PENDAHULUAN
Luka bakar adalah luka yang disebabkan oleh kontak dengan suhu tinggi seperti
api, air pana, listrik, bahan kimia dan radiasi juga oleh sebab kontak dengan suhu
2012 diseluruh dunia terutama di negara miskin yang berkembang. Luka bakan yang
Wanita di ASEAN memiliki tingkat terkena luka bakar lebih tinggi dari wilayah lainnya,
dimana 27% nya berkontribusi menyebabkan kematian diseluruh dunia, dan hampir 70%
Luka bakar merupakan penyebab kematian ke-2 di dunia yang bukan disebabkan
oleh kecelakan pada kendaraan. Kematian tertinggi akibat luka bakar di dunia terdapat di
Finldania sebesar 2,08% per 100.000 orang, pada tahun 2006 sampai tahun 2008 (World
Luka bakar merupakan cedera yang cukup sering dihadapi para dokter. Prevalensi
cedera luka bakar di Indonesia sebesar 2,2% dimana prevalensi luka bakar tertinggi
terdapat di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan Kepulauan Riau sama-sama 3,8%
sedangkan di Provinsi Lampung tercatat sebesar 1,7% dari keseluruhan kasus cedera.
Biaya yang dibutuhkan untuk penanganan luka bakar pun cukup tinggi. Penyebab luka
bakar selain terbakar api langsung atau tidak langsung, juga pajanan suhu tinggi dari
matahari, listrik, maupun bahan kimia. Luka bakar karena api atau akibat tidak langsung
dari api, misalnya tersiram air panas, banyak terjadi pada kecelakaan rumah tangga
1
Di RSUP Dr. M. Djamil Padang merupakan rumah sakit rujukan profinsi tipe A.
Berdasarkan data dari medical record RSUP M. Djamil padang selama tahun 2010
terdapat 78 pasien yang dirawat, jumlah klien yang dirawat di ruang luka bakar tahun
2011 dari bulan januari sampai september mencapai 73 pasien. Pada tahun 2012 terdapat
73 pasien yang dirawat yang 75% nya disebabkan oleh api dan pada tahun 2013 tercatat
82 orang klien yang dirawat dengan luka bakar . Pada Tahun 2014 terdapat 112 pasien
dengan luka bakar api, 44 pasien dengan luka bakar listrik, 42 pasien dengan luka bakar
air panas, dan 1 pasien dengan luka bakar air keras (MR RSUP Dr, M. Djamil padang
2015)
Kelompok terbesar dengan kasus luka bakar adalah anak-anak usia dibawah 6
tahun, bahkan sebagian besar kurang dari 2 tahun, lebih dari 80% luka bakar pada anak
Dengan melihat jumlah penderita luka bakar begitu banyak dari tahun serta
dampak psikologis yang di timbulkan baik pada penderita sendiri maupun masyarakat,
dan melihat banyaknya tantangan yang harus dihadapi didalam pengaplikasian asuhan
keperawatan pada pasien luka bakar secara lagsung, maka kelompok III mahasiswa
profesi stikes syedza saintika Padang tertarik untuk mengkaji klien dengan “Asuhan
Keperawatan Luka Bakar di ruang rawat inap khusus luka bakar bangsal bedah RSUP
2
1.3 Tujuan
Mahasiswa dapat mengatahui tentang teori dari luka bakar dan dapat menetapkan
Luka Bakar
Bakar
1.4 Manfaat
3
BAB II
KONSEP DASAR
Luka bakar adalah luka yang terjadi karena terbakar api langsung maupun tidak
langsung, juga pajanan suhu tinggi dari matahari, listrik, maupun bahan kimia. Luka
bakar karena api atau akibat tidak langsung dari api, misalnya tersiram air panas banyak
Luka bakar adalah kerusakan pada kulit diakibatkan oleh panas, kimia atau radio aktif
(Wong, 2003).
Luka bakar bisa berasal dari berbagai sumber, dari api, matahari, uap, listrik, bahan
kimia, dan cairan atau benda panas. Luka bakar bisa saja hanya berupa luka ringan yang
bisa diobati sendiri atau kondisi berat yang mengancam nyawa yang membutuhkan
Luka bakar (Combustio) dapat disebabkan oleh paparan api, baik secara langsung
maupun tidak langsung, misal akibat tersiram air panas yang banyak terjadi pada
kecelakaan rumah tangga. Selain itu, pajanan suhu tinggi dari matahari, listrik maupun
bahan kimia juga dapat menyebabkan luka bakar. Secara garis besar, penyebab
1. Paparan api
Flame: Akibat kontak langsung antara jaringan dengan api terbuka, dan
4
kecenderungan untuk terbakar, sedangkan serat sintetik cenderung meleleh
Benda panas (kontak): Terjadi akibat kontak langsung dengan benda panas.
Luka bakar yang dihasilkan terbatas pada area tubuh yang mengalami kontak.
Contohnya antara lain adalah luka bakar akibat rokok dan alat-alat seperti
Terjadi akibat kontak dengan air panas. Semakin kental cairan dan semakin lama
waktu kontaknya, semakin besar kerusakan yang akan ditimbulkan. Luka yang
yang satu sama lain dipisahkan oleh kulit sehat. Sedangkan pada kasus yang
3. Uap panas
Uap panas menimbulkan cedera luas akibat kapasitas panas yang tinggi dari uap
serta dispersi oleh uap bertekanan tinggi. Apabila terjadi inhalasi, uap panas dapat
4. Gas panas
Inhalasi menyebabkan cedera thermal pada saluran nafas bagian atas dan oklusi
5
5. Aliran listrik
Cedera timbul akibat aliran listrik yang lewat menembus jaringan tubuh.
Umumnya luka bakar mencapai kulit bagian dalam. Listrik yang menyebabkan
percikan api dan membakar pakaian dapat menyebabkan luka bakar tambahan.
7. Radiasi
pelindung tubuh dan berbagai trauma ataupun masuknya bakteri, kulit juga mempunyai
fungsi utama reseptor yaitu untuk mengindera suhu, perasaan nyeri, sentuhan ringan dan
tekanan, pada bagian stratum korneum mempunyai kemampuan menyerap air sehingga
dengan demikian mencegah kehilangan air serta elektrolit yang berlebihan dan
Tubuh secara terus menerus akan menghasilkan panas sebagai hasil metabolisme
makanan yang memproduksi energi, panas ini akan hilang melalui kulit, selain itu kulit
yang terpapar sinar ultraviolet dapat mengubah substansi yang diperlukan untuk
mensintesis vitamin D. kulit tersusun atas 3 lapisan utama yaitu epidermis, dermis dan
jaringan subkutan.
a. Stratum korneum, selnya sudah mati, tidak mempunyai inti sel, inti selnya sudah
mati dan mengandung keratin, suatu protein fibrosa tidak larut yang membentuk
barier terluar kulit dan mempunyai kapasitas untuk mengusir patogen dan
6
b. Stratum lusidum. Selnya pipih, lapisan ini hanya terdapat pada telapak tangan dan
telapak kaki.
c. Stratum granulosum, stratum ini terdiri dari sel-sel pipi seperti kumparan, sel-sel
tersebut terdapat hanya 2-3 lapis yang sejajar dengan permukaan kulit.
tebal dan terdiri dari 5-8 lapisan. Sel-selnya terdiri dari sel yang bentuknya
Lapisan ini berada langsung di bawah epidermis dan tersusun dari sel-sel
Lapisan ini terletak di bawah lapisan papilaris dan juga memproduksi kolagen.
Dermis juga tersusun dari pembuluh darah serta limfe, serabut saraf, kelenjar
Merupakan lapisan kulit yang terdalam. Lapisan ini terutamanya adalah jaringan
adipose yang memberikan bantalan antara lapisan kulit dan struktur internal
seperti otot dan tu lang. Jaringan subkutan dan jumlah deposit lemak merupakan
7
Kelenjar Pada Kulit
Kelenjar keringat ditemukan pada kulit pada sebagian besar permukaan tubuh.
Kelenjar ini terutama terdapat pada telapak tangan dan kaki. Kelenjar keringat
diklasifikasikan menjadi 2, yaitu kelenjar ekrin dan apokrin. Kelenjar ekrin ditemukan
pada semua daerah kulit. Kelenjar apokrin berukuran lebih besar dan kelenjar ini terdapat
panas kepada tubuh. Panas dapat dipindahkan lewat hantaran atau radiasi
ionisasi isi sel. Kulit dan mukosa saluran nafas atas merupakan lokasi destruksi
jaringan. Jaringan yang dalam termasuk organ visceral dapat mengalami kerusakan
8
karena luka bakar elektrik atau kontak yang lama dengan burning agent. Nekrosis dan
Kedalam luka bakar bergantung pada suhu agen penyebab luka bakar dan lamanya
kontak dengan gen tersebut. Pajanan selama 15 menit dengan air panas dengan suhu
patofisiologik yang disebabkan oleh luka bakar yang berat selama awal periode syok
luka bakar mencakup hipoperfusi jaringan dan hipofungsi organ yang terjadi sekunder
akibat penurunan curah jantung dengan diikuti oleh fase hiperdinamik serta
hipermetabolik. Kejadian sistemik awal sesudah luka bakar yang berat adalah
perpindahan cairan, natrium serta protein dari ruang intravaskuler ke dalam ruanga
interstisial.
