Anda di halaman 1dari 13

JURNAL REFLEKSI KRITIS

PEMBELAJARAN PRAKTIK KEBIDANAN FISIOLOGIS HOLISTIK


PERSALINAN

Nama Mahasiswa : Bakhrul Sifa Insani


Tempat Praktek : Wilayah Kerja Puskesmas Klaten Utara

A. Harapan akan Proses Pembelajaran Klinik

Kenapa saya mempelajari materi ini ?


1. Untuk mengidentifikasi dan mengoreksi terhadap aktivitas atau tindakan kebidanan yang
pernah dilakukan.
2. Untuk perbaikan dan pengembangan terhadap kompetensi kebidanan yang akan di lakukan.
3. Mencegah kesalahan berulang atau duplikasi terhadap tindakan kebidanan yang dirasa tidak
benar.
4. Menjadikan asuhan kebidanan yang dilakukan akan menjadi lebih efisien, efektif, dan
mencegah ‘Human error’.

Apa yang saya siapkan dalam mempelajari topik ini?


Dalam mempelajari topik ini yang saya siapkan adalah jurnal mengenai topik yang akan saya bahas
berkaitan dengan keadaan klien.
Langkah-langkanya sebagai berikut :
1. Penerapan evidence based medicine-practice dimulai dari pasien, masalah klinis atau
pertanyaan yang timbul terkait perawatan yang diberikan pada klien
2. Merumuskan pertanyaan klinis (rumusan masalah) yang mungkin, termasuk pertanyaan kritis
dari kasus/ masalah ke dalam kategori, misal: desain studi dan tingkatan evidence
3. Melacak/ mencari sumber bukti terbaik yang tersedia secara sistematis untuk menjawab
pertanyaan
4. Penilaian kritis (critical appraisal) akan bukti ilmiah yang telah didapat untuk validitas internal/
kebenaran bukti, (meliputi: kesalahan sistematis sebagai akibat dari bias seleksi, bias informasi
dan faktor perancu; aspek kuantitatif dari diagnosis dan pengobatan; ukuran efek dan aspek
presisi; hasil klinis; validitas eksternal atau generalisasi), dan kegunaan dalam praktrk klinis.
5. Penerapan hasil dalam praktek pada klien, dengan membuat keputusan untuk menggunakan
atau tidak menggunakan hasil studi tersebut, dan atau mengintegrasikan bukti tersebut dengan
pengalaman klinis dan faktor pasien/ klien dalam menentukan keputusan tersebut.
6. Evaluasi kinerja, yaitu melakukan evaluasi atas tindakan yang telah dilakukan pada klien.

Apa yang saya harapkan dalam mempelajari topik ini ?


Semoga dengan mempelajari topik ini yang saya harapkan adalah dengan terapi tersebut applicable
(dapat diterapkan) dalam praktik sehari-hari kepada klien kita. 

Apa yang perlu saya perhatikan dalam mempelajari topik ini ? Bagaimana perencanaannya ?
Yang perlu diperhatikan yaitu :
1. Apakah hasil penelitian ini penting Importance (Penting) : penting tidaknya isu atu pokok-
pokok pikiran yang dikemukakan
2. Apakah hasil penelitian ini Relevance (Keterkaitan) : dari pernyataan yang dikemukakan.
3. Apakah hasil penelitian ini Novelty (Kebaruan) : kebaruan dari isi pikiran, baik dalam
membawa ide-ide atau infomasi baru maupun dalam sikap menerima adanya ide-ide orang
lain.
4. Apakah hasil penelitian ini Outside Material : menggunakan pengalamanya sendiri atau bahan-
bahan yang diterimanya dari perkuliahan
5. Apakah hasil penelitian ini Ambigu Clarified : mencari penjelasan atau informasi lebih lanjut
jika dirasakan ada ketidak jelasan
6. Apakah hasil penelitian ini Lingking Ideas : senantiasa menghubungkan fakta, ide atau
pandangan serta mencari data baru dari informasi yang berhasil dikumpulkan
7. Apakah hasil penelitian ini Justification (Bukti) : memberi bukti-bukti, contoh, atau justifikasi
terhadap suatu solusi atau kesimpulan yang diambilnya. Termasuk didalamnya senantiasa
memberikan penjelasan mengenai keuntungan dan kerungian dari suatu situasi atau solusi
8. Apakah hasil penelitian ini valid dan evidence based dari penelitian tersebut.
9. Apakah dapat diterapkan dalam praktik sehari-hari.

