Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

“Tugas Rangkuman Materi”


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Gizi Kesehatan Mutakhir

Dosen Pengampu : Hj. Aprianti, S.Pd,. M.Pd

Disusun oleh :

KELOMPOK 3
1. Amelia Nida Auliyani (P07131120003)
2. Ana Lathifah (P07131120004)
3. Desyani Eka Syafitri (P07131120008)
4. Normiatina (P07131120032)
5. Rabbil Yuniar Anwary (P07131120035)
6. Rahayu Febrianti (P07131120037)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANJARMASIN
PROGRAM STUDI DIPLOMA III
JURUSAN GIZI
2022
KATA  PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Segala puji dan syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT.


Berkat rahmat dan karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan tugas makalah
mata kuliah Gizi Kesehatan Mutakhir yang berjudul “Tugas Rangkuman Materi”.
Tak lupa pula shalawat serta salam yang kita haturkan kepada junjungan kita Nabi
besar Muhammad SAW, keluarga beserta sahabat-sahabat beliau hingga akhir
zaman.
Dalam pembuatan makalah ini, kami ucapkan terima kasih kepada Dosen
yang telah memberikan tugas dan bimbingannya. Juga tak lupa kami sampaikan
banyak terimakasih kepada rekan-rekan kelompok 3 yang telah bekerjasama
sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat waktu. makalah ini bertujuan untuk
memenuhi tugas yang telah diberikan selain itu makalah ini kami dedikasikan
untuk menambah pengetahuan kepada para pembaca juga penulis tentang materi
gizi mutakhir yang telah kami rangkum sedemikian rupa.
Walaupun demikian, kami menyadari dalam penulisan makalah ini
memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
sangatlah bermanfaat untuk meningkatkan makalah ini. Semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Aamiin Allahumma Aamiin.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Banjarbaru, 28 Juli 2022

Kelompok 3
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.......................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Rangkuman Materi Program Pelayanan Kesehatan Puskesmas..........2


B. Rangkuman Materi Konsep Dasar dan Program PPI............................4
C. Rangkuman Materi Kewaspadaan Isolasi...............................................7
D. Rangkuman Materi Kebersihan Tangan...............................................15
E. Rangkuman Materi Alat Pelindung Diri...............................................17

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...............................................................................................19
B. Saran..........................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Makalah ini dibentuk atas dasar adanya tugas merangkum materi dalam
perkuliahan mata kuliah Gizi Kesehatan Mutakhir. Terdapat beberapa materi yang
kami rangkum dalam makalah ini antara lain yaitu: Program Pelayanan Kesehatan
Puskesmas, Konsep dasar dan Program PPI, Kewaspadaan Isolasi, Kebersihan
Tangan, dan Alat Pelindung Diri. Semoga makalah rangkuman ini dapat membantu
pembaca serta penulis agar lebih memahami materi yang dibahas dalam materi
perkuliahan mata kuliah Gizi Kesehatan Mutakhir.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja isi rangkuman materi program pelayanan kesehatan puskesmas?
2. Apa saja isi rangkuman materi konsep dasar dan program PPI?
3. Apa saja isi rangkuman materi kewaspadaan isolasi?
4. Apa saja isi rangkuman materi kebersihan tangan?
5. Apa saja isi rangkuman materi alat pelindung diri?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah gizi kesehatan mutakhir dari Ibu Hj.
Aprianti, S.Pd., M.Pd,
2. Untuk lebih memahami isi rangkuman materi program pelayanan kesehatan
puskesmas,
3. Untuk lebih memahami isi rangkuman materi konsep dasar dan program
PPI,
4. Untuk lebih memahami isi rangkuman materi kewaspadaan isolasi,
5. Untuk lebih memahami isi rangkuman materi kebersihan tangan, dan
6. Untuk lebih memahami isi rangkuman materi alat pelindung diri.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Rangkuman Materi Program Pelayanan Kesehatan Puskesmas


Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif
dan preventif di wilayah kerjanya. Fungsi didirikannya Puskesmas adalah
Penyelenggaraan UKM tingkat pertama, Penyelenggaraan UKP tingkat
pertama, dan Wahana pendidikan bidang kesehatan, wahana program
internsip, dan/atau sebagai jejaring RS pendidikan.
Dasar peraturan program pelayanan kesehatan terdiri dari:
1. Permenkes No. 44 Tahun 2016 tentang Pedoman Manajemen Puskesmas
2. Permenkes No. 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pemenuhan Mutu
Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
3. Permenkes No 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan
untuk mewujudkan masyarakat yang Memiliki perilaku sehat yang meliputi
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat, Mampu menjangkau
pelayanan kesehatan yang bermutu, Hidup dalam lingkungan yang sehat, serta
Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat.
Kategori puskesmas terbagi menjadi dua yaitu sesuai karakteristik
wilayah kerja dan kemampuan penyelenggaraan.
1. Karakteristik wilayah kerja meliputi, kawasan perkotaan, kawasan
pedesaan, dan kawasan T/ST.
2. Kemampuan penyelenggaraan meliputi, puskesmas non rawat inap dan
puskesmas rawat inap.
Untuk melaksanakan UKM dan UKP tingkat pertama, Puskesmas
harus menyelenggarakan:
1. Manajemen (sumber daya, operasional, dan mutu);
2. Pelayanan kefarmasian;
3. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat; dan

2
4. Pelayanan laboratorium.
Organisasi Puskesmas disusun oleh Dinkes Kab/Kota, berdasarkan
kategori, upaya kesehatan dan beban kerja Puskesmas. Organisasi Puskesmas
paling sedikit terdiri atas:
1. Kepala Puskesmas
2. Kepala TU
3. Penanggungjawab UKM Esensial dan Perkesmas
4. Penanggungjawab UKM Pengembangan
5. Penanggungjawab UKP, kefarmasian dan laboratorium
6. Penanggungjawab jaringan pelayanan dan jejaring fasyankes
7. Penanggungjawab bangunan, prasarana dan peralatan puskesmas
8. Penanggungjawab mutu
Standar pelayanan minimal bidang kesehatan adalah sebagai berikut :
1. Pelayanan kesehatan ibu hamil
2. Pelayanan kesehatan ibu bersalin
3. Pelayanan kesehatan bayi baru lahir
4. Pelayanan kesehatan balita
5. Pelayanan kesehatan pada usia pendidikan dasar
6. Pelayanan kesehatan pada usia produktif
7. Pelayanan kesehatan pada usia lanjut
8. Pelayanan kesehatan penderita hipertensi
9. Pelayanan kesehatan penderita diabetes melitus (dm)
10. Pelayanan kesehatan orang dengan gangguan jiwa (odgj)
11. Pelayanan kesehatan orang terduga tuberculosis (tb)
12. Pelayanan kesehatan orang dengan resiko terinfeksi hiv
Adapun promosi kesehatan masyarakat (PROMKES) kegiantannya
meliputi, Pembinaan UKM,Penyuluhan kelompok, Pemantauan PHBS, dan
Advokasi bidang kesehatan. Selain itu program kesehatan dibagi menjadi 7
program yaitu, program kesehatan lingkungan, Program kesehatan keluarga,
Program Gizi, Program pencegahan & Pengendalian Penyakit, Program
Perkesmas, Program usaha kesehatan sekolah serta Pelayanan Pemeriksaan
Umum.

3
B. Rangkuman Materi Konsep dasar dan Program PPI
Sebelum membahas apa itu HAIs dan progam PPI serta apa saja
konsep dasarnya, kita akan mengenal secara singkat tokoh-tokoh yang
berkaitan dengan topik tersebut.
1. Hippocrates’s Tenet, merupakan dokter berkebangsaan Yunani. Beliau
mengemukakan konsep “menyembuhkan orang sakit harus memperhatikan
sifat dasar manusia secara umum, sifat-sifat individu, dan karakteristik
setiap penyakit”.
2. Florence Nightingale, adalah perawat yang dikenal dengan konsep
penjagaan kebesihan rumah sakit dan kiat-kiat juru rawat.dianggap
sebagai pendiri profesi keperawatan modern yang membantu
mempromosikan pelatihan medis dan meningkatkan standar kebersihan.
Dikenal sebagai “The Lady With the Lamp” untuk layanan tanpa pamrih
kepada tentara yang sakit dan terluka.
3. Ignaz Philipp Semmelweis, merupakan dokter keturunan Jerman yang
merupakan pelopor mencuci tangan. Dikenal juga sebagai pelopor
prosedur antiseptik.
4. Didie Pittet, meupakan pakar penyakit menular dan direktur Program
Pengendalian Infeksi dan Pusat Kerjasama WHO tentang Keselamatan
Pasien, Rumah Sakit Universitas Jenewa, Jenewa, Swiss.

