Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PROGRAM PHC (PRIMARY HEALTH CARE) DI INDONESIA

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kesehatan Masyarakat

Dosen Pengampu : Herlina Tri Damallia, SKM, M.Kes

Disusun Oleh:

Kelompok 3

Novita Dwi Yuniar P1337424520001

Eka Nur Hastuti P1337424520004

Niken Dwi Rachmawati P1337424520010

Firda Steviana P1337424520015

Ratna Gumilar Nuraini Putri P1337424520017

Dinda Briliani Putri P1337424520029

Septi Nurhidayati P1337424520037

Annisa Rahmawati P1337424520042

Sabrina Ratna Pavita P1337424520043

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG


SARJANA TERAPAN KEBIDANAN MAGELANG
TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji sukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
limpahan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas “Makalah Program Phc Di
Indonesia”. Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kesehatan
Masyarakat.

Kami memohon maaf apabila terdapat kesalahan dlam pembuatan makalah ini,
baik yang disengaja maupun tidak disengaja. Kami mengucapkan terimakasih kepada
pihak-pihak yang turut andil dalam kelancaran pembuatan makalah ini. Terutama dosen
pengampu yang telah membimbing kami dalam pengerjaan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh daei kata sempurna , untuk itu
kami sangatmembutuhkan kritik dan saran dari pembaca.

Magelang, 3 Agustus 2022

Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER………………………………………………………………………i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………….ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………...iii
BAB I. PENDAHULUAN
Latar Belakang………………………………………………………………………
Rumusan Masalah……………………………………………………………………
Tujuan………………………………………………………………………………..
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A . …………………………………………………………………………………..
B . …………………………………………………………………………………...
C . …………………………………………………………………………………..
BAB III. STUDI KASUS
A . ………………………………………………………………………………….
B . ………………………………………………………………………………….
C . ………………………………………………………………………………….
BAB IV. PEMBAHASAN
A . ………………………………………………………………………………….
B . ………………………………………………………………………………….
C . ………………………………………………………………………………….
BAB V. PENUTUP
Kesimpulan…………………………………………………………………………...
Saran…………………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan di Indonesia sampai saat masih menghadapi berbagai


tantangan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak. Tantangan tersebut
antara lain ditandai dengan masih tingginya angka kematian ibu dan anak serta kekurangan
gizi pada bayi dan balita. Dalam upaya untuk menurunkan angka kematian ibu dan anak
maka sejak tahun 1982 pemerintah Indonesia telah melaksanakan pendekatan Primary
Health Care (PHC) sebagai satu strategi dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan.
Pendekatan pelayanan kesehatan primer ini dalam penyelenggaraan operasionalnya adalah
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) sebagai perawatan yang pertama-tama mereka
kunjungi jika sakit serta sebagai tempat pelimpahan kesehatan ke tingkat yang lebih
tinggi.Dengan pertimbangan geografis, keterbatasan tenaga kesehatan dan luasnya wilayah
kerja Puskesmas, maka untuk mendekatkan pelayanan kesehatan masyarakat khususnya
pelayanan kesehatan ibu dan anak yang berbasis pada masyarakat setempat, pemerintah
menyelenggarakan Program Pos Pelayanan Terpadu (POSYANDU). Posyandu sebagai
lembaga pelayanan kesehatan yang di introduser oleh pemerintah ke pedesaan memiliki
paket pelayanan minimal yang terdiri dari 5 program utama, yaitu: pelayanan keluarga
berencana (KB), kesehatan ibu dan anak (KIA), imunisasi, perbaikan gizi, dan
penanggulangan diare. Disamping itu terdapat pula program tambahan yang dilaksanakan
melalui penyuluhan seperti penyuluhan gizi, bina keluarga balita, demam berdarah dengeu
(DBD), perawatan anak, pengolahan makanan serta promosi hidup sehat.
Sebelum Deklarasi Alma Ata tahun 1978 tentang Perawatan Kesehatan Utama
(PHC), Indonesia telah mengembangkan berbagai bentuk Puskesmas di beberapa daerah.
Berdasarkan penelitian pada tahun 1976 diketahui bahwa 200 masyarakat kegiatan
kesehatan berbasis (CBHA) telah diterapkan dandilaksanakan dalam masyarakat Seiring
waktu, Puskesmas telah berkembang pesat dalam berbagai bentuk CBHA dan salah satu
dari itu dicatat sebagai Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu). Aktivitas itu meliputi lima
program utama, yaitu keluarga perencanaan, kesehatan ibu dan anak, perbaikan gizi,
imunisasi dan diare pencegahan. Selain Posyandu, ada rumah sakit bersalin desa (VMH)
yang dikelola oleh bidan desa sebagai cara untuk membuat kesehatan ibu dan anak dekat
dengan masyarakat jasa CBHA dapat tumbuh secara progresif karena didukung oleh pusat
kesehatan. Namun, CBHA pergi ke penurunan ketika krisis moneter pada tahun 1997
meledak yang mengakibatkan multi-dimensi krisis. Krisis menciptakan reformasi total
dalam banyak aspek, termasuk di sektor kesehatan. Meskipun penting, desentralisasi
menguasai aspek yang paling pembangunan, Termasuk sektor kesehatan. Ini telah
benarbenar mengubah model perencanaan, yang sebelumnya adalah sentralisasi menjadi
tergantung pada masing-masing kabupaten. Ini memiliki implikasi pada prioritas
pengaturan masing-masing kabupaten. Banyak perhatian lebih pada pemerintah daerah
aspek kuratif daripada promotif dan tindakan pencegahan. Setelah euforia demokrasi
berakhir, semua sektor termasuk kesehatan mulai menghidupkan kembali dan merevisi
prioritas mereka untuk skala yang lebih baik. Pada tingkat visi misi pusat dan nilai-nilai
Depkes dirumuskan dan dijelaskan ke 4 strategi utama yaitu:
1. Untuk mengaktifkan dan memberdayakan masyarakat hidup sehat

2. Untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan berkualitas

3. Untuk meningkatkan sistem informasi surveilans, monitoring dan kesehatan

4. Untuk meningkatkan pembiayaan kesehatan.

Semua strategi di atas terkait dengan Primary Health Care, dua yang pertama pada
nomor 1 dan 2 erat terkait dengan perawatan kesehatan primer. Hal itu menunjukkan peran
pentingnya Primary Health Care dalam pembangunan kesehatan di Indonesia. Oleh karena
itu, maka kami membuat makalah ini untuk membuka wawasan pembaca mengenai
konsep dasar sebenarnya dari Primary Health Care itu sendiri dan membahas
pengimplementasiannya di negara indonesia.

B. Rumusan Masalah

1. Konsep Primary Health Care (PHC).

2. Perkembangan Primary Health Care (PHC) di Indonesia.

3. Bagaimana Pelaksanaan Primary Health Care (PHC) di indonesia

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui konsep Primary Health Care (PHC)

2. Untuk mengetahui latar beakang Primary Health Care (PHC) di Indonesia

3. Untuk mengetahui pelaksanaan Primary Health Care (PHC) di Indonesia


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI PRIMARY HEALTH CARE (PHC)

Primary Health Care (PHC) adalah pelayanan kesehatan pokok yang berdasarkan
pada metode dan teknologi praktis, ilmiah dan sosial yang dapat diterima secara umum,
baik oleh individu maupun keluarga dalam masyarakat melalui partisipasi mereka
sepenuhnya, serta dengan biaya yang dapat terjangkau oleh masyarakat dan negara untuk
memelihara setiap tingkat perkembangan mereka dalam semangat untuk hidup mandiri dan
menentukan nasib sendiri.

B. TUJUAN PRIMARY HEALTH CARE (PHC)

Tujuan umum PHC adalah mendapatkan kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan


yang diberikan, sehingga akan dicapai tingkat kepuasan pada masyarakat yang menerima
pelayanan, sedangkan yang menjadi tujuan khusus adalah berikut ini :

1. Pelayanan harus mencapai keseluruhan penduduk yang dilayani.

2. Pelayanan harus dapat diterima oleh penduduk yang dilayani.

3. Pelayanan harus berdasarkan kebutuhan medis dari populasi yang dilayani.

4. Pelayanan harus secara maksimum menggunakan tenaga dan sumber-sumber daya


lain dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.

