LANDASAN TEORI
A. Konsep Dasar
1. Pengertian
luka pada jaringan yang disebabkan oleh panas, (cairan atau api), kimia,
dengan suhu tinggi seperti api, air panas, listrik, bahan kimia dan
radiasi; juga oleh sebab kontak dengan suhu rendah (frost-bite). Luka
bakar ini dapat mengakibatkan kematian, atau akibat lain yang berkaitan
2000 ).
Luka bakar dapat dialami oleh siapa saja dan dimana saja yang
kulit dan gangguan berbagai sistem tubuh. Luka bakar juga dapat
Untuk itu perlu perawatan khusus karena luka bakar merupakan media
dan jika luka bakar terbuka untuk waktu yang lama akan mudah
dan terampil serta biaya yang mahal. Luka bakar juga memerlukan
2. Anatomi Fisiologi
2002 ).
a. Lapisan Epidermis
yaitu :
Terdiri dari atas sel-sel tipis melekat satu dengan yang lain.
kehilangan cairan.
8
3). Lapisan Granulosum
b. Lapisan Dermis
jaringan ikat.
c. Jaringan Subkutan
9
kulit adalah proteksi, absorsi, eksresi, persepsi, pengaturan suhu
10
3. Etiologi
tubuh dengan faktor penyebab luka bakar seperti api, listrik, bahan
a. Fase akut
pada fase ini, seorang penderita akan berada dalam keadaan yang
11
b. Fase sub akut
perhatian pada luka telanjang atau tidak berbaju epitel luas dan
hipermetabolisme.
c. Fase lanjut
Masalah yang muncul pada fase ini adalah penyulit berupa parut
kontraktur.
tubular akut dan disfungsi serebral. Kondisi ini dapat dijumpai pada
12
Thermal
Injury
yang menyebabkan disfungsi dan kegagalan fungsi organ seperti paru
Merangsang Saraf
Nyeri Dikulit
Volume
Plasma Edema
Hemokonsentrasi
&
Kulit Terbuka
Viscosity Darah
Cardiac
Output Hubungan Langsung
Dengan Dunia Luar
Aliran Darah
Lambat
Transport Resiko Tinggi
Oxygen Infeksi
Terganggu
Perubahan Perfusi
Jaringan
pengelupasan kulit.
lapisan kulit, gejala tidak terasa nyeri, syok, (hematuria ada dalam
14
listrik). Kesembuhan dengan pembentukan eskar, diperlukan
fungsi kulit. Pada fase yang lebih berat dapat terjadi amputasi pada
(4 x 9%) : 36%
e. Genetalia/perineum : 1%
Rumus tersebut tidak digunakan pada anak dan bayi karena luas
relatif permukaan kepala jauh lebih besar dan relatif permukaan kaki
lund dan browder untuk anak. Dasar presentasi yang digunakan dalam
rumus – rumus tersebut diatas adalah luas telapak tangan dianggap 1%.
15
d. Umur klien.
Beberapa indikasi klien dengan luka bakar yang harus menjalani rawat
a. Penderita syok atau terancam syok bila luas luka bakar > 10%
9. Pemeriksaan diagnostik.
asap.
10. Penatalaksanaan
Pencegahan trauma pada kulit yang vital dan elemen didalamnya dan
2000).
menjauhkan korban dari sumber trauma. Padamkan api dan siram kulit
yang panas dengan air. Pada trauma dengan bahan kimia, siram kulit
dengan air yang mengalir. Proses koagulasi protein pada sel di jaringan
yang terpajan suhu yang tinggi berlangsung terus menerus walau api
karena itu, merendam bagian yang terkena selama lima belas menit
arrest.
17
Tindakan selanjutnya adalah sebagai berikut :
d. Berikan oksigen.
ileus paralitik.
ekstensif.
luka bakar derajat 2 dan 3 dengan luas >25%, atau pasien tidak
18
untuk menghitung kebutuhan cairan pada penderita luka bakar,
yaitu :
hitunglah :
Separuh dari jumlah (1), (2) dan (3) diberikan dalam 8 jam
19
B. Asuhan Keperawatan
interpersonal.
