BAB 1
PENDAHULUAN
paling sering terjadi pada saat musibah kebakaran dimana dapat menyebabkan
kerusakan atau kehilangan jaringan kulit akibat kontak dengan sumber panas
seperti api. Luka bakar merupakan jenis trauma dengan angka kesakitan
penanganan yang cepat dan tepat mulai dari fase awal (fase shock) sampai fase
Luka bakar dapat dialami oleh siapa saja, dan dapat terjadi dimana saja baik
dirumah, tempat kerja, bahkan dijalan atau di tempat-tempat lain. Penyebab luka
bakarpun bermacam-macam. Bisa berupa api, cairan panas, uap panas, bahkan
bahan kimia, aliran listrik dan lain-lain. Luka bakar yang terjadi akan menimbulkan
kondisi kerusakan kulit selain itu juga mempengaruhi berbagai sistem tubuh.
Cedera luka bakar, terutama pada luka bakar yang dalam dan luas masih merupakan
luas permukaan tubuh anak. Luka bakar yang luasnya lebih dari 40 % pada orang
dewasa atau 25 % pada anak berkaitan dengan angka kematian yang tinggi. Tingkat
daya hidup pasien luka bakar. Anak-anak dan orang tua memiliki angka kematian
yang meningkat dibandingkan dengan orang dewasa muda atau usia pertengahan.
1
2
Orang yang terkena luka bakar luas harus dipindahkan kefasilitas khusus perawatan
Orang yang menderita luka bakar akan menghadirkan suatu krisis perawatan
kesehatan yang paling menentang, krisis akan timbul pada sistem tubuhnya terjadi
gangguan pada fungsi kulit yang telah rusak, kulit yang mempunyai peran sebagai
pelindung tubuh trauma, penahan masuknya virus, bakteri dan jamur, selain itu juga
lapisan kulit yang dalam (subkutan) berfungsi memberikan bantalan antara lapisna
Luka bakar masih merupakan masalah yang berat. Perawatan dan masalah
rehabilitasnya masih sukar dan memerlukan ketekunan serta biaya yang mahal, juga
komplikasi yang dapat dialami pasien, maka pasien luka bakar memerlukan
penanganan yang serius secara tim yang terdiri dari dokter, perawat, fisioterapi, ahli
gizi, serta psikiater jika perlu dengan berbagai disiplin ilmunya. Saat ini angka
kejadian luka bakar masih cukup tinggi, kurang lebih 2,5 juta orang mengalami luka
bakar setiap tahunnya, dari kelompok ini 200.000 pasien memerlukan penanganan
rawat jalan dan 100.000 pasien dirawat di rumah sakit Sekitar 12.000 orang
meninggal setiap tahunnya akibat luka bakar (Brunner dan Suddart, 2002).
Cobb, Maxwell dan Silvertein (1992) dalam Brunner dan Suddart, (2002)
menemukan bahwa sekitar 13 % pasien luka bakar yang dirawat di rumah sakit
ataupun anggota keluarganya sudah pernah dirawat sebelumnya karena luka bakar.
Bedah Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Chasan Boesoirie Ternate dari bulan
3
September 2009 sampai dengan Agustus 2010, pasien yang dirawat berjumlah 1.237
Luka bakar yang luas mempengaruhi metabolisme dan fungsi setiap sel
tubuh. Semua sistem terganggu terutama sistem kardiovaskular karena semua organ
memiliki dampak luas pada daya tahan hidup dan pemulihan pasien, sehingga
menimbulkan berbagai masalah fisik, psikis, maupun sosial. Oleh karena itu
perawat sebagai salah satu anggota tim kesehatan yang sering berinteraksi dengan
pasien dituntut untuk terus meningkatkan kemampuan dalam hal pengetahuan dan
dan optimal.
Dari uraian masalah tentang penanganan pasien luka bakar tersebut diatas
maka penulis berkeinginan untuk melakukan studi kasus dengan judul “Asuhan
pada pasien dengan luka bakar grade III Di Ruangan Perawatan Bedah RSUD Dr.
grade III.
4
grade III.
5) Dapat melakukan evaluasi hasil asuhan keperawatan pada pasien dengan luka
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengertian
pada epidermis maupun dermis kulit bahkan sampai jaringan otot dan
Luka bakar adalah suatu trauma yang disebabkan oleh panas, arus
listrik, bahan kimia dan petir yang mengenai kulit, mukosa dan jaringan
2.2.2 Etiologi
1) Termal : nyala api, permukaan yang panas, cairan yang panas, Uap air.