C. FUNGSI PRIMARY HEALTH CARE (PHC)

PHC hendaknya harus memenuhi fungsinya sebagai berikut :

1. Pemeliharaan kesehatan.

2. Pencegahan penyakit.

3. Diagnosa dan pengobatan.

4. Pelayanan tindak lanjut.

5. Pemberian sertifikat.
Selanjutnya yang menjadi unsur utama PHC adalah:

1. Mencakup upaya-upaya dasar kesehatan

2. Melibatkan peran serta masyarakat

3. Melibatkan kerja sama lintas sektoral.

D. PRINSIP DASAR PRIMARY HEALTH CARE (PHC)

Pada tahun 1978, dalam konferensi Alma Alta ditetapkan prinsip-prinsip PHC
sebagai pendekatan atau strategi global guna mencapai kesehatan bagi semua. Lima
prinsip PHC sebagai berikut :

1. Pemerataan upaya kesehatan Distribusi perawatan kesehatan menurut prinsip ini, yaitu
perawatan primer dan layanan lainnya untuk memenuhi masalah kesehatan utama dalam
masyarakat yang harus diberikan sama bagi semua individu tanpa memandang jenis
kelamin, usia, kasta, warna, lokasi perkotaan atau pedesaan, dan kelas sosial.

2. Penekanan pada upaya preventif Upaya preventif adalah upaya kesehatan yang meliputi
segala usaha, pekerjaan dan kegiatan memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan
dengan peran serta individu agar berperilaku sehat serta mencegah berjangkitnya
penyakit.

3. Penggunaan teknologi tepat guna dalam upaya kesehatan Teknologi medis harus
disediakan yang dapat diakses, terjangkau, layak, dan diterima budaya masyarakat
(misalnya, penggunaan kulkas untuk vaksin cold storage).

4. Peran serta masyarakat dalam semangat kemandirian Peran serta atau partisipasi
masyarakat untuk membuat penggunaan maksimal dari lokal, nasional, dan sumber daya
yang tersedia lainnya. Partisipasi masyarakat adalah proses individu dan keluarga untuk
bertanggung jawab atas kesehatan mereka sendiri dan orangorang di sekitar mereka serta
mengembangkan kapasitas untuk berkontribusi dalam pembangunan masyarakat.
Partisipasi bisa dalam bidang identifikasi kebutuhan atau selama pelaksanaan.
Masyarakat perlu berpartisipasi di desa, lingkungan, kabupaten atau tingkat pemerintah
daerah. Partisipasi lebih mudah dilakukan di tingkat lingkungan atau desa karena
masalah heterogenitas yang minim.
5. Kerja sama lintas sektoral dalam membangun kesehatan Pengakuan bahwa kesehatan
tidak dapat diperbaiki oleh suatu intervensi hanya pada sektor kesehatan formal. Sektor
lain sama pentingnya dalam mempromosikan kesehatan dan kemandirian masyarakat.
Sektor-sektor ini mencakup, sekurang-kurangnya: pertanian (misalnya, keamanan
makanan), pendidikan, komunikasi (misalnya, menyangkut masalah kesehatan yang
berlaku, metode pencegahan dan pengontrolan mereka), perumahan, pekerjaan umum
(misalnya, menjamin pasokan yang cukup dari air bersih dan sanitasi dasar),
pembangunan perdesaan, industri, dan organisasi masyarakat (termasuk Panchayats atau
pemerintah daerah, organisasi-organisasi sukarela, dan sebagainya).

E. ELEMEN PRIMARY HEALTH CARE (PHC)

Elemen Primary Health Care (Phc) adalah sebagai berikut.

1. Pendidikan mengenai masalah kesehatan dan cara pencegahan penyakit serta


pengendaliannya.

2. Peningkatan penyediaan makanan dan perbaikan gizi.

3. Penyediaan air bersih dan sanitasi dasar.

4. Kesehatan ibu dan anak termasuk KB.

5. Imunisasi terhadap penyakit- penyakit infeksi utama.

6. Pencegahan dan pengendalian penyakit endemik setempat.

7. Pengobatan penyakit umum dan ruda paksa.

8. Penyediaan obat-obat essential.

F. CIRI-CIRI PELAKSANAAN PRIMARY HEALTH CARE (PHC)

Pelaksanaan PHC memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1. Pelayanan yang utama dan dekat dengan masyarakat.

