Anda di halaman 1dari 5

Jurnal

TERAPI BERMAIN MEWARNAI MENURUNKAN TINGKAT KECEMASAN ANAK USIA PRA


SEKOLAH YANG MENGALAMI HOSPITALISASI DAN TERAPI BERMAIN PLAYDOUGH TERHADAP
SUSPEK PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN DI TK

Oleh
Lisbet Octovia Manalu,Budi Somantri,Vivi Nurpermata ( 1,maret,2019 )
Ganjar safari,Risdayanti Oktavian ( 1,maret,2020 )

Pendahuluan
Hospitalisasi merupakan suatu proses yang mengharuskan anak tinggal di rumah sakit
untuk menjalani pengobatan dan perawatan. Anak yang dirawat akan merasa tidak nyaman,
tidak mengerti mengapa harus dirawat dan berpisah dengan orang-orang terdekat dan
harus
ada dalam lingkungan yang baru dan asing. Tanda anak mengalami kecemasan diantaranya
yaitu, anak akan lebih rewel, kurang mau berinteraksi dengan orang asing, ingin selalu
ditemani dengan orang tuanya, sulit untuk makan,sering mimpi buruk, dll. Dampak dari
kecemasan terutama pada anak usia prasekolah anak kurang beradaptasi dengan
lingkungan rumah sakit, anak akan merasa terisolasi karena aktivitasnya terhambat, dan
anak akan merasa takut dan tidak senang terutama ketika mendapat pengalaman nyeri, hal
tersebut dapat menghambat proses dalam perawatan (Susilaningrum, Nursalam, & Utami,
2008).Berbagai dampak hospitalisasi dan kecemasan yang dialami oleh anak usia
prasekolah, akan beresiko mengganggu tumbuh kembang anak dan berdampak pada proses
penyembuhan. Kecemasan yang teratasi dengan cepat dan baik akan membuat anak lebih
nyaman dan lebih kooperatif dengan tenaga medis sehingga tidak menghambat proses
perawatan. Bagi anak usia prasekolah yang mengalami hopitalisasi, bermain tidak hanya
menjadi kesenangan bagi anak, tetapi sebagai media untuk mengekspresikan pikiran dan
perasaan seperti rasa cemas, takut, dan nyeri. Untuk mengalihkan perhatian, sarana
bermain dapat memfasilitasi anak dalam mengekspresikan pikiran dan perasaan nya untuk
mengurangi rasa cemas, takut, dan nyeri salah satunya adalah dengan menggunakan terapi
bermain mewarnai. Terapi bermain mewarnai yaitu terapi permainan melalui buku gambar
untuk mengembangkan kreatifitas anak untuk mengurangi stress, dan kecemasan serta
meningkatkan komunikasi.
Tumbuh kembang anak merupakan hasil dari interaksi antara faktor genetik dan faktor
lingkungan, baik selingkungan sebelum anak dilahirkan maupun lingkungan setelah anak itu lahir.
Betapa majemuknya faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
anak ini, sehingga dampaknya dapat dilihat dari hasilnya apakah tumbuh kembang anak dapat
optimal, ataukah tidak sesuai dengan harapan kita. Dalam Peraturan Menteri Kesehatan No 66
Tahun 2014 yaitu juga tentang Pemantauan Pertumbuhan, Perkembangan dan Gangguan Tumbuh
Kembang Anak pada pasal 1 ayat 6 mengatakan “perkembangan adalah bertambahnya struktur dan
fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa
serta sosialisasi dan kemandiriran” kemudian pasal 4 ayat 1 juga mengatakan bahwa pemantauan
pertumbuhan, perkembangan dilakukan di fasilitas pelayanan kesehatan dasar dan di taman kanak-
kanak. Kemampuan motorik anak usia 4-5 tahun sangatlah diperlukan agar mereka dapat tumbuh
dan berkembang secara optimal. Kemampuan motorik mencakup kemampuan mengamati,
mengingat hasil pengamatannya dan pengalamannya. Kemampuan motorik ada 2 macam yaitu
kemampuan motorik kasar dan motorik halus.Kemampuan ini membutuhkan koordinasi mata dan
tangan yang cermat. Jika koordinasi mata dan tangan anak baik maka seorang anak akan dapat
mengurus dirinya sendiri (Sujiono, 2008:21). Oleh karena melihat pentingnya kemampuan motorik
halus anak sebaiknya sudah dapat mencapai kemampuan mengendalikan otot-otot dan koordinasi
mata-tangan yang diperlukan untuk menggunting kertas, mewarnai dengan rapi, menganyam kertas
serta menulis simbol-simbol untuk mempersiapkan memasuki jenjang selanjutnya.Dengan
kemampuan motorik halus yang tarasah dan terarah anak akan dapat menulis dengan lancar. Untuk
kemampuan motorik halus anak agar dapat optimal maka diterapkan bermain sambil belajar.jenis
permainan yang menekankan pada kemampuan tertentu yaitu Alat Permainan Edukatif
(APE).Playdough merupakan adonan mainan yang terbuat dari tepung, alat permaianan ini aman
untuk anak dan dapat mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak usia dini Dengan
bermain Playdough dapat melatih kelenturan pergelangan otot-otot tangan dan koordinasi mata
tangan sehingga dapat mengasah kemampuan motorik halus anak. ungsi utama bermain adalah
merangsang perkembangan sensoris-motorik, perkembangan intelektual, perkembangan social,
perkembangan kreativitas, perkembangan kesadaran diri, perkembangan moral, dan bermain
sebagai terapi.

