CASE-BASED DISCUSSION
“HIPERTENSI KRONIS”
Disusun oleh :
Pembimbing :
AKI di Indonesia masih tinggi sebesar 359/100.000 kelahiran hidup. Angka ini
sedikit menurun jika dibandingkan dengan SDKI tahun 1991, yaitu sebesar
ke-5 adalah menurunkan AKI menjadi 102/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015
bahwa kematian ibu dapat terjadi pada saat kehamilan, melahirkan, dan nifas yaitu
sebanyak 179 kasus, kasus kematian ibu terbesar (59,78%) terjadi pada saat
di tahun 2013. Pencegahan untuk terjadinya komplikasi perlu dilakukan dengan cara
laboratorium yang tepat dan terarah pada setiap ibu hamil, bersalin dan nifas agar
laboratorium yang benar dan akurat turut berperan membantu menurunkan angka
kematian ibu selama masa kehamilan, persalinan dan nifas (Kemenkumham, 2013).
Angka Kematian Ibu (AKI) di Bantul terbilang masih cukup tinggi, dimana
tahun 2018 mencatat ada 14 AKI dan tahun 2019 di bulan Juni sudah 9 kasus, hal ini
masih terbilang cukup tinggi dibandingkan daerah lain di Yogyakarta. Hasil Audit
Maternal Perinatal (AMP) menyimpulkan bahwa penyebab kematian ibu pada Tahun
2017 adalah Pendarahan sebesar 17% (2 kasus) dan lainnya Pre Eklampsia Berat
(PEB), Sepsis, Hypertiroid, Syok, Paripartum, Infeksi Paru dan Lainnya 11%
(1kasus). Hal ini perlu diwaspadai menginat salah satu indicator keberhasilan dan
kesejahteraan kesehatan dilihat dari AKI.
2. Tujuan
Menambah pengetahuan dan kesadaran masyarakat mengenai hipertensi
kronik (hipertensi dalam kehamilan)
Meningkatkan upaya promotf dan preventif dimasyarakat terhadap mengenai
hipertensi kronik (hipertensi dalam kehamilan)
3. Manfaat
Masyarakat dapat mengetahui apa itu hipertensi dalam kehamilan dalam hal
ini mengenai hipertensi kronik (hipertensi dalam kehamilan)
Masyarakat dapat aktif untuk melakukan upaya peningkatan kesehatan untuk
mencegah dan mengatasi hipertensi kronik (hipertensi dalam kehamilan)
BAB II
METODE PENGAMBILAN DAN INTERPRETASI DATA
DATA EPIDEMIOLOGI
a. Wilayah
Berdasarkan data kunjungan pasien HT pada kehamilan di Puskesmas
Bambanglipuro pada bulan Januari hingga Desember 2019 didapatkan data masing-
masing desa Mulyodadi (21%), Sidomulyo (43%) dan Sumbermulyo (36%).
Dapat dilihat bahwa rentang usia pada hipertensi dalam kehamilan lebih tinggi
pada usia dewasa (21-30 tahun) sebanyak 6 orang dan kedua diikuti pada usia 40-51
tahun sebanyak 5 orang dan paling rendah diusia 31-40 sebanyak 3 orang.
b. Usia
Dapat dilihat bahwa rentang usia pada hipertensi dalam kehamilan lebih
tinggi pada usia dewasa (21-30 tahun) sebanyak 6 orang dan kedua diikuti pada
usia 40-51 tahun sebanyak 5 orang dan paling rendah diusia 31-40 sebanyak 3
orang.
