansietas, frustasi
dan ketegangan. Dalam membantu kemampuan dari seseorang untuk
menghadapi stressor diperlukan adanya perilaku adaptif psikologis. Jenis
perilaku ini ditujukan untuk penatalaksanaan stres dan diperoleh dengan
menggabungkan pembelajaran dan pengalaman individu dalam menentukan
perilaku yang dapat diterima.

2.1.4 Jenis-Jenis Stres


Laura menggolongkan jenis stres menjadi 2 jenis, yaitu:16

a. Eustres

Eustres adalah keadaan penderitaan yang menyenangkan dimana stres ini bersifat
positif atau membangun. Beberapa ciri eustres yaitu:

1. Sifat jangka pendek


2. Meningkatkan kinerja
3. Keyakinan atas kemampuan diri/ sesuatu yang dapat ditangani
4. Terasa menyegarkan atau memberi energi
5. Motivasi dan kekuatan fokus
b. Distres

Distres adalah keadaan penderitaan yang tidak menyenangkan dimana stres ini
bersifat negatif dan merusak. Beberapa ciri distres yaitu:

1. Menyebabkan ansietas, kekhawatiran atau kerisauan


2. Demotivasi dan menggugurkan energi
8

3. Menurunnya seluruh kinerja/kemampuan


4. Dapat menyebabkan penyakit fisik/kelelahan mental/penipisan emosial
5. Merasa segala sesuatu tidak menyenangkan/menyakitkan

Menurut Lumogga, ada 2 macam klasifikasi stres, yaitu stres yang bersifat
membangun atau dikenal dengan istilah eustress. Eustress dapat meningkatkan
semangat seseorang dan dapat meningkatkan konsentrasi belajar. Sedangkan stres
yang bersifat tidak menyenangkan dan sifatnya negatif disebut dengan istilah
distress. Distress memiliki berbagai dampak negatif seperti mudah tersinggung,
gugup, tekanan darah tinggi, kesulitan berkonsentrasi, dan tidak memiliki semangat
belajar.17

2.1.5 Klasifikasi Stres


Stres dibagi menjadi tiga menurut American Psychological Association (APA),
yaitu:18
a. Stres Akut
Stres akut merupakan yang berasal dari tekanan dan tuntutan di masa lalu
yang diantisipasi dalam waktu dekat.
b. Stres Akut Episodik
Stres akut episodik merupakan stres akut yang berkepanjangan dan tidak
selesai dikarenakan penderita tidak bisa mengatasi stressor yang
menghadapinya. Ciri-ciri orang yang mudah terkena stres akut episodik
adalah orang mudah cemas, pemarah dan tegang.
c. Stres Kronik
Stres kronik muncul pada saat penderita tidak mampu menyelesaikan
masalah yang dihadapinya. Pada kondisi ini, penderita akan depresi, sering
menyendiri dan tidak memiliki semangat hidup.
2.1.6 Gejala Stres
Gejala stres dapat dibagi menjadi tiga aspek antara lain:19

a. Gejala psikologis

Gejala ini meliputi memendam perasaan, bingung, sesitif, marah, kecemasan,


ketegangan, mengurung diri, merasa terasing dan mengasingkan diri, depresi,
9

lelah mental, kehilangan daya konsentrasi, menurunnya fungsi intelektual,


ketidakpuasan kerja, kehilangan semangat hidup, menurunnya harga diri dan rasa
percaya diri, kehilangan spontanitas dan kreativitas.

b. Gejala fisik

Gejala ini meliputi meningkatnya tekanan darah dan detak jantung, meningkatnya
sekresi adrenalin dan nonarenalin, terdapat gangguan gastrointestinal seperti mudah
lelah secara fisik, gangguan lambung, mudah terluka, gangguan pada kulit,
kematian, gangguan pernapasan, gangguan kardiovaskuler, lebih seringberkeringat,
migrain kanker, kepala pusing, masalah tidur (sulit tidur, terlalu banyak tidur),
ketegangan otot.

c. Gejala perilaku

Gejala ini meliputi penurunan prestasi dan produkivitas, menunda ataupun


menghindari pekerjaan, perilaku sabotase, meningkatnya penggunaan minuman
keras dan mabuk, perilaku makan yang tidak normal (kekurangan atau
kebanyakan), kehilangan nafsu makan sehingga dapat terjadi penurunan beratbadan
secara drastis, meningkatnya kecenderungan perilaku yang risikonya tinggi yaitu
berjudi, ngebut, meningkatnya agresivitas dan kriminalitas, penurunan kualitas
hubungan interpersonal dengan teman maupun keluarga, kecenderungan untuk
melakukan bunuh diri.

2.1.7 Tingkat Stres


Menurut Psychology Foundation of Australia dalam sebuah penelitian Farras
(2017) tingkatan stres dapat dibagi menjadi:7

a. Stres normal

Stres yang terjadi dari dalam diri seseorang secara alamiah. Stres ini terjadi dalam
situasi dimana seseorang merasa takut tidak lulus ujian, kelelahan setelah
mengerjakan tugas, jantung terasa berdetak lebih kencang dan lain sebagainya.

b. Stres Ringan
10

Stres yang terjadi dalam waktu beberapa menit atau bahkan jam. Penyebabnya
dari stres ini seperti kemacetan yang terjadi di jalan, dimarahi dosen, lupa, dikritik
dan lain sebagainya. Gejala mulai muncul pada stres ringan ini. Jika pada stres
ringan ini dibiarkan terus menerus maka dapat menimbulkan gangguan kesehatan.

c. Stres sedang

Stres ini berlangsung dalam jangka jam sampai beberapa hari. Pada stres tingkat ini
terdapat stressor berupa pertengkaran dengan pasangan maupun dengan teman.
Pada orang yang mengalami stres ini akan mudah marah serta mudah tersinggung,
sulit beristirahat, mudah lelah, tidak sabaran dan mudah cemas.

d. Stres berat

Stres ini terjadi dalam waktu beberapa minggu, dimana penyebabnya bisa seperti
pertikaian yang berlanjut, kesulitan dalam hal finansial dan fisik yang dirasakurang.
Pada stres berat ini, seseorang tidak dapat merasakan hal-hal positif,merasa dia
hidup di dunia ini tidak berharga, hidup ini terasa tidak ada manfaatnya dan merasa
putus asa. Pada stres ini seseorang dapat kehilangan energi jika stresnya terus
berlanjut.

e. Stres sangat berat

Stres kronik yang berlangsung dalam beberapa bulan sampai waktu yang tidak
bisa ditentukan. Jika seseorang sudah berada pada tingkat stres ini, maka akan
cenderung merasa tidak berguna hidup di dunia dan juga seseorang tersebut bisa
berada pada keadaan depresi berat.

2.1.8 Penyebab Stres


Ada beberapa sumber utama stres:20

a. Life event (peristiwa dalam hidup) yaitu kejadian penting yang terjadi pada
kehidupan seorang individu seperti kelahiran, perubahan posisi/jabatan atau
perceraian. Biasanya penyebab stres itu bisa berupa kekerasan seksual, tindak
11

kriminal, kehilangan anggota keluarga tercinta, masalah sehari hari, sampai


bencana alam.
b. Frustration (frustasi), yaitu keadaan yang timbul ketika terdapat rasa tidak puas
dalam mencapai suatu tujuan.
c. Conflict (konflik), yaitu keadaan dimana memiliki dua tujuan atau motif yang
saling berkaitan namun hasilnya tidak terpuaskan.
d. Pressure (tekanan), yaitu keadaan yang menimbulkan suatu konflik, ketika
seorang individu merasa dipaksa atau terpaksa untuk dilarang melakukan hal-
hal yang diinginkannya. Tekanan yang kecil seperti itu jika terjadi secara terus
menerus dan menumpuk dapat mengakibatkan menjadi stres yang hebat.
Tekanan itu dapat berasal dari dalam maupun luar dari seorang individu.

Dalam konteks mahasiswa terdapat empat sumber stres yaitu:21

1. Interpersonal

Interpesonal merupakan stressor yang muncul dari hubungan seseorang terhadap


orang lain, seperti perdebatan dengan keluarga, teman, sahabat atau pacar.

