(Hipertensi Gestional)
Seorang pasien bernama Ny.S dengan status G 3P2A0 datang ke bidan untuk
memeriksakan kehamilannya. Pasien mengatakan merasa pusing. Hasil pemeriksaan TTV
menunjukkan, TD: 160/100 mmHg, nadi : 84x/menit, suhu : 37°C, RR : 20x/menit. Palpasi
leopold I : TFU pertengahan sympisis – pusat (16 cm), teraba ballotement, leopold II : belum
dikaji, leopold III : belum dikaji, leopold IV : belum dikaji. Auskultasi terdengar DJJ (+)
130x/menit dengan doppler.
Berdasarkan data subyektif dan data obyektif yang ada maka diagnosa yang di
temukan adalah Ny.S G3P2A0 Trimester II dengan Hipertensi dan masalah yang di dapat
adalah pusing. Pada antisipasi masalah potensial yang mungkin timbul adalah berpotensial
terjadi pre-eklamsi dan keracunan kehamilan. Identifikasi kebutuhan segeranya adalah
kolaborasi dengan Dokter spesialis dalam penurunan tekanan darah dan pencegahan kenaikan
berat badan yang berlebihan.
ABSTRAK
Penyebab kematian ibu di Indonesia akibat hipertensi dalam kehamilan (HDK) proporsinya
semakin meningkat, hampir 30% kematian ibu di Indonesia disebabkan oleh HDK. Tujuan
penelitian untuk melakukan asuhan Kebidanan pada Ny.PUmur 32 Tahun G3P2A0H2 dengan
Hipertensi Gestasional di Poli Kebidanan Rumah Sakit M. Yunus Bengkulu Tahun 2018.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus dengan
menggunakan metode deskriptif. Kriteria subyek dalam penelitian asuhan kebidanan ini adalah
1 orang yakni ibu hamil dengan hipertensi. Pada pengkajian data tidak terfokus langsung
dengan keadaan pasien sesungguhnya, pengkajian dilakukan dengan melakukan pengkajian
subjektif dan objektif dari hasil pengkajian ditemukan masalah ibu mengeluh sakit kepala, hasil
pemeriksaan fisik ditemukan tekanan darah 140/90 mmHg. Semua rencana asuhan kebidanan
yang ada dalam teori direncanakan semua oleh peneliti, hal ini disesuaikan dengan kebutuhan
pasien. Semua intervensi dapat diterapkan langsung kepada pasien. Pada evaluasi kebidanan
tercapainya keberhasilan dari kriteria yang diterapkan pada kriteria apa yang hendak dicapai.
Kepada pasien diharapkan dapat menerapkan semua informasi yang didapat untuk mencegah
terjadinya kekambuhan hipertensi selain itu diharapkan kepada pasien dapat melakukan
pemeriksaan kesehatannya secara rutin untuk mengantisipasi jika ada masalah dalam
kehamilannya yang lebih lanjut.
ABSTRACT
The cause of maternal death in Indonesia due to hypertension in pregnancy (HDK) the
proportion is increasing, nearly 30% of maternal deaths in Indonesia are caused by HDK. The
purpose of this research was to conduct midwifery care in 32-year-old G Age G3P2A0H2 with
Gestational Hypertension at Midwifery Hospital of M. Yunus Bengkulu Hospital in 2018. The
research method used in this study was a case study using descriptive method. The criteria for
subjects in this midwifery care research are 1 person namely pregnant women with
26 Journal Of Midwifery
hypertension. In the study of data not focused directly on the actual condition of the patient, the
assessment was carried out by conducting subjective and objective assessment of the results of
the study found the problem of mothers complaining of headaches, physical examination found
blood pressure of 140/90 mmHg. All midwifery care plans in the theory are planned by all
researchers, this is tailored to the needs of the patient. All interventions can be applied directly
to patients. In the midwifery evaluation, the success of the criteria applied to the criteria to be
achieved is achieved. The patient is expected to be able to apply all the information obtained to
prevent the occurrence of hypertension recurrence other than that, it is expected that patients
can carry out their health checks regularly to anticipate further problems in pregnancy.
