Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Individu Pada Stase Keperawatan
Jiwa Pada Program Profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan
Disusun Oleh:
SRI HERLINA
JNR0200081
B. Pengertian
Halusinasi merupakan gangguan atau perubahan persepsi dimana pasien
mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu penerapan
panca indra tanda ada rangsangan dari luar. Suatu penghayatan yang dialami
suatu persepsi melalui panca indra tanpa stimulus eksteren : persepsi palsu
(Prabowo, 2014 : 129).
Halusinasi adaah hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan
rangsangan internal (pikiran) dan rangsnagan eksternal (dunia luar). Klien
memberi persepsi atau pendapat tentang lingkungan tanpa ada objek atau
rangsangan yang nyata. Sebagai contoh klien mengatakan mendengar suara
padahal tidak ada orang yang berbicara (Kusumawati & Hartono, 2012:102).
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa di mana klien
mengalamai perubahan sensori persepsi, merasakan sensasi palsu berupa
suara, penglihatan, pengecapan, perabaaan atau penghiduan. Klien merasakan
stimulus yang sebetulnya tidak ada (Damaiyanti, 2014: 53).
C. Etiologi
Menurut Stuart (2007) penyebab terjadinya halusinasi disebabkan oleh
beberapa faktor:
a. Faktor predisposisi
b. Stressor presipitasi
c. Penilaian terhadap stressor
d. Sumber koping
e. Mekanisme koping
D. Tanda Dan Gejala
Menurut Prabowo, (2014) perilaku paisen yang berkaitan dengan
halusinasi adalah sebagai berikut:
a Bicara, senyum, dan ketawa sendiri
b Menggerakkan bibir tanpa suara, pergerakan mata cepat, dan respon verba
lambat
c Menarik diri dari orang lain,dan berusaha untuk menghindari diri dari
orang lain
d Tidak dapat membedakan antara keadaan nyata dan keadaan yang tidak
nyata
e Terjadi peningkatan denyut ajntung, pernapasan dan tekanan darah
f Perhatian dengan lingkunganyang kurang atau hanya beberapa detik dan
berkonsentrasi dengan pengalaman sensorinya.
g Curiga, bermusuhan,merusak (diri sendiri, orang lain dan lingkungannya)
dan takut
h Sulit berhubungan dengan orang lain
i Ekspresi muka tegang, mudah tersinggung,jengkel dan marah
j Tidak mampu mengikuti perintah
k Tampak tremor dan berkeringat, perilaku panik, agitasi dan kataton.
E. Klasifikasi
Menurut Stuart (2007) dalam Yusalia (2015), jenis halusinasi antara lain :
a. Halusinasi pendengaran (auditorik) 70%
Karakteristik ditandai dengan mendengar suara, terutama suara – suara
orang, biasanya klien mendengar suara orang yang sedang membicarakan
apa yang sedang dipikirkannya dan memerintahkan untuk melakukan
sesuatu.
b. Halusinasi penglihatan (visual) 20%
Karakteristik dengan adanya stimulus penglihatan dalam bentuk pancaran
cahaya, gambaran geometrik, gambar kartun dan / atau panorama yang
luas dan kompleks. Penglihatan bisa menyenangkan atau menakutkan.
c. Halusinasi penghidu (olfactory)
Karakteristik ditandai dengan adanya bau busuk, amis dan bau yang
menjijikkan seperti: darah, urine atau feses. Kadang – kadang terhidu bau
harum. Biasanya berhubungan dengan stroke, tumor, kejang dan dementia.
d. Halusinasi peraba (tactile)
Karakteristik ditandai dengan adanya rasa sakit atau tidak enak tanpa
stimulus yang terlihat. Contoh : merasakan sensasi listrik datang dari
tanah, benda mati atau orang lain.
e. Halusinasi pengecap (gustatory)
Karakteristik ditandai dengan merasakan sesuatu yang busuk, amis dan
menjijikkan, merasa mengecap rasa seperti rasa darah, urin atau feses.
f. Halusinasi cenesthetik
Karakteristik ditandai dengan merasakan fungsi tubuh seperti darah
mengalir melalui vena atau arteri, makanan dicerna atau pembentukan
urine.
g. Halusinasi kinesthetic
Merasakan pergerakan sementara berdiri tanpa bergerak
F. Faktor Predisposisi
a. Biologi
Gangguan dalam momunikasi dan putaran balik otak, yang mengatur
proses informasi serta abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam
otak yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara selektif
menanggapi stimulus yang diterima oleh otak untuk diinterprestasikan.
b. Psikologi
Tipe kepribadian lemah dan tidak bertanggung jawab mudah terjerumus
pada penyalahgunaan zat adiktif. Hal ini berpengaruh pada
ketidakmampuan pasien dalam mengambil keputusan yang tepat demi
masa depannya. Pasien lebih memilih kesenangan sesaat dan lari dari alam
nyataa menuju alam hayal.
c. Sosial Budaya
Klien mengalami gangguan interaksi sosial dalam fase awal dan
comforting, klien menganggap bahwa hidup bersosialisasi dialam nyata
sangat membahayakan. Klien asyik dengan dengan halusinasinya, seolah-
olah ia merupakan tempat untuk memenuhi kebutuhan akan interaksi
sosial, kontrol diri dan harga diri yang tidak didapatkan dalam dunia nyata.
Isi halusinasi dijadikan kontrol oleh individu tersebut, sehingga jika
perintah halusinasi berupa ancaman, dirinya atau orang lain individu
cenderung keperawatan klien dengan mengupayakan suatu proses interkasi
yang menimbulkan pengalaman interpersonal yang memuaskan, serta
mengusahakan klien tidak menyendiri sehingga klien selalu berinteraksi
dengan lingkungannya dan halusinasi tidak berlangsung.