2. Intrapersonal

Intrapersonal merupakan stressor yang berasal dari diri individu itu sendiri seperti,
kesehatan menurun, perubahan kebiasaan tidur, perubahan kebiasaan makan dan
kesulitan keuangan.

3. Akademik

Akademik merupakan stressor yang berhubungan dengan perkuliahan seperti tugas


yang menumpuk, nilai ujian yang buruk, dan materi kuliah yang sulit.

4. Lingkungan

Lingkungan merupakan stressor yang berasal dari lingkungan sekitar individu


selain akademik seperti lingkungan tempat tinggal yang kurang nyaman, jalanan
macet dan kurangnya waktu liburan.
12

2.1.9 Cara Mengurangi Stres


Menurut riset JAMA Internal Medicine meneliti cara manajemen stres. Salah satu
cara manajemen stres adalah dengan meditasi, dimana meditasi dapat mengurangi
kecemasan dan depresi lalu memfokuskan pikiran individu kearah yang tidak
menghakimi. Selain meditasi, individu juga bisa bertemu dengan ahli yang lebih
professional (psikolog dan psikiater) untuk keperluan konseling jika diperlukan.22

Strategi yang dapat dilakukan antara lain:

1. Schedule Daily Relaxing Time (Pembuatan Waktu Peregangan dan Bernapas di


Tempat Kerja) dimana langkah awal yaitu dengan cara mempelajari fokus
pernapasan. Mempelajari teknik bernapas dalam dari diafragma, yang mana
telah digunakan sebagai alat relaksasi dan telah menjadi bagian tradisi yoga
yang saat ini dimasukkan dalam banyak program relaksasi.
2. Program Terapi Tertawa Bersama, tertawa dianggap sebagai terapi alternatif
yang telah dilakukan sejak tahun 1970 karena mudah dilakukan. Saat ini sudah
ada beberapa klub terapi tertawa yang tersebar di seluruh dunia dimana disitu
tempat orang berkumpul untuk berlatih tawa dan tertawa dengan sengaja. Tawa
dengan sengaja ini secara bertahap efektif dalam melepaskan hormon anti-stres
dan gembira.
3. Keanggotaan Kelompok Pendukung, merupakan perkumpulan dari individu-
individu yang melakukan pertemuan rutin yang didasari oleh faktor kesamaan
pengalaman atau latar belakang tertentu yang bersifat tidak saling terikat dan
memiliki tujuan untuk saling menguatkan dengan cara berbagi pengalaman
dan pengetahuan.

2.1.10 Kriteria Diagnosis Stres


Kriteria diagnosis dari reaksi stres akut berdasarkan PPDGJ III adalah sebagai
berikut:23

Harus ada kaitan waktu kejadian yang jelas antara terjadinya pengalaman
stressor luar biasaa (fisik atau mental) dengan onset dari gejala, biasanya
setelah beberapa menit atau segera setelah kejadian.
13

Selain itu ditemukan gejala-gejala:


a. Terdapat gambaran gejala campuran yang biasanya berubah-ubah;
selain gejala permulaan daze), semua hal
tersebut dapat terlihat: depresi, ansietas, kemarahan, kecewa, overaktif
dan penarikan diri.
Akan tetapi tidak satupun dari gejala tersebut yang mendominasi
gambaran klinisnya untuk waktu yang lama.
b. Pada kasus-kasus yang dapat dialihkan dari lingkup stressornya, gejala-
gejala dapat menghilang dengan cepat (dalam beberapa jam); dalam hal
dimana stres menjadi berkelanjutan atau tidak dapat dialihkan, gejala-
gejala biasanya baru mereda setelah 24-48 jam dan biasanya hampir
menghilang setelah 3 hari.
Diagnosis ini tidak boleh digunakan untuk keadaan kambuhan mendadak
dari gejala-gejala pada individu yang sudah menunjukkan gangguan psikiatrik
lainnya.
Kerentanan individual dan kemampuan menyesuaikan diri memegang
peranan dalam terjadinya atau beratnya suatu reaksi stres akut.

2.1.11 Metode Pengukuran Tingkat Stres


Berikut jenis instrumen untuk menilai stres yaitu:10

Medical Student Stressor Questionnaire (MSSQ) adalah kuesioner yang dirancang


oleh Yusoff & Rahim untuk mengetahui tingkatan stres pada mahasiswa
kedokteran. Kuesioner ini terdiri dari 40 pertanyaan yang merupakan penyebab
stres pada mahasiswa kedokteran. MSSQ terdiri dari enam dimensi berdasarkan
penyebab stres pada mahasiswa kedokteran, yaitu Academic related Stressors
(ARS), Intrapersonal and Interpersonal Related Stressors (IRS), Teaching and
Learning Related Stressors (TLRS), Social Related Stressors (SRS), Drive and
Desire Related Stressors (DRS), dan Group Activities Related Stressors (GARS).
Tingkatan stres pada kuesioner ini yaitu ringan, sedang, berat dan sangat berat.10

MSSQ merupakan kuesioner yang akan digunakan pada penelitian ini karena
memiliki beberapa kelebihan yaitu telah diujicobakan pada 761 mahasiswa
14

fakultas kedokteran dengan berbagai macam etnis, kultur dan agama, memiliki sifat
psikometrik yang baik serta MSSQ adalah instrumen yang valid dan reliabel yang
dapat mengidentifikasi jenis stressor dan intensitas stres pada mahasiswa
kedokteran.10

2.2 Motivasi
2.2.1 Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi menurut Ibnu Mahmudi didefinisikan sebagai keseluruhan daya
penggerak baik dari diri sendiri maupun luar dari individu dengan menemukan
rangkaian usaha untuk menyajikan kondisi-kondisi tertentu dimana dapat menjamin
kelangsungan dan memberikan haluan pada kegiatan sehingga tujuan yang
diinginkan dapat tercapai.24

Motivasi merupakan perubahan kekuatan dari dalam diri individu yang ditandai
dengan stimulus yang asalnya dari diri individu untuk mencapai sebuah tujuan.25
Pengertian motivasi belajar adalah pacuan dari diri seseorang baik disadari maupun
tidak disadari yang bertujuan untuk melakukan kegiatan dalam mencapai sebuah
tujuan yang ingin digapai yakni prestasi belajar.26

Pencapaian hasil belajar mahasiswa terutama pada mahasiswa kedokteran tidak


hanya dipengaruhi oleh stres saja, namun terdapat hal lain yang ikut mempengaruhi
yaitu motivasi belajar.3

2.2.2 Fisiologi Motivasi


Motivasi adalah kemampuan untuk mengarahkan perilaku untuk mencapai tujuan
spesifik. Beberapa perilaku yang diarahkan oleh tujuan dimaksudkan untuk
memenuhi kebutuhan fisik terkait homeostatis. Dorongan homeostatik
mencerminkan dorongan subjektif yang berkaitan dengan kebutuhan tubuh tertentu
yang memotivasi timbulnya perilaku yang sesuuai untuuk memenuhi kebutuhan
tersebut. Sebagai contoh, sensasi haus yang menyertai defisit air di tubuh
mendorong seseorang minum untuk memuaskan kebutuhan homeostatik akan air.
Namun, apakah air, minuman ringan, atau minuman lain yang dipilih sebagai
penghilang dahaga tidaklah berkaitan dengan homeostatis. Banyak perilaku
manusia tidak bergantung murni pada dorongan homeostatik yang
15

berkaitan dengan defisit jaringan sederhana misalnya haus. Perilaku manusia


dipengaruhi oleh pengalaman, belajar, dan kebiasaan, dibentuk dalam kerangka
kompleks kepuasan pribadi bercampur ekspektasi budaya. Belum diketahui hingga
tahap apa, jika ada, dorongan motivasional yang tidak berkaitan dengan
homeostasis, misalnya dorongan untuk mengejar suatu karir atau memenangi suatu
balapan, berkaitan dengan efek memperkuat dari pusat-pusat penghargaan dan
penghukuman. Mekanisme neurofisiologis mendasar yang berperan dalam
observasi psikologis emosi dan perilaku termotivasi sebagian besar masih belum
diketahui, meskipun neurotransmiter norepinefrin, dopamine, dan serotonin
diperkirakan berperan. Norepinefrin dan dopamin, yang secara kimiawi
digolongkan sebagai katekolamin, adalah neurotransmiter di daerah-daerah yang
dipasangi alat penstimulasi diri.30

Gambar 2.2 Daerah-Daerah Fungsional Korteks Serebrum30

2.2.3 Bentuk Motivasi Belajar


Motivasi dibagi menjadi dua golongan berdasarkan sumbernya, yaitu:27

a. Motivasi Intrinsik

Motivasi yang berasal dari diri sendiri tanpa ada paksaan dari luar. Misal, seseorang
belajar dengan kesadaran diri sendiri. Apabila belajar dia merasa puas dengan apa
yang telah ia pelajari. Seseorang belajar untuk menguasai ilmu-ilmu
16

yang terkandung pada pelajaran tersebut, bukan untuk mendapatkan hadiah atau
bahkan dipuji. Seseorang yang memiliki motivasi intrinsik memiliki ketertarikan
terhadap topik yang dipelajari sehingga akan lebih mudah menguasai pembelajaran
secara mandiri karena merasa bahwa belajar adalah suatu bentuk kesadaran diri
sendiri.

b. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi yang muncul karena dorongan atau mendapatkan harapan dari orang lain.
Misal, seseorang belajar karena mendapatkan dorongan dari teman-temannya
bahwa dia bisa mendapatkan nilai yang baik. Risiko kegagalan akan lebih tinggi
jika seseorang hanya memiliki motivasi ekstrinsik. Hanya melakukan tindakan
karena adanya dorongan dari orang lain, bukan dari diri sendiri.

2.2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar


Faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar dibagi menjadi dua antara lain:28

a. Faktor Internal

Menurut Sugihartono, salah satu faktor internal yang memengaruhi minat belajar
siswa, faktor internal tersebut antara lain; perhatian siswa muncul didorong rasa
ingin tahu. Oleh karena itu rasa ini perlu mendapat rangsangan sehingga siswa
selalu memberikan perhatian terhadap materi pelajaran yang diberikan. Seseorang
akan mudah mempelajari sesuatu karena bakat serta memiliki kemampuan dalam
belajar. Seperti halnya motif menimbulkan dan mengarahkan aktivitasnya. Selain
itu, motivasi juga berpengaruh dalam kegiatan belajar, dimana motivasi sebagai
daya penggerak dalam diri seseorang/siswa untuk belajar sehingga tujuan yang
diinginkan dapat tercapai.

b. Faktor Eksternal

Menurut Dwi Siswoyo faktor eksternal yang mempengaruhi minat belajar adalah
faktor sekolah dan faktor keluarga. Guru dalam proses pendidikan, mempunyai
tugas mendidik dan mengajar peserta didik agar dapat menjadi manusia yang dapat
melaksanakan tugas-tugas kehidupannya yang selaras dengan kodratnya
17

sebagai manusia. Suatu tugas pokok guru adalah menjadikan peserta didik
mengetahui atau melakukan hal-hal dalam suatu cara yang formal. Sarana prasana
sekolah yang baik membuat siswa nyaman dalam proses pembelajarannya. Suasana
pembelajaran yang diciptakan guru seperti komunikasi dua arah antara guru-siswa
maupun sebaliknya pada saat proses pembelajaran dapat meningkatkan minat dari
siswa. Sedangkan untuk faktor keluarga, perlunya dukungan dan motivasi terhadap
anak supaya dapat menimbulkan minat pada pelajaran.

2.2.5 Metode Pengukuran Motivasi Belajar


Menurut Lisiswanti motivasi merupakan hal yang penting dalam pencapaian
belajar, mengerjakan tugas dan kepercayaan diri terhadap pembelajaran. Motivasi
belajar dapat dinilai melalui observasi maupun melalui instrumen kuesioner. Dalam
melakukan pengukuran motivasi belajar dengan instrumen, dapat digunakan
kuesioner Motivated Strategies for Learning Questionnaire (MSLQ). MSLQ adalah
instrumen berupa kuesioner yang berupa laporan diri yang dibagi dalam dua bagian
utama yaitu motivasi belajar mahasiswa dan strategi belajar. Instrumen ini terbagi
dalam enam dimensi yang terdapat 31 pertanyaan di dalamnya yaitu instrinsik,
ekstrinsik, task value, control of learning beliefs, self- efficacy dan kecemasan.
Pengukuran MSLQ menggunakan skala Likert dengan nilai 1-7.27

2.3 Hubungan Stres dengan Motivasi Belajar


American College Health Association (ACHA) pada tahun 2013 melakukan survei
di Amerika, diketahui hasilnya adalah bahwa stres merupakan salah satu masalah
besar yang dihadapi mahasiswa dalam dunia perkuliahan. Sebanyak 27,9% dari
total 32.964 mahasiswa membenarkan bahwa stres menjadi hambatan bagi prestasi
akademik mereka. Sekitar 1,33 juta penduduk dari Indonesia diperkirakan
mengalami gangguan kesehatan mental atau stres. Angka tersebut mencapai 14%
dari total penduduk dengan tingkat stres akut (stres berat) mencapai 1-3%.29
18

Dalam diri mahasiswa, stres dapat mempengaruhi minat belajar. Minat belajar
sebagai alat untuk memicu motivasi belajar pada mahasiswa antara lain:
kemampuan belajar, kondisi mahasiswa, cita-cita, kondisi lingkungan, unsur- unsur
dinamis dalam belajar dapat mengoptimalkan motivasi belajar mahasiswa.22

Kesenangan cenderung berhubungan dengan stimulus yang meningkatkan


kemampuan untuk bertahan hidup. Konsenkuensi menyakitkan atau menyebabkan
frustasi dikaitkan dengan peristiwa yang mengancam kelangsungan hidup.
Konsekuensi reward atau afektif dari Tindakan, secara umum menunjukkan apakah
tindakan itu layak diulang atau tidak.32

Untuk mengarahkan tindakan di masa datang, kesenangan dan ketidaksenangan


harus dipelajari, diingat dan mengacu pada obyek dan kejadian yang relevan,
memberikan ciri insentif, berarti bahwa objek dan kejadian itu berhubungan dengan
emosi yang eratnya hubungan motivasi insentif dan reward positif dalam
pengalaman kita, hal yang
sama.32

Menginginkan merupakan cara bagi otak untuk mengerahkan tindakan denganz


mengingat konsekuensi baik atau buruk dari tindakan yang pernah dilakukan.
berhubungan dengan tingkat aktivitas dalam sistem dopamin otak. Neuron sistem
ini terletak dalam otak bagian atas dan mengirimkan axon-nya melalui nucleus
accumbeus dan ke prefrontal cortex. Seperti Namanya, neuron ini menggunakan
neutransmitter dopamin untuk menyampaikan pesannya. Fungsi sistem dopamin
otak berhubungan erat dengan motivasi insentif. Akhirnya nampak mendorong
individu untuk ingin mengulang kejadian yang menyebabkan infusi dopamin, baik
kejadian itu menyebabkan kesenangan atau ketidaksenangan.32
19

2.4 Kerangka Teori

2.5 Kerangka Konsep

Variabel Bebas Variabel Terikat

Tingkat Stres Mahasiswa Motivasi Belajar Mahasiswa


Tingkat Kedua Fakultas Tingkat Kedua Fakultas
Kedokteran UIN Syarif Kedokteran UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Hidayatullah Jakarta
20

2.6 Definisi Operasional


Tabel 2.1 Definisi Operasional Variabel

No Variabel Definisi Alat Ukur Cara Hasil Skala


Ukur Ukur
1 Stres Tekanan mental akibat MSSQ Menilai 1= stres Kategorik
rasa takut berlebih (Medical hasil ringan ordinal
terhadap kemungkinan Student Stress kuisioner
untuk gagal dalam proses Questionnaire) dari 2= stres
perkuliahan. responden sedang

3=stres
berat

4=stres
sangat
berat
2 Motivasi Suatu aspek psikologi MSLQ Menilai 1= Kategorik
Belajar pribadi yang ditentukan (Motivated hasil motivasi ordinal
karena terdapat keinginan, Strategies for kuisioner rendah
dorongan dan semangat Learning dari
untuk mencari Questionnaire) responden 2=
pengalaman melalui motivasi
berbagai tindakan untuk sedang
mengubah perilaku yang
menjadi penentu motivasi 3=
belajar. Waktu dan cara Motivasi
seseorang belajar dan tinggi
bekerja dapat
mempengaruhi motivasi.
21

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Desain penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional analitik dengan
menggunakan metode potong lintang (cross sectional), dengan satu kali
pengambilan data.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilakukan via zoom meeting di Fakultas Kedokteran UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dan berlangsung mulai bulan Mei sampai Juli 2021.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian


3.3.1 Populasi Target
Populasi target penelitian ini adalah mahasiswa preklinik Program Studi
Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3.3.2 Populasi Terjangkau


Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa preklinik Program Studi
Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun Angkatan 2019 yang
berjumlah 96 orang.
3.3.3 Jumlah Sampel
Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan teknik simple random
sampling yaitu menggunakan seluruh mahasiswa angkatan 2019 yangberjumlah
96 mahasiswa. Sampel minimal pada penelitian ini menggunakan rumus
korelatif ordinal-ordinal dibawah ini:

Keterangan:
N = besar sampel untuk ujian validaitas
= Kesalahan tipe I ditetapkan sebesar 5%, hipotesis satu arah, sehingga =
1,64.
22

= Kesalahan tipe II ditetapkan sebesar 10%, = 1, 28.


r = koefisien korelasi minimal yang dianggap valid ditetapkan sebesar 0,4.

Berdasarkan rumus besar sampel korelatif di atas, didapatkan jumlah sampel


minimum yang dibutuhkan sebesar 51 responden.

3.4 Kriteria Sampel


3.4.1 Kriteria Inklusi
a. Mahasiswa aktif Angkatan 2019 Fakultas Kedokteran UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
b. Mahasiswa yang bersedia menjadi responden.
c. Subjek menyetujui untuk terlibat dalam penelitian setelah informed
consent.
3.4.2 Kriteria Ekslusi
a. Mahasiswa yang sedang cuti/tidak aktif.
b. Mahasiswa tidak mengisi salah satu pertanyaan dari kuesioner.
c. Mahasiswa yang tidak hadir dalam pertemuan untuk pengisian kuesioner.

3.5 Variabel Penelitian


3.5.1 Variabel Bebas
Variabel bebas penelitian ini adalah tingkat stres.
3.5.2 Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah motivasi belajar mahasiswa
Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun angkatan 2019.
23

3.6 Alur Penelitian

Menentukan tema dan judul

Menentukan desain dan metode penelitian

Menyusun proposal penelitian

Mendapat surat lolos kaji etik

Menetapkan kuesioner MSSQ dan MSLQ yang akan digunakan dalam penelitian

Menetapkan Angkatan 2019 FK UIN sebagai sampel

Informed Consent

Pengisian kuesioner MSSQ dan MSLQ

Sortir data

Editting

Coding

Data Entry

Analisis Data
24

3.7 Manajemen Data


3.7.1 Pengumpulan Data
a. Data Primer
Data primer merupakan data yang digunakan dalam penelitian ini. Data primer
dilakukan dengan cara pengisian kuesioner oleh responden penelitian dilakukan
secara langsung oleh peneliti terhadap sampel. Dalam penelitian ini subjek
penelitian adalah mahasiswa angkatan 2019 Fakultas Kedokteran UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
b. Data Sekunder
Data sekunder ini adalah jumlah populasi mahasiswa Fakultas Kedokteran Uin
Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2019 yang didapatkan oleh peneliti dari
bagian akademik Fakultas Kedokteran.

3.7.2 Instrumen Penelitian


Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk pengumpulan data. Pada
penelitian ini instrumen yang diperlukan adalah kuesioner MSSQ yang sudah
divalidasi untuk memperoleh data atau informasi mengenai identitas dan
tingkat stres. Sedangkan kuesioner MSLQ yang sudah divalidasi untuk
mengukur tingkat motivasi belajar.

3.7.3 Pengolahan dan Analisis Data


Pengolahan data dan analisis data pada penelitian ini menggunakan program
SPSS (Statistic Package for Social Science) versi 25. Berikut tahapan yang
dilakukan dalam pengolahan data yaitu:

3.7.3.1 Editing
Pengecekan kembali kebenaran dan kelengkapan data kuesioner.
3.7.3.2 Coding
Pemberian kode numerik ke data yang terdiri atas beberapa
kategori.
25

3.7.3.3 Data Entry


Memasukkan data yang telah dikumpulkan ke dalam program
statistical product and service solution (SPSS).
3.7.3.4 Analisis Data
26

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 ANALISIS UNIVARIAT

Analisis univariat pada penelitian ini meliputi : jenis kelamin, tingkat stress dan
tingkat motivasi belajar. Pada penelitian ini melibatkan 96 responden sebagai objek
penelitian.

4.1.1 Karakteristik Responden

Karakteristik responden yang diamati peneliti adalah jenis kelamin.

Pada penelitian ini didapatkan subjek penelitian yang terdistribusi berdasarkan jenis
kelamin seperti pada gambar dibawah ini :

Jenis Kelamin

27

69

Laki-Laki Perempuan

Gambar 4.1 Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin pada mahasiswa


Angkatan 2019 Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Berdasarkan dari gambar di atas bisa dilihat bahwa jumlah responden yang mengisi
didominasi oleh perempuan sebanyak 69 responden (72%). Sedangkan laki laki
sebanyak 27 responden (28%). Jumlah ini merupakan jumlah keseluruhan
mahasiswa Angkatan 2019 Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
27

4.1.2 Tingkat Stres

Pada penelitian ini, peneliti mengklasifikasikan stres dalam 5 tingkatan, yakni stres
normal, stres ringan, stres sedang, stres berat, dan stres sangat berat . Klasifikasi
stres tersebut ditentukan berdasarkan 40 pertanyaan dari kuesioner MSSQ dengan
masing- masing pertanyaan ada 5 pilihan jawaban yang bernilai 0 sampai 4 hingga
di dapatkan skor total.

Tingkat Stres
0

15
33

42

Normal Ringan sedang Berat Sangat berat

Gambar 4.2 Distribusi Responden Tingkat Stres Pada Mahasiswa Angkatan 2019
pada Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dari gambar di atas menjelaskan bahwa tingkat stres yang paling banyak dialami
pada responden adalah tingkat stres sedang sebanyak 42 responden (44%). Pada
penelitian lain juga didapatkan bahwa tingkat stres terbanyak pada penelitiannya
adalah tingkat stres sedang. Saat penelitian ini berlangsung pembagian kuesioner
dilakukan saat setelah selesai ujian SOCA dan OSCE sehingga responden telah
melewati masa-masa berat ujian. Sehingga hal ini berdampak pada tingkat stres
yang dialami responden yang dimana didapatkan tingkat stres terbanyak adalah
stres sedang.
28

4.1.3 Motivasi Belajar

Pada penelitian ini, motivasi belajar mahasiswa diklasifikasikan menjadi 3 kategori


yaitu motivasi tinggi, motivasi sedang dan motivasi rendah. Kategori tersebut
ditentukan berdasarkan 31 pertanyaan dari kuesioner MSLQ dengan masing-
masing pertanyaan memiliki 7 pilihan jawaban yang bernilai 1 sampai dengan 7
sehingga jika dijumlahkan didapatkan hasil skor total. Untuk responden yang
memiliki jumlah skor total 31-93 masuk ke dalam kategori motivasi rendah, lalu
untuk skor total 94-155 masuk ke dalam kategori motivasi sedang, sedangkan
responden yang memiliki jumlah skor 156-217 masuk ke dalam kategori motivasi
tinggi.

Motivasi Belajar
0%

44%

56%

Motivasi Tinggi Motivasi Sedang Motivasi Rendah

Gambar 4.3 Distribusi responden berdasarkan tingkat motivasi belajar pada


mahasiswa angkatan 2019 Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dari gambar diatas bahwa tingkat motivasi belajar yang paling banyak dialami oleh
responden adalah tingkat motivasi tinggi yaitu sebanyak 54 responden (56%). Pada
penelitian ini untuk penyebaran kuesioner dilakukan pada saat selesai modul
sehingga responden telah melewati masa ujian. Hal ini berdampak pada tingkat
motivasi belajar yang dialami responden sehingga pada penelitian inididapatkan
tingkat motivasi belajar terbanyak adalah tinggi.
29

4.1.4 Gambaran Tingkat Stres Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.1 Distribusi frekuensi tingkat stres berdasarkan jenis kelamin

Jenis Tingkat Stres


Kelamin Ringan Sedang Berat Sangat Total
Berat
N(%) N(%) N(%) N(%) N(%)
Perempuan 26(27,1%) 26(27,1%) 13(13,5%) 4(4,2%) 69(71,9%)

Laki-laki 7(7,3%) 16(16,7%) 2(2,1%) 2(2,1%) 27(28,1%)

Total 33(34,4%) 42(43,8%) 15(15,6%) 6(6,3%) 96(100%)

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa pada 27 responden laki-laki, sebanyak 7


responden (7,3%) mengalami stres ringan, 16 responden (16,7%) mengalami stres
sedang, 2 responden (2,1%) mengalami stres berat dan sebanyak 2 responden
(2,1%) mengalami stres sangat berat. Sedangkan pada 69 responden perempuan,
sebanyak 26 responden (27,1%) mengalami stres ringan, 26 responden (27,1%)
mengalami stres sedang, 13 responden (13,5%) mengalami stres berat dan sebanyak
4 responden (4,2%) mengalami stres sangat berat.

Stres adalah reaksi fisiologis, psikologis, dan perilaku manusia yang mencoba untuk
beradaptasi dan mengatur tekanan baik internal maupun eksternal (stressor). Stresor
dapat mempengaruhi setiap bagian kehidupan seseorang dan dapat menyebabkan
penyakit fisik, termasuk tekanan mental, perubahan perilaku, masalah terkait
interaksi sosial, dan gangguan siklus menstruasi. Dalam pengaruhnya terhadap pola
menstruasi, stres mempengaruhi sistem neuroendokrin sebagai sistem yang
berperan penting dalam reproduksi perempuan. Gangguan siklus menstruasi (waktu
perdarahan yang berkepanjangan dan siklus yang tidak teratur) disebabkan oleh
beberapa faktor, salah satunya adalah stres. Perempuan dapat mengalami stres dua
kali lebih banyak daripada laki-laki.33
30

Dalam pengaruhnya terhadap pola siklus menstruasi, stres mempengaruhi sistem


neuroendokrin sebagai sistem yang berperan besar dalam reproduksi perempuan.
Gangguan pola menstruasi ini melibatkan mekanisme pengaturan terpadu yang
mempengaruhi proses biokimia dan seluler di seluruh tubuh, termasuk otak dan
psikologi. Efek otak pada respon hormonal terjadi melalui jalur hipotalamus-
hipofisis-ovarium. Ini termasuk beberapa efek dan mekanisme control umpan balik.
Dalam situasi stres, amigdala diaktifkan dalam sistem limbik. Sistem ini
merangsang pelepasan hormon dari hipotalamus yang disebut hormon corticotropic
releasing hormone (CRH). Hormon ini secara langsung akan menghambat sekresi
gonadotropin releasing hormone (GnRH) dari tempat produksi di nucleus arkuata.
Proses ini mungkin disebabkan oleh peningkatan sekresi opioid endogen.
Peningkatan CRH merangsang pelepasan endorfin dan adrenocorticotropic
hormone (ACTH) ke dalam darah. Endorfin sendiri dikenal sebagai opiat endogen,
dan perannya telah terbukti mengurangi rasa sakit. Peningkatan kadar ACTH
menyebabkan peningkatan kadar kortisol dalam darah. Pada perempuan dengan
amenore hipotalamus (menstruasi berhenti selama beberapa bulan akibat terdapat
masalah pada hipotalamus) mereka menunjukkan keadaan hiperkortisolisme yang
disebabkan oleh peningkatan CRH dan ACTH.

Hormon-hormon ini secara langsung dan tidak langsung menyebabkan penurunan


kadar GnRH, dan melalui jalur ini stres dapat menyebabkan gangguan siklus
menstruasi. Siklus menstruasi yang sebelumnya normal menjadi oligomenore atau
multimenore. Tanda-tanda klinis ini tergantung pada tingkat penekanan GnRH.
Gejala-gejala ini umumnya bersifat sementara dan biasanya Kembali normal
setelah stress diatasi.33

4.1.5 Gambaran Tingkat Motivasi Belajar Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.2 Distribusi frekuensi tingkat motivasi belajar berdasarkan jenis kelamin

Jenis Motivasi Motivasi Motivasi Total


Kelamin Ringan Sedang Tinggi
N(%) N(%) N(%) N(%)
Perempuan 0(0%) 28(29,2%) 41(42,7%) 69(71,9%)
Laki-laki 0(0%) 14(14,6%) 13(13,5%) 27(28,1%)
Total 0(0%) 42(43,8%) 54(56,3%) 96(100%)
31

Berdasarkan tabel diatas didapatkan bahwa tidak ada mahasiswa yang memiliki
motivasi ringan. Dan dari 27 responden laki-laki terdapat 14 responden (14,6%)
memiliki motivasi sedang, dan sebanyak 13 responden (13,5%) memiliki motivasi
tinggi. Sedangkan pada 69 responden perempuan, sebanyak 28 responden (29,2%)
memiliki motivasi sedang dan sebanyak 41 responden (42,7%) memiliki motivasi
tinggi.

4.2 ANALISIS BIVARIAT

4.2.1 Hubungan Stres Dengan Motivasi Belajar

Tabel 4.3 Distribusi responden berdasarkan hubungan stress dengan motivasi


belajar pada mahasiswa tahun Angkatan 2019 Fakultas Kedokteran UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.

Motivasi Belajar
Stres Tinggi Sedang Total P-Value
N % N % N(%)
Stres Ringan 20 20,8% 13 13,5% 33(34,4%)
Stres Sedang 20 20,8% 22 22,9% 42(43,8%)
0,037
Stres Berat 8 8,3% 7 7,3% 15(15,6%)
Stres Sangat Berat 6 6,3% 0 0,0% 6(6,3%)
Total 54 56,3% 42 43,8% 96(100%)

Berdasarkan tabel 4.3 diatas, dari 96 responden didapatkan hasil bahwa yang
memiliki motivasi belajar sedang dengan tingkat stres ringan sebanyak 13
responden (13,5%). Responden dengan motivasi belajar sedang dengan tingkat stres
sedang sebanyak 22 responden (22,9%). Responden dengan motivasi belajar sedang
dengan tingkat stres berat sebanyak 7 responden (7,3%). Responden dengan
motivasi belajar sedang dengan tingkat stres sangat berat sebanyak 0 responden
(0,0%). Kemudian responden yang memiliki motivasi tinggi dengan tingkat stres
ringan sebanyak 20 responden (20,8%). Responden yang memiliki tingkat motivasi
tinggi dengan tingkat stres sedang sebanyak 20 (20,8%). Responden yang memiliki
motivasi tinggi dengan tingkat stres berat sebanyak 8
32

responden (8,3%). Responden yang memiliki motivasi tinggi dengan tingkat stres
sangat berat sebanyak 6 responden (6,3%).

Berdasarkan uji statistik dengan likelihood ratio diperoleh nilai p = 0,037 (p<0,05)
maka disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara stres dengen
motivasi belajar pada mahasiswa Angkatan 2019 Fakultas kedokteranUIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian oleh Dewi Lutfianawati yang
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara stres dengan
motivasi belajar dengan hasil signifikan nilai p = 0,001 (p<0.05).31

Dari penelitian lain sesuai dengan penelitian oleh Farras Cahya yang menunjukkan
bahwa terdapat hubungan stres terhadap motivasi belajar mahasiswatingkat pertama
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung dengan hasil signifikan nilai p= 0,019
(p<0,05).7

Sebaliknya pada penelitian oleh Deyisi Pratiwi yang menunjukkan bahwa tidak
terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat stres dengan motivasi belajar pada
mahasiswa semester V keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sam
Ratulangi Manado dengan nilai signifikan p= 0,062 (p<0,05).29

4.3 KETERBATASAN PENELITIAN

1. Metode yang digunakan peneliti adalah cross sectional sehingga peneliti tidak
dapat mengikuti perkembangan psikologis dari responden.

2. Pengambilan data pada penelitian ini dilakukan dengan pengisian kuesioner


sehingga dapat terjadinya recall bias dan bersifat subjektif.

3. Sampel yang diambil peneliti hanya mahasiswa dari angkatan 2019 sehingga
hasil penelitian ini tidak dapat mewakili seluruh populasi mahasiswa preklinik
Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Peneliti tidak mengetahui riwayat penyakit maupun gangguan mental pada


responden.
33

5. Pada penelitian ini hanya dapat melihat hubungan stres dengan motivasi belajar
pada mahasiswa angkatan 2019 Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
34

BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 SIMPULAN
Dari hasil peneitian ini dapat disimpulkan :
1. Pada mahasiswa tahun angkatan 2019 Fakultas Kedokteran UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta terdapat 33 responden (34,4%) memiliki tingkat stres
ringan, 42 responden (43,8%) memiliki tingkat stres sedang, 15 responden
(15,6%) memiliki tingkat stres berat dan 6 responden (6,3%) memiliki tingkat
stres sangat berat.
2. Pada mahasiswa Angkatan 2019 Fakultas Kedokteran UIN SyarifHidayatullah
Jakarta terdapat 42 responden (43,8%) memiliki motivasi sedang, dan 54
responden (56,3%) memiliki motivasi tinggi.
3. Pada penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna p
= 0,037 (p < 0,05) antara stres dengan motivasi belajar pada mahasiswa
angkatan 2019 Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5.2 SARAN

1. Pengambilan sampel diharapkan lebih banyak melibatkan mahasiswa preklinik


dan klinik agar dapat menggambarkan tingkat stres dan hubungannya dengan
motivasi belajar pada Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Sebaiknya penelitian ini dapat dilakukan secara cohort agar dapat dipantau
progress pada responden.
3. Bagi peneliti lain, diharapkan dapat mengembangkan dan melengkapi
kekurangan pada penelitian ini dengan menggunakan alat ukur yang memiliki
tingkat validitas yang lebih baik.
4. Bagi pembaca, diharapkan dapat memahami cara manajemen stres yang baik
sehingga dapat menurunkan risiko meningkatnya stres.
5. Bagi institusi, agar pihak fakultas lebih memperhatikan perkembangan
mahasiswa supaya yang memiliki stres berat dan stres sangat berat agar tidak
semakin berdampak buruk pada mahasiswa.
35

TINJAUAN PUSTAKA
1. Nist-Olejnik S, Holschuh JP. College rules! How to study, survive, and succeed.
3rd. New York: Ten Speed Press; 2007.
2. González FL, Gonzáles HA, Trianes-Torres MV. Relationships between
academic stress, social support, optimism-pessimism and self-esteem in college
students. Electron J Res Educ Psychol. 2015; 13(1):111-30.
3. Rucker J. The relationship between motivation, perceived stress and academic
achievement in students. Twente: University of Twente; 2012. h 3.
4. Abdulghani HM. Stress And Depression Among Medical Students: A Cross
Sectional Study At A Medical College In Saudia Arabia. Pakistan Journal of
Medical Science. 2008; 24(1): 12-17 available from
https://www.pjms.com.pk/issues/janmar08/pdf/stress.pdf
5. Augesti G, Lisiswati R, Saputra O, Nisa K. Differences In Stress Level Between
First Year And Last Year Medical Students In Medical Faculty of Lampung
University. Jurnal Majority Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. 2015;
4(4): 50-56.
6. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2018. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementerian RI tahun 2018. Jakarta. 2018.
http://labdata.litbang.kemkes.go.id/images/download/laporan/RKD/2018/Lapor
an_Nasional_RKD2018_FINAL.pdf.
7. Puspitha FC. Hubungan Stres Terhadap Motivasi Belajar Mahasiswa Tingkat
Pertama Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Bandar Lampung: Fakultas
Kedokteran Universitas Lampung; 2015. h 1.
8. Gaol NTL. Teori Stres: Stimulus, Respons, dan Transaksional. Buletin
Psikologi. 2016; 24(1): 1-11.
9. Hornby AS. Oxford Advanced Dictionary. New York: Oxford
University Press; 1995. h 1286.
10. Yusoff MSB, Rahim AFA. The Medical Student Stressor Questionnaire
(MSSQ) Manual. Kota Bharu: KKMED Publication; 2010. h 8-12, 9-10.
11. Santrock JW. Psikologi Pendidikan. Edisi kedua. Jakarta: Prenada Media
Group; 2007. h 589.
12. Musradinur. Stres dan Cara Mengatasinya dalam Perspektif Psikologi.
Jurnal Edukasi. 2016; 2(2): 183-200.
13. Wartono T, Mochtar S. Stres dan Kinerja di Lingkungan Kerja yang
Semakin Kompetitif. Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang.
2015; 2(2): 153-171.
14. Godoy. Livea

behavioral neuroscience. 2018; 12(127).


15. Potter PA, Perry AG, Stockert PA, Hall AM. Fundamental of Nursing. 8th
edition. Elsevier; 2013. h 731-738.
16. Chang LK. Eustress vs Distress, Mindfulness Muse. 2011.
36

17. Sukoco ASP. Jurnal Tugas Akhir Hubungan Sense of Humor Dengan
Stres Pada Mahasiswa Baru Fakultas Psikologi. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Universitas Surabaya. 2014; 3(1): 1-10.
18. Stranks J. Stress Management and Prevention. India. ELSEVIER. 2005
19. Taylor SE. Health Psychology. 7th edition. McGraw-Hill: International
Edition. 2009. h 128-131.
20. Gamayanti W, Mahardianisa, Syafei I. Self Disclosure dan Tingkat Stres
pada Mahasiswa yang sedang Mengerjakan Skripsi. 2018; 5(1): 115-130.
21. Musabiq SA, Karimah I. Gambaran Stres dan Dampaknya Pada Mahasiswa.
2018; 20(2): 75-83.
22. Permata TBM, Khumaesa NE, Maharani P, Rahmartani LT, Nicholas,
Giselvania A, Panigoro SS. Pedoman Strategi & Langkah Aksi Pengelolaan
Stres. Jakarta: Komite Penanggulangan Kanker Nasional (KPKN) Periode 2014-
2019; 2019. h 2-15.
23. Maslim, Rusdi. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas
dari PPDGJ-III dan DSM-V. Jakarta: FK Atmajaya. 2013. h 78.
24. Mahmudi I. Peningkatan Motivasi Belajar Melalui Bimbingan dan
Konseling Islami. E-Journal Unipma. 2016.
25. Muhammad M. Pengaruh Motivasi Dalam Pembelajaran. Lantanida
Journal. 2016; 4(2): 87-97.
26. Winarni M, Anjariah S, Romas MZ. Motivasi Belajar Ditinjau dari
Dukungan Sosial Orang Tua pada Siswa SMA. Jurnal Psikologi. 2006; 2.
27. Lisiswanti R, Sanusi R, Prihatiningsih T. Hubungan Motivasi dan Belajar
Mahasiswa Kedokteran. Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia. 2015; 4(1): 1-
6.
28. Marleni L. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar Siswa Kelas
VIII SMP Negeri 1 Bangkinang. Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan
Matematika. 2016; 1(1): 149-159.
29. Demolingo DPA, Kalalo F, Katuuk M. Hubungan Stres dengan Motivasi
Belajar pada Mahasiswa Semester V Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas
Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado. e-journal Keperawatan (e-Kp).
2018; 6(1): 1-6.
30. Sherwood L. Fisiologi Manusia : Dari Sel ke Sistem. Edisi 8. Jakarta:
EGC. 2014.
31. Lutfianawati D, Dalfian, Kahar M.M. Hubungan Stres Dengan Motivasi
Belajar Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati Angkatan
2018. Universitas Malahayati : Malahayati Health Student Journal. 2021; 1(2) :
92-100
32. Rubiyanti Y, Motivasi dan Manajemen Stres. Fakultas Kedokteran
Universitas Padjadjaran : Bandung. 2008.
33. Tombokan, K.C., Pangemanan, D.H.C. dan Engka, J.N.A. Hubungan
Antara Stres dan Pola Siklus Menstruasi pada Mahasiswa Kepaniteraan Klinik
Madya (co-assistant) di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Junal e-
Biomedik.2017;1(1).
LAMPIRAN
Lampiran 1
Lembar Informasi Penelitian

Kepada Yth.
Mahasiswa Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2019

Saya mahasiswa S1 Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran


UIN Syarif Hidayatullah Jakarta :
Nama : Hanun Raihan Fathih Sugiyanto
NIM 11181330000008

Saya akan melakukan penelitian yang berjudul Hubungan Antara Stres Dengan
Motivasi Belajar Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Angkatan 2019 Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara stres terhadap motivasi belajar mahasiswa angkatan
2019 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta..