Healthcare Associated Infections (HAIs)


1. Risiko Healthcare Associated Infections di negara berkembang sebanyak
20 kali lebih tinggi daripada negara maju. Setiap saat 1.4 juta orang di
dunia menderita infeksi di rumah sakit. Diperkiakan setiap tahun suntikan
tidak aman menyebabkan 1.3 juta kematian umumnya karena transmisi
blood-borne patogen seperti HBV, HCV dan HIV.
2. Salah satu teori munculnya penyakit adalah segitiga epidemiologi, disebut
juga model segitiga infeksi yang terdiri dari host, agent, dan environment.
Ketiganya terjadi hubungan yang dinamis. Perubahan di salah satu
komponen berpengauh terhadap keseimbangan yang ada.

4
Rantai penulaan infeksi terdiri dari enam komponen.
Komponen tersebut diantaranya adalah:
1. Agent/mo
2. Merupakan mikrooganisme yang dapat menyebabkan infeksi. Faktor yang
mempengauhi terjadinya infeksi antara lain patogenitas, viulensi, dan
jumlah. Terdiri dari bakteria,virus, jamur, dan protozoa.
3. Pot of entey
4. Terjadi di saluran pencernaan, pernapasan, saluran kemih, luka kulit, dan
membrane mukosa.
5. Resorvoir/source
6. Merupakan tempat agen infeksi dapat hidup, tumbuh, berkembang biak
dan siap ditularkan kepada orang. Reservoi yang paling umum adalah
manusia, binatang, tumbuhan-tumbuhan, tanah, air, dan bahan organik
lainnya. Pada manusia terdiri dari darah, cairan tubuh, permukaan kulit,
selaput lendir saluran nafas atas, usus, dan vagina.
7. Mean of tansmission
8. Terdiri dari airbone, droplet, contact common vihicle, vertorborne. Secara
umum tediri dari vehikulum dan vektor. Vehikulum yaitu bahan yang
dapat berperan dalam mempertahankan kehidupan kuman penyebab
sampai masuk pada pejamu yang rentan. Vektor terdiri dari antropoda
(umumnya serangga) atau binatang lain yang dapat menularkan kuman
penyebab dengan cara menggigit pejamu yang rentan atau menimbun
kuman penyebab pada kulit pejamu atau makanan.
9. Host/pejamu
10. Faktor yang mempengaruhi yaitu umur, status gizi, status imunisasi,
penyakit kronis, luka bakra yang luas, trauma atau pembedahan,
pengobatan dengan imunosupresan, dan pemakaian alat. Faktor lain yaitu
jenis kelamin, ras atau etnis tertentu, status ekonomi, gaya hidup,
pekerjaan dan herediter.
11. Pot of exit
12. Terdiri dari saluran pernapasan, saluran cerna, saluran kemih, luka kulit,
dan membrane mukosa.

5
Healthcare Associated Infections (HAIs)
Pengetian baru menurut (CDC, WHO tahun 2007),
Infeksi yang terjadi selama proses perawatan di rumah sakit atau di
fasilitas kesehatan lain, saat masuk pasien tidak ada infeksi atau tidak dalam
masa inkubasi infeksi didapat di rumah sakit tapi muncul setelah pulang juga
infeksi pada petugas kesehatan yang terjadi karena pekerjaan.
Dampak infeksi/HAIs
1. Morbiditas meningkat
2. Mortalitas meningkat
3. Kecacatan meningkat
4. LOS meningkat
5. Biaya meningkat
6. Pendapatan rumah sakit menurun
7. Poduktivitas pasien menuun
8. Mutu dan citra rumah sakit menuun
9. Tuntutan hukum
Tujuan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi/ HAIs
Menurunkan atau meminimalkan insiden rate infeksi berhubungan dengan
pelayanan kesehatan pada pasien , petugas dan pengunjung serta masyarakat
sekitar rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya, dengan
mempertimbangkan cost effectiveness.
Sumber Infeksi
1. Pasien sendiri
2. Dari luar pasien sendiri
Manusia ( pasien, petugas kesehatan, dan pengunjung)

Peralatan (alat kesehatan/Instrumen)

Lingkungan (udara, air, tanah)


Manajemen PPI
Merupakan kegiatan untuk mengendaliakan infeksi terkait dengan pelayanan
kesehatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pembinaan,
monitoring evaluasi serta pelaporan.