Curah jantung akan menurun sebelum perubahan yang signifikan pada volume
darah terlihat dengan jelas. Karena berkelanjutnya kehilangan cairan dan berkurangnya
volume vaskuler, maka curah jantung akan terus turun dan terjadi penurunan tekanan
darah. Sebagai respon, system saraf simpatik akan melepaskan ketokelamin yang
jam pertama sesudah luka bakar dan mencapai puncaknya dalam tempo 6-8 jam.
Dengan terjadinya pemulihan integritas kapiler, syok luka bakar akan menghilang dan
meningkat. Karena edema akan bertambah berat pada luka bakar yang melingkar.
Tekanan terhadap pembuluh darah kecil dan saraf pada ekstremitas distal menyebabkan
9
obstruksi aliran darah sehingga terjadi iskemia. Komplikasi ini dinamakan sindrom
kompartemen.
Volume darah yang beredar akan menurun secara dramatis pada saat terjadi syok
luka bakar. Kehilangan cairan dapat mencapai 3-5 liter per 24 jam sebelum luka bakar
ditutup. Selama syok luka bakar, respon luka bakar respon kadar natrium serum
terjadinya luka bakar, hiperkalemia akan dijumpai sebagai akibat destruksi sel massif.
memadainya asupan cairan. Selain itu juga terjadi anemia akibat kerusakan sel darah
Kasus luka bakar dapat dijumpai hipoksia. Pada luka bakar berat, konsumsi
oksigen oleh jaringan meningkat 2 kali lipat sebagai akibat hipermetabolisme dan
respon lokal. Fungsi renal dapat berubah sebagai akibat dari berkurangnya volume
darah. Destruksi sel-sel darah merah pada lokasi cidera akan menghasilkan hemoglobin
bebas dalam urin. Bila aliran darah lewat tubulus renal tidak memadai, hemoglobin dan
mioglobin menyumbat tubulus renal sehingga timbul nekrosis akut tubuler dan gagal
10
Pathway
11
2.5 Klasifikasi Combustio/ Luka Bakar
Luka bakar derajat pertama adalah setiap luka bakar yang di dalam proses
gelembung yang ditutupi oleh daerah putih, epidermis yang tidak mengandung
pembuluh darah dan dibatasi oleh kulit yang berwarna merah serta hiperemis.
Luka bakar derajat pertama ini hanya mengenai epidermis dan biasanya sembuh
dalam 5-7 hari, misalnya tersengat matahari. Luka tampak sebagai eritema
dengan keluhan rasa nyeri atau hipersensitifitas setempat. Luka derajat pertama
12
b. Luka bakar derajat II
Kerusakan yang terjadi pada epidermis dan sebagian dermis, berupa reaksi
inflamasi akut disertai proses eksudasi, melepuh, dasar luka berwarna merah atau
pucat, terletak lebih tinggi di atas permukaan kulit normal, nyeri karena
seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea masih utuh. Luka
Kerusakan meliputi seluruh ketebalan dermis dan lapisan yang lebih dalam,
apendises kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea rusak,
tidak ada pelepuhan, kulit berwarna abu-abu atau coklat, kering, letaknya lebih
13
epidermis dan dermis, tidak timbul rasa nyeri. Penyembuhan lama karena tidak
2) Luka bakar dengan luas < 10 % pada anak dan usia lanjut
3) Luka bakar dengan luas < 2 % pada segala usia (tidak mengenai muka,
1) Luka bakar dengan luas 15 – 25 % pada dewasa, dengan luka bakar derajat
2) Luka bakar dengan luas 10 – 20 % pada anak usia < 10 tahun atau dewasa >
3) Luka bakar dengan derajat III < 10 % pada anak maupun dewasa yang tidak
1) Derajat II-III > 20 % pada pasien berusia di bawah 10 tahun atau di atas usia
50 tahun
14
2) Derajat II-III > 25 % pada kelompok usia selain disebutkan pada butir
pertama
3) Luka bakar pada muka, telinga, tangan, kaki, dan perineum
4) Adanya cedera pada jalan nafas (cedera inhalasi) tanpa memperhitungkan
15
(Full- keseluruhan nyeri, syok, bakar eskar, diperlukan
Thickness): dermis dan hematuria berwarna putih pencangkokan,
terbakar nyala kadang- (adanya darah seperti bahan pembentukan parut
api, terkena kadang dalam urin) dan kulit atau dan hilangnya
cairan mendidih jaringan kemungkinan gosong, kulit kontur serta fungsi
dalam waktu subkutan pula hemolisis retak dengan kulit, hilangnya jari
yang lama, (destruksi sel bagian lemak tangan atau
tersengat arus darah merah), yang tampak, ekstrenitas dapat
listrik kemungkinan terdapat edema terjadi
terdapat luka
masuk dan
keluar (pada
luka bakar
listrik)
Fase yang berentang dari terjadinya luka bakar sampai 3-4 hari pasca luka bakar.
Dalam fase ini terjadi perubahan vaskuler dan proliferasi seluler. Daerah luka
epitelisasi.
Fase proliferasi disebut fase fibroplasia karena yang terjadi proses proliferasi
fibroblast. Fase ini berlangsung sampai minggu ketiga (4-21 hari). Pada fase
proliferasi luka dipenuhi sel radang, fibroplasia dan kolagen, membentuk jaringan
Epitel tepi luka yang terdiri dari sel basal terlepas dari dasar dan mengisi
16
permukaan luka, tempatnya diisi sel baru dari proses mitosis, proses migrasi terjadi
ke arah yang lebih rendah atau datar. Proses fibroplasia akan berhenti dan mulailah
proses pematangan.
Terjadi proses pematangan kolagen. Pada fase ini terjadi pula penurunan aktivitas
seluler dan vaskuler, berlangsung hingga 8 bulan sampai lebih dari 1 tahun dan
berakhir jika sudah tidak ada tanda-tanda radang. Bentuk akhir dari fase ini berupa
jaringan parut yang berwarna pucat, tipis, lemas tanpa rasa nyeri atau gatal.
Berat luka bakar (Combustio) bergantung pada dalam, luas, dan letak luka. Usia dan
Jaringan lunak tubuh akan terbakar bila terpapar pada suhu di atas 46 oC. Luasnya
kerusakan akan ditentukan oleh suhu permukaan dan lamanya kontak. Luka bakar
lunak, permeabilitas kapiler juga meningkat, terjadi kehilangan cairan, dan viskositas
menyebabkan hipovolemi dan syok, tergantung banyaknya cairan yang hilang dan
respon terhadap resusitasi. Luka bakar juga menyebabkan peningkatan laju metabolik
meningkat, dan penanganannya juga akan semakin kompleks. Luas luka bakar
dinyatakan dalam persen terhadap luas seluruh tubuh. Ada beberapa metode cepat
17
1. Estimasi luas luka bakar menggunakan luas permukaan palmar pasien. Luas
telapak tangan individu mewakili 1% luas permukaan tubuh. Luas luka bakar
Pada dewasa digunakan ‘rumus 9’, yaitu luas kepala dan leher, dada, punggung,
pinggang dan bokong, ekstremitas atas kanan, ekstremitas atas kiri, paha kanan,
paha kiri, tungkai dan kaki kanan, serta tungkai dan kaki kiri masing-masing 9%.
Wallace membagi tubuh atas bagian 9% atau kelipatan 9 yang terkenal dengan nama
e. Genetalia/perineum : 1%
Total : 100%
Pada anak dan bayi digunakan rumus lain karena luas relatif permukaan kepala
anak jauh lebih besar dan luas relatif permukaan kaki lebih kecil. Karena
perbandingan luas permukaan bagian tubuh anak kecil berbeda, dikenal rumus 10
18
Gambar Luas luka bakar
kepala pada anak. Metode ini digunakan untuk estimasi besarnya luas permukaan
pada anak. Apabila tidak tersedia tabel tersebut, perkiraan luas permukaan tubuh
o Pada anak di bawah usia 1 tahun: kepala 18% dan tiap tungkai 14%. Torso
o Untuk tiap pertambahan usia 1 tahun, tambahkan 0.5% untuk tiap tungkai
19
2.9Penatalaksanaan Combustio/ Luka Bakar
a. Medis
hari ke 5-7) pasca cedera termis. Dasar dari tindakan ini adalah
dibuangnya jaringan nekrosis, debris dan eskar, proses inflamasi tidak akan
daerah sekitar luka bakar umumnya terjadi edema, hal ini akan menghambat
aliran darah dari arteri yang dapat mengakibatkan terjadinya iskemi pada
20
tersebut. Dengan semakin lama waktu terlepasnya eskar, semakin lama juga
2. Skin grafting
Skin grafting adalah metode penutupan luka sederhana. Tujuan dari metode
ini adalah:
Skin grafting harus dilakukan secepatnya setelah dilakukan eksisi pada luka
bakar pasien. Kulit yang digunakan dapat berupa kulit produk sintesis, kulit
manusia yang berasal dari tubuh manusia lain yang telah diproses maupun
berasal dari permukaan tubuh lain dari pasien (autograft). Daerah tubuh yang
biasa digunakan sebagai daerah donor autograft adalah paha, bokong dan perut.