G. Faktor Presipitasi
a. Biologis
Gangguan dalam momunikasi dan putaran balik otak, yang mengatur
proses informasi serta abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam
otak yang mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara selektif
menanggapi stimulus yang diterima oleh otak untuk diinterprestasikan.
b. Stress Lingkungan
Ambang toleransi terhadap tress yang berinteraksi terhadap stresosor
lingkungan untuk menentukan terjadinya gangguan perilaku.
c. Sumber Koping
Sumber koping mempengaruhi respon individu dalam menamggapi stress
(Prabowo, 2014 : 133).
d. Perilaku
Respons klien terhadap halusinasi dapat berupa curiga, ketakutan, perasaan
tidak aman, gelisah, dan bingung, perilaku menarik diri, kurang perhatian,
tidak mampu mengambil keputusan serta tidak dapat membedakan nyata
dan tidak.
e. Dimensi fisik
Halusianasi dapat ditimbulkan oleh beberapa kondisi fisik seperti
kelelahan yang luar biasa, penggunaan obat-obatan, demam hingga
delirium, intoksikasi alkohol dan kesulitan untuk tidur dalamwaktu yang
lama.
f. Dimensi emosional
Perasaan cemas yang berlebihan atas dasar problem yang tidak dapat
diatasi merupakan penyebab halusianasi itu terjadi, isi dari halusinasi dapat
berupa peritah memaksa dan menakutkan. Klien tidak sanggup lagi
menentang perintah tersebut hingga dengan kondisi tersebut klien berbuat
sesuatu terhadap ketakutan tersebut.
g. Dimensi intelektual
Dalam dimensi intelektual ini menerangkan bahwa individu dengan
halusinasi akan memperlihatkan adanya penurunan fungsi ego. Pada
awalnya halusinasi merupakan usha dari ego sendiri untuk melawan
impuls yang menekan, namun merupakan suatu hal yang menimbulkan
kewaspadaan yang dapat mengambil seluruh perhatian klien dan tak jarang
akan mengotrol semua perilaku klien.
h. Dimensi sosial
Klien mengalami gangguan interaksi sosial dalam fase awal dan
comforting, klien menganggap bahwa hidup bersosialisasi dialam nyata
sangat membahayakan. Klien asyik dengan dengan halusinasinya, seolah-
olah ia merupakan tempat untuk memenuhi kebutuhan akan interaksi
sosial, kontrol diri dan harga diri yang tidak didapatkan dalam dunia nyata.
Isi halusinasi dijadikan kontrol oleh individu tersebut, sehingga jika
perintah halusinasi berupa ancaman, dirinya atau orang lain individu
cenderung keperawatan klien dengan mengupayakan suatu proses interkasi
yang menimbulkan pengalaman interpersonal yang memuaskan, serta
mengusahakan klien tidak menyendiri sehingga klien selalu berinteraksi
dengan lingkungannya dan halusinasi tidak berlangsung.
i. Dimensi spiritual
Secara spiritual klien halusinasi mulai dengan kehampaan hidup, rutinitas,
tidak bermakna, hilangnya aktivitas ibadah dan jarang berupaya secara
spiritual untuk menyucikan diri, irama sirkardiannya terganggu
(Damaiyanti, 2012 : 57-58).
H. Pohon Masalah
I. Masalah Keperawatan
a Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
b Perubahan persepsi sensori: halusinasi
c Isolasi sosial: menarik diri
J. Diagnosa Keperawatan
a. Resiko prilaku kekerasan
b. Perubahan persepsi sensori halusinasi
c. Isolasi sosial
Damaiyanti dan Iskandar. 2014. Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung : Refika Aditama.
Kusumawati, Farad, Hartono, Y. 2012. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta: Salemba
Medika
Prabowo, E. 2014. Konsep dan Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa. Jakarta : Nuha
Medika
Stuart, G. W. 2007. Buku Saku Keperawatan Jiwa . Edisi 5. Jakarta. EGC
Thakur, V., & Jain, A. (2020). Covid 2019 Suicides: A Global Psychological
Pandemic. Brain, behavior, and immunity, No. 88, hal. 952-953.
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI
PENDENGARAN
1. Pertemuan : Pertama
2. Kondisi Klien :
S: Komunikasi klien belum terarah
O: Klien di isolasi tampak berbicara sendiri dan selalu berteriak
3. Diagnosa Keperawatan : Gangguan persepsi sensori – Halusinasi Pendengaran
4. Tujuan Keperawatan :
a. Membina hubungan saling percaya dengan klien
b. Mengidentifikasi halusinasi dan mengajarkan cara mengontrol halusinasi
dengan menghardik
5. Tindakan Keperawatan :
- Bina hubungan saling percaya dengan klien
- SP 1 :
1). Identifikasi jenis halusinasi klien
2). Identifikasi isi halusinasi klien
3). Identifikasi waktu halusinasi klien
4). Identifikasi frekuensi halusinasi klien
5). Identifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi
6). Identifikasi respon klien terhadap halusinasi
7). Ajarkan klien cara menghardik halusinasi
8). Anjurkan klien memasukkan kegiatan menghardik halusinasi ke dalam
jadwal kegiatan harian.
A. FASE ORIENTASI :
1. Salam Terapeutik :
Selamat siang Pak, perkenalkan nama saya sri herlina, saya biasa dipanggil
sri, saya yang akan merawat bapak selama di sini, nama Bapak siapa?
Suka dipanggil siapa?
2. Evaluasi / Validasi : Bagaimana kabarnya pada siang hari ini? Kalau boleh
saya tahu apa yang terjadi di rumah sehingga bisa sampai kesini atau
alasan bapak dibawa kesini kenapa?
3. Kontrak :
Topik : Bagimana kalau kita berbincang-bincang tentang masalah
kesehatan bapak ?
Waktu : Bagaimana kalau selama 15 menit? Nanti kalau masih kurang bisa
kita tambahkan waktunya lagi.
Tempat : Bagaimana kalau di ruang tengah ?