2. Pelayanan yang menyeluruh.

3. Pelayanan yang terorganisasi.

4. Pelayanan yang mementingkan kesehatan individu maupun masyarakat.


5. Pelayanan yang berkeseninambungan.

6. Pelayanan yang progresif.

7. Pelayanan yang berorientasi pada keluarga.

8. Pelayanan yang tidak berpandangan kepada salah satu aspek saja.

G. TANGGUNG JAWAB BIDAN DALAM PRIMARY HEALTH CARE (PHC)

Sebagai seorang bidan memiliki tanggung jawab dalam PHC meliputi hal-hal
sebagai berikut :

1. Mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pengembangan dan implementasi


pelayanan kesehatan dan program pendidikan kesehatan.

2. Kerja sama dengan masyarakat, keluarga dan individu.

3. Mengajarkan konsep kesehatan dasar dan teknik asuhan diri sendiri pada masyarakat.

4. Memberikan dukungan dan bimbingan kepada petugas pelayanan kesehatan dan


kepada masyarakat.

5. Koordinasi kegiatan pengembangan kesehatan masyarakat.


BAB III

STUDI KASUS

Judul : Pelaksanaan Program Posyandu Dan Perilaku Hidup Sehat Ibu


Dan Anak Di Desa Sidomulyo, Kecamatan Godean Kabupaten
Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta

Populasi : 348 Orang

Sampel : 100 Orang

Metode penelitian : Deskriptif

Hasil Penelitian : Bahwa keterlibatan ibu terhadap Posyandu yang rendah bukan
merupakan kendala bagi ibu untuk berperilaku sehat secara
berkesinambungan.

Pembahasan : Dalam pelaksanaan program pelayanan Posyandu di desa


Sidomulyo setidaknya terdapat lima paket program yang harus
diadakan setiap Posyandu, yang disebut sebagai paket kegiatan
pelayanan minimal. Kelima program tersebut adalah perbaikan
gizi (Pemberian Makanan Tambahan (PMT)), kesehatan ibu dan
anak (KIA), keluarga berencana (KB), imunisasi, dan
penanggulangan penyakit diare (P2-Diare).
Berdasarkan observasi partisipan, diketahui bahwa jenis
pelayanan Posyandu di Desa Sidomulyo yang terlaksana sebesar
40%, terdiri dari dua jenis pelayanan, yaitu pelayanan gizi
(20%) dan pelayanan kesehatan ibu dan anak, khususnya
pelayanan penimbangan balita (20%). Sedangkan untuk tiga
jenis pelayanan, tidak dilaksanakan yaitu KB, dan
penanggulangan diare. Kurang lengkapnya jenis pelayanan
Posyandu yang hanya mengutamakan penimbangan balita,
menimbulkan kesan bahwa Posyandu hanya merupakan pos
penimbangan balita. Ditinja dari kecukupan fasilitas Posyandu
di Desa Sidomulyo, terlihat bahwa fasilitas yang mencukupi
lebih banyak pada aspek administratif saja. Sedangkan fasilitas
atau peralatan yang vital justru tidak tercukupi.
Keterlibatan ibu dan anak dalam kegiatan Posyandu dapat
diketahui dari frekuensi kunjungan ibu dan anak dalam
pemanfaatan pelayanan yang ada di Posyandu. Hasil penelitian
menjelaskan bahwa sebanyak 57% responden menyatakan
bahwa pemanfaatan pelayanan KB di Posyandu sangat kurang,
hal ini berkaitan dengan kualitas pelayanan KB yang diberikan.
Untuk pemeriksaan kehamilan, 55% responden menyatakan
bahwa mereka sangat kurang dalam memanfaatkan Pelayanaan.
Hal ini disebabkan oleh faktor pelayanan yang kurang
mencukupi seperti tidak adanya petugas teknis di Posyandu
(misalnya bidan) untuk memeriksa para ibu, tidak terdapat
sarana dan prasarana yang mencukupi, misalnya alat pengukur
tekanan darah.
Kurangnya kualitas pelayanan pemeriksaan kehamilan ini
menyebabkan sebagian besar ibu menggunakan jasa dokter,
bidan, atau Puskesmas sebagai tempat untuk melakukan
pemeriksaan kehamilan. Sebanyqk 50% responden menyatakan
kualitas pelayanan imunisasi sangat kurang, ini disebabkan oleh
ketergantungan pelayanan imunisasi terhadap kehadiran bidan
di Posyandu yang membawa vaksin sesuai kebutuhan. Karena
vaksin disimpan di Puskesmas, dan jika pada hari buka
Posyandu bidan tidak membawa vaksin, maka pelayanan
imunisasi ditiadakan. Adapun jenis pelayanan Posyandu yang
menunjukkan tingginya keterlibatan responden dalam
memanfaatkan pelayanan adalah penimbangan anak balita,
pemberian vitamin A unuk balita dan pemberian makanan
tambahan.
Hasil penelitian lapangan menjelaskan bahwa ada beberapa
lembaga yang hidup dan memiliki eksistensi di Desa Sidomulyo
sekalipun dengan tingkat peran yang berbeda-beda dalam hal
pelembagaan Posyandu seperti Pemberdayaan Kesejahteraan
Keluarga, Kelompok Dasa Wisma, Kader, Kelompok Arisan,
Polindes, Kepala Desa , LPMD, Pertemuan RT/RW, Bidan di
Desa , Bina Keluarga Balita, Kelompok Pengajian, Karang
Taruna. Bentuk peran yang dapat dilakukanoleh lembaga
lembaga tersebut antara lain sebagai pelaksana, pembina,
penggerak atau donatur.