Teknik mendapatkan kulit pasien secara autograft dapat dilakukan secara split
3. Escharotomy
Luka bakar grade III yang melingkar pada ekstremitas dapat menyebabkan
iskemik distal yang progresif, terutama apabila terjadi edema saat resusitasi
vaskuler pada jari-jari tangan dan kaki. Tanda dini iskemik adalah nyeri,
kemudian kehilangan daya rasa sampai baal pada ujung-ujung distal. Juga luka
21
Terapi obat
1. Pemberian Analgetik
Pemberian analgetik untuk pasien luka bakar derajat I dan II sebagai penghilang
rasa sakit/nyeri.
2. Pemberian Antibiotik
Pemberian antibiotik diberikan pada pasien luka bakar sebagai anti inflamasi.
b. Keperawatan
2. Makan- makanan yang mengandung protein, karbohidrat dan lemak ( nasi, sayur
bayam, kacang hijau, telur, daging sapi, dada ayam, brokoli, roti gandum, ikan,
3. Melakukan perawatan luka setiap hari ( harus menggunakan alat-alat yang steril
7. Jangan memecahkan atau menggaruk lepuhan luka bakar agar luka tidak terinfeksi
8. Melakukan gerakan pada daerah-daerah persendian seperti leher tangan dan kaki
9. Memberi motivasi agar klien bisa menerima keadaannya dan tidak menganggap
keluarga untuk selalu memotivasi klien,agar klien tetap merasa dihargai dan terbuka
22
10. Memberikan pengarahan kepada klien agar lebih memdekatkan diri kepada Tuhan
yaitu :
1. Laboratorium
pembuluh darah.
inflamasi.
cedera jaringan dan penurunan fungsi ginjal, natrium pada awal mungkin
23
Peningkatan Alkali Fosfat sehubungan dengan perpindahan cairan interstisial
cairan.
luasnya cedera.
luka bakar.
syok luka bakar akan menghilang dan cairan mengalir kembali ke dalam
kompartemen vaskuler, volume darah akan meningkat. Karena edema akan bertambah
berat pada luka bakar yang melingkar. Tekanan terhadap pembuluh darah kecil dan
saraf pada ekstremitas distal menyebabkan obstruksi aliran darah sehingga terjadi
iskemia.
Akibat kegagalan respirasi terjadi jika derajat gangguan ventilasi dan pertukaran gas
24
4. Ileus Paralitik dan Ulkus Curling
Berkurangnya peristaltic usus dan bising usus merupakan tanda-tanda ileus paralitik
akibat luka bakar. Distensi lambung dan nausea dapat mengakibatnause. Perdarahan
lambung yang terjadi sekunder akibat stress fisiologik yang massif (hipersekresi asam
lambung) dapat ditandai oleh darah okulta dalam feces, regurgitasi muntahan atau
5. Syok sirkulasi terjadi akibat kelebihan muatan cairan atau bahkan hipovolemik yang
terjadi sekunder akibat resusitasi cairan yang adekuat. Tandanya biasanya pasien
perubahan pada tekanan darah, curah janutng, tekanan cena sentral dan peningkatan
Haluran urine yang tidak memadai dapat menunjukkan resusiratsi cairan yang tidak
25
BAB III
PENGKAJIAN TEORITIS
1. Identitas Klien
tanggal MRS, dan informan apabila dalam melakukan pengkajian klita perlu
informasi selain dari klien. Data pekerjaan perlu karena jenis pekerjaan memiliki
resiko tinggi terhadap luka bakar agama dan pendidikan menentukan intervensi
2. Keluhan utama
iritasi terhadap saraf. Sesak nafas yang timbul beberapa jam / hari setelah klien
sehingga timbul penyumbatan saluran nafas bagian atas, bila edema paru
lamanya kontak, pertolongan pertama yang dilakuakn serta keluhan klien selama
beberapa fase : fase emergency (±48 jam pertama terjadi perubahan pola bak),
fase akut (48 jam pertama beberapa hari / bulan ), fase rehabilitatif (menjelang
klien pulang)
26
4. Riwayat penyakit masa lalu
sebelum mengalami luka bakar. Resiko kematian akan meningkat jika klien
6. Pola ADL
melakukan sendiri. Pola pemenuhan istirahat tidur juga mengalami gangguan. Hal
Pada klien dengan luka bakar sering muncul masalah konsep diri body
27
gangguan perubahan. Selain itu juga luka bakar juga membutuhkan perawatan
yang laam sehingga mengganggu klien dalam melakukan aktifitas. Hal ini
Tanda (dengan cedera luka bakar lebih dari 20% APTT): hipotensi
(syok); penurunan nadi perifer distal pada ekstremitas yang cedera, vasokontriksi
perifer umum dengan kehilangan nadi, kulit putih dan dingin (syok listrik);
11. Eliminasi:
otot dalam; diuresis (setelah kebocoran kapiler dan mobilisasi cairan ke dalam
sirkulasi); penurunan bising usus/tak ada; khususnya pada luka bakar kutaneus
12. Makanan/cairan:
28
Tanda: oedema jaringan umum; anoreksia; mual/muntah.
13. Neurosensori:
(RTD) pada cedera ekstremitas; aktifitas kejang (syok listrik); laserasi korneal;
membran timpanik (syok listrik); paralisis (cedera listrik pada aliran saraf).
14. Nyeri/kenyamanan:
Gejala: Bserbagai nyeri; contoh luka bakar derajat pertama secara eksteren
sensitif untuk disentuh; ditekan; gerakan udara dan perubahan suhu; luka bakar
ketebalan sedang derajat kedua sangat nyeri; smentara respon pada luka bakar
ketebalan derajat kedua tergantung pada keutuhan ujung saraf; luka bakar derajat
15. Pernafasan:
inhalasi).
Pengembangan torak mungkin terbatas pada adanya luka bakar lingkar dada;
29
16. Keamanan:
Tanda: Kulit umum, destruksi jaringan dalam mungkin tidak terbukti selama 3-5
hari sehubungan dengan proses trobus mikrovaskuler pada beberapa luka. Area
kulit tak terbakar mungkin dingin/lembab, pucat, dengan pengisian kapiler lambat
cairan/status syok.
Cedera api: terdapat area cedera campuran dalam sehubunagn dengan variase
intensitas panas yang dihasilkan bekuan terbakar. Bulu hidung gosong; mukosa
hidung dan mulut kering; merah; lepuh pada faring posterior;oedema lingkar
Cedera kimia: tampak luka bervariasi sesuai agen penyebab. Kulit mungkin coklat
kekuningan dengan tekstur seprti kulit samak halus; lepuh; ulkus; nekrosis; atau
jarinagn parut tebal. Cedera secara mum ebih dalam dari tampaknya secara
perkutan dan kerusakan jaringan dapat berlanjut sampai 72 jam setelah cedera.
Cedera listrik: cedera kutaneus eksternal biasanya lebih sedikit di bawah nekrosis.
luka bakar dari gerakan aliran pada proksimal tubuh tertutup dan luka bakar termal
dan gelisah sampai menimbulkan penurunan tingkat kesadaran bila luka bakar
30
b. TTV
setalah terkena luka bakar, adanya lesi akibat luka bakar, grade dan luas luka
bakar
Mata
benda asing yang menyebabkan gangguan penglihatan serta bulu mata yang
Hidung
Mulut
Telinga
dan serumen.
31
Leher
maksimal, vokal fremitus kurang bergetar karena cairan yang masuk ke paru,
e. Abdomen
Inspeksi bentuk perut membuncit karena kembung, palpasi adanya nyeri pada
f. Urogenital
Kaji kebersihan karena jika ada darah kotor / terdapat lesi merupakantempat
pertumbuhan kuman yang paling nyaman, sehingga potensi sebagai sumber infeksi
g. Muskuloskletal
Catat adanya atropi, amati kesimetrisan otot, bila terdapat luka baru pada
Tingkat kesadaran secara kuantifikasi dinilai dengan GCS. Nilai bisa menurun
bila supplay darah ke otak kurang (syok hipovolemik) dan nyeri yang hebat (syok
neurogenik)
32
Merupakan pemeriksaan pada darah yang mengalami luka bakar (luas dan
kedalaman luka). Prinsip pengukuran prosentase luas uka bakar menurut kaidah 9
Genetalia 1% 1% 1%
33
Rencana keperawatan
Penurunan pertukaran udara per Kriteria Hasil : pemasangan alat jalan nafas buatan
menit o Mendemonstrasikan batuk Pasang mayo bila perlu
Menggunakan otot pernafasan efektif dan suara nafas yang Lakukan fisioterapi dada jika perlu
tambahan\ bersih, tidak ada sianosis dan Keluarkan sekret dengan batuk atau
34
Tahap ekspirasi berlangsung sangat frekuensi pernafasan dalam Atur intake untuk cairan
lama rentang normal, tidak ada mengoptimalkan keseimbangan.
