Anda di halaman 1dari 12

JURNAL REFLEKSI KRITIS

PEMBELAJARAN PRAKTIK KEBIDANAN FISIOLOGIS HOLISTIK


NIFAS DAN MENYUSUI

Nama Mahasiswa : Bakhrul Sifa Insani


Tempat Praktek : Puskesmas Klaten Utara
Pembimbing : Satiyem, SST., M.Keb.

A. Harapan akan Proses Pembelajaran Klinik

Kenapa saya mempelajari materi ini ?


1. Untuk mengidentifikasi dan mengoreksi terhadap aktivitas atau tindakan
kebidanan yang pernah dilakukan.
2. Untuk perbaikan dan pengembangan terhadap kompetensi kebidanan yang akan
di lakukan.
3. Mencegah kesalahan berulang atau duplikasi terhadap tindakan kebidanan yang
dirasa tidak benar.
4. Menjadikan asuhan kebidanan yang dilakukan akan menjadi lebih efisien, efektif,
dan mencegah ‘Human error’.

Apa yang saya siapkan dalam mempelajari topik ini?


Dalam mempelajari topik ini yang saya siapkan adalah jurnal mengenai topik yang
akan saya bahas berkaitan dengan keadaan klien.
Langkah-langkanya sebagai berikut :
1. Penerapan evidence based medicine-practice dimulai dari pasien, masalah klinis
atau pertanyaan yang timbul terkait perawatan yang diberikan pada klien
2. Merumuskan pertanyaan klinis (rumusan masalah) yang mungkin, termasuk
pertanyaan kritis dari kasus/ masalah ke dalam kategori, misal: desain studi dan
tingkatan evidence
3. Melacak/ mencari sumber bukti terbaik yang tersedia secara sistematis untuk
menjawab pertanyaan
4. Penilaian kritis (critical appraisal) akan bukti ilmiah yang telah didapat untuk
validitas internal/ kebenaran bukti, (meliputi: kesalahan sistematis sebagai akibat
dari bias seleksi, bias informasi dan faktor perancu; aspek kuantitatif dari
diagnosis dan pengobatan; ukuran efek dan aspek presisi; hasil klinis; validitas
eksternal atau generalisasi), dan kegunaan dalam praktrk klinis.
5. Penerapan hasil dalam praktek pada klien, dengan membuat keputusan untuk
menggunakan atau tidak menggunakan hasil studi tersebut, dan atau
mengintegrasikan bukti tersebut dengan pengalaman klinis dan faktor pasien/
klien dalam menentukan keputusan tersebut.
6. Evaluasi kinerja, yaitu melakukan evaluasi atas tindakan yang telah dilakukan
pada klien.

Apa yang saya harapkan dalam mempelajari topik ini ?


Semoga dengan mempelajari topik ini yang saya harapkan adalah dengan terapi
tersebut applicable (dapat diterapkan) dalam praktik sehari-hari kepada klien kita.

Apa yang perlu saya perhatikan dalam mempelajari topik ini ? Bagaimana
perencanaannya ?
Yang perlu diperhatikan yaitu :
a. Apakah hasil penelitian ini penting Importance (Penting) : penting tidaknya isu
atu pokok-pokok pikiran yang dikemukakan
b. Apakah hasil penelitian ini Relevance (Keterkaitan) : dari pernyataan yang
dikemukakan.
c. Apakah hasil penelitian ini Novelty (Kebaruan) : kebaruan dari isi pikiran, baik
dalam membawa ide-ide atau infomasi baru maupun dalam sikap menerima
adanya ide-ide orang lain.
d. Apakah hasil penelitian ini Outside Material : menggunakan pengalamanya
sendiri atau bahan-bahan yang diterimanya dari perkuliahan
e. Apakah hasil penelitian ini Ambigu Clarified : mencari penjelasan atau informasi
lebih lanjut jika dirasakan ada ketidak jelasan
f. Apakah hasil penelitian ini Lingking Ideas : senantiasa menghubungkan fakta, ide
atau pandangan serta mencari data baru dari informasi yang berhasil dikumpulkan
g. Apakah hasil penelitian ini Justification (Bukti) : memberi bukti-bukti, contoh,
atau justifikasi terhadap suatu solusi atau kesimpulan yang diambilnya. Termasuk
didalamnya senantiasa memberikan penjelasan mengenai keuntungan dan
kerungian dari suatu situasi atau solusi
h. Apakah hasil penelitian ini valid dan evidence based dari penelitian tersebut.
i. Apakah dapat diterapkan dalam praktik sehari-hari.
Perencanaannya :
Untuk menggunakan hasil penelitian/ bukti sebagai referensi dalam memberikan
perawatan pada klien, diperlukan suatu tinjauan sistematis/ review sistematis
(evidence review/ systematic review) dari hasil penelitian-penelitian serupa. Tinjauan
sistematis ini dapat kita lakukan sendiri atau menggunakan tinjauan sistematis yang
sudah disusun dan dipublikasikan oleh seorang penulis (peneliti, akademisi, praktisi)
yang ahli dibidangnya untuk memberikan rencana terperinci dan berulang tentang
pencarian literatur dan evaluasi dari bukti-bukti tersebut. Setelah semua bukti terbaik
dinilai, pengobatan/ perawatan dikategorikan sebagai:
1. mungkin bermanfaat,
2. mungkin berbahaya, atau
3. bukti tidak mendukung salah satu manfaat atau bahaya.
Lalu menjawab semua pertanyaan kritisi menggunakan lembar evidence based
practice dan menghitung nilai NNT bagi pasien kita.

