PROPOSAL
PENELITIAN KEPERAWATAN ANAK
OLEH:
SISKIA FITRI
10121508
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada saat ini kata-kata autis mulai tidak asing lagi bagi kita, meskipun
1997 (Rafmateti, 2004). Kata autis berasal dari bahasa yunani “Auto” yang berarti
sendiri yang di tujukan pada seseorang yang menunjukan gejala “hidup dalam
dunianya sendiri”. Pemakaian istilah autis di perkenalkan pertama kali oleh Leo
Kanner, seorang psikiater dan Harvard pada tahun 1993 (Judarwanto, 2000).
mental dengan perhatian yang hanya tertuju pada ego sendiri. Anak yang
mengalami gangguan ini akan terlihat lebih emosional, serta ditandai dengan
maju seperti Inggris, Australia, Jerman, dan Amerika, tetapi juga di negara
berkembang seperti Indonesia. Prevalensi autisme di dunia saat ini mencapai 15-
20 kasus per 10.000 anak. Pada tahun 2000-2001 terdapat lebih dari 15.000 anak-
anak berusia 3-5 tahun dan lebih dari 78.000 anak-anak berusia 6-21 tahun di
Fakta menunjukan kepada kita bahwa masalah anak autis telah menjadi isu
hangat yang di bicarakan oleh para pakar psikologi, neurologi, pemerhati masalah
autisme, pekerja sosial, para pendidik khusus, para mahasiswa jurusan pendidikan
luar biasa, dan masyarakat. Sekalipun isu autis telah dibahas melalui berbagai
pertemuan ilmiah berupa seminar, symposium, diskusi panel, dan jenis pertemuan
ilmiah lainnya dan telah mulai di kaji melalui berbagai penelitian oleh ahli yang
relevan dan terkait, namun isu tentang autis oleh masyarakat dan orang tua pada
Di Indonesia, isu dengan anak autis muncul sekitar tahun 1990-an. Autisme
mulai dikenal secara luas sekitar tahun 2000-an. Data jumlah anak dengan
gangguan autisme belum diketahui secara pasti. Namun jumlah anak dengan
bahwa sebelum tahun 1990-an jumlah pasien yang di diagnosis sebagai anak
dengan gangguan autis dalam setahun hanya sekitar 5 orang. Kini dalam sehari
yang memiliki kelainan fisik dan mental dengan cara memberikan keaktifan kerja,
fisik intelektual, sosial dan emosi pada anak (Cristopher Sunu, 2012).
kurang baik. Gerak-geriknya kasar dan kurang luwes bila dibanding dengan anak-
anak lain seumurnya. Anak-anak ini perlu diberi bantuan terapi okupasi untuk
terampil. Otot jari tangan misalnya, sangat penting di kuatkan dan dilatih supaya
anak bisa menulis, merawat diri sendiri dan melakukan semua hal yang
membutuhkan keterampilan otot jari tangannya. Dalam hal ini terapi okupasi
akademik dan kemampuan bantu diri serta keterampilan lainnya. Hal yang paling
ditakuti jika anak tidak di terapi adalah ketidakmampuan anak untuk melakukan
segala sesuatunya sendiri dengan kata lain anak tidak akan bisa mandiri seperti
makan, minum, toileting, gosok gigi dan kegiatan lainnya (Handojo, 2003).
dasar manusia terhadap tindakan perawatan dirinya sendiri dan kondisi serta
timbulkannya. Perawatan diri sendiri dibutuhkan oleh setiap manusia, baik laki-
dipertahankan, akan terjadi kesakitan dan kematian (Poter & Perry, 2006).
