Disusun oleh :
KELOMPOK 3
1. Amelia Nida Auliyani (P07131120003)
2. Ana Lathifah (P07131120004)
3. Desyani Eka Syafitri (P07131120008)
4. Normiatina (P07131120032)
5. Rabbil Yuniar Anwary (P07131120035)
6. Rahayu Febrianti (P07131120037)
Kelompok 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan...............................................................................................19
B. Saran..........................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makalah ini dibentuk atas dasar adanya tugas merangkum materi dalam
perkuliahan mata kuliah Gizi Kesehatan Mutakhir. Terdapat beberapa materi yang
kami rangkum dalam makalah ini antara lain yaitu: Program Pelayanan Kesehatan
Puskesmas, Konsep dasar dan Program PPI, Kewaspadaan Isolasi, Kebersihan
Tangan, dan Alat Pelindung Diri. Semoga makalah rangkuman ini dapat membantu
pembaca serta penulis agar lebih memahami materi yang dibahas dalam materi
perkuliahan mata kuliah Gizi Kesehatan Mutakhir.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja isi rangkuman materi program pelayanan kesehatan puskesmas?
2. Apa saja isi rangkuman materi konsep dasar dan program PPI?
3. Apa saja isi rangkuman materi kewaspadaan isolasi?
4. Apa saja isi rangkuman materi kebersihan tangan?
5. Apa saja isi rangkuman materi alat pelindung diri?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah gizi kesehatan mutakhir dari Ibu Hj.
Aprianti, S.Pd., M.Pd,
2. Untuk lebih memahami isi rangkuman materi program pelayanan kesehatan
puskesmas,
3. Untuk lebih memahami isi rangkuman materi konsep dasar dan program
PPI,
4. Untuk lebih memahami isi rangkuman materi kewaspadaan isolasi,
5. Untuk lebih memahami isi rangkuman materi kebersihan tangan, dan
6. Untuk lebih memahami isi rangkuman materi alat pelindung diri.
BAB II
PEMBAHASAN
2
4. Pelayanan laboratorium.
Organisasi Puskesmas disusun oleh Dinkes Kab/Kota, berdasarkan
kategori, upaya kesehatan dan beban kerja Puskesmas. Organisasi Puskesmas
paling sedikit terdiri atas:
1. Kepala Puskesmas
2. Kepala TU
3. Penanggungjawab UKM Esensial dan Perkesmas
4. Penanggungjawab UKM Pengembangan
5. Penanggungjawab UKP, kefarmasian dan laboratorium
6. Penanggungjawab jaringan pelayanan dan jejaring fasyankes
7. Penanggungjawab bangunan, prasarana dan peralatan puskesmas
8. Penanggungjawab mutu
Standar pelayanan minimal bidang kesehatan adalah sebagai berikut :
1. Pelayanan kesehatan ibu hamil
2. Pelayanan kesehatan ibu bersalin
3. Pelayanan kesehatan bayi baru lahir
4. Pelayanan kesehatan balita
5. Pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar
6. Pelayanan kesehatan pada usia produktif
7. Pelayanan kesehatan pada usia lanjut
8. Pelayanan kesehatan penderita hipertensi
9. Pelayanan kesehatan penderita diabetes melitus (dm)
10. Pelayanan kesehatan orang dengan gangguan jiwa (odgj)
11. Pelayanan kesehatan orang terduga tuberculosis (tb)
12. Pelayanan kesehatan orang dengan resiko terinfeksi hiv
Adapun promosi kesehatan masyarakat (PROMKES) kegiantannya
meliputi, Pembinaan UKM,Penyuluhan kelompok, Pemantauan PHBS, dan
Advokasi bidang kesehatan. Selain itu program kesehatan dibagi menjadi 7
program yaitu, program kesehatan lingkungan, Program kesehatan keluarga,
Program Gizi, Program pencegahan & Pengendalian Penyakit, Program
Perkesmas, Program usaha kesehatan sekolah serta Pelayanan Pemeriksaan
Umum.
3
B. Rangkuman Materi Konsep dasar dan Program PPI
Sebelum membahas apa itu HAIs dan progam PPI serta apa saja
konsep dasarnya, kita akan mengenal secara singkat tokoh-tokoh yang
berkaitan dengan topik tersebut.
1. Hippocrates’s Tenet, merupakan dokter berkebangsaan Yunani. Beliau
mengemukakan konsep “menyembuhkan orang sakit harus memperhatikan
sifat dasar manusia secara umum, sifat-sifat individu, dan karakteristik
setiap penyakit”.