B. Refleksi Kritis dari Materi yang Dipelajari

Sebutkan capaian pembelajaran yang tertera pada panduan:


Capaian pembelajaran yang harus dicapai sesuai dengan panduan adalah dengan
memberikan asuhan pada ibu nifas dan menerapkan komplementer terapi dalam
memberikan asuhan tersebut.

Bagi saya, satu hal yang paling penting dalam capaian pembelajaran tersebut
adalah:
Melakukan telaah kritis bukanlah suatu proses mencari-cari kesalahan tetapi untuk
mencari nilai informasi yang penting bagi kita. Selain itu kita terbiasa untuk selalu
menggunakan fikiran berdasarkan pengalaman dan fakta yang pernah dilakukan,
khususnya aktifitas dalam memberikan asuhan kebidanan kepada pasien. Dalam
refleksi praktis temukan adanya alas an ilmiah atau rasionalisasi berdasarkan bukti
dan logika terhadap kesenjangan fakta pengalaman yang pernah di lakukan. Dalam
refleksi praktis, seorang bidan akan melakukan pemecahan masalah kesenjangan
yang dihadapi berdasarkan penyebab yang mempunyai implikasi praktis terhadap
perbaikan untuk masa yang akan datang.

Saya mengidentifikasi sumber informasi menarik dalam topik pembelajaran ini


adalah:
Selain hasil penelitian utama, ada hal lain yang menarik yaitu :
1. Referensi yang dicantumkan
2. Ide yang menarik

Capaian pembelajaran yang paling saya butuhkan untuk terus saya kerjakan
adalah :
1. Adakah yang baru dari hasil penelitian ini ?.
2. Apa kepentingannya bagi dunia kesehatan ?.
3. Relevan kah dengan tempat kerja ?.

Saya akan mengembangkan pembelajaran saya di bidang ini melalui :

Praktik klinik lapangan

Selama pembelajaran klinik, masalah-masalah yang menghalangi proses


pembelajaran saya adalah:
1. Evidence based medicine-practice menghasilkan penelitian kuantitatif,
terutama dari desain Randomized Controlled Trial (RCT). Dengan demikian,
hasilnya mungkin tidak relevan untuk semua situasi perawatan.
2. Penelitian dengan desain RCT mahal, maka prioritas diberikan pada topic
penelitian yang dipengaruhi oleh kepentingan para “sponsor”.
3. Ada jeda antara saat RCT dilakukan dengan ketika hasilnya dipublikasikan, dan
ada jeda antara saat hasilnya dipublikasikan dengan saat hasilnya diterapkan
dengan benar.
4. Penelitian dengan rancangan RCT membatasi generalisasi, karena penelitian
tidak dilakukan pada semua populasi.
5. Tidak semua bukti dari penelitian dengan rancangan RCT dapat diakses dengan
mudah, sehingga efektivitas pengobatan yang dilaporkan mungkin berbeda dari
yang dicapai dalam praktek klinis rutin.
Hasil studi/ penelitan yang diterbitkan mungkin tidak mewakili semua studi yang
diselesaikan pada topik tertentu (diterbitkan dan tidak diterbitkan) atau mungkin
tidak dapat diandalkan karena kondisi studi yang berbeda dan bervariasi.

