Anda di halaman 1dari 20

PENATALAKSANAAN PADA PASIEN

KRITIS YANG MENGALAMI


NEUROLOGICAL (MENGATASI
MASALAH INTERAKSI SOSIAL PADA
ANAK DENGAN KONDISI AUTISME)

Kelompok 3
Nama anggota :

Arika Noviriana
Azizah
Desy Nur Eliana
Devi Pratiwi
M. Zaidan Firdaus
Mahyudi Sadikin
Norasiah
Rahmitha Safitri
Raudatul Hikmah
Regina Wafa Azkiya
Pendahuluan

 Anak merupakan sebuah anugrah yang besar bagi


orang tuanya. Keberadaannya sangat diharapkan
dan ditunggu serta disambut dengan bahagia.
Semua orang tua mengharapkan memiliki anak
yang sehat, sempurna, akan tetapi terkadang
kenyataan yang tidak terjadi tidak sesuai dengan
keinginan. Sebagian orang mendapatkan anak
yang diinginkannya dan sebagian lagi tidak.
Beberapa diantaranya memiliki anak dengan
kebutuhan – kebutuhan khusus, seperti autisme.
Autisme merupakan suatu kondisi
seseorang sejak lahir ataupun saat masa
balita yang tidak dapat membentuk
hubungan sosial atau pun komunikasi
yang normal. Akibatnya, anak tersebut
terisolasi dari manusia lain dan seperti
hidup dalam dunianya sendiri. Gangguan
autisme ditandai dengan komunikasi baik
vebal maupun nonverbal seperti terlambat
bicara seperti meracau dengan bahasa
yang tidak dimengerti orang lain.
Kasus
Berdasarkan data Word Health Organization (WHO) jumlah
anak autisme setiap tahunnya bertambah, khususnya di
Indonesia sendiri yang berpenduduk 200 juta orang lebih
pada tahun 2018 diperkirakan jumlah anak autisme
mencapai 150-200 ribu orang. Perbandingan antara laki-
laki dan perempuan adalah 4:1 namun anak perempuan
yang terkena akan menunjukkan gejala yang lebih berat,
namun belum diketahui secara pasti perkiraan jumlahnya
akan mencapai lebih dari 400.000 anak yang menyandang
autisme dan akan semakin meningkat 15-20 anak 1 per
500 anak tiga tahun yang akan datang. Berdasarkan hasil
wawancara yang dilakukan pada tahun 2019 dengan guru
di Sekolah Luar Biasa (SLB) mengatakan bahwa mereka
tidak mengetahui dan belum pernah mencoba cara lain
selain terapi okupasi.
Rumusan masalah
Mana yang lebih efektif antara Fisioterapi menggunakan
modalitas Play Exercize (Perceptual motor program) dan
Hidroterapi (Balance and Coordination) dengan terapi bermain
untuk mengatasi masalah interaksi sosial anak autisme ?
Yang mana yang bisa diterapkan di semua kalangan antara
Fisioterapi menggunakan modalitas Play Exercize (Perceptual
motor program) dan Hidroterapi (Balance and Coordination)
dengan terapi bermain untuk mengatasi masalah interaksi
sosial anak autisme ?
Jenis latihan seperti apa yang digunakan pada Fisioterapi
menggunakan modalitas Play Exercize (Perceptual motor
program) dan Hidroterapi (Balance and Coordination) untuk
membantu mengatasi masalah interaksi sosial anak autisme ?
Terapi bermain seperti apa yang digunakan untuk membantu
mengatasi masalah interaksi sosial anak autisme ?
 Patient, Population or problem : Anak dengan kondisi
Autisme
 Intervention : Fisioterapi dengan menggunakan
modalitas Play Exercize (Perceptual motor program)
dan Hidroterapi (Balance and Coordination)
 Comparasion or Intervention : terapi bermain
 Outcome :
- Adanya penurunan gangguan atensi / perilaku
pada bidang interaksi social
- Adanya peningkatan sensoris pada Auditory,
Propioseptive dan Vestibular
- Terdapat penurunan gangguan reflek
- Terdapat peningkatan kekuatan otot pada anggota
gerak bawah dan trunk.
- Terdapat peningkatan aktivitas fungsional
Metode Strategi Penelusuran bukti
1. Pengaruh Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Anak Kondisi
Autisme Dengan Modalitas Play Exercise (Perceptual Motor
Program) Dan Hidroterapi (Balance And Coordination) Di
Ypac Surakarta
Alamat Jurnal : Jurnal PENA Vol.33 No.2 Edisi September
2019
Waktu penelitian : Tahun 2019