Pembahasan

Gambaran Skor Kecemasan pada Kelompok Intervensi Sebelum dilakukan Terapi Bermain
Mewarnai di Ruang Anak Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung

Sebelum menerima situasi rumah sakit dan menjalani hospitalisasi kebanyakan anak-anak,
khususnya anak-anak usia prasekolah merasakan manifestasi kecemasan yang timbul dari dalam diri
dan terbagi dalam 3 fase yaitu fase protes(anak bereaksi secara agresif, dengan menangis dan
berteriak dimana dalam fase ini anak membutuhkan perhatian dari keluarga), fase putus asa ( fase
ini anak mulai merasakan depresi dimana anak mulai menarik diri, tidak begitu aktif dan mencari
kenyamanan sendiri), fase penolakan atau penyangkalan (dalam fase ini anak mencoba untuk
menerima keadaan yang sebenarnya dimana anak mulai menyesuaikan dengan keadaan rumah sakit
dan mencoba tertarik dengan lingkungan sekitar, meskipun hal yang dilakukan merupakan hasil dari
kepasrahan dan bukian kesenangan (Caroline and Bunker, 2015).Hasil penelitian ini sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Fricilia (2015) bahwa terapi bermain mewarnai dapat menjadi suatu
metode yang efektif untuk menurunkan kecemasan. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan nilai
rata-rata tingkat kecemasan pada anak usia prasekolah sebelum diberikan terapi bermaim sebesar
42,43 dan setelah diberikan terapi bermain diperoleh nilai rata-rata 37,17 yang berarti terjadi
penurunan tingkat kecemasan anak prasekolah dengan nilai rata-rata sebesar 5,26.

Gambaran Tingkat Kecemasan pada Kelompok Intervensi Setelah dilakukan Terapi Bermain
Mewarnai di Ruang Anak Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung

Permainan adalah media komunikasi antara anak dengan orang lain, termasuk dengan perawat atau
petugas kesehatan di rumah sakit. Perawat dapat mengkaji perasaan dan pikiran anak melalui
ekspresi nonverbal yang ditunjukkan selama melakukan permainan atau melalui interaksi yang
ditunjukkan selama melakukan permainan atau melalui interaksi yang ditunjukkan anak dengan
orang tua dan kelompok bermainnya (Supartini, 2004).Mewarnai gambar merupakan pelatihan daya
kreativitas dan mengembangkan imajinasi otak kanan anak. Mewarnai gambar juga dapat
menyeimbangkan koordinasiantara otak kanan dan otak kiri. Ketika seorang anak mewarnai, anak
sedang mengakses ingatan dan pengetahuan yang terdapat dalam otak kirinya. Sehingga semakin
anak sering mewarnai, semakin seimbanglah kecerdasan otak kanan dan kiri anak (Astuti,
2006).Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Emy (2010) responden yang
mengalami penurunan kecemasan menunjukkan sebanyak 7 responden (87,5%) mengalami
kecemasan ringan dan 1 responden (12,5%) tidak mengalami kecemasan. Berdasarkan hasil tersebut
dapat disimpulkan bahwa terapi bermain mewarnai dapat menurunkan tingkat kecemasan pada
anak usia prasekolah yang mengalami hospitalisasi.

Fungsi utama bermain adalah merangsang perkembangan sensoris-motorik, perkembangan


intelektual, perkembangan sosial, perkembangan kreativitas, perkembangan kesadaran diri,
perkembangan moral, dan bermain sebagai terapi salah satunya dengan bermain Playdough sebagai
terapi untuk meningkatkan perkembangan motorik halusnya. Adhika, (2017 : 35) menyatakan bahwa
Perkembangan motorik halus pada anak mencakup kemampuan anak dalam menunjukkan dan
menguasai gerakan-gerakan otot indah dalam bentuk koordinasi, ketangkasan dan kecekatan dalam
menggunakan tangan dan jari jemari. Beaty memaparkan tentang 3 (tiga) aspek perkembangan
motorik halus: (1) meremas, dengan indikator meremas kertas dan bahan lunak. (2) mengepal,
despengan indikator mengepal jari jemari secara benar. (3) menggenggam, dengan indikator
menggenggam pensil, penghapus, cangkir, buku dan lainnya. Berdasarkan hasil penelitian ini post
test (Observasi Akhir) dilakukan untuk mengetahui kemampuan anak usia 4-5 tahun setelah
diberikan perlakuan selama 3 siklus melalui bermain playdough yang terdiri dari kegiatan koordinasi
jari tangan seperti meremas, meniru bentuk, dan membentuk pola.setelah di lakukan perlakuan di
lihat dari hasil lembar observasi DDST-II jumlah anak dalam kategori normal sebanyak 17 anak. Hasil
penelitian yang telah dilakukan oleh Fransisca dkk (2016) yang berjudul “meningkatkan kemampuan
motorik halus melalui permainan playdough pada anak kelompok bermain” ditemukan bahwa
kemampuan motorik halus anak setelah diterapkannya permainan playdough mengalami
peningkatan yang cukup pesat dari pra siklus hingga siklus terakhir. Hal ini senada dengan penelitian
yang dilakukan oleh Ni Wayan Yuni Sudiasih yaitu “Penerapan Metode Pemberian Tugas Berbantuan
Media Playdough untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak.

Metode Penelitian

Tabel 1 Gambaran Skor Kecemasan pada Kelompok Intervensi Sebelum dilakukan Terapi Bermain
Mewarnai di Ruang Anak Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung

 Variabel

Skor kecemasan sebelum terapi bermain mewarnai

 N

16 32

 Mean

31

 SD
3.928

Berdasarkan tabel 1 gambaran tingkat kecemasan responden di Ruangan Anak Rumah Sakit
Muhammadiyah Bandung sebelum dilakukan terapi bermain mewarnai yaitu kecemasan berat.

Tabel 2 Gambaran Skor Kecemasan pada Kelompok Intervensi Setelah dilakukan Terapi Bermain
Mewarnai di Ruang Anak Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung

 Variabel Mean SD

Skor kecemasan sesudah terapi bermain mewarnai 16 25.00 5.680

 n

16

 Mean

25.00

 SD

5.680

Berdasarkan tabel 2 gambaran skor kecemasan responden di Ruangan Anak Rumah Sakit
Muhammadiyah Bandung setelah dilakukan terapi bermain mewarnai yaitu kecemasan ringan.

