Anda di halaman 1dari 19

CRITICAL APPRAICAL

PENELITIAN QUASI EKSPERIMEN

Kelompok 13:
Delvia Aurora
Dwi Precy Anugrah
Sylvi Wulandari

Dosen Pengampu :
Dr. Tonny C Maigoda, SKM, MA
Critical Appraical
Criticals appraisal atau Telaah kritis adalah proses mengevaluasi suatu artikel ilmiah atau penelitian secara
cermat dan sistematis untuk menilai validitas, nilai, dan relevansinya dalam konteks tertentu (Burls, 2009).
Telaah kritis digunakan untuk menilai validitas (kebenaran) dan kegunaan dari suatu artikel atau journal
ilmiah (Murti, 2011).

Kelebihan

1. Merupakan metode yang sistematis untuk menilai hasil, validitas, dan kegunaan dari publikasi artikel
ilmiah.
2. Mendorong penilaian objektif tentang kegunaan sebuah informasi ilmiah.
3. Critical appraisal merupakan keterampilan yang tidak sulit dikuasai dan dikembangkan

Kekurangan

1. Membutuhkan banyak waktu, terutama pada awal.


2. Tidak selalu memberikan jawaban yang mudah.
3. Mengurangi semangat, terutama bila akses terhadap hasil penelitian yang baik pada bidang tertentu
sangat terbatas
Definisi Quasi Eksperimen

Quasi experimental design adalah jenis desain penelitian yang memiliki kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen tidak dipilih secara random. Penelitian ini menguji coba suatu
intervensi pada sekelompok subyek dengan atau tanpa kelompok control namun tidak dilakukan
random untuk memasukkan subyek ke dalam kelompok perlakuan atau control.

Bentuk desain eksperimen merupakan pengembangan dari true experimental design,


yang sulit dilaksanakan. Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi
sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan
eksperimen.Walaupun demikian, desain ini lebih baik dari pre-experimental design. Quasi-
experimental design digunakan karena pada kenyataannya sulit mendapatkan kelompok kontrol yang
digunakan untuk penelitian.
Desain Quasi Eksperimen
• Time Series Desain
Dalam desain ini sekelompok yang digunakan untuk penelitian tidak dapat dipilih secara random. Sebelum diberi perlakuan, kelompok diberi
pretest sampai empat kali, dengan maksud untuk mengetahui kestabilan dan kejelasan keadaan kelompok sebelum diberi perlakuan. Bila
hasil pretest selama empat kali ternyata nilainya berbeda-beda, berarti kelompok tersebut keadaannya tabil, tidak menentu, dan tidak
konsisten. Setelah kestabilan kadian kelompok dapat diketahui dengan jelas, maka baru diberi treatment. Desain penelitian ini hanya
menggunakan satu kelompok saja, sehingga tidak memerlukan kelompok kontrol.
Hasil pretest yang baik adalah O1 = O2= O3 = O4 dan hasil perlakuan yang baik adalah O5 = O6 = O7 = O8.
Besamya pengaruh perlakuan adalah = (O5 + O6 + O7 + O8) – ( O1 + O2+ O3 + O4 ).

Kemungkinan keadaan hasil


penelitian menggunakan times
series design
• Nonequivalent Control Group Design
Desain ini hampir sama dengan Pretest-Posttest Countrol Group Design, hanya saja pada design ini kelompok eksperimen maupun
kelompok control tidak dipilih secara random.

Contoh :
Dilakukan penelitian untuk mencari pengaruh perlakuan senam pagi terhadap derajat kesehatan karyawan. Desain penelitian dipilih satu
kelompok karyawan. Selanjutnya dari satu kelompok tersebut yang setengah diberi perlakuan senam pagi setiap hari dan yang setengah
lagi tidak. O₁ dan O, merupakan derajat kesehatan karyawan sebelum ada perlakuan senam pagi. O, adalah derajat kesehatan karyawan
setelah senam pagi selama 1 tahun. O, adalah derajat kesehatan karyawan yang tidak diberi perlakuan senam pagi. Pengaruh senam
pagi terhadap derajat kesehatan karyawan adalah (0₂.0₁)-(04.03).
Tujuan Quasi Eksperimen
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan
kelompok kontrol disamping kelompok eksperimen, namun pemilahan kedua kelompok tersebut tidak
dengan teknik random

Kelemahan dan kelebihan Quasi Eksperimen


Adapun secara terperinci kelemahan dari penelitian Quasi Eksperiment adalah sebagai berikut:
1. Tidak adanya randomisasi (randoimization), yang berarti pengelompokan anggota sampel pada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak dilakukan dengan random atau acak.
2. Kontrol terhadap variabel-variabel yang berpengaruh terhadap eksperimen tidak dilakukan, karena
eksperimenini biasanya dilakukan di masyarakat.
Adapun keuntungannya yaitu pada penelitian ekperimen semu ini tidak mempunyai batasan yang ketat
terhadap randomisasi dan pada saat yang sama dapat mengontrol ancama-ancaman validitas
01
Tahapan Critical Appraical Quasi Eksperimen

1. Validitas (Validity)
Setiap artikel riset perlu dinilai kritis tentang
apakah kesimpulan yang ditarik benar (valid),
tidak mengandung bias.
Validitas (kebenaran) bukti yang diperoleh dari
sebuah riset tergantung dari cara peneliti
memilih subjek/ sampel penelitian, cara
mengukur variabel, dan mengendalikan
pengaruh faktor ketiga yang disebut faktor
perancu (confounding factor). Untuk
memperoleh hasil riset yang benar, maka
sebuah riset perlu menggunakan desain studi
yang tepat.
02
Kepentingan
(Importance)