1. Pengkajian
tersebut. Data dasar pengkajian klien dengan luka bakar (Doengoes, 2000)
a. Aktifitas/istirahat :
Tanda :
b. Sirkulasi :
c. Integritas ego:
Gejala:
20
Tanda :
marah.
d. Eliminasi :
Tanda :
luka bakar kutaneus lebih besar dari 20% sebagai stres penurunan
motilitas/peristaltik gastrik.
e. Makanan/cairan :
Tanda :
f. Neurosensori:
Gejala:
Tanda:
21
g. Nyeri/kenyamanan :
Gejala :
h. Pernafasan :
Gejala :
inhalasi).
Tanda :
i. Keamanan:
Tanda:
Kulit umum :
22
Area kulit tak terbakar mungkin dingin/lembab, pucat, dengan
Cedera Api :
mukosa hidung dan mulut kering, merah; lepuh pada faring posterior;
2. Diagnosa Keperawatan
pemasukan.
23
c. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan
jaringan traumatik.
respons inflamasi.
2) Hipovolemia
1) Katabolisme protein.
24
i. Ketakutan /ansietas berhubungan dengan
dan nyeri.
1) Kurang terpajan/mengingat
3. Perencanaan
25
Rencana tindakan:
Rencana tindakan:
cairan
jaringan traumatik.
26
2) Pertahanan sekunder tidak adekuat: penurunan Hb, penekanan
respons inflamasi.
demam.
Rencana tindakan:
2) Tekankan teknik cuci tangan yang baik bagi semua yang kontak
dengan pasien.
kuantitas drainase.
sistemik.
27
Hasil yang diharapkan / kriteria evaluasi :
denga tepat.
Rencana tindakan :
1) Ubah posisi dengan sering dan rentang gerak pasif dan aktif sesuai
indikasi
skala 0 – 10 ).
2) Hipovolemia
pengisian kapiler baik dan warna kulit normal pada area yang cidera.
28
Rencana tindakan :
4) Dorong latihan rentang gerak aktif pada bagian tubuh yang sakit.
1) Katabolisme protein.
Rencana tindakan :
4) Dorong klien untuk duduk saat makan dan dikunjungi orang lain.
29
Hasil yang diharapkan / kriteria evaluasi :
Rencana tindakan :
secara tepat.
individual.
kulit.
30
Rencana tindakan :
infeksi.
diindikasikan.
4) Pertahankan balutan diatas area graft baru dan atau sisi donor
sesuai indikasi
adanya penyembuhan.
Rencana tindakan :
perawatan
31
2) Tunjukan keinginan untuk mendengar dan berbicara pada pasien
keputusan kapanpun
Rencana tindakan :
32
1) Kurang terpajan / mengingat.
Rencana tindakan :
aktifitas normal.
perawatan/rehabilitasi.
4. Implementasi
33
setelah dilakukan validasi, penguasaan keterampilan interpersonal,
efisien pada situasi yang tepat, keamanan fisik, dan psikologi dilindungi
(Engram B, 1999).
c. Menghilangkan nyeri.
d. Mencegah komplikasi.
5. Evaluasi
status kesehatan klien dengan hasil yang diharapkan. Evaluasi hasil yang di
34
harapkan pada klien dengan luka bakar berdasarkan diagnosa keperawatan
tekanan baji (wedge presure) yang tetap berada dalam batas-batas yang
direncanakan.
minimal
normal.
35
Mengalami nyeri yang minimal.
relaksasi.
mineral.
36
3) Tidak mengalami tanda-tanda kalsifikasi disekitar sendi.
1) Mempertahankan kulit yang secara umum tampak utuh dan bebas dari
bakar.
terapeutik, kehilangan.
masalah yang terjadi akibat luka bakar dan rencananya untuk masa
depan.
38