B. FASE KERJA
1. Apa yang bapak rasakan saat ini?
2. Apa yang dikatakan dalam suara-suara yang bapak dengar?
3. Kapan bapak terakhir mendengar suara-suara itu?
4. Berapa kali sehari/sering suara-suara itu muncul/terdengar?
5. Apa yang bapak lakukan jika suara-suara itu muncul? Bagaimana perasaan
bapak saat mendengar suara-suara itu?
6. Baiklah bapak saya akan mengajari bapak bagaimana caranya untuk
menghardik/mengusir suara-suara itu
7. Tolong bapak nanti kalau masih mendengar suara-suara itu, bapak
usahakan untuk mengahrdik seperti cara yang sudah saya ajarkan tadi.
C. FASE TERMINASI
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
a. Evaluasi klien subyektif : Bagaimana perasaan bapak setelah kita
berbincang-bincang?
b. Evaluasi perawat (obyektif setelah reinforcement) : Tolong bapak
sekarang menceritakan ulang apa yang sudah kita bicarakan tadi?
2. Rencana Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih sesuai dengan hasil
tindakan yang telah dilakukan) : Baiklah, tolong bapak sekali lagi nanti
kalau masih mendengar suara-suara itu, bapak usahakan untuk menghardik
seperti cara yang sudah saya ajarkan tadi. Nanti saya akan memasukkan ke
dalam jadwal harian bapak.
3. Kontrak yang akan datang :
a. Topik : Kita akan berbincang-bincang lagi tentang cara mengontrol
halusinasi yang kedua yaitu dengan cara bercakap-cakap dengan orang
lain?
b. Waktu : Bagaimana kalau besok siang setelah shalat dzuhur ?
c. Tempat : Bagaimana kalau di ruang depan ?
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI
PENDENGARAN
1. Pertemuan : Kedua
2. Kondisi Klien :
S : Komunikasi klien masih belum terarah
O: Klien tampak mulai terbuka tampak berbicara sendiri dan marah marah.
3. Diagnosa Keperawatan : Gangguan persepsi sensori – Halusinasi Pendengaran
4. Tujuan Khusus :
Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang
lain
5. Tindakan Keperawatan :
- Pertahankan hubungan saling percaya dengan klien
- SP II :
1) Evaluasi jadwal kegiatan harian klien
2) Ajarkan cara mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dengan
orang lain
3) Anjurkan klien memasukkan kegiatan bercakap-cakap halusinasi ke
dalam jadwal kegiatan harian.
A. FASE ORIENTASI :
1. Salam Terapeutik : Selamat siang Pak S, masih ingat dengan nama saya?
2. Evaluasi / Validasi : Bagaimana kabarnya pada siang hari ini? Apa yang
pak S rasakan saat ini? Apakah masih mendengar suara-suara? Jam
berapa? Waktu pak S sedang apa? Lantas apa kemarin saat halusinasinya
muncul, pak S sudah berusaha untuk menghardik?
3. Kontrak : (Sesuai kesepakatan pertemuan sebelumnya)
Topik : Sekarang kita akan belajar cara mengontrol halusinasi dengan cara
yang kedua yaitu dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain?
Waktu : Bagaimana kalau selama 15 menit? Nanti kalau masih kurang bisa
kita tambahkan waktunya lagi.
Tempat : Bagaimana kalau di ruang depan saja?
B. FASE KERJA
1. Mengajarkan cara bercakap-cakap dengan orang lain
2. Tolong bapak nanti kalau masih mendengar suara-suara itu, bapak
usahakan untuk bercakap-cakap dengan teman sebelahnya atau
menghardik seperti cara yang sudah saya ajarkan kemarin ya.
C. FASE TERMINASI
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
a. Evaluasi klien subyektif : Bagaimana perasaan bapak setelah kita
berbincang-bincang?
b. Evaluasi perawat (obyektif setelah reinforcement) : Tolong bapak
sekarang menceritakan ulang apa yang sudah kita bicarakan tadi?
2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih sesuai dengan hasil tindakan
yang telah dilakukan) : Baiklah, tolong bapak sekali lagi nanti kalau masih
mendengar suara-suara itu, bapak usahakan untuk bercakap-cakap dengan
orang lain seperti cara yang sudah saya ajarkan tadi. Nanti saya akan
memasukkan ke dalam jadwal harian bapak.
3. Kontrak yang akan datang :
a. Topik : Kita akan berbincang-bincang lagi tentang cara mengontrol
halusinasi dengan cara yang ketiga yaitu dengan melakukan
kegiatan/aktivitas sehari-hari.
b. Waktu : Bagaimana kalau besok setelah sarapan pagi ?
c. Tempat : Bagaimana kalau di ruang tengah aja ?
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI
PENDENGARAN
1. Pertemuan : Ketiga
2. Kondisi Klien :
S : Klien mengatakan ingin pulang
O: Klien baru keluar dar ruang isolasi lagi dan kembali berbicara sendiri
3. Diagnosa Keperawatan : Gangguan persepsi sensori – Halusinasi Pendengaran
4. Tujuan Khusus :
Klien dapat mengontrol halusinasi dengan melakukan aktivitas terjadwal
5. Tindakan Keperawatan :
- Pertahankan hubungan saling percaya dengan klien
- SP III:
1) Evaluasi jadwal kegiatan harian klien
2) Ajarkan cara mengontrol halusinasi dengan melakukan aktivitas
terjadwal
3) Anjurkan klien memasukkan kegiatan/aktivitas sehari-hari untuk
mengontrol halusinasi ke dalam jadwal kegiatan harian.
A. FASE ORIENTASI :
1. Salam Terapeutik : Selamat pagi Pak S, masih ingat dengan nama saya
(tergantung respon klien saat menyapa kita)?