Peningkatan diameter anterior- suara nafas abnormal) Monitor respirasi dan status O2
35
Penurunan energi/kelelahan bandingkan
Perusakan/pelemahan muskulo- Monitor TD, nadi, RR, sebelum,
36
Batasan Karakteristik: penurunan cardiac putput
1. Perubahan kecepatan jantung/ Kriteria Hasil: Monitor status kardiovaskuler
irama o Tanda Vital dalam rentang Monitor status pernafasan yang
· Aritmia normal (Tekanan darah, Nadi, menandakan gagal jantung
· Bradikardi respirasi) Monitor abdomen sebagai indicator
· Perubahan EKG o Dapat mentoleransi aktivitas, penurunan perfusi
· Palpitasi tidak ada kelelahan Monitor balance cairan
· Takikardi o Tidak ada edema paru, perifer, Monitor adanya perubahan tekanan
2. Perubahan preload dan tidak ada asites darah
· Edema o Tidak ada penurunan kesadaran Monitor respon pasien terhadap efek
· Penurunan tekanan vena central pengobatan antiaritmia
· Penurunan tekanan arteri paru Atur periode latihan dan istirahat untuk
· Kelemahan menghindari kelelahan
· Peningkatan tekanan vena central Monitor toleransi aktivitas pasien
· Peningkatan tekanan arteri paru Monitor adanya dyspneu, fatigue,
· Distensi vena jugularis tekipneu dan ortopneu
· Murmur Anjurkan untuk menurunkan stress
· Peningkatan BB
3. Perubahan afterload Vital Sign Monitoring
· Kulit berkeringat Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
· Dispnea Catat adanya fluktuasi tekanan darah
Monitor VS saat pasien berbaring,
37
· Penurunan nadi perifer duduk, atau berdiri
· Penurunan resistensi pembuluh darah Auskultasi TD pada kedua lengan dan
pulmonal bandingkan
· Penurunan tahanan tekanan darah Monitor TD, nadi, RR, sebelum,
sistemik selama, dan setelah aktivitas
· Peningkatan resistensi pembuluh Monitor kualitas dari nadi
darah pulmonal Monitor adanya pulsus paradoksus
· Peningkatan tahanan tekanan darah Monitor adanya pulsus alterans
sistemik Monitor jumlah dan irama jantung
· Oliguria Monitor bunyi jantung
· Pengisian kembali dari perifer Monitor frekuensi dan irama pernapasan
· Perubahan warna kulit Monitor suara paru
· Hasil pembacaan tekanan darah Monitor pola pernapasan abnormal
berbeda-beda Monitor suhu, warna, dan kelembaban
4. Perubahan kontraktilitas kulit
· Ronki basah Monitor sianosis perifer
· Batuk Monitor adanya cushing triad (tekanan
· Fraksi ejeksi < 40% nadi yang melebar, bradikardi,
· Penurunan index beban kerja peningkatan sistolik)
ventrikel kiri Identifikasi penyebab dari perubahan
· Penurunan index volume gerak vital sign
38
· Penurunan index jantung
· Ortopnea
· Dispnea nocturnal paroksismal
· S3 atau S4 (bunyi jantung)
5. Tingkah laku/ emosional
· Kegelisahan
· Keresahan
Faktor Yang Berhubungan
· Perubahan kecepatan jantung
· Perubahan irama
· Perubahan volume gerak
· Perubahan afterload
· Perubahan kontraktilitas
· Perubahan preload
3 Resiko Infeksi NOC : NIC :
Definisi : Peningkatan resiko masuknya Immune Status Infection Control (Kontrol infeksi)
organisme patogen. Knowledge : Infection control Bersihkan lingkungan setelah dipakai
Risk control pasien lain
Faktor-faktor resiko : Pertahankan teknik isolasi
Prosedur Invasif Kriteria Hasil : Batasi pengunjung bila perlu
Ketidakcukupan pengetahuan o Klien bebas dari tanda dan Instruksikan pada pengunjung untuk
untuk menghindari paparan mencuci tangan saat berkunjung dan
39
patogen. gejala infeksi setelah berkunjung meninggalkan
Trauma o Mendeskripsikan proses pasien
Kerusakan jaringan dan penularan penyakit, factor Gunakan sabun antimikrobia untuk
peningkatan paparan lingkungan yang mempengaruhi cuci tangan
Ruptur membran amnion penularan serta Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah
Agen farmasi (imunosupresan) penatalaksanaannya, tindakan kperawtan
Malnutrisi Gunakan baju, sarung tangan sebagai
Peningkatan paparan lingkungan o Menunjukkan kemampuan alat pelindung
patogen untuk mencegah timbulnya Pertahankan lingkungan aseptik selama
Imunosupresi infeksi pemasangan alat
Ketidakadekuatan imun buatan o Jumlah leukosit dalam batas Ganti letak IV perifer dan line central
Tidak adekuat pertahanan sekunder normal dan dressing sesuai dengan petunjuk
(penurunan Hb, Leukopenia, o Menunjukkan perilaku hidup umum
penekanan respon inflamasi) sehat Gunakan kateter intermiten untuk
Tidak adekuat pertahanan tubuh menurunkan infeksi kandung kencing
primer (kulit tidak utuh, trauma Tingktkan intake nutrisi
jaringan, penurunan kerja silia, Berikan terapi antibiotik bila perlu
cairan tubuh statis, perubahan
sekresi pH, perubahan peristaltik). Infection Protection (proteksi terhadap
Penyakit kronik infeksi)
Monitor tanda dan gejala infeksi
40
sistemik dan lokal
Monitor hitung granulosit, WBC
Monitor kerentanan terhadap infeksi
Batasi pengunjung
Saring pengunjung terhadap penyakit
menular
Partahankan teknik aspesis pada pasien
yang beresiko
Pertahankan teknik isolasi k/p
Berikan perawatan kuliat pada area
epidema
Inspeksi kulit dan membran mukosa
terhadap kemerahan, panas, drainase
Ispeksi kondisi luka / insisi bedah
Dorong masukkan nutrisi yang cuku
Dorong masukan cairan
Dorong istirahat
Instruksikan pasien untuk minum
antibiotik sesuai resep
Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan
gejala infeksi
41
Ajarkan cara menghindari infeksi
Laporkan kecurigaan infeksi
Laporkan kultur positif
4 Defisiensi Pengetahuan NOC : NIC :
Definisi : Ketiadaan atau defisiensi Knowlwdge : disease process Teaching : disease Process
informasi kognitif yang berkaitan dengan Knowledge : health Behavior Berikan penilaian tentang tingkat
topik tertentu pengetahuan pasien tentang proses
Kriteria Hasil : penyakit yang spesifik
Batas Karakteristik: o Pasien dan keluarga Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan
Perilaku hiperbola menyatakan pemahaman bagaimana hal ini berhubungan dengan
Ketidakakuratan saat mengikuti tentang penyakit, kondisi, anatomi dan fisiologi, dengan cara yang
perintah prognosis dan program tepat.
Ketidakakuratan saat mengikuti tes pengobatan Gambarkan tanda dan gejala yang biasa
Perilaku tidak tepat (histeria, o Pasien dan keluarga mampu muncul pada penyakit, dengan cara yang
Faktor yang berhubungan : o Pasien dan keluarga mampu yang tepat Identifikasi kemungkinan
Keterbatasan kognitif menjelaskan kembali apa yang penyebab, dengan cara yang tepat
dijelaskan perawat/tim Sediakan informasi pada pasien tentang
Salah interpretasi informasi
kesehatan lainnya kondisi, dengan cara yang tepat Hindari
Kurang minat dalam belajar
harapan yang kosong
Kurang dapat mengingat
Sediakan bagi keluarga informasi tentang
42
Tidak familiar dengan sumber kemajuan pasien dengan cara yang tepat
informasi Diskusikan perubahan gaya hidup yang
mungkin diperlukan untuk mencegah
komplikasi di masa yang akan datang dan
atau proses pengontrolan penyakit
Diskusikan pilihan terapi atau penanganan
Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau
mendapatkan second opinion dengan cara
yang tepat atau diindikasikan
Eksplorasi kemungkinan sumber atau
dukungan, dengan cara yang tepat
Rujuk pasien pada grup atau agensi di
komunitas lokal, dengan cara yang tepat
Instruksikan pasien mengenai tanda dan
gejala untuk melaporkan pada pemberi
perawatan kesehatan, dengan cara yang
tepat
43
BAB IV
PENGKAJIAN KASUS
4.1 Pengkajian
A. Identitas Pasien
Nama : Tn. N.D
Umur : 46 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Status Perkawinan : Kawin
Suku Bangsa : Minang
Pekerjaan : Wiraswasta
Pendidikan : SLTA
Alamat :Sr.Pasar Pulau Punjung Dharmasraya
No RM :932194
Ruang Rawatan : Rawat Inap Luka Bakar Bedah
B. Penanggung Jawab
Nama : Ny J
Pekerjaan : Ibu Rumah tangga
Alamat : Sr.Pasar Pulau Punjung Dharmasraya
Contact Person : 085269471234
44
D. Riwayat Kesehatan Sekarang
1. Keluhan Utama
Luka bakar dikepala, bahu, telinga kanan, leher, kaki kiri, dan kaki
kanan karena kabel listrik.