2) Elektrik
3) Zat kimia
4) Radiasi
a. Fase Akut
Disebut sebagai fase awal atau fase syok. Secara umum pada
fase ini, seorang penderita akan berada dalam keadaan yang bersifat
dapat terjadi segera atau beberapa saat setelah terbakar, namun masih
instabilitas sirkulasi.
atau tidak berbaju epitel luas dan atau pada struktur atau organ –
organ fungsional.
c. Fase lanjut
yang muncul pada fase ini adalah penyulit berupa parut yang
2.1.3 Klasifikasi
Huddak & Gallo (1996) mengklasifiaksi luka bakar atas dua golongan
bakar derajat I, (2) luka bakar derajat II, dan (3) luka bakar derajat III.
eritema, rasa nyeri dan sedikit edema. Kulit kering dan pada
minggu.
(1) Luka bakar minor adalah cedera ketebalan partial yang kurang
kurang dari 2 % LPTT. Klien dengan luka bakar minor yang tidak
(2) Cedera luka bakar sedang adalah cedera ketebalan partial dengan
dan perinium.
d. Cedera inhalasi.
e. Cedera listrik.
10
sebagai berikut:
1) Luka bakar pada kepala, leher, dan dada seringkali berkaitan dengan
komplikasi pulmonal.
pekerjaan.
vaskular distal.
Ukuran luka bakar sesuai dengan persentase cedera pada kulit (Efendi, C.
2001) ditentukan dengan metode rule of nine dan diagram bagan Lund dan
Kepala 9%
Ekstremitas atas kanan 9%
Ekstremitas atas kiri 9%
Torso 36 %
Perineum 1%
Ekstremitas bawah kanan 18 %
Ekstremitas bawah kiri 18 %
Total 100 %
Glukoneogenesis
Glukogenolisis
Anemi
a
Kebutuhan O2
Kehilangan
Gambar 6. (Diagram Bagan Lund & Browder)
H2O
Insifisiewy
Pelepasan katekolamin
2.2.6 Patofisiologi miokard
Lahir 1 Tahun 5 Tahun 10 Tahun 15 Tahun Dewasa
Hipovolemia
Aliran
A: Setengah kepala+ 9 ½ % ke ginjal
8½% 6½% 5½%
Vasokonstriksi 4½% 3½%
Retensi Na
B: Setengah paha 2¾% 3¼% 4% 4¼% 4½% 4 ¾ % Curah jantung
C: Setengah tungkai
2½% 2½% 2¾% 3% 3¼% 3½%
Bawah LFG Aliran ke limpa
Asidosis
Hipoksia hepatik
Kehilangan K+ Gagal ginjal
Gagal hepar
12
elektromagnetik. Luka bakar dikatagorikan sebagai luka bakar termal, radiasi, atau
dermis maupun jaringan subkutan tergantung faktor penyebab dan lamanya kulit
dapat berdarah.
inflamasi.
terlihat.
koagulasi.
(4) Tidak terasa nyeri karena sebagian ujung syarafnya sudah mati.
2.2.8 Komplikasi
1) Hipoksia.
2) Hipovolemia.
4) Asidosis metabolik.
5) Sindroma kompartemental.
6) Paralitik ilius.
14
7) Ulkus curling’s.
8) Insufisiensi renalis
10) Selulitis.
12) Septikimia.
1) Photo rontgen
2) Laboratorim.
3) EKG
bakar listrik.
2.2.10 Penatalaksanaan
(1) Untuk luka bakar termal (api), ”berbaring, dan berguling”. Tutup
pasien dengan selimut dan gulingkang pada api yang lebih kecil.
terkena).
(2) Untuk luka bakar kimia (cairan), bilas dengan sejumlah banyak air
(bedak), sikat bedak kimia dari kulit kemudian bilas dengan air.
2.3.1 Pengkajian
yang terjadi. Adapun data dasar pengkajia pada klien dengan luka bakar
1) Aktifitas istirahat
17
perubaan tonus
2) Sirkulasi
cedera
3) Integritas Ego
kecacatan.
4) Eliminasi
mioglobin.
5) Makanan / Cairan
Anoreksia mual/muntah
6) Neurosensori
ekstremitas.
7) Nyeri / Kenyamanan
8) Pernapasan
19
9) Keamanan
penyebab.
20
listrik).
sebagai berikut:
hilangnya kerja sili (inhalasi asap), luka bakar sekita leher, kopresi
luka.
hopovolemia.
atau kecacatan.
kecacatan, nyeri.
sumber informasi.
sebagai berikut:
hilangnya kerja sili (inhalasi asap), luka bakar sekita leher, kopresi
Kriteria Evalausi:
Intervensi
Rasional
Rasional
merah mudah.