memperhatikan dan meniru apa yang mereka lihat dengan pengajaran yang
minimal oleh orang tua atau instruktur. Namun sebaliknya, anak-anak autis
kemampuan merawat diri sendiri. Hal ini dikarenakan adanya gangguan bahasa,
Anak (YPPA) pusat terapi autisme yang beralamat di Andalas Padang pada tahun
bantuan dibandingkan anak-anak normal seusia mereka. Salah satu terapi yang
adalah terapi okupasi. Adapun jumlah anak yang mengikuti program terapi
okupasi saat ini adalah sebanyak 34 orang. Selebihnya adalah anak yang tidak lagi
membaca dan berhitung. Terapi yang diberikan disekolah tersebut berupa terapi
okupasi, terapi wicara, dan terapi perilaku. Dalam satu sesi terapi, 1 orang anak
autis ditangani oleh 1 terapis. Setiap anak mempunyai buku harian yang berisikan
perkembangan dan kemajuan dari terapi mereka, serta ada juga laporan program
terapi per semester yang di isi oleh terapis terhadap kemajuan yang dicapai
masing-masing anak selama satu semester (6 bulan). Kemajuan yang dicapai oleh
anak bersifat individual dan setiap anak yang di terapi tidak mempunyai target
waktu yang ditentukan karena terapi dari anak autisme ini tidak mempunyai
jangka waktu yang pasti dan tergantung dari banyak hal, salah satunya adalah
kemandirian dalam perawatan diri sendiri pada anak autisme di SLB Autisme
adalah “Apakah ada efek pemberian terapi okupasi terhadap kemandirian dalam
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2014.
2. Tujuan Khusus
(YPPA) Padang.
dan bahan informasi bagi peneliti lain untuk penelitian lebih lanjut serta
E. Lingkup Penelitian
Penelitian ini membahas tentang efektifitas pemberian terapi okupasi
terhadap kemandirian dalam perawatan diri sendiri pada anak autisme Di SLB
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Autisme
1. Pengertian Autism
Autisme merupakan gangguan perkembangan yang secara signifikan
pada umumnya terjadi sebelum usia 3 tahun, dan dengan keadaan ini
introversi mental dengan perhatian yang hanya tertuju pada ego sendiri.
Anak yang mengalami gangguan ini akan terlihat lebih emosional, serta
2010).
2. Etiologi Autism
sampai saat ini. Kemungkinan besar ada banyak penyebab autisme, bukan
b. Genetik
Hadist, 2006).
Penelitian pada anak kembar menemukan, jika salah satu anak autis,
kembarannya kemungkinan besar memiliki gangguan yang sama.
c. Makanan
pengeluaran keringat berlebihan, urin dan buang air besar (Depsos RI,
2006).
d. Pestisida
Makin tua usia orang tua saat memiliki anak, makin tinggi resiko si
f. Ketidakseimbangan Kimiawi
zat kimia di badan. Pada anak autis terjadi alergi terhadap makanan
daging, gula, bahan pengawet, penyedap rasa, bahan pewarna dan ragi.
g. Mercuri
3. Gejala Autism
Dari kelainan anatomis dan fungsi dari bagian otak diatas, maka
tua pun bisa mendiagnosis anaknya sendiri apakah anak tersebut termasuk
Gejala di atas dapat timbul sejak lahir dan tidak pernah mengalami
perkembangan prilaku yang normal. Namun ada juga anak yang sejak lahir
tampak normal dan baru pada usia sekitar 2 tahun terjadi hambatan
sindroma down, dst. Sering kali perhatian tertuju pada gangguan penyerta,
2003).
Untuk deteksi dini bagi para orang tua, waspadalah terhadap gejala-
gejala berikut:
mengambil langkah yang cepat dan tepat (Handojo, 2003). Gejala yang
umum tampak pada anak autisme adalah gangguan pola tidur, gangguan
minat dan kontak sosial, agresif, acuh tak acuh, gangguan motorik,
berat. Hasil kemajuan terapi sangat bergantung pada gradasi autism yang
di derita oleh si anak, gradasi ini dilihat dari banyaknya gejala-gejala yang
No Gejala Ya Tidak
1 2 3 4
1 Gangguan dalam bidang komunikasi:
a. Terlambat bicara, tak ada usaha untuk
berkomunikasi dengan gerak dan mimik.
b. Meracau dengan bahasa yang tak dapat dimengerti
orang lain.
c. Bila kata-kata diucapkan ia tak mengerti
d. Bisa cepat meniru kalimat-kalimat iklan atau
nyanyian tanpa mengerti.
e. Bicara tidak dipakai untuk komunikasi.
f. Sering mengulangi apa yang dikatakan orang lain
(ekolalia).
g. Komunikasi non verbal sangat kurang, sangat
sering dilakukan adalah menarik tangan orang lain
bila menginginkan sesuatu dan mengharapkan
tangan itu akan melakukan apa yang diinginkan.
h. Tidak memahami pembicaraan orang lain.