Bukti yang disampaikan oleh suatu artikel perlu


dinilai tidak hanya validitasnya tetapi juga
apakah hasil penelitian memberikan informasi
yang cukup penting sehingga berguna untuk
kesehatan dan kesejahteraan manusia.
03
Penerapan
(Applicability)
Hasil penelitian menunjukkan efikasi jika intervensi
hasil penelitian valid secara internal dan memberikan
efektifitas ketika diterapkan pada populasi sasaran
(target population).
Terima Kasih
Tool Critical Appraisal Penelitian Quasi Eksperimen
Tahun : 2016
Nomor literatur : 4
Volume : 5
Judul : Pengaruh Edukasi Gizi Dengan Ceramah Dan Booklet Terhadap
Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Gizi Remaja Overweight.
Penulis : Nurul Riau Dwi Safitri, Deny Yudi Fitranti
DOI : 10.14710/jnc.v5i4.16438
URL : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jnc

Jawaban
No Pertanyaan
Ya Tidak Tidak Jelas Tidak Ada
1 Apakah cukup jelas sebab √
dan akibat dari variabel yang
akan diteliti?
2 Apakah responden termasuk √
dalam perbandingan yang sama?
3 Apakah responden √
mendapatkan intervensi pada
setiap kelompok?
4 Apaka terdapat kelompok √
kontrol?
5 Apakah terdapat penilaian hasil √
dari sebelum dan
sesudah intervensi?
6 Ketika follow up dilakukan √
secara menyeluruh atau tidak,
apakah tindakan selanjutnya
dianalisis secara memadai?
7 Apakah pengukuran antara dua √
kelompok dilakukan dengan
cara
yang sama?
8 Apakah pengukuran hasil √
dilakukan dengan cara
yang
memadai/ sesuai?
9 Apakah dijelaskan uji √
statistik yang digunakan dan
sesuai?
Simpulan : Diterima

Keterangan :
Penelitian ini menggunakan desain penelitian Quasi eksperimen pre-posttest group design.
Penelitian ini menggambarkan perbandingan antara 2 kelompok perlakuan yaitu kelompok 1
yang diberi edukasi melalui ceramah dan kelompok 2 yang diberi edukasi melalui booklet.
Dari penelitian ini, Edukasi gizi melalui ceramah berpengaruh terhadap pengetahuan,
sedangkan edukasi gizi melalui booklet berpengaruh terhadap sikap gizi. Terdapat perbedaan
pada peningkatan pengetahuan dan sikap sebelum dan setelah edukasi pada kelompok ceramah
dan booklet. Namun, tidak terdapat perbedaan perubahan pengetahuan dan sikap gizi pada
kedua kelompok.
374 Journal of Nutrition College, Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016 (Jilid 2)
Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016 (Jilid 2), Halaman 374-380
Online di : http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jnc

PENGARUH EDUKASI GIZI DENGAN CERAMAH DAN BOOKLET TERHADAP


PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN SIKAP GIZI REMAJA OVERWEIGHT.

Nurul Riau Dwi Safitri, Deny Yudi Fitranti*)

Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro


Jln. Prof. H. Soedarto, SH., Semarang, Telp (024) 8453708, Email : gizifk@undip.ac.id

ABSTRACT

Background : High calories consumption, less fiber and lack of physical activity can lead to nutrition problem which
is overweight. The indulgence of consuming these foods due to inaproppriate information received by adolescence.
Booklet used as a media to give information since it can present complete and practical information. The purpose of
this study is to determine the effect of booklet to increase nutrition knowledge and attitude in adolescence.
Method : This study was a quasy-experimental with pre-post test group design. Total subjects was 28 divided into 2
groups: group 1 were given nutrition speech (n=14) and group 2 were given booklet (n=14), one time meeting is
conducted for each groups. Knowledge and attitude about nutrition obtained from questionnaire before and after
education. Effect of nutrition on knowledge and attitude in both groups were tested used paired t-test, Independent t-
test, Mann-Whitney and Wilcoxon.
Result : The increase of the average nutrition knowledge in speech group before education was 72,99% to 78,88%,
whereas in booklet group the average knowledge before education was 73,96% to 78,89%. The increase of the average
nutrition attitude in speech group before education was 75,86 to 79,07, whereas the increase of the average nutrition
attitude in booklet group was 73,14 to 78,93. There was a difference average in nutrition knowledge and attitude in
speech and booklet group (p<0,05). However, there was no difference in nutrition knowledge and attitude changing
in both group.
Conclusion : Nutrition education with speech can affect in knowledge, whereas nutrition education with booklet can
affect in attitude. There was a difference in the improvement of nutrition knowledge and attitude in speech and booklet
groups. However, there was no difference in nutrition knowledge and attitude changing in both groups.
Key words : knowledge, attitude, booklet, adolescent