Hipertensi kronik dapat disebabkan oleh factor primer yaitu idiopatik sebesar
90% dan factor sekunder 10% berhubungan dengan penyakit ginjal, endokrin, dan
pembuluh darah.
b. Input
Dalam pembinaan dan pemantauan aspek input harus memperhatikan cara
penentuan sasaran, sumber dana, ketersediaan sumber daya, kebijakan
pendukung.
c. Proses
Dalam pembinaan dan pemantauan aspek proses harus memperhatikan
bagaimana menjaga asupan pola makan, mekonsumsi obat secara teratur dan
rutin berolahraga serta rutin untuk melakukan pemerikasaan ANC terpadu, proses
penyuluhan dan sosialisasi hingga informasi diterima oleh ibu maupun
keluarganya
d. Output
Dalam pembinaan dan pemantauan aspek output harus ada peningkatan
pengetahuan ibu yang bersangkutan terkait pentingnya untuk mengkonsumsi obat
secara teratur, rutin memeriksakan kehamilan, menjaga pola makan serta
olahraga teratur.
BAB III
HASIL DAN KAJIAN
B. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. N
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 36 Tahun
Tanggal Lahir : 15 Juli 1983
Agama : Islam
Pekerjaan : Penjahit
Pendidikan : SMA
Alamat : Sitan, Sumbermulyo, Bambanglipuro
Kunjungan : Rabu, 1 Juli 2020.
C. ANAMNESIS
1. Keluhan Utama
Tidak ada keluhan (On therapyi)
6. Riwayat Perkawinan
Pasien menikah yang pertama kali dengan suami yang sekarang.
Menikah pertama kali usia 25 tahun. Usia pernikahan 20 tahun.
7. Riwayat KB
Pasien menggunakan KB suntik setiap sebulan sekali.
8. Riwayat Kehamilan Pasien
No Tahun Kehamila Persalinan Penolong Jenis Kelamin Berat Badan
n L/P (gr)
1 2009 Aterm Spontan Dokter L 2900
9. Gaya Hidup
Pasien saat ini sedang merawat anaknya yang baru saja lahir tahun
2020 bulan Juni. Sebelumnya pasien bekerja sebagai wirausaha tukang jahit.
Untuk saat ini pasien sedang tidak bekerja karena merawat anaknya. Akhir-
akhir ini pasien mengaku bahwa siklus tidur pasien menjadi berubah
dikarenakan harus mengurus anaknya jikalau terbangun ditengah malam.
Pasien mengatakan untuk sehari hanya tidur sekitar 2-3 jam dimalam hari.
Saat ini pasien sedang mencoba mengatur pola makan dengan diet rendah
gula, garam dan minyak. Pola makan juga diatur 3kali/hari. Pasien tidak
pernah merokok, tidak mengkonsumsi minuman bersoda dan minuman keras.
Pasien mengaku tidak pernah berolahraga karena tidak memiliki waktu banyak
untuk berolahraga. Pasien menyadari akan penyakit yang dideritanya akan
tetapi disisi lain pasien mengaku sering lupa mengkonsumsi obat penurun
tekanan darah tinggi.
D. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Fisik dilakukan pada 1 Juli 2020 di Puskesmas Bambanglipuro
a. Status Generalis
Keadaan Umum : Sedang
Kesadaran : Composmentis
GCS : E4 V5 M6
TB : 165 cm IMT : 18,4
BB : 50 Kg
Vital Sign :
Tekanan Darah : 160/90 mmHg
Nadi : 88 x/menit
Frekuensi Nafas : 20 x/menit
Suhu : 36,6 oC
b. Status Lokalis
Kepala : Normocephali
Mata : Conjunctiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), reflek
pupil isokor, reflek cahaya (+/+), diplopia (-)
Hidung : Deformitas (-)
Mulut : Sianosis (-)
Leher : Limfonodi tidak teraba, peningkatan JVP (-)
Thorax : Simetris, retraksi dinding dada (-), perkusi sonor,
vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-), S1/S2
normal tidak ada suara tambahan, bising jantung (-)
Abdomen
Inspeksi : Jejas (-), Distensi Abdomen (-)
Auskultasi : Peristaltik usus 16x/menit
Palpasi : Nyeri tekan (-) Teraba janin tunggal
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
-
F. DIAGNOSIS
Ny.36th P2Ah2 dengan Hipertensi Kronik dengan riwayat Preekslampsia didusun
Sitan RT 01.