2. Evaluasi / Validasi : Bagaimana kabarnya pada pagi hari ini? Apa yang
pak S rasakan saat ini? Apakah masih mendengar suara-suara? Jam
berapa? Waktu pak S sedang apa? Lantas apa kemarin saat halusinasinya
muncul pak S sudah berusaha untuk mengontrol halusinasi dengan salah
satu cara yang sudah saya ajarkan kemarin?
3. Kontrak : (Sesuai kesepakatan pertemuan sebelumnya)
Topik : Sekarang kita akan belajar cara mengontrol halusinasi dengan cara
yang ketiga yaitu melakukan kegiatan/aktivitas terjadwal ?
Waktu : Bagaimana kalau selama 15 menit? Nanti kalau masih kurang bisa
kita tambahkan waktunya lagi.
Tempat : Bagaimana kalau di ruang depan saja?
B. FASE KERJA
1. Mengajarkan cara mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktivitas
terjadwal.
2. Tolong bapak nanti kalau masih mendengar suara-suara itu, bapak
usahakan untuk melakukan aktivitas seperti mencuci piring, mencuci baju,
menyapu lantai, dll.
C. FASE TERMINASI
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
a. Evaluasi klien subyektif : Bagaimana perasaan bapak setelah kita
berbincang-bincang cara mengontrol halusinasi dengan cara yang ketiga
ini ?
b. Evaluasi perawat (obyektif setelah reinforcement) : Tolong bapak
sekarang menceritakan ulang apa yang sudah kita bicarakan tadi?
2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih sesuai dengan hasil tindakan
yang telah dilakukan) : Baiklah, tolong bapak sekali lagi nanti kalau
masih mendengar suara-suara itu, bapak usahakan untuk melakukan
aktivitas terjadwal seperti cara yang sudah saya ajarkan tadi. Nanti saya
akan memasukkan ke dalam jadwal harian bapak.
3. Kontrak yang akan datang :
a. Topik : Kita akan berbincang-bincang lagi tentang cara benar minum
obat
b. Waktu : Bagaimana kalau besok sesudah sarapan pagi ?
c. Tempat : Bagaimana kalau tetap di ruang depan?
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI
PENDENGARAN
1. Pertemuan : Keempat
2. Kondisi Klien :
S : Klien mengatakan gelisah berkurang
O: Klien tampak melakukan kegiatan menyiapkan makanan, mencuci piring
dan membuang sampah
3. Diagnosa Keperawatan : Gangguan persepsi sensori – Halusinasi Pendengaran
4. Tujuan Khusus :
Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik dan teratur
5. Tindakan Keperawatan :
- Pertahankan hubungan saling percaya dengan klien
- SP IV :
1) Evaluasi jadwal kegiatan harian klien
2) Ajarkan cara mengontrol halusinasi dengan cara patuh obat yaitu
menggunakan obat secara teratur
A. FASE ORIENTASI
1. Salam Terapeutik : Selamat pagi Pak S, masih ingat dengan nama saya
(tergantung respon klien saat menyapa kita)?
2. Evaluasi / Validasi : Bagaimana kabarnya pada pagi hari ini pak? Apa
yang pak S rasakan saat ini? Apakah masih mendengar suara-suara ? Jam
berapa? Waktu pak S sedang apa? Lantas apa kemarin saat halusinasinya
muncul, apa pak S sudah berusaha untuk mengontrol dengan salah satu
cara yang sudah saya ajarkan?
3. Kontrak : (Sesuai kesepakatan pertemuan sebelumnya)
Topik : Sekarang kita akan belajar cara mengontrol halusinasi dengan cara
yang keempat yaitu patuh obat
Waktu : Bagaimana kalau selama 15 menit? Nanti kalau masih kurang bisa
kita tambahkan waktunya lagi.
Tempat : Bagaimana kalau di ruang depan saja?
B. FASE KERJA
1. Mengajarkan cara mengontrol halusinasi dengan cara patuh obat yaitu
menggunakan obat secara teratur
2. Tolong bapak nanti kalau masih mendengar suara-suara itu, bapak
usahakan untuk mengontrol halusinasi dengan cara yang sudah saya
ajarkan kemarin dan rutin meminum obat.
C. FASE TERMINASI
1. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
a. Evaluasi klien subyektif : Bagaimana perasaan bapak setelah kita
berbincang-bincang?
b. Evaluasi perawat (obyektif setelah reinforcement) : Tolong bapak
sekarang menceritakan ulang apa yang sudah kita bicarakan tadi?
2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih sesuai dengan hasil tindakan
yang telah dilakukan) : Baiklah, tolong bapak sekali lagi nanti kalau
masih mendengar suara-suara itu, bapak usahakan untuk mengendalikan
halusinasi seperti cara-cara yang sudah saya ajarkan. Nanti saya akan
memasukkan ke dalam jadwal harian bapak.
3. Kontrak yang akan datang :
a. Topik : Mengevaluasi sejauh mana klien melaksanakan kegiatan-
kegiatan untuk mengontrol halusinasi
b. Waktu : Bagaimana kalau besok sore ?
c. Tempat : Bagaimana kalau tetap di ruang depan?