26
Rasional
Rasional
(5) Perhatikan adanya pucat atau warna buah cerih merah pada
Rasional
Rasional
Kriteria Evalausi:
mukosa lembab.
Rasional
respon kardivaskuler.
(2) Awasi haluaran urine dan berat jenis. Observasi warna urine
Rasional
kerusakan/nekrosis tubulus.
Rasinal
cairan.
Rasinal
Rasional
(6) Ukur lingkar ekstremitas yang terbakar tiap hari sesuai indikasi
Rasinal
Rasional
Kriteria Evaluasi
Intervensi
Rasioanl
Rasional
(3) Gunakan skort, sarung tangan, masker dan tehnik aseptik tetap
Rasional
Rasional
batas (termasuk bulu alis). Cukur rambut wajah (pria) dan beri
Rasional
(6) Periksa area yang tak terbakar (seperti lipatan paha, lipatan
Rasional
luka.
Kriteria Evalausi
Intervensi
Rasional
Rasional
Rasional
Rasional
kontraktur fleksi.
(5) Ubah posisi dengan kerin dan rentang gerak pasif dan aktif
sesuai indiaksi
32
Rasional
luas cedera.
Rasional
skala 0-10.
Rasional
Rasional
Rasional
hopovolemia.
Kriteria Evaluasi
sama, pengisian kapiler baik dan warna kulit normal pada ara yang
cedera.
Intervensi
(1) Kaji warna sensasi gerakan, nadi perifer (melalui dopler), dan
Rasional
Rasional
Rasional
(4) Dorong latihan rentang gerak aktif pada bagian tuh yang tak
sakit.
Rasional
Rasional
Distritmia jantung dapat terjadi sebagai akibat perpindahan
Kriteria Evaluasi
Intervensi
Rasional
(2) Pertahankan jumlah kalori tetap timbang tiap hari, kaji ulang
Rasional
Rasional
Rasional
meningkatkan pemasukan.
Rasional
penyembuhan.
Rasional
pemasukan.
(7) Dorong pasien untuk duduk saat makan dan dikunjungi orang
lain.
Rasional
Rasional
Kriteria Evaluasi
dalam beraktifitas
kontraktur
aktiviats.
Intervensi
Rasional
Rasional
Rasional
Rasional
Rasional
partisipasi.
Rasional
aktiviats.
39
secara tepat
Rasional
(8) Dorong dukunagn dan bantu keluarga atau orang terdekat pada
Rasional
konstan/konsisten.
Rasional
kemampuan individual
Rasional
Kriteria Evaluasi
Intervensi
Praoperasi
Rasional
graft
(2) Berikan perawatan luka bakar yang tepat dan tindakan kontrol
infeksi.
Rasional
Paca Operasi
Rasional
b. Balutan sinteteik
Rasional
c. Op-site
Rasional
Rasional
Rasional
jaringan sembuh.
adanya penyembuhan.
Rasional
terjadinya komplikasi
(5) Cuci sisi dengan sabun ringan, cuci, dan minyaki dengan krim
Rasional
atau kecacatan.
Kriteria Evalausi
cara sehat.
43
ditangani.
Intervensi
prosedur perawatan.
Rasional
kerja sama.
Rasional
Rasional
teror/panik.
Rasional
Rasional
Rasional
realiats.
(7) Dorong pasien untuk bicara tentang luka bakar bila siap.
45
Rasional
menakutkan.
Kriteria Evalausi
negatif
Intervensi
Rasional
perbaikan optimal.
Rasional
masalah pribadi.
keterbatasan.
Rasional
Rasional
berdasarkan realitas.
Rasional
koping positif.
47
Rasional
keluarga.
sumber informasi.
Kriteria Evaluasi
alasan tindakan.
Intervensi
Rasional
Rasional
(3) Kaji ulang perawatan luka bakar graft kulit dan luka,
Rasional
meningkatkan kemandirian.
Rasional
Rasional
periode istirahat.
Rasional
Rasional
2.3.5 Evaluasi
Moorhause, 1998).
klien dengan tujuan umum dan khusus yang telah di tentukan (Kelliat, AB,
1999).
dilaksanakan.
BAB 3
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN DENGAN LUKA BAKAR GRADE III
DI RUANGAN PERAWATAN BEDAH RSUD
Dr. H. CHASAN BOESOIRIE TERNATE
3.1 Pengkajian
Nama : An. S
Umur : 10 Tahun
Agama : Islam
Pekerjaan : Pelajar
Pendidikan : SD
Alamat : Moti
Nama : Tn. M
Umur : 50 Tahun
Agama : Islam
51
52
Pekerjaan : Tani
Pendidikan : -
Alamat : Moti
dirasakan.