6
Program PPI
1. Kewaspadaan isolasi
2. Suveilans
3. Pendidikan dan pelatihan
4. Pencegahan iinfeksi
5. Penggunaan antimikroba rasional

C. Rangkuman Materi Kewaspadaan Isolasi


Kewaspadaan Isolasi merupakan bagian dari program PPI. Bertujuan
untuk memutus mata rantai infeksi. Kewas padaan Isolasi dibagi menjadi dua
yaitu, Kewaspadaan standar dan keawaspadaan berdasarkan transisi. Dilihat
dari perkembangan kewaspadaan isolasi antara lain :
Tahun Teknik Isolasi Perlakuan

1877 Early Isolation Memisahkan pasien infeksi dan


Precaution non infeksi

1890-1900 Early Isolation Pemisahan pasien sesuai jenis


Precaution infeksi dan tindakan aseptic

1910 Sistem kubikel,aseptik, cuci


tangan,gaun, disinfeksi alat

1950 RS infeksi ditutup kecuali RS


TB

1960 RS TB ditutup ps TB dirawat di


RSU di Isolasi

1981 Isolation Manual Pemisahan pasien sesuai jenis


infeksi, Blood Precaution

1983 Isolation Guidelines Pemisahan pasien sesuai jenis

7
infeksi, Blood & Body Fluid
Precaution

1970 Isolation Manual

1975 Isolation Manual di


revisi

1983 Isolation Manual Endemik dan epidemik MRSA

1985 Universal Epidemik HIV petugas


Precaution kesehatan, waspada terhadap
darah dan cairan tubuh, tangani
dengan menggunakan sarung
tangan, gaun,masker , pelindung
mata

1988 Universal Darah , cairan tubuh sumber


Precaution HIV,HVB, waspada terhadap
darah , cairan tubuh(semen ,
vagina,peritonial,perikardial
sinovial, amniotic,cerebrospinal,
bukan feces, urine,
muntah,sputum,sekret hidung
keringat, kecuali kena darah

Setelah melepas sarung tangan


harus cuci tangan

1987 Body Substance Waspada terhadap darah, feses,


Isolation (BSI)di urine sputum,saliva,wound
Seatle, Washington, drainage,cairan tubuh lainnya,
San Diego, permukaan tubuh yang basah
California dan lembab, gunakan sarung
tangan, setelah melepas tidak

8
perlu cuci tangan

1990 A new Isolation Terdiri dari 2 lapis Kewaspadaan


Guideline Standar dan kewaspadaan
berdasarkan transmisi

1996 Isolation Precaution Kewaspadaan Standar ditujukan


kepada semua pasien tanpa
memandang apakah infeksi atau
tidak, waspada terhadap darah
dan cairan tubuh, sekresi,
ekskresi , kecuali keringat,
gunakan APD jika tindakan
memungkinkan terkena darah
atau cairan, sekresi,ekskresi

Kewaspadaan Berdasarkan
Transmisi Airborne, droplet,
kontak, ditujukan pada pasien
yang yang sudah terinfeksi atau
di duga infeksi

1996 Isolation Precaution Kewaspadaan Standar meliputi


Kebersihan tangan, Penggunaan
APD (sarung tangan,masker,
pelindungmata /wajah.
Gaun/apron), Peralatan
perawatan pasien, Pengendalian
lingkungan, Penanganan limbah,
Penempatan pasien Penanganan
linen, Kesehatan karyawan

2007 Isolation Precaution Kewaspadaan Standar ditambah


Etika batuk/Kebersihan

9
pernapasan

Penyuntikan yang aman

Praktek lumbal punksi

Hospital Acquired Infection


(HAI) menjadi Healthcare
Associated Infections ( HAIs)