2. Florence Nightingale, adalah perawat yang dikenal dengan konsep
penjagaan kebesihan rumah sakit dan kiat-kiat juru rawat.dianggap
sebagai pendiri profesi keperawatan modern yang membantu
mempromosikan pelatihan medis dan meningkatkan standar kebersihan.
Dikenal sebagai “The Lady With the Lamp” untuk layanan tanpa pamrih
kepada tentara yang sakit dan terluka.
3. Ignaz Philipp Semmelweis, merupakan dokter keturunan Jerman yang
merupakan pelopor mencuci tangan. Dikenal juga sebagai pelopor
prosedur antiseptik.
4. Didie Pittet, meupakan pakar penyakit menular dan direktur Program
Pengendalian Infeksi dan Pusat Kerjasama WHO tentang Keselamatan
Pasien, Rumah Sakit Universitas Jenewa, Jenewa, Swiss.
4
Rantai penulaan infeksi terdiri dari enam komponen.
Komponen tersebut diantaranya adalah:
1. Agent/mo
2. Merupakan mikrooganisme yang dapat menyebabkan infeksi. Faktor yang
mempengauhi terjadinya infeksi antara lain patogenitas, viulensi, dan
jumlah. Terdiri dari bakteria,virus, jamur, dan protozoa.
3. Pot of entey
4. Terjadi di saluran pencernaan, pernapasan, saluran kemih, luka kulit, dan
membrane mukosa.
5. Resorvoir/source
6. Merupakan tempat agen infeksi dapat hidup, tumbuh, berkembang biak
dan siap ditularkan kepada orang. Reservoi yang paling umum adalah
manusia, binatang, tumbuhan-tumbuhan, tanah, air, dan bahan organik
lainnya. Pada manusia terdiri dari darah, cairan tubuh, permukaan kulit,
selaput lendir saluran nafas atas, usus, dan vagina.
7. Mean of tansmission
8. Terdiri dari airbone, droplet, contact common vihicle, vertorborne. Secara
umum tediri dari vehikulum dan vektor. Vehikulum yaitu bahan yang
dapat berperan dalam mempertahankan kehidupan kuman penyebab
sampai masuk pada pejamu yang rentan. Vektor terdiri dari antropoda
(umumnya serangga) atau binatang lain yang dapat menularkan kuman
penyebab dengan cara menggigit pejamu yang rentan atau menimbun
kuman penyebab pada kulit pejamu atau makanan.
9. Host/pejamu
10. Faktor yang mempengaruhi yaitu umur, status gizi, status imunisasi,
penyakit kronis, luka bakra yang luas, trauma atau pembedahan,
pengobatan dengan imunosupresan, dan pemakaian alat. Faktor lain yaitu
jenis kelamin, ras atau etnis tertentu, status ekonomi, gaya hidup,
pekerjaan dan herediter.
11. Pot of exit
12. Terdiri dari saluran pernapasan, saluran cerna, saluran kemih, luka kulit,
dan membrane mukosa.
5
Healthcare Associated Infections (HAIs)
Pengetian baru menurut (CDC, WHO tahun 2007),
Infeksi yang terjadi selama proses perawatan di rumah sakit atau di
fasilitas kesehatan lain, saat masuk pasien tidak ada infeksi atau tidak dalam
masa inkubasi infeksi didapat di rumah sakit tapi muncul setelah pulang juga
infeksi pada petugas kesehatan yang terjadi karena pekerjaan.
Dampak infeksi/HAIs
1. Morbiditas meningkat
2. Mortalitas meningkat
3. Kecacatan meningkat
4. LOS meningkat
5. Biaya meningkat
6. Pendapatan rumah sakit menurun
7. Poduktivitas pasien menuun
8. Mutu dan citra rumah sakit menuun
9. Tuntutan hukum
Tujuan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi/ HAIs
Menurunkan atau meminimalkan insiden rate infeksi berhubungan dengan
pelayanan kesehatan pada pasien , petugas dan pengunjung serta masyarakat
sekitar rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya, dengan
mempertimbangkan cost effectiveness.
