Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kedokteran (S.Ked)
OLEH:
HANUN RAIHAN FATHIH SUGIYANTO
NIM: 11181330000008
NIM : 11181330000008
1. Laporan penelitian ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukanuntuk
memenuhi salah satu persyaratan gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau
menggunakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Materai
Rp. 6000
Laporan Penelitian
Diajukan kepada Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran untuk
Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked)
Oleh
Hanun Raihan Fathih Sugiyanto
NIM : 11181330000008
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. dr. Syarief Hasan Lutfie, Sp.KFR, MARS dr. Rifky Mubarak, Sp.KFR
NIP. 196209201990031002
iii
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. dr. Syarief Hasan Lutfie, Sp.KFR, MARS dr. Rifky Mubarak, Sp.KFR
NIP.196209201990031002
Penguji I Penguji II
PIMPINAN FAKULTAS
Dr. Hari Hendarto, Sp.PD-KEMD., PhD Dr. dr. Achmad Zaki, Sp.OT., M.Epid
NIP.196511232003121003 NIP.197805072005011005
iv
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kepada Allah SWT, Tuhan semesta alam yang selalu
melimpahkan berbagai nikmat sehingga peneliti peneliti mampu menyelesaikan
penelitian ini sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan strata 1 ProgramStudi
Kedokteran Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Shalawat serta
salam juga tak lupa peneliti haturkan kepada junjungan besar Rasulullah
Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat yang telah menjadi sebaik baik
contoh dan panutan bagi peneliti. Dalam proses pengerjaan laporan penelitian ini,
peneliti menyadari bahwa sangat banyak bantuan, dukungan doa, semangat serta
bimbingan yang diberikan kepada peneliti oleh berbagai pihak. Karena itu, peneliti
ingin mengucapkan terimaksih kepada:
1. dr. Hari Hendarto, Sp.PD-KEMD., PhD, selaku Dekan Fakultas Kedokteran
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. dr. Achmad Zaki M. Epid, Sp. OT selaku Ketua Program Studi
Kedokteran Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. dr. Syarief Hasan Lutfie, Sp.KFR, MARS selaku pembimbing 1 dan dr.
Rifky Mubarak, Sp.KFR selaku pembimbing II yang telah memberikan
arahan serta bimbingan dalam mengerjakan penelitian ini. Terima kasih
banyak atas waktu yang telah diluangkan di sela kesibukannya untuk
membimbing peneliti, sehingga peneliti dalam menyelesaikan penelitian
dengan baik.
4. drg. Laifa Annisa Hendarmin, Ph.D selaku penanggung jawab modul riset
angkatan 2018 yang telah membantu dan memantau perkembangan peneliti
dalam mengerjakan penelitian ini.
5. dr. Marita Fadhilah Dr.Med.Sc. selaku pembimbing akademik yang
memberikan dukungan dan doa kepada peneliti.
6. Abah dan Umi tersayang yang selalu memberikan doa, semangat, motivasi,
serta bantuan tenaga, pikiran, waktu, dan material yang tidak terhingga
kepada peneliti.
v
7. Kakak satu-satunya, Qhastalani Aurima Febriana Sugiyanto beserta suami
Radhityo Febrianto yang selalu memberi motivasi serta bimbingan serta
menjadi role model bagi peneliti.
8. Saudara kembar saya, Hanan Raihan Fathih Sugiyanto yang selalu
menemani dan menerima keluh keluh kesah peneliti.
9. Ponakan pertama saya, Resyakila Agnala Bratandari Radhityo yang selalu
telepon setiap malam sebelum peneliti mengerjakan penelitian.
10. Seluruh keluarga besar yang selalu mendukung dan memberikan doa yang
terbaik untuk kelancaran kuliah dan penelitian yang dilakukan peneliti.
11. Teman sejawat angakatan 2018, Serpentes, yang saling memberi dukungan
kepada sesama, agar tetap semangat dalam menjalankan tugas perkuliahan.
12. Teman satu kelompok riset, Rizka Putri yang selalu menerima keluh kesah,
membantu peneliti dan menemani sampai setiap harinya.
13. Sahabat Yowasap Rizka Putri, Hanan Raihan Fathih Sugiyanto, Siti Aimi
Chairunnisa, Devi Amelia, Selma Az-zahra Irmansyah yang selalu
menghibur dan menyemangati dan menghibur setiap harinya.
14. Sahabat peneliti, Galuh Cahyaning dan Nadysha Aqmar Inara yang selalu
setia mendengar keluh kesah kehidupan peneliti.
15. Sahabat SMA peneliti, SETIL yang menjadi teman bermain dikala peneliti
bosan di rumah, Vivi, Lanud, Putri, Tera, Bela, Sabil, Vonny, Nonik,
Hammami dan Thea.
16. Partner mulai dari awal perkuliahan, Fiqri Maulana Natsir yang selalu setia
mendengar keluh kesah peneliti. Serta membantu dan menghibur peneliti
dikala peneliti putus asa.
vi
ABSTRAK
Hanun Raihan Fathih Sugiyanto, Pendidikan Dokter, Hubungan Antara Stres
Dengan Motivasi Belajar Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Angkatan 2019
Latar Belakang : Beban akademik yang dialami mahasiswa dapat menyebabkan
stres. Stres muncul karena mahasiswa mendapat terlalu banyak tugas dan tuntutan
yang dikerjakan. Akibatnya jika seseorang berada dalam keadaan stress maka minat
belajar akan berkurang. Sehingga motivasi belajar dapat menurun. Tujuan :
Mengetahui Hubungan antara Stres dengan Motivasi Belajar pada Mahasiswa
Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2019. Metode :
Desain penelitian ini merupakan jenis penelitian Analitik observasional dengan
menggunakan metode potong lintang (cross sectional), dengan satu kali
pengambilan data dan total responden 96. Pengambilan data menggunakan
kuesioner MSSQ dan MLSQ dan analisis data akan menggunakan uji Chi-square.
