a. Occupational Therapy Setiap manusia memiliki “Occupation” atau yang biasa disebut dengan pekerjaan serta aktivitas yang bermakna yang mengisi kesehariaan dalam kehidupan. Semua manusia memiliki “Occupation” dari balita yang memiliki pekerjaan bermain dan belajar hingga orang dewasa yang memiliki pekerjaan lebih berorientasi kepada teman dan keluarga. Biasanya seseorang tidak akan terlalu memikirkan pekerjaan tersebut sangat berharga jika mereka bisa melakukannya secara mandiri. Ketika suatu kecelakaan menimpa seseorang sehingga mengalami cedera dan akan menganggu aktivitas kesehariaan, disanalah Okupasi Terapis dibutuhkan. Okupasi Terapi menggabungkan aktivitas kedalam proses rehabilitasi yang akan memaksimalkan proses rehabilitasi, sehingga seseorang bisa melakukan aktivitas kesehariannya kembali. b. Occupational Therapy in Pediatric Setiap manusia memiliki “Occupation”. Sedangkan untuk Anak- anak aktivitas ini berfokus pada meningkatkan keterampilan Self-Care (kemandiriannya dalam melakukan aktivitas kesehariannya seperti makan, mandi, memakai baju dan lain sebagainya), Play, Leisure, Sleep dan juga Toileting. Selain itu keterampilan lain yang harus diperhatikan adalah, Motorik kasar dan halus, Social-Emotional skill, Visual Processing skill, Sensory Processing, Motor Planning, Balance dan Coordination. Semua Skill ini bertujuan untuk meningkatkan fungsional, memantau perkembangan anak juga mencegah terjadinya penyelewangan atau kecacatan dalam perkembangan anak. Okupasi Terapis akan menentukan darimana keterlambatan atau keterbatasan berasal dan akan melakukan intervensi sesuai kebutuhan juga minat anak berlandaskan evidence-base yang telah mereka dalami dan pahami juga riset secara mendalam. Sehingga akan mampu meningkatkan kemandirian juga meningkatkan kegiatan fungsional dalam kehidupan anak dengan terapi yang menyenangkan bagi anak agar anak tidak tertekan saat menjalankan terapi yang diberikan. 2. The Role of Occupational Therapist in Pediatric • Meningkatkan Keterampilan Motorik (Meliputi Keterampilan motorik kasar dan halus pada anak). • Meningkatkan Keterampilan Fisik (Meningkatkan kekuatan Otot, tulang juga sendi pada anak, juga membantu meningkatkan kemampuan developmental pada anak). • Meningkatkan Keterampilan Sensorik (Meliputi 7 Sensory System yaitu; Vestibular, Tactile, Proprioception, Visual, Auditory, Olfactory dan Gustatory). • Dapat melatih atensi dan fokus pada anak. • Meningkatkan kemampuan bersosialisasi pada anak. • Membantu anak beradaptasi pada lingkungannya. • Mempersiapkan anak masuk sekolah (pre-school). • Meningkatkan kemandirian anak pada aktivitas kesehariannya (seperti self-care, grooming, feeding, bathing, toilething). • Membantu anak meningkatkan kepercayaan dirinya. • Mengoptimalisasi perkembangan pada anak. • Mengembangkan keterampilan hidup anak. 3. Why Would Child Need Occupational Therapy? Okupasi Terapi akan sangat membantu anak mengoptimalisasi kegiatan fungsional dalam aktivitas kesehariannya. Okupasi Terapis akan mengevaluasi dan menentukan darimana keterbatasan berasal. Selanjutnya akan melakukan intervensi sesuai dengan kebutuhan anak untuk meningkatkan atau mempertahankan kemampuan dalam melakukan aktivitas sehari-hari sehingga tercapailah tujuan yang diinginkan. Intervensi juga mempertimbangkan kegiatan yang disukai dan dibutuhkan oleh anak sehingga terapi akan berjalan secara menyenangkan. Selain itu, dibutuhkan juga berbagai modifikasi tugas maupun lingkungan untuk memenuhi kebutuhan anak dalam menjalani terapi yang diberikan sehingga anak mampu menjadi semandiri mungkin menjalankan aktivitas kesehariannya. Anak-anak membutuhkan pelayanan Okupasi Terapis bisa dikarenakan beberapa hal yaitu: 1. Keterlambatan dalam Motorik Kasar (seperti berjalan, berlari, berdiri, melompat, naik dan turun tangga, menangkap bola, menendang bola, berdiri dengan satu kaki). 2. Keterlambatan dalam Motorik Halus. 3. Keterlambatan dalam perkembangan Milestone (Developmental Delay). 4. Mengalami gangguan pada Visual-Motor dan Coordination Skills. 5. Mengalami gangguan pada Hand-Eye Coordination. 6. Mengalami gangguan pada Kognitif dan Persepsi Visual. 7. Mengalami gangguan pada Sensory Integration System. 8. Mengalami gangguan pada Social Skill. 9. Tidak bisa melakukan basic Self-Care secara mandiri (misalkan seperti berpakaian). 10. Mengalami gangguan pada Handwritting Skills. 11. Mengalami gangguan pada Oral-Motor Control (meliputi menggigit mengisap dan mengunyah). 12. Susah beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. 13. Memiliki masalah pada atensi dan fokus. REFERENSI
American Occupational Therapy Association. (2018). Telehealth in Occupational
Therapy. The American Journal of Occupational Therapy, 72(2). doi: https://doi.org/10.5014/ajot.2018.72S219.
American Occupational Therapy Association. (2020). Role of Occupational
Therapy in Primary Care. The American Journal of Occupational Therapy, 74(3). doi: https://doi.org/10.5014/ajot.2020.74S3001.
Bonie R, et al. (2021). Helath Policy Perspectives-Role of Occupational Therapy in
Pediatric Primary Care; Promoting Childhood Development. The American Journal of Occupational Therapy, 75(6).
https://youtu.be/r-OP17RemVo
https://youtu.be/IROaXbB2QMI
https://youtu.be/S8Lx0ON5aiA
https://youtu.be/fK1SfMDUNno
https://youtu.be/pGThjaYmy88
https://youtu.be/jh-e8jkJmwY
The American Occupational Therapy. (2018). What is Occupational Therapy
Pediatric? [Online]. Diakses pada tanggal 26 Juli 2022 file:///C:/Users/LENOVO/Downloads/What-is-OT-Peds%20(1).pdf.
The American Occupational Therapy. (2018). What is Occupational Therapy?
[Online]. Diakses pada tanggal 26 Juli 2022 https://www.aota.org/~/media/Corporate/Files/Practice/Manage/Presentation- Resources/Brochure/What-Is-OT-brochure.pdf.
ILMU PERUBAHAN DALAM 4 LANGKAH: Strategi dan teknik operasional untuk memahami bagaimana menghasilkan perubahan signifikan dalam hidup Anda dan mempertahankannya dari waktu ke waktu