ABSTRAK

Latar belakang : Konsumsi makanan tinggi kalori, rendah serat dan kurangnya aktivitas fisik dapat menimbulkan
masalah gizi yaitu kelebihan berat badan. Kegemaran mengkonsumsi makanan tersebut disebabkan karena kurang
tepatnya informasi yang diterima remaja melalui televisi. Booklet digunakan sebagai media edukasi karena informasi
yang disajikan lebih lengkap dan praktis. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh edukasi gizi melalui media
booklet terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap gizi remaja.
Metode : Penelitian ini berjenis quasi experimental dengan pre-post test group design. Total subjek sebanyak 28 yang
dibagi ke dalam 2 kelompok yaitu kelompok 1 yang diberikan edukasi gizi dengan ceramah (n=14) dan kelompok 2
yang diberikan edukasi dengan booklet (n=14), masing-masing dilakukan sebanyak 1 kali pertemuan. Data
pengetahuan dan sikap gizi diperoleh dari pengisian kuesioner sebelum dan setelah edukasi. Pengaruh edukasi gizi
terhadap pengetahuan dan sikap pada kedua kelompok diuji menggunakan uji paired t-test, Independent t-test, Mann-
Whitney dan Wilcoxon.
Hasil : Peningkatan rerata pengetahuan gizi pada kelompok ceramah dari sebelumnya sebesar 72,99% menjadi
78,88%, sedangkan pada kelompok booklet rerata pengetahuan sebelum edukasi sebesar 73,96% menjadi 78,89%.
Peningkatan rerata sikap gizi pada kelompok ceramah dari sebelumnya sebesar 75,86 menjadi 79,07, sedangkan
peningkatan rerata sikap pada kelompok booklet dari sebelumnya sebesar 73,14 menjadi 78,93. Terdapat perbedaan
rerata pengetahuan dan sikap gizi pada kelompok ceramah dan booklet (p<0,05). Namun, tidak terdapat perbedaan
perubahan pengetahuan dan sikap gizi pada kedua kelompok (p>0,05).
Simpulan : Edukasi gizi melalui ceramah berpengaruh terhadap pengetahuan, sedangkan edukasi gizi melalui
booklet berpengaruh terhadap sikap gizi. Terdapat perbedaan pada peningkatan pengetahuan dan sikap sebelum dan
setelah edukasi pada kelompok ceramah dan booklet. Namun, tidak terdapat perbedaan perubahan pengetahuan dan
sikap gizi pada kedua kelompok.
Kata Kunci : pengetahuan, sikap, booklet, remaja

PENDAHULUAN masalah gizi yang terjadi yaitu kelebihan berat


Remaja adalah masa transisi dalam periode badan (overweight). Overweight yaitu kondisi
anak ke periode dewasa yang sebagian besar dimana tubuh mengalami penumpukan lemak
menganggap diri mereka sehat walaupun berlebih yang ditandai dengan z-score (IMT/U) >1
sebenarnya mengalami masalah gizi.1,2 Salah satu SD - 2 SD. Hal ini dapat menyebabkan timbulnya

*)
Penulis Penanggungjawab Copyright @ 2016, ISSN : 2337-6236
Journal of Nutrition College, Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016 (Jilid2), Halaman 375

berbagai penyakit degeneratif dan masalah sosial informasi secara lisan dengan menggunakan alat
seperti rendahnya kepercayaan diri.3-5 Hasil Riset bantu berupa slide. Edukasi yang disampaikan
Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2013, dengan ceramah akan terjadi komunikasi dua arah
menunjukkan secara nasional prevalesi overweight dimana dilakukan secara tatap muka sehingga
usia 16-18 tahun sebesar 5,7% dan Provinsi Jawa penyuluh dapat secara langsung mengetahui respon
Tengah menjadi salah satu provinsi yang memiliki subjek. Kelebihan dari ceramah yaitu bisa
prevalensi overweight yang tergolong tinggi secara menjangkau subjek dengan jumlah yang banyak
nasional sebesar 5,4%.6 serta informasi yang disampaikan dapat dibahas
Overweight pada remaja bisa disebabkan lebih mendalam.19
oleh pola makan yang tidak sehat seperti konsumsi Booklet merupakan media penyampai pesan
makanan tinggi kalori dan rendah serat serta kesehatan dalam bentuk buku dengan kombinasi
kurangnya aktivitas fisik. Hal ini dapat tulisan dan gambar. Kelebihan yang dimiliki media
menyebabkan terjadinya keseimbangan energi booklet yaitu informasi yang dituangkan lebih
positif.7 Kegemaran remaja mengkonsumsi lengkap, lebih terperinci dan jelas serta bersifat
makanan tinggi kalori seperti konsumsi fast food edukatif. Selain itu, booklet yang digunakan sebagai
salah satunya disebabkan karena gencarnya iklan media edukasi ini bisa dibawa pulang, sehingga
ditelevisi. Ketertarikan terhadap iklan ditelevisi dapat dibaca berulang dan disimpan.15 Penyusunan
menyebabkan remaja menerima setiap informasi booklet ini disesuaikan dengan kebutuhan dan
yang ada tanpa menyaring informasi tersebut. kondisi remaja serta dikombinasikan dengan
Akibatnya, remaja banyak menerima informasi gambar sehingga menarik perhatian remaja dan
yang kurang tepat. Oleh karena itu, perlu diberikan menghindari kejenuhan remaja dalam membaca.
edukasi gizi untuk meningkatkan pengetahuan dan Hal ini yang menjadi alasan pemilihan booklet
sikap remaja.8,9 sebagai media edukasi. Booklet berjudul ‘Sehat &
Edukasi gizi adalah pendekatan edukatif Aktif dengan Gizi Seimbang’ yang digunakan
untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap remaja sebagai media edukasi gizi ini berkaitan dengan 4
terhadap gizi.10,11 Semakin tinggi pengetahuan gizi pilar gizi seimbang yaitu konsumsi makanan
akan berpengaruh terhadap sikap dan perilaku beranekaragam, membiasakaan pola hidup bersih,
konsumsi makanan.12 Edukasi bisa dilakukan melakukan aktivitas fisik dan memantau berat
melalui beberapa media dan metode. Edukasi yang badan.
dilaksanakan dengan bantuan media akan Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti
mempermudah dan memperjelas audiens dalam tertarik untuk mengetahui pengaruh edukasi gizi
menerima dan memahami materi yang dengan ceramah dan booklet terhadap peningkatan
disampaikan. Selain itu, media juga dapat pengetahuan dan sikap gizi remaja overweight.
membantu edukator dalam menyampaikan materi. Penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Semarang
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa karena berdasarkan penelitian sebelumnya
pendidikan gizi metode ceramah dengan prevalensi overweight pada remaja di SMA Negeri
menggunakan media buku cerita lebih efektif untuk 1 Semarang cukup tinggi yaitu sebesar 13,2%.16
meningkatkan pengetahuan gizi remaja putri
dibandingkan metode ceramah tanpa media. METODE
Peningkatan pengetahuan remaja putri setelah Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1
menerima pendidikan gizi yaitu dari 7,7% menjadi Semarang. Pengambilan data dilakukan pada bulan
82,1%.13 Hal ini menunjukkan adanya pengaruh Agustus 2016. Ruang lingkup penelitian ini
media dalam pendidikan. Penelitian lain yang termasuk dalam bidang gizi masyarakat. Penelitian
sejalan juga menunjukkan bahwa kelompok yang ini merupakan penelitian quasy experimental
diberi intervensi booklet memiliki selisih dengan rancangan pre-post test group design.
peningkatan nilai pengetahuan pre-post test lebih Penelitian ini menggambarkan perbandingan antara
besar dari kelompok yang diberi intervensi tebak 2 kelompok perlakuan. Populasi target dalam
gambar dan kelompok kontrol, masing-masing penelitian ini adalah seluruh remaja overweight di
18,67 ; 12,89 ; 3,11.14 Semarang. Populasi terjangkau pada penelitian ini
Pemberian edukasi gizi pada usia remaja adalah siswa overweight usia 15-17 tahun di SMA
diupayakan melalui media yang menarik agar Negeri 1 Semarang. Besar sampel dihitung dengan
penyampaian materi dapat diterima dengan mudah menggunakan rumus perhitungan sampel dan
dan menghindari adanya kejenuhan remaja. Edukasi didapatkan sampel sebanyak 28 subjek.17
gizi ini diberikan melalui ceramah dan booklet. Total sampel sebanyak 28 subjek kemudian
Ceramah merupakan metode penyampaian dibagi dalam dua kelompok perlakuan yang dipilih