Masalah-masalah yang saya temui selama proses pembelajaran klinik pada topik
ini adalah, dan Saya berencana untuk membahasnya melalui:
Penelitian umumnya cenderung berfokus pada populasi, namun tiap-tiap individu
dalam populasi dapat bervariasi secara substansial dari norma-norma yang umum
terjadi dalam suatu populasi. Dapat disimpulkan bahwa evidence based medicine-
practice berlaku untuk kelompok orang (populasi). Namun hal tersebut tidak
menghalangi pemberi layanan dari menggunakan pengalaman pribadi mereka
dalam memutuskan bagaimana menyelesaikan setiap masalah. Salah satu sumber
menyarankan bahwa: “pengetahuan yang diperoleh dari penelitian klinis tidak
langsung menjawab pertanyaan klinis, apa yang terbaik bagi klien”, dan
menunjukkan bahwa evidence based medicine-practice tidak harus menyimpang
dari nilai pengalaman klinis. Sumber lainnya menyatakan bahwa “evidence based
medicine-practice berarti mengintegrasikan keahlian klinis individu dengan bukti
klinis terbaik yang tersedia (diakses secara terbuka/ umum) dari penelitian yang
sistematis”.

C. Refleksi Kritis pada Pembelajaran melalui Literatur dengan menggunakan


Lembar Kerja EBM (Evidence Based Medicine) Terapi
1. Apakah hasil penelitian valid?

Apakah pasien pada penelitian Ya penelitian tersebut bersifat random. Hal


dirandomisasi? ini dijelaskan pada beberapa bagian
diantaranya :
Sampel sebanyak 14 ibu post partum untuk
kelompok kontrol dan 14 ibu post partum
untuk kelompok perlakuan dengan teknik
Simple Random Sampling pada Bulan
Juni-Juli 2014
Apakah follow-up kepada Follow-up dilakukan pada saat post tes.
pasien cukup panjang dan Hla ini dijelaskan bagian hasil bahwa
lengkap? pasien penelitian di follow-up selama 3
hari untuk
Apakah pasien dianalisis di Ya, masing-masing pasien dianalisis di
dalam grup di mana mereka dalam grup dimana mereka dirandomisasi,
dirandomisasi? yaitu di kelompok intervensi dan kelompok
control
Apakah pasien, klinisi, dan Ya, klinisi dan peneliti blind terhadap
peneliti blind terhadap terapi? terapi. Hal ini dijelaskan pada bagian hasil
mengenai cara randomisasi
Apakah grup pasien Ya, grup pasien diperlakukan sama selain
diperlakukan sama, selain dari dari terapi yang diberikan. Hal ini
terapi yang diberikan? dijelaskan pada bagian metodologi sebagai
berikut :
Desain penelitian Eksperiment dengan
pendekatan Pra-Eksperimen (Static-
Group-Compariso).
Sampel sebanyak 14 ibu post partum untuk
kelompok kontrol dan 14 ibu post partum
untuk kelompok perlakuan dengan teknik
Simple Random Sampling pada Bulan
Juni-Juli 2014.
Apakah karakteristik grup Ya, karakteristik grup pasien sama pada
pasien sama pada awal awal penelitian Hal ini dijelaskan pada
penelitian, selain dari terapi bagian metodologi penelitian :
yang diberikan? Penelitian ini dilakukan pada Ibu Nifas di
BPM Ny.Hanik Dasiyem, Amd.Keb di
Kedungpring-Lamongan. Sampel sebanyak
14 ibu post partum untuk kelompok kontrol
dan 14 ibu post partum untuk kelompok
perlakuan

2. Apakah hasil penelitian penting?

Seberapa penting hasil penelitian Penelitian ini penting dilakukan karena


ini? pada ibu nifas yang pengeluaran ASI
nya tidak lancar dapat menggunakan
serbuk daun pepaya sebagai pilihan
alternative untuk memperlancar
pengeluaran ASI nya.
Seberapa tepat estimasi dari efek Serbuk daun pepaya efektif dalam
terapi? memperlancar pengeluaran ASI
dibanding placebo. Hal ini dijelaskan
bahwa :
Melihat hasil penelitian ini maka
dianjurkan pada ibu nifas untuk sering
mengkonsumsi serbuk daun pepaya
untuk membantu memperlancar
pengeluaran ASI pada ibu post partum.

ASI Lancar ASI Tidak Lancar Total


Intervensi serbuk daun 11 3 14
pepaya
Kontrol yang tidak 5 9 14
diberikan intervensi serbuk
daun pepaya

Control event rate (CER) = c / (c + d)


= 5 / (5 + 9)
= 0,35
Experimental event rate = a / (a + b)
= 11 / (11 + 3)
= 0,78

Relative Absolute Number


Risk Risk Needed
Reduction Reduction Treat (NNT)
(RRR) (ARR)
CER EER CER-EER/ CER-EER 1/ARR
CER
0,35 0,78 0,35- ( 0,78 / 0,35 – 0,78 1 / (-0,43) =
0,35) = -1,87 = -0,43 -2,32
95% CI

95%CI = +/- 1.96√[CER x (1-CER)/#pasien control + EER x


(1-EER)/#pasien eksperimen]
95%CI = + 1.96√[CER x (1-CER)/#pasien control + EER x
(1-EER)/#pasien eksperimen]
95%CI = + 1.96√[0,35 x (1-0,35)/14 + 0,78 x (1-0,78)/14]
= + 1.96√[0,35 x 0,046 + 0,78 x 0,015]
= + 1.96√[0,0161 + 0,0117]
= + 1.96√0,0278
= + 1.96 x 0,16673332
= + 0,3267973072

95%CI = - 1.96√[CER x (1-CER)/#pasien control + EER x


(1-EER)/#pasien eksperimen]
95%CI = - 1.96√[0,35 x (1-0,35)/14 + 0,78 x (1-0,78)/14]
= - 1.96√[0,35 x 0,046 + 0,78 x 0,015]
= - 1.96√[0,0161 + 0,0117]
= - 1.96√0,0278
= - 1.96 x 0,16673332
= - 0,3267973072
Makna :
a. RRR = 1,87 artinya bila serbuk daun pepaya digunakan sebagai terapi,
maka jumlah pasien yang dapat diberikan terapi untuk emmperlancar
pengeluaran ASI sebesar 2% dari insiden. Bila RRR > 50%
menunjukkan bermakna secara klinis. Karena nilai RRR = 2% (> 50%)
maka nilai RRR tidak bermakna secara klinis.
b. ARR = CER-EER = 0,35 – 0,78 = -0,43 artinya apabila serbuk daun
pepaya digunakan sebagai terapi, maka selisih jumlah insiden yang
mengalami ASI tidak lancar antara yang diberikan serbuk daun pepaya
dengan yang tidak yaitu sebesar 0,43
c. NNT = 1/ARR = 1 / (-0,43) = -2,32 artinya kita perlu memberikan
terapi serbuk daun pepaya terhadap 2 orang pasien untuk yang
mengalami ASI tidak lancar dan diberikan terapi serbuk daun pepaya.
d. Nilai NNT bermakna jika rentang kepercayaan (CI) tidak melampaui
angka 1 dan rentangnya sempit. Misalnya CI 0.5-1.5, berarti nilai NNT
tidak bermakna. Dalam perhitungan diatas didapatkan nilai 95%CI =
+ 0,3267973072 – ( - 0,3267973072) berarti nilai NNT bermakna

3. Apakah hasil penelitian yang valid dan penting tersebut applicable (dapat
diterapkan) dalam praktek sehari-hari?
Apakah hasilnya dapat diterapakan kepada pasien kita?
Apakah karakteristik pasien kita Tidak, karakteristik pasien kita
sangat berbeda dibandingkan pasien dengan subjek penelitian tidak
pada penelitian sehingga hasilnya berbeda jauh. Banyak ibu nifas
dapat diterapkan? yang mengalami keluhan
pengeluaran ASI nya tidak lancar
Apakah hasilnya mungkin dikerjakan Ya. Karena praktis dan dapat
ditempat kerja kita? diterapkan oleh ibu sendiri di
rumah
Apa kemungkinan benefit dan harm dari terapi tersebut?
Metode I : f Resiko terhadap pasien kita, relatif
terhadap pasien pada penelitian
Diekspresikan dalam bentuk
decimal : 0,5

NNT/f = -2,32 / 0,5 = 4,64


Makna : kita membutuhkan 5 ibu
nifas yang diberi intervensiserbuk
daun pepaya untuk memperlancar
ASI nya