Hasil : Pada penelitian ini didapatkan Pada mahasiswa tahun Angkatan 2019
Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terdapat 33 responden (34%)
memiliki tingkat stress ringan, 42 responden (44%) memiliki tingkat stress sedang,
15 responden (16%) memiliki tingkat stress berat dan 6 responden (6%) memiliki
tingkat stress sangat berat. Dan pada penelitian ini juga terdapat 42 responden
(44%) memiliki motivasi sedang, dan 54 responden (56%) memiliki motivasi
tinggi. Hasil uji Chi-square diperoleh terdapat khubungan yang bermakna P =
0,037 (p<0,05) antara stress dengan motivasi belajar pada mahasiswa Angkatan
2019 Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Kesimpulan :
Terdapat Hubungan yang bermakna antara stress dengan motivasi belajar.
Kata Kunci : Stres, Motivasi Belajar, Mahasiswa Angkatan 2019, Fakultas
Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
vii
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL................................................................................................. xi
Ix
3.6 Alur Penelitian ............................................................................. 23
4.1.3 ........................................................................... 28
5.1 .......................................................................................... 34
5.2 ................................................................................................ 34
LAMPIRAN ......................................................................................................... 36
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Neuroanatomi Stres ............................................................................. 6
Gambar 2.2 Daerah-Daerah Fungsional Korteks Serebrum ................................. 15
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Definisi Operasional Variabel ............................................................... 20
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Persetujuan Penelitian .......................................................... 36
Lampiran 2 Lembar Persetujuan Menjadi Responden .......................................... 38
Lampiran 3 Kuesioner Tingkat Stres .................................................................... 39
Lampiran 4 Kuesioner Motivasi Belajar ............................................................... 42
Lampiran 5 Hasil Pengolahan data dengan SPSS ................................................. 46
Lampiran 6 Kode ....................................................................................... 49
Lampiran 7 Riwayat Penulis ................................................................................. 50
xi
BAB I
PENDAHULUAN
Stres akademik sering disebut sebagai suatu keadaan stres di dunia perkuliahan
yang sering dialami mahasiswa . Stres akademik termasuk jenis stres negatif
(distress) yang ada di lingkungan pendidikan atau lingkungan sekolah. Stres ini
muncul ketika mahasiswa mendapat terlalu banyak tugas dan tuntutan yang harus
dikerjakan.1 Stres dapat muncul karena adanya tekanan untuk memperlihatkan
keunggulan dan prestasi akademik yang terus meningkat. Hal ini bisa membuat
mahasiswa akan merasa terbebani.2
Motivasi belajar dipengaruhi oleh dua aspek yaitu aspek intrinsik dan aspek
ekstrinsik. Aspek intrinsik menggambarkan motivasi internal seseorang untuk
melakukan sesuatu untuk mencapai tujuannya, misal seorang mahasiswa akan
belajar karena senang dengan pelajaran tersebut. Aspek ekstrinsik menggambarkan
motivasi seseorang untuk mendapatkan sesuatu karena dipengaruhi adanya imbalan
atau hukuman, misal seorang mahasiswa akan belajarkarena dia harus mendapatkan
nilai yang baik.3
Hasil Riskedas pada tahun 2018 menunjukkan hasil bahwa 9,8% penduduk
Indonesia yang berusia diatas 15 tahun mengalami gangguan mental emosional.6
Berdasarkan penelitian dari Fakultas Kedokteran Universitas Lampungdidapatkan
hasil tingkat stres yang paling banyak dialami oleh responden yaitu stres sedang
(37,7%) dengan penyebab stres sangat berat terbanyak yaitu stres
1
2
Sehingga berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas dan belum adanya
penelitian tentang topik Hubungan antara Stres dengan Motivasi Belajar pada
Mahasiswa Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2019
sehingga peneliti melakukan penelitian tersebut.
1.3 Hipotesa
Terdapat Hubungan antara Stres dengan Motivasi Belajar pada Mahasiswa Fakultas
Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2019.
Dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi peneliti tentang Hubungan antara
Stres dengan Motivasi Belajar pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Angkatan 2019.
Hasil peneliti ini dapat dijadikan bahan pertimbangan bagaimana upaya dalam
pencegahan stres serta bagaimana upaya meningkatkan motivasi belajar
mahasiswa.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Stres
2.1.1 Pengertian Stres
Kata stress berasal dari kosakata Bahasa Inggris. Menurut Kamus Oxford, stres
memiliki paling tidak enam pengertian, sesuai penggunaannya dibidang-bidang
yang berbeda. Disana stres diterjemahkan sebagai: (1) tekanan atau kecemasan
yang disebabkan oleh masalah-masalah dalam kehidupan seseorang; (2) tekanan
yang diberikan ke suatu benda yang bisa merusak benda itu atau menghilangkan
bentuknya; (3) kepentingan khusus yang diarahkan kepada sesuatu; (4) suatu
kekuatan ekstra yang dikerahkan ketika mengucapkan suatu kata khusus; (5) suatu
kekuatan ekstra yang digunakan untuk membuat suara khusus dalam musik; (6)
penyakit yang ditimbulkan oleh kondisi fisik yang terganggu.9
Stres adalah suatu kondisi kejiwaan ketika jiwa tersebut mendapatkan beban.