Sumber Infeksi
1. Pasien sendiri
2. Dari luar pasien sendiri
Manusia ( pasien, petugas kesehatan, dan pengunjung)
6
Program PPI
1. Kewaspadaan isolasi
2. Suveilans
3. Pendidikan dan pelatihan
4. Pencegahan iinfeksi
5. Penggunaan antimikroba rasional
7
infeksi, Blood & Body Fluid
Precaution
8
perlu cuci tangan
Kewaspadaan Berdasarkan
Transmisi Airborne, droplet,
kontak, ditujukan pada pasien
yang yang sudah terinfeksi atau
di duga infeksi
9
pernapasan
3. Peralatan Pasien
a. Peralatan non kritikal
10
b. Peralatan yang hanya dipermukaan tubuh pasien (Pembersihan atau
disinfeksi)
c. Peralatan semi kritikal
d. Peralatan yang masuk kedalam membrane mukosa (Minimal
disinfeksi tingkat tinggi atau sterilisasi)
e. Peralatan kritikal
f. Peralatan yang masuk kedalam pembuluh darah atau jaringan steril
(Sterilisasi)
4. Penanganan Linen
a. Menyimpan linen bersih di dalam lemari tertutup
b. Memisahkan penyimpanan linen bersih dengan linen steril
c. Memisahkan troley linen bersih dan linen kotor
d. Memisahkan linen kotor ternoda darah atau cairan tubuh dengan linen
kotor tidak ternoda
e. Menempatkan linen kotor tidak dilantai
f. Menyimpan linen di lemari tertutup
g. Membawa linen kotor maupun bersih dalam keadaan tertutup
h. Persediaan linen sesuai kebutuhan
5. Manajemen Limbah dan Benda Tajam
a. Limbah padat infeksius ke kantong plastik kuning dan limbah padat
non infeksius ke kantong plastik hitam
b. Limbah jarum dan benda tajam lainnya ke wadah tahan tusuk dan
tahan air
c. Limbah cair infeksius ke saluran khusus
d. Kontainer limbah tertutup, sebaiknya membuka menggunakan
injakan kaki
e. Hati-hati menangani benda tajam
f. Tidak pernah memberikan ke orang lain limbah benda tajam
g. Tidak menyarungkan kembali jarum bekas pakai
6. Pengendalian Lingkungan
Pertahankan kondisi lingkungan sehat, yaitu:
a. Udara bersih
11
b. Penyediaan air bersih
c. Permukaan lingkungan bersih
d. Penataan peralatan sedemikian rupa sehingga tampak rapi dan mudah
dibersihkan
e. Binatang (kucing, anjing, tikus) tidak ada disekitar ruangan, termasuk
lalat, nyamuk dan kecoak
7. Penyuntikan yang aman
a. Menggunakan spuit berulang kali tidak direkomendasikan,( jarum
suntik sekali pakai buang)
b. Menggunakan bak instrumen jika memberikan suntikan, bukan
keranjang plastik berubang-lubang
c. Tidak memakai ulang jarum suntik
d. Upayakan tidak memakai obat- obat/cairan multidose
e. Pertahankan teknik aseptik dan antiseptik pada pemberian suntikan
f. Segera buang jarum suntik habis pakai
g. Tidak melakukan recapping jarum suntik habis pakai
8. Kebersihan Pernafasan/Etika Batuk
a. Pakai tisu, buang ke tempat sampah (kuning) bila telah terkena sekret
saluran napas dan
b. Menutup mulut & hidung saat batuk/ bersin
c. Lakukan cuci tangan dengan sabun /antiseptik & air mengalir,
alkohol handrub setelah kontak dengan sekret
d. Jaga jarak terhadap orang dengan gejala ISPA dengan demam
9. Perlindungan Kesehatan Karyawan
a. Ada pemeriksaan kesehatan secara regular untuk yang berisiko
infeksi
b. Pemberian immunisasi Hepatitis pada tempat yang berisiko
c. Ada flow chart pada petugas kesehatan jika terjadi luka tusuk jarum
atau benda tajam lainnya
d. Ada alat pelindung diri tersedia
e. Petugas harus dalam keadaan sehat
f. Jika batuk flu tidak direkomendasikan bekerja
12
g. Tidak menggunakan asesories ditangan (cincin, gelang, jam)
h. Menggunakan sandal jepit, sandal terbuka didepan tidak
direkomendasikan
i. Pemeriksaan berkala petugas yang berisiko
j. Ada flow chart pada petugas kesehatan jika terjadi luka tusuk jarum
atau benda tajam lainnya
10. Penempatan Pasien
a. Pasien infeksius di ruang terpisah,beri jarak >1 m
b. Kohorting bila tidak memungkinkan
c. bila kedua-dua nya tidak memungkinkan konsultasi dengan petugas
PPIRS
d. Kewaspadaan sesuai cara transmisi penyebab infeksi
e. Pisahkan pasien yang tidak dapat menjaga kebersihan lingkungannya
11. Praktek Lumbal Punksi
a. Masker harus dipakai klinisi saat melakukan lumbal pungsi,anaestesi
spinal /epidural/pasang kateter vena sentral
b. Cegah droplet flora orofaring, dapat menimbulkan meningitis
bakterial
13
b. Alat Pelindung Diri:
1) Sarung tangan:
2) Gaun :
Bila diperkirakan pakaian akan tercemar saat kontak dg pasien,
permukaan lingkungan atau peralatan pasien (diare, inkontinensia,
kolonostomi, slang drainase). Lepaskan gaun sebelum
meninggalkan ruangan dan pastikan pakaian tidak menyentuh lagi
permukaan tercemar dlm ruangan
2. Droplet:
a. Percikan >5µm melayang di udara jatuh mengenai mukosa mata,
hidung atau mulut yang ada pada jarak dekat (suction, bronkoskopi)
b. Tempatkan pasien di kamar tersendiri atau kohorting (menempatkan
pasien infeksi /terkolonisasi yang sama ),bila tidak memungkinkan
dan beri jarak antar pasien 1m
c. Pengelolaan udara khusus tidak diperlukan, pintu boleh terbuka
d. Gunakan masker bedah dalam jarak 1 m dari pasien
e. Pemindahan pasien :
Minimalisasi transportasi pasien, pasangkan masker pada pasien saat
proses pemindahan.
