PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahu apa definisi luka bakar
2. Untuk mengetahui apa saja etiologi terjadinya luka bakar
3. Untuk mengetahui bagaimana tanda dan gejala serta kedalam terjadinya luka
bakar
4. Untuk mengetahui bagaimana penanganan yang harus dilakukan pada luka
bakar
5. Untuk mengetahui bagaimana asuhan keperawatan yang harus diberikan
pada penderita luka bakar
1.4. Manfaat
1.4.1. Bagi penyusun
Meningkatkan kemampuan dalam pembuatan makalah dengan menggunakan
sumber-sumber yang tersedia.
1.4.2. Bagi pembaca
Sebagai sarana pembelajaran dan menambah wawasan khususnya tentang
konsep luka bakar yang terjadi pada lansia dan bagaimana asuhan
keperawatan yang harus diberikan.
1.4.3. Bagi institusi pendidik prodi keperawatan
Dapat menambah wawasan bagi mahasiswa dan sebagai bahan referensi bagi
mahasiswa.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Luka bakar
Obstruksi jalan nafas HB tidak mampu mengikat O2 Ekstravasasi cairan (H2O2, Gangguan sirkulasi
Elektrolit)
Diagnosa : Nyeri akut b.d saraf yang terbuka, kesembuhan luka dan penanganan
luka bakar
NOC
Pain level (tingkat nyeri)
Pain control (rasa sakit)
Comfort level (tingkat kenyamanan)
Kriteria hasil :
Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu meggunakan teknik
non faramakologi untuk mengurani nyer, mencari bantuan)
Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri
Mampu menegnali nyeri (skala, insensitas, frekuensi dan tand nyeri)
Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
NIC
Pain Management (Manajemen Nyeri)
1. Mampu menegnali nyeri (skala, insensitas, frekuensi dan tand nyeri)
2. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi , frekuensi, kualitas dan faktor prespitasi
3. Observasi reaksi nnonvernal dari ketikdanyamanan
4. Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri
pasien
5. Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
6. Evluasi pengalaman nyeri masa lampau
7. Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain tentang ketidakefektifan
kontrol nyeri masa lampau
8. Bantu pasien dan jeluarga untuk mencari dan menemukan dukungan
9. Kontrol lingkungan yang dapat mempengatuhi nyeri
10. Pilih dan lakukan pengangan nyeri
11. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
12. Ajarakan teknik non farmakologi
13. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
14. Tingkatkan istirahat
15. Kolaborasi dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil
16. Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri
Diagnosa : Resiko infeksi b.d hilangnya barier kulit dan terganggunya respon
imun
NOC
Status Imun
Penegtahuan : Pengendalian Infeksi
Pengendalian Resiko
Kriteria Hasil :
Klien bebas dari tanda dan gejala ifeksi
Mendeskripsikan proses penularan penyakit, faktor yang mempengaruhi
serta penatalaksanaannya.
Menunjukkan kemampuan untuk mencegah infeksi atau timbulnya infeksi.
Jumlah leukosit dalam batas normal
Menunjukkan perilaku hidup sehat
NIC
Infection Control (Kontrol Infeksi)
1. Pertahankan teknik isolasi
2. Gunakan sabun antimirobia untuk cuci tangan
3. Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan keperawatan
4. Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung
5. Pertahnakan lingkungan aseptik selama pemasangan alat
6. Ganti letak IV perifer dan line sentral dan dressing sesuai dengan pentunjuk
umum
7. Tingkatakan intake nutrisi
Infection protection
1. Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal
2. Pertahankan teknik asepsis pada pasien yang berisiko
3. Pertahankan teknik isolasi K/P
4. Berikan perawatan kulit pada area epidema
5. Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan, panas , drainase
6. Inspeksi kondisi luka atau insisi bedah
7. Dorong masukan nutrisi yang cukup
8. Dorong masukan cairan
9. Dorong istirahat
10. Instruksikan pasien untuk minum antibbiotik sesuai resep
11. Ajarkan pasien dan keluarga tand adan gejala infeksi
12. Ajarkan cara menghindari infeksi
13. Laporkan kecurigaan infeksi
14. Laporkan kultur positif
Diagnosa : Ansietas b.d perubahan pada status kesehatan dan pola interaksi
NOC
Anxiety self-control
Anxiety level
Coping
Kriteria Hasil :
Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas
Mengidentifikasi, mengungkapkan dan menunjukkan tekhnik untuk
mengontrol cemas
Vital sign dalam batas normal
Postur tubuh, ekspirasi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas
menunjukkan berkurangnya kecemasan.
