Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN DESIMINASI

KEPERAWATAN DASAR PROFESI (KDP)

Disusun Untuk Memenuhi Syarat Menyelesaikan Tugas kelompok KDP


Program Profesi Ners Jurusan Keperawatan

OLEH :

1. AGENG MIRAHAYU S PO7120522049


2. AHMAD SYAIFULLAH PO7120522002
3. BAIQ LILI PERMANA PO7120522006
4. DWI RATNA AGUSTINI PO7120522065
5. HATMA AMELIA PO7120522067
6. HENDRAWATI PO7120522068
7. HERU WIDYATMA PO7120522069
8. SUNARDIN PO7120522046

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
JURUSAN KEPERAWATAN
PROGRAM PROFESI MATARAM
2022 / 2023
KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji syukur kehadirat Allah Swt., yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga penyusun dapat membuat laporan
Kelompok Keperawatan Dasar Profesi ini. Walaupun demikian, penyusun berusaha
dengan semaksimal mungkin demi kesempurnaan penyusunan laporan ini baik dari pihak
puskesmas maupun kampus Saran dan kritik yang sifatnya membangun begitu diharapkan
oleh penyusun demi kesempurnaan dalam penulisan laporan berikutnya. Dalam
kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan Laporan Keperawatan Dasar Profesi, di antaranya:
1. Dr. Y Nevy Lestari selaku kepala Puskesmas Tanjung Karang
2. Baiq Rosita Malyani, S.Kep.Ns Selaku Pembimbing Lahan
3. H. Cembun, A.Per.,Pen.,MPH selaku Pembimbing Akademik
4. Ucapan kepada teman-teman yang membantu dalam menyelesaikan laporan KDP ini
Akhir kata, penyusun berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca serta
dapat membantu bagi kemajuan serta perkembangan mahasiswa Praktek. Kami
mengucapkan terima kasih banyak kepada semua pihak yang telah membantu, semoga
Allah Swt. membalas semua kebaikan kalian. Aamiin.

Mataram, 03 November 2022

Penyusun

ii
VISI DAN MISI

VISI :
“Menjadi Program Studi yang Menghasilkan Tenaga Ners yang Expert, Inovatif,
Enterpreuner dan Berdaya Guna di Bidang Keperawatan Gawat Darurat dan Bencana
dalam mewujudkan Masyarakat Sehat, Produktif dan Berkeadilan pada Tahun 2022”

MISI :
a. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran yang expert, inovatif, dan enterpreneur
di bidang keperawatan gawat darurat dan bencana.
b. Mengembangkan penelitian berbasis inovatif di bidang keperawatan gawat darurat dan
bencana.
c. Menyelenggarakan dan meningkatkan pengabdian masyaralat yang berdaya guna di
bidang keperawatan gawat darurat dan bencana dalam mewujudkan masyarakat sehat,
produktif dan berkeadilan.
d. Meningkatkan kerjasama dengan pemerintah daerah, institusi pendidikan dan lembaga
pelayanan kesehatan dalam bidang keperawatan.

iii
DAFTAR ISI

COVER ........................................................................................................ i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
MISI DAN VISI .............................................................................................. iii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iv
LAPORAN REFLEKTIF ................................................................................ 1
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 3