3. Udara/Airborne
a. Percikan/partikel berukuran kecil
< 5mm melayang/menetap di udara beberapa jam, disebarkan luas
dalam ruangan /jarak lebih jauh.
b. Langsung/melalui debu dengan mikroba
(TBC, cacar air/varicella, campak) Menyebar: batuk, bersin,
berbicara, tindakan intubasi, suction, bronkoskopi
c. Penempatan pasien :
1) Di ruangan dengan tekanan negatif termonitor
2) Pertukaran udara setiap 5-10 menit atau 6-12 x per jam
3) Jangan gunakan AC sentral, tapi gunakan AC + filter HEPA
(high efficiency particulate air) yang menyaring udara ruangan
yang dibuang keluar.
14
4) Pintu harus selalu tertutup rapat.
5) Bila tdk memungkinkan, kumpulkan pasien (kohort) dengan
pasien infeksi yang sama
6) Jika tidak ada tekanan negatif, buka jendela lebar, ventilasi
udara keluar bebas dari lalu lintas orang
15
c. Diantara kontak pasien satu dengan yang lain
d. Sesudah ke kamar kecil
e. Bila tangan kotor
f. Sebelum dan setelah menyiapkan dan mengkonsumsi makanan
4. Pengering tangan
a. Mengeringkan tangan setelah mencuci tangan adalah satu hal yang
sangat penting, tidak ada gunanya mencuci tangan dengan baik dan
benar tetapi ketika mengeringkan tangan menggunakan handuk yang
sudah terkontaminasi
b. Keringkan tangan dengan handuk kertas
c. Jika tidak ada handuk kertas gunakan handuk tangan sekali pakai
d. Handuk kertas harus tetap dalam kondisi bersih, tidak terkontaminasi,
penyimpanan handuk kertas di tempat yang kering dan tertutup/dalam
lemari.
5. Penyebab Ketidak Patuhan :
a. Terlalu sibuk
b. Tidak tersedia sarana / fasilitas kebersihan tangan
c. Tangan iritasi
d. Malas dan tidak peduli
e. Kurang informasi/promosi
f. Sudah pakai sarung tangan
g. Tidak ada kontroling/monitoring
h. Tidak ada peraturan/ poster
i. Tidak ada sanksi/reward
6. Meningkatkan Kepatuhan :
a. Tersedia fasilitas (wastafel, sabun, pengering, lotion)
b. Pendidikan, Promosi, Sosialisasi
c. Poster dan Penyuluhan
d. Komunikasi, edukasi,informasi, dan Motivasi.
e. Beri umpan balik kepada petugas
f. Evaluasi kepatuhan kebersihan tangan
g. Kesadaran dan akal sehat
16
h. Kampanye kebersihan tangan
i. Audit kepatuhan
1. Sarung tangan hanya digunakan satu tangan terutama tangan kanan saja.
2. Sarung tangan hanya digunakan pada tindakan menyentuh benda yang
menjijikan (faeces, muntah).
3. Sarung tangan habis dipakai diletakan pada meja atau perkuman bukan
segera dibuang.