Perencanaannya :
Untuk menggunakan hasil penelitian/ bukti sebagai referensi dalam memberikan perawatan pada
klien, diperlukan suatu tinjauan sistematis/ review sistematis (evidence review/ systematic review)
dari hasil penelitian-penelitian serupa. Tinjauan sistematis ini dapat kita lakukan sendiri atau
menggunakan tinjauan sistematis yang sudah disusun dan dipublikasikan oleh seorang penulis
(peneliti, akademisi, praktisi) yang ahli dibidangnya untuk memberikan rencana terperinci dan
berulang tentang pencarian literatur dan evaluasi dari bukti-bukti tersebut. Setelah semua bukti
terbaik dinilai, pengobatan/ perawatan dikategorikan sebagai:
1. mungkin bermanfaat,
2. mungkin berbahaya, atau
3. bukti tidak mendukung salah satu manfaat atau bahaya.
Lalu menjawab semua pertanyaan kritisi menggunakan lembar evidence based practice dan
menghitung nilai NNT bagi pasien kita.

B. Refleksi Kritis dari Materi yang Dipelajari

Sebutkan capaian pembelajaran yang tertera pada panduan:


Memberikan asuhan atau terapi sesuai dengan Evidence Based Practice pada asuhan
persalinan fisiologis holistic dan asuhan bayi baru lahir

Bagi saya, satu hal yang paling penting dalam capaian pembelajaran tersebut adalah:
Melakukan telaah kritis bukanlah suatu proses mencari-cari kesalahan tetapi untuk
mencari nilai informasi yang penting bagi kita. Selain itu kita terbiasa untuk selalu
menggunakan fikiran berdasarkan pengalaman dan fakta yang pernah dilakukan,
khususnya aktifitas dalam memberikan asuhan kebidanan kepada pasien. Dalam refleksi
praktis temukan adanya alas an ilmiah atau rasionalisasi berdasarkan bukti dan logika
terhadap kesenjangan fakta pengalaman yang pernah di lakukan. Dalam refleksi praktis,
seorang bidan akan melakukan pemecahan masalah kesenjangan yang dihadapi
berdasarkan penyebab yang mempunyai implikasi praktis terhadap perbaikan untuk masa
yang akan datang.

Saya mengidentifikasi sumber informasi menarik dalam topik pembelajaran ini adalah:
Selain hasil penelitian utama, ada hal lain yang menarik yaitu :
1. Referensi yang dicantumkan
2. Ide yang menarik

Capaian pembelajaran yang paling saya butuhkan untuk terus saya kerjakan adalah :
1. Adakah yang baru dari hasil penelitian ini ?.
2. Apa kepentingannya bagi dunia kesehatan ?.
3. Relevan kah dengan tempat kerja ?.

Saya akan mengembangkan pembelajaran saya di bidang ini melalui :