27 Journal Of Midwifery
dilakukan dengan cara meneliti suatu 4. Tindakan Segera
permasalahan melalui suatu proses yang
terdiri dari unit tunggal. Penelitian ini dengan Kolaborasi dengan dr, SpOG serta
menggunakan metode deskriptif yaitu suatu kolaborasi dengan laboratorium dan
metode yang dilakukan dengan tujuan utama pemeriksaan tekanan darah, DJJ, agar tidak
untuk membuat gambaran atau deskripsi menimbulkan bentuk kelainan patologis.
tentang suatu keadaan secara obyektif dan
memusatkan perhatian pada obyek tertentu. 5. Rencana Tindakan tanggal 03-07-2018
Pukul : 10.00 WIB
HASIL PENELITIAN
Pantau KU dan vital sign, Beri
1. Pengkajian Data informasi yang jelas tentang keadaan pasien
dan keadaan kehamilannya, Beri KIE tentang
Ny. P, umur 32 tahun mengatakan tanda-tanda bahaya hipertensi dalam
sering merasakan sakit kepala pada saat kehamilan, Pantau tekanan darah,
bangun tidur. Hasil pemeriksaan kesehatan proteinurine dan monitor DJJ, Anjurkan untuk
dengan keadaan umum baik, dengan banyak istirahat, Anjurkan diet makanan
kesadaran composmentis, Tekanan Darah tinggi protein, tinggi karbohidrat, cukup
140/90 MmHg, nadi 83x/i suhu 36,5oc vitamin, danrendah lemak dan diet rendah
respirasi 21x/I dan TB 150 cm, BB sebelum garam, Kolaborasi dengan dokter untuk
hamil 50 kg dan saat hamil 62 kg dengan lila memberikan terapi, Anjurkan pasien untuk
25cm. pemeriksaan fisik dalam batas normal. kunjungan pemeriksaan kehamilan
28
Penatalaksaan : Intervensi
Untuk Kunjungan Rumah
Pantau KU dan vital sign.
Beri informasi yang jelas
tentang keadaan pasien
dan keadaan
kehamilannya.
29 Journal Of Midwifery
WIB sudah dapat mulai baik Ibu mengatakan nyeri kepala sudah berkurang, tidur sudah
dan jarang bangun lagi dapat mulai baik dan jarang bangun lagi
Objektif :
Objektif :
KU baik, kesadaran CM, TD :
130/90 mmHg N: 80x/i,
S:36,50C, RR : 22x/i
09.00 WIB
Memantau KU dan vital sign.
E: KU pasien baik, kesadaran
CM, TD : 130/90 mmHg N:
Memberikan informasi
tentang keadaan pasien dan
keadaan kehamilannya. E: Ibu
akan mencoba
memaksimalkan tidurnya.
30
RSUD Dr. M. Yunus Bengkulu, maka peneliti sakit kepala, nyeri pada ulu hati, penglihatan
akan melakukan pembahasan kasus tersebut kabur, mual, tidak nafsu makan, berdasarkan
sesuai dengan tahap yang ada dalam proses pemeriksaan TTV ditemukan. Keadaan umum,
Asuhan kebidanan sebagaiberikut: baik, Kesadaran : composmentis (sadar penuh),
Tekanan darah, 140/90 mmHg,
1. Pengkajian Suhu : 360C, Nadi : 88 x/menit dan Respirasi :
20 x/menit. Selain itu juga ditemukan
Pada pengumpulan data peneliti konjungtiva anemis.Menurut IDI, (2013) tanda
menggunakan metode wawancara atau tanya dan gejala yang timbul pada ibu hamil dengan
jawab dengan pasien maupun keluarga serta hipertensi pada kehamilan ialah edema.
observasi dengan menggunakan pemeriksaan Timbulnya hipertensi dan proteinuria
fisik dan menggunakan studi dokumentasi merupakan gejala yang paling penting, namun
melalui catatan rekam medik pada status penderita seringkali tidak merasakan perubahan
klien. Selama melakukan pengkajian terhadap ini. Biasanya pasien datang dengan gejala pada
pasien, dalam studi inipenelititidak banyak kondisi yang sudah cukup lanjut atau, seperti
menemukan kesulitan dalam memperoleh gangguan penglihatan, sakit kepala hebat, nyeri
identitas pasien, riwayat kesehatan, demikian perut bagian atas. Pada pemeriksaan fisik
pula dengan data fisik yang peneliti peroleh ditemukan Pada pre- eklampsia ringan: ditandai
dalam observasi. Disamping data dari pasien, adanya peningkatan tekanan darah ≥ 140/90
penelitijuga mendapatkan data dari keluarga, mmHg.
status pasien serta tenaga kesehatan lainnya, Berdasarkan keterangan diatas didapat
sehingga pengumpulan data dapat berjalan bahwa saat pengkajian pada pasien Ny.P dengan
dengan baik dan ini juga atas partisipasi dan hipertensi pada kehamilan tidak
sikap kooperatif dari keluarga pasien.