Tingkat stres sendiri berkisar dari stres ringan hingga stres yang sangat berat.
Semakin berat tingkat stres seseorang, semakin besar kemungkinan mulai
menimbulkan berbagai gangguan.10 Stres adalah situasi yang tidak diinginkan.
Dalam kondisi stres, terdapat kesenjangan antara kebutuhan lingkungan dan
kemampuan individu dalam mengatasi stres (coping).11
Stres baru terasa nyata dirasakan ketika keseimbangan diri seseorang terganggu.
Artinya seseorang baru mengalami stres apabila menerima tekanan dimana
teknanan itu melebihi batas dari daya tahan yang ia punya. Jadi, selama kita masih
bisa menahan tekanan itu dimana menurut kita tekanan itu tidak melebihi batas
kemampuan kita maka ancaman stres belum nyata.12 Sedangkan definisi menurut
kamus Psikologi, stres merupakan keadaan dimana individu tertekan secara fisik
maupun psikologis. Keadaan ini merupakan keadaan dimana lingkungan menuntut
kemampuan individu melebihi kemampuan untuk meresponnya. 13
4
5
deteksi stressor dan penilaian situasi melibatkan beberapa struktur, yang mungkin
tumpang tindih pada beberapa kasus pada otak manusia dan hewan pengerat (A,
B, masing-masing). Panel bawah menunjukkan bagaimana stres fisik dan
psikogenik memerlukan keterlibatan jaringan yang berbeda (C, D, masing-
masing). Stres fisik terutama mengaktifkan struktur yang berkaitan dengan kontrol
fungsi vital yang terletak di batang otak dan hipotalamus. Strukturnya seperti inti
saluran soliter (NTS) dan locus coeruleus (LC) memiliki peran penting dalam
jalur stres fisik. Namun, daerah prosenchepalic juga berpartisipasi dalam
pemrosesan stres fisik seperti area prelimbik (PL) di pre-frontal cortex (PFC). Juga,
penting untuk disebutkan bahwa inti pusat amigdala (CeA) berpartisipasi dalam
integrasi respon otonom. Misalnya, stres psikologis dirasakan dalam kondisi
antisipatif, yang mungkin sangat bergantung pada struktur limbik dan dapat
dimodulasi oleh sistem penghargaan. PFC sangat penting untuk mengembangkan
respon yang tepat terhadap perubahan lingkungan dan PFC dipersarafi secara padat
oleh proyeksi dopaminergik dari Ventral Tegmental Area (VTA) dan Nucleus
Accombens (NAc). Gangguan PFC dikaitkan dengan anhedonia dan perilaku
pencarian penghargaan yang menyimpang. Meskipun keterlibatan PFC rumit dan
mengintegrasikan respons stres yang berbeda secara umum, wilayah PL dan
Infralimbic (IL) mengkoordinasikan control top-down. Kompleks amigdala juga
berpartisipasi dalam sirkuit stres psikologis dan dengan gangguan PFC
keterlibatannya menjadi lebih umum, dan sirkuit beralih ke kontrol bawah-atas.
Struktur penting lainnya yang menonjol karena pentingnya fungsi kognitif dan
memori, daan yang diaktifkan sebagai respon terhadap stressor fisik dan psikologis
adalah hippocampus (HIPPO). Wilayah CA 1 memiliki hubungan penting dengan
struktur limbik yang disebutkan di atas dan HIPPO adalah struktur penting dari
umpan balik negatif sumbu HPA. Inti praventrikular hipotalamus (PVN) dan LC
(ditampilkan dalam warna abu-abu) mewakili relai utama dari respon stres yang
masing-masing memicu sumbu HPA dan SAM. Aktivasi cross- talk antara inti
tersebut memungkinkan respon perilaku yang kompleks.14
1. Respon fisiologis
Pada respon fisiologis terhadap stres ini dibagi menjadi dua macam yakni:
a. Local Adaptation Syndrome (LAS)
Merupakan respon jaringan, organ atau bagian dari tubuh terhadap stres
yang disebabkan oleh trauma, penyakit, atau perubahan fisiologis yang
lainnya. Contoh respon dari LAS ini berupa respon inflamasi dalam tubuh
dan respon refleks nyeri. Ciri pada LAS adalah respon adaptif dan tidak
melibatkan seluruh sistem tubuh, dan stressor diperlukan untuk
menstimulasinya.
7
a. Eustres
Eustres adalah keadaan penderitaan yang menyenangkan dimana stres ini bersifat
positif atau membangun. Beberapa ciri eustres yaitu:
Distres adalah keadaan penderitaan yang tidak menyenangkan dimana stres ini
bersifat negatif dan merusak. Beberapa ciri distres yaitu:
Menurut Lumogga, ada 2 macam klasifikasi stres, yaitu stres yang bersifat
membangun atau dikenal dengan istilah eustress. Eustress dapat meningkatkan
semangat seseorang dan dapat meningkatkan konsentrasi belajar. Sedangkan stres
yang bersifat tidak menyenangkan dan sifatnya negatif disebut dengan istilah
distress. Distress memiliki berbagai dampak negatif seperti mudah tersinggung,
gugup, tekanan darah tinggi, kesulitan berkonsentrasi, dan tidak memiliki semangat
belajar.17
a. Gejala psikologis
b. Gejala fisik
Gejala ini meliputi meningkatnya tekanan darah dan detak jantung, meningkatnya
sekresi adrenalin dan nonarenalin, terdapat gangguan gastrointestinal seperti mudah
lelah secara fisik, gangguan lambung, mudah terluka, gangguan pada kulit,
kematian, gangguan pernapasan, gangguan kardiovaskuler, lebih seringberkeringat,
migrain kanker, kepala pusing, masalah tidur (sulit tidur, terlalu banyak tidur),
ketegangan otot.
