PENDAHULUAN
Cedera yang terjadi dari kontak langsung ataupun paparan terhadap sumber
panas, kimia, listrik, atau radiasi disebut sebagai luka bakar. Cedera luka bakar terjadi
ketika energy dari sumber panas dipindahkan ke jaringan tubuh.
Perawatan luka bakar telah meningkat dalam beberapa decade terakhir,
menyebabkan tingkat mortalitas korban cedera luka bakar yang lebih rendah. Pusat-
pusat luka bakar yang khusus telah didirikan dan di dalamnya anggota tim luka bakar
multidisiplin bekerja sama untuk melayani klien dengan luka bakar dan keluarganya.
Kemajuan dalam perawatan prarumah sakit dan rawat inap telah menyumbang
banyak terhadap ketahanan hidup.
Pada korban luka bakar usia kurang dari empat tahun dan korban yang berusia
lebih dari 60 tahun terdapat insidensi komplikasi yang lebih tinggi dan dengan
demikian angka mortalitas juga lebih tinggi. Penanganan luka bakar yang agresif dan
segera akan memperbesar peluang pasien untuk bertahan hidup. Selanjutnya, tindakan
suportif dan teknik steril yang ketat dapat meminimalkan insidensi infeksi. Perawatan
luka bakar yang teliti dan komprehensif dapat memberikan perbadaan antara hidup
dan mati. Kemungkinan untuk bertahan hidup dan sembuh setelah mengalami luka
bakar berat lebih besar jika luas luka bakar kurang dari 20% luas total permukaan
tubuh.
A. Pengertian
Luka bakar merupakan perlukaan pada daerah kulit dan jaringan epitel
lainnya. Luka bakar ialah perlukaan yang disebabkan karena kontak atau
terpapar dengan zat-zat termal, chemical, elektrik atau radiasi yang
menyebabkan Luka bakar . luka bakar ialah truama pada kulit yang
disebabkan oleh panas tinggi.
Luka bakar merupakan cedera yang cukup sering dihadapi para medis.
Jenis yang berat memperlihatkan morbiditas dan derajat cacat yang relatif
tinggi dibanding dengan cedera oleh sebab lain.
Penyebab luka bakar selain terbakar api langsung atau tidak langsung,
juga pajanan suhu tinggi dari matahari, listrik maupun bahan kimia. Luka
bakar karena api atau akibat tidak langsung dari api, misalnya tersiram air
panas banyak terjadi pada kecelakaan rumah tangga
B. Etiologi
Listrik : voltase aliran, listrik, petir, defibrilator.
Thermal : api, air panas, kontak dengan objek panas, berjemur, sinar
ultraviolet (luka bakar karena sinar panas matahari).
Chemical : organo phospat, acid (asam), korosi, alkalis.
Inhalasi : saluran pernafasan yang terpapar dengan panas yang
hebat, inhalasi zat kimia yang merugikan, merokok dan CO.
C. Anatomi organ terkait
Kulit adalah organ tubuh terluas yang menutupi otot dan mempunyai
fungsi sebagai pelindung tubuh dan berbagai trauma ataupun masuknya
bakteri, kulit juga mempunyai fungsi utama reseptor yaitu untuk mengindera
suhu, perasaan nyeri, sentuhan ringan dan tekanan, pada bagian stratum
korneum mempunyai kemampuan menyerap air sehingga dengan demikian
mencegah kehilangan air serta elektrolit yang berlebihan dan
mempertahankan kelembaban dalam jaringan subkutan.
Tubuh secara terus menerus akan menghasilkan panas sebagai hasil
metabolisme makanan yang memproduksi energi, panas ini akan hilang
melalui kulit, selain itu kulit yang terpapar sinar ultraviolet dapat mengubah
substansi yang diperlukan untuk mensintesis vitamin D. kulit tersusun atas 3
lapisan utama yaitu epidermis, dermis dan jaringan subkutan.
D. Patifisiologi
Luka bakar disebabkan karena terpapar panas, radiasi, bahan kimia
dan listrik. Sehingga terjadi pengalihan dari suatu sumber panas kepada tubuh.
Akibat adanya rangsangan tersebut maka terjadi kehilangan barier kulit
sehingga menyebabkan terjadinya kerusakan jaringan, dan berlanjut
kerusakan termogulasi. Kehilangan barier kulit ini juga menimbulkan respon
inflamasi yang kemudian terjadi pelepasan makrofag, karena makrofag ini
adalah berperan untuk pertahanan yang penting yang mencakup fagositosis
serta respon imun maka terjadi reaksi antigen-antibody, lalu dari reaksi
tersebut terjadi pelepasan tromboplastin dan fibrinogen sehingga terjadi
tromus, iskemia dan nekrosis.
Segera setelah cedera termal, terjadi kenaikan nyata pada tekanan
hidrostatik kapiler pada jaringan yang cedera, disertai peningkatan
permeabilitas kapiler, hal ini mengakibatkan perpindahan cairan plasma
intravaskular menembus kapiler yang rusak karena panas dalam daerah
interstisial (mengakibatkan edema).
Kehilangan plasma dan protein cairan mengakibatkan penurunan tekanan
osmotik koloid pada kompartemen vaskular kemudian kebocoran cairan dan
elektrolit, kemudian berlanjut pembentukan edema tambahan pada jaringan
yang terbakar dan ke seluruh tubuh.
Kebocoran ini yang terdiri atas natrium, air dan protein plasma diikuti
penurunan curah jantung, maka terjadilah penurunan perfusi pada organ besar
seperti aliran darah ke ginjal menurun yang akhirnya menyebabkan asidosis
metabolik, aliran darah gastrointestinal menurun akibatnya resiko ileus, begitu
pula aliran darah tidak lancar yang jika tidak segera diatasi menyebabkan
nekrosis.
Pada anak dan bayi digunakan rumus lain karena luas relatif
permukaan kepala anak jauh lebih besar dan luas relatif permukaan kaki
lebih kecil. Karena perbandingan luas permukaan bagian tubuh anak kecil
berbeda, dikenal rumus 10 untuk bayi, dan rumus 10-15-20 untuk anak.
G. Pemeriksaan Penunjang
Darah lengkap : Menunjukkan hemokonsentrasi
sehubungan dengan perpindahan/kehilangan
cairan.
AGD : Dasar penting untuk kecurigaan cedera inhalasi.
Penurunan PaO2 atau PaCO2.
Elektrolit serum
CoHbg : Peningkatan lebih dari 15% mengindikasikan
keracunan karbon monoksida.
BUN : Mengetahui penurunan fungsi ginjal.
Foto rontgen dada : Dapat tampak normal/tidak normal pada pasca
luka bakar dini.
Bronkoskopi : Berguna dalam diagnosa luas cedera inhalasi
hasil dapat meliputi edema, pendarahan/tukak
pada saluran pernafasan atas.
Skan paru : Menentukan luasnya cedera inhalasi.
EKG :Tanda iskemia miokardial/disritmia dapat
terjadi pada luka bakar listrik.
Fotografi luka bakar :Memberikan catatan untuk menyembuhkan luka
bakar selanjutnya.
H. Komplikasi
1. Gagal respirasi yang akut
Perawat harus melakukan pengkajian lebih lanjut terhadap tanda-tanda
cedera instalasi seperti bertambahnya keparauan suara, stridor (pernafasan
berbunyi). Frekuensi dan dalam respirasi abnormal atau perubahan mental
yang disebabkan oleh hipoksia
Syok sirkulasi
2. Gagal ginjal
3. Sindrom kompartemen
Status neurovaskuler ekstremitas harus dinilai dengan teliti, khususnya
jika luka bakar tersebut melingkar (sekumfenensial). Pengkajian ini akan
membantu kita untuk mendeteksi gangguan sirkulasi akibat peningkatan
edema karena konstriksi yang disebabkan oleh pembentukan esker pada
luka bakar derajat tiga.
4. Ileus paralitik
I. Penaktalaksanaan Medis
a) Pemberian cairan
b) Pemberian analgetik
c) Pemberian antibiotic
d) Perawatan luka dengan hidroterapi dan penggantian balutan
e) Bedrest
f) Debridement
g) Meningkatkan nutrisi.
J. Pengkajian keperawatan
Pengkajian
a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
- Pengetahuan pasien terhadap luka bakar
- Penyebab luka bakar sekarang ini
- Bagaimana kejadiannya
- Apa yang dilakukan
- Lamanya kontak dan lokasinya
- Luas dan keadaan luka bakar
- Ada pendarahan pada daerah luka bakar.
b. Pola nutrisi metabolik
- Mual, muntah
- Demam
- Frekuensi pemberian makan dan minum dalam sehari
c. Pola eliminasi
- Pengeluaran urine, jumlah dan warna
- Diuresis
d. Pola aktivitas dan latihan
- Kelemahan fisik, keterbatasan rentang gerak pada area yang sakit
- Penurunan kekuatan otot
- Sesak nafas
e. Pola tidur dan istirahat
- Gangguan pola tidur dan istirahat akibat adanya nyeri
f. Pola persepsi kognitif
- Penggunaan alat bantu
- Gangguan proses berpikir
- Nyeri pada daerah luka, nyeri hilang timbul
- Gangguan pengenalan terhadap rasa posisi, sikap tubuh
K. Asuhan Keperawatan
Pre Operasi
a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan edema dan
efek inhalasi asap.
b. Nyeri berhubungan dengan luka bakar.
c. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan luka bakar.
d. Kurang volume cairan berhubungan dengan peningkatan permeabilitas
kapiler dan kehilangan cairan.
Post Operasi
a. Nyeri berhubungan dengan kerusakan integritas kulit.
b. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan pemulihan kembali
integritas kapiler.
c. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan hilangnya barier kulit dan
terganggunya respon imun.
d. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kebutuhan nutrisi bagi kesembuhan luka.
e. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan edema luka bakar, rasa
nyeri.
Rencana Keperawatan
Pre Operasi
a. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan edema dan
efek inhalasi asap.
HYD: Jalan nafas paten dan pola, bunyi nafas normal.
Intervensi:
Intervensi:
Intervensi:
1) Kaji ukuran, warna, dan kedalaman luka.
R/ Untuk mengetahui apakah terjadi proses infeksi.
Intervensi:
4) Kaji perubahan/kesadaran.
R/ Sebagai tanda awal kekurangan volume cairan.
5) Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian cairan parenteral.
R/ Untuk memenuhi kebutuhan cairan pasien.
Post Operasi
a. Nyeri berhubungan dengan kerusakan integritas kulit.
HYD: Nyeri berkurang sampai dengan hilang dengan intensitas 1-2 dalam
waktu 1 minggu.
Intervensi:
3) Kaji lokasi dan intensitas nyeri, keluhan nyeri, luas luka bakar.
R/ Untuk menentukan tindakan yang tepat selanjutnya.
Intervensi:
Intervensi:
Intervensi:
Intervensi:
A. Pengkajian
1. Biodata pasien
Nama : Tn.W
Alamat : semarang
Jenis kelamin : laki-laki
Diagnosa medis : combustio listrik
Tanggal masuk RS : 13-07-2018
Tanggal pengkajian : 16-07-2018
2. Biodata penanggungjawab
Nama : Ny. E
Alamat : semarang
Hubungan dengan pasien : kakak
3. Riwayat penyakit
a. Keluhan utama
Pasien mengatakan nyeri pada luka
b. Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengatakan tersengat listik saat memperbaiki genteng,
kemudian jatuh dari ketinggian 2,5 meter, oleh keluarga di bawa ke RS
pelita anugrah demak kemudian di rujuk ke RSUP Dr.kariadi
c. Riwayat penyakit dahulu
Pasien mengatakan sebelumnya belum pernah dirawat di rumah sakit
d. Riwayat penyakit keluarga
Pasien mengatakan di keluarga tidak ada yang mederita penyakit
menular atau menurun.
4. Pengkajian pola fungsi
a. Nutrisi
Salama sakit pasien tidak nafsu makan, ingin muntah jika makan,
makanan yang disediakan RS hanya habis ½ porsi, BB: 60kg, TB:
165cm.
Aktivitas 0 1 2 3 4
Makan/minum √
Mandi √
Berpakaian √
Toileting √
Berpindah √
Keterangan :
0 = mandiri
1 = dibantu alat
2 = dibantu alat
3 = dibantu alat dan orang lain
4 = ketergantungan
c. istirahat dan tidur
selama sakit pasien mengatakan tidur malam hanya ± 3 jam/hari sering
terbangun karena nyeri, tidur siang ± 2 Jm /hari.
d. Eliminasi
Pasien terpasang DC, produksi urine 1000 cc/hari dengan warna
kuning keruh
5. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum : composmentis
b. TTV : TD : 130/70 mmHg
N : 87x/menit
S : 36,5o C
RR : 20x/menit
c. Kepala : ada luka di kening tampak dijahit
Mata : konjungtiva anemis
Dada : I : simetris
P : tidak teraba massa, tidak ada nyeri tekan
P : sonor
A : vesikuler
Abdomen : I : simetris
A : peristaltik 12x/menit
P : tympani
P : tidak ada pembesaran hepar
Ekstremitas : atas : tangan kanan dan kiri tampak melepuh , luka
berwarna merah dan dibalut kassa, tangan kanan
terpasang infus RL 20tpm.
Bawah : kaki kanan dan kiri tampak melepuh luka
bakar listrik, luka berwarna merah dan
dibalut kassa.
Genetalia : terpasang DC
B. Pemeriksaan penunjang
Hasil laboratorium tanggal 12-07-2018
pemeriksaan Hasil
Hemoglobin 13,8
Hematokrit 39,7
Eritrosit 4,28
MCH 32,2
MCV 92,6
MCHC 34,8
Leukosit 19,5
Trombosit 249
RDW 11,3
MPV 7,20
Kimia klinik
Glukosa sewaktu 117
Ureum 36
Kreatinin 1,4
Natrium 141
Kalium 2,6
Chlorida 98 - 107
Immunoserologi
HbsAg 0 - 25
Kesan :
C. Terapi
1. Infus RL 20tpm
2. Ceftriaxone 2 gr / 24 jam iv
3. Ketorolac 30 mg/ 8 jam iv
4. Codein 20 mg/ 8 jam p.o
5. Paracetamol 1 gr / 8 jam p.o
D. Analisa data
E. Diagnosa
1. Nyeri akut berhubungan dengan adanya luka bakar di ekstremitas
2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan luka bakar
3. Resiko infeksi berhubungan dengan luka yang terpapar
F. Intervensi
No Dx Tujuan Intervensi
A. Identitas pasien
Nama : Tn.W
Alamat : semarang
Jenis kelamin : laki-laki
Diagnosa medis : combustio listrik
Tanggal masuk RS : 13-07-2018
B. Data fokus
A. Hasil
Pada Nursing Intervention ClassificationI (NIC) “Manajemen Nyeri”,
penulis melakukan intervensi inovasi untuik mengatasi nyeri akut
BAPAK. H. intervensi inovasi ini berupa managemen nonfarmakologi
terapi music suara alam.Intervensi ini dilakukan sejak tanggal 3-6 Juli
2017.Suara alam berisi tentang suara dari alam seperti suara hujan,
burung, ombak dengan tempo yang lambat serta harmonis.
Penulis melakukan pengamatan terhadap penurunan nyeri
selama menjalani perawatan dan pemberian intervensi inovasi yang
dimaksud. Penurunan skala nyeri signifikan yang di amati oleh penulis
adalah skala 7.
P : jika digerakan
Q : nyeri cenut-cenut
R : ekstremitas atas dan bawah
S : skala nyeri: 3
T : 1 menit
P : pertahankan intervensi
PRNUTUP
Luka bakar merupakan perlukaan pada daerah kulit dan jaringan epitel
lainnya. Luka bakar ialah perlukaan yang disebabkan karena kontak atau
terpapar dengan zat-zat termal, chemical, elektrik atau radiasi yang
menyebabkan Luka bakar . luka bakar ialah truama pada kulit yang
disebabkan oleh panas tinggi.
Luka bakar merupakan cedera yang cukup sering dihadapi para medis.
Jenis yang berat memperlihatkan morbiditas dan derajat cacat yang relatif
tinggi dibanding dengan cedera oleh sebab lain.
Penyebab luka bakar selain terbakar api langsung atau tidak langsung,
juga pajanan suhu tinggi dari matahari, listrik maupun bahan kimia. Luka
bakar karena api atau akibat tidak langsung dari api, misalnya tersiram air
panas banyak terjadi pada kecelakaan rumah tangga
DAFTAR PUSTAKA
Brunner and Suddarth (2003). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.. Alih bahasa :
dr. H.Y. Kuncara, Edisi 8. Vol 3. Jakarta : EGC.
Christine Effendy, SKp. (2004). Perawatan Pasien Luka Bakar. Jakarta : EGC.