Pada saat dikaji didapatkan data
bahwa pasien mengatakan saat ini merasakan
semua data yang ada pada teori didapatkan praktek. Diagnosa kebidanan adalah
pada kasus, hal ini disebabkan oleh berat pernyataan yang menguraikan respon aktual
ringannya gejala dan tergantung pada atau potensial klien terhadap masalah
derajat penyakit yang diderita pasien dan kesehatan yang perawat mempunyai izin dan
tidak ada kesenjangan antara toeri dan berkompeten untuk mengatasinya. Respon
praktek. aktual dan potensial klien didapatkan dari
data dasar pengkajian, tinjauan literatur yang
2. Interpretasi Data berkaitan, catatan medis klien masa lalu, dan
konsultasi dengan profesional lain yang
Diagnosa kebidanan yang muncul kesemuanya di kumpulkan selama
pada pasien Ny.P di susun berdasarkan pengakajian. Hal terakhir adalah respon
manifestasi klinik yang ada lalu aktual dan potensial klien yang membutuhkan
dimodifikasi permasalahan penyakit yang intervensi dari domain praktik kebidanan
berhubungan dengan hipertensi pada (Poter &Perry 2009).
kehamilan. Beberapa data yang peneliti
kumpulkan selama melakukan studi kasus, 3. Masalah Potensial
terlebih dahulu telah di klasifikasikan,
didokumentasikan dan baru dapat Pada langkah ke III yaitu
ditegakkan diagnosa. Dari semua diagnosa mengantisipasi diagnosa/masalah potensial di
yang penelititemukan pada kasus tidak susun berdasarkan masalah yang dapat
semua diagnosa kebindanan yang peneliti beresiko tinggi terhadap masalah kesehatan
temukan pada teori, perbedaan ini dapat pada ibu hamil dengan hipertensi. Adapun
terjadi karena penelitimenyesuaikan maslaah potensial terjadi pada Ny.P adalah
dengan keadaan pasien yang ada. resiko terjadinya Pre eklamsia ringan. Pada
Berdasarkan pernyataan diatas tidak janin pertumbuhan terhambat (IUGR),
ditemukan kesenjangan antara toeri dan
31 Journal Of Midwifery
kematian janin, persalinan premature dan kelainan patologis. Hal ini perlu dilakukan
solusio plasenta. Menurut Lalage (2013), karena jika tidak dilakukan tindakan secara
perempuan hamil dengan hipertensi cepat dapat menjadi suatu masalah pada
mempunyai risiko tinggi terjadinya kesehatan ibu dan janinnya. Berdasarkan
komplikasi berat seperti sakit jantung, pernyataan diatas tidak ditemukan kesenjangan
penyakit pembuluh darah otak ataupun gagal antara toeri dan praktek.Menurut Purwaningsih
organ hingga kematian. Terhadap janin, (2010), pelaksanaan anjurkan melakukan
hipertensi mengakibatkan risiko latihan isotonik dengan cukup istirahat baring,
perkembangan janin dalam rahim terhambat, hindari konsumsi garam yang berlebih, hindari
sehingga menyebabkan kelahiran sebelum kafein, merokok, dan alkohol, diet makanan
waktunya dan kematian janin dalam yang sehat dan seimbang, lakukan pengawasan
rahim.Masalah pontensial pada ibu tidak terhadap kehidupan dan pertumbuhan janin
terjadi karena telah dilakukan dengan USG, pembatasan aktifitas fisik,
penatalaksanaan yang cepat, tepat, dan sesuai kolaborasi pemberian anti hipertensi.
prosedur. Berdasarkan pernyataan diatas tidak
ditemukan kesenjangan antara toeri dan 5. Perencanaan Kebidanan
praktek.