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA PADA TN. D
DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI HALUSINASI
PENDENGARAN DI PANTI GRAMESIA CIREBON
I. IDENTITAS KLIEN
Inisial : Tn. S (L) Tanggal Pengkajian : 11 Januari 2021
Umur : <60 Tahun No RM : 720
Informan : Tn. S (mantu)
IV. FISIK
Tanda Vital : TD : 90/70 mmHg, N : 73 x/mnt, S: 36,6o C, P: 25x/mnt
Ukuran : BB : 67 kg, TB : 162 cm
Keluhan fisik : Ya Tidak
Jelaskan : Klien mengatakan sakit pada kakinya
V. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
X
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
X : Pasien gangguan jiwa
9
: Meninggal
Jelaskan : Klien merupakan anak ke 3 dari 5 bersaudara
Masalah keperawatan : Tidak ada
2. Konsep diri
a. Gambaran Diri
Klien mengatakan ia adalah petani atau pekerja serabutan pencari
rumput.
b. Identitas diri
Klien mampu menyebutkan nama, jumlah keluarga, dan alamat lengkap
secara jelas
c. Ideal Diri
Klien mengatakan jika sudah keluar dari panti klien ingin meminta
maaf kepada anggota keluarganya.
d. Harga Diri
Klien mengatakan sedih rindu dengan anaknya di rumah
3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti/orang terdekat
Klien mengatakan dekat dengan anak dan istrinya
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat
Klien mengatakan tidak ikut dalam organisasi masyarakat
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Klien mengatakan ketika di rumah klien sering berkomunikasi dengan
tetangga lingkungan sekitar rumahnya
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Klien beragama Islam
b. Kegiatan ibadah/menjalankan keyakinan
Klien mengatakan ketika di panti klien shalat hanya pada saat
berjamaah saja yaitu shalat ashar dan shalat magrib
7. Pemeliharaan kesehatan
Ya Tidak
Perawatan lanjutan √
System pendukung √
Belanja √
Transportasi √
Lain-lain √
Analisa Data
DATA MASALAH
Subjektif : Gangguan persepsi sensori :
• Klien mengatakan khawatir dan halusinasi pendengaran
gelisah ingin bertemu dengan
anaknya
• Klien mengatakan sering
mendengar suara-suara
Obyektif :
• Klien tampak berteriak dan
berbicara sendiri
SP 4
1. Validasi masalah
dan latihan
sebelumnya
2. Jelaskan cara
mengontrol
halusinasi dengan
teratur minum obat
Tahapannya :
- Jelaskan manfaat
penggunaan obat
pada pasien
dengan gangguan
jiwa
- Jelaskan akibat
bila tidak
digunakan sesuai
program
- Menyarankan
pada klien untuk
melakukan
control jika obat
yang diberikan
telah habis
3. Masukan cara
kontrol halusinasi
dengan cara teratur
minum obat dalam
harian klien.
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Individu Pada Stase Keperawatan Jiwa Pada
Program Profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan
Disusun Oleh:
SRI HERLINA
JNR0200081
6. Pertemuan : Pertama
7. Kondisi Klien :
S: Klien mengatakan ingin pulang dan bertemu keluarganya
O: Klien tampak berbicara sendiri dan senyum-senyum sendiri
8. Diagnosa Keperawatan : Gangguan persepsi sensori – Halusinasi Penglihatan
9. Tujuan Keperawatan :
c. Membina hubungan saling percaya dengan klien
d. Mengidentifikasi halusinasi dan mengajarkan cara mengontrol halusinasi dengan
menghardik
10. Tindakan Keperawatan :
- Bina hubungan saling percaya dengan klien
- SP 1 :
9). Identifikasi jenis halusinasi klien
10). Identifikasi isi halusinasi klien
11). Identifikasi waktu halusinasi klien
12). Identifikasi frekuensi halusinasi klien
13). Identifikasi situasi yang menimbulkan halusinasi
14). Identifikasi respon klien terhadap halusinasi
15). Ajarkan klien cara menghardik halusinasi
16). Anjurkan klien memasukkan kegiatan menghardik halusinasi ke dalam jadwal
kegiatan harian.
D. FASE ORIENTASI :
4. Salam Terapeutik :
Selamat siang Pak, perkenalkan nama saya sri herlina, saya biasa dipanggil sri, saya yang
akan merawat bapak selama di sini, nama Bapak siapa? Suka dipanggil siapa?
5. Evaluasi / Validasi : Bagaimana kabarnya pada siang hari ini? Kalau boleh saya tahu apa
yang terjadi di rumah sehingga bisa sampai kesini atau alasan bapak dibawa kesini
kenapa?
6. Kontrak :
Topik : Bagimana kalau kita berbincang-bincang tentang masalah kesehatan bapak ?
Waktu : Bagaimana kalau selama 15 menit? Nanti kalau masih kurang bisa kita
tambahkan waktunya lagi.
Tempat : Bagaimana kalau di ruang tengah ?
E. FASE KERJA
8. Apa yang bapak rasakan saat ini?
9. Apa yang dikatakan dalam suara-suara yang bapak dengar?
10. Kapan bapak terakhir mendengar suara-suara itu?
11. Berapa kali sehari/sering suara-suara itu muncul/terdengar?
12. Apa yang bapak lakukan jika suara-suara itu muncul? Bagaimana perasaan bapak
saat mendengar suara-suara itu?
13. Baiklah bapak saya akan mengajari bapak bagaimana caranya untuk
menghardik/mengusir suara-suara itu
14. Tolong bapak nanti kalau masih mendengar suara-suara itu, bapak usahakan
untuk mengahrdik seperti cara yang sudah saya ajarkan tadi.
F. FASE TERMINASI
4. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
c. Evaluasi klien subyektif : Bagaimana perasaan bapak setelah kita berbincang-
bincang?
d. Evaluasi perawat (obyektif setelah reinforcement) : Tolong bapak sekarang
menceritakan ulang apa yang sudah kita bicarakan tadi?
5. Rencana Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih sesuai dengan hasil tindakan yang
telah dilakukan) : Baiklah, tolong bapak sekali lagi nanti kalau masih mendengar suara-
suara itu, bapak usahakan untuk menghardik seperti cara yang sudah saya ajarkan tadi.
Nanti saya akan memasukkan ke dalam jadwal harian bapak.
6. Kontrak yang akan datang :
d. Topik : Kita akan berbincang-bincang lagi tentang cara mengontrol halusinasi yang
kedua yaitu dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain?
e. Waktu : Bagaimana kalau besok siang setelah shalat dzuhur ?
f. Tempat : Bagaimana kalau di ruang depan ?