Jenis penelitian ini quasi ekspreimen dengan desain sebelum dan sesudah perlakukan motorik
halus, setelah dilakukan bermain playdough sebagian besar sebanyak 17 orang anak (85%)
mengalami peningkatan yaitu perkembangan motoric halus yang normal dan sebagian kecil
sebanyak 3 orang anak (20%) masih mengalami suspek keterlambatan perkembangan motorik halus.
hasil dari sampel dengan nilai anak pada post test lebih tinggi dari nilai pre test. Nilai batas kritis dari
penelitian ini yaitu 0,05 dimana berdasarkan perhitungan Wilcoxon Signed Rank didapat hasil
dengan p value (Asymp. Sig 2 tailed) sebesar 0.001 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan atau pengaruh permainan playdough terhadap perkembangan motorik halus pada anak
usia 4-5 tahun.

Kesimpulan

Dari hasil tersebut membuktikan bahwa dengan diberikannya terapi bermain mewarnai dapat
menurunkan tingkat kecemasan, hal ini karena dengan mewarnai anak bisa mengekspresikan
perasaannya melalui warna dan gambar. Selama periode ini, mewarnai gambar juga dapat
menyeimbangkan koordinasi antara otak kanan dan otak kiri juga melatih gerak motorik anak ketika
anak memberi warna terhadap sebuah objek sehingga bermain mewarnai dapat menurunkan
kecemasan pada anak usia prasekolah yang mengalami hospitalisasi.

1) Perkembangan Motorik Halus anak Usia 4-5 tahun di TK sebelum dilakukan intervansi dari 20
responden, seluruhnya (100%) mengalami suspek perkembangan motorik halus.

2) Perkembangan Motorik Halus anak Usia 4-5 tahun di TK setelah dilakukan intervansi dari 20
responden, terdapat 17 anak normal (85%) dan 3 (15%) diantaranya masih mengalami suspek
perkembangan motorik halus.
3) Terdapat pengaruh Pengaruh bermain playdough terhadap suspek perkembangan motorik halus
anak usia 4-5 tahun di TK.

Saran

Perlu adanya penelitian lebih lanjut tentang perbandingan intervensi terapi bermain mewarnai
dengan intervensi mandiri lain yang mudah dilakukan baik oleh perawat, pasien maupun oleh
keluarga untuk mengatasi kecemasan dan juga peneliti selanjutnya harus memperhatikan lebih
dalam mengenai faktor – faktor yang mempengaruhi kecemasan.

Daftar Pustaka

Agustina Emy. Pengaruh Pemberian Terapi Bermain Mewarnai Gambar TerhadapPenurunan Tingkat
Kecemasan Anak Prasekolah Yang Rawat Inap. [Serial Online] 1 Juli– 31 Desember 2010 [cited
November 2017]; 1(2) Available from:URL:http://scholar.google.comAstuti Y . Cara Mudah Asah Otak
Anak Ed. 1. Yogyakarta : Flashbook; 2016. Ani.I (2017) Hubungan Aktivitas Bermain Playdough
dengan kemampuan Motorik Halus Anak Usia 5-6 Tahun. Skripsi. Universitas Lampung.Adhika (2017)
penggunaan playdough dalam mengembangkan motorik halus anak usia dini kelompok a di
raudhatul athfal. Skripsi. Universitas islam negeri raden intan lampung. Ganjar.S (2018) Modul
Pembelajaran Keperawatan Anak.Kementrian pendidiakan dan kebudayaan RI (2017) Pendidikan
Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia
Dini.Kementrian pendidikan dan kebudayaan RI (2018) Jumlah data satuan pendidikan (sekolah)
anak usia dini per provinsi Sugiyono. 2018. METODOLOGI PENELITIAN (Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D). Bandung. Alfabeta cv.

Anda mungkin juga menyukai