Saya mengajak saudara untuk ikut serta dalam penelitian ini. Penelitian ini
membutuhkan minimal 51 subyek penelitian. Saudara berhak untuk ikut atau tidak
ikut berpartisipasi dalam penelitian ini tanpa ada sanksi dan konsekuensi buruk di
kemudian hari. Jika saudara sudah memutuskan untuk ikut, saudara juga bebas
untuk mengundurkan diri/ berubah pikiran setiap saat tanpa dikenai denda atau
sanksi apapun.

Apabila saudara bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini, saudara diminta


menandatangani lembar persetujuan. Prosedur selanjutnya adalah saudara akan
diminta untuk mengisi kedua kuesioner yaitu Kuesioner Stres dan Kuesioner
Motivasi Belajar, seperti yang terlampir dalam lembar informasi ini. Semua
informasi yang berkaitan dengan identitas saudara akan dirahasiakan dan hanya
akan diketahui oleh peneliti. Hasil penelitian akan dipublikasikan tanpa identitas
subyek penelitian.

36
37

Saudara diberi kesempatan untuk menanyakan semua hal yang belum jelas
sehubungan dengan penelitian ini. Apabila sewaktu-waktu saudara membutuhkan
penjelasan lebih lanjut, saudara dapat menghubungi peneliti atas nama Hanun
Raihan Fathih Sugiyanto NO HP 082125156588
Atas kesediaan dan kerjasamanya, saya ucapkan terima kasih.
38

Lampiran 2

Lembar Persetujuan Menjadi Responden


( Informed Consent )

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama :
NIM :

Menyatakan bersedia menjadi responden penelitian yang dilaksanakan oleh Hanun


Raihan FS dengan judul Pada
Mahasiswa Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan

Dengan ini saya telah membaca lembar informasi penelitian dan memahami
sepenuhnya mengenai penelitian yang akan dilakukan. Keputusan saya untuk
menjadi responden dibuat atas kerelaan saya sendiri tanpa unsur paksaan. Tanda
tangan saya dibawah ini menunjukkan ketersediaan dan kesetujuan saya untuk
bertindak sebagai responden.

2021
Responden

( )
39

Lampiran 3
Kuesioner Tingkat Stres

Nama :
NIM :
Usia :
Jenis Kelamin :

Pentunjuk Pengisian
Bagian I
Apakah saudara selama satu bulan terakhir pernah mengalami hal-hal dibawah
ini?
Apabila pernah, saudara boleh memilih lebih dari satu pernyataan dengan
memberikan tanda ( ) pada jawaban yang sesuai.
Akan tetapi jika saudara tidak pernah mengalami hal dibawah ini saudara
diperbolehkan untuk langsung melanjutkan ke Bagian II :
Melakukan penarikan diri dari sekitar (misal tidak mau bergaul dengan
orang lain)

Suka melamun memikirkan berbagai permasalahan walaupun


permasalahan tersebut dianggap sepele oleh orang lain
Mengalami halusinasi (misal mendengar suara aneh atau melihat sesuatu
yang aneh dari biasanya)

Merasa takut berlebihan terhadap hal-hal yang dianggap biasa saja oleh
orang lain

Menggunakan obat penenang atau obat tidur

Memiliki emosi yang berubah-ubah dalam waktu singkat (misal


perubahan emosi berbahagia berlebihan menjadi sedih berlebihan atau
sebaliknya dalam waktu singkat)
40

Bagian II :
Pertanyaan ini diisi untuk melihat apakah anda mengalami stres atau tidak dengan
cara menconteng pada kolom jawaban berdasarkan jawaban yang sesuai dengan
jawaban anda.
0 = tidak menyebabkan stres 3 = menyebabkan stres berat
1 = menyebabkan stres ringan 4 = menyebabkan stres yang sangat berat
2 = menyebabkan stres sedang
No. Pertanyaan 0 1 2 3 4

1. Ujian
2. Berbicara dengan pasien tentang masalah pribadi*
3. Konflik dengan mahasiswa lain
4. Sistem penilaian pada ujian
5. Perkataan atau perbuatan kasar dari teman
6. Keinginan orang tua terhadap studi kedokteran anda
7. Harus melakukan sesuatu dengan baik (keinginan
sendiri)
8. Tidak memiliki cukup bahan belajar
9. Konflik dengan staf kampus
10. Beban kuliah yang banyak
11. Diskusi tutorial
12. Ketinggalan dalam belajar
13. Partisipasi dalam persentasi kelas
14. Kurangnya petunjuk atau bimbingan dari dosen
15. Merasa tidak kompeten
16. Ketidak pastian terhadap diri sendiri
17. Praktik skill lab yang tidak mencukupi*
18. Kurangnya waktu dengan keluarga dan teman
19. Konteks belajar yang rumit (penuh kompetisi)
20. Kurangnya keterampilan mengajar dosen
21. Tidak bisa menjawab pertanyaan pasien*
22. Tugas yang tidak tepat
41

23. Kesulitan dalam memahami pelajaran


24. Menghadapi kematian pasien*
25. Mendapat nilai yang jelek
26. Motivasi yang kurang dalam belajar
27. Kurangnya waktu untuk mengulangi pelajaran
28. Perkataan atau perlakuan kasar dosen
29. Interupsi ketika belajar oleh sesama siswa
30. Tidak bisa menjawab pertanyaan dosen
31. Konflik dengan dosen
32. Tidak adanya keinginan untuk belajar di kedokteran
33. Luasnya cakupan yang harus dipelajari
34. Keinginan untuk harus menjadi baik (dipengaruhi siswa
lain)
35. Kurangnya feedback dari dosen
36. Proses penilaian yang tidak adil
37. Kurangnya pengakuan atas tugas yang diberikan
38. Bekerja dengan komputer
39. Perkataan atau perlakuan kasar dari staf kampus
40. Tanggung jawab untuk keluarga
(Yussof, Rahim. 2010)
Keterangan:
* jika anda belum berada pada tahap pendidikan klinis (co-assistant), tolong
berikan jawaban berdasarkan perasaan anda jika berada pada situasi tersebut.

Harap diperiksa kembali, terimakasih.


42

Lampiran 4
Kuesioner Motivasi Belajar
Nama :
NIM :
Usia :
Jenis Kelamin :
Petunjuk pengisian

Pertanyaan berikut ini menanyakan tentang motivasi anda terhadap


perkuliahan di Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jawablah semua pertanyaan kuesioner ini. Ingatlah tidak ada jawaban
yang salah atau benar.
Gunakan skala di bawah ini untuk menjawab pertanyaan.
Skala pengisian jawaban
Singkatan Skala

STS Sangat Tidak Sesuai


TS Tidak Sesuai
ATS Agak Tidak Sesuai
N (netral) Antara Tidak Sesuai dan Sesuai
AS Agak Sesuai
S Sesuai
SS Sangat Sesuai
43

