Anda di halaman 1dari 6

CRITICAL APPRAISAL

JOURNAL READING

Pembimbing :
dr. The Maria Meiwati Widagdo, Ph.D

Disusun oleh :
Maria Tifani Iriani Weruin
42180222

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA
YOGYAKARTA
2020
Critical Appraisal Journal Reading

Judul : Efek Terapi Perilaku dengan Metode Applied Behavior Analysis Terhadap
Kemandirian Anak Autis

Penulis : Anggun Oktavia K. , Muh. Munif Syamsuddin, Idam Ragil Widianto Atmojo

Publikasi : Jurnal Kumara Cendekia Universitas Negeri Solo, Program Studi PG-PAUD
dan PGSD

Tanggal publikasi : Tahun 2014

a. Ringkasan jurnal
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan
terapi perilaku dengan metode Applied Behavior Analysis terhadap kemandirian
anak autis. Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat menyajkan bentuk
pelaksanaan pelayanan terapi kepada anak berkebutuhan khusus sebagaimana
mestinya.
Metode : Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif jenis eksperimen. Metode yang
digunakan adalah metode eksperimen dengan subyek penelitian tunggal ataun
Single Subject Research (SSR). Desain penelitian yang digunakan adalah Within
Subject Design. Subjek penelitian adalah seorang anak kelompok B TK
CEMARA DUA Banjarsari Surakarta. Teknik pengumpulan data melalui
checklist observasi kemandirian anak autis, dokumentasi, dan observasi.
Hasil : Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif
penggunaan terapi perilaku dengan metode Applied Behavior Analysis terhadap
kemandirian anak autis. Kemandirian anak meningkat sesudah penerapan terapi
perilaku dengan metode Applied Behavior Analysis. Kemandirian anak
meningkat mulai dari anak datang disekolah sampai anak siap menerima
pembelajaran dikelas.
Pembahasan : Perkembangan dan kemandirian, terapi perilaku pada anak autis, dan
penerapan metode Applied Behavior Analysis pada anak autis.
b. Critical appraisal
A. Are the study of the trial valid?
1. Did the trial address a clearly focused issue?
Ya.

 The population studied


Populasi dalam penelitian ini sebanyak 1 orang anak kelompok B TK Cemara Dua
Banjarsari Surakarta
      The intervention given
Penelitian ini merupakan penelitian dengan subjek penelitian tunggal atau Single
Subject Research, penelitian ini berlangsung selama 7 bulan yaitu dari Januari hingga
Juli 2014. Intervensi yang dilakukan yaitu dengan cara menerapkan metode Apllied
Behavior Analysis yaitu dengan mengajarkan anak beberapa keterampilan khusus
seperti mampu berjalan sendiri menuju kelasnya, bersalaman dengan guru, membawa
tasnya sendiri, menaruh tas pada tempatnya, melepas sepatunya, menaruh sepatu pada arak,
dan mampu makan snack dan minum direpresentasikan dari hasil pengukuran cheklist
kemandirian anak autis, pengamatan, dan wawancara pada guru.

      The comparator given


-
      The outcomes considered
Diharapkan melalui metode Apllied Behavior Analysis, kemandirian anak dapat
meningkat terutama mulai dari anak datang kesekolah sampai anak siap menerima
pembelajaran dikelas.

2. Was the assignment of subject to treatments randomised?

Ya.

 How was this carried out?


Subyek pada penelitian ini tentunya sudah memenuhi syarat dimana subjek tersebut
seorang anak autis yang bersekolah di Sekolah Inklusi yang melayani anak yang
berkebutuhan khusus. Peneliti telah memilih salah subjek tersebut secara acak untuk
terlibat dalam pemeberian metode terapi perilaku Apllied Behavior Analysis untuk
meningkatkan kemandirian pada anak autis tersebut.
      Was the allocation sequence concealed from researchers and subject?
-

3. Were all of the subject who entered the trial properly accounted for at its
conclusion?

Ya.

Pada penelitian ini dijelaskan bahwa peneliti melalukukan observasi dan


dokumentasi terikait kemandirian anak baik sebelum maupun sesudah diberikan
intervensi dalam hal ini adalah pretest dan posttest sehingga dapat ditarik
kesimpulan bahwa metode Apllied Behavior Analysis dapat meningkatkan
kemandirian anak autis. Pada peneilitian ini tidak tersirat bahwa subjek penelitian
tersebut mundur dari penelitian dan tidak ada kriteria inkulusi khusus pada subjek
penelitian tersebut.

4. Were subject, resercher and study personnel ‘blind’ to treatment?

Ya.

 Subject?
Subjek penelitian tidak mengetahui bahwa dirinya dilakukan pemantauan atau
observasi dari peneliti.
      Resercher?

Peneliti melakukan penilaian terkait kemandirian dalam hal anak mampu berjalan
sendiri menuju kelasnya, bersalaman dengan guru, membawa tasnya sendiri,
menaruh tas pada tempatnya, melepas sepatunya, menaruh sepatu pad arak, dan
mampu makan snack dan minum direpresentasikan dari hasil pengukuran
cheklist kemandirian anak autis, pengamatan, dan wawancara pada guru.