Praktik klinik lapangan

Selama pembelajaran klinik, masalah-masalah yang menghalangi proses pembelajaran


saya adalah:
1. Evidence based medicine-practice menghasilkan penelitian kuantitatif, terutama dari
desain Randomized Controlled Trial (RCT). Dengan demikian, hasilnya mungkin
tidak relevan untuk semua situasi perawatan.
2. Penelitian dengan desain RCT mahal, maka prioritas diberikan pada topic penelitian
yang dipengaruhi oleh kepentingan para “sponsor”.
3. Ada jeda antara saat RCT dilakukan dengan ketika hasilnya dipublikasikan, dan ada
jeda antara saat hasilnya dipublikasikan dengan saat hasilnya diterapkan dengan
benar.
4. Penelitian dengan rancangan RCT membatasi generalisasi, karena penelitian tidak
dilakukan pada semua populasi.
5. Tidak semua bukti dari penelitian dengan rancangan RCT dapat diakses dengan
mudah, sehingga efektivitas pengobatan yang dilaporkan mungkin berbeda dari yang
dicapai dalam praktek klinis rutin.
6. Hasil studi/ penelitan yang diterbitkan mungkin tidak mewakili semua studi yang
diselesaikan pada topik tertentu (diterbitkan dan tidak diterbitkan) atau mungkin tidak
dapat diandalkan karena kondisi studi yang berbeda dan bervariasi.

Masalah-masalah yang saya temui selama proses pembelajaran klinik pada topik ini
adalah, dan Saya berencana untuk membahasnya melalui:
Penelitian umumnya cenderung berfokus pada populasi, namun tiap-tiap individu dalam
populasi dapat bervariasi secara substansial dari norma-norma yang umum terjadi dalam
suatu populasi. Dapat disimpulkan bahwa evidence based medicine-practice berlaku untuk
kelompok orang (populasi). Namun hal tersebut tidak menghalangi pemberi layanan dari
menggunakan pengalaman pribadi mereka dalam memutuskan bagaimana menyelesaikan
setiap masalah. Salah satu sumber menyarankan bahwa: “pengetahuan yang diperoleh dari
penelitian klinis tidak langsung menjawab pertanyaan klinis, apa yang terbaik bagi klien”,
dan menunjukkan bahwa evidence based medicine-practice tidak harus menyimpang dari
nilai pengalaman klinis. Sumber lainnya menyatakan bahwa “evidence based medicine-
practice berarti mengintegrasikan keahlian klinis individu dengan bukti klinis terbaik yang
tersedia (diakses secara terbuka/ umum) dari penelitian yang sistematis”.
Penerapan evidence based medicine-practice dalam pelayanan kebidanan (evidence based
midwifery) khususnya dalam asuhan kehamilan, diantaranya sebagai pertimbangan dalam:
melaksanakan pemeriksaan ibu hamil, menjalankan program antenatal care (standar
asuhan kehamilan, standar kunjungan), mengatasi keluhan/ ketidaknyamanan yang
dialami selama kehamilan, pemenuhan kebutuhan dasar ibu hamil, dan penatalaksanaan
penyulit/ komplikasi kehamilan.

C. Refleksi Kritis pada Pembelajaran melalui Literatur dengan menggunakan


Lembar Kerja EBM (Evidence Based Medicine) Terapi

“Efektivitas Massase Effleurage Dan Massase Counterpressure


Terhadap Penurunan Nyeri Persalinan”
1. Apakah hasil penelitian valid?

Apakah pasien pada penelitian Ya, pasien pada penelitian di randomisasi.