c. Gejala perilaku
a. Stres normal
Stres yang terjadi dari dalam diri seseorang secara alamiah. Stres ini terjadi dalam
situasi dimana seseorang merasa takut tidak lulus ujian, kelelahan setelah
mengerjakan tugas, jantung terasa berdetak lebih kencang dan lain sebagainya.
b. Stres Ringan
10
Stres yang terjadi dalam waktu beberapa menit atau bahkan jam. Penyebabnya
dari stres ini seperti kemacetan yang terjadi di jalan, dimarahi dosen, lupa, dikritik
dan lain sebagainya. Gejala mulai muncul pada stres ringan ini. Jika pada stres
ringan ini dibiarkan terus menerus maka dapat menimbulkan gangguan kesehatan.
c. Stres sedang
Stres ini berlangsung dalam jangka jam sampai beberapa hari. Pada stres tingkat ini
terdapat stressor berupa pertengkaran dengan pasangan maupun dengan teman.
Pada orang yang mengalami stres ini akan mudah marah serta mudah tersinggung,
sulit beristirahat, mudah lelah, tidak sabaran dan mudah cemas.
d. Stres berat
Stres ini terjadi dalam waktu beberapa minggu, dimana penyebabnya bisa seperti
pertikaian yang berlanjut, kesulitan dalam hal finansial dan fisik yang dirasakurang.
Pada stres berat ini, seseorang tidak dapat merasakan hal-hal positif,merasa dia
hidup di dunia ini tidak berharga, hidup ini terasa tidak ada manfaatnya dan merasa
putus asa. Pada stres ini seseorang dapat kehilangan energi jika stresnya terus
berlanjut.
Stres kronik yang berlangsung dalam beberapa bulan sampai waktu yang tidak
bisa ditentukan. Jika seseorang sudah berada pada tingkat stres ini, maka akan
cenderung merasa tidak berguna hidup di dunia dan juga seseorang tersebut bisa
berada pada keadaan depresi berat.
a. Life event (peristiwa dalam hidup) yaitu kejadian penting yang terjadi pada
kehidupan seorang individu seperti kelahiran, perubahan posisi/jabatan atau
perceraian. Biasanya penyebab stres itu bisa berupa kekerasan seksual, tindak
11
1. Interpersonal
2. Intrapersonal
Intrapersonal merupakan stressor yang berasal dari diri individu itu sendiri seperti,
kesehatan menurun, perubahan kebiasaan tidur, perubahan kebiasaan makan dan
kesulitan keuangan.
3. Akademik
4. Lingkungan
Harus ada kaitan waktu kejadian yang jelas antara terjadinya pengalaman
stressor luar biasaa (fisik atau mental) dengan onset dari gejala, biasanya
setelah beberapa menit atau segera setelah kejadian.
13
MSSQ merupakan kuesioner yang akan digunakan pada penelitian ini karena
memiliki beberapa kelebihan yaitu telah diujicobakan pada 761 mahasiswa
14
fakultas kedokteran dengan berbagai macam etnis, kultur dan agama, memiliki sifat
psikometrik yang baik serta MSSQ adalah instrumen yang valid dan reliabel yang
dapat mengidentifikasi jenis stressor dan intensitas stres pada mahasiswa
kedokteran.10
2.2 Motivasi
2.2.1 Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi menurut Ibnu Mahmudi didefinisikan sebagai keseluruhan daya
penggerak baik dari diri sendiri maupun luar dari individu dengan menemukan
rangkaian usaha untuk menyajikan kondisi-kondisi tertentu dimana dapat menjamin
kelangsungan dan memberikan haluan pada kegiatan sehingga tujuan yang
diinginkan dapat tercapai.24
Motivasi merupakan perubahan kekuatan dari dalam diri individu yang ditandai
dengan stimulus yang asalnya dari diri individu untuk mencapai sebuah tujuan.25
Pengertian motivasi belajar adalah pacuan dari diri seseorang baik disadari maupun
tidak disadari yang bertujuan untuk melakukan kegiatan dalam mencapai sebuah
tujuan yang ingin digapai yakni prestasi belajar.26
a. Motivasi Intrinsik
Motivasi yang berasal dari diri sendiri tanpa ada paksaan dari luar. Misal, seseorang
belajar dengan kesadaran diri sendiri. Apabila belajar dia merasa puas dengan apa
yang telah ia pelajari. Seseorang belajar untuk menguasai ilmu-ilmu
16
yang terkandung pada pelajaran tersebut, bukan untuk mendapatkan hadiah atau
bahkan dipuji. Seseorang yang memiliki motivasi intrinsik memiliki ketertarikan
terhadap topik yang dipelajari sehingga akan lebih mudah menguasai pembelajaran
secara mandiri karena merasa bahwa belajar adalah suatu bentuk kesadaran diri
sendiri.
b. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi yang muncul karena dorongan atau mendapatkan harapan dari orang lain.