(NNT bagi pasien kita)


Metode II : 1 / (PEER x RRR) PEER (Patient’s expected event
rate)
Adalah event rate dari pasien kita
bila mereka menerima control pada
penelitian tersebut = 0,78
1/(PEER x RRR) = 1/(0,78 x (-
1,87)) = 0,68

(NNT bagi pasien kita)


Apakah value dan preferensi pasien dipenuhi dengan terapi ini?
Apakah kita dan pasien kita Dengan adanya telaah jurnal ini,
mempunyai penilaian yang jelas dan kita memiliki penilaian yang jelas
tepat akan value dan peferensi pasien bahwa intervensi yang diberikan
kita? yaitu terapi serbuk daun pepaya
dapat digunakan untuk
memperlancar ASI pada ibu
menyusui. Tetapi untuk value dan
preferensi pasien dikembalikan
kepada pasien tersebut.
Apakah value dan preferensi pasien Seperti pada poin sebelumnya,
kita dipenuhi dengan terapi yang akan semua pilihan dikembalikan lagi ke
kita berikan? pasien, apakah pasien menerima
dengan intervensi yang telah
dianjurkan yaitu terapi dengan
serbuk daun pepaya, ataupun
memilih intervensi lain seperti daun
katuk dan pijat oksitosin.

D. Evaluasi Pembelajaran
Topik : Nifas Fisiologis Holistik KF II, tgl 28 Oktober 2022
Jenis pemeriksaan, dan lingkup tindakan/asuhan :
Pemeriksaan yang dilakukan meliputi pemeriksaan fleeb (fundus, lochea,
eliminasi, episiotomy, breast) yang berada pada lingkup pemeriksaan post
natal care
Informasi / Keterampilan yang baru bagi saya :
Informasi mengenai pemberian terapi untuk memperlancar ASI pada ibu
menyusui.
Bagaiamana hal ini bisa berguna?
Daun Pepaya yang merupakan bahan baku dalam ini mengandung vitamin
ASI; vitamin BI 0,15 mg; vitamin C 140 mg; kalori 79 kalori; protein 8,0
gram; lemak 2 gram; hidrat arang 11,9 gram; kalsium 353 mg; fosfor 63 mg;
besi 0,8 mg; air 75,4 gram; carposide; papayotin; karpai; kausyuk;
karposit; dan vitamin yang dibutuhkan untuk pertumbuhan bayi dan
kesehatan ibu, sehingga dapat menjadi sumber gizi yang sangat potensial.
Kandungan protein tinggi, lemak tinggi, vitamin, kalsium (Ca), dan zat besi
(Fe) dalam daun pepaya berfungsi untuk pembentukan hemoglobin dalam
darah meningkat, diharapkan O2 dalam darah meningkat, metabolisme juga
meningkat sehingga sel otak berfungsi dengan baik dan kecerdasan
meningkat. Selain itu, daun pepaya juga mengandung Enzim Papain dan
kalium, fungsi enzim berguna untuk memecah protein yang dimakan
sedangkan kalium berguna untuk memenuhi kebutuhan kalium dimasa
menyusui.karena jika kekurangan kalium maka badan akan terasa lelah, dan
kekurangan kalium juga menyebabkan perubahan suasana hati menjadi
depresi, sementara saat menyusui ibu harus berfikir positif dan bahagia
(Wiknjosastro, 2009)
Sesi pembelajaran ini membuat saya berfikir tentang :
Penggunaan serbuk daun pepaya sebagai salah satu alternative dalam
menangani keluahan ASI yang tidak lancar.
Kontribusi saya dalam pembelajaran ini adalah :
Memberikan KIE dan meganjurkan pada ibu nifas dan menyusui untuk
mengkonsumsi serbuk daun papaya untuk emngatasi keluhan ASI yang tidak
lancar.
Pertanyaan yang diajukan selama sesi diskusi?
Seberapa efektif dana man penggunaan serbuk daun papaya dalam
memperlancar ASI pada ibu menyusui.
Tindak lanjut yang akan saya lakukan adalah :
Mencari penelitian yang valid dan relevan yang membahas menenai
penggunaan serbuk daun papaya untuk memperlancar ASI dan lebih
mendalami keefektifan dan dampak penggunaan serbuk daun papaya.

Anda mungkin juga menyukai