PENDAHULUAN
Lapisan epidermis merupakan lapisan kulit yang paling luar. Ketebalannya <
1 mm. Epidermis dibagi menjadi 5 lapisan yaitu stratum germinativum, stratum
spinosum, stratum granulosum, dan korneum.epidermis akan bertambah tebal akan
bertambah tebal jika sering digunakan.
b. Lapisan Dermis
Merupakan lapisan dibawah epidermis. Terdiri dari jaringan ikat yang terdiri
2 lapisan yaitu pars papilaris dan retikularis.
c. lapisan Subkutis
2.1.4 Etiologi
Menurut Smeltzer (2002), luka bakar disebabkan oleh pengalihan energi dari suatu
sumber panas kepada tubuh melalui hantaran atau radiasi elektromagnetik. Berikut ini adalah
beberapa penyebab luka bakar, antara lain :
1) Panas (misal api, air panas, uap panas)
2) Radias
3) Listrik
4) Pet
5) Bahan kimia (sifat asam dan basa kuat)
6) Ledakan kompor, udara panas
7) Ledakan ban, bom
8) Sinar matahari
9) Suhu yang sangat rendah (frost bite)
2.1.6 Patofisiologi
Menurut Corwin, Elizabeth J (2009), Berat ringannya luka bakar tergantung pada faktor,
agent, lamanya terpapar, area yang terkena, kedalamannya, bersamaan dengan trauma, usia
dan kondisi penyakit sebelumnya.
Derajat luka bakar terbagi menjadi tiga bagian; derajat satu (superficial) yaitu hanya
mengenai epidermis dengan ditandai eritema, nyeri, fungsi fisiologi masih utuh, dapat terjadi
pelepuhan, serupa dengan terbakar mata hari ringan. Tampak 24 jam setelah terpapar dan fase
penyembuhan 3-5 hari. Derajat dua (partial) adalah mengenai dermis dan epidermis dengan
ditandai lepuh atau terbentuknya vesikula dan bula, nyeri yang sangat, hilangnya fungsi fisiologis.
Fase penyembuhan tanpa infeksi 7-21 hari. Derajat tiga atau ketebalan penuh yaitu mengenai
seluruh lapisan epidermis dan dermis, tanpa meninggalkan sisa-sisa sel epidermis untuk mengisi
kembali daerah yang rusak, hilangnya rasa nyeri, warnanya dapat hitam, coklat dan putih,
mengenai jaringan termasuk (fascia, otot, tendon dan tulang).
Fisiologi syok pada luka bakar akibat dari lolosnya cairan dalam sirkulasi kapiler secara
massive dan berpengaruh pada sistem kardiovaskular karena hilangnya atau rusaknya kapiler,
yang menyebabkan cairan akan lolos atau hilang dari compartment intravaskuler kedalam
jaringan interstisial. Eritrosit dan leukosit tetap dalam sirkulasi dan menyebabkan peningkatan
hematokrit dan leukosit. Darah dan cairan akan hilang melalui evaporasi sehingga terjadi
kekurangan cairan.
Kompensasi terhadap syok dengan kehilangan cairan maka tubuh mengadakan respon
dengan menurunkan sirkulasi sistem gastrointestinal yang mana dapat terjadi ilius paralitik,
tachycardia dan tachypnea merupakan kompensasi untuk menurunkan volume vaskuler dengan
meningkatkan kebutuhan oksigen terhadap injury jaringan dan perubahan sistem. Kemudian
menurunkan perfusi pada ginjal, dan terjadi vasokontriksi yang akan berakibat pada depresi
filtrasi glomerulus dan oliguri.
Repon luka bakar akan meningkatkan aliran darah ke organ vital dan menurunkan aliran
darah ke perifer dan organ yang tidak vital.
Respon metabolik pada luka bakar adalah hipermetabolisme yang merupakan hasil dari
peningkatan sejumlah energi, peningkatan katekolamin; dimana terjadi peningkatan temperatur
dan metabolisme, hiperglikemi karena meningkatnya pengeluaran glukosa untuk kebutuhan
metabolik yang kemudian terjadi penipisan glukosa, ketidakseimbangan nitrogen oleh karena
status hipermetabolisme dan injury jaringan.
Kerusakan pada sel darah merah dan hemolisis menimbulkan anemia, yang kemudian
akan meningkatkan curah jantung untuk mempertahankan perfusi.
Pertumbuhan dapat terhambat oleh depresi hormon pertumbuhan karena terfokus pada
penyembuhan jaringan yang rusak.
Pembentukan edema karena adanya peningkatan permeabilitas kapiler dan pada saat
yang sama terjadi vasodilatasi yang menyebabkan peningkatan tekanan hidrostatik dalam kapiler.
Terjadi pertukaran elektrolit yang abnormal antara sel dan cairan interstisial dimana secara
khusus natrium masuk kedalam sel dan kalium keluar dari dalam sel. Dengan demikian
mengakibatkan kekurangan sodium dalam intravaskuler. Skema berikut menyajikan mekanisme
respon luka bakar terhadap injury pada anak atau orang dewasa dan perpindahan cairan setelah
injury thermal.
Patwey
2.1.9 Penatalaksanaan
Setiap pasien luka bakar harus dianggap sebagai pasien trauma, karenanya harus dicek
ABC (Airway, Breathing dan Circulation) terlebih dahulu.
1) Airway
Apabila terdapat kecurigaan adanya trauma inhalasi, maka segera pasang
Endotracheal Tube (ET). Tanda-tanda adanya trauma inhalasi antara lain adalah:
terkurung dalam api, luka bakar pada wajah, bulu hidung yang terbakar, dan sputum
yang hitam.
2) Breathing
Eschar yang melingkari dada dapat menghambat pergerakan dada untuk
bernapas, segera lakukan escharotomi. Periksa juga apakah ada trauma-trauma lain
yang dapat menghambat pernapasan, misalnya pneumothorax, hematothorax, dan
fraktur costae.
3) Circulation
Luka bakar menimbulkan kerusakan jaringan sehingga menimbulkan edema,
pada luka bakar yang luas dapat terjadi syok hipovolumik karena kebocoran plasma
yang luas. Manajemen cairan pada pasien luka bakar, dapat diberikan dengan
Formula Baxter.
Formula Baxter
(a) Total cairan: 4cc x berat badan x luas luka bakar
(b) Berikan 50% dari total cairan dalam 8 jam pertama, sisanya dalam 16 jam
berikutnya.
4) Obat – obatan:
(a) Antibiotika : tidak diberikan bila pasien datang < 6 jam sejak kejadian.
(b) Analgetik : antalgin, aspirin, asam mefenamat, dan morfin.
2.1.10 Komplikasi Luka Bakar
1) Gagal jantung kongestif dan edema pulmonal
2) Sindrom kompartemen
Sindrom kompartemen merupakan proses terjadinya pemulihan integritas
kapiler, syok luka bakar akan menghilang dan cairan mengalir kembali ke dalam
kompartemen vaskuler, volume darah akan meningkat. Karena edema akan
bertambah berat pada luka bakar yang melingkar. Tekanan terhadap pembuluh
darah kecil dan saraf pada ekstremitas distal menyebabkan obstruksi aliran darah
sehingga terjadi iskemia.
3) Adult Respiratory Distress Syndrome
Akibat kegagalan respirasi terjadi jika derajat gangguan ventilasi dan pertukaran
gas sudah mengancam jiwa pasien.
4) Ileus Paralitik dan Ulkus Curling
Berkurangnya peristaltic usus dan bising usus merupakan tanda-tanda ileus
paralitik akibat luka bakar. Distensi lambung dan nausea dapat mengakibatnause.
Perdarahan lambung yang terjadi sekunder akibat stress fisiologik yang massif
(hipersekresi asam lambung) dapat ditandai oleh darah okulta dalam feces,
regurgitasi muntahan atau vomitus yang berdarha, ini merupakan tanda-tanda ulkus
curling.
5) Syok sirkulasi
Terjadi akibat kelebihan muatan cairan atau bahkan hipovolemik yang terjadi
sekunder akibat resusitasi cairan yang adekuat. Tandanya biasanya pasien
menunjukkan mental berubah, perubahan status respirasi, penurunan haluaran urine,
perubahan pada tekanan darah, curah janutng, tekanan cena sentral dan
peningkatan frekuensi denyut nadi.
6) Gagal ginjal akut
Haluran urine yang tidak memadai dapat menunjukkan resusiratsi cairan yang
tidak adekuat khususnya hemoglobin atau mioglobin terdektis dalam urine.
2.2 Konsep Teori Asuhan Keperawatan Luka Bakar
2.2.1 Pengkajian
1) Biodata
Terdiri atas nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, alamt, tnggal MRS,
dan informan apabila dalam melakukan pengkajian klita perlu informasi selain dari
klien. Umur seseorang tidak hanya mempengaruhi hebatnya luka bakar akan tetapi
anak dibawah umur 2 tahun dan dewasa diatsa 80 tahun memiliki penilaian tinggi
terhadap jumlah kematian (Lukman F dan Sorensen K.C). Data pekerjaan perlu karena
jenis pekerjaan memiliki resiko tinggi terhadap luka bakar agama dan pendidikan
menentukan intervensi ynag tepat dalam pendekatan
2) Keluhan utama
Keluhan utama yang dirasakan oleh klien luka bakar (Combustio) adalah nyeri,
sesak nafas. Nyeri dapat disebabakna kerena iritasi terhadap saraf. Dalam melakukan
pengkajian nyeri harus diperhatikan paliatif, severe, time, quality (p,q,r,s,t). sesak nafas
yang timbul beberapa jam / hari setelah klien mengalami luka bakardan disebabkan
karena pelebaran pembuluh darah sehingga timbul penyumbatan saluran nafas bagian
atas, bila edema paru berakibat sampai pada penurunan ekspansi paru.
3) Riwayat penyakit sekarang
Gambaran keadaan klien mulai tarjadinya luka bakar, penyabeb lamanya kontak,
pertolongan pertama yang dilakuakn serta keluhan klien selama menjalan
perawatanketika dilakukan pengkajian. Apabila dirawat meliputi beberapa fase : fase
emergency (±48 jam pertama terjadi perubahan pola bak), fase akut (48 jam pertama
beberapa hari / bulan ), fase rehabilitatif (menjelang klien pulang)
4) Riwayat penyakit masa lalu
Merupakan riwayat penyakit yang mungkin pernah diderita oleh klien sebelum
mengalami luka bakar. Resiko kematian akan meningkat jika klien mempunyai riwaya
penyakit kardiovaskuler, paru, DM, neurologis, atau penyalagunaan obat dan alkohol
5) Riwayat penyakit keluarga
Merupakan gambaran keadaan kesehatan keluarga dan penyakit yang
berhubungan dengan kesehatan klien, meliputi : jumlah anggota keluarga, kebiasaan
keluarga mencari pertolongan, tanggapan keluarga mengenai masalah kesehatan,
serta kemungkinan penyakit turunan
6) Pola ADL
Meliputi kebiasaan klien sehari-hari dirumah dan di RS dan apabila terjadi
perubahan pola menimbulkan masalah bagi klien. Pada pemenuhan kebutuhan nutrisi
kemungkinan didapatkan anoreksia, mual, dan muntah. Pada pemeliharaan kebersihan
badan mengalami penurunan karena klien tidak dapat melakukan sendiri. Pola
pemenuhan istirahat tidur juga mengalami gangguan. Hal ini disebabkan karena
adanya rasa nyeri.
7) Riwayat psiko social
Pada klien dengan luka bakar sering muncul masalah konsep diri body image yang
disebabkan karena fungsi kulit sebagai kosmetik mengalami gangguan perubahan.
Selain itu juga luka bakar juga membutuhkan perawatan yang lama sehingga
mengganggu klien dalam melakukan aktifitas. Hal ini menumbuhkan stress, rasa
cemas, dan takut.
8) Aktifitas/istirahat:
Tanda: Penurunan kekuatan, tahanan; keterbatasan rentang gerak pada area yang
sakit; gangguan massa otot, perubahan tonus.
9) Sirkulasi:
Tanda (dengan cedera luka bakar lebih dari 20% APTT): hipotensi (syok);
penurunan nadi perifer distal pada ekstremitas yang cedera; vasokontriksi perifer umum
dengan kehilangan nadi, kulit putih dan dingin (syok listrik); takikardia
(syok/ansietas/nyeri); disritmia (syok listrik); pembentukan oedema jaringan (semua
luka bakar).
10) Eliminasi:
Tanda: haluaran urine menurun/tak ada selama fase darurat; warna mungkin hitam
kemerahan bila terjadi mioglobin, mengindikasikan kerusakan otot dalam; diuresis
(setelah kebocoran kapiler dan mobilisasi cairan ke dalam sirkulasi); penurunan bising
usus/tak ada; khususnya pada luka bakar kutaneus lebih besar dari 20% sebagai stres
penurunan motilitas/peristaltik gastrik.
11) Makanan/cairan:
Tanda: oedema jaringan umum; anoreksia; mual/muntah.
12) Neurosensori:
Gejala: area batas; kesemutan.
13) Tanda: perubahan orientasi; afek, perilaku; penurunan refleks tendon dalam (RTD)
pada cedera ekstremitas; aktifitas kejang (syok listrik); laserasi korneal; kerusakan
retinal; penurunan ketajaman penglihatan (syok listrik); ruptur membran timpanik (syok
listrik); paralisis (cedera listrik pada aliran saraf).
14) Nyeri/kenyamanan:
Gejala: Berbagai nyeri; contoh luka bakar derajat pertama secara eksteren sensitif
untuk disentuh; ditekan; gerakan udara dan perubahan suhu; luka bakar ketebalan
sedang derajat kedua sangat nyeri; smentara respon pada luka bakar ketebalan derajat
kedua tergantung pada keutuhan ujung saraf; luka bakar derajat tiga tidak nyeri.
15) Pernafasan:
Gejala: terkurung dalam ruang tertutup; terpajan lama (kemungkinan cedera
inhalasi). Tanda: serak; batuk mengii; partikel karbon dalam sputum; ketidakmampuan
menelan sekresi oral dan sianosis; indikasi cedera inhalasi.
Pengembangan torak mungkin terbatas pada adanya luka bakar lingkar dada; jalan
nafas atau stridor/mengii (obstruksi sehubungan dengan laringospasme, oedema
laringeal); bunyi nafas: gemericik (oedema paru); stridor (oedema laringeal); sekret
jalan nafas dalam (ronkhi).
16) Keamanan
Tanda:
(a) Kulit umum: destruksi jaringan dalam mungkin tidak terbukti selama 3-5 hari
sehubungan dengan proses trobus mikrovaskuler pada beberapa luka. Area kulit
tak terbakar mungkin dingin/lembab, pucat, dengan pengisian kapiler lambat pada
adanya penurunan curah jantung sehubungan dengan kehilangan cairan/status
syok.
(b) Cedera api: terdapat area cedera campuran dalam sehubunagn dengan variase
intensitas panas yang dihasilkan bekuan terbakar. Bulu hidung gosong; mukosa
hidung dan mulut kering; merah; lepuh pada faring posterior;oedema lingkar mulut
dan atau lingkar nasal.