Copyright @ 2016, ISSN : 2337-6236


376 Journal of Nutrition College, Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016 (Jilid 2)

secara random yaitu kelompok 1 yang diberi pengertian obesitas, penyebab obesitas, dampak
edukasi melalui ceramah dan kelompok 2 yang obesitas, cara menangani obesitas dan kebutuhan
diberi edukasi melalui booklet, yang masing-masing zat gizi remaja. Pernyataan sikap yang diberikan
kelompok berjumlah 14 subjek penelitian. Kriteria sebanyak 20 soal yang tersusun atas pernyataan
inklusi yang ditentukan yaitu bersedia menjadi positif dan negatif, masing-masing terdiri dari 10
sampel penelitian dengan mengisi informed soal. Pernyataan positif diberikan skor yaitu sangat
consent, subjek berusia 15-17 tahun, termasuk setuju (SS) = 5; setuju (S) = 4; kurang setuju (KS) =
dalam kategori overweight dengan z-score (IMT/U) 3; tidak setuju (TS) = 2; sangat tidak setuju (STS) =
>1 SD - 2 SD. Kriteria eksklusi adalah tidak 1. Pernyataan negatif diberi skor yaitu sangat setuju
mengikuti proses penelitian sampai selesai. (SS) = 1; setuju (S) = 2; kurang setuju (KS) = 3;
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah setuju (S) = 4; sangat tidak setuju (STS) = 5. Skor
edukasi gizi. Edukasi gizi merupakan pendidikan sikap terbagi menjadi 3 kategori yaitu kategori
gizi yang dilakukan dengan menyebarkan informasi kurang (<60), kategori cukup (60-79) dan kategori
mengenai gizi pada siswa SMA yang berisi tentang baik (≥80).
pengertian obesitas, penyebab, dampak dan cara Pengambilan data penelitian meliputi proses
menangani obesitas serta kebutuhan zat gizi remaja. skrining yaitu pengukuran antropometri yang terdiri
Ada 3 tahapan dalam penelitian ini yaitu tahap dari pengukuran berat badan menggunakan
pertama pengambilan data pre-test pada kedua timbangan digital dengan ketelitian 0,1 kg serta
kelompok yang dilakukan pada hari pertama, tahap pengukuran tinggi badan menggunakan microtoise
kedua dilakukan intervensi edukasi gizi melalui dengan ketelitian 0,1 cm. Pengukuran antropometri
ceramah pada kelompok 1 dan melalui booklet pada ini dilakukan untuk menentukan status gizi subjek
kelompok 2 yang dilakukan dihari kedua, tahap berdasarkan z-score (IMT/U). Kuesioner yang
ketiga dilakukan pengambilan data post-test dengan digunakan pada penelitian ini telah dilakukan uji
soal yang sama pada kedua kelompok yang validasi sebelum disebarkan ke subjek. Data
dilakukan 7 hari setelah intervensi. Waktu mengenai tingkat pengetahuan dan sikap gizi
intervensi edukasi gizi melalui ceramah selama ±30 diperoleh melalui pengisian kuesioner sebelum dan
menit. Waktu intervensi edukasi gizi melalui setelah edukasi gizi.
booklet selama ±30 menit serta dilakukan tanya Analisis data meliputi analisis univariat dan
jawab selama ±15 menit. Pemberian edukasi gizi bivariat. Analisis univariat digunakan untuk
melalui ceramah dan booklet masing-masing mendeskripsikan masing-masing variabel. Analisis
dilakukan sebanyak 1 kali tatap muka. bivariat meliputi uji paired t-test dan wilcoxon
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah untuk melihat perbedaan pengetahuan dan sikap
pengetahuan dan sikap terhadap gizi. Pengetahuan sebelum dan setelah edukasi gizi pada masing-
gizi adalah kemampuan subjek untuk mengetahui masing kelompok perlakuan. Uji independent t-test
dan menjawab kuesioner yang terdiri dari 23 dan mann-whitney untuk melihat perbedaan
pertanyaan meliputi pengertian obesitas, penyebab pengetahuan dan sikap antar kelompok perlakuan
obesitas, dampak obesitas, cara menangani obesitas HASIL
dan kebutuhan zat gizi remaja. Cara mengukur Karakteristik Subjek
tingkat pengetahuan yaitu diberi skor 1 jika jawaban Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1
benar dan skor 0 jika jawaban salah. Skor Semarang. Jumlah sampel dalam penelitian ini
pengetahuan terbagi menjadi 3 kategori yaitu sebanyak 28 subjek yang dibagi dalam dua
kategori kurang (<60%), kategori cukup (60-80%) kelompok perlakuan yaitu kelompok ceramah yang
dan kategori baik (>80%). terdiri dari 14 subjek penelitian dan kelompok
Sikap gizi adalah adanya tanggapan/pendapat booklet yang terdiri dari 14 subjek penelitian yang
subjek mengenai kuesioner gizi yang meliputi disajikan pada Tabel 1 dibawah ini.