Kesimpulan :

Saran :
BAB IV

PEMBAHASAN
BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

PHC merupakan hasil pengkajian, pemikiran, pengalaman dalam pembangunan


kesehatan dibanyak negara yang diawali dengan kampanye masal pada tahun 1950-an
dalam pemberantasan penyakit menular, karena pada waktu itu banyak negara tidak
mampu mengatasi dan menaggulangi wabah penyakit TBC, Campak, Diare dan
sebagainya. Primary Health Care ( PHC ) adalah pelayanan kesehatan pokok yang
berdasarkan kepada metode dan teknologi praktis, ilmiah dan sosial yang dapat diterima
secara umum baik oleh individu maupun keluarga dalam masyarakat melalui partisipasi
mereka sepenuhnya, serta dengan biaya yang dapatterjangkau oleh masyarakat dan negara
untuk memelihara setiap tingkat perkembangan mereka dalam semangat untuk hidup
mandiri (self reliance) dan menentukan nasib sendiri (self determination).

Lima prinsip PHC sebagai berikut :

a. Pemerataan upaya kesehatan

b. Penekanan pada upaya preventif

c. Penggunaan teknologi tepat guna dalam upaya kesehatan

d. Peran serta masyarakat dalam semangat kemandirian

e. Kerjasama lintas sektoral dalam membangun kesehatan Di Indonesia,


pelaksanaan Primary Health Care secara umum dilaksanakan melaui pusat kesehatan dan
di bawahnya (termasuk sub-pusat kesehatan, pusat kesehatan berjalan) dan banyak
kegiatan berbasis kesehatan masyarakat seperti Rumah Bersalin Desa dan Pelayanan
Kesehatan Desa seperti Layanan Pos Terpadu (ISP atau Posyandu).

Secara administratif, Indonesia terdiri dari 33 provinsi, 349 Kabupaten dan 91


Kotamadya, 5.263 Kecamatan dan 62.806 desa. Di Indonesia, PHC memiliki 3 (tiga)
strategi utama, yaitu kerjasama multisektoral, partisipasi masyarakat, dan penerapan
teknologi yang sesuai dengan kebutuhan dengan pelaksanaan di masyarakat. Dan sampai
saat ini semua penerapan itu telah berjalan meskipun ada beberapa hambatan dalam
pelaksanaannya.

Saran
DAFTAR PUSTAKA

Ayu, Annisa.2017.Alasan Pemilihan Penolong Persalinan di Non-Nakes pada Ibu Melahirkan di


Wilayah Kerja Puskesmas Pebayuran Kabupaten Bekasi Tahun 2016.Jakarta.Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Prodi Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah

Anda mungkin juga menyukai