iv
LAPORAN REFLEKTIF

1. DIFFERENCES/DOUBT
Bagaimana cara penanganan hipertensi?
2. DESCRIPTION
Pada saat saya dinas pagi hari di ruang rawat inap. Saya merawat ny. S dengan
diagnosa medis hipertensi. Kondisinya saat itu, meringis kesakitan pada bagian kepala.
Sudah banyak pasien yang saya temukan dengan diagnosa hipertensi di puskesmas
tanjung karang. Biasanya apabila pasien masuk dengan nyeri kepala akibat hipertensi
diberikan obat oleh dokter dan perawat yaitu obat betahistin. Sehingga saya berfikir apa
yang bisa saya lakukan untuk mengatasi nyeri pada pasien hipertensi, dalam mengatasi
nyeri dengan tindakan non farmakologi. Sehingga saya melakukan tindakan tehnik
relaksasi otot progresif.
3. DISSECTION
Saya mengganggap bahwa obat nyeri hipertensi yang diresepkan dari dokter
seperti paracetamol, betahistin sudah cukup mengatasi nyeri pada pasien hipertensi,
tetapi masih banyak pasien yang mengeluh tetap merasakan nyeri. Hipertensi terjadi
karena ada gangguan ketika tekanan darah terhadap dinding arteri terlalu tinggi. Dapat
dikatakan hipertensi Ketika tekanan darah 140/90mmhg dan dianggap sudah parah ketika
tekanan darah 180/120. Hal ini kemudian memicu masalah seperti pembuluh darah
menyempit, bocor, pecah, atau tersumbat. Selain itu, ada beberapa faktor lain yang bisa
menyebabkan hipertensi, di antaranya: gaya hidup, factor genetic dan berat badan
berlebih (obesitas). Selain itu, terdapat ciri-ciri lain yang dapat menyertai hipertensi
seperti: sakit kepala keras (pusing), mual, detak jantung tidak teratur, kelelahan dan
lemas.
4. DISCOVER
Relaksasi otot progresif memodulasi respon rileks tubuh. Respon relaksasi ini
terjadi melalui penurunan bermakna dari kebutuhan zat oksigen oleh tubuh, yang
selanjutnya aliran darah akan lancar, neurotransmiter penenang akan dilepaskan, sistem
saraf akan bekerja secara baik, otot-otot tubuh yang rileks menimbulkan perasaan tenang
dan nyaman (Erliana et all, 2012). Tujuan: tujuan dari literature review ini adalah untuk
mengidentifikasi manajemen nyeri non farmakologi pada pasien Hipertensi di puskesmas.

Relaksasi merupakan kebebasan mental dan fisik dari ketegangan dan stres
(Potter & Perry, 2009). Relaksasi merupakan serangkaian upaya untuk menegangkan dan
mengendurkan otot-otot di tubuh untuk mencapai keadaan rileks. Teknik relaksasi
progresif merupakan terapi non farmakologis yang mudah dilakukan untuk mengatasi
5
gangguan tidur pada lansia (Asmadi, 2008).
Berbagai cara dilakukan untuk menurunkan tekanan darah diantaranya dengan
terapi farmakologis yang menggunakan berbagai macam obat maupun nonfarmakologis
salah satunya dengan relaksasi otot progresif (Triyanto,2014). Relaksasi otot progresif
adalah latihan untuk mendapatkan sensasi rileks dengan menegangkan suatu kelompok
otot dan menghentikan.
Terapi relaksasi otot progresif terdapat 14 gerakan dan setiap gerakan memiliki
tujuan masing-masing. Gerakan 1 ditujukan untuk melatih otot tangan, tujuan 2 ditujukan
untuk melatih otot tangan bagian belakang, gerakan 3 ditujukan untuk melatih otot bisep
(otot besar pada bagian atas pangkalan lengan), gerakan 4 ditujukan untuk melatih otot
bahu supaya mengendur, gerakan 5 sampai 8 ditujukan untuk melemaskan otot-otot wajah
(seperti otot dahi, mata, rahang dan mulut), gerakan 9 ditujukan untuk merilekskan otot
leher bagian depan maupun belakang, gerakan 10 ditujukan untuk melatih otot leher
bagian depan, gerakan 11 ditujukan untuk melatih otot punggung, gerakan 12 ditujukan
untuk melemaskan otot dada, gerakan 13 ditujukan untuk melatih otot perut, dan gerakan
14 ditujukan untuk melatih otototot kaki seperti paha dan betis (Setyoadi, 2015)
5. DECISION
A. Memperhatikan kondisi pasien sebelum memberikan terapi Terapi relaksasi otot
progresif

B. Kolaborasi dengan dokter untuk pengobatan Hipertensi

REFLECTIVE REPORT

1. DIFFERENCES/DOUBT

How to treat hypertension?

