Disusun oleh :
Lustiani
JNR0200064
2020-2021
A. Definisi
Demam typoid (enteric fever) ialah penyakit infeksi akut yang biasanya
mengenai saluran pencernaan dengan gejala deman yang lebih dari satu
2015). Typus adalah penyakit infeksi akut yang biasanya terdapat pada
saluran cerna dengan gejala demam lebih dari satu minggu dan terdapat
Demam tipoid (entric fever) adalah penyakit infeksi akut yang biasanya
mengenai saluran cerna, dengan gejala demam kurang lebih dari 1 minggu,
termasuk infeksi sistemik dengan gejala yang khas yaitu demam. Adapun
demam yang dialami oleh pasien yang menderita penyakit ini umumnya
memiliki pola khusus dengan suhu yang meningkat (sangat tinggi) naik-
turun. Hal ini terjadi pada sore dan malam hari sedangkan di pagi hari hampir
tidak terjadi demam. Hal inilah yang biasanya tidak disadari oleh penderita
(2011).
1. Mulut
2. Lidah
3. Gigi
memiliki tiga bagian yaitu mahkota yang terlihat di atas gusi, leher
yang ditutupi oleh gusi dan akar yang ditahan oleh soket tulang.
4. Esofagus/kerongkongan
vertebralis(Sodikin, 2011).
5. Lambung
(Budiyono, 2011).
6. Usus kecil
jumlah yang bisa dicerna oleh usus halus. Jika penuh, duodenum
7. Pankreas
2011).
9. Usus Besar
b. Transversum
ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu
pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk
Orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa menahan keinginan ini,
tetapi bayi dan anak yang lebih muda mengalami kekurangan dalam
(Budiyono, 2011).
C. Etiologi
negative, bergerak dengan rambut getar, tidak berspora. Kuman tumbuh pada
gejala klinis yang timbul sangat bervariasi dari ringan sampai dengan berat,
hingga kematian.
Pada minggu pertama gejala klinis penyakit ini ditemukan keluhan dan
gejala serupa dengan penyakit infeksi akut lain yaitu demam, nyeri kepala,
pusing, nyeri otot, anoreksia, mual, muntah, obstipasi atau diare, perasaan
tidak enak diperut, batuk dan epistaksis. Pada pemeriksaan fisik hanya
– lahan terutama pada sore hari hingga malam hari. (Perhimpunan Dokter
Masa tunas 7-14 hari, selama inkubasi ditemukan gejala prodromal ( gejala
2. Nyeri kepala
3. Pusing
4. Diare
5. Anoreksia
6. Batuk
7. Nyeri otot
Minggu kedua : demam terus. Minggu ketiga : demam mulai turun secara
ditutupi selaput kecoklatan kotor, ujung dan tepi kemerahan, jarang disertai
tremor, hati dan limpa membesar yang nyeri pada perabaan, gangguan pada
E. Komplikasi
Komplikasi Intestinal
1. Perdarahan usus
2. Perforasi usus
akan lebih nyeri lagi jika ditekan, terlihat tegang (kembung), nadi kecil
F. Fatofiologi
terhadap asam lambung dan masuk ke dalam tubuh melalui mukosa usus
melalui barier usus yang melibatkan mekanisme membrane ruffl ing, actin
pada tahap ini dan biasanya tidak didapatkan gejala dan kultur darah biasanya
masih memberikan hasil yang negatif. Periode inkubasi ini terjadi selama 7-
14 hari.
Bakteri dalam pembuluh darah ini akan menyebar ke seluruh tubuh dan
limpa, dan sumsum tulang. Kuman juga dapat melakukan replikasi dalam
menimbulkan gejala klinis seperti demam, sakit kepala, dan nyeri abdomen.
(CDK, 2012).
G. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan Leukosit
3. Biakan Darah
hasil satu laboratorium biasa berbeda dari waktu ke waktu. Hal ini
disebabkan oleh perbedaan teknik dan media biakan yang digunakan,
karena jumlah kuman yang berada dalam darah hanya sedikit, yaitu
Pada anak – anak 2 – 5 ml. Bila darah yang dibiak terlalu sedikit hasil
4. Uji Widal
serum pasien demam typoid pada orang yang pernah ketularan salmonella
tubuh kuman).
kuman).
kuman)
aktif, titer uji widal akan meningkat pada pemeriksaan ulang yang
(+). - Titer 1/160 : masih dilihat dulu dalam 1 minggu kedepan, apakah
H. Penatalaksanaan medis
1. Pemberian antibiotic
Terapi ini dimaksudkan untuk membunuh kuman penyebab demam tifoid.
selama 3 hari).
b. Agar tidak memperberat kerja usus, pada tahap awal penderita diberi
makanan yang lebih padat dan akhirnya nasi biasa, sesuai dengan
(Widoyono, 2011).
I. Konsep Asuhan keperawatan
a. Pengkajian
selama hamil)
hematom
sakit batuk yang lama dan benjolan bisul pada leher serta tempat
7) Alergi
8) Daya tahan yang menurun.
9) Imunisasi/Vaksinasi : BCG
sosialisasi anak
b) Kondisi rumah
c) Merasa dikucilkan
b. Diagnosa Keperawatan
c. Perencanaan
SDKI
1. Hipertermia SLKI : SIKI
Termoregulasi Manajemen
1. Dehidrasi I.15506
2. Terpapar Setelah
lingkungan dilakukan
panas intervensi Observasi
membaik berlebih)
membaik pendinginan
glukosa Selimut
membaik 7. Hindari
20.Tekanan pemberian
membaik aspirin
8. Berikan
oksigen, jika
perlu
Edukasi
1. Anjurkan tirah
baring
Kolaborasi
1. Kolaborasi
pemberian
cairan dan
elektrolit
intravena, jika
perlu
2. Penyebab SLKI: SIKI:
2. Hipersekresi
4. Mengi, 6. Lakukan
5. Meconium di penghisapan
sumbatan benda
Subjektif : 8. Berikan
3. Ortopnea Edukasi
1. Anjurkan
berubah Kolaborasi
berubah pemberian
bronkodilator,
ekspektoran,
mukolitik jika
perlu
Penyebab SLKI SIKI
makanan
membaik 3. Identifikasi
Subjektif : abdomen
1. Cepat meningkat Terapeutik :
protein
Edukasi :
1. Anjurkan
posisi duduk
jika mampu
2. Anjurkan diet
yang
diprogramkan
Kolaborasi :
1. Kolaborasi
pemberian
medikasi
sebelum makan
( mis. Pereda
nyeri,
antiemetic ),
jika perlu
2. kolaborasi
dengan ahli
gizi untuk
menentukan
jumlah kalori
dan jenis
nutrien yang
dibutuhkan,
jika perlu
4. Risiko SLKI : SIKI
L.03020
6. Dehidrasi pemeriksaan
sabit 2. Berikan
asupan cairan,
sesuai
kebutuhan
3. Berikan cairan
intravena, jika
perlu
Kolaborasi
1. Kolaborasi
pemberian
diuretic, jika
perlu
d. Implementasi
e. Evaluasi
masalah selanjutnya.
J. Pathway
Peradangan
Peningkatan suhu
tubuh
Hipertermia
Peningkatan Meningkatnya
metabolik PH berkurang
evaporasi
tubuh
Intake makanan
Intoleransi berkurang
aktivitas
Deficit nutrisi
K. Daftra Pustaka
Adriana, D. 2013. Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain Pada Anak.
Media Aesculapius.
Aru W, Sudoyo. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid II, edisi
juni 2019)
Indonesia).Jakarta
Tamsuri. Anas. (2006). Tanda – tanda Vital Suhu Tubuh. Jakarta: EGC.