2. Pengaruh Terapi Bermain Terhadap Interaksi Sosial Anak


Autisme Di Sekolah Luar Biasa (SLB)
Alamat jurnal : Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan
Volume 12, Nomor 1 Juni 2020.
Waktu penelitian : Tahun 2020
Hasil penelusuran

Judul jurnal : Pengaruh Penatalaksanaan Fisioterapi


Pada Anak Kondisi Autisme Dengan Modalitas Play
Exercise (Perceptual Motor Program) Dan Hidroterapi
(Balance And Coordination) Di Ypac Surakarta. (Arifadhi,
Tiara & Nur Susanti)

Validity
Metode penelitian :
 Metode deskriptif analitik dengan rancangan studi kasus
Jumlah sampel:
 Tidak dijelaskan berapa jumlah sampel tapi subjek
penelitian ini adalah anak dengan kondisi Autisme
Important
 Karakteristik responden adalah anak kondisi
Autisme dengan gangguan berupa gangguan
atensi pada visual dalam bidang interaksi sosial,
komunikasi sosial dan imaginasi berfikir fleksibel
dan bermain imaginative, gangguan sensoris,
gangguan reflek, gangguan penurunan kekuatan
otot, dan gangguan aktivitas fungsional berdiri
dan berjalan.
Aplicable
Lebih mudah dalam mengaplikasikannya
Play Exercise (Perceptual Motor Program) Dan
Hidroterapi (Balance And Coordination) memiliki
banyak manfaat tidak hanya untuk interaksi
sosial tetapi juga dapat meningkatkan
keseimbangan, menambah lingkup gerak,
meningkatkan kekuatan otot pada anggota
gerak atas dan bawah, memperbaiki postur
tubuh dan memperbaiki control dari pernapasan.
Resiko yang akan terjadi dalam penerapannya
rendah asalkan melibatkan pengawasan secara
agresif dalam mengontrol situasi yang ada.
 Judul jurnal
Pengaruh Terapi Bermain Terhadap Interaksi Sosial Anak
Autisme Di Sekolah Luar Biasa (SLB)
(Suraya, Citra)

Validity
Metode penelitian :
 Penelitian ini menggunakan rancangan Quasy
Eksperimen menggunakan pendekatan One group
Pretest Posttest
Jumlah sampel:
 30 responden anak autisme.
Important
 Karakteristik Responden adalah semua anak
autisme di sekolah luar biasa (SLB) yang
memiliki gangguan interaksi sosial anak autisme

Aplicable
 Terapi bermain untuk anak autis merupakan
suatu usaha yang banyak manfaat terutama
dalam interaksi sosial anak.
 Resiko yang akan terjadi dalam penerapannya
rendah asalkan melibatkan pengawasan secara
agresif dalam mengontrol situasi yang ada
Diskusi
1. Pengaruh Penatalaksanaan Fisioterapi Pada Anak
Kondisi Autisme Dengan Modalitas Play Exercise
(Perceptual Motor Program) Dan Hidroterapi
(Balance And Coordination) Di YPAC Surakarta
Kelebihan :
 Lebih mudah dalam mengaplikasikannya
 Play Exercise (Perceptual Motor Program) Dan
Hidroterapi (Balance And Coordination) adalah
terapi yang memiliki banyak manfaat tidak hanya
untuk interaksi sosial tetapi juga dapat
meningkatkan keseimbangan, menambah lingkup
gerak, meningkatkan kekuatan otot pada anggota
gerak atas dan bawah, memperbaiki postur tubuh
dan memperbaiki control dari pernapasan.
 Resiko yang akan terjadi dalam penerapannya
rendah asalkan melibatkan pengawasan secara
agresif dalam mengontrol situasi yang ada