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENGLIHATAN
1. Pertemuan : Kedua
2. Kondisi Klien :
S : Klien mengatakan masih merasa gelisah
O: Klien tampak mulai terbuka dan masih tampak berbicara sendiri dan senyum senyum sendiri.
3. Diagnosa Keperawatan : Gangguan persepsi sensori – Halusinasi Penglihatan
4. Tujuan Khusus :
Klien dapat mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain
5. Tindakan Keperawatan :
- Pertahankan hubungan saling percaya dengan klien
- SP II :
4) Evaluasi jadwal kegiatan harian klien
5) Ajarkan cara mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dengan orang lain
6) Anjurkan klien memasukkan kegiatan bercakap-cakap halusinasi ke dalam jadwal
kegiatan harian.
D. FASE ORIENTASI :
4. Salam Terapeutik : Selamat siang Pak H, masih ingat dengan nama saya?
5. Evaluasi / Validasi : Bagaimana kabarnya pada siang hari ini? Apa yang pak H rasakan
saat ini? Apakah masih mendengar suara-suara? Jam berapa? Waktu pak H sedang apa?
Lantas apa kemarin saat halusinasinya muncul, pak H sudah berusaha untuk menghardik?
6. Kontrak : (Sesuai kesepakatan pertemuan sebelumnya)
Topik : Sekarang kita akan belajar cara mengontrol halusinasi dengan cara yang kedua
yaitu dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain?
Waktu : Bagaimana kalau selama 15 menit? Nanti kalau masih kurang bisa kita
tambahkan waktunya lagi.
Tempat : Bagaimana kalau di ruang depan saja?
E. FASE KERJA
3. Mengajarkan cara bercakap-cakap dengan orang lain
4. Tolong bapak nanti kalau masih mendengar suara-suara itu, bapak usahakan untuk
bercakap-cakap dengan teman sebelahnya atau menghardik seperti cara yang sudah saya
ajarkan kemarin ya.
F. FASE TERMINASI
4. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
c. Evaluasi klien subyektif : Bagaimana perasaan bapak setelah kita berbincang-bincang?
d. Evaluasi perawat (obyektif setelah reinforcement) : Tolong bapak sekarang
menceritakan ulang apa yang sudah kita bicarakan tadi?
5. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih sesuai dengan hasil tindakan yang telah
dilakukan) : Baiklah, tolong bapak sekali lagi nanti kalau masih mendengar suara-suara
itu, bapak usahakan untuk bercakap-cakap dengan orang lain seperti cara yang sudah saya
ajarkan tadi. Nanti saya akan memasukkan ke dalam jadwal harian bapak.
6. Kontrak yang akan datang :
d. Topik : Kita akan berbincang-bincang lagi tentang cara mengontrol halusinasi dengan
cara yang ketiga yaitu dengan melakukan kegiatan/aktivitas sehari-hari.
e. Waktu : Bagaimana kalau besok setelah sarapan pagi ?
f. Tempat : Bagaimana kalau di ruang tengah aja ?
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENGLIHATAN
1. Pertemuan : Ketiga
2. Kondisi Klien :
S : Klien mengatakan ingin pulang
O: Klien masih tampak senyum-senyum sendiri dan berbicara sendiri
3. Diagnosa Keperawatan : Gangguan persepsi sensori – Halusinasi Penglihatan
4. Tujuan Khusus :
Klien dapat mengontrol halusinasi dengan melakukan aktivitas terjadwal
5. Tindakan Keperawatan :
- Pertahankan hubungan saling percaya dengan klien
- SP III:
4) Evaluasi jadwal kegiatan harian klien
5) Ajarkan cara mengontrol halusinasi dengan melakukan aktivitas terjadwal
6) Anjurkan klien memasukkan kegiatan/aktivitas sehari-hari untuk mengontrol halusinasi
ke dalam jadwal kegiatan harian.
D. FASE ORIENTASI :
4. Salam Terapeutik : Selamat pagi Pak H, masih ingat dengan nama saya (tergantung
respon klien saat menyapa kita)?
5. Evaluasi / Validasi : Bagaimana kabarnya pada pagi hari ini? Apa yang pak H rasakan
saat ini? Apakah masih mendengar suara-suara? Jam berapa? Waktu pak H sedang apa?
Lantas apa kemarin saat halusinasinya muncul pak H sudah berusaha untuk mengontrol
halusinasi dengan salah satu cara yang sudah saya ajarkan kemarin?
6. Kontrak : (Sesuai kesepakatan pertemuan sebelumnya)
Topik : Sekarang kita akan belajar cara mengontrol halusinasi dengan cara yang ketiga
yaitu melakukan kegiatan/aktivitas terjadwal ?
Waktu : Bagaimana kalau selama 15 menit? Nanti kalau masih kurang bisa kita
tambahkan waktunya lagi.
Tempat : Bagaimana kalau di ruang depan saja?
E. FASE KERJA
3. Mengajarkan cara mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktivitas terjadwal.
4. Tolong bapak nanti kalau masih mendengar suara-suara itu, bapak usahakan untuk
melakukan aktivitas seperti mencuci piring, mencuci baju, menyapu lantai, dll.
F. FASE TERMINASI
4. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
a. Evaluasi klien subyektif : Bagaimana perasaan bapak setelah kita berbincang-bincang
cara mengontrol halusinasi dengan cara yang ketiga ini ?
b. Evaluasi perawat (obyektif setelah reinforcement) : Tolong bapak sekarang
menceritakan ulang apa yang sudah kita bicarakan tadi?
5. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih sesuai dengan hasil tindakan yang telah
dilakukan) : Baiklah, tolong bapak sekali lagi nanti kalau masih mendengar suara-suara
itu, bapak usahakan untuk melakukan aktivitas terjadwal seperti cara yang sudah saya
ajarkan tadi. Nanti saya akan memasukkan ke dalam jadwal harian bapak.