G. TATALAKSANA
Terapi Klinis
Nifedipine 2 x 10 mg
Terapi Komunitas
Pembinaan pasien
Uraian pelaksana kegiatan :
Hari, tanggal : Rabu, 1 Juli 2020
Peserta : Ibu Nuryati
Kegiatan : Anamnesis, vital sign, Penyuluhan
Tempat : Puskesmas Bambanglipuro
Dokter muda : Maria Tifani Weruin
Nama Pasien : Ibu Nunung Harpeni
Kegiatan homevisit tidak dilakukan dikarenakan situasi sedang pandemi covid 19.
Pembinaan hanya dilakukan sekali ketika pasien datang berobat ke Puskesmas.
H. PROGNOSIS
Ad Vitam : Dubia
Ad Sanationam : Dubia
Ad Functionam : Dubia
BAB III
DATA PASIEN
1. Analisa Kasus
Pasien merupakan seorang ibu rumah tangga, berusia 36 tahun. Pasien bertempat
tinggal di Sitan, Sumbermulyo, Bambangliputo. Pasien baru saja melahirkan anaknya yang
kedua 2 minggu yang lalu dengan persalinan yang normal pada bulan Juni lalu. Berdasarkan
data yang didapatkan menyatakan bahwa pasien mengalami hipertensi kronik dan saat ini
sedang merawat anaknya yang baru saja lahir. Pasien mengaku bahwa siklus tidur pasien
menjadi berubah dikarenakan harus mengurus anaknya jikalau terbangun ditengah malam.
Pasien mengatakan untuk sehari hanya tidur sekitar 2-3 jam dimalam hari. Saat ini pasien
sedang mencoba mengatur pola makan dengan diet rendah gula, garam dan minyak. Pola
makan juga diatur 3kali/hari. Pasien tidak pernah merokok, tidak mengkonsumsi minuman
bersoda dan minuman keras. Pasien mengaku tidak pernah berolahraga karena tidak
memiliki waktu banyak untuk berolahraga. Pasien menyadari akan penyakit yang
dideritanya akan tetapi disisi lain pasien mengaku sering lupa mengkonsumsi obat penurun
tekanan darah tinggi.
Saat ini pasien tinggal bersama suami dan kedua anaknya. Suami pasien bekerja sebagai
pedagang di pasar. Pasien mengatakan karena terlalu sibuk beraktifitas sehingga lupa untuk
konsumsi obat antihipertensi, pasien juga memiliki ayah yang memiliki riwayat hpertensi
dan ibu yang memiliki penyakit jantung.
Jawaban
No. Indikator / Pertanyaan Ya Tidak
1 Persalinan ditolong oleh Ada Balita Ditolong Nakes Ya
tenaga kesehatan Tidak ditolong
Nakes
Tidak ada Balita
2 Pemberian Asi eksklusif Ada bayi Eksklusif Ya
pada bayi usia 0 - 6 bulan usia 0- 6 Tidak Eksklusif
bulan
Tak ada bayi usia 0- 6 bulan
3 Menimbang berat badan Ada Ditimbang Ya
bayi setiap bulan bayi Tidak ditimbang
Tak ada bayi
4 Menggunakan air bersih yang memenuhi syarat kesehatan Ya
5 Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun Ya
6 Menggunakan jamban sehat Ya
7 Melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk di rumah dan Ya
lingkungannya
8 Mengkonsumsi sayuran dan atau buah setiap hari Ya
9 Melakukan aktivitas fisik atau olahraga Ya
10 Tidak Merokok Tidak
2. Analisa Deteriminan
Ditinjau dari segitiga epidemiologi terdapat 3 komponen yang mempengaruhi kesehatan
seseorang, yaitu penjamu (host), penyebab penyakit (agent), dan lingkungan
(environment). Dalam kasus ini peran ketiganya dijabarkan sebagai berikut :
A. Keturunan (Genetik)
Pasien memiliki orang tua (ayah) yang memiliki riwayat hipertensi. Genetik dikatakan
berperan dalam perkembangan hipertensi, yang tentunya juga dipengaruhi oleh
lingkungan lainnya. Diduga berkaitan dengan sensitivitas garam yang dapat
mempengaruhi fungsi ginjal serta system saraf simpatik.