4. Masker digunakan untuk menutupi leher petugas.
5. Masker dibawa keluar ruangan perawatan/tindakan.
6. Tidak segera mencuci tangan setelah melepaskan sarung tangan atau gaun.
7. Masker disimpan didalam saku baju petugas untuk digunakan kembali.
8. Gaun/baju kerja dibawa keluar ruangan untuk melanjutkan pekerjaan lain.
17
9. Masker dianggap bukan barang infeksius.
10. Pengguanaan sarung tangan rumah tangga malas digunakan dengan alasan
panas dan licin
11. Petugas dalam bekerja tidak menggunakan sepatu untuk melindungi kaki.
Penggunaan APD yang baik dan benar sesuai indikasi bertujuan untuk
memutus mata rantai infeksi, namun jika digunakan tidak benar akan
menyebabkan infeksi. Penggunaan APD jika terpapar atau kemungkinan
terpapar darah dan cairan tubuh, sekresi, eksresi, kecuali keringat pasien.
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif
dan preventif di wilayah kerjanya. Fungsi didirikannya Puskesmas adalah
Penyelenggaraan UKM tingkat pertama, Penyelenggaraan UKP tingkat
pertama, dan Wahana pendidikan bidang kesehatan, wahana program
internsip, dan/atau sebagai jejaring RS pendidikan.
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi atau HAIs harus dilaksanakan
setiap saat, dimanapun, kapanpun oleh siapapun memberikan layanan
kesehatan. Program PPI meliputi kewaspadaan isolasi, suveilans, pendidikan
dan pelatihan, pencegahan infeksi, dan penggunaan antimikroba rasional.
Dan keberhasilan PPI harus ada dukungan manajemen, keterlibatan dan
komitmen seluruh personil.
Kewaspadaan isolasi merupakan bagian dari program pencegahan
dan pengendalian infeksi Kewaspadaan Isolasi terdiri dari dua lapis:
Kewaspadaan Standar dan Kewaspadaan berdasarkan Transmisi
Kewaspadaan berdasarkan transmisi merupakan lapis kedua /tambahan dari
kewaspadaan standar diterapkan pada pasien yang terinfeksi atau diduga
infeksi Penerapan kewaspadaan Isolasi merupakan kunci memutus mata
rantai infeksi.
Kebersihan tangan merupakan pilar dalam pencegahan HAIs yang
sangat penting digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Kebersihan tangan
dapat menurunkan HAIs menurunkan penggunaan antimikroba dan
mencegah terjadinya MDRO jika dilaksanakan dengan baik dan benar.
Melakukan kebersihan tangan merupakan awal yang baik untuk mencegah
terserang nya penyakit, karna sumber tempat sarang nya bakteri yang sering
menular di tangan kita sendiri. Jadi mulai lah dari sekarang untuk melakukan
kebiasaan baik tersebut. Kebersihan tangan dilakukan dengan cara
menggosok tangan dengan alkohol based dan mencuci tangan dengan sabun
19
dan air mengalir.
Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) merupakan salah satu bagian
dari kewaspadaan standar. Tujuan penggunaan APD yaitu untuk melindungi
kulit dan selaput lendir petugas dari resiko pajanan darah, semua jenis cairan
tubuh, sekret, ekskreta, kulit yang tidak utuh dan selaput lendir pasien. Jenis
APD diantaranya seperti topi, sarung tangan, masker, kaca mata/ pelindung
wajah, baju kerja/gaun, sepatu karet/ bot. Jadi Penggunaan APD yang baik
dan benar sesuai indikasi bertujuan untuk memutus mata rantai infeksi,
namun jika digunakan tidak benar akan menyebabkan infeksi. Penggunaan
APD jika terpapar atau kemungkinan terpapar darah dan cairan tubuh,
sekresi, eksresi, kecuali keringat pasien.
B. Saran
Demikianlah makalah rangkuman materi yang dapat kami susun.
Kami sadar makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi perbaikan
makalah selanjutnya. Kami minta maaf apabila ada kesalahan dalam
penulisan dan isi makalah ini. Semoga makalah yang berisi rangkuman
materi mata kuliah gizi kesehatan mutakhir ini membuat kita lebih
memahami isi dari materi perkuliahan tersebut dan bermanfaat bagi kita
semua. Aamiin Aamiin Yaa Rabbal Aalaamiin.
20
DAFTAR PUSTAKA
PPT Materi Kuliah Tamu dari Bapak Imam (Kepala Puskesmas Landasan Ulin
Utara).
Seluruh PPT Materi Mata Kuliah Gizi Kesehatan Mutakhir dari Bapak
Fathurrahman, SKM., M.Kes.
21