Tabel 1. Rata-rata Usia, z-score (IMT/U), Pengetahuan dan Sikap pre-test pada Kedua Kelompok
Perlakuan
Ceramah (n=14) Booklet (n=14)
Variabel p
Mean±SD Mean±SD
Usia (tahun) 15,74±0,69 15,94±0,50 0,329a
z-score (IMT/U) 1,35±0,31 1,33±0,30 0,910a
Pengetahuan pre-test (%) 72,99±7,84 73,96±3,78 0,839a
Sikap pre-test 75,86±1,88 73,14±4,39 0,164a
a
Mann-whitney

Copyright @ 2016, ISSN : 2337-6236


Journal of Nutrition College, Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016 (Jilid2), Halaman 377

Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa tidak pengetahuan dan sikap pre-test subjek pada kedua
terdapat perbedaan usia, z-score (IMT/U), kelompok perlakuan masuk dalam kategori cukup.
pengetahuan dan sikap pre-test antar kelompok Pengaruh Pengetahuan dan Sikap Sebelum dan
perlakuan (p>0,05). Rerata pengetahuan pre-test Setelah Edukasi
pada kelompok ceramah sebesar 72,99% dan pada Perbedaan rerata pengetahuan sebelum dan
kelompok booklet sebesar 73,96%. Rerata sikap setelah edukasi pada kelompok ceramah dan
pre-test pada kelompok ceramah sebesar 75,86 dan kelompok booklet disajikan pada Tabel 2.
pada kelompok booklet sebesar 73,14. Rerata

Tabel 2. Perbedaan Rerata Pengetahuan Sebelum dan Setelah Edukasi


Ceramah (n=14) Booklet (n=14) p
Mean±SD Mean±SD
Sebelum 72,99±7,84 73,96±3,78 0,839a
Setelah 78,88±6,57 78,89±4,78 0,806a
b b
p value 0,012 0,022
b
Wilcoxon

Hasil uji beda pada Tabel 2 menunjukkan bahwa (p=0,022). Tidak terdapat perbedaan rerata
terdapat perbedaan rerata pengetahuan sebelum dan pengetahuan sebelum edukasi antar kelompok
setelah edukasi pada kelompok ceramah (p=0,012). perlakuan (p=0,839). Tidak terdapat rerata
Terdapat perbedaan rerata pengetahuan sebelum perbedaan pengetahuan setelah edukasi antar
dan setelah edukasi pada kelompok booklet kelompok perlakuan (p = 0,806).

Tabel 3. Perbedaan Rerata Sikap Sebelum dan Setelah Edukasi


Ceramah (n=14) Booklet (n=14) p
Mean±SD Mean±SD
Sebelum 75,86±1,88 73,14±4,93 0,164a
Setelah 79,07±3,87 78,93±5,46 0,937d
b c
p value 0,018 0,001
b
Wilcoxon
c
Paired t-test
d
Independent t-test

Hasil uji beda pada Tabel 3 menunjukkan bahwa Tidak terdapat perbedaan rerata sikap sebelum
terdapat perbedaan rerata sikap sebelum dan setelah edukasi antar kelompok perlakuan (p=0,164). Tidak
edukasi pada kelompok ceramah (p=0,018). terdapat perbedaan rerata sikap setelah edukasi
Terdapat perbedaan rerata sikap sebelum dan antar kelompok perlakuan (p = 0,937).
setelah edukasi pada kelompok booklet (p=0,001).

Tabel 4. Gambaran Pengetahuan dan Sikap Subjek


Pre test Post test
Variabel Kelompok Baik Cukup Kurang Baik Cukup
n % n % n % n % n %
Ceramah 7 50 6 42,8 1 71,4 9 64,3 5 35,7
Pengetahuan
Booklet 3 21,4 11 78,6 - - 8 57,1 6 42,8
Ceramah 8 57,1 6 42,8 - - 7 50 7 50
Sikap
Booklet 4 28,6 10 71,4 - - 8 57,1 6 42,8

Pada kelompok ceramah subjek yang memiliki Subjek yang memiliki sikap dengan kategori baik
pengetahuan dengan kategori baik sebanyak 7 sebanyak 8 subjek (57,1%) dan kategori cukup
subjek (50%), kategori cukup sebanyak 6 subjek sebanyak 6 subjek (42,8%) mengalami penurunan
(42,8%) dan kurang sebanyak 1 subjek (71,4%). menjadi 7 subjek (50%) yang memiliki sikap
Setelah dilakukan intervensi edukasi gizi dan dengan kategori baik dan cukup.
diambil data post-test didapatkan hasil bahwa Pada kelompok booklet subjek yang memiliki
terjadi peningkatan skor pengetahuan dengan pengetahuan dengan kategori baik sebanyak 3
kategori baik menjadi sebanyak 9 subjek (64,3%) subjek (21,4%) dan kategori cukup sebanyak 11
dan kategori cukup sebanyak 5 subjek (35,7%). subjek (78,6%). Subjek yang memiliki sikap dengan