Cuci tangan menjadi kebersihan


tangan

Kewaspadaan Standar (Lapisan Pertama) Merupakan gabungan dari


Universal Precaution dan Body Substain Isolation. Waspada terhadap darah,
cairan tubuh, sekresi dan ekskresi kecuali keringat. Ditujukan kepada semua
pasien tanpa memandang infeksi atau tidak infeksi. Yang termasuk
kewaspadaan standar (lapisan pertama) antara lain :
1. Kebersihan Tagan
Kebersihan tangan yang baik dan benar merupakan hal yang penting dan
pilar dalam mencegah dan mengendalikan infeksi akibat pelayanan
kesehatan/HAIs
2. Penggunaan APD
a. Gunakan Alat Pelindung Diri, jika melakukan tindakan yang
memungkinkan tubuh atau membran mukosa terkena atau terpercik
darah atau cairan tubuh atau kemungkinan pasien terkontaminasi dari
petugas
b. Segera melepas Alat Pelindung Diri jika tindakan sudah selesai
c. Menggantung masker di leher, memakai sarung tangan sambil
menulis dan menyentuh permukaan lingkungan tidak
direkomendasikan

3. Peralatan Pasien
a. Peralatan non kritikal

10
b. Peralatan yang hanya dipermukaan tubuh pasien (Pembersihan atau
disinfeksi)
c. Peralatan semi kritikal
d. Peralatan yang masuk kedalam membrane mukosa (Minimal
disinfeksi tingkat tinggi atau sterilisasi)
e. Peralatan kritikal
f. Peralatan yang masuk kedalam pembuluh darah atau jaringan steril
(Sterilisasi)
4. Penanganan Linen
a. Menyimpan linen bersih di dalam lemari tertutup
b. Memisahkan penyimpanan linen bersih dengan linen steril
c. Memisahkan troley linen bersih dan linen kotor
d. Memisahkan linen kotor ternoda darah atau cairan tubuh dengan linen
kotor tidak ternoda
e. Menempatkan linen kotor tidak dilantai
f. Menyimpan linen di lemari tertutup
g. Membawa linen kotor maupun bersih dalam keadaan tertutup
h. Persediaan linen sesuai kebutuhan
5. Manajemen Limbah dan Benda Tajam
a. Limbah padat infeksius ke kantong plastik kuning dan limbah padat
non infeksius ke kantong plastik hitam
b. Limbah jarum dan benda tajam lainnya ke wadah tahan tusuk dan
tahan air
c. Limbah cair infeksius ke saluran khusus
d. Kontainer limbah tertutup, sebaiknya membuka menggunakan
injakan kaki
e. Hati-hati menangani benda tajam
f. Tidak pernah memberikan ke orang lain limbah benda tajam
g. Tidak menyarungkan kembali jarum bekas pakai
6. Pengendalian Lingkungan
Pertahankan kondisi lingkungan sehat, yaitu:
a. Udara bersih

11
b. Penyediaan air bersih
c. Permukaan lingkungan bersih
d. Penataan peralatan sedemikian rupa sehingga tampak rapi dan mudah
dibersihkan
e. Binatang (kucing, anjing, tikus) tidak ada disekitar ruangan, termasuk
lalat, nyamuk dan kecoak
7. Penyuntikan yang aman
a. Menggunakan spuit berulang kali tidak direkomendasikan,( jarum
suntik sekali pakai buang)
b. Menggunakan bak instrumen jika memberikan suntikan, bukan
keranjang plastik berubang-lubang
c. Tidak memakai ulang jarum suntik
d. Upayakan tidak memakai obat- obat/cairan multidose
e. Pertahankan teknik aseptik dan antiseptik pada pemberian suntikan
f. Segera buang jarum suntik habis pakai
g. Tidak melakukan recapping jarum suntik habis pakai
8. Kebersihan Pernafasan/Etika Batuk
a. Pakai tisu, buang ke tempat sampah (kuning) bila telah terkena sekret
saluran napas dan
b. Menutup mulut & hidung saat batuk/ bersin
c. Lakukan cuci tangan dengan sabun /antiseptik & air mengalir,
alkohol handrub setelah kontak dengan sekret
d. Jaga jarak terhadap orang dengan gejala ISPA dengan demam
9. Perlindungan Kesehatan Karyawan
a. Ada pemeriksaan kesehatan secara regular untuk yang berisiko
infeksi
b. Pemberian immunisasi Hepatitis pada tempat yang berisiko
c. Ada flow chart pada petugas kesehatan jika terjadi luka tusuk jarum
atau benda tajam lainnya
d. Ada alat pelindung diri tersedia
e. Petugas harus dalam keadaan sehat
f. Jika batuk flu tidak direkomendasikan bekerja