45
K
Keterangan :
: Laki - Laki
: Perempuan
K : Klien
X : Meninggal
----- : Serumah
b. Sosial
Orang yang terdekat dengan pasien : Istri
Hubungan antara keluarga : Baik
Hubungan dengan orang lain : Baik
Perhatian terhadap lawan bicara : klien menghindari kontak mata
saat berbicara
Masalah Keperawatan :
46
c. Spritual
Pelaksanaan ibadah : tidak teratur
Kepercayaan dan aktifitas kegaamaan yang ingin dilakukan : Ibadah
Keyakinan pada Tuhan : Ada
47
b. Cairan / Minum
1) Sehat
Pola Minum : Teratur
Minum Kesukan : Tidak ada minuman kesukaan
2) Sakit
Intake Cairan
- Oral : ± 1500 cc / hari
Jenisnya : Air Putih
- NGT : tidak ada terpasang
- Parenteral : IVFD RL 3000 cc/hari
Total : ± 4500 cc/hari
Keluhan Lain : Tidak ada keluhan
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah
2. Pola Eliminasi
a. BAK
1) Sehat
Jumlah Urine : Normal
Warna : Normal
Bau : Pesing
Pola BAK : Teratur
Masalah eliminasi urine : Tidak ada Masalah
Keluhan Lain : Tidak ada keluhan
2) Sakit
Jumlah Urine : ± 3000 cc
Warna : Kuning
Bau : Pesing
Pola BAK : kateter
Masalah eliminasi urine : Tidak ada masalah
Keluhan Lain : Tidak ada Keluhan
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
b. BAB
1) Sehat
Konsistensi : teratur
48
Warna : Normal
Bau : Khas
Pola defekasi : Teratur
Bentuk : Padat
Masalah eliminasi : Tidak ada Masalah
2) Sakit
Konsistensi : tidak teratur
Warna : Coklat
Bau : Khas
Pola defekasi : tidak teratur
Bentuk : Lembek
Masalah eliminasi : Tidak ada Masalah
5. Personal Hygiene
a. Sehat
Pada saat sehat klien mengatakan bahwa dirinya mandi 2 kali
sehari, gosok gigi 2 kali sehari saat akan tidur dan saat pagi hari, klien
mencuci rambut setiap hari dan idak ada hambatan dalam pemenuhan
personal hygiene pasien.
b. Sakit
Pada saat sakit klien mandi satu kali sehari dengan bantuan
keluarga dan perawat, klien gosok gigi satu kali sehari dan keramas
satu kali minggu, hambatan pemenuhan klien dibantu.
Masalah Keperawatan : Pemenuhan personal hygiene
I. Pemeriksaan Fisik
1. Umum
Keadaan Umum : Sedang
Tingkat Kesadaran : Komposmentis
Tinggi Badan : 170 cm
Berat Badan : 70 kg
2. Tanda – tanda Vital
Suhu : 38 º C
Nadi : 89 x/i
Pernafasan : 25 x/i
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
50
Nyeri P : nyeri karena luka bakar
Q : nyeri seperti diiris – iris
R : di kepala, wajah, lengan kiri dan kedua kaki
S : skala nyeri 6
T : sering timbul ketika bergerak dan tersenggol
Masalah Keperawatan : Nyeri akut
3. Integumen
Kulit
Inspeksi:
- Luka 1 (1%)
Lokasi : leher bagian depan
Luas : merah 40%, kuning 30%, hitam 30%
Kedalaman : 1 inci
Warna : merah di bagian pinggir .kuning danhitam di bagian
dalam
Pengeluaran : pus
- Luka 2 (2%)
Lokasi : bagian kepala di tulang di ubun-ubun, kedua pipi dan
bibir
Luas : kepala (merah 50%, hitam 30%, kuning 20%)
Pipi ( merah muda 30% hitam 70%)
Bibir ( Merah muda 40%, hitam 60%)
Kedalaman : 1 inci
Warna : kepala ( putih di bagian pinggir, tengah berwarna
merah dan sedikit warna hitam), pipi dan bibir ( merah
muda di bagian pinggir dan hitam di bagian dalam)
Pengeluaran : darah dan pus di bagian kepala
- Luka 3 (0,5%)
Lokasi :dada kiri ICS 3 dan lengan kiri atas bagian depan
Luas : dada (merah 50% putih 50%)
Lengan (merah 60% Kuning 30% hitam 10%)
Kedalaman : dada 1 mili, lengan kiri 5 x 2 cm
51
Warna : kemerahan pada dada. Pada lengan kiri merah di
pinggir dan kuning di tengah dan ada sedikit hitam
Pengeluaran : darah dan pus pada lengan kiri
- Luka 4 (0,5%)
Lokasi : semua jari kaki kanan dan setengah telapak atas kaki
kanan
Luas : merah 50%, hitam 30%, kuning 20%
Kedalaman : 10cm x 12 cm
Warna : merah muda pada daerah pinggir telapak atas kaki,
kuning pada daerah tengah dan hitam pada jempol dan
tengah
Pengeluaran : darah dan pus
- Luka 5 (0,5%)
Lokasi : semua jari kaki kiri dan telapak atas kaki kiri
Luas : merah 50%, kuning 40%, hitam 10%
Kedalaman : 18cm x 12 cm
Warna : merah muda pada daerah pinggir, kuning pada daerah
tengah dan hitam pada kelingking
Pengeluaran : darah dan pus
4. Kuku
Inspeksi : bentuk normal dan terdapat lesi
Palpasi : Capillary Refill < 3 dtk
5. Rambut dan Kepala
Inspeksi : Rambut tipis dan jarang, Kulit kepala bagian
atas ubun-ubun terdapat lesi luka bakar
Palpasi : terdapat nyeri tekan
Keluhan lain : nyeri yang di rasakan seperti teriris-iris dengan
skala 6
Masalah Keperawatan : Nyeri Akut
52
6. Wajah
Inspeksi : ekspresi wajah pasien meringis, terdapat luka
bakar di daerah kedua pipi
Palpasi : nyeri tekan di kedua pipi
Keluhan lain :nyeri yang di rasakan seperti teriris-iris dengan
skala 6 jika klien mencoba berbicara
Masalah Keperawatan : Nyeri Akut
7. Mata
Inspeksi : Simetris, mata cekung dan terdapat lingkaran
hitam di bawah mata
Konjungtiva : tidak anemis kiri dan kanan
Sklera : tidak ikterik kiri dan kanan
Palpebra : tidak ada oedema
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah
8. Telinga
Inspeksi : keadaan telinga pasien kotor, pendengaran klien
normal, tidak ada masalah dalam pendengaran
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah
53
11. Leher
Inspeksi : terdapat lesi luka bakar yang telah mengering
Palpasi : terdapat nyeri tekan pada leher, tidak ada teraba
pembesaran kelenjar limfe dan kelenjar tyroid
Keluhan lain : nyeri dirasakan seperti teriris-iris dengan skala 3
Masalah Keperawatan : Nyeri Akut
12. Thorax / Dada dan Paru – Paru
Inspeksi :gerakan dinding dada simetris dan sifat
pernapasan menggunakan dada, terdapat bekas
luka bakar yang sudah mengering di bagian dada
kiri ics 3
Palpasi :fremitus taktil normal, perkusi paru normal, nyeri
tekan
Auskultasi : bunyi nafas vesikuler
Keluhan lain : nyeri di rasakan dengan skala 2 jika di tekan
13. Kardiovaskuler
Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : irama jantung teratur dan tidak ada pembesaran
pada jantung
Auskultasi : tidak ada bunyi tambahan
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
14. Abdomen / Perut
Inspeksi : tidak terlihat asites
Auskultasi : bising usus terdengar 5x/i
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
15.Muskuloskeletal
Inspeksi : ROM terbatas karena terpasang infus
Palpasi : terdapat nyeri tekan di daerah telapak atas
kaki kiri dan kanan, serta di lengan kiri bagian
atas
54
Kekuatan otot
5553 5555
0555 5550
16.Persarafan / Neurologi
GCS : 15 ( E4V5M6 )
55
L. Analisa Data
DO :
- Os tampak meringis
- TD : 110/70
- N : 89 x/i
- S : 38ºC
- P : 25 x/
56
DO :
Luka terbuka
- Tampak ada luka bakar di
bagian tubuh klien
Hilangnya lapisan kulit
- Luka 1 (1%)
Lokasi : leher bagian
Mikroorganisme masuk
depan
ke dalam kulit
Luas : merah 40%,
kuning 30%, hitam 30%
Kedalaman: 1 inci
warna : merah di bagian
pinggir .hitam di bagian
dalam
Pengeluaran : pus
- Luka 2 (2%)
Lokasi : bagian kepala di
bagian ubun-ubun, kedua
pipi dan bibir
Luas : kepala (merah 50%,
hitam 30%, kuning 20%)
Pipi ( merah muda 30%
hitam 70%) Bibir ( Merah
muda 40%, hitam 60%)
Kedalaman: 1 inci
Warna : kepala ( putih di
bagian pinggir, tengah
berwarna merah dan sedikit
warna hitam), pipi dan
bibir ( merah muda di
bagian pinggir dan hitam di
bagian dalam)
Pengeluaran : darah dan pus
di bagian kepala
57
- Luka 3 (0,5%)
Lokasi:dada kiri ICS 3 dan
lengan kiri atas bagian
depan
Luas: dada (merah 50%
putih 50%) Lengan (merah
60% Kuning 30% hitam
10%)
Kedalaman: dada 1 mili,
lengan kiri 5 x 2 cm
warna : kemerahan pada
dada. Pada lengan kiri
merah di pinggir dan
kuning di tengah dan ada
sedikit hitam
Pengeluaran : darah dan pus
pada lengan kiri
- Luka 4 (0,5%)
Lokasi lokasi : semua jari kaki
kanan dan setengah telapak
atas kaki kanan
Luas: merah 50%, hitam
30%, kuning 20%
Kedalaman: 10cm x 12 cm
Warna : merah muda pada
daerah pinggir telapak atas
kaki, kuning pada daerah
tengah dan hitam pada
jempol dan tengah
Pengeluaran: darah dan pus
- Luka 5 (0,5%)
Lokasi: semua jari kaki kiri
dan telapak atas kaki kiri
58
Luas: merah 50%, kuning
40%, hitam 10%
Kedalaman: 18cm x 12 cm
warna : merah muda pada
daerah pinggir, kuning pada
daerah tengah dan hitam
pada kelingking
Pengeluaran: darah dan pus
- Leukosit : 20000
- Suhu : 38ºC
DO :
Tindakan Bedah
- Tampak luka yang sudah
mengering di kedua pipi Psikologis
namun berwarna hitam
- Bibir pasien membengkak
dan luka bakar yang
mengering
- Klien menghindari kontak
mata jika diajak berbicara
- Tampak kerusakan pada jari
kaki klien, pada kaki kanan
hanya tinggal jari jempol dan
pada kaki kiri hanya tinggal
kelingking
59
4 DS : Gangguan sirkulasi Ketidakseimbangan
- Klien mengatakan seluler Nutrisi kurang dari
mengalami penurunan BB, kebutuhan tubuh
tidak nafsu makan dan porsi Laju metabolisme
yang diberikan tidak habis meningkat
DO:
- BB sebelum masuk RS 75 Glukoneogenesis
kg, BB sesudah masuk RS
70kg Ketidakseimbangan
- Porsi yang dihabiskan hanya nutrisi
500 Kalori
- Bising usus kurang jelas :
5x/i
60
- wajah klien tampak kusam
- mata cekung dan terdapat
lingkaran hitam di bawah
mata
61
3. gangguan body image
62
No Diagnoca Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
63
setelah nyeri berkurang Ajarkan tentang teknik non farmakologi
Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
Tingkatkan istirahat
Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan
tindakan nyeri tidak berhasil
Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri
Analgesic Administration
Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri
sebelum pemberian obat
Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, dan
frekuensi
Cek riwayat alergi
Pilih analgesik yang diperlukan atau kombinasi dari
analgesik ketika pemberian lebih dari satu
Tentukan pilihan analgesik tergantung tipe dan beratnya
nyeri
Tentukan analgesik pilihan, rute pemberian, dan dosis
optimal
Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk pengobatan
64
nyeri secara teratur
Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian
analgesik pertama kali
Berikan analgesik tepat waktu terutama saat nyeri hebat
Evaluasi efektivitas analgesik, tanda dan gejala (efek
samping)
penularan serta Ganti letak IV perifer dan line central dan dressing sesuai
65
o Menunjukkan kemampuan kandung kencing
untuk mencegah timbulnya Tingktkan intake nutrisi
infeksi Berikan terapi antibiotik bila perlu
o Jumlah leukosit dalam batas
normal Infection Protection (proteksi terhadap infeksi)
o Menunjukkan perilaku Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal
hidup Monitor hitung granulosit, WBC
o sehat Monitor kerentanan terhadap infeksi
Batasi pengunjung
Saring pengunjung terhadap penyakit menular
Partahankan teknik aspesis pada pasien yang beresiko
Pertahankan teknik isolasi k/p
Berikan perawatan kuliat pada area epidema
Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan,
panas, drainase
Ispeksi kondisi luka / insisi bedah
Dorong masukkan nutrisi yang cuku
Dorong masukan cairan
Dorong istirahat
Instruksikan pasien untuk minum antibiotik sesuai resep
Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi
66
Ajarkan cara menghindari infeksi
Laporkan kecurigaan infeksi
Laporkan kultur positif
3 Gangguan Citra Tubuh NOC: NIC:
Body Image Body Image Enhancement
Self Esteem Kaji secara verbal dan nonverbal respon klien terhadap
tubuhnya
Kriteria Hasil Monitor frekuensi mengkritik dirinya
o Body image positive Jelaskan pengobatan,keperawatan dan kemajuan luka
o Mampu mengidentifikasi Dorong klien mengungkapkan perasaannya
kekuatan personal Identifikasi arti pengurangan melalui pemakaian alat
o Mendeskripsikan secara bantu
tubuh
o Mempertahankan interaksi
sosial
67
CATATAN PERKEMBANGAN
68
10.15 II Membatasi Jumlah
O:
Pengunjung yang masuk
menjenguk pasien dengan - Tampak ada luka bakar di
cara keluarga pasien hanya bagian tubuh klien
satu orang di dalam ruangan - Tampak ada luka bakar di
yang boleh menjaga pasien bagian tubuh klien
10.30 II Menginstruksikan kepada - Luka 1 (1%)
pengunjung untuk selalu Lokasi : leher bagian
mencuci tangan sebelum dan depan
sesudah memasuki ruangan Luas : merah 40%,
pasien kuning 30%, hitam 30%
Kedalaman: 1 inci
12.30 II Menanyakan kepada klien warna : merah di bagian
apakah makanan disediakan pinggir .hitam di bagian
habis dalam
Pengeluaran : pus
13.00 I,II Meningkatkan istirahat - Luka 2 (2%)
dengan cara menganjurkan Lokasi : bagian kepala di
pasien tidur teratur minimal 6 bagian ubun-ubun, kedua
jam sehari pipi dan bibir
Luas : kepala (merah 50%,
Mengontrol lingkungan yang hitam 30%, kuning 20%)
13.10 I
dapat mempengaruhi nyeri Pipi ( merah muda 30%
(Suhu, kebisingan, hitam 70%) Bibir ( Merah
pencahayaan) muda 40%, hitam 60%)
Kedalaman: 1 inci
16.30 III Mengkaji secara non verbal Warna : kepala ( putih di
respon klien terhadap bagian pinggir, tengah
tubuhnya (klien menghindari berwarna merah dan sedikit
kontak mata bila di tanya warna hitam), pipi dan bibir
tentang kondisinya) ( merah muda di bagian
pinggir dan hitam di bagian
18.00 I,II Memberikan injeksi IV dalam) Pengeluaran : darah
69
Ranitidin 2 mg dan pus di bagian kepala
70
pinggir, kuning pada daerah
tengah dan hitam pada kelingking
Pengeluaran: darah dan pus
- Leukosit : 20000
- Suhu : 37ºC
A:
Masalah resiko infeksi Belum
Teratasi
P:
Intervensi di Lanjutkan 4,5,7
S:
- Os mengatakan luka bakar
akibat listrik merusak
wajahnya
- Os mengatakan luka bakar
merusak jari kakinya
- Os mengatakan malu dengan
keadaannya
- O:
- Tampak luka yang sudah
mengering di kedua pipi
namun berwarna hitam
- Bibir pasien membengkak dan
luka bakar yang mengering
- Klien menghindari kontak
mata jika diajak berbicara
- Tampak kerusakan pada jari
kaki klien, pada kaki kanan
hanya tinggal jari jempol dan
pada kaki kiri hanya tinggal
kelingking
71
A:
Masalah Gg citra tubuh belum
Teratasi
P:
Intervensi di Lanjutkan 6,8,9
72
10.00 II Menberikan Injeksi IV 10,11
Cefoperazone 1gr,
Ranitidin 2mg, S:
Tramadol 20mg, Drip RL 500cc
- Os mengatakan ada luka
Metronidazole 500mg infus
bakar dibagian tubuh nya
- Os mengatakan luka nya
10.15 II Membatasi Jumlah Pengunjung
terbuka
yang masuk menjenguk pasien
dengan menginstruksikan kepada O:
keluarga untuk satu-satu menjenguk
- Tampak ada luka bakar
pasien
di bagian tubuh klien
- Tampak ada luka bakar
10.30 II pengunjung untuk selalu mencuci
di bagian tubuh klien
tangan sebelum dan sesudah
- Luka 1 (1%)
memasuki ruangan pasien
Lokasi : leher bagian
depan
11.30 II Memonitor Intake nutrisi
Luas : merah 40%,
kuning 30%, hitam
12.30 I,II Meningkatkan istirahat, anjurkan
30%
pasien tidur minimal 6 jam sehari
Kedalaman: 1 inci
A:
75
Masalah Resiko Infeksi
Belum Teratasi
P:
Intervensi di Lanjutkan
4,5,7
S:
- Os mengatakan luka
bakar akibat listrik
merusak wajah dan
bibirnya
- Os mengatakan luka
bakar juga merusak jari
kakinya
O:
76
A:
Masalah Gg Citra tubuh
Belum Teratasi
P:
Intervensi di Lanjutkan
6,8,9
77
kontak mata bila di tanya - Os tampak meringis
tentang kondisinya) - TD : 110/80mmhg
- N :81 x/i
07.45 III Mendorong klien untuk - S : 37,3ºC
mengungkapkan - P : 22 x/i
perasaannya
A:
Masalah Nyeri teratasi sebagian
09.15 II Membersihkan Luka pasien
dengan teknik Steril
P:
Intervensi dilanjutkan 1,2,3,
09.45 II Memberikan salep burnazin
10,11
pada semua daerah luka
kecuali luka pada jari-jari
S:
kaki
- Os mengatakan ada luka
10.00 I,II Menberikan Injeksi IV bakar dibagian tubuh nya
Cefoperazone 1gr,s - Os mengatakan luka nya
Ranitidin 2mg, terbuka
Tramadol 20mg, Drip Rl
O:
500cc
Pct Tablet - Tampak ada luka bakar di