Misal, seseorang belajar karena mendapatkan dorongan dari teman-temannya
bahwa dia bisa mendapatkan nilai yang baik. Risiko kegagalan akan lebih tinggi
jika seseorang hanya memiliki motivasi ekstrinsik. Hanya melakukan tindakan
karena adanya dorongan dari orang lain, bukan dari diri sendiri.
a. Faktor Internal
Menurut Sugihartono, salah satu faktor internal yang memengaruhi minat belajar
siswa, faktor internal tersebut antara lain; perhatian siswa muncul didorong rasa
ingin tahu. Oleh karena itu rasa ini perlu mendapat rangsangan sehingga siswa
selalu memberikan perhatian terhadap materi pelajaran yang diberikan. Seseorang
akan mudah mempelajari sesuatu karena bakat serta memiliki kemampuan dalam
belajar. Seperti halnya motif menimbulkan dan mengarahkan aktivitasnya. Selain
itu, motivasi juga berpengaruh dalam kegiatan belajar, dimana motivasi sebagai
daya penggerak dalam diri seseorang/siswa untuk belajar sehingga tujuan yang
diinginkan dapat tercapai.
b. Faktor Eksternal
Menurut Dwi Siswoyo faktor eksternal yang mempengaruhi minat belajar adalah
faktor sekolah dan faktor keluarga. Guru dalam proses pendidikan, mempunyai
tugas mendidik dan mengajar peserta didik agar dapat menjadi manusia yang dapat
melaksanakan tugas-tugas kehidupannya yang selaras dengan kodratnya
17
sebagai manusia. Suatu tugas pokok guru adalah menjadikan peserta didik
mengetahui atau melakukan hal-hal dalam suatu cara yang formal. Sarana prasana
sekolah yang baik membuat siswa nyaman dalam proses pembelajarannya. Suasana
pembelajaran yang diciptakan guru seperti komunikasi dua arah antara guru-siswa
maupun sebaliknya pada saat proses pembelajaran dapat meningkatkan minat dari
siswa. Sedangkan untuk faktor keluarga, perlunya dukungan dan motivasi terhadap
anak supaya dapat menimbulkan minat pada pelajaran.
Dalam diri mahasiswa, stres dapat mempengaruhi minat belajar. Minat belajar
sebagai alat untuk memicu motivasi belajar pada mahasiswa antara lain:
kemampuan belajar, kondisi mahasiswa, cita-cita, kondisi lingkungan, unsur- unsur
dinamis dalam belajar dapat mengoptimalkan motivasi belajar mahasiswa.22
3=stres
berat
4=stres
sangat
berat
2 Motivasi Suatu aspek psikologi MSLQ Menilai 1= Kategorik
Belajar pribadi yang ditentukan (Motivated hasil motivasi ordinal
karena terdapat keinginan, Strategies for kuisioner rendah
dorongan dan semangat Learning dari
untuk mencari Questionnaire) responden 2=
pengalaman melalui motivasi
berbagai tindakan untuk sedang
mengubah perilaku yang
menjadi penentu motivasi 3=
belajar. Waktu dan cara Motivasi
seseorang belajar dan tinggi
bekerja dapat
mempengaruhi motivasi.
21
BAB III
METODE PENELITIAN
Keterangan:
N = besar sampel untuk ujian validaitas
= Kesalahan tipe I ditetapkan sebesar 5%, hipotesis satu arah, sehingga =
1,64.
22
Menetapkan kuesioner MSSQ dan MSLQ yang akan digunakan dalam penelitian
Informed Consent
Sortir data
Editting
Coding
Data Entry
Analisis Data
24
3.7.3.1 Editing
Pengecekan kembali kebenaran dan kelengkapan data kuesioner.
3.7.3.2 Coding
Pemberian kode numerik ke data yang terdiri atas beberapa
kategori.
25
BAB 4
Analisis univariat pada penelitian ini meliputi : jenis kelamin, tingkat stress dan
tingkat motivasi belajar. Pada penelitian ini melibatkan 96 responden sebagai objek
penelitian.
Pada penelitian ini didapatkan subjek penelitian yang terdistribusi berdasarkan jenis
kelamin seperti pada gambar dibawah ini :
Jenis Kelamin
27
69
Laki-Laki Perempuan
Berdasarkan dari gambar di atas bisa dilihat bahwa jumlah responden yang mengisi
didominasi oleh perempuan sebanyak 69 responden (72%). Sedangkan laki laki
sebanyak 27 responden (28%). Jumlah ini merupakan jumlah keseluruhan
mahasiswa Angkatan 2019 Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
27
Pada penelitian ini, peneliti mengklasifikasikan stres dalam 5 tingkatan, yakni stres
normal, stres ringan, stres sedang, stres berat, dan stres sangat berat . Klasifikasi
stres tersebut ditentukan berdasarkan 40 pertanyaan dari kuesioner MSSQ dengan
masing- masing pertanyaan ada 5 pilihan jawaban yang bernilai 0 sampai 4 hingga
di dapatkan skor total.
Tingkat Stres
0
15
33
42
Gambar 4.2 Distribusi Responden Tingkat Stres Pada Mahasiswa Angkatan 2019
pada Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dari gambar di atas menjelaskan bahwa tingkat stres yang paling banyak dialami
pada responden adalah tingkat stres sedang sebanyak 42 responden (44%). Pada
penelitian lain juga didapatkan bahwa tingkat stres terbanyak pada penelitiannya
adalah tingkat stres sedang. Saat penelitian ini berlangsung pembagian kuesioner
dilakukan saat setelah selesai ujian SOCA dan OSCE sehingga responden telah
melewati masa-masa berat ujian. Sehingga hal ini berdampak pada tingkat stres
yang dialami responden yang dimana didapatkan tingkat stres terbanyak adalah
stres sedang.