Kekurangan :
 Tidak bisa dilakukan tanpa ada pengawasan dan
bantuan secara langsung
2. Pengaruh Terapi Bermain Terhadap Interaksi Sosial
Anak Autisme Di Sekolah Luar Biasa (SLB)

Kelebihan:
 Terapi bermain untuk anak autis merupakan
suatu usaha yang memiliki manfaat terutama
dalam interaksi sosial anak.
 Resiko yang akan terjadi dalam penerapannya
rendah asalkan melibatkan pengawasan secara
agresif dalam mengontrol situasi yang ada.
Kekurangan:
• Tidak bisa dilakukan tanpa ada pengawasan dan
bantuan secara langsung
Kesimpulan
Dari data diatas didapatkan hasil bahwa
fisioterapi pada anak kondisi autisme
dengan Modalitas Play Exercise
(Perceptual Motor Program) Dan
Hidroterapi (Balance And Coordination)
lebih efektif diterapkan daripada hanya
Terapi Bermain.
Daftar pustaka
Azmira,
 Via. (2017). Anak Hiperaktif. Yogyakarta : Penerbit Rapha
Publishing.
Elsy. (2018). Analisis Pengaruh Terapi Bermain Pada Anak Kebutuhan

Khusus di SLB Semarang.
Handri. (2017). Terapi Metode Bermain dengan Respon Positif Anak

Autis. Jakarta.
Hidayat, Laily Nurul. (2019). Mencegah Kelahiran Bayi Cacat. Yogyakarta

: Penerbit Rapha Publishing.
Hargin, Richard & Whitbourne. (2016). Psikologi Abnormal Perspektif

Klinis Pada Gangguan Psikologis. Jakarta : Penerbit Salemba Humanika.
Lestari, Titik. (2016). Kumpulan Teori Untuk Kajian Pustaka Penelitian

Kesehatan. Yogyakarta : Penerbit Nuha Medika.
Mualana, Mirza. (2018). Anak Autis. Jogjakarta : Penerbit Katahati.

Notoatmodjo, S. (2017). Metode peneilitian kesehatan. Jakarta :

Penerbit Rineka Cipta.
Nirwana, Benih A. (2018). Psikologi Bayi, Balita dan Anak.
Yogyakarta : Penerbit Nuha Medika.
Radiansyah. (2016). Dampak Terapi Bermain Terhadap Interaksi
Sosial Anak Autis di SLB Pangkal Pinang.
Rapmauli, Dinar & Mutalessy, Andik. (2015). Pengaruh Terapi Bermain
Flashcard Untuk Meningkatkan Interaksi Sosial Pada Anak Autis di
Miracle Centre Surabaya. Jurnal Psikologi Indonesia. Vol 4, No 01, Hal
51-60.
Rosdiana, Yanti & Sukmanigtyas, Alifia. (2018). Pengaruh Edukasi
Tentang Alat Permain Edukatif pada Kemampuan Orangtua Dalam
Melakukan Alat Permainan Edukatif. Jurnal Nursing, Vol 3, No 1.
Septyasih, Rossyana. (2016). Pengaruh Pendekatan Bermain Terhadap
Kemampuan Interaksi Sosial Anak Autis. Jurnal Keperawatan. Vol 5 No
1, Januari 2014. Setiadi. 2013. Konsep Dan Praktik Penulisan Riset
Keperawatan. Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu.
Sutinah. (2017). Terapi Bermain Berpengaruh Terhadap Kemamuan
Interaksi Sosial Anak Autis. Jurnal Studi Ners STIKES Harapan Ibu
Jambi, Vol 6, No 1. Prasetyono, DS. 2008. Serba-Serbi Anak Autis.
Jogyakarta : Penerbit DIVA Press
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai