(Luka bakar)
OLEH :
Kelompok 3
1. Alfita Sari
2. Dea Melva Sari
3. Dwifa Maharani
4. Fattihatir Rahmi
5. Ramadoni
6. Kintan Yulya Permata
7. Nabila F
8. Thiansy Bernika Doza
9. Siti Nurhalinda
10. Pamela Yulandari
11. Wiwit Sundari
Dosen Pembimbing : Ns. Harinal Afriresta, M.kep cwcca
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
limpahan rahmat serta hidayah-Nya sehingga tugas makalah yang berjudul
“LUKA BAKAR” Ini dapat terselesaikan pada waktu yang telah di tentukan.
Dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekeliruan dan kekurangan
serta masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca yang besifat konstruktif dan membangun demi
kesempurnaan penyusun ke depannya.
Tugas makalah ini tidak mungkin dapat terselesaikan tanpa bantuan,
arahan serta bimbingan dari berbagai pihak. Maka, dari itu izinkan kami
menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
menyelesaikan tugas ini.
Akhir kata semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya
kami penyusunnya.
Penulis
A. Latar Belakang
Luka bakar merupakan cedera yang cukup sering dihadapi oleh
dokter, jenis yang beratmemperlihatkan morbiditas dan derajat cacat yang
relatif tinggi dibandingkan dengan cederaoleh sebab lain .Biaya yang
dibutuhkan juga cukup mahal untuk penanganannnya. Penyebab lukabakar
selain karena api
(secara langsung ataupun tidak langsung), juga karena pajanan
suhutinggi dari matahari, listrik maupun bahan kimia. Luka bakar karena
api atau akibat tidak langsung dari api (misalnya tersiram panas) banyak
terjadi pada kecelakaan rumah tangga.(Sjamsuhidajat,2005). Dengan
memperhatikan prinsip- prinsip dasar resusitasi pada trauma dan
penerapannyapada saat yang tepat diharapkan akan dapat menurunkan
sekecil mungkin angka- angka tersebutdiatas. Prinsip- prinsip dasar
tersebut meliputi kewaspadaan akan terjadinya gangguan jalannafas pada
penderita yang mengalami trauma inhalasi, mempertahankan
hemodinamik dalambatas normal dengan resusitasi cairan, mengetahui dan
mengobati penyulit- penyulit yangmungkin terjadi akibat trauma listrik,
misalnya rabdomiolisis dan disritmia jantung.Mengendalikan suhu tubuh
dan menjuhkan / mengeluarkan penderita dari lingkungan traumapanas
juga merupakan prinsip utama dari penanganan trauma termal.(American
College of Surgeon Committee on Trauma, 1997)Kulit adalah organ
kompleks yang memberikan pertahanan tubuh pertama
terhadapkemungkinan lingkungan yang merugikan. Kulit melindungi
tubuh terhadap infeksi, mencegahkehilangan cairan tubuh, membantu
mengontrol suhu tubuh, berfungsi sebagai organ eksretoridan sensori,
membantu dalam proses aktivasi vitamin D, dan mempengaruhi citra
tubuh. Lukabakar adalah hal yang umum, namun merupakan bentuk
cedera kulit yang sebagian besar dapatdicegah.( Horne dan Swearingen,
2000).
B. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengatahu idefinisi luka bakar.
2. Untuk mengetahui etiologiluka bakar.
3. Untuk mengetahui patofisiologi luka bakar.
4. Untuk mengetahui klasifikasi luka bakar.
5. Untuk mengetahui manifestasi klinis luka bakar.
6. Untuk mengetahui penatalaksanaan luka bakar.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A.Definisi
Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang
disebabkan adanya kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan
kimia, listrik dan radiasi. Kerusakan jaringan yang disebabkan api dan koloid
(misalnya bubur panas) lebih berat dibandingkan air panas. Ledakan dapat
menimbulkan luka bakar dan menyebabkan kerusakan organ. Bahan kimia
terutama asam menyebabkan kerusakan yang hebat akibat reaksi jaringan
sehingga terjadi diskonfigurasi jaringan yang menyebabkan gangguan proses
penyembuhan. Lama kontak jaringan dengan sumber panas menentukan luas
dan kedalaman kerusakan jaringan. Semakin lama waktu kontak, semakin luas
dan dalam kerusakan jaringan yang terjadi (Moenadjat, 2003).
Luka bakar yaitu luka yang disebabkan oleh suhu tinggi, dan disebabkan
banyak faktor, yaitu fisik seperti api, air panas, listrik seperti kabel listrik yang
mengelupas, petir, atau bahan kimia seperti asam atau basa kuat (Triana, 2007).
Luka bakar bisa berasal dari berbagai sumber, dari api, matahari, uap, listrik,
bahan kimia, dan cairan atau benda panas. Luka bakar bisa saja hanya berupa
luka ringan yang bisa diobati sendiri atau kondisi berat yang mengancam
nyawa yang membutuhkan perawatan medis yang intensif (PRECISE, 2011).
B. Etiologi
Luka bakar (Combustio) dapat disebabkan oleh paparan api, baik secara
langsung maupun tidak langsung, misal akibat tersiram air panas yang banyak
terjadi pada kecelakaan rumah tangga. Selain itu, pajanan suhu tinggi dari
matahari, listrik maupun bahan kimia juga dapat menyebabkan luka bakar.
Secara garis besar, penyebab terjadinya luka bakar dapat dibagi menjadi:
1. Paparan api
Flame: Akibat kontak langsung antara jaringan dengan api terbuka,
danmenyebabkan cedera langsung ke jaringan tersebut. Api dapat
membakar pakaian terlebih dahulu baru mengenai tubuh.
C. Klasifikasi
1. Berdasarkan penyebab:
a. Luka bakar karena api
b. Luka bakar karena air panas
c. Luka bakar karena bahan kimia
d. Luka bakar karena listrik
e. Luka bakar karena radiasi
f. Luka bakar karena suhu rendah (frost bite)
2. Berdasarkan kedalaman luka bakar:
a. Luka bakar derajat I
Luka bakar derajat pertama adalah setiap luka bakar yang di dalam
proses penyembuhannya tidak meninggalkan jaringan parut. Luka bakar
derajat pertama tampak sebagai suatu daerah yang berwarna kemerahan,
terdapat gelembung gelembung yang ditutupi oleh daerah putih,
epidermis yang tidak mengandung pembuluh darah dan dibatasi oleh
kulit yang berwarna merah serta hiperemis.
Luka bakar derajat pertama ini hanya mengenai epidermis dan
biasanya sembuh dalam 5-7 hari, misalnya tersengat matahari. Luka
tampak sebagai eritema dengan keluhan rasa nyeri atau hipersensitifitas
setempat. Luka derajat pertama akan sembuh tanpa bekas.
Gambar 1. Luka bakar derajat I
Kulit adalah organ tubuh terluas yang menutupi otot dan mempunyai
fungsi sebagai pelindung tubuh dan berbagai trauma ataupun masuknya
bakteri, kulit juga mempunyai fungsi utama reseptor yaitu untuk mengindera
suhu, perasaan nyeri, sentuhan ringan dan tekanan, pada bagian stratum
korneum mempunyai kemampuan menyerap air sehingga dengan demikian
mencegah kehilangan air serta elektrolit yang berlebihan dan mempertahankan
kelembaban dalam jaringan subkutan.
Tubuh secara terus menerus akan menghasilkan panas sebagai hasil
metabolisme makanan yang memproduksi energi, panas ini akan hilang melalui
kulit, selain itu kulit yang terpapar sinar ultraviolet dapat mengubah substansi
yang diperlukan untuk mensintesis vitamin D. kulit tersusun atas 3 lapisan
utama yaitu epidermis, dermis dan jaringan subkutan.
F. ManifestasiKlinis
1. PENGKAJIAN PRIMER
a. Airway
Jalan nafas lancar dan tidak terdapat sumbatan, baik mucus
ataupun makanan.
b. Breathing
Pernafasan klien normal dan tidak terlihat adanya sesak.
c. Circulation
Tekanan darah klien normal, 120/80 mmHg, dengan nadi 80 x/menit
d. Disability/disentegrity
Kesadaran klien compos mentis, terdapat luka bakar di sekitar
bokong klien, luka bakar derajat 2 dangkal, luas luka 10 %.
e. Exposure/environment
Tidak terdapat perubahan mental pada klien, klien tampak tenang.
2. Tindakan keperawatan yang dilakukan (dilakukan untuk mengatasi kondisi
yang didapat dari pengkajian primer)
Keadaan umum : Klien lemah, dank lien tampak tenang dan
merintih kesakitan.
Tingkat kesadaran : Compos Mentis
Keluhan Utama : Luka bakar pada daerah bokong.
3. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala dan maksiolofasial
Bentuk kepela mesosepal,bersih, tidak ada benjolan/massa, rambut
terdistribusi baik, tidak ada lesi, tidak ada perdarahan, bentuk rambut
lurus, warna rambut hitam
Paru paru
Inspeksi : Dada imetris, RR : 20 x/menit dengan irama reguler.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada edema.
Perkusi : Suara paru sonor
Auskultasi : Suara nafas paru vesikuler +/+, ronkhi -/-,
wheezing -/-
d. Abdomen
Inspeksi : Simetris, Datar, tidak terdapat distensi.
Palpasi : Masa/benjolan (-), distensi abdomen (-).
Perkusi : Tympani.
Auskultasi : Nyeri tekan (-), bising usus 9 x/menit.
e. Perineum/rektum/vagina
Normal tidak ada kelainan, tidak iritasi, jenis kelamin laki-laki,
terdapat luka bakar di bokong (luka bakar derajat II dangkal) dengan
luas 10%.
4. Therapi
- Perawatan Luka Bakar
- Pemberian Salep (Livertran) Untuk Luka Bakar
A. Analisa Data
NO TANGGAL DATA PROBLEM ETIOLOGI
2 26-01-2011 DS :
Klien mengatakan Nyeri Air Radiator
bokongnya terkena Panas
air radiator mobil
dan melepuh. Terkena Kulit,
Pasien mengtakan Dan Kulit
lukanya terasa sakit. Terkelupas
DO :
1. Derajat nyeri 8 Kerusakan Kulit
dengan 10 paling
tinggi Kerusakan
2. Pasien tidak dapat Syaraf Perifer
tidur terlentang.
3. Luka bakar derajat 2 Pengeluaran Zat
dangkal dengan luas Neurotransmitter
sekitar 10%
4. TD : 120/80 mmHg Korteks Serebri
5. RR : 20 x/menit
6. N : 80 x/menit Medula Spinalis
7. T : 36,3 oC
SSP
Nyeri
2. 26 -01-2011 DS :
Tidak ada data Resiko Infeksi Air Radiator
subjektif Panas
DO :
Luka klien Terkena Kulit,
terbuka. Dan Kulit
Luka hanya Terkelupas
ditutup oleh kain
sarung. Kerusakan Kulit
8. TD : 120/80 mmHg
9. RR : 20 x/menit Terpapar
10. N : 80 x/menit Dengan
11. T : 36,3 oC Lingkunagn/
Barier Kulit
Kuman Masuk
Resiko Infeksi
B. PRIORITAS MASALAH
1. Nyeri berhubungan dengan terjadinya kerusakan kulit superficial.
2. Resiko Infeksi berhubungan dengan terpaparnya luka terbuka.
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
DIAGNOSA TUJUAN (NOC) INTERVENSI (NIC)
KEPERAWATAN
Nyeri berhubungan Setelah dilakukan 1. O
dengan terjadinya tidakan keperawatan, bservasi TTV klien.
kerusakan kulit nyeri klien berkurang 2. O
superficial. dengan kriteria hasil : bservasi derajat nyeri
klien.
1. Derajat nyeri 3 – 3. L
4 dengan 10 paling akukan pembersihan
tinggi. luka dengan prinsip
2. Klien merasa asptik.
nyaman dengan 4. A
lukanya. jarkan klien tekhnik
3. TTV klien dalam relaksasi.
rentang normal. 5. B
erikan kenyamanan
pada klien.
B. Saran
Diharapkan bagi parapembaca dapat menambah sedikit pengetahuan mengenai
LukaBakar, dan semoga hasil makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, dan
dapat menambahpengathuan tentang Luka Bakar.
DAFTAR PUSTAKA