2. Gangguan pada waktu bicara dan berintekrasi:
a. Menolak dan menghindari kontak mata
b. Tidak mau menengok pada saat dipanggil
c. Bila diajak main malah menjauh.
d. Tidak dapat merasakan empati.
e. Lebih asyik main sendiri
3. Gangguan dalam bidang perilaku:
a. Acuh terhadap lingkungan.
b. Asyik dengan dunianya sendiri.
c. Tidak mau diatur, semau-maunya.
d. Perilaku tidak terarah, mondar-mandir tanpa tujuan,
lari-lari, manjat-manjat, berputar-putar, melompat-
lompat, mengepak-ngepak (flapping), berteriak-
teriak, berjalan berinjit.
e. Agresif, menyakiti diri sendiri.
f. Melamun, bengong dengan tatapan mata kosong,
terpukau pada benda yang berputar atau pada benda
lain.
g. Kelekatan pada benda tertentu
h. Perilaku yang ritualistik.
4. Gangguan dalam bidang emosi:
a. Tertawa, menangis, marah-marah sendiri tanpa
sebab
b. Tidak dapat mengendalikan emosi: bila tidak
mendapatkan keinginannya.
c. Rasa takut yang tidak wajar.
5 Gangguan dalam bidang persepsi sensori:
a. Menjilat-jilat benda.
b. Mencium-cium benda atau makanan.
c. Menutup telinga bila mendengar suara keras
dengan nada tertentu.
d. Tak suka memakai baju dengan bahan kasar.
4. Jenis Autism
a. Autis Persepsi
Autis persepsi di anggap autis asli dan disebut juga autis internal
1) Rangsangan dari luar baik yang kecil maupun yang besar, akan
masalah.
2) Banyaknya pengaruh rangsangan dari orang tua yang tidak bisa di
3) Pada kondisi ini orang tua mulai peduli atas kelainan anaknya.
mencari pertolongan.
b. Autis Reaktif
1) Autis rekreatif biasa mulai terlihat pada anak usia lebih besar (6-7
setelah lahir, baik karena trauma fisik atau psikis tetapi bukan di
3) Setiap kondisi, bisa saja merupakan trauma pada anak yang berjiwa
harinya.
setelah lahir.
1) Autisme klasik
kata berubah diam dan tidak lagi berbicara. Anak terlihat acuh dan
5. Karakteristik Autis
bahasa tubuh.
bertatapan mata.
c. Gangguan Sensorik
dipeluk.
dimainkannya.
d. Pola Bermain
3) Tidak kreatif
e. Perilaku
f. Emosi
1) Perilaku
2) Interaksi sosial
a. Terlambat bicara
bahasa tubuh
d. Membeo (echolalia)
e. Tidak memahami pembicaraan orang lain.
B. Terapi Okupasi
hal ini terapi okupasi sangat penting untuk melatih mempergunakan otot-
yang kurang baik. Gerak-geriknya kasar dan kurang luwes bila dibanding
membuat otot halusnya bisa terampil. Otot jari tangan misalnya, sangat
penting di kuatkan dan dilatih supaya anak bisa menulis dan melakukan
Maulana, 2007).
positif
Terapi okupasi tidak hanya terbatas pada aktifitas fisik saja, namun
tidak hanya dirtujukan khusus bagi anak- anak autis saja, namun juga
Secara spesifik tujuan terapi okupasi dapat di bedakan menjadi tiga yaitu:
a. Diversional
dalam terapi okupasi baik untuk meningkatkan konsep diri positif anak
sulit.
b. Pemulihan fungsional
fungsi-fungsi tubuh: otot, sendi, dan anggota tubuh lainnya agar dapat
berfungsi sebagaimana mestinya dan dapat dipakai secara wajar untuk
c. Latihan prevokasional
Salah satu aspek yang dituju pada terapi okupasi, selain secara fisik
a. Fisik
3) Peningkatan kekuatan
3) Ketangkasan tangan
maksimal
b. Intelektual
2) Kreativitas
3) Problem solving
c. Sosial emosional
1) Melatih kerjasama
kelompok
memiliki indera yang lengkap yang berfungsi dengan baik, serta anggota
tubuh yang komplit, hanya saja sering mengalami hambatan dalam
atas rata-rata. Dalam hal ini, terapi okupasi yang di berikan disesuaikan
butuh penyederhanaan materi terapi dan waktu terapi yang lebih lama.