5) Pasien mengatakan nyeri semakin terasa bila pasien banyak bergerak dan
2) Orang tua pasien mengatakan tidak ada riwayat alergi terhadap obat-obatan
1) Orang tua pasien mengatakan dalam anggota keluarga tidak ada yang
2) Orang tua pasien mengatakan dalam anggota keluarga tidak ada yang
Kebiasaan
Kebiasaan
Kebiasaan
Kebiasaan
Perubahan
Kebiasaan
dengan temannya.
3.1.1 Observasi
1) Keadaan Umum
2) Tanda-tadan vital
TD : -
N : 84 x / menit
S : 37 0 C
P : 22 x / menit
(1) Inspeksi
(2) Palpasi
(3) Perkusi
(4) Auskultasi
(1) Inspeksi
(2) Palpasi
(3) Perkusi
(4) Auskultasi
(1) Inspeksi
(2) Palpasi
(1) Inspeksi
(2) Palpasi
- Tidak ada nyeri tekan
(1) Inspeksi
(2) Auskultasi
(3) Palpasi
(4) Perkusi
Ekstremitas atas
(1) Inspeksi
(2) Palpasi
Ekstremitas bawah
(1) Inspeksi
(2) Palpasi
7) Sistem Endokrin
3) Pasien mengatakan selama di rumah sakit belum bisa melakukan sholat karena
sakit
1) Perawatan
2) Pengobatan
60
1) Data Subyektif
(4) Nyeri yang dirasakan antara 5-10 menit dan selesai perawatan luka, nyeri
dan perawat
2) Data Obyektif
(4) Tampak kedua tungkai bawah terdapat luka bakar grade III 34 %
(6) Tampak pasien dibantu dalam melakukan aktiviatsnya oleh keluarga dan
perawat
TD : -
N : 84 x / menit
S : 37 0 C
P : 22 x / menit
Data Objektif :
-
Tampak kedua tungkai bawah
terdapat luka bakar grade III 34 %
-
Tampak pasien dibantu dalam
melakukan aktiviatsnya oleh
keluarga dan perawat
ditandai dengan :
Data Subjektif :
-
Pasien mengatakan nyeri hilang timbul
63
-
Pasien mengatakan nyeri dirasakan pada kudua tungkai
-
Nyeri yang dirasakan antara 5-10 menit dan selesai perawatan luka, nyeri
Data Objektif:
-
Skala nyeri 5 (sedang)
-
Daerah luka nyeri bila disentuh
-
N : 84 x / menit
Data Subjektif :
-
Pasien mengatakan nyeri dirasakan pada kudua tungkai
-
Nyeri yang dirasakan antara 5-10 menit dan selesai perawatan luka, nyeri
perawat
Data Objektif :
-
Tampak kedua tungkai bawah terdapat luka bakar grade III 34 %
-
Tampak pasien dibantu dalam melakukan aktiviatsnya oleh keluarga dan
perawat
-
Pasien mengatakan nyeri luka bakar pada kedua tungkainya
-
Nyeri yang dirasakan antara 5-10 menit dan selesai perawatan luka, nyeri
Data Objektif :
-
Tampak kedua tungkai bawah terdapat luka bakar grade III 34 %
-
Luka tampak basah dan memerah
-
S : 37 0C
-
WBC: 15,1 103/mm3
4) Ganguan pola tidur yang berhubungan dengan nyeri akibat luka bakar,
ditandai dengan:
Data Subjektif :
-
Pasien mengatakan badan terasa lemas
-
Pasien mengatakan sering terjaga karena nyeri
Data Objektif :
-
Pasien tampak terjaga saat tidur karena nyeri
-
Skala nyeri 5 (sedang)
-
Lamanya tidur + 5-6 jam / hari
65
66
67
68
69
70
Catatan Perkembangan
P: Intervensi dilanjutkan
A: Masalah teratasi
P: Intervensi pertahankan
A: Masalah sebagian
teratasi
P: Intervensi dilanjutkan
Catatan Perkembangan
BAB 4
PEMBAHASAN
Pada bab ini, penulis menguraikan masalah penerapan asuhan keperawatan pada
pasien dengan luka bakar grade III di Ruangan Perawatan Bedah RSUD Dr. H. Chasan
Boesoerie Ternate. Adapun kesanjangan antara teori dan praktek akan dibahas secara
4.1 Pengkajian
validasi data pada kartu rawat inap. Penulis melakukan pengkajian pada
(2000) tentang pasien dengan luka bakar grade III, maka dapat dijelaskan bahwa,
terdapat kesenjangan data antara teori dan praktek atau fakta yang ditemukan di
klinik. Data-data yang ada secara teori pada kasus luka bakar tidak ditemukan oleh
pembentukan edema jaringan dan aktifitas kejang. Hal ini mengingat karena pada
luka bakar, umumnya gejala yang timbul berdasarkan luas luka bakar, kedalaman,
72
73
kasus ini adalah dengan mengunakan formulasi PES (Problem, Etiologi dan Sign),
4) Ganguan pola tidur yang berhubungan dengan nyeri akibat luka bakar
diatas terdapat 3 (tiga) diagnosa keperawatan yang secara teoritis telah diuraikan
(sebelas) diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien dengan luka bakar,
keperawatan antara teori dan praktik dalam penerapan asuhan keperawatan pada
pasien dengan luka bakar, dimana terdapat 1 (satu) diagnsoa yaitu gangguan pola
tidur tidak digambarkan secara konseptual, namun ada data-data secara fakta yang
Rencana tindakan keperawatan pada pasien dengan luka bakar Grade III
mengacu pada teori dan konsep yang telah dijelaskan. Dengan demikian, secara
yang pada pasien luka bakar adalah selama 3 hari dalam penerapan asuhan
keperawatan yang secara umum dapat digambarkan berupa tindakan mandiri dan
program pengobatan.