12
g. Tidak menggunakan asesories ditangan (cincin, gelang, jam)
h. Menggunakan sandal jepit, sandal terbuka didepan tidak
direkomendasikan
i. Pemeriksaan berkala petugas yang berisiko
j. Ada flow chart pada petugas kesehatan jika terjadi luka tusuk jarum
atau benda tajam lainnya
10. Penempatan Pasien
a. Pasien infeksius di ruang terpisah,beri jarak >1 m
b. Kohorting bila tidak memungkinkan
c. bila kedua-dua nya tidak memungkinkan konsultasi dengan petugas
PPIRS
d. Kewaspadaan sesuai cara transmisi penyebab infeksi
e. Pisahkan pasien yang tidak dapat menjaga kebersihan lingkungannya
11. Praktek Lumbal Punksi
a. Masker harus dipakai klinisi saat melakukan lumbal pungsi,anaestesi
spinal /epidural/pasang kateter vena sentral
b. Cegah droplet flora orofaring, dapat menimbulkan meningitis
bakterial

Kewaspadaan berdasarkan Transmisi (Lapis kedua) merupakan


kewaspadaan tambahan ditujukan kepada pasien yang terinfeksi atau diduga
infeksi. Kewaspadaan berdasarkan tranmisi antara lain:
1. Kontak:
a. Kontak langsung: berjabat tangan, bersentuhan
b. Kontak tidak langsung:melalui alat kesehatan

Bila pasien diketahui/dicurigai infeksius atau terkolonisasi agen infeksius:


a. Penempatan pasien :
1) 1 kamar tersendiri atau kohor (dikumpulkan) dengan pasien yang
terinfeksi agen infeksi sama
2) Penelitian gagal membuktikan kamar tersendiri mencegah HAIs
3) Kohorting unt management KLB MDRo termasuk
MRSA,VRE,ESBL

13
b. Alat Pelindung Diri:
1) Sarung tangan:
2) Gaun :
Bila diperkirakan pakaian akan tercemar saat kontak dg pasien,
permukaan lingkungan atau peralatan pasien (diare, inkontinensia,
kolonostomi, slang drainase). Lepaskan gaun sebelum
meninggalkan ruangan dan pastikan pakaian tidak menyentuh lagi
permukaan tercemar dlm ruangan
2. Droplet:
a. Percikan >5µm melayang di udara jatuh mengenai mukosa mata,
hidung atau mulut yang ada pada jarak dekat (suction, bronkoskopi)
b. Tempatkan pasien di kamar tersendiri atau kohorting (menempatkan
pasien infeksi /terkolonisasi yang sama ),bila tidak memungkinkan
dan beri jarak antar pasien 1m
c. Pengelolaan udara khusus tidak diperlukan, pintu boleh terbuka
d. Gunakan masker bedah dalam jarak 1 m dari pasien
e. Pemindahan pasien :
Minimalisasi transportasi pasien, pasangkan masker pada pasien saat
proses pemindahan.

3. Udara/Airborne
a. Percikan/partikel berukuran kecil
< 5mm melayang/menetap di udara beberapa jam, disebarkan luas
dalam ruangan /jarak lebih jauh.
b. Langsung/melalui debu dengan mikroba
(TBC, cacar air/varicella, campak) Menyebar: batuk, bersin,
berbicara, tindakan intubasi, suction, bronkoskopi
c. Penempatan pasien :
1) Di ruangan dengan tekanan negatif termonitor
2) Pertukaran udara setiap 5-10 menit atau 6-12 x per jam
3) Jangan gunakan AC sentral, tapi gunakan AC + filter HEPA
(high efficiency particulate air) yang menyaring udara ruangan
yang dibuang keluar.