       Study personnel?


Peneliti melakukan protokol eksperimental yaitu dengan melakukan pengumpulan
data menggunakan ceklist observasi kemandirian anak autis, dokumentasi serta
observasi.
5. Were the groups similar at the start of the trial?
Can’t tell.

Pada penilitian ini tidak dijelaskan secara pasti terkait dengan kriteria eksklusi
beberapa faktor juga dapat mempengaruhi hasil dari penelitian ini antaranya
adalah usia subjek, jenis kelamin, pola asuh serta kemampuan kognitif dan
perilakunya

6. Aside from the experimental intervention, were the groups treated equally?

No.

Pada penilitian ini hanya menilai 1 subjek penelitian tanpa ada perbandingan
antar kelompok penlitian.

7. What are the results?

Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat bahwa terdapat peningkatan kemandirian


anak yaitu sebelum diberikan perlakuan (mean= 2, 43) dan sesudah diberikan
perlakuan (mean= 27,95). Mean t-hitung <-t tabel yaitu -6, 971 <- 1, 943 dan
signifikansinya kurang dari 0,05 (0,000) sehingga H0 ditolak. Dari uraian
tersebut diketahui bahwa terdapat perbedaan kemandirian anak sebelum
dan sesudah diberi perlakuan. Sehingga kesimpulan yang dapat diambil
bahwa terdapat efek terapi perilaku dengan metode Applied Behavior
Analysis terhadap kemandirian anak autis.

8. How large was the treatment effect?


Penelitian ini dapat meningkatkan kemandirian pada anak autis terutama ketika
anak datang kesekolah dan menerima pelajaran.

9. How precise was the estimate of the treatment effect?

Dengan menggunakan uji sampel Paired T-test mengacu pada p < 0,005. Berdasarkan
tabel 1 dapat dilihat bahwa terdapat peningkatan kemandirian anak yaitu sebelum
diberikan perlakuan (mean= 2, 43) dan sesudah diberikan perlakuan (mean= 27,95).
Mean t-hitung <-t tabel yaitu -6, 971 <- 1, 943 dan signifikansinya kurang dari 0,05
(0,000) sehingga H0 ditolak.

B. Will the results help locally?


10. Can the results be applied to the local population, or in your context?
Ya.
Karena pada penelitian ini dengan diterapkannya terapi perilaku dengan metode Applied
Behavior Analysis ini, anak lebih paham terhadap instruksi yang kemudian anak tahu
apa yang harus dilakukannya terutama kegiatan kemandirian secara sederhana. Terapi
perilaku dengan metode Applied Behavior Analysis ternyata efektif untuk meningkatkan
kemandirian anak autis. Meningkatnya kemandirian dalam hal anak mampu berjalan
sendiri menuju kelasnya, bersalaman dengan guru, membawa tasnya sendiri, menaruh
tas pada tempatnya, melepas sepatunya, menaruh sepatu pad arak, dan mampu makan
snack dan minum direpresentasikan dari hasil pengukuran cheklist kemandirian anak
autis, pengamatan, dan wawancara pada guru.

11. Were all clinically important outcomes considered?

Ya.

Dimana terlihat bahwa anak atau subjek penelitian tersebut lebih mandiri
dalam melakukan aktivitasnya terutama saat datang ke sekolah, berinteraksi
dengan guru atau melakukan aktivitas lain maupun saat memulai belajar

12. Are the benefits worth the harms and costs?

Ya.

Tidak ada partisipan yang melapor adanya kecelakaan ataupun efek samping
dari metode terapi perilaku dengan Applied Behavior Analysis

REFLEKSI PRIBADI
Anak berkebutuhan khusus (special needs) termasuk anak yang mengalami
hambatan dalam perkembangan perilakunya. Anak yang menderita autis tidak
dapat melakukan komunikasi secara dua arah. Hal itu dikarenakan anak autis
mengalami gangguan pada aspek komunikasi, bahasa, dan interaksi sosialnya
yang mengakibatkan anak itu tidak bisa berbaur dengan lingkungan yang ada
disekitarnya bahkan cenderung membuat anak menjadi tidak andiri dalam
melaksanakan aktivitasnya sehingga dibutuhkan terapi perilaku yang tepat dan
efektif dalam meningkatkan kemandiriannya. Terapi perilaku dengan metode
Applied Behavior Analysis ternyata efektif untuk meningkatkan kemandirian
anak autis. intervensi Applied Behavior Analysis (ABA) bermanfaat bagi fungsi
intelektual, verbal dan sosial anak autis. Sekolah diharapkan berusaha
memberikan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan anak berupa membekali
guru-guru melalui kegiatan workshop sehingga dapat meningkatkan kemampuan
pengetahuan dalam pendidikan inklusi

Anda mungkin juga menyukai