Copyright @ 2016, ISSN : 2337-6236


378 Journal of Nutrition College, Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016 (Jilid 2)

kategori baik sebanyak 4 subjek (28,6%) dan dan kategori cukup sebanyak 6 subjek (42,8%).
kategori cukup sebanyak 10 subjek (71,4%). Selain itu, skor sikap kelompok booklet juga
Setelah dilakukan intervensi edukasi gizi dan mengalami peningkatan menjadi sebanyak 8 subjek
diambil data post-test didapatkan hasil bahwa (57,1%) yang memiliki sikap dengan kategroi baik
terjadi peningkatan skor pengetahuan dengan dan sebanyak 6 subjek (42,8%) yang memiliki sikap
kategori baik menjadi sebanyak 8 subjek (57,1%) dengan kategori cukup.

Tabel 5. Perbedaan Perubahan Pengetahuan dan Sikap Setelah Edukasi


Ceramah (n=14) Booklet (n=14)
Selisih (Δ) p value
Mean±SD Mean±SD
Pengetahuan 5,89±6,53 4,93±5,83 0,684d
Sikap 3,21±4,37 5,79±2,78 0,075d
d
independet t-test

Tabel 4, menunjukkan bahwa tidak terdapat ceramah sebesar 5,89. Rerata perubahan
perbedaan perubahan pengetahuan antar kelompok pengetahuan kelompok ceramah lebih tinggi
perlakuan (p =0,684). Tidak terdapat perbedaan daripada kelompok booklet. Ini terjadi karena
perubahan sikap antar kelompok perlakuan (p = edukasi gizi melalui ceramah dengan bantuan slide
0,075). cukup efektif dalam meningkatkan pengetahuan
karena materi dapat dibahas lebih mendalam.19,21
PEMBAHASAN Selain itu, edukasi gizi melalui ceramah terjadi
Pada kelompok edukasi melalui ceramah dan komunikasi dua arah dimana dilakukan secara tatap
booklet terjadi peningkatan skor pengetahuan post- muka sehingga penyuluh dapat secara langsung
test. Kelompok yang diberi edukasi melalui mengetahui respon subjek penelitian.20 Penelitian
ceramah mengalami peningkatan skor pengetahuan yang dilakukan dengan menggunakan leaflet dan
pre-test yang awal penelitian mempunyai kategori ceramah menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
baik sebanyak 7 subjek (50%), kategori cukup yang signifikan antara nilai pengetahuan sebelum
sebanyak 6 subjek (42,8%) dan kategori kurang dan setelah intervensi dengan ceramah.19 Terdapat
sebanyak 1 subjek (71,4%) meningkat menjadi 9 perbedaan rerata sikap sebelum dan setelah edukasi
subjek (64,3%) dengan kategori baik, 5 subjek gizi melalui ceramah (p<0,05). Rerata perubahan
(35,7%) dengan kategori cukup dan tidak ada subjek sikap kelompok ceramah sebesar 3,21. Rerata
dengan kategori kurang saat post-test. Namun, pada perubahan sikap ini lebih rendah daripada kelompok
kelompok ini terjadi penurunan skor sikap pre-test booklet. Ini terjadi karena subjek mengalami
yang awal penelitian mempunyai kategori baik penurunan skor sikap saat post-test. Selain itu,
sebanyak 8 subjek (57,1%) dan kategori cukup penyampaian informasi hanya secara lisan selama
sebanyak 6 subjek (42,8%) menurun menjadi 7 ±30 menit yang diberikan sebanyak 1 kali tatap
subjek (50%) dengan kategori baik dan kategori muka. Oleh karena itu, saat dilakukan post-test 3
cukup. subjek mengalami penurunan skor sikap.
Kelompok yang diberi edukasi melalui Terdapat perbedaan rerata pengetahuan
booklet mengalami peningkatan skor pengetahuan sebelum dan setelah edukasi gizi dengan booklet
pre-test yang awal penelitian mempunyai kategori (p<0,05). Rerata perubahan pengetahuan kelompok
baik sebanyak 3 subjek (21,4%), kategori cukup booklet sebesar 4,93. Meskipun rerata perubahan
sebanyak 11 subjek (78,6%) meningkat menjadi 8 pengetahuan kelompok booklet lebih rendah
subjek (57,2%) dengan kategori baik dan 6 subjek daripada kelompok ceramah, tetapi rerata
(42,9%) dengan kategori cukup saat post-test. pengetahuan kelompok booklet saat post-test
Kelompok yang diberi edukasi melalui booklet juga mengalami peningkatan. Peningkatan ini terjadi
mengalami peningkatan skor sikap pre-test dengan berkaitan dengan kelebihan dari booklet yaitu
kategori baik sebanyak 4 subjek (28,6%) dan materi yang dituangkan dalam booklet lebih
kategori cukup sebanyak 10 subjek (71,4%) lengkap, lebih terperinci, jelas dan edukatif serta
meningkat menjadi 8 subjek (57,1%) dengan penyusunan materi booklet dibuat sedemikian rupa
kategori baik dan 6 subjek (42,8%) dengan kategori agar menarik perhatian remaja, sesuai dengan
cukup. kebutuhan dan kondisi remaja. Selain itu, booklet
Terdapat perbedaan rerata pengetahuan juga dapat dibawa pulang, sehingga subjek dapat
sebelum dan setelah edukasi gizi melalui ceramah membaca atau mempelajarinya. Hal ini sejalan
(p<0,05). Rerata perubahan pengetahuan kelompok dengan penelitian yang menunjukkan bahwa