bagian tubuh klien
10.30 II Membatasi Jumlah - Luka 1 (1%)
Pengunjung yang masuk Lokasi : leher bagian
menjenguk pasien dengan depan
cara menganjurkan keluarga Luas : merah 40%,
masuk menjenguk pasien kuning 30%, hitam 30%
satu-satu Kedalaman: 1 inci
warna : merah di bagian
II Menginstruksikan kepada pinggir .hitam di bagian
11.30
pengunjung untuk selalu dalam
mencuci tangan sebelum dan Pengeluaran : pus
sesudah memasuki ruangan - Luka 2 (2%)
pasien Lokasi : bagian kepala di
78
bagian ubun-ubun, kedua
Memonitor Intake nutrisi dan pipi dan bibir
12.30 II
cairan Luas : kepala (merah 50%,
hitam 30%, kuning 20%)
Meningkatkan istirahat, Pipi ( merah muda 30%
13.00 I,II
dengan tidur siang setidaknya hitam 70%) Bibir ( Merah
1 jam muda 40%, hitam 60%)
Kedalaman: 1 inci
Mengontrol lingkungan yang Warna : kepala ( putih di
13.10 I
dapat mempengaruhi nyeri bagian pinggir, tengah
(Suhu, kebisingan, berwarna merah dan sedikit
pencahayaan) warna hitam), pipi dan bibir
( merah muda di bagian
Mengkaji secara non verbal pinggir dan hitam di bagian
18.00 III
respon klien terhadap dalam) Pengeluaran : darah
tubuhnya (klien menghindari dan pus di bagian kepala
kontak mata bila di tanya
Luka 3 (0,5%)
tentang kondisinya)
Lokasi:dada kiri ICS 3 dan
A:
Masalah resiko infeksi Belum
Teratasi
P:
Intervensi di Lanjutkan 4,5,7
S:
- Os mengatakan luka bakar
akibat listrik merusak
80
wajahnya
- Os mengatakan luka bakar
merusak jari kakinya
- Klien mengatakan sudah
mulai bisa menerima
keadaanya sekarang
O:
A:
Masalah Gg Citra tubuh teratasi
sebagian
P:
Intervensi di Lanjutkan 6,8,9
81
Senin /4 Januari 07.05 I Mengkaji nyeri secara Jam 23.30 WIB
2016 komprehensif ( lokasi, S:
karakteristik, durasi, P os mengatakan nyeri karena
frekuensi, kualitas, dan luka bakar
faktor presipitasi). Q os mengatakan nyeri
seperti teriris – iris
07.10 I Mengkaji secara non verbal R nyeri terasa di bagian
respon klien terhadap kepala wajah, lengan dan kaki
tubuhnya (klien sudah mulai S 2 pada wajah, 3 pada
melakukan kontak mata jika kepala dan lengan, 4 di kedua
berbicara) kakinya
T nyeri sering timbul saat
07.30 III Klien sudah mulai menerima tersenggol dan bergerak
kondisinya sekarang O:
- Os tampak meringis
- TD : 120/70mmhg
07.45 III Membersihkan Luka pasien - N : 78 x/i
dengan teknik Steril - S : 36,8ºC
- P : 20 x/i
09.15 II Memberikan salep burnazin
A:
pada semua daerah luka
Masalah Nyeri teratasi Sebagian
kecuali luka pada jari-jari
kaki
P:
Intervensi dilanjutkan 1,2,3,
09.20 I Melihat ekspresi wajah klien
10,11
ketika luka di bersihkan
S:
10.00 I,II Menberikan Injeksi IV
Cefoperazone 1gr, - Os mengatakan ada luka
Ranitidin 2mg bakar dibagian tubuh nya
- Os mengatakan luka nya
masih terbuka
10.15 II Memberitahukan kepada
O:
keluarga pasien jika ingin
82
berkunjung sebaiknya satu - Tampak ada luka bakar di
persatu tidak beramai-ramai bagian tubuh klien
- Luka 1 (1%)
10.30 II Memberikan Penkes kepada Lokasi : leher bagian
keluarga cara cuci tangan depan
dengan benar Luas : merah 60%,
kuning 10%, hitam 30%
11.30 II Menanyakan jumlah makanan Kedalaman: 1 inci
yang dimakan apakah habis warna : merah di bagian
atau tidak pinggir .hitam di bagian
dalam
12.30 II Meningkatkan istirahat pasien Pengeluaran :tidak ada
dengan menganjurkan pasien pus
menjaga aktifitas dan pola - Luka 2 (2%)
tidur pasien Lokasi : bagian kepala di
bagian ubun-ubun, kedua
Mengontrol lingkungan yang pipi dan bibir
13.00 I,II
dapat mempengaruhi nyeri Luas : kepala (merah 60%,
(Suhu, kebisingan, hitam 30%, kuning 10%)
pencahayaan) Pipi ( merah muda 20%
hitam 80%) Bibir ( Merah
13.10 III Mengkaji secara non verbal muda 50%, hitam 50%)
respon klien terhadap Kedalaman: 1 inci
tubuhnya (klien menghindari Warna : kepala ( putih di
kontak mata bila di tanya bagian pinggir, tengah
tentang kondisinya) berwarna merah dan sedikit
warna hitam), pipi dan bibir
18.00 I,II Memberikan injeksi IV ( merah muda di bagian
Cefoperazone 1gr pinggir dan hitam di bagian
Ranitidin 2 mg, dalam) Pengeluaran : darah
dan pus di bagian kepala
18.30 I sudah mulai berkurang
Melihat ekspresi wajah klien
Luka 3 (0,5%)
83
18.45 I Mengajarkan teknik nafas Lokasi:dada kiri ICS 3 dan
dalam lengan kiri atas bagian depan
Luas: dada (merah 30% putih
Meningkatkan istirahat 70%) Lengan (merah 60%
20.00 I,II
mengingatkan kembali pasien Kuning 20% hitam 20%)
untuk istirahat pada waktunya Kedalaman: dada 1 mili, lengan
kiri 5 x 2 cm
22.00 I.II
Memberikan INJ IV warna : kemerahan pada dada.
Cefoperazone 1gr, Pada lengan kiri merah di
Ranitidin 2mg, pinggir dan kuning di tengah
dan ada sedikit hitam
Pengeluaran : darah pada pus
lengan kiri
Luka 4 (0,5%)
lokasi : semua jari kaki kanan dan
setengah telapak atas kaki kanan
Luas: merah 50%, hitam 30%,
kuning 20%
Kedalaman: 10cm x 12 cm
Warna : merah muda pada daerah
pinggir telapak atas kaki, kuning
pada daerah tengah dan hitam
pada jempol dan tengah
Pengeluaran: darah dan pus
Luka 5 (0,5%)
Lokasi: semua jari kaki kiri dan
telapak atas kaki kiri
Luas: merah 50%, kuning 40%,
hitam 10%
Kedalaman: 18cm x 12 cm
warna : merah muda pada daerah
pinggir, kuning pada daerah
tengah dan hitam pada kelingking
Pengeluaran: darah dan pus
84
- Leukosit : 14000
- Suhu : 36,8ºC
A:
Masalah resiko infeksi sebagian
mulai teratasi
P:
Intervensi di Lanjutkan 4,5,7
S:
- Os mengatakan luka bakar
akibat listrik merusak
wajahnya namun lukanya
sudah mulai sembuh
- Os mengatakan luka bakar
merusak jari kakinya
O:
A:
Masalah Gg Citra tubuh teratasi
85
sebagian
P:
Intervensi di Lanjutkan 6,8,9
BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Pengkajian
Luka bakar adalah luka yang disebabkan oleh kontak dengan suhu tinggi seperti
api, air panas, listrik, bahan kimia dan radiasi juga oleh sebab kontak dengan suhu
rendah. Luka bakar listrik adalah Cedera timbul akibat aliran listrik yang lewat
menembus jaringan tubuh. Umumnya luka bakar mencapai kulit bagian dalam.
berawal dari Klien yang mengalami luka bakar karena terinjak kabel listrik di rumah
klien saat sedang bekerja, ini dibuktikan dengan tampaknya luka bakar di kepala 2%,
leher 1%, dada 0,5%, kaki kiri 0,5%, dan kaki kanan 0,5%. Hal ini sesuai dengan
(PRECISE, 2011) yang mengatakan bahwa Luka bakar bisa berasal dari berbagai
sumber, dari api, matahari, uap, listrik, bahan kimia, dan cairan atau benda panas.
Pengkajian yang dilakukan pada Tn. N dimulai pada tanggal 1 Januari sampai 4
January 2016 yang mana Tn. N saat pengkajian berusia 46 tahun menderita penyakit
86
Hasil Pengkajian didapatkan data pada riwayat kesehatan sekarang, Klien dengan
mengalami luka bakar karena terinjak kabel listrik di rumah pasien saat sedang
bekerja, saat dilakukan pengkajian tampak luka bakar di kepala 2%, leher 1%, dada
0,5%, kaki kiri 0,5%, dan kaki kanan 0,5%, klien mengatakan nyeri pada daerah luka
bakar jika tersentuh dan bergerak, klien juga mengatakan nyeri sering timbul seperti
teriris-iris dengan skala nyeri 6. Saat dilakukan pengkajian klien sadar dan tampak
lemah, klien tidak banyak bicara hanya banyak tidur, saat dilakukan pengkajian klien
juga terpasang IVFD RL sebanyak 20 tts/i kateter. Luka bakar listrik derajat 2 secara
teori memiliki tanda dan gejala seperti nyeri, sensitif terhadap udara yang dingin dan
hiperestesia, sedangkan luka bakar listrik derajat 3 memiliki tanda dan gejala seperti
tidak terasa nyeri, syok, dan hematuria.Klien tidak menunjukkan tanda-tanda syok dan
tidak terdapat hematuria karena jumlah luka bakar listrik hanya 4,5% dan pengkajian
dilakukan 10 hari setelah dirawat di rumah sakit sehingga kebutuhan cairan klien
sudah terpenuhi, terlihat dari tidak adanya tanda-tanda kekurangan volume caian.