6. Kontrak yang akan datang :
a. Topik : Kita akan berbincang-bincang lagi tentang cara benar minum obat
b. Waktu : Bagaimana kalau besok sesudah sarapan pagi ?
c. Tempat : Bagaimana kalau tetap di ruang depan?
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
KLIEN DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI PENGLIHATAN
1. Pertemuan : Keempat
2. Kondisi Klien :
S : Klien mengatakan gelisah berkurang
O: Klien tampak melakukan kegiatan menyiapkan makanan, mencuci piring dan membuang
sampah
3. Diagnosa Keperawatan : Gangguan persepsi sensori – Halusinasi Penglihatan
4. Tujuan Khusus :
Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik dan teratur
5. Tindakan Keperawatan :
- Pertahankan hubungan saling percaya dengan klien
- SP IV :
3) Evaluasi jadwal kegiatan harian klien
4) Ajarkan cara mengontrol halusinasi dengan cara patuh obat yaitu menggunakan obat
secara teratur
D. FASE ORIENTASI
4. Salam Terapeutik : Selamat pagi Pak H, masih ingat dengan nama saya (tergantung
respon klien saat menyapa kita)?
5. Evaluasi / Validasi : Bagaimana kabarnya pada pagi hari ini pak? Apa yang pak H
rasakan saat ini? Apakah masih mendengar suara-suara ? Jam berapa? Waktu pak H
sedang apa? Lantas apa kemarin saat halusinasinya muncul, apa pak H sudah berusaha
untuk mengontrol dengan salah satu cara yang sudah saya ajarkan?
6. Kontrak : (Sesuai kesepakatan pertemuan sebelumnya)
Topik : Sekarang kita akan belajar cara mengontrol halusinasi dengan cara yang keempat
yaitu patuh obat
Waktu : Bagaimana kalau selama 15 menit? Nanti kalau masih kurang bisa kita
tambahkan waktunya lagi.
Tempat : Bagaimana kalau di ruang depan saja?
E. FASE KERJA
3. Mengajarkan cara mengontrol halusinasi dengan cara patuh obat yaitu menggunakan obat
secara teratur
4. Tolong bapak nanti kalau masih mendengar suara-suara itu, bapak usahakan untuk
mengontrol halusinasi dengan cara yang sudah saya ajarkan kemarin dan rutin meminum
obat.
F. FASE TERMINASI
4. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
a. Evaluasi klien subyektif : Bagaimana perasaan bapak setelah kita berbincang-
bincang?
b. Evaluasi perawat (obyektif setelah reinforcement) : Tolong bapak sekarang
menceritakan ulang apa yang sudah kita bicarakan tadi?
5. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih sesuai dengan hasil tindakan yang telah
dilakukan) : Baiklah, tolong bapak sekali lagi nanti kalau masih mendengar suara-suara
itu, bapak usahakan untuk mengendalikan halusinasi seperti cara-cara yang sudah saya
ajarkan. Nanti saya akan memasukkan ke dalam jadwal harian bapak.
6. Kontrak yang akan datang :
a. Topik : Mengevaluasi sejauh mana klien melaksanakan kegiatan-kegiatan untuk
mengontrol halusinasi
b. Waktu : Bagaimana kalau besok sore ?
c. Tempat : Bagaimana kalau tetap di ruang depan?
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA PADA TN. D DENGAN
GANGGUAN PERSEPSI SENSORI HALUSINASI PENGLIHATAN DI PANTI
GRAMESIA CIREBON
XIX. FISIK
Tanda Vital : TD : 120/80 mmHg, N : 85 x/mnt, S: 36,2o C, P: 18x/mnt
Ukuran : BB : 73 kg, TB : 172 cm
Keluhan fisik : Ya Tidak
Jelaskan : tidak ada
XX. PSIKOSOSIAL
15.Genogram
X
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
X : Gangguan jiwa
9
: Meninggal
Jelaskan : Klien merupakan anak ke 2 dari 4 bersaudara
Masalah keperawatan : Tidak ada
16.Konsep diri
e. Gambaran Diri
Klien mengatakan ia menyukai bagian mata pada tubuhnya.
f. Identitas diri
Klien mampu menyebutkan nama, jumlah keluarga, dan alamat lengkap secara jelas
g. Ideal Diri
Klien mengatakan jika sudah keluar dari panti klien ingin meminta maaf kepada
anggota keluarganya.
h. Harga Diri
Klien mengatakan sedih rindu dengan keluarganya di rumah
17.Hubungan sosial
d. Orang yang berarti/orang terdekat
Klien mengatakan dekat dengan ibunya
e. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat
Klien mengatakan tidak ikut dalam organisasi masyarakat
f. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Klien mengatakan ketika di rumah klien sering berkomunikasi dengan tetangga
lingkungan sekitar rumahnya
18. Spiritual
c. Nilai dan keyakinan
Klien beragama Islam
d. Kegiatan ibadah/menjalankan keyakinan
Klien mengatakan ketika di panti klien shalat hanya pada saat berjamaah saja yaitu
shalat ashar dan shalat magrib
XXI. STATUS MENTAL
1. Penampilan
Tidak rapi dan tidak bersih
Penggunaan pakaian tidak sesuai
Cara berpakaian tidak seperti biasa
Rapih
Jelaskan : klien berpenampilan rapih
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
2. Pembicaraan
Cepat Inkoheren
Keras Lambat
Gagap Membisu
Jelaskan : Saat dilakukan komunikasi respon klien lambat
3. Aktivitas motorik
Lesu Gelisah
Tik Tremor
Tegang Agitasi
Grimasem Kompulsif
Jelaskan : klien terlihat gelisah dan kurang ekspresif terhadap stimulus lingkungan
sekitar.