Copyright @ 2016, ISSN : 2337-6236


Journal of Nutrition College, Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016 (Jilid2), Halaman 379

booklet berpengaruh dalam meningkatkan dengan tujuan pemberian edukasi gizi yaitu
pengetahuan remaja.18,23 Terdapat perbedaan rerata menghasilkan peningkatan pengetahuan yang akan
sikap sebelum dan setelah edukasi gizi melalui mempengaruhi perubahan sikap dan perilaku.
booklet (p<0,05). Rerata perubahan sikap kelompok Remaja adalah masa transisi dari periode
booklet sebesar 5,79. Rerata perubahan sikap ini anak menuju dewasa. Karakteristik seseorang yang
lebih tinggi daripada kelompok ceramah. Hal ini sudah memasuki usia remaja salah satunya adalah
karena salah satu materi gizi dalam booklet yang timbulnya rasa ingin tahu terhadap informasi.
berkaitan dengan cara menurunkan berat badan Biasanya informasi tersebut diperoleh dari buku,
yang sehat bersifat aplikatif, yaitu dapat majalah, tabloid bahkan internet. Hal ini terlihat
dipraktekkan sehingga menarik perhatian remaja bahwa buku merupakan salah satu media yang
untuk mencoba. Penelitian yang sejalan diminati remaja untuk memperoleh informasi . Oleh
menunjukkan bahwa adanya perubahan sikap karena itu, booklet dipilih sebagai media dalam
responden setelah menerima pendidikan edukasi gizi. Booklet disusun sedemikian rupa
kesehatan.24,25,26 Penelitian lain juga menunjukkan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi remaja.
bahwa intervensi dengan booklet berpengaruh Remaja yang duduk ditingkat SMA memiliki rasa
terhadap perubahan sikap.23 ingin tahu yang tergolong besar sehingga materi
Namun, tidak terdapat perbedaan rerata yang dituangkan dalam booklet bersifat aplikatif
perubahan pengetahuan dan sikap antar kelompok yang dapat dipraktekkan.27 Selain itu, informasi gizi
perlakuan (p>0,05). Rerata perubahan pengetahuan yang diberikan didukung dengan tulisan dan
pada kelompok ceramah lebih tinggi daripada gambar yang menarik untuk menghindari kejenuhan
kelompok booklet. Hal ini menunjukkan bahwa remaja dalam membaca.
edukasi gizi melalui ceramah cukup efektif untuk
meningkatkan pengetahuan remaja. Namun, rerata KETERBATASAN PENELITIAN
perubahan sikap pada kelompok booklet lebih tinggi Keterbatasan penelitian ini yaitu durasi
daripada kelompok ceramah. Hal ini karena materi pelaksanaan edukasi gizi akan mempengaruhi
yang dituangkan dalam booklet bersifat edukatif dan peningkatan pengetahuan dan sikap.
aplikatif. Selain itu, media booklet juga dapat
dibawa pulang oleh subjek penelitian sehingga SIMPULAN
memungkinkan untuk dibaca berulang dan Media edukasi yang berpengaruh terhadap
disimpan.15 Meskipun rerata perubahan pengetahuan yaitu ceramah, sedangkan media
pengetahuan kelompok ceramah lebih tinggi, tetapi booklet berpengaruh terhadap sikap. Terdapat
pada kelompok booklet terjadi peningkatan skor perbedaan rerata pengetahuan dan sikap sebelum
pengetahuan yang awal penelitian sebanyak 3 dan setelah edukasi gizi pada kelompok edukasi
subjek (21,4%) yang mempunyai kategori melalui ceramah dan booklet (p<0,05). Namun,
pengetahuan baik meningkat menjadi 8 subjek tidak terdapat perbedaan rerata perubahan
(57,1%) saat post-test. Subjek yang mengalami pengetahuan dan sikap gizi antar kelompok
peningkatan skor pengetahuan pada kelompok perlakuan (p>0,05).
booklet lebih banyak daripada kelompok ceramah
yang awal penelitian sebanyak 7 subjek (50%) yang SARAN
mempunyai kategori baik meningkat menjadi 9 1. Bagi Pihak Sekolah
subjek (64,3%) saat post-test. Media booklet dan ceramah diharapkan dapat
Salah satu faktor yang mempengaruhi digunakan sebagai media alternatif dalam
pengetahuan dan sikap seseorang yaitu media. pelaksanaan edukasi gizi. Kedua media ini
Media berfungsi untuk memudahkan seseorang dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap
dalam memahami informasi yang dianggap rumit.20 gizi.
Peningkatan pengetahuan dan sikap ini 2. Bagi Penelitian Selanjutnya
menunjukkan keberhasilan dalam memberikan Pada penelitian selanjutnya perlu adanya
edukasi gizi dengan media booklet dan ceramah.21 pengambilan data lifestyle dan recall asupan
Selain itu, peningkatan sikap juga dikarenakan oleh untuk melihat pengaruh peningkatan
peningkatan pengetahuan. Peningkatan pengetahuan dan sikap terhadap perubahan
pengetahuan dan sikap ini diperoleh dari proses perilaku.
belajar dengan memanfaatkan semua alat indera,
dimana 13% dari pengetahuan diperoleh/disalurkan DAFTAR PUSTAKA
melalui indera dengar dan 35-55% melalui indera 1. Irwanto, Elia H, Hadisoepadmo A. Psikologi
pendengaran dan penglihatan.19,22 Hal ini sesuai Umum. Jakarta: PT Total Grafika. 2002.