14
4) Pintu harus selalu tertutup rapat.
5) Bila tdk memungkinkan, kumpulkan pasien (kohort) dengan
pasien infeksi yang sama
6) Jika tidak ada tekanan negatif, buka jendela lebar, ventilasi
udara keluar bebas dari lalu lintas orang

D. Rangkuman Materi Kebersihan Tangan


1. Mengapa Kebersihan Tangan itu Penting?
a. Hand Hygiene/Kebersihan Tangan
1) Ini adalah bagian arahan yang paling penting dan efektif untuk
mencegah Health Care Associated Infections (HAI) jika
dilaksanakan dengan baik dan benar.
2) Pilar dalam Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI)
3) Komponen sentral dari Patient Safety
a) Menciptakan lingkungan yang aman
b) Pelayanan kesehatan aman
4) Bagian dari kewaspadaan standar
b. Tangan merupakan tempat yang sangat mudah untuk penyebaran
penyakit infeksi atau suatu populasi bakteri.
2. Kewaspadaan Standar

3. Indikasi kebersihan tangan lainnya


a. Sebelum dan sesudah tiba di rumah sakit
b. Sebelum masuk & tinggalkan ruangan pasien

15
c. Diantara kontak pasien satu dengan yang lain
d. Sesudah ke kamar kecil
e. Bila tangan kotor
f. Sebelum dan setelah menyiapkan dan mengkonsumsi makanan
4. Pengering tangan
a. Mengeringkan tangan setelah mencuci tangan adalah satu hal yang
sangat penting, tidak ada gunanya mencuci tangan dengan baik dan
benar tetapi ketika mengeringkan tangan menggunakan handuk yang
sudah terkontaminasi
b. Keringkan tangan dengan handuk kertas
c. Jika tidak ada handuk kertas gunakan handuk tangan sekali pakai
d. Handuk kertas harus tetap dalam kondisi bersih, tidak terkontaminasi,
penyimpanan handuk kertas di tempat yang kering dan tertutup/dalam
lemari.
5. Penyebab Ketidak Patuhan :
a. Terlalu sibuk
b. Tidak tersedia sarana / fasilitas kebersihan tangan
c. Tangan iritasi
d. Malas dan tidak peduli
e. Kurang informasi/promosi
f. Sudah pakai sarung tangan
g. Tidak ada kontroling/monitoring
h. Tidak ada peraturan/ poster
i. Tidak ada sanksi/reward
6. Meningkatkan Kepatuhan :
a. Tersedia fasilitas (wastafel, sabun, pengering, lotion)
b. Pendidikan, Promosi, Sosialisasi
c. Poster dan Penyuluhan
d. Komunikasi, edukasi,informasi, dan Motivasi.
e. Beri umpan balik kepada petugas
f. Evaluasi kepatuhan kebersihan tangan
g. Kesadaran dan akal sehat

16
h. Kampanye kebersihan tangan
i. Audit kepatuhan

E. Rangkuman Materi Alat Pelindung Diri


Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) merupakan salah satu bagian
dari kewaspadaan standar. Tujuan penggunaan APD yaitu untuk melindungi
kulit dan selaput lendir petugas dari resiko pajanan darah, semua jenis cairan
tubuh, sekret, ekskreta, kulit yang tidak utuh dan selaput lendir pasien. Jenis
APD diantaranya seperti topi, sarung tangan, masker, kaca mata/ pelindung
wajah, baju kerja/gaun, sepatu karet/ bot.
Hal-Hal yang Harus diperhatikan :

1. Alat pelindung diri sebaiknya selalu tersedia disetiap ruangan dalam


keadaan siap pakai.
2. Umumnya sekali pakai atau dipakai terpisah untuk setiap pasien.
3. Setiap alat pelindung yang terkontaminasi harus disingkirkan dan segera
diganti.
4. Alat kotor ditempatkan dalam tempat penampungan sementara tanpa
mencemari lingkungan.
5. Alat tersebut diproses dengan dekontaminasi pencucian dan sterilisasi atau
dibuang.

Penyimpangan Penggunaan APD di Ruangan

1. Sarung tangan hanya digunakan satu tangan terutama tangan kanan saja.
2. Sarung tangan hanya digunakan pada tindakan menyentuh benda yang
menjijikan (faeces, muntah).
3. Sarung tangan habis dipakai diletakan pada meja atau perkuman bukan
segera dibuang.
4. Masker digunakan untuk menutupi leher petugas.
5. Masker dibawa keluar ruangan perawatan/tindakan.
6. Tidak segera mencuci tangan setelah melepaskan sarung tangan atau gaun.
7. Masker disimpan didalam saku baju petugas untuk digunakan kembali.
8. Gaun/baju kerja dibawa keluar ruangan untuk melanjutkan pekerjaan lain.