dirandomisasi? Keterangan :
Rancangan penelitian ini menggunakan metode
penelitian kuantitatif dengan desain penelitian quasi
eksperiment dengan rancangan pre test – post test
kontrol group design. Pengukuran dilakukan pada dua
kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok
intervensi. Perbedaan pengaruh pemberian massase
effleurage dan massase counterpressure terhadap
penurunan nyeri persalinan diukur pada kelompok
kontrol dan kelompok intervensi.
Apakah pengambilan sampel dilakukan Ya, pengambilan sampel dilakukan secara rinci
secara rinci? Keterangan :
Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh ibu
bersalin yang memenuhi kriteria penelitian.
Apakah cara melakukan randomisasi Tidak, karena baik kelompok kontrol dan kelompok
dirahasiakan? intervensi mengetahui pemberian terapi yang
dilakukan
Keterangan :
Sampel data diambil dari 2 kelompok responden yaitu
kelompok perlakuan yang diberikan massase
effleurage dan kelompok perlakukan yang diberikan
massase counterpressure.
Apakah follow-up kepada pasien cukup Tidak, dalam penelitian ini setelah memenuhi kriteria
panjang dan lengkap? inklusi, pasien diamati dan di follow up saat
persalinan kala I apakah ada pengurangan rasa nyeri
setelah pemberian terapi yang dilakukan.
Keterangan:
Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh ibu
bersalin yang memenuhi kriteria penelitian. Variabel
dalam penelitian ini adalah pemberian teknik
massase dan intensitas nyeri. Analisis univariate
digunakan untuk menganalisis variabel karakteristik
responden dan untuk mendeskripsikan intensitas nyeri
yang dialami masing-masing kelompok. Analisis
bivariate digunakan untuk melihat pengaruh dari
variable menggunakan uji statistik uji beda / uji t.
Apakah pasien dianalisis di dalam grup Ya, pasien dianalisis di dalam grup mereka di
di mana mereka dirandomisasi? randomisasi.
Keterangan :
Intensitas nyeri yang dialami ibu bersalin diukur
menggunakan skala visual yang ditabulasi dalam
lembar observasi. Pengolahan data penelitian
dilakukan dengan tahap editing, coding, scoring dan
tabulating. Analisis univariate digunakan untuk
menganalisis variabel karakteristik responden dan
untuk mendeskripsikan intensitas nyeri yang dialami
masing-masing kelompok. Data dianalisis untuk
mengetahui skor maksimal, skor minimal, rata-rata
dan standar deviasi. Analisis bivariate digunakan
untuk melihat pengaruh dari variable menggunakan
uji statistik uji beda / uji t. Jika nilai signifikasi yang
didapatkan < ρ (0,05) maka dapat disimpulkan bahwa
terapi nonfarmakologis yang diberikan pada ibu
bersalin efektif untuk meredakan nyeri yang dialami
saat persalinan
Apakah pasien, klinisi, dan peneliti blind Tidak, karena baik peneliti dan peserta mengetahui
terhadap terapi? tindakan yang akan diambil, baik resiko maupun
keuntungannya.
Keterangan :
Pengukuran dilakukan pada dua kelompok yaitu
kelompok kontrol dan kelompok intervensi.
Perbedaan pengaruh pemberian massase effleurage
dan massase counterpressure terhadap penurunan
nyeri persalinan diukur pada kelompok kontrol dan
kelompok intervensi. Penelitian ini dilakukan di BPM
yang masuk wilayah kerja Desa Sooko Kabupaten
Mojokerto. Sampel dalam penelitian ini adalah
seluruh ibu bersalin yang memenuhi kriteria
penelitian.
Apakah grup pasien diperlakukan sama, Ya, selain eksperimen, kedua kelompok mendapat
selain dari terapi yang diberikan? perlakuan yang sama
Apakah karakteristik grup pasien sama Ya, semua grup pasien sama pada awal penelitian.
pada awal penelitian, selain dari terapi Keterangan :
yang diberikan? Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh ibu
bersalin yang memenuhi kriteria penelitian BPM yang
masuk wilayah kerja Desa Sooko Kabupaten
Mojokerto.

2. Apakah hasil penelitian penting?

Seberapa penting hasil penelitian ini? Penting.


Keterangan :
Dari hasil penelitian ini nampak bahwa
terapi counterpressure lebih efektif untuk
dilakukan pada persalinan jika
dibandingkan dengan terapi effleurage.
Penekanan pada daerah lumbal secara
kontinu menjadikan sensasi nyeri yang
dialami responden saat persalinan
cenderung mengalami penurunan jika
dibandingkan dengan effleurage yang
dilakukan dengan cara memukul dengan
perlahan pada daerah yang nyeri. Tindakan
massase counterpressure lebih dapat
dikontrol terutama mengenai tekanan yang
harus diberikan kepada ibu bersalin
dibandingkan dengan terapi effleurage.
Seberapa tepat estimasi dari efek terapi? Tepat.
Keterangan :
Penurunan sensasi nyeri yang terjadi pada
saat persalinan dengan teknik pemijatan
dapat dijelaskan dengan gate theory.
Tekanan pemijatan mencapai otak lebih
cepat daripada rasa nyeri sehingga
rangsang pemijatan tersebut dapat menutup
gerbang terhadap rasa nyeri. Menurut
Melzack dan Wall (1965 dikutip Utami,
2015), selama proses persalinan impuls
nyeri berjalan dari uterus sepanjang serat-
serat syaraf besar ke substansia gelatinosa
di dalam spinal kolumna, sel-sel transmisi
memproyeksikan pesan nyeri ke otak.
Adanya stimulasi massage mengakibatkan
pesan yang berlawanan yang lebih kuat,
cepat dan berjalan
sepanjang serat saraf kecil. Pesan yang
berlawanan ini menutup gate di substansi
gelatinosa dengan memproduksi senyawa
pereda nyeri yaitu endorfin lalu memblokir
pesan nyeri supaya tidak ditransmisikan
sehingga otak tidak mencatat pesan nyeri
tersebut.