usia anak secara biologis (Chronological age), dan usia mental anak
memiliki usia nyata 7 tahun, namun mental age nya masih 4 tahun
karena kemampuannya masih seperti anak usia 4 tahun. Dalam hal ini,
bahan latihan anak disesuaikan dengan mental age nya yang masih
sama dengan kemampuan anak usia 4 tahun, namun target terapi harus
b. Tahap pelaksanaan
Aktifitas yang diberikan dalam terapi di sesuaikan dengan
c. Penilain/evaluasi
Sunu, 2012).
sehingga tidak bergantung pada orang lain. Beberapa istilah lain yang
sering digunakan yaitu: self care, self help dan Activity Daily Living
(ADL).
dengan bimbingan orang lain maupun yang dipelajari dari pengamatan dan
Beberapa anak bahkan tidak ada respon sama sekali sehingga memerlukan
diberikan.
dimana ia berada.
6) Dapat menjaga diri dan menghidar dari hal hal yang membahayakan.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh orang tua, guru atau pelatih
3) Belajar dalam keadaan rileks dengan intruksi yang tegas tanpa ragu
4) Guru atau pelatih menggunakan kata kata intruksi yang tetap dan
sama, begitu pula yang dilakukan orang tua dan anggota keluarga yang
lain
satu pekerjaan dipecah menjadi tugas tugas kecil sehingga anak tidak
stress
9) Berilah terus motivasi bila anak belum berhasil, dan berikan pujian
10) Kesalahan dan kecelakaan adalah hal biasa, mungkin saja anak
marah dan cemas juga tidak perlu merasa kecewa bila kelihatannya
tidak ada kemajuan pada anak walaupun latihan sudah diberikan cukup
lama. Bila sudah lama berlatih masih gagal juga ,hentikan latihan agar
anak tidak frustasi dan merasa gagal, maka dapat dialihkan pada materi
lain.
11) Fleksibilitas. Jika suatu metode latihan tetap tidak berhasil setelah
a. Cuci tangan
b. Cuci mungka
c. Cuci kaki
d. Sikat gigi
e. Mandi
f. Keramas
c. Celana/ rok
d. Kemeja
e. Kaos kaki dan sepatu
4) Berhias meliputi:
a. Menyisir rambut
b. Memakai bedak
c. Memakai aksesoris
d. Bahaya binatang
program perawatan.
Tabel 1 Format pememeriksaan perawatan diri dan skala ketergantungan dari
courtrsy of the rehabilitation institute of Chicago, Occupational Therapy
Department
KEMAMPUAN FUNGSIONAL/ADL
7 = mandiri
JENIS KEMAMPUAN 0 1 2 3 4 5 6 7
MERAWAT DIRI
Makan
Memakai cangkir
Memotong makanan
Mengenakan
Melepas
Mengancingkan baju
Mengenakan
Melepas
Menumpuk
Menutup resleting
Membuka resleting
Kebelakang
Menggunakan WC
Berdiri/jongkok/duduk di WC
Memasaang keteter
Kebersihan diri/hygiene
Berhias
Mencuci tangan
Menggosok gigi
Menyisir rambut
Berhias/make-up
Mengeringkan rambut
Memakai parfum
Perawatan telinga
Perawatan kuku
JENIS KEMAMPUAN 0 1 2 3 4 5 6 7
MERAWAT DIRI
Mandi
Mencuci rambut
Komunikasi
Menulis
Memakai telepon
Mengetik/computer
Membuka buku
Membuka amplop
Mempersiapkan makan
Makanan panas
Makanan dingin
Mencuci pakaian
Menyetrika
Perawatan anak
Interaksi/integrasi sosial
Perencanaan
Pengelolaan uang
Belanja
Bertimbangan keamanan
Accesibilitas rumah
Menyopir
Waktu senggang
Kerajinan tangan
radio
Merokok
Kemajuan kemampuan merawat diri sendiri pada anak autisme
dapat dinilai dari format pemeriksaan perawatan diri dan skala dan
jika.