4.4 Implementasi
tetapi sesuai kebutuhan dan kondisi pasien saat itu, dimana pasien dengan luka
bakar Grade III membutuhkan waktu penyembuhan yang cukup lama. Selain itu
pula pasien dengan luka bakar sangat membutuhkan perawatan yang intensif agar
yang pada pasien luka bakar adalah selama 3 hari dalam penerapan asuhan
keperawatan yang secara umum dapat digambarkan berupa tindakan mandiri dan
4.5 Evaluasi
dilakukan dalam dua tahap, yaitu evaluasi proses dan evaluasi hasil. Pada evaluasi
75
hasil tanggal 18 September 2010 dengan mengacu pada tujuan yang ditetapkan
maka dapat dijelaskan bahwa masalah pemenuhan ADL dapat teratasi pada hari
kedua, masalah nyeri sebagian teratasi pada hari ketiga sedangkan masalah
ganguan pola tidur teratasi pada hari 3 (tiga) dan masalah penyebaran infeksi masih
dalam resiko.
tersebut, maka sebagai tindak lanjut, hasil asuhan keperawatan yang dilakukan,
penulis menganjurkan pada pasien dan keluarga agar tetap mematuhi prosedur
perawatan dan pengobatan yang telah diberikan, baik selama masih di rawat di
BAB 5
5.1 Kesimpulan
dengan judul asuhan keperawatan pada pasien dengan “Luka Bakar Grade III di
1) Luka Bakar adalah luka yang terjadi oleh karena kerusakan epidermis maupun
dermis bahkan sampai pada jaringan otot dan tulang sesuai dengan derajatnya
2) Pada tahap pengkajian terdapat kesenjangan data antara teori dan praktek
4) Rencana tindakan keperawatan pada kasus luka bakar dapat disusun berdasarkan
konsep dan teori yang telah dijelaskan dan pelaksanaanya sesuai rencana,
namun dilakukan tidak secara berurutan tapi berdasarkan keadaan pasien pada
saat itu.
76
77
5) Hasil evalausi pada tanggal 18 September 2010 jam 13.30 WIT menunjukan
masalah nyeri sebagian teratasi sedangkan ganguan pola tidur teratasi pada
5.2 Saran
sebagai berikut :
1) Mengingat resiko infeksi dan kecacatan pada pasien dengan luka bakar, maka di
harapkan peran aktif dari semua pihak terutama tenaga kesehatan (perawat),
pasien.
4) Partisipasi keluarga sangat penting dalam mengatasi masalah pasien, untuk itu
kebutuhan klien.
6) Diharapkan kepada klien dan keluarga setelah kembali kerumah agar dapat
komplikasi, jika ada tanda-tadan infeksi segera kembali kontrol ke rumah sakit.
79
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, L .J., 1997., Buku Saku Diagnosa Keperwatan, Edisi 6, EGC, Jakarta
Effendi, C, 1999., Perawatan Pasien luka Bakar, PT. Buku Kedokteran, EGC Jakarta
Hudak & Gallo., 1996., Keperawatan Kritis, Pendekatan Holistik, Edisi 6, EGC Jakarta.
Junadi, P., 1998., Selekta Kedokteran, Edisi. 2, Media Aescaulapnis, FKUI Jakarta
ix