Ada efek Tidak ada efek


Terekspos 12 (a) 2 (b)
Tidak terekspos 7 (c) 7 (d)

Control event rate (CER) = c/ c+d


Experimental event rate (EER) = a/ a+b

Control event rate (CER)/PEER 7 / 7+7 = 0,5


Experimental event rate (EER) 12 / 12+2 = 0, 86
RR= EER/CER 0,86 / 0,5 = 1,72
RRI= (EER – CER) / CER (0,86 – 0,5) / 0,86 = 0,42
ARI= EER –CER 0,86 – 0,5 = 0,36
ARR=CER-EER 0,5 – 0,86 = - 0,36
NNT=1/ARR 1 / -0,36 = -2,7
NNH = 1/ARI 1 / 0,03 = 2,7
Relative Risk Absolute Risk Number Needed to
Reduction (RRR) Reduction (ARR) Treat (NNT)
CER EER CER-EER/ CER CER-EER 1/ARR
0,5 0,86 0,5-0,86/0,5= - 0,5-0,86 = -0,36 1/-0,36= 2,7
0,36/0,5= - 0,72
95% CI

95% CI = +/- 1,96 √[CER x (1-CER)/ #pasien kontrol + EER x (1-EER)/ # pasien
eksperimen]
= +/- 1,96 √[0,5 x (1-0,5)/ 14 + 0,86 x (1-0,86)/ 14] = 0,007+0,0086
= 0,006± 0,007

3. Apakah hasil penelitian yang valid dan penting tersebut applicable (dapat
diterapkan) dalam praktek sehari-hari?

Apakah hasilnya dapat diterapkan kepada pasien kita?