6
2. DESCRIPTION

At the time I was on duty in the morning in the inpatient room. I take care
of Mrs. S with a medical diagnosis of hypertension. His condition at that time,
wincing in pain in the head. I have found many patients with a diagnosis of
hypertension at the Tanjung Karang Public Health Center. Usually when a patient
comes in with headaches due to hypertension, doctors and nurses are given
medication, namely betahistine. So I thought what I could do to treat pain in
hypertensive patients, in dealing with pain with non-pharmacological measures.
So I did a progressive muscle relaxation technique.

3. DISSECTION

I think that hypertension pain medication prescribed by doctors such as


paracetamol, injection of neurages is sufficient to treat pain in hypertensive
patients, but there are still many patients who complain that they still feel pain.
Hypertension occurs because there is a problem when the blood pressure against
the artery walls is too high. Hypertension can be said when the blood pressure is
140/90 mmHg and is considered severe when the blood pressure is 180/120. This
then triggers problems such as narrowed, leaking, ruptured, or blocked blood
vessels. In addition, there are several other factors that can cause hypertension,
including: lifestyle, genetic factors and excess weight (obesity). In addition, there
are other characteristics that can accompany hypertension such as: hard headache
(dizziness), nausea, irregular heartbeat, fatigue and weakness.

4. DISCOVER

Progressive muscle relaxation modulates the body's relax response. This


relaxation response occurs through a significant decrease in the body's need for
oxygen, which in turn will smooth blood flow, sedative neurotransmitters will be
released, the nervous system will work well, relaxed body muscles create a feeling
of calm and comfort (Erliana et al, 2012). ). Objective: The purpose of this
literature review is to identify non-pharmacological pain management in
hypertension patients at the puskesmas.
Relaxation is mental and physical freedom from tension and stress (Potter &
Perry, 2009). Relaxation is a series of efforts to tense and relax the muscles in the
7
body to achieve a relaxed state. Progressive relaxation technique is a non-
pharmacological therapy that is easy to do to treat sleep disorders in the elderly
(Asmadi, 2008).
Various ways are done to lower blood pressure, including pharmacological
therapy using various drugs and non-pharmacological, one of which is progressive
muscle relaxation (Triyanto, 2014). Progressive muscle relaxation is an exercise to
achieve a relaxed sensation by tensing a group of muscles and stopping.
Progressive muscle relaxation therapy has 14 movements and each
movement has its own purpose. Movement 1 is aimed at training the hand muscles,
goal 2 is aimed at training the back hand muscles, movement 3 is aimed at training
the biceps (the big muscle at the top of the arm base), movement 4 is aimed at
training the shoulder muscles to relax, movements 5 to 8 are aimed at to relax facial
muscles (such as forehead, eye, jaw and mouth muscles), movement 9 is aimed at
relaxing the front and back neck muscles, movement 10 is intended to train the
front neck muscles, movement 11 is intended to train the back muscles, movement
12 intended to relax the chest muscles, movement 13 is intended to train the
abdominal muscles, and movement 14 is intended to train leg muscles such as
thighs and calves (Setyoadi, 2015)
5. DECISION
a. Pay attention to the patient's condition before giving therapy Progressive
muscle relaxation therapy
b. Collaboration with doctors for the treatment of Hypertension

8
DAFTAR PUSTAKA

Purwanto, E. (2008). Effek Musik terhadap perubahan Intensitas Nyeri pada Pasien Post
Operasi Di Ruang Bedah RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Universitas
Muhammadiyah Malang
Sari, R.,A.,P. (2014). Pengaruh Terapi Musik Klasik Terhadap Penurunan Nyeri Pada
Pasien Post Sectio Caesarea Di Bangsal Kenangan RSUD Karanganyar Skripsi.
Program Studi S-1 Keperawatan Stikes Kusuma Husada Surakarta

Anda mungkin juga menyukai