NIC
1. Gunakan pendekatan yang menenangkan
2. Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur
3. Dengarkan dengan penuh perhatian
4. Identifikasi tingkat kecemasan
5. Intruksikan pasien menggunakan tekhnik relaksasi.
3.5. Evaluasi
Akhir dari proses keperawatan adalah ketentuan hasil yang diharapkan
terhadap perilaku dan sejauh mana masalah klien dapat teratasi. Disamping itu
perawat juga melakukan umpan balik atau pengkajian ulang jika tujuan
ditetapkan belum berhasil/ teratasi.
BAB 4
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Luka bakar merupakan suatu bentuk kerusakan pada kulit atau jaringan
organik lain yang utamanya disebabkan oleh panas atau trauma akut. Kegagalan
organ dan sepsis adalah penyebab kematian yang sering dilaporkan. penyebab
kematian pada fase akut (48 jam pertama) ialah syok luka bakar dan inhalation
injury.
Luka bakar dapat menimbulkan efek lokal dan sistemik. Efek lokal dari
luka bakar adalah kemerahan, bengkak, nyeri dan perubahan sensasi rasa.
Penyebab utama terjadinya efek lokal adalah nekrosis epidermis dan jaringan.
Derajat keparahan efek lokal ini dipengaruhi oleh suhu yang mengenai kulit.
Efek sistemik ditimbulkan oleh pelepasan sitokin dan mediator inflamasi yang
lain saat luas luka bakar telah mencapai 30% dari TBSA (Total Body Surface
Area). Luka bakar yang luasnya lebih besar dari sepertiga TBSA menimbulkan
kerusakan berat pada fungsi kardiovaskular yang disebut dengan syok. Ketika
terjadi luka bakar, salah satu terapi pertolongan awal yang diberikan adalah
resusitasi cairan. Pemberian resusitasi cairan ialah pada 24 hingga 48 jam
pertama periode hipovolemia. Resusitasi cairan bertujuan untuk
mempertahankan perfusi organ secara menyeluruh dan menghadapi inflamasi
sistemik yang masif serta hipovolemia cairan intravaskular dan ekstravaskular.
4.2. Saran
Diharapkan dalam penanganan kasus luka bakar dapat optimal dengan
adanya acuan dari laporan ini, sehingga penyembuhan luka bakar dapat sesuai
dengan jangka waktu ideal nya proses penyembuhan luka dan dengan demikian
dapat meminimilkan resiko terjadi komplikasi pada luka bakar tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Balqis, U., Frengky., Azzahrawani, N., Hamdani., Aliza, D., & Armansyah, T.
(2016). Efikasi Mentimun (Cucumis sativus L.) terhadap Percepatan
Penyembuhan Luka Bakar (Vulnus combustion) Derajat II B pada Tikus Putih
(Rattus norvegicus). Jurnal Medika Veterinaria¸ 10(2).
Brusselaers, N., Monstrey, S., Vogelaers, D., Hoste, E., & Blot, S. (2010). Severe
Burn Injury in Europe: A Systematic Review of the Incidence, Etiology,
Morbidity, and Mortality. Critical Care, 14(5). BioMed Central Ltd.
Fitri, N. (2015). Penggunaan Krim Ekstrak Batang dan Daun Suruhan (Peperomia
pellucida L. H. B. K) dalam Proses Penyembuhan Luka Bakar pada Tikus
Putih (Rattus norvegicus). Jurnal Biopendix, 1(2).
Gauglitz, G.G., & Jeschke, M.G. (2012). Pathophysiology of burn injury. Handbook
of Burns Volume 1 Acute Burn Care. Springer Wien New York.
Mescher AL. (2016). Sistem Integumen. Dalam : Teks dan Atlas Histologi Dasar
Junquiera.
Moenadjat, Y. (2009). Luka Bakar Masalah dan Tata Laksana. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI.
Sentat, T., & Permatasari, R. (2015). Uji Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Alpukat
(Persea Americana Mill.) terhadap Penyembuhan Luka Bakar pada Punggung
Mencit Putih Jantan (Mus nusculus). Jurnal Ilmiah Manuntung, 1(2).
Singer A. J., Taira., B.R., & Lee CC. (2014). Thermal Burns. Dalam : Rosen’s
Emergency Medicine-Concepts and Clinical Practice. Elsevier Inc.
Tricklebank, S. (2008). Modern Trends in Fluid Therapy for Burns. Elsevier Ltd.
Burns 35 (2009).
Tortora GJ., & Derrickson B. (2012). The Intugumentary System. Dalam : Principles
of Anatomy and Physiology. United States of America : John Wiley & Sons.
Venus, M., Waterman, J., & McNab, I. (2011). Basic Physiology of The Skin.
Elsevier Ltd.
Yapa, K.S., & Enoch, S. (2009). Management of Burns in the Community. Wounds
UK, 5(2).
Yasti, A.Ç., Şenel, E., Saydam, M., Özok, Gi., Çoruh, A., & Yorgancı, K. (2015).
Guideline and Treatment Algorithm for Burn Injuries.