28
Motivasi Belajar
0%
44%
56%
Dari gambar diatas bahwa tingkat motivasi belajar yang paling banyak dialami oleh
responden adalah tingkat motivasi tinggi yaitu sebanyak 54 responden (56%). Pada
penelitian ini untuk penyebaran kuesioner dilakukan pada saat selesai modul
sehingga responden telah melewati masa ujian. Hal ini berdampak pada tingkat
motivasi belajar yang dialami responden sehingga pada penelitian inididapatkan
tingkat motivasi belajar terbanyak adalah tinggi.
29
Stres adalah reaksi fisiologis, psikologis, dan perilaku manusia yang mencoba untuk
beradaptasi dan mengatur tekanan baik internal maupun eksternal (stressor). Stresor
dapat mempengaruhi setiap bagian kehidupan seseorang dan dapat menyebabkan
penyakit fisik, termasuk tekanan mental, perubahan perilaku, masalah terkait
interaksi sosial, dan gangguan siklus menstruasi. Dalam pengaruhnya terhadap pola
menstruasi, stres mempengaruhi sistem neuroendokrin sebagai sistem yang
berperan penting dalam reproduksi perempuan. Gangguan siklus menstruasi (waktu
perdarahan yang berkepanjangan dan siklus yang tidak teratur) disebabkan oleh
beberapa faktor, salah satunya adalah stres. Perempuan dapat mengalami stres dua
kali lebih banyak daripada laki-laki.33
30
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi tingkat motivasi belajar berdasarkan jenis kelamin
Berdasarkan tabel diatas didapatkan bahwa tidak ada mahasiswa yang memiliki
motivasi ringan. Dan dari 27 responden laki-laki terdapat 14 responden (14,6%)
memiliki motivasi sedang, dan sebanyak 13 responden (13,5%) memiliki motivasi
tinggi. Sedangkan pada 69 responden perempuan, sebanyak 28 responden (29,2%)
memiliki motivasi sedang dan sebanyak 41 responden (42,7%) memiliki motivasi
tinggi.
Motivasi Belajar
Stres Tinggi Sedang Total P-Value
N % N % N(%)
Stres Ringan 20 20,8% 13 13,5% 33(34,4%)
Stres Sedang 20 20,8% 22 22,9% 42(43,8%)
0,037
Stres Berat 8 8,3% 7 7,3% 15(15,6%)
Stres Sangat Berat 6 6,3% 0 0,0% 6(6,3%)
Total 54 56,3% 42 43,8% 96(100%)
Berdasarkan tabel 4.3 diatas, dari 96 responden didapatkan hasil bahwa yang
memiliki motivasi belajar sedang dengan tingkat stres ringan sebanyak 13
responden (13,5%). Responden dengan motivasi belajar sedang dengan tingkat stres
sedang sebanyak 22 responden (22,9%). Responden dengan motivasi belajar sedang
dengan tingkat stres berat sebanyak 7 responden (7,3%). Responden dengan
motivasi belajar sedang dengan tingkat stres sangat berat sebanyak 0 responden
(0,0%). Kemudian responden yang memiliki motivasi tinggi dengan tingkat stres
ringan sebanyak 20 responden (20,8%). Responden yang memiliki tingkat motivasi
tinggi dengan tingkat stres sedang sebanyak 20 (20,8%). Responden yang memiliki
motivasi tinggi dengan tingkat stres berat sebanyak 8
32
responden (8,3%). Responden yang memiliki motivasi tinggi dengan tingkat stres
sangat berat sebanyak 6 responden (6,3%).
Berdasarkan uji statistik dengan likelihood ratio diperoleh nilai p = 0,037 (p<0,05)
maka disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara stres dengen
motivasi belajar pada mahasiswa Angkatan 2019 Fakultas kedokteranUIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian oleh Dewi Lutfianawati yang
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara stres dengan
motivasi belajar dengan hasil signifikan nilai p = 0,001 (p<0.05).31
Dari penelitian lain sesuai dengan penelitian oleh Farras Cahya yang menunjukkan
bahwa terdapat hubungan stres terhadap motivasi belajar mahasiswatingkat pertama
Fakultas Kedokteran Universitas Lampung dengan hasil signifikan nilai p= 0,019
(p<0,05).7
Sebaliknya pada penelitian oleh Deyisi Pratiwi yang menunjukkan bahwa tidak
terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat stres dengan motivasi belajar pada
mahasiswa semester V keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sam
Ratulangi Manado dengan nilai signifikan p= 0,062 (p<0,05).29
1. Metode yang digunakan peneliti adalah cross sectional sehingga peneliti tidak
dapat mengikuti perkembangan psikologis dari responden.
3. Sampel yang diambil peneliti hanya mahasiswa dari angkatan 2019 sehingga
hasil penelitian ini tidak dapat mewakili seluruh populasi mahasiswa preklinik
Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Pada penelitian ini hanya dapat melihat hubungan stres dengan motivasi belajar
pada mahasiswa angkatan 2019 Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
34
BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 SIMPULAN
Dari hasil peneitian ini dapat disimpulkan :
1. Pada mahasiswa tahun angkatan 2019 Fakultas Kedokteran UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta terdapat 33 responden (34,4%) memiliki tingkat stres
ringan, 42 responden (43,8%) memiliki tingkat stres sedang, 15 responden
(15,6%) memiliki tingkat stres berat dan 6 responden (6,3%) memiliki tingkat
stres sangat berat.