Dapat.
Keterangan :
Studi ini menunjukkan bahwa pemberian terapi massase dan informasi yang
berkelanjutan tentang nyeri pada ibu selama kehamilan dan persalinan sangat diperlukan
untuk mempersiapkan ibu secara fisik dan psikologi guna menghadapi proses persalinan.
Prinsip dasar yang dari massase counterpressure adalah melakukan pemijatan secara
terus menerus. Dengan adanya pengalihan rasa nyeri yang dialami saat persalinan
diharapkan persalinan dapat berjalan dengan lebih cepat dan semakin menurunkan
resiko akibat terjadinya persalinan lama.
Apakah karakteristik pasien kita sangat Tidak,
berbeda dibandingkan pasien pada Keterangan :
penelitian sehingga hasilnya tidak dapat Karena pasien pada penelitian memeliki
diterapkan? karakterisitik yang sama dengan ibu
bersalin lainnya.
Apakah hasilnya mungkin dikerjakan di Bisa,
tempat kerja kita? ◦ Karena RR = EER/CER =
0,86 / 0,5 = 1,72 artinya kemungkinan
subjek intervensi tidak mengalami rasa
nyeri 1,72 dengan terapi massase
counterpressure dibandingkan dengan
massase effluerage.
◦ RRR = 1 – RR = 1 – 1,72 =
0,72 artinya bila massase
counterpressure digunakan sebagai
salah satu terapi, maka jumlah insiden
nyeri persalinan dapat diturunkan
sebesar 72% dari insidens sebelumnya.
◦ ARR = EER – CER = 0,86 -
0,5 = 0,36 artinya apabila massase
counterpressure digunakan sebagai
terapi, maka selisih jumlah insidens
nyeri persalinan antara yang diberi
massase counterpressure dengan yang
tidak sebesar 36%
◦ NNT = 1/ARR = 1 / 0,36 =
2,7 artinya kita perlu melakukan terapi
massase counterpressure terhadap 2
sampai 3 pasien untuk mencegah terjadi
satu kasus nyeri persalinan.
Apa kemungkinan benefit dan harm dari terapi tersebut?
Benefit :
Tekanan dalam massage counter pressure dapat diberikan dalam gerakan lurus atau
lingkaran kecil. Teknik ini efektif menghilangkan sakit punggung akibat persalinan
Harm :
Bagi ibu yang tidak biasa dipijat, bahkan disentuh saat mengalami kontraksi, hal ini
disebabkan karena kontraksi sedemikian kuatnya sehingga ibu tidak sanggup lagi
menerima rangsangan apapun pada tubuh. Penolong persalinan harus memahami hal ini
dan menghormati keinginan ibu (Danuatmadja dan Meilasari, 2011).
Metode I: f Risiko terhadap pasien kita, relatif
terhadap pasien pada penelitian
Diekspresikan dalam bentuk desimal: 0,5
NNT/f = 2,7/0,5 = 5,4
(NNT bagi pasien kita)
Metode II: 1/ (PEERxRRR) PEER (patient’s expected event rate)
adalah event rate dari pasien kita bila
mereka menerima kontrol pada penelitian
tersebut = 2
1/ (PEERxRRR) = 1/(0,5-0,72) = 1/-0,22 =
4,54
(NNT bagi pasien kita)
Apakah value dan preferensi pasien dipenuhi dengan terapi ini?
Ya.
Nyeri saat persalinan merupakan kondisi fisiologis yang secara universal dialami oleh
hampir semua ibu bersalin. Menurut Danuatmaja dan Meiliasari (2008) saat yang paling
melelahkan dan berat, dan kebanyakan ibu mulai merasakan sakit atau nyeri pada saat
persalinan adalah
kala I fase aktif. Dalam fase ini kebanyakan ibu merasakan sakit yang hebat karena
kegiatan rahim mulai lebih aktif. Pada fase ini kontraksi semakin lama semakin kuat
dan semakin sering. Kondisi nyeri yang hebat pada kala I persalinan memungkinkan
para ibu cenderung memilih cara yang paling gampang dan cepat untuk menghilangkan
rasa nyeri.
Adanya stimulasi massage mengakibatkan pesan yang berlawanan yang lebih kuat, cepat
dan berjalan sepanjang serat saraf kecil. Pesan yang berlawanan ini menutup gate di
substansi
gelatinosa dengan memproduksi senyawa pereda nyeri yaitu endorfin lalu memblokir
pesan nyeri supaya tidak ditransmisikan sehingga otak tidak mencatat pesan nyeri
tersebut.
Apakah kita dan pasien kita mempunyai Hal ini hanya dapat kita kembalikan lagi ke
penilaian yang jelas dan tepat akan value pasien dengan informasi dan penjelasan
dan preferensi pasien kita? yang telah kita berikan, apakah sesuai
dengan kebutuhannya atau tidak.
Apakah value dan preferensi pasien kita Ya.
dipenuhi dengan terapi yang akan kita Karena dengan menerapkan terapi massase
berikan? counterpressure salah satu teknik non
farmakologi dalam mengurangi rasa nyeri
saat persalinan.
f adalah faktor dorongan. f merupakan perkiraan berapa tinggi atau rendahnya risiko
kematian pasien kita dibandingkan pasien pada penelitian. Bila pasien kita kemungkinan
meninggalnya 2 kali lebih besar dibandingkan pasien pada penelitian, maka besar f
adalah 2. Bila pasien kita kemungkinan meninggalnya 2 kali lebih kecil dibandingkan
pasien pada penelitian, maka besar f adalah 0,5.