(c) Cedera kimia: tampak luka bervariasi sesuai agen penyebab. Kulit mungkin coklat
kekuningan dengan tekstur seprti kulit samak halus; lepuh; ulkus; nekrosis; atau
jarinagn parut tebal. Cedera secara mum ebih dalam dari tampaknya secara
perkutan dan kerusakan jaringan dapat berlanjut sampai 72 jam setelah cedera.
(d) Cedera listrik: cedera kutaneus eksternal biasanya lebih sedikit di bawah nekrosis.
Penampilan luka bervariasi dapat meliputi luka aliran masuk/keluar (eksplosif), luka
bakar dari gerakan aliran pada proksimal tubuh tertutup dan luka bakar termal
sehubungan dengan pakaian terbakar. Adanya fraktur/dislokasi (jatuh, kecelakaan
sepeda motor, kontraksi otot tetanik sehubungan dengan syok listrik).
17) Pemeriksaan fisik
(a) Keadaan umum
Umumnya penderita datang dengan keadaan kotor mengeluh panas sakit dan
gelisah sampai menimbulkan penurunan tingkat kesadaran bila luka bakar
mencapai derajat cukup berat
(b) TTV
Tekanan darah menurun nadi cepat, suhu dingin, pernafasan lemah sehingga
tanda tidak adekuatnya pengembalian darah pada 48 jam pertama
(c) Pemeriksaan Head To Toe
- Kepala dan rambut
Catat bentuk kepala, penyebaran rambut, perubahan warna rambut setalah
terkena luka bakar, adanya lesi akibat luka bakar, grade dan luas luka bakar
- Mata
Catat kesimetrisan dan kelengkapan, edema, kelopak mata, lesi adanya
benda asing yang menyebabkan gangguan penglihatan serta bulu mata yang
rontok kena air panas, bahan kimia akibat luka bakar
- Hidung
Catat adanya perdarahan, mukosa kering, sekret, sumbatan dan bulu hidung
yang rontok.
- Mulut
Sianosis karena kurangnya supplay darah ke otak, bibir kering karena intake
cairan kurang.
- Telinga
Catat bentuk, gangguan pendengaran karena benda asing, perdarahan dan
serumen
- Leher
Catat posisi trakea, denyut nadi karotis mengalami peningkatan sebagai
kompensasi untuk mengataasi kekurangan cairan
- Pemeriksaan thorak / dada
Inspeksi bentuk thorak, irama parnafasan, ireguler, ekspansi dada tidak
maksimal, vokal fremitus kurang bergetar karena cairan yang masuk ke paru,
auskultasi suara ucapan egoponi, suara nafas tambahan ronchi.
- Abdomen
Inspeksi bentuk perut membuncit karena kembung, palpasi adanya nyeri pada
area epigastrium yang mengidentifikasi adanya gastritis.
- Urogenital
Kaji kebersihan karena jika ada darah kotor / terdapat lesi merupakantempat
pertumbuhan kuman yang paling nyaman, sehingga potensi sebagai sumber
infeksi dan indikasi untuk pemasangan kateter.
- Muskuloskletal
Catat adanya atropi, amati kesimetrisan otot, bila terdapat luka baru pada
muskuloskleletal, kekuatan oto menurun karen nyeri
- Pemeriksaan neurologi
Tingkat kesadaran secara kuantifikasi dinilai dengan GCS. Nilai bisa menurun
bila supplay darah ke otak kurang (syok hipovolemik) dan nyeri yang hebat
(syok neurogenik)
- Pemeriksaan kulit
Merupakan pemeriksaan pada darah yang mengalami luka bakar (luas dan
kedalaman luka). Prinsip pengukuran prosentase luas uka bakar menurut
kaidah 9 (rule of nine lund and Browder) sebagai berikut :
Dewasa Anak
- Kepala dan leher: 9% Untuk yang anak sama
- Ekstremitas atas: 2 x 9% (kiri dan kanan) dengan yang dewasa, namun
- Paha dan betis – kaki: 4 x 9% (kiri dan ada perbedaan dibagian:
kanan) - Kepala dan leher: 18%
- Dada, perut, punggung, bokong: 4 x 9% - Paha dan betis – kaki: 4 x
- Perineum dan genetalia: 1% 13,5 (kiri dan kanan)
Bagian tubuh
PEMBAHASAN
Seorang perempuan berusia 45 tahun dengan BB: 50 kg datang ke IGD diantar oleh
keluarganya, menurut keterangan dari pengantar saat pasien sedang memasak tiba-tiba kompor gas
nya meledak dan menyambar anggota tubuh orang tersebut. Hasil pemeriksaan di dapatkan data
Tanda-tanda vital TD: 110/70 mmHg, frekuensi napas: 28x/menit, frekuensi nadi 100x/menit, Suhu:
38,5˚C, dan anggota tubuh yang terkena adalah kedua kaki dan kedua tangan.
PERTANYAAN PENTING
1. Dari kasus tersebut berapa persen luas luka bakarnya jika memakai rumus Rule of 9?
2. Dari kasus tersebut berapa cairan infus yang dibutuhkan dalam waktu 24 jam menurut
rumus baxter?
1. Coba ajukan sebanyak mungkin pertanyaan yang muncul setelah membaca deskripsi
kasus di atas!
2. Coba Saudara identifikasi kata kunci-kata kunci yang mendukung masalah keperawatan
utama sesuai kasus di atas !
1. Setelah membaca dan menjawab beberapa pertanyaan yang muncul dari kasus di
atas, coba diskusikan sistem organ apa yang terkait masalah di atas? Jelaskan
dengan menggunakan peta konsep struktur anatomi organ yang terkait serta
mekanisme fisiologis sistem organ itu bekerja!
2. Coba identifikasi diagnosis keperawatan utama pada pasien dalam kasus tersebut!
3. Coba Saudara buat clinical pathway dari masalah keperawatan utama pada kasus di
atas?
4. Tindakan-tindakan dan intervensi keperawatan apa saja yang seharusnya dilakukan
seorang perawat untuk mengatasi masalah keperawatan utama pasien dan keluarga
pasien di atas!
5. Bagaimana patofisiologi dari kasus diatas ?
6. Temukan diagnosa keperawatan lainnya sesuai dengan kasus diatas ?
7. Bagaimana NCP dari masing – masing diagnosa keperawatan sesuai dengan kasus
diatas ?
8. Bagaimana evaluasi keperawatan yang diharapkan dari masalah – masalah
keperawatan yang ditemukan sesuai dengan kasus diatas ?
9. Bagaimana simulasi penkes pada kasus pasien diatas baik pencegahan primer, sekunder
dan tersier ?
10. Apa masalah prinsip legal etis pada kasus pasien diatas yang tepat ?
11. Bagaimana nursing advocacy yang seharusnya dilakukan oleh perawat pada kasus
diatas ?
12. Coba anda telaah isi jurnal sesuai dengan kasus yang dipelajari saat ini ( Min makna
tentang hasil penelitiannya secara umum dan saran atau solusi yang baik dari masalah
yang diteliti tersebut ) !
2. Rumus Baxter
4 cc x BB x luas luka bakar / 24 jam = 4 cc x 50 kg x 54 / 24 jam
= 10.800 cc / 24 jam
Cara pemberian:
a) 5400 / 8 jam = 675 tetes per menit
b) 5400 / 16 jam = 337,5 tetes per menit
STEP 2
1. Mengapa pada kasus diatas pasien tersebut mengalami peningkatan frekuensi nafas ?
2. Dalam keadaan penuh luka bakar tersebut seberapa boleh pasien melakukan
mobilisasi ?
3. Bagaimana sikap kita menghadapi kejadian ledakan gas ?
4. Berdasarkan kasus, berada di derajat berapa luka bakar pasien tersebut dan
bagaimana penanganannya?
5. Apa yang menyebabkan suhu dan frekuensi napas pasien meningkat ?
6. Sebutkatkan komplikasi yang di timbulkan dari luka bakar ?
7. Bagaimana cara mencegah agar luka bakar yang diderita tidak menyebabkan infeksi ?
8. Sebutkan faktor-faktor yang menghambat penyembuhan luka bakar ?
9. Makanan apa saja yang dapat mempengaruhi proses penyembuhan luka bakar ?
STEP 3
1. Mengapa pada kasus diatas pasien tersebut mengalami peningkatan frekuensi nafas ?
Jawaban :
Karena pasien terpapar ledakan gas, sehingga gas tersebut terhirup ke saluran
pernapasan yang mengakibatkan rusaknya silia dan mukosa pernapasan. Terjadilah
inflamasi disaluran tersebut, sehingga menyebabkan edema dan mengalami obstruksi
pada jalan napas. Pasien mengalami peningkatan frekuensi napas.
2. Dalam keadaan penuh luka bakar tersebut seberapa boleh pasien melakukan
mobilisasi ?
Jawaban : pasien harus membatasi pergerakan sampai luka bakar tersebut kering
3. Bagaimana sikap kita menghadapi kejadian ledakan gas ?
Jawaban :
Sikap kita sebagai mahasiswa apabila melihat kejadian seperti itu, kita harus sigap
untuk membantu pertolongan pertama yang harus dilakukan yaitu:
- Segera hindari sumber api dan mematikan api pada tubuh, misalnya dengan
menyelimuti dan menutup bagian yang terbakar untuk menghentikan pasokan
oksigen pada api yang menyala
- Singkirkan baju, perhiasan dan dan benda-benda lain yang membuat efek
pengencangan pada tubuh, karena jaringan yang terkena akan segera menjadi
oedem.
- Setelah sumber panas dihilangkan rendam daerah luka bakar dalam air atau
menyiramnya dengan air yang mengalir selama sekurang-kurangnya 15 menit.
Akan tetapi, cara ini tidak dipakai untuk luka yang lebih luas karena bahaya
terjadinya hipotermi.
4. Berdasarkan kasus, berada di derajat berapa luka bakar pasien tersebut danM
bagaimana penanganannya?
Jawaban :
Pada kasus diatas pasien mengalami luka bajar derajat 3.
Penanganan luka bakar derajat 3 yaitu:
1. Alirkan air bersih ke daerah yang luka bila terdapat bahan kimia terus alirkan air
selama 20 menit atau lebih.
2. Lepaskan pakaian dan perhiasan. Jika pakaian melekat pada luka bakar gunting
pakaian yang tidak menempel dan jangan memaksa untuk melepasnya.
3. Tutup luka bakar, gunakan penutup luka steril, dan jangan memecahkan
gelembung.
4. Jangan menggunakan mentega, odol, kecap, kopi, atau air es.
5. Segera rujuk ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan penanganan selanjutnya
5. Apa yang menyebabkan suhu dan frekuensi napas pasien meningkat ?
Jawab :
Pada pasien dengan luka bakar terjadi proses inflamasi sehingga menyebabkan pasien
luka bakar mengalami peningkatan suhu dan napas
6. Sebutkatkan komplikasi yang di timbulkan dari luka bakar ?
Jawab :
Bekas luka
Luka bakar bisa menyebabkan bekas luka dan juga keloid. Keloid adalah
pertumbuhan jaringan bekas luka yang berlebih di atas kulit. Luka bakar ringan
biasanya hanya meninggalkan bekas luka yang sedikit. Bekas luka bisa dikurangi
dengan menggunakan krim atau salep pada bekas luka bakar dan juga memakai
tabir surya.
Rendahnya volume darah
Luka bakar dapat merusak pembuluh darah dan menyebabkan hilangnya cairan.
Hal ini dapat menimbulkan rendahnya volume darah dalam tubuh.
Infeksi
Infeksi dapat terjadi jika bakteri mulai berkembang biak di luka yang terbuka. Oleh
karena itu, penting untuk menjaga kebersihan luka melepuh yang telah
pecah.Beberapa tanda terjadinya infeksi adalah ketika luka terasa lebih sakit atau
menjadi bau. Selain itu, Anda mungkin mengalami demam dan pembengkakan
pada kulit yang terinfeksi. Infeksi biasanya bisa diatasi dengan antibiotik dan obat
pereda rasa sakit. Segera periksakan ke dokter jika Anda mencurigai luka telah
terinfeksi.Luka bakar yang terinfeksi bisa menyebabkan terjadinya sepsis dan
sindrom syok toksik. Sepsis dan sindrom syok toksik terjadi ketika infeksi telah
menyebar ke dalam darah, dan dapat menyebabkan kematian jika tidak segera
ditangani.
Masalah pernapasan
Menghirup udara panas atau asap bisa melukai saluran udara dan menyebabkan
kesulitan dalam bernapas. Menghirup asap bisa merusak paru-paru dan
menyebabkan kegagalan fungsi organ pernapasan.
Masalah tulang dan persendian
Luka bakar yang dalam bisa membatasi pergerakan tulang dan juga persendian.
Bekas luka bisa menyebabkan kontraktur. Kontraktur adalah ketika kulit, otot,
maupun urat memendek dan/atau mengencang. Akibatnya, sendi tidak bisa
digerakkan secara normal.
Sengatan panas
Sengatan panas adalah kondisi ketika suhu tubuh mencapai 40° celcius atau
lebih. Kondisi ini disebabkan oleh tubuh yang terlalu lama terkena pajanan
terhadap sinar matahari atau cuaca panas. Beberapa gejalanya antara lain:
Kelelahan yang parah, kulit terlihat merah, bernapas dengan cepat, mual dan
muntah-muntah, pusing atau sakit kepala, denyut jantung cepat, menjadi linglung.
Jika mencurigai terjadi sengatan panas, pindahkan penderita ke tempat teduh.
Pastikan penderita minum banyak air dan longgarkan pakaian mereka.Coba
turunkan suhu tubuh penderita dengan kain yang telah dibasahkan dengan air
dingin. Sengatan panas merupakan kondisi darurat yang perlu segera ditangani di
rumah sakit.
Suhu tubuh sangat rendah
Jika sebagian besar kulit menjadi rusak karena terbakar, penderita bisa
kehilangan panas tubuh dan resiko terkena hipotermia akan meningkat.
Syok
Syok adalah kondisi berbahaya yang muncul ketika tubuh kekurangan pasokan
oksigen. Orang yang terkena luka bakar parah bisa mengalami syok. Beberapa
gejala syok adalah ketika wajah terlihat pucat, denyut jantung cepat, bernapas
cepat atau pendek, sering menguap, kulit terasa dingin dan bahkan pingsan.
Jika terjadi syok, segera antar ke rumah sakit. Baringkan penderita dan posisikan
kaki mereka lebih tinggi dari tubuh. Hangatkan suhu tubuh dengan memakai
selimut, usahakan untuk tidak menutupi bagian yang mengalami luka bakar.
7. Bagaimana cara mencegah agar luka bakar yang diderita tidak menyebabkan infeksi
?
Jawab :
Cuci tangan sebelum dan setelah merawat luka
Bersihgkan luka dengan cairan NaCl
Kompres luka dengan kasa yang telah dibasahi cairan NaCl
Apabila lukanya luas, luka bisa ditutup dengan menggunakan kasa steril
Ganti kassa bila kotor atau basah
8. Sebutkan faktor-faktor yang menghambat penyembuhan luka bakar ?
Jawab :
Infeksi
Kulit adalah dinding pertanhanan pertama yang dimiliki tubuh untuk melindungi
diri dari serangan bakteri. Ketika kulit rusak karena lukaka bakteri dari luar dapat
masuk ke dalam tubuh menyebabkan infeksi sehingga menghambat
penyembuhan. Luka yang terinfeksi punya ciri khas kulit sekitarnya merah,
bengkak, nyeri, dan muncul nanah dengan bau busuk.
Kurang Nutrisi
Makanan buah dan sayur memunyai vitamin di dalamnya yang dapat membantu
tubuh untuk memperbaiki luka lebih cepat terutama vitamin A dan C (dr.Manny).
Selain vitamin, tubuh juga memerlukan asupan protein yang cukup sehingga
bahan baku untuk memperbaiki luka. Hal ini bisa tercapai karena protein asam
amino bisa memperbaiki peran meregenerasi sel-sel yang rusak.
Diabetes
Orang dengan diabetes dapat menghambat penyembuhan luka karena
kandungan gula dalam darah tinggi, orang dengan diabetes lukanya dapat lebih
lama sembuh. Ini karena gula tinggi punya dampak negatif terhadap sikulasi
darah dan kerja sistem imun. selain itu orang dengan diabetes juga bisa
mengalami kerusakan saraf membuat diri jadi sulit untuk merasakan sakit.
Karena tidak bisa merasakan sakit sesorang bisa jadi tidak tahu kalau ada
sesuatu yang menyakiti tubuhnya hingga berujung pada lebih banyak luka.
Pengaruh Obat
Kadang kala efek samping dari obat-obatan bisa jadi penyebab mengapa luka di
tubuh jadi lebih lama sembuh. Sebagai contoh obat kemoterapi dan radioterapi
dapat mengganggu kerja imun yang berdampak pada proses penyembuhan
luka. Obat antibiotik dapat membunuh bakteri baik sehingga resiko infeki pada
luka dapat meningkat. Terakhir obat antiradang juga bisa mengganggu
peradangan yang diperlukan dalam proses penyembuhan luka.
Sirkulasi Darah Buruk
Bagaimana luka bisa sembuh pada dasarnya karena peran darah merah
membawa pa yang dibutuhkan untuk sel-sel baru tumbuh. Oleh sebab itu bila
sesorang mmiliki sikulasi darah yang buruk di area luka maka proses
penyembuhan juga jadi akan lebih lama. Kondisi seperti diabetes, penyumbatan
arteri, penggumpalan darah, hingga obesitas dapat jadi penyebab buruknya
sirkulasi darah.
Ulkus Kulit
Ulkus kulit atau oleh orang awam disebut eksim basah merupakan luka yang
disebabkan oleh tekanan berlebih. Bila seseorang misalnya tidak bisa bangun
diri tempa tidur untuk waktu yang lama akan ada tekanan pada bagian tubuh
yang bersentukan langsung dengan kasur. Tekanan tersebut dapat
menyebabakan munculnya luka dengan ingkat keparahan tertentu. Bila luka
masih ringn maka bisa sembuh dengan sendirinya, namun bila sudah berat
dibutuhkan pengobatan medis.
Minuman Alkohol
Satu studi tahun 2014 yang dipublikasi di jurnal Alcholism : Clinical and
experimental research menyebut bahwa konsumsi alkohol juga bisa
memperlambat penyembuhan luka. Alsannya karena orang yang sering minum-
minum dapat pengurangan sel darah putih yang berperan melawan infeksi.
Karena minim sel darah putih maka resiko infeksi pun akan meningkat secara
signifikan.
9. Makanan apa saja yang dapat mempengaruhi proses penyembuhan luka bakar ?
Jawab :
Kedelai
Protein yang terkandung dalam kedelai bailk untuk pembentukan jaringan baru
yang rusak saat terluka. Jenis kacang ini juga bagus untuk kulit, terutama jika
terjadi peradangan atau luka.
Brokoli
Zat fitronutrien tinggi yang ada dalam brokioli juga berpengaruh pada kecepatan
penyembuhan luka. Selain itu, broloki juga merupakan sumber antioksidan serta
vitamin c yang baik. Kedua zat tersebut membantu pemeliharaan luka,
penyembuhan infeksi, pembentukan jaringan baru, serta menunjang kekebalan
tubuh.
Putih telur
Asam amino jadi senyawa yang dibutuhkan tubuh untuk membentuk
memperbaiki dan membentuk jaringan yang rusak. Salah satu sumber asam
amino yang baik dikonsumsi adalah putih telur. Kandungan gizi dalam putih telur
bisa meningkatkan imunitas tubuh untuk melawan infeksi,
Daging dan sumber zat besi lain
Salah satu penyebab luka infeksi paling umu adalah terhambatnya penyaluran
oksigen ke jaringan yang rusak. Kekurangan mineral dapat menunda
pembentukan dan perbaikan jaringan. Makanan kaya protein adalah sumber zink
dan besi yang baik.
STEP 4
Mind Mapping
Luka Definisi Luka bakar adalah suatu trauma yang sdisebabkan oleh
Bakar panas, arus listrik, bahan kimia dan petir yang mengenai
kulit, mukosa dan jaringan yang lebih dalam (Dr. Soetomo,
2001).
Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang
disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air
panas, bahan kimia, listrik, dan radiasi ( Moenajat, 2001).
Cedera
Sepsis
Pada ginjal meningkatkan pengeluaran urin
Tanda dan metabolik
Gejala
Komplikasi
1. Infeksi. luka yang terbuka menyebabkan memudahkan
kuman patogen masuk kedalam tubuh.
2. Kehilangan anggota tubuh atau cacat fisik.
3. Sepsis. keadaan terinfeksi oleh mokroorganisme yang
menghasilkan pus.
4. Gangguan fungsi organ.
5. Gangguan psikologis terhadap perubahan keadaan
citra tubuh (cacat permanen)
6. Syok hipovolemik.
7. Kontraktur. pengerutan jaringan otot atau parut yang
menyebabbkan deformitas.
STEP 5
AnalisisKasus
Menurut kelompok kami, seorang perempuan berusia 45 tahun didiagnosa telah
terkena luka bakar.menurut hasil wawancar dengan seorang yang mengantarkan pasien ,hal
tersebut terjadi ketika pasien sedang memasak namun tiba-tiba kompor gas nya meledak dan
menyambar anggota tubuh si pasien dan mengakibatkan luka bakar yang cukup serius.
Hasil pemeriksaan fisik didaptkan adanya luka bakar di kedua bagian ekstremitas
atas dan bawah (bagian tangan dan kaki) yang cukup serius dengan persenatse kedua
tangan 18%,kedua kaki 36% dengan jumlah keselurahan area luka bakar adalah 54%.
Hasil dari pemeriksaaan tanda-tanda vital diperoleh respirasi rate : 28x/menit,nadi
:100x/menit dan suhu :38,5c,pasien mengalami respirasi rate yang tinggi diatas normal
sehingga dapat di indikasikan mengalami sesak napas dan harus mendapatkan bantuan
oksigen supaya pernapasan nya terbantu.
Pasien mendapatkan bantuan cairan dalam jumlah yang sudah di tentukan dilihat dari
area luas luka bakar pada pasien tersbut dengan jumlah 675/ menit karena luka bakar pasien
cukup parah dan cairan dalam tubuh banyak yang hilang sehingga membutuhkan cukup
banyak cairan.
STEP 6
Materi Tambahan
Luka bakar adalah cedera pada kulit yang disebabkan oleh panas, listrik, zat kimia,
gesekan atau radiasi. Banyak cara untuk menyembuhkan luka bakar salah satunya yaitu
dengan pengobatan, pengobatan sendiri bisa dilakukkan baik dengan cara medis maupun non
medis atau tradisional. Dibawah ini merupakan cara pengobatan tradisional pada luka bakar
diantaranya :
1. Air dingin
Obat luka bakar alami yang sangat direkomendasikan untuk pertolongan
pertama pada luka bakar adalah air dingin. Caranya yaitu dengan cara
mengalirkan air dingin (Antara 2-5 C) ke area luka selama 10-20 menit. Air
dingin tidak hanya mengurangi peradangan dan memberikan sensasi dingin
tetapi juga mencegah luka bakar menjadi lebih parah. Semakin cepat luka bakar
kontak dengan air dingin maka akan semakin baik.
Cara mengobati luka bakar dengan air dingin yaitu :
- Sesaat setelah mengalami luk bakar, segera menuju ke arah keran air
terdekat
- Nyalakan keran dengan aliran sedang letakkan area yang terluka
dibawah keran selama 10-20 menit
2. Madu
Madu dapat digunakan sebagai obat luka bakar yang efektif. Madu memiliki
khasiat untuk mempercepat proses penyembuhan bagi luka bakar tingkat I dan
II. Madu merupakan antibiotik alami yang secara efektif mensterilkan luka dan
membantu penyembuhan luka bakar. Manfaat utama dari madu tidak hanya
membantu mengobati luka bakar tetapi juga menyediakan bantuan instan untuk
meringankan rasa sakit akibat luka bakar.
Cara memanfaatkan medu sebagai obat luka bakar alami sangat mudah,
yaitu :
- Carilah madu yang 100% murni
- Oleskan madu dengan lembut ke area luka bakar dan biarkan sampai
mengering agar efek madu bekerja
- Ulangi mengoleskan madu minimal 5 kali dalam sehari
3. Lidah buaya
Obat luka bakar yang ampuh dan mudah ditemukan berikutnya yaitu lidah
buaya. Lidah buaya memiliki sifat menyejukkan dan sangat bagus dalam
penyembuhan luka bakar. Yang harus dilakukkan adalah memotong beberapa
daun dari tanaman lidah buaya kemudian gosokan langsung pada area kulit
yang terbakar. Penggunaan lidah buaya tidak hanyak membantu untuk
menghilangkan luka bakar tetapi untuk memberi sensasi dingin yang akan
mengurangi rasa sakit dan peradangan.
Cara menggunaka lidah buaya sebagai obat luka bakar yaitu :
- Ambil sebatang lidah buaya segar dan belah hingga nampak
dagingnya
- Oleskan lendir atau gel yang keluar dari lidah buaya ke area yang
mengalami luka bakar
- Setelah mengering, bilas dengan air bersih lalu oleskan sekali lagi
gel lidah buaya tersebut
- Ulangi beberapa kali hingga lukanya sembuh.
4. Cuka
5. Kentang
Keberadaan kentang untuk mengobati luka bakar mungkin cukup asing bagi
sebgian orang, tapi pada faktanya melakukkan hal tersebut sangatlah efektif.
Kentang mentah dapat membantu dalam penyembuhan kulit akibat luka bakar
karena sifat anti-iritasi nya yang dapat mengurangi rasa sakit dan mencegah
kulit melepuh.
Cara menjadikan kentang sebagai obat luka bakar yang ampuh yaitu :
- Cuci bersih kentang mentah lalu iris atau potong dengan
menggunakan pisau
- Gosokkan kentang pada kulit yang terkena luka bakar hingga sari
kentang terserap ke kulit
- Cara lainnya yaitu dengan menempelkan irisan kentang pada area
luka bakar lalu bungkus menggunakan perban
JAWABAN DARI UNTUK ANALISA KASUS
1. System Organ yang terganggu terkait dengan kasus.
a. System integument
Anatomi Fisiologi Sistem Integumen
Kulit merupakan organ tubuh yang paling luas yang berkontribusi terhadap total berat
tubuh sebanyak 7 %. Keberadaan kulit memegang peranan penting dalam mencegah
terjadinya kehilangan cairan yang berlebihan, dan mencegah masuknya agen-agen yang ada
di lingkungan seperti bakteri, kimia dan radiasi ultraviolet. Kulit juga akan menahan bila terjadi
kekuatan-kekuatan mekanik seperti gesekan (friction), getaran (vibration) dan mendeteksi
perubahan-perubahan fisik di lingkungan luar, sehingga memungkinkan seseorang untuk
menghindari stimuli-stimuli yang tidak nyaman. Kulit membangun sebuah barier yang
memisahkan organ-organ internal dengan lingkungan luar, dan turut berpartisipasi dalam
berbagai fungsi tubuh vital.
Setiap kulit yang mati akan terganti tiap 3- 4 minggu. Epidermis akan bertambah
tebal jika bagian tersebut sering digunakan. Persambungan antara epidermis dan dermis di
sebut rete ridge yang berfunfgsi sebagai tempat pertukaran nutrisi yang essensial. Dan
terdapat kerutan yang disebut fingers prints.
Pada daerah kulit terdapat juga kelenjar keringat. Kelenjar keringat terdiri dari fundus
(bagian yang melingkar) dan duet yaitu saluran semacam pipa yang bermuara pada
permukaan kulit membentuk pori-pori keringat. Semua bagian tubuh dilengkapi dengan
kelenjar keringat dan lebih banyak terdapat dipermukaan telapak tangan, telapak kaki, kening
dan di bawah ketiak. Kelenjar keringat mengatur suhu badan dan membantu membuang sisa-
sisa pencernaan dari tubuh. Kegiatannya terutama dirangsang oleh panas, latihan jasmani,
emosi dan obat-obat tertentu. Ada dua jenis kelenjar keringat yaitu :
- Kelenjar keringat ekrin, kelenjar keringat ini mensekresi cairan jernih, yaitu
keringat yang mengandung 95 – 97 persen air dan mengandung beberapa
mineral, seperti garam, sodium klorida, granula minyak, glusida dan sampingan
dari metabolisme seluler. Kelenjar keringat ini terdapat di seluruh kulit, mulai dari
telapak tangan dan telapak kaki sampai ke kulit kepala. Jumlahnya di seluruh
badan sekitar dua juta dan menghasilkan 14 liter keringat dalam waktu 24 jam
pada orang dewasa.Bentuk kelenjar keringat ekrin langsing, bergulung-gulung
dan salurannya bermuara langsung pada permukaan kulit yang tidak ada
rambutnya.
- Kelenjar keringat apokrin, yang hanya terdapat di daerah ketiak, puting susu,
pusar, daerah kelamin dan daerah sekitar dubur (anogenital) menghasilkan
cairan yang agak kental, berwarna keputih-putihan serta berbau khas pada
setiap orang. Sel kelenjar ini mudah rusak dan sifatnya alkali sehingga dapat
menimbulkan bau. Muaranya berdekatan dengan muara kelenjar sebasea pada
saluran folikel rambut. Kelenjar keringat apokrin jumlahnya tidak terlalu banyak
dan hanya sedikit cairan yang disekresikan dari kelenjar ini. Kelenjar apokrin
mulai aktif setelah usia baligh dan aktivitas kelenjar ini dipengaruhi oleh hormon.
2) Dermis
Merupakan bagian yang paling penting di kulit yang sering dianggap sebagai “True Skin”
karena 95% dermis membentuk ketebalan kulit.Terdiri atas jaringan ikat yang menyokong
epidermis dan menghubungkannya dengan jaringan subkutis. Tebalnya bervariasi, yang
paling tebal pada telapak kaki sekitar 3 mm. Kulit, janringan, atau dermis menjadi tempat
ujung saraf perasa, tempat keberadaan kandung rambut, kelenjar keringat, kelenjar-kelenjar
palit atau kelenjar minyak, pembuluh-pembuluh darah dan getah bening, dan otot penegak
rambut (muskulus arektor pili). Lapisan ini elastis & tahan lama, berisi jaringan kompleks
ujung-ujung syaraf, kelenjar sudorifera, kelenjar. Sebasea, folikel jaringan rambut &pembuluh
darah yang juga merupakan penyedia nutrisi bagi lapisan dalam epidermis.
Dermis atau cutan (cutaneus), yaitu lapisan kulit di bawah epidermis. Penyusun utama
dari dermis adalah kolagen. Membentuk bagian terbesar kulit dengan memberikan kekuatan
dan struktur pada kulit, memiliki ketebalan yang bervariasi bergantung pada daerah tubuh dan
mencapai maksimum 4 mm di daerah punggung. Dermis terdiri atas dua lapisan dengan batas
yang tidak nyata, yaitu stratum papilare dan stratum reticular.
(a) Stratum papilare, yang merupakan bagian utama dari papila dermis, terdiri atas jaringan
ikat longgar. Pada stratum ini didapati fibroblast, sel mast, makrofag, dan leukosit yang
keluar dari pembuluh (ekstravasasi). Lapisan papila dermis berada langsung di bawah
epidermis tersusun terutama dari sel-sel fibroblas yang dapat menghasilkan salah satu
bentuk kolagen, yaitu suatu komponen dari jaringan ikat. Dermis juga tersusun dari
pembuluh darah dan limfe, serabut saraf , kelenjar keringat dan sebasea, serta akar
rambut. Suatu bahan mirip gel, asam hialuronat, disekresikan oleh sel-sel jaringan ikat.
Bahan ini mengelilingi protein dan menyebabkan kulit menjadi elastis dan memiliki turgor
(tegangan).
(b) Stratum retikulare, yang lebih tebal dari stratum papilare dan tersusun atas jaringan ikat
padat tak teratur. Terdiri atas serabut-serabut penunjang (kolagen, elastin, retikulin),
matiks (cairan kental asam hialuronat dan kondroitin sulfat serta fibroblas). Serta terdiri
dari sel fibroblast yang memproduksi kolagen dan retikularis yang terdapat banyak
pembuluh darah , limfe, akar rambut, kelenjar keringat dan kelenjar sebaseus.
Lapisan dermis juga ini mengandung sel-sel khusus yang membantu mengatur suhu,
melawan infeksi, air menyimpan dan suplai darah dan nutrisi ke kulit. Sel-sel khusus dari
dermis juga membantu dalam mendeteksi sensasi dan memberikan kekuatan dan fleksibilitas
untuk kulit. Komponen dermis meliputi:
- Pembuluh darah berfungsi sebagai transport oksigen dan nutrisi ke kulit dan
mengeluarkan produk sampah. Kapal ini juga mengangkut vitamin D dari kulit
tubuh.
- Pembuluh getah bening sebagai pasokan (cairan susu yang mengandung sel-sel
darah putih dari sistem kekebalan tubuh) pada jaringan kulit untuk melawan
mikroba.
- Kelenjar Keringat untuk mengatur suhu tubuh dengan mengangkut air ke
permukaan kulit di mana ia dapat menguap untuk mendinginkan kulit.
- Sebasea (minyak) kelenjar yaitu membantu untuk kulit tahan air dan melindungi
terhadap mikroba. Mereka melekat pada folikel rambut.
- Folikel rambut, seperti rongga berbentuk tabung yang melampirkan akar rambut
dan memberikan nutrisi pada rambut.
- Sensory reseptor syaraf yang mengirimkan sensasi seperti sentuhan, nyeri, dan
intensitas panas ke otak.
- Kolagen protein struktural tangguh yang memegang otot dan organ di tempat
dan memberikan kekuatan dan bentuk ke jaringan tubuh.
- Elastin protein karet yang memberikan elastisitas dan membuat kulit
merenggang. Hal ini juga ditemukan di ligamen, organ, otot dan dinding arteri.
3) Subkutan atau Hipodermis
Pada bagian subdermis ini terdiri atas jaringan ikat longgar berisi sel-sel lemak di
dalamnya. Pada lapisan ini terdapat ujung-ujung saraf tepi, pembuluh darah dan getah
bening. Untuk sel lemak pada subdermis, sel lemak dipisahkan oleh trabekula yang fibrosa.
Lapisan terdalam yang banyak mengandung sel liposit yang menghasilkan banyak lemak.
Disebut juga panikulus adiposa yang berfungsi sebagai cadangan makanan. Berfungsi juga
sebagai bantalan antara kulit dan setruktur internal seperti otot dan tulang. Sebagai mobilitas
kulit, perubahan kontur tubuh dan penyekatan panas.Sebagai bantalan terhadap trauma.
Tempat penumpukan energi.
Lapisan ini terutama mengandung jaringan lemak, pembuluh darah dan limfe, saraf-saraf
yang berjalan sejajar dengan permukaan kulit. Cabang-cabang dari pembuluh-pembuluh dan
saraf-saraf menuju lapisan kulit jangat. Jaringan ikat bawah kulit berfungsi sebagai bantalan
atau penyangga benturan bagi organ-organ tubuh bagian dalam, membentuk kontur tubuh
dan sebagai cadangan makanan.Ketebalan dan kedalaman jaringan lemak bervariasi
sepanjang kontur tubuh, paling tebal di daerah pantat dan paling tipis terdapat di kelopak
mata. Jika usia menjadi tua, kinerja liposit dalam jaringan ikat bawah kulit juga menurun.
Bagian tubuh yang sebelumnya berisi banyak lemak, lemaknya berkurang sehingga kulit akan
mengendur serta makin kehilangan kontur.