Copyright @ 2016, ISSN : 2337-6236


380 Journal of Nutrition College, Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016 (Jilid 2)

2. WHO. Nutrition in Adolescence-Issues and 16. Yuliana, Budiar N. Ketidakpuasan Terhadap Citra
Chalenge for the Health Sector. 2005. Tubuh dan Kejadian Female Athlete Triad (FAT)
3. Gutterman. S. Obesity: Status and Effects. Orlando. pada Remaja Putri. Universitas Diponegoro
5-7 (January). 2011;15-34 Semarang. 2013.
4. Body Weight and Cancer Risk. Excess body 17. Dahlan, MS. Besar Sampel Dalam Penelitian
weight: A major health issue in America. American Kedokteran dan Kesehatan. 1st ed. AlqaPrint
Cancer Society. 2016. 1-6. Jatinangor. Jakarta. 2006: 25,59.
5. Hadi, Hamam. Beban ganda masalah gizi dan 18. Marisa. Pengaruh Pendidikan Gizi Melalui Komik
implikasinya terhadap kebijakan pembangunan Gizi Seimbang Terhadap Pengetahuan dan Sikap
kesehatan nasional. 2005. Pada Siswa SDN Bendungan Di Semarang.
6. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Universitas Diponegoro Semaarang. 2014.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas 2010). Jakarta: 19. Bertalina. Pengaruh Promosi Kesehatan Terhadap
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2013. Peningkatan Pengetahuan Tentang Gizi Seimbang
Available from URL: Pada Siswa Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan
http://www.dinkesjatengprov.go.id/ Accessed RajabasaKota Bandar Lampung. Jurnal
March 28, 2016. Kesehatan.2015; VI(1): 56-63.
7. Klein, S, et al. 2004. Weight Management through 20. 121-200-2-PB
Lifestyle Modification for the Prevention and 21. Novitasari. Efektivitas Pendidikan Kesehatan
Management of Type 2 Diabetes: Rationale and tentang Dismenore Terhadap Tingkat Pengetahuan
Strategies. A Statement of the American Diabetes Remaja Perempuan di Madrasah Tsanawiyah
Association, the North American Association for Islamiyah Ciputat. Skripsi. Universitas Islam
the Study of Obesity, and the American Society for Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2012.
Clinical Nutrition dalam American Journal of 22. Malikatul Ma’munah. Pengaruh Pendidikan
Clinical Nutrition 2004; 80: 257-263. [terhubung Kesehatan dengan Booklet Terhadap Pengetahuan
berkala]. www.ajcn.org. Diakses pada 14 Juni 2007. Nutrisi Ibu Laktasi Di Wilayah Kerja Puskesmas
8. Khomsan, Ali. Pangan dan Gizi Untuk Kesehatan. Ciputat Timur. Skripsi. Universitas Islam Negeri
PT. Raja Grafindo. Jakarta. 2003. Syarif Hidayatullah Jakarta. 2015.
9. Vieru, Tudor. Junk Food Ads Could Be Banned 23. Fadilah Aini. Pengaruh Pendidikan Kesehatan
from TV, [online], Dari: Reproduksi Remaja Melalui Media Booklet
http://news.softpedia.com/newsPDF/Junk-Food- Terhadap Perubahan Pengetahuan dan Sikap Santri
Ads-Could-Be-Banned-from-TV-111178.pdf.[13 Tentang Kesehatan Reproduksi DI Pesantren Darul
Juni 2009. Hikmah dan Ta’dib Al Syakirin Medan. Universitas
10. Claire E orummound. Using nutrition education and Sumatera Utara. 2010.
cooking clasess in primary schools to enourage 24. Friza Rahmi Artini. Perbedaan Pengaruh
healthy eating. Journal of Student Wellbeing. 2010; Pendidikan Kesehatan Menggunakan Media Leaflet
4(2):43-54. dengan Booklt Terhadap Tingkat Pengetahuan
11. Shweta Upadhyay. Media Accessibility, Utilization Masyarakat Di Desa Trangsan Gatak Sukoharjo.
and Preference for Food and Nutritional Naskah Publikasi. Universitas Muhammadiyah
Information by Rural Women of India. J Surakarta. 2014.
Communication. 2011; 2(1): 33-40. 25. Dian Karimawati. Pengaruh Pendidikan Kesehatan
12. Fikawati S, Syafiq A. Konsumsi Kalsium pada Terhadap Pengetahuan dan Sikap Ibu Mengenai
Remaja. Gizi dan Kesehatan Masyarakat. ASupan Gizi Pada Usia Toddler Di Surakarta.
Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat. FKM Naskah Publikasi. Universitas Muhammadiyah
UI. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2007. Surakarta. 2013.
13. Nur Rohim A. Perbedaan Pengetahuan Anemia 26. Linda Puspitasari. Pengaruh Pendidikan Kesehatan
Pada Remaja Putri Setelah Diberi Pendidikan Terhadap Perubahan Pengetahuan dan Sikap Ibu
Dengan Metode Ceramah Tanpa Media Dan Dalam Upaya Menangani Balita Gizi Kurang Di
Ceramah Dengan Media Buku Cerita [Naskah Desa Mancasan Sukoharjo. Naskah Publikasi.
Publikasi]. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2015.
Surakarta. 2015. 27. Khasan. Kriteria Bacaan Anak dan Remaja Pada
14. Ratna Fitriastutik, D. Efektivitas Booklet Dan Perpustakaan. Artikel. 2012
Permainan Tebak Gambar Dalam Meningkatkan
Pengetahuan Dan Sikap Siswa Kelas IV Terhadap
Karies Gigi Di SD Negeri 01, 02, Dan 03
Bandengan Kecamatan Jepara Kabupaten Jepara
Tahun Ajaran 2009/2010. Universitas Negeri
Semarang. 2010.
15. Uha Suliha. Pendidikan Kesehatan Dalam
Keperawatan. Jakarta: Buku Kedokteran. 2003

Copyright @ 2016, ISSN : 2337-6236

Anda mungkin juga menyukai