No. Pertanyaan Skala Jawaban

1. Dalam modul ini, saya merasakan materi STS TS ATS N AS S SS


pelajarannya sangat menantang sehingga
saya dapat belajar sesuatu yang baru
2. Saya pikir saya dapat menerapkan materi STS TS ATS N AS S SS
yang saya pelajari di blok ini pada blok
selanjutnya
3. Saya percaya akan mendapatkan nilai yang STS TS ATS N AS S SS
bagus pada blok ini
4. Saya yakin saya dapat memahami materi STS TS ATS N AS S SS
paling sulit yang ada di bahan bacaan blok
ini
5. Penting bagi saya untuk mempelajari STS TS ATS N AS S SS
materi blok ini
6. Saya percaya diri dapat mempelajari STS TS ATS N AS S SS
konsep dasar yang di ajarkan blok ini
7. Saya percaya diri dapat memahami materi STS TS ATS N AS S SS
yang paling sulit yang disampaikan dosen
pada blok ini
8. Dalam blok ini, saya merasa materi STS TS ATS N AS S SS
pembelajarah membangkitkan rasa
keingintahuan saya, meskipun sulit di
pelajari
9. Saya sangat tertarik dengan materi STS TS ATS N AS S SS
pelajaran blok ini
10. Saya sangat tertarik dengan materi STS TS ATS N AS S SS
pelajaran blok ini
11. Saya percaya diri dapat mengerjakan tugas STS TS ATS N AS S SS
dan ujian pada blok ini dengan baik
12. Saya berharap berhasil dalam blok ini STS TS ATS N AS S SS
13. Hal yang paling memuaskan saya pada STS TS ATS N AS S SS
44

blok ini adalah berusaha untuk memahami


isi materi pelajaran sedalam mungkin
14. Saya pikir materi pelajaran blok ini sangat STS TS ATS N AS S SS
berguna untuk di pelajari
15. Ketika memiliki kesempatan, saya akan STS TS ATS N AS S SS
memilih tugas yang membuat saya belajar,
meskipun tidak menjamin memperoleh
nilai yang baik
16. Saya menyukai materi blok ini STS TS ATS N AS S SS
17. Memahami materi pelajaran blok ini STS TS ATS N AS S SS
sangat penting bagi saya
18. Saya yakin dengan pasti menguasi materi STS TS ATS N AS S SS
yang diajarkan di blok ini
19. Mempertimbangkan kesulitan blok ini, STS TS ATS N AS S SS
dosen dan kemampuan saya. Saya mengira
akan berhasil pada blok ini
20. Saya meras takut dan galau setiap saya STS TS ATS N AS S SS
mengikuti ujian
21. Hal terpenting dan tujuan utama saya saat STS TS ATS N AS S SS
ini adalah meningkatkan nilai rata - rata dan
mendapatkan nilai terbaik dalam blok
ini
22. Ketika saya mengikuti suatu ujian, saya STS TS ATS N AS S SS
selalu membayangkan tentang buruknya
saya dibandingkan teman lainnya
23. Jika saya belajar dengan cara yang tepat, STS TS ATS N AS S SS
maka saya akan mampu mempelajari
materi blok ini
24. Jika saya belajar dengan cara yang tepat, STS TS ATS N AS S SS
maka saya akan mampu mempelajari
materi blok ini
25. Setiap saya ikut ujian, saya terus STS TS ATS N AS S SS
45

memikirkan tentang akibat dari kegagalan


26. Jika saya tidak memahami materi blok ini, STS TS ATS N AS S SS
itu karena saya tidak mencoba dengan
sungguh - sungguh
27. Mendapatkan peringkat terbaik dalam STS TS ATS N AS S SS
kelas saat ini adalah kepuasan yang sangat
berharga untuk saya
28. Ketika saya mengikuti suatu ujian, saya STS TS ATS N AS S SS
terus memikirkan tentang soal ujian yang
tidak bisa saya jawab
29. Saya merasa jantung saya berdenyut STS TS ATS N AS S SS
kencang setiap saya ujian
30. Kesalahan saya apabila saya tidak belajar STS TS ATS N AS S SS
materi blok ini
31. Saya ingin melakukan yang terbaik dalam STS TS ATS N AS S SS
blok ini karena yang terpenting untuk saya
adalah menunjukkan kemampuan saya
kepada keluarga, teman dan lainnya
32. Jika saya berusaha dengan sungguh- STS TS ATS N AS S SS
sungguh maka saya akan memahami
materi pelajaran blok ini
(Pintrich. 1991. Dimodifikasi oleh Lisiswanti. 2015)
Harap diperiksa kembali, terimakasih.
46

Lampiran 5

Hasil Pengolahan data dengan SPSS

A. Jenis Kelamin

B. Stres Secara Umum

C. Motivasi
47

D. Gambaran Tingkat Stres Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin * Stres Secara Umum Crosstabulation


Stres Secara Umum
Sangat
Berat Ringan Berat Sedang Total
Jenis Kelamin Laki-laki Count 2 7 2 16 27
% within Jenis Kelamin 7.4% 25.9% 7.4% 59.3% 100.0%
% within Stres Secara 13.3% 21.2% 33.3% 38.1% 28.1%
Umum
% of Total 2.1% 7.3% 2.1% 16.7% 28.1%
Perempuan Count 13 26 4 26 69
% within Jenis Kelamin 18.8% 37.7% 5.8% 37.7% 100.0%
% within Stres Secara 86.7% 78.8% 66.7% 61.9% 71.9%
Umum
% of Total 13.5% 27.1% 4.2% 27.1% 71.9%
Total Count 15 33 6 42 96
% within Jenis Kelamin 15.6% 34.4% 6.3% 43.8% 100.0%
% within Stres Secara 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
Umum
% of Total 15.6% 34.4% 6.3% 43.8% 100.0%

E. Gambaran Motivasi Belajar Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin * Motivasi Crosstabulation


Motivasi
SEDANG TINGGI Total
Jenis Kelamin Laki-laki Count 14 13 27
% within Jenis Kelamin 51.9% 48.1% 100.0%
% within Motivasi 33.3% 24.1% 28.1%
% of Total 14.6% 13.5% 28.1%
Perempuan Count 28 41 69
% within Jenis Kelamin 40.6% 59.4% 100.0%
% within Motivasi 66.7% 75.9% 71.9%
% of Total 29.2% 42.7% 71.9%
Total Count 42 54 96
% within Jenis Kelamin 43.8% 56.3% 100.0%
% within Motivasi 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 43.8% 56.3% 100.0%
48

F. Hubungan Stres dengan Motivasi Belajar

tingkat_stres * motivasi_belajar Crosstabulation


motivasi_belajar
motivasi sedang motivasi tinggi Total
tingkat_stres ringan Count 13 20 33
% within tingkat_stres 39.4% 60.6% 100.0%
% within motivasi_belajar 31.0% 37.0% 34.4%
% of Total 13.5% 20.8% 34.4%
sedang Count 22 20 42
% within tingkat_stres 52.4% 47.6% 100.0%
% within motivasi_belajar 52.4% 37.0% 43.8%
% of Total 22.9% 20.8% 43.8%
berat Count 7 8 15
% within tingkat_stres 46.7% 53.3% 100.0%
% within motivasi_belajar 16.7% 14.8% 15.6%
% of Total 7.3% 8.3% 15.6%
sangat berat Count 0 6 6
% within tingkat_stres 0.0% 100.0% 100.0%
% within motivasi_belajar 0.0% 11.1% 6.3%
% of Total 0.0% 6.3% 6.3%
Total Count 42 54 96
% within tingkat_stres 43.8% 56.3% 100.0%
% within motivasi_belajar 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 43.8% 56.3% 100.0%

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2-
Value Df sided)
Pearson Chi-Square 6.244a 3 .100
Likelihood Ratio 8.472 3 .037
Linear-by-Linear Association .639 1 .424
N of Valid Cases 96

a. 2 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum


expected count is 2.63.
49

Lampiran 6

Kode Etik
50

Lampiran 7

Riwayat Penulis

Nama : Hanun Raihan Fathih Sugiyanto

Tempat, Tanggal Lahir : Magetan, 11 Mei 1999

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Telepon 082125156588

Alamat : Jalan Janoko No.3c RT 01/RW 01 Kelurahan


Sukowinangun, Magetan, Jawa Timur

Alamat Email : hanun.rfs18@mhs.uinjkt.ac.id

Status : Mahasiswa

Riwayat Pendidikan

2003-2006 : TK Yaa Bunaayya

2006-2012 : SD Muhammadiyah Magetan

2012-2015 : SMP Negeri 1 Magetan

2015-2018 : SMA Negeri 1 Magetan

2018-Sekarang: Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Anda mungkin juga menyukai