17
9. Masker dianggap bukan barang infeksius.
10. Pengguanaan sarung tangan rumah tangga malas digunakan dengan alasan
panas dan licin
11. Petugas dalam bekerja tidak menggunakan sepatu untuk melindungi kaki.

Penggunaan APD yang baik dan benar sesuai indikasi bertujuan untuk
memutus mata rantai infeksi, namun jika digunakan tidak benar akan
menyebabkan infeksi. Penggunaan APD jika terpapar atau kemungkinan
terpapar darah dan cairan tubuh, sekresi, eksresi, kecuali keringat pasien.

18
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif
dan preventif di wilayah kerjanya. Fungsi didirikannya Puskesmas adalah
Penyelenggaraan UKM tingkat pertama, Penyelenggaraan UKP tingkat
pertama, dan Wahana pendidikan bidang kesehatan, wahana program
internsip, dan/atau sebagai jejaring RS pendidikan.
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi atau HAIs harus dilaksanakan
setiap saat, dimanapun, kapanpun oleh siapapun memberikan layanan
kesehatan. Program PPI meliputi kewaspadaan isolasi, suveilans, pendidikan
dan pelatihan, pencegahan infeksi, dan penggunaan antimikroba rasional.
Dan keberhasilan PPI harus ada dukungan manajemen, keterlibatan dan
komitmen seluruh personil.
Kewaspadaan isolasi merupakan bagian dari program pencegahan
dan pengendalian infeksi Kewaspadaan Isolasi terdiri dari dua lapis:
Kewaspadaan Standar dan Kewaspadaan berdasarkan Transmisi
Kewaspadaan berdasarkan transmisi merupakan lapis kedua /tambahan dari
kewaspadaan standar diterapkan pada pasien yang terinfeksi atau diduga
infeksi Penerapan kewaspadaan Isolasi merupakan kunci memutus mata
rantai infeksi.
Kebersihan tangan merupakan pilar dalam pencegahan HAIs yang
sangat penting digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Kebersihan tangan
dapat menurunkan HAIs menurunkan penggunaan antimikroba dan
mencegah terjadinya MDRO jika dilaksanakan dengan baik dan benar.
Melakukan kebersihan tangan merupakan awal yang baik untuk mencegah
terserang nya penyakit, karna sumber tempat sarang nya bakteri yang sering
menular di tangan kita sendiri. Jadi mulai lah dari sekarang untuk melakukan
kebiasaan baik tersebut. Kebersihan tangan dilakukan dengan cara
menggosok tangan dengan alkohol based dan mencuci tangan dengan sabun

19
dan air mengalir.
Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) merupakan salah satu bagian
dari kewaspadaan standar. Tujuan penggunaan APD yaitu untuk melindungi
kulit dan selaput lendir petugas dari resiko pajanan darah, semua jenis cairan
tubuh, sekret, ekskreta, kulit yang tidak utuh dan selaput lendir pasien. Jenis
APD diantaranya seperti topi, sarung tangan, masker, kaca mata/ pelindung
wajah, baju kerja/gaun, sepatu karet/ bot. Jadi Penggunaan APD yang baik
dan benar sesuai indikasi bertujuan untuk memutus mata rantai infeksi,
namun jika digunakan tidak benar akan menyebabkan infeksi. Penggunaan
APD jika terpapar atau kemungkinan terpapar darah dan cairan tubuh,
sekresi, eksresi, kecuali keringat pasien.

B. Saran
Demikianlah makalah rangkuman materi yang dapat kami susun.
Kami sadar makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi perbaikan
makalah selanjutnya. Kami minta maaf apabila ada kesalahan dalam
penulisan dan isi makalah ini. Semoga makalah yang berisi rangkuman
materi mata kuliah gizi kesehatan mutakhir ini membuat kita lebih
memahami isi dari materi perkuliahan tersebut dan bermanfaat bagi kita
semua. Aamiin Aamiin Yaa Rabbal Aalaamiin.

20
DAFTAR PUSTAKA

PPT Materi Kuliah Tamu dari Bapak Imam (Kepala Puskesmas Landasan Ulin
Utara).
Seluruh PPT Materi Mata Kuliah Gizi Kesehatan Mutakhir dari Bapak
Fathurrahman, SKM., M.Kes.

21

Anda mungkin juga menyukai