D. Evaluasi Pembelajaran

Topik: Efektivitas Massase Effleurage Dan Massase Counterpressure

Terhadap Penurunan Nyeri Persalinan

Jenis pemeriksaan, dan lingkup tindakan/asuhan :


Pemeriksaan yang dilakukan adalah pengkajian dan anamnesis pada ibu hamil trimeseter I
dan asuhan yang diberikan adalah pendidikan kesehatan mengenai kebersihan mulut.

Informasi/ keterampilan yang baru bagi saya :


Pemberian obat kumur merupakan salah satu terapi yang bermanfaat dalam mengurangi ak

Bagaimana hal ini bisa berguna ?


Kami menemukan bahwa selama proses persalinan impuls nyeri berjalan dari uterus
sepanjang serat-serat syaraf besar ke substansia gelatinosa di dalam spinal kolumna, sel-sel
transmisi memproyeksikan pesan nyeri ke otak. Adanya stimulasi massage mengakibatkan
pesan yang berlawanan yang lebih kuat, cepat dan berjalan sepanjang serat saraf kecil. Pesan
yang berlawanan ini menutup gate di substansi gelatinosa dengan memproduksi senyawa
pereda nyeri yaitu endorfin lalu memblokir pesan nyeri supaya tidak ditransmisikan sehingga
otak tidak mencatat pesan nyeri tersebut. Dari hasil penelitian ini Nampak bahwa terapi
counterpressure lebih efektif untuk dilakukan pada persalinan jika dibandingkan dengan
terapi effleurage. Penekanan pada daerah lumbal secara kontinu menjadikan sensasi nyeri
yang dialami responden saat persalinan cenderung mengalami penurunan jika dibandingkan
dengan effleurage yang dilakukan dengan cara memukul dengan perlahan pada daerah yang
nyeri. Tindakan massase counterpressure lebih dapat dikontrol terutama mengenai tekanan
yang harus diberikan kepada ibu bersalin dibandingkan dengan terapi effleurage.

Dibutuhkan pemahaman yang baik antara penolong persalinan dengan pasien. Ibu bersalin
yang tidak diberikan penjelasan mengenai terapi massase baik yang dilakukan sebelum
persalinan atau saat menjelang persalinan dapat menjadikan ibu bersalin merasa tidak
nyaman dengan terapi yang diberikan. Diperlukan tindakan sosialisasi mengenai terapi
massase pada ibu bersalin melalui health education yang dapat dilakukan saat ibu hamil
melakukan pemeriksaan kehamilan / ANC. Selain itu penolong persalinan juga dituntut
untuk menguasai teknik massase yang benar dengan tujuan untuk mengurangi nyeri yang
muncul saat persalinan, mencegah terjadinya persalinan lama akibat rasa cemas dan nyeri
yang berlebihan serta dapat menurunkan angka terjadinya persalinan sesar.

Sesi pembelajaran ini membuat saya berfikir tentang:


Sesi pemebelajran ini membuat saya untuk berfikir kritis dalam memberikan saran dan
pendidikan kesehatan yang tepat bagi pasien saya

Kontribusi saya dalam pembelajaran ini adalah :


melaksanakan pemeriksaan ibu hamil dan memastikan bahwa sudah memang memasuki
dalam fase persalinan, menjalankan program intranatal care (standar asuhan persalinan,
standar APN, asuhan saying ibu), mengatasi keluhan/ ketidaknyamanan yang dialami selama
persalinan, pemenuhan kebutuhan dasar ibu bersalin, dan penatalaksanaan penyulit/
komplikasi persalinan.

Pertanyaan yang diajukan selama sesi diskusi?


Bagaimana rasa nyeri yang dirasakan ibu ?.

Tindak lanjut yang akan saya lakukan adalah:


Apakah dengan terapi yang diberikan dapat menurunkan rasa nyeri yang dialami oleh klien.

Anda mungkin juga menyukai