2. Pada mahasiswa Angkatan 2019 Fakultas Kedokteran UIN SyarifHidayatullah
Jakarta terdapat 42 responden (43,8%) memiliki motivasi sedang, dan 54
responden (56,3%) memiliki motivasi tinggi.
3. Pada penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna p
= 0,037 (p < 0,05) antara stres dengan motivasi belajar pada mahasiswa
angkatan 2019 Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5.2 SARAN
TINJAUAN PUSTAKA
1. Nist-Olejnik S, Holschuh JP. College rules! How to study, survive, and succeed.
3rd. New York: Ten Speed Press; 2007.
2. González FL, Gonzáles HA, Trianes-Torres MV. Relationships between
academic stress, social support, optimism-pessimism and self-esteem in college
students. Electron J Res Educ Psychol. 2015; 13(1):111-30.
3. Rucker J. The relationship between motivation, perceived stress and academic
achievement in students. Twente: University of Twente; 2012. h 3.
4. Abdulghani HM. Stress And Depression Among Medical Students: A Cross
Sectional Study At A Medical College In Saudia Arabia. Pakistan Journal of
Medical Science. 2008; 24(1): 12-17 available from
https://www.pjms.com.pk/issues/janmar08/pdf/stress.pdf
5. Augesti G, Lisiswati R, Saputra O, Nisa K. Differences In Stress Level Between
First Year And Last Year Medical Students In Medical Faculty of Lampung
University. Jurnal Majority Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. 2015;
4(4): 50-56.
6. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2018. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementerian RI tahun 2018. Jakarta. 2018.
http://labdata.litbang.kemkes.go.id/images/download/laporan/RKD/2018/Lapor
an_Nasional_RKD2018_FINAL.pdf.
7. Puspitha FC. Hubungan Stres Terhadap Motivasi Belajar Mahasiswa Tingkat
Pertama Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Bandar Lampung: Fakultas
Kedokteran Universitas Lampung; 2015. h 1.
8. Gaol NTL. Teori Stres: Stimulus, Respons, dan Transaksional. Buletin
Psikologi. 2016; 24(1): 1-11.
9. Hornby AS. Oxford Advanced Dictionary. New York: Oxford
University Press; 1995. h 1286.
10. Yusoff MSB, Rahim AFA. The Medical Student Stressor Questionnaire
(MSSQ) Manual. Kota Bharu: KKMED Publication; 2010. h 8-12, 9-10.
11. Santrock JW. Psikologi Pendidikan. Edisi kedua. Jakarta: Prenada Media
Group; 2007. h 589.
12. Musradinur. Stres dan Cara Mengatasinya dalam Perspektif Psikologi.
Jurnal Edukasi. 2016; 2(2): 183-200.
13. Wartono T, Mochtar S. Stres dan Kinerja di Lingkungan Kerja yang
Semakin Kompetitif. Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang.
2015; 2(2): 153-171.
14. Godoy. Livea
17. Sukoco ASP. Jurnal Tugas Akhir Hubungan Sense of Humor Dengan
Stres Pada Mahasiswa Baru Fakultas Psikologi. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Universitas Surabaya. 2014; 3(1): 1-10.
18. Stranks J. Stress Management and Prevention. India. ELSEVIER. 2005
19. Taylor SE. Health Psychology. 7th edition. McGraw-Hill: International
Edition. 2009. h 128-131.
20. Gamayanti W, Mahardianisa, Syafei I. Self Disclosure dan Tingkat Stres
pada Mahasiswa yang sedang Mengerjakan Skripsi. 2018; 5(1): 115-130.
21. Musabiq SA, Karimah I. Gambaran Stres dan Dampaknya Pada Mahasiswa.
2018; 20(2): 75-83.
22. Permata TBM, Khumaesa NE, Maharani P, Rahmartani LT, Nicholas,
Giselvania A, Panigoro SS. Pedoman Strategi & Langkah Aksi Pengelolaan
Stres. Jakarta: Komite Penanggulangan Kanker Nasional (KPKN) Periode 2014-
2019; 2019. h 2-15.
23. Maslim, Rusdi. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa, Rujukan Ringkas
dari PPDGJ-III dan DSM-V. Jakarta: FK Atmajaya. 2013. h 78.
24. Mahmudi I. Peningkatan Motivasi Belajar Melalui Bimbingan dan
Konseling Islami. E-Journal Unipma. 2016.
25. Muhammad M. Pengaruh Motivasi Dalam Pembelajaran. Lantanida
Journal. 2016; 4(2): 87-97.
26. Winarni M, Anjariah S, Romas MZ. Motivasi Belajar Ditinjau dari
Dukungan Sosial Orang Tua pada Siswa SMA. Jurnal Psikologi. 2006; 2.
27. Lisiswanti R, Sanusi R, Prihatiningsih T. Hubungan Motivasi dan Belajar
Mahasiswa Kedokteran. Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia. 2015; 4(1): 1-
6.
28. Marleni L. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar Siswa Kelas
VIII SMP Negeri 1 Bangkinang. Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan
Matematika. 2016; 1(1): 149-159.
29. Demolingo DPA, Kalalo F, Katuuk M. Hubungan Stres dengan Motivasi
Belajar pada Mahasiswa Semester V Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas
Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado. e-journal Keperawatan (e-Kp).
2018; 6(1): 1-6.