4. Alam perasaan
Sedih Putus asa
Ketakutan Gembira berlebihan
Khawatir
Jelaskan : Klien mengatakan sedih serta khawatir kepada anak dan istrinya, klien ingin
segera pulang
19. Afek
Datar Labil
Tumpul Tidak sesuai
Jelaskan : Klien tampak menyendiri dan bereaksi bila ada stimulus yang menyengkan
20. Interaksi selama wawancara
Bermusuhan Kontak mata (-)
Kurang kooperatif Defensif
Mudah tersinggung Curiga
Jelaskan : tidak ada
21. Persepsi
Halusinasi
Pendengaran Penghidu
Pengecapan Perabaan
Penglihatan
Jelaskan : Klien tampak berbicara sendiri
Masalah keperawatan : Gangguan Persepsi Sensori Halusinasi
22. Proses pikir
Sirkumtansial Tangensial
Flight of ideas Blocking
Pengulangan pembicaraan Kehilangan asosiasi
Jelaskan : Ketika di ajak berbicara respon klien berbelit-belit tetapi sampai pada tujuan
dan pertanyaan bisa terjawab oleh klien
Masalah keperawatan : halusinasi
23. Isi pikir
Obsesi Ide yang terkait
Depersonalisasi Hipokondria
Fobia Pikiran magis
Jelaskan : Klien merasa bahwa ia pernah diperkosa dan memiliki seribu anak
Masalah keperawatan : halusinasi
Waham
Agama Sisip Pikir
Nihilistik Kebesaran
Somatik Siar Pikir
Curiga Kontrol Pikir
Jelaskan : Tidak ada
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah keperawatan
24. Tingkat kesadaran
Bingung Sedasi Stupor
Jelaskan : Klien tampak bingung
25. Memori
Gangguan daya ingat jangka panjang
Gangguan daya ingat jangka pendek
Gangguan daya ingat saat ini
Konfabulasi
Jelaskan : klien terlihat tidak bisa menjelaskan secara detail penyebab masuk panti.
26. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Mudah beralih
Tidak mampu berkonsentrasi
Tidak mampu berhitung sederhana
Jelaskan : tidak ada
27. Kemampuan penilain
Gangguan ringan Gangguan bermakna
Jelaskan : tidak ada masalah
Masalah keperawatan : tidak ada
28. Daya tilik diri
Mengingkari penyakit yang diderita
Menyalahkan hal-hal di luar dirinya
Jelaskan : tidak ada
7. Pemeliharaan kesehatan
Ya Tidak
Perawatan lanjutan √
System pendukung √
Belanja √
Transportasi √
Lain-lain √
Cara
No Nama Obat Dosis Waktu Indikasi
Pemberian
1. haloperidol 2mg Oral (2x1) haloperidol sebagai terapi
08.00 psikosis seperti pada
17.30 skizofrenia namun juga
dapat digunakan pada
kasus-kasus penyakit
lainnya. Haloperidol dapat
digunakan pada kasus
psikosis, mual dan muntah,
tics berat, sindroma
Tourette, tambahan pada
gangguan ansietas dan
tingkah laku berat,
kebingungan, dan cegukan
terus menerus.
2. Hexymer 2 mg Oral (2x1) Digunakan untuk
08.00 meningkatkan kendali otot
17.30 dan mengurangi
kekakuan. Saat gejala
berkurang, obat ini akan
membuat gerakan tubuh
menjadi lebih normal.
3 B Complex 50 mg Oral (2x1) Digunakan untuk proses
08.00 metabolisme, menggunakan
17.30 energy dari makanan, serta
memproduksi sel darah
merah. Selain itu, vitamin B
juga dibutuhkan untuk
menjaga sistem saraf pusat,
meningkatkan kesehatan
kulit dan saraf, serta
memproduksi DNA dan
membantu pertumbuhan
tubuh.
SP 4
3. Validasi masalah
dan latihan
sebelumnya
4. Jelaskan cara
mengontrol
halusinasi dengan
teratur minum obat
Tahapannya :
- Jelaskan manfaat
penggunaan obat
pada pasien
dengan gangguan
jiwa
- Jelaskan akibat
bila tidak
digunakan sesuai
program
- Menyarankan
pada klien untuk
melakukan
control jika obat
yang diberikan
telah habis
3. Masukan cara
kontrol halusinasi
dengan cara teratur
minum obat dalam
harian klien.
XXX. CATATAN PERKEMBANGAN
Dx.
Tanggal Implementasi Evaluasi
Kep
20-01- 1. SP 1 S: Klien mengatakan ia mempunyai seribu
2021 - Membina hubungan saling percaya anak
(Rabu, - Melatih mengontrol halusinasi O: Klien tampak masih berbicara sendiri
15.00 dengan cara menghardik A: Gangguan persepsi sensori: halusinasi
WIB) Tahapan tindakannya meliputi : penglihatan
- Jelaskan cara menghardik P: - Bina hubungan saling percaya
halusinasi - Latih mengontrol halusinasi dengan cara
- Peragakan cara menghardik menghardik
- Minta klien memperagakan ulang I: - Membina hubungan saling percaya
- Pantau penerapan cara ini, beri - Melatih mengontrol halusinasi dengan
penguatan perilaku klien cara menghardik
E: Masalah belum teratasi
R: Ulangi SP 1
21-01- 1. SP 1 S : Klien mengatakan gelisah berkurang.
2021 - Membina hubungan saling percaya O: Klien tampak mulai terbuka masih
(Kamis, - Melatih mengontrol halusinasi berbicara sendiri
jam 11.00 dengan cara menghardik A: Gangguan persepsi sensori: halusinasi
WIB) Tahapan tindakannya meliputi : penglihatan
- Jelaskan cara menghardik P: - Bina hubungan saling percaya
halusinasi - Latih mengontrol halusinasi dengan cara
- Peragakan cara menghardik menghardik
- Minta klien memperagakan ulang I: - Membina hubungan saling percaya
- Pantau penerapan cara ini, beri - Melatih mengontrol halusinasi dengan
penguatan perilaku klien cara menghardik
E: Masalah teratasi sebagian
R: Lanjut ke SP 2