Hal ini sejalan dengan pernyataan DEPKES RI (2006), bahwa meskipun tidak setiap
penderita hipertensi didapat dari garis keturunan, namun seseorang akan memiliki
potensi untuk mendapatkan hipertensi jika orangtuanya hipertensi, terutama hipertensi
primer/essensial. Bila kedua orang tuanya hipertensi, maka peluang turun ke anak-
anaknya 45% dan bila salah satu orang tuanya hipertensi maka sekitar 30% akan turun
ke anak-anaknya.
Menurut Khomsan (2004) bahwa kopi sebagai salah satu faktor pencetus hipertensi.
Dimana kopi merupakan seumber kafein terbesar yang dapat membuat jantung jadi
berdegup lebih cepat dan tekanan darah meningkat. Kafein dalam 2-3 cangkir kopi
(setara 200-500mg) terbukti dapat meningkatkan tekanan sistolik sebesar 3-14 mmHg
dan diastolic 4-13mmHg. Secara nyata kafein dapat meningkatkan naiknya tekanan
darah dalam waktu singkat. Disisi lain mengkonsumsi kopi khususnya pada penderita
hipertensi dapat meningkatkan terjadinya risiko stroke dan meningkatkan ekskresi
kalsium yang berakibat pada peningkatan tekanan darah (Simon, 2002).
Latihan aerobik, dengan intensitas ringan sampai sedang, seperti jalan atau berenang
secara teratur sekitar 30-45 menit selama 3-4 kai dalam seminggu dapat menurunkan
tekanan darah sekitar 4-8 mmHg dan risiko kematian akibat jantung coroner 30%
dibandingkan dengan individu sedentary. Hal ini diduga karena aktivitas fisik dapat
mengakibatkan penuruan tekanan darah (Chalmers et al, 1999)
b. Tidak teratur kontrol
Pasien tidak rutin dalam kontrol dan memeriksakan diri ke puskesmas. Pasien mengaku
tidak sempat dan harus mengurus kedua anaknya. Saat ada puskesmas keliling di
lingkungannya, pasien juga tidak pernah untuk memeriksakan diri. Bahkan kepatuhan
mengkonsumsi obat rutin masih jarang. Pasien menyadari hal tersebut tapi masih saja
tidak melakukan hal yang membuat kesehatan pasien membaik.
3) Environment
Segala sesuatu yang berada di sekitar manusia baik biota dan abiotik serta
pengaruh pengaruh luar yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan manusia.
Dalam kasus ini, lingkungan pasien sangat memberikan dampak pada kondisi fisik
pasien. Pasien tidak cukup istirahat ketika anaknya terbangun. Sehingga pasien harus
mengurus anaknya untuk tidur. Hal ini kemungkinan membuat pasien menjadi
terganggu. Kemungkinan dapat membuat pasien menjadi stress dan psikososialnya
terganggu.
Diketahui bahwa strees adalah suatu kondisi yang disebabkan oleh adanya transaksi
antara individu dengan lingkungan sekitarnya yang mendorong seseorang untuk
mempersepsikan adanya perbedaan antara tuntutan situassi dan sumber daya (biologis,
psikologis dan social) yang ada pada diri seseorang. Stress atau ketegangan jiwa dapat
merangsang kelenjar pada ginjal untuk melepaskan hormone adrenalin dan memacu
jantung berdenyut lebih cepat serta lebih kuat, tubuh akan berusas mengadakan
penyesuaian sehingga timbul perubahan patologis. Gejala lain yang dapat timbul berupa
hipertensi dan penyakit maag.
- Menganjurkan budaya pola hidup bersih dan sehat dengan rajin mencuci
tangan 6 langkah dengan menggunakan sabun
- Mengkonsumsi vitamin
- Pemberian ASI yang baik dan benar : bayi harus disusui secara penuh
selama 6 bulan