2. Diagnose keperawatan utama pada kasus diatas
Ketidakefektifan pola nafas b.d hiperventilasi ditandai dengan menurut keterangan
dari pengantar saat pasien sedang memasak tiba-tiba kompor gasnya meledak
Data Fokus
2. Diagnosa Keperawatan
a. Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
1. DS: Terpapar ledakan gas Ketidakefektifan
1. Menurut keterangan dari ↓ pola nafas
pengantar saat pasien sedang Gas (panas) terhisap ke saluran
memasak tiba-tiba kompor gas nafas
nya meledak dan menyambar ↓
anggota tubuh orang tersebut. Merusak silia, mukosa
DO pernafasan
1. RR = 28x/menit ↓
2. Tanda-tanda vital: Edema saluran pernafasan
TD = 110/70 mmHg bagian atas
N = 100x/menit ↓
S = 38,5˚C Obstruksi jalan nafas
↓
Ventilasi tidak adekuat
↓
Ketidakefektifan pola nafas
1. DS: Terpapar ledakan gas Kekurangan
1. Menurut keterangan dari ↓ volume cairan
pengantar saat pasien sedang Gas panas mengenai kedua
memasak tiba-tiba kompor gas ekstremitas (54%)
nya meledak dan menyambar ↓
anggota tubuh orang tersebut. Kerusakan permukaan kulit
ekstremitas
DO ↓
1. Luka bakar di kedua tangan dan Inflamasi
kedua kaki ↓
2. Tanda-tanda vital: Peningkatan permeabilitas
TD = 110/70 mmHg kapiler
RR = 28x/menit ↓
N = 100x/menit Perpindahan cairan dari
S = 38,5˚C intraseluler dan intra vascular
ke jaringan
↓
Penurunan volume cairan di
intraseluler dan intravaskular
↓
Kekurangan volume cairan
3. DS: Terpapar ledakan gas Kerusakan
1. Menurut keterangan dari ↓ integritas kulit
pengantar saat pasien sedang Luka bakar
memasak tiba-tiba kompor gas ↓
nya meledak dan menyambar Biologis
anggota tubuh orang tersebut. ↓
Kerusakan kulit
↓
DO: Kerusakan integritas kulit
1. Luka bakar di kedua tangan dan
kedua kaki
2. Tanda-tanda vital:
TD = 110/70 mmHg
RR = 28x/menit
N = 100x/menit
S = 38,5˚C
4. DS: Terpapar ledakan gas Resiko infeksi
1. Menurut keterangan dari ↓
pengantar saat pasien sedang Luka bakar
memasak tiba-tiba kompor gas ↓
nya meledak dan menyambar Biologis
anggota tubuh orang tersebut. ↓
Kerusakan kulit
DO: ↓
1. Luka bakar di kedua tangan dan Resiko infeksi
kedua kaki
2. Tanda-tanda vital:
TD = 110/70 mmHg
RR = 28x/menit
N = 100x/menit
S = 38,5˚C
b. Diagnosa Keperawatan
1) Ketidakefektifan pola nafas b.d hiperventilasi ditandai dengan menurut keterangan
dari pengantar saat pasien sedang memasak tiba-tiba kompor gasnya meledak
2) Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan secara aktif ditandai dengan luka
bakar pada kedua kaki dan kedua tangan
3) Kerusakan integritas kulit b.d luka bakar terbuka ditandai dengan luka bakar pada
kedua kali dan kedua tangan
4) Resiko infeksi b.d hilangnya barier kulit dan respon imun ditandai dengan luka bakar
pada kedua kaki dan tangan
3. Intervensi Keperawatan
4. Implementasi Keperawatan
Tanggal
No. Diagnosa Implementasi Paraf
Dan Jam
Ketidak efektifan Tanggal
1. pola napas b.d 04-10-18
hiperventilasi (07.10) 1. Memposisikan pasien untuk
ditandai dengan memaksimalkan ventilasi
menurut keterangan (07.20) 2. Mengidentifikasi pasien perlunya
dari pengantar saat pemasangaan alat jalan nafas buatan
pasien sedang (07.30) 3. Memonitor respirasi dan status O2
memasak tiba-tiba (07.40) 4. Memonitor tanda-tanda vital
kompor gasnya
meledak
2. Kekurangan volume (08.00) 1. Mempertahankan catatan intake dan
cairan b.d output yang akurat
kehilangan cairan (08.10) 2. Memonitor vital sign
secara aktif ditandai (08.20) 3. Memberian cairan IV
dengan luka bakar
pada kedua kaki
dan kedua tangan
3. Kerusakan (09.00) 1. Menganjurkan pasien untuk
intregritas kulit b.d menggunakan pakaian yang longgar
luka bakar terbuka (09.10) 2. Menjaga kebersihan kulit agar tetap
ditandai dengan bersih dan kering
luka bakar pada (09.20) 3. Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien)
kedua kali dan setiap 2 jam sekali
kedua tangan (09.30) 4. Memonitor aktifitas dan mobilisasi
pasien
4. Resiko infeksi b.d (10.00) 1. Menuci tangan setiap sebelum dan
hilangnya barier sesudah tindakan keperawatan
kulit dan respon (10.10) 2. Menggunakan baju, sarung tangan,
imun ditandai sebagai alat pelindung
dengan luka bakar (10.20) 3. Memantau:
pada kedua kaki - Penampilan luka bakar (area luka
dan tangan bakar) setiap 8 jam
- Suhu setiap 4 jam
- Jumlah makanan yang dikonsumsi
setiap kali makan
(11.00) 4. Membersihkan area luka bakar setiap
hari
(11.10) 2. Memberikan terapi antibiotik bila perlu
infection protection (proteksi terhadap
infeksi)
(11.20) 3. Mengajarkan pasien dan keluarga tanda
dan gejala infeksi
5. Evaluasi Keperawatan
Tanggal
No. Diagnosa Evaluasi Paraf
Dan Jam
1. Ketidak efektifan 05-10-18 S: -
pola napas b.d (07.10) O: frekuensi nafas normal 20x/menit
hiperventilasi A: masalah teratasi
ditandai dengan P: intervensi dihentikan
menurut keterangan
dari pengantar saat
pasien sedang
memasak tiba-tiba
kompor gasnya
meledak
2. Kekurangan volume (07.30) S: -
cairan b.d O: elektolit serum dalam batas normal,
kehilangan cairan tekanan darah normal 130/70 mmHg,
secara aktif ditandai suhu dalam batas normal 37˚C
dengan luka bakar A: masalah teratasi
pada kedua kaki P: intervensi dihentikan
dan kedua tangan
3. Kerusakan (07.50) S: -
intregritas kulit b.d O: luka bakar pada kedua tangan dan kaki
luka bakar terbuka pasien membaik (kering)
ditandai dengan A: masalah teratasi
luka bakar pada P: intervensi dihentikan
kedua kali dan
kedua tangan
4. Resiko infeksi b.d (08.10) S: -
hilangnya barier O: suhu tubuh pasien normal 37˚C
kulit dan respon A: masalah teratasi
imun ditandai P: intervensi dihentikan
dengan luka bakar
pada kedua kaki
dan tangan
BAB IV
PENUTUP
4.1 Simpulan
Luka bakar merupakan kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan
sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi.
Klasifikasi pada luka bakar tebagi tiga yaitu:
1) Kedalaman Luka Bakar
2) Luas Permukaan Tubuh Yang Terbakar
3) Berat ringannya luka bakar
Luka bakar dapat mengakibatkan masalah yang kompleks yang dapat meluas melebihi kerusakan
fisik yang terlihat pada jaringan yang terluka secara langsung. Masalah kompleks ini mempengaruhi
semua sistem tubuh dan beberapa keadaan yang mengancam kehidupan. Dua puluh tahun lalu,
seorang dengan luka bakar 50% dari luas permukaan tubuh dan mengalami komplikasi dari luka dan
pengobatan dapat terjadi gangguan fungsional
4.2 Saran
Pengetahuan umum perawat tentang anatomi fisiologi kulit, patofisiologi luka bakar sangat
diperlukan untuk mengenal perbedaan dan derajat luka bakar tertentu dan berguna untuk
mengantisipasi harapan hidup serta terjadinya komplikasi multi organ yang menyertai. Prognosis klien
yang mengalami suatu luka bakar berhubungan langsung dengan lokasi dan ukuran luka bakar.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah Volume 3. Jakarta: EGC
Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi Edisi 3. Jakarta: EGC
Maliya, Arina. 2012. Penuntun Praktek Laboratorium KMB IIIB. Surakarta: Universitas Muhammadiyah
Surakarta
Marylin E. Doenges (2000). Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien edisi 3. Jakarta: EGC
Moenadjat, Yefla. 2001. Luka Bakar. Jakarta: FKUI
Nuratif, Amin H dan Kusuma Hardi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis
dan Nanda Nic-Noc. Edisi Revisi Jilid 1. Jogjakarta: Mediaction
Smeltzer, 2002 . Keperawatan Medikal Bedah Volume 3. Jakarta: ECG
Suriadi, Rita. 2010. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Jakarta: CV. Sagung Seto