Pada riwayat kesehatan dahulu, secara teoritis biasanya klien tidak pernah
menderita penyakit dengan sistemik seperti DM, hipetensi asma Dll pada pengkajian
pada Tn. N pun ditemukan hal yang sama yaitu Tn. N tidak pernah menderita
5.2 DiagnosaKeperawatan
Secara teori diagnosa yang timbul pada klien luka bakar listrik yaitu
kekurangan volume cairan b/d kehilangan cairan aktif, ketidakefektifan pola nafas
b/d deformitas dinding dada, hiperventilasi, nyeri akut b/d saraf yang terbuka, kerusakan
integritas kulit b/d luka bakar terbuka, penurunan curah jantung b/d kontraktilitas dan
frekuensi jantung gangguan citra tubuh b/d perubahan pada penampilan tubuh,
87
resiko infeksi b/d hilangnya barier kulit, defisiensi pengetahuan b/d proses
1. Nyeri akut
mengatakan nyeri pada daerah luka bakar jika tersentuh dan bergerak, klien
juga mengatakan nyeri sering timbul seperti teriris-iris dengan skala nyeri 6.
Tampak luka bakar di kepala 2%, leher 1%, dada 0,5%, kaki kiri 0,5%, dan
2. Resiko Infeksi
kedua karena dari tubuh ditemukan adanya luka bakar seluas 4,5 % grade II-
Untuk diagnosa gangguan citra tubuh diangkat karena adanya data penunjang
seperti : Klien mengatakan terdapat luka bakar di wajahnya, klien yang sering
menghindari kontak mata, jarang berbicara kepada orang lain dan hanya tidur di
tempat tidur, saat ditanya tentang kondisinya klien tampak sulit mengungkapkan
88
Untuk mengatasi masalah klien perlu ditegakkan diagnosa dengan tujuan
untuk mencapai kriteria hasil yang diharapkan. Umumnya rencana yang ada pada
5.4 Implementasi
2016. Hal ini sesuai dengan rencana tindakan harian. Implementasi dilakukan mulai
tanggal 1 Januari 2016 untuk diagnosa nyeri akut dengan NOC Pain Level, Pain
Control dan Comfort Level dengan NIC Kaji nyeri secara komprehensif ( lokasi,
teknik non farmakologis ( relaksasi, distraksi, dll) untuk mengatasi nyeri, Kolaborasi
untuk pemberian analgetik, Evaluasi tindakan pengurang nyeri / control nyeri. Untuk
diagnosa Resiko Infeksi NOC Immune system, Infection Control dan Risk Control
dengan NIC Gunakan alat – alat yang baru steril dan berbeda untuk setiap tindakan,
Ajar klien untuk mencuci tangan sebagai gaya hidup sehat, Instruksikan kepada
pengunjung untuk selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah memasuki ruangan
pasien, batasi pengunjung, tingkatkan istirahat. Dan untuk diagnosa gangguan citra
tubuh NOC Body Image, self esteem, dengan NIC Kaji secara verbal dan nonverbal
89
respon klien terhadap tubuhnya, Monitor frekuensi mengkritik dirinya, Jelaskan
mengungkapkan perasaannya
5.5 Evaluasi
January 2016 didapatkan data bahwa Klien mengatakan nyeri masih terasa bisa
bergerak dan tersentuh, nyeri terasa diiris-iris dengan skala 5, klien tampak meringis
jika luka tersentuh dan bergerak. Pada tanggal 2 January 2016 Klien masih
mengatakan nyeri ringan di bagian wajah dengan skala 3, sedangkan nyeri sedang di
bagian kepala, lengan dan kaki dengan skala 5, klien tampak meringis ketika luka di
bersihkan, tersentuh atau bergerak. Pada tanggal 3 januari 2016 klien mengatakan
nyeri masih terasa nyeri terasa seperti diiris-iris di bagian kepala wajah, lengan dan
kaki dengan skala 2 pada wajah, skala 3 pada kepala dan lengan, skala 4 di kedua
kakinya, klien masih tampak meringis jika luka di bersihkan. Dan pada tanggal 4
januari 2016 klien mengatakan masih terasa nyeri , nyeri terasa seperti diiris-iris ,
nyeri terasa di bagian kepala wajah, lengan dan kaki dengan skala 2 pada wajah, skala
3 pada kepala dan lengan, dan skala 4 di kedua kakinya. Masalah nyeri akut selama
berkurangnya nyeri yang dirasakan klien, klien dapat melakukan teknik nafas dalam
ketika nyeri, dan klien mampu mengenali nyeri. Hal ini sesuai dengan kriteria hasil
yaitu klien tahu penyebab nyeri dan mampu menggunakan tehnik relaksasi untuk
januari 2016 di dapatkan hasil klien mengatakan lukanya masih terbuka,luka yang
dialami klien tampak mengeluarkan darah dan pus khususnya di bagian kaki kanan
90
dan kaki kiri yang jari-jarinya mengalami amputasi, suhu tubuh klien 37 C, dan
leukosit 20000/mm. Pada tanggal 2 januari 2016 di dapatkan hasil klien mengatakan
lukanya masih terbuka,luka yang dialami klien tampak mengeluarkan darah dan pus
khususnya di bagian kaki kanan dan kaki kiri yang jari-jarinya mengalami amputasi,
suhu tubuh klien 37,1 C, dan leukosit 20000/mm. Pada tanggal 3 januari 2016 di
dapatkan hasil klien mengatakan lukanya masih terbuka,luka yang dialami klien
tampak mengeluarkan darah dan pus khususnya di bagian lengan,kepala ,kaki kanan
dan kaki kiri yang jari-jarinya mengalami amputasi, suhu tubuh klien 37,3C, dan
leukosit 20000/mm. Pada tanggal 4 januari 2016 di dapatkan hasil klien mengatakan
lukanya masih terbuka,luka yang dialami klien tampak mengeluarkan darah dan pus
khususnya di bagian kaki kanan dan kaki kiri yang jari-jarinya mengalami amputasi,
suhu tubuh klien 36,4 C, dan leukosit 14000/mm. Masalah resiko infeksi yang dialami
klien teratasi sebagian ditandai dengan menurunnya suhu tubuh klien, dan beberapa
luka sudah mengering dan tidak mengeluarkan pus namun leukosit klien masih diatas
normal. Hal ini sesuai dengan kriteria hasil yaitu klien terbebas dari tanda dan gejala
tanggal 1 january 2016 di dapatkan data bahwa klien mengatakan ada luka bakar di
tubuhnya, luka yang di dapat luka terbuka, dari data objek luka dipipi klien kering dan
menghitam dan bengkak di bibir klien masih menghindari kontak mata, masih jarang
berbicara kepada orang lain dan hanya tidur di tempat tidur, saat ditanya tentang
terbata-bata. Pada tanggal 2 januari 2016 di dapatkan data bahwa klien mengatakan
ada luka bakar di tubuhnya, luka yang di dapat luka terbuka, dari data objek luka
dipipi klien kering dan menghitam dan bengkak di bibir ,klien masih menghindari
91
kontak mata, masih jarang berbicara kepada orang lain dan hanya tidur di tempat
dapatkan data di dapatkan data bahwa klien mengatakan ada luka bakar di tubuhnya,
luka yang di dapat luka terbuka, dari data objek luka dipipi klien kering dan
kepada perawat, klien sudah mulai menerima kondisinya. Pada tanggal 4 januari 2016
klien mengatakan luka bakar akibat listrik merusak wajahnya namun lukanya sudah
mulai sembuh dan luka bakar merusak jari kakinya. Tampak kerusakan kulit diwajah
yang mulai berkurang dan bengkak bibir pasien mulai berkurang, Klien sudah bisa
menerima keadaanya sekarang, Klien sudah tidak menghindari kontak mata jika
ditanya. Masalah gangguan citra tubuh teratasi sebagian ditandai dengan klien sudah
mulai menerima kondisinya sekarang, klien tidak menghindari kontak mata jika
berbicara. Hal ini sesuai dengan kriteria hasil body image positif, mempu berinteraksi
sosial
92
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Luka bakar adalah luka yang disebabkan oleh kontak dengan suhu tinggi seperti
api, air pana, listrik, bahan kimia dan radiasi juga oleh sebab kontak dengan suhu
tahun 2012 diseluruh dunia terutama di Negara miskin yang berkembang. Luka bakar
dunia, dan hampir 70% nya merupakan penyebabkematian di Asia Tenggara (Rahmi,
2012)
6.2 Saran
Kami menyadari penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan oleh
karena itu kami mebutuhkan masukan dan saran yang bersifat membangun. Dengan
selesainya pembahasan ini tentang Luka Bakar dan Asuhan Keperawatan PadaTn. N
93
dengan Luka Bakar , diharapkan kita dapat mengetahui, masalah serta melaksanakan
94