(sujarwanto, 2005 ).
a. Memperhatikan makanan
d. Makanan dikunyah
e. Makanan ditelan
a. Melihat makanan
e. Makanan dikunyah
f. Makanan ditelan
a. Melihat gelas
a. Melihat cangkir
a. Melihat kemakanan
b. Berpakaian
a. Mengambil baju
d. Memasukan lengan
g. Merapikan baju
jatuh
c. Kebersihan badan
e. Mencuci tangan
e. Mengisi air
g. Mengeluarkan tangaan
b. Memegang sisir
c. Menyisir rambutnya
BAB III
KERANGKA PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang
tertentu yang menyebabkan fungsi otak tidak bekerja secara normal sehingga
memiliki kelainan fisik dan mental dengan cara memberikan keaktifan kerja,
pemeliharaan fisik intelektual, sosial dan emosi pada anak (Cristopher Sunu,
2012).
kurang baik. Gerak-geriknya kasar dan kurang luwes bila dibanding dengan anak-
anak lain seumurnya. Anak-anak ini perlu diberi bantuan terapi okupasi untuk
terampil. Otot jari tangan misalnya, sangat penting di kuatkan dan dilatih supaya
anak bisa menulis, merawat diri sendiri dan melakukan semua hal yang
membutuhkan keterampilan otot jari tangannya. Dalam hal ini terapi okupasi
sangat penting untuk melatih menggunakan otot-otot halusnya dengan benar
mengurus atau menolong diri sendiri dalam kehidupan sehari hari sehingga tidak
Kerangka Konsep
B. Hipotesis
Ha: Ada efek pemberian terapi okupasi terhadap kemandirian perawatan diri
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
1. Populasi
mengikuti proram terapi okupasi di SLB YPPA Padang tahun 2014 yaitu
sebanyak 34 orang.
2. Sampel
menjadi sampel hal ini biasa disebut dengan total sampling. Dimana
semester)
Kriteria ekslusi:
melakukan
tugas
dengan
bantuan.
2 = jika
anak dapat
melakukan
tugas tanpa
bantuan.
bantuan.
3= Perlu bantuan moderat (anak mampu melakukan ADL 50-70%) jika anak
2= Perlu bantuan maksimal (anak perlu melakukan ADL 25-50%) jika anak
1= Ketergantungan (anak mampu melakukan ADL < 25%) anak tidak mampu
1. Data Primer
sampel.
2. Data sekunder
sekolah SLB Autisme YPPA Padang, yang berisi tentang riwayat terapi
Data yang terkumpul dalam penelitian ini akan di olah melalui tahap
sebagai berikut:
kelengkapan data.
pengolahan data.
ulang kuesionernya
4. Bila bukan kesalahan dalam entri, maka data yang ganjil tersebut
H. Analisa Data
a. Analisis Univariat
menggunakan rumus:
Keterangan:
b. Analisa Bivariat
anak autisme di SLB autisme YPPA Padang. Analisa ini menggunakan uji
wilconxon dengan melihat selisih nilai angka antara positif dan negative di
jenjang yang terkecil T (dari perhitungan) lebih besar dari harga tabel (T
TAHUN 2014
No. Responden :
Tanggal :
I. Petunjuk
7 = mandiri
Inisial Anak :
Jenis kelamin :
Umur :
LEMBAR OBSERVASI
Melempar bola
Mengangkat benda
Makan
Minum/sedotan
Memakai cangkir
Memotong makanan
Mengenakan
Melepas
Mengancingkan baju
Mengenakan
Melepas
Menutup resleting
Membuka resleting
Kebelakang
Menggunakan wc
Berdiri/jongkok/duduk di wc
Kebersihan diri/hygiene
Berhias
Mencuci tangan
Menggosok gigi
Menyisir rambut
Berhias/make-up
Memakai kacamata
Membersihkan kacamata
Mengeringkan rambut
Perawatan telinga
Perawatan kuku
Mandi
Mencuci rambut
Komunikasi
Menulis
Memakai telepon
Mengetik/computer
Membuka buku
Membuka amplop
Keterangan :