30. Sherwood L. Fisiologi Manusia : Dari Sel ke Sistem. Edisi 8. Jakarta:
EGC. 2014.
31. Lutfianawati D, Dalfian, Kahar M.M. Hubungan Stres Dengan Motivasi
Belajar Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati Angkatan
2018. Universitas Malahayati : Malahayati Health Student Journal. 2021; 1(2) :
92-100
32. Rubiyanti Y, Motivasi dan Manajemen Stres. Fakultas Kedokteran
Universitas Padjadjaran : Bandung. 2008.
33. Tombokan, K.C., Pangemanan, D.H.C. dan Engka, J.N.A. Hubungan
Antara Stres dan Pola Siklus Menstruasi pada Mahasiswa Kepaniteraan Klinik
Madya (co-assistant) di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Junal e-
Biomedik.2017;1(1).
LAMPIRAN
Lampiran 1
Lembar Informasi Penelitian
Kepada Yth.
Mahasiswa Fakultas Kedokteran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Angkatan 2019
Saya akan melakukan penelitian yang berjudul Hubungan Antara Stres Dengan
Motivasi Belajar Pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Angkatan 2019 Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara stres terhadap motivasi belajar mahasiswa angkatan
2019 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta..
Saya mengajak saudara untuk ikut serta dalam penelitian ini. Penelitian ini
membutuhkan minimal 51 subyek penelitian. Saudara berhak untuk ikut atau tidak
ikut berpartisipasi dalam penelitian ini tanpa ada sanksi dan konsekuensi buruk di
kemudian hari. Jika saudara sudah memutuskan untuk ikut, saudara juga bebas
untuk mengundurkan diri/ berubah pikiran setiap saat tanpa dikenai denda atau
sanksi apapun.
36
37
Saudara diberi kesempatan untuk menanyakan semua hal yang belum jelas
sehubungan dengan penelitian ini. Apabila sewaktu-waktu saudara membutuhkan
penjelasan lebih lanjut, saudara dapat menghubungi peneliti atas nama Hanun
Raihan Fathih Sugiyanto NO HP 082125156588
Atas kesediaan dan kerjasamanya, saya ucapkan terima kasih.
38
Lampiran 2
Dengan ini saya telah membaca lembar informasi penelitian dan memahami
sepenuhnya mengenai penelitian yang akan dilakukan. Keputusan saya untuk
menjadi responden dibuat atas kerelaan saya sendiri tanpa unsur paksaan. Tanda
tangan saya dibawah ini menunjukkan ketersediaan dan kesetujuan saya untuk
bertindak sebagai responden.
2021
Responden
( )
39
Lampiran 3
Kuesioner Tingkat Stres
Nama :
NIM :
Usia :
Jenis Kelamin :
Pentunjuk Pengisian
Bagian I
Apakah saudara selama satu bulan terakhir pernah mengalami hal-hal dibawah
ini?
Apabila pernah, saudara boleh memilih lebih dari satu pernyataan dengan
memberikan tanda ( ) pada jawaban yang sesuai.
Akan tetapi jika saudara tidak pernah mengalami hal dibawah ini saudara
diperbolehkan untuk langsung melanjutkan ke Bagian II :
Melakukan penarikan diri dari sekitar (misal tidak mau bergaul dengan
orang lain)
Merasa takut berlebihan terhadap hal-hal yang dianggap biasa saja oleh
orang lain
Bagian II :
Pertanyaan ini diisi untuk melihat apakah anda mengalami stres atau tidak dengan
cara menconteng pada kolom jawaban berdasarkan jawaban yang sesuai dengan
jawaban anda.
0 = tidak menyebabkan stres 3 = menyebabkan stres berat
1 = menyebabkan stres ringan 4 = menyebabkan stres yang sangat berat
2 = menyebabkan stres sedang
No. Pertanyaan 0 1 2 3 4
1. Ujian
2. Berbicara dengan pasien tentang masalah pribadi*
3. Konflik dengan mahasiswa lain
4. Sistem penilaian pada ujian
5. Perkataan atau perbuatan kasar dari teman
6. Keinginan orang tua terhadap studi kedokteran anda
7. Harus melakukan sesuatu dengan baik (keinginan
sendiri)
8. Tidak memiliki cukup bahan belajar
9. Konflik dengan staf kampus
10. Beban kuliah yang banyak
11. Diskusi tutorial
12. Ketinggalan dalam belajar
13. Partisipasi dalam persentasi kelas
14. Kurangnya petunjuk atau bimbingan dari dosen
15. Merasa tidak kompeten
16. Ketidak pastian terhadap diri sendiri
17. Praktik skill lab yang tidak mencukupi*
18. Kurangnya waktu dengan keluarga dan teman
19. Konteks belajar yang rumit (penuh kompetisi)
20. Kurangnya keterampilan mengajar dosen
21. Tidak bisa menjawab pertanyaan pasien*
22. Tugas yang tidak tepat
41
Lampiran 4
Kuesioner Motivasi Belajar
Nama :
NIM :
Usia :
Jenis Kelamin :
Petunjuk pengisian
Lampiran 5
A. Jenis Kelamin
C. Motivasi
47
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2-
Value Df sided)
Pearson Chi-Square 6.244a 3 .100
Likelihood Ratio 8.472 3 .037
Linear-by-Linear Association .639 1 .424
N of Valid Cases 96
Lampiran 6
Kode Etik
50
Lampiran 7
Riwayat Penulis
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Telepon 082125156588
Status : Mahasiswa
Riwayat Pendidikan