Penyusunan perencanaan kebidanan,
4. Tindakan Segera peneliti melakukan sesuai dengan diagnosa
yang telah diperioritaskan yaitu dengan
Antisipasi / tindakan segera dapat di komponen tujuan, kriteria dan rencana
lakukan dalam tindakan pada pasien adalah kebidanan. Perencanaan dalam konsep teori
Kolaborasi dengan dr, SpOG serta kolaborasi telah diuraikan secara lengkap dan jelas
dengan laboratorium dan pemeriksaan
tekanan darah agar tidak menimbulkan bentuk
sehingga data digunakan sebagai acuan pada saat pasien berkunjung kepoli kebidanan serta
waktu menyusun perencanaan pada kasus peneliti hanya melakukan kunjungan rumah
pasien dengan hipertensi, rencana kebidanan sesuai yang mana tindakan yang dilakukan
yang peneliti susun merujuk pada landasan hanya melakukan observasi keadaan umum
teori yang telah ada dan semua rencana pasien TTV serta memotivasi pasien agar
kebidanan yang ada dalam teori disusun dapat melakukan pembatasan diet serta
untuk perencanaan tindakan untuk pasien melakukan tindakan pencegahan kekambuhan
hipertensi dalam kehamilan sesuai dengan dan melakukan pengontrolan kehamilan
diagnosa yang telah ditetapkan. Berdasarkan secara rutin. Berdasarkan pernyataan diatas
pernyataan diatas tidak ditemukan tidak ditemukan kesenjangan antara toeri dan
kesenjangan antara toeri dan praktek. praktek.
hari mulai dari tanggal 03 Juni sampai tanggal susun berdasarkan masalah yang dapat beresiko
07 Juli dan dari data yang peneliti dapatkan tinggi terhadap masalah kesehatan pada ibu
pada pasien semua telah mencapai criteria hamil dengan hipertensi. Adapun masalah
yang diharapkan dan pasien direncanakan potensial terjadi pada Ny.P adalah resiko
akan melakukan operasi section caesarea terjadinya Pre eklamsia ringan.
untuk proses persalinannya. Berdasarkan
pernyataan diatas tidak ditemukan 4. Tindakan Segera
kesenjangan antara toeri dan praktek Antisipasi / tindakan segera dapat di
lakukan dalam tindakan pada pasien adalah
KESIMPULAN Kolaborasi dengan dr, SpOG serta kolaborasi
dengan laboratorium dan pemeriksaan tekanan
1. Pengkajian darah agar tidak menimbulkan bentuk kelainan
Selama melakukan pengkajian patologis. Hal ini perlu dilakukan karena jika
terhadap pasien, peneliti tidak banyak tidak dilakukan tindakan secara cepat dapat
menemukan kesulitan karena pasien dan menjadi suatu masalah pada kesehatan ibu dan
keluarga sangat kooperatif. Dan hasil janinnya.
pengkajian semua data yang ada diteoritis
hampirsama dengan yang ada pada kasus. 5. Intervensi kebidanan
Penyusun rencana tindakan kebidanan
2. Interpretasi Data guna mencapai tujuan yang diinginkan,
Pada diagnosa kebidanan disusun pemenuhan kebutuhan pasien harus sesuai
berdasarkan masalah yang ada pada pasien
sehingga didapatkan masalah sesuai dengan
kebutuhan pasien.
3. Masalah Potensial
Pada langkah ke III yaitu
mengantisipasi diagnosa/masalah potensial di
dengan diagnosa yang ditegakkan atau di dicapai, waktu pencapaian serta kondisi
temukan dalam studi kasus ini pasien, tingkat penyakit serta kerjasama
perencanaan ini peneliti susun seperti peneliti, keluarga dan tim kesehatan lainnya
acuan yang ada pada teoritis. Namun sehingga didapatkan asuhan kebidanan yang
demikian tidak semua rencana tindakan optimal.
kebidanan dapat terwujud atau tercapai hal
inidisesuaikan dengan keadaan, kondisi SARAN
pasien dan kemampuan peneliti.
Penelitian ini di harapkan dapat
6. Implementasi kebidanan menjadi tambahan informasi dan sebagai
Pada tahap pelaksanaan tindakan bahan masukan bagi petugas kesehatan
kebidanan hasil yang diharapkan adalah setempat untuk memberikan asuhan
tercapainya tujuan, dalam pelaksanaan kebidanan kepada ibu hamil mengenai
sesuai intervensi yang telah disusun sudah hipertensi gestasional. Diharapkan kepada
dapat dilaksanakan karena pasien dan pasien dapat melakukan pemeriksaan
keluarga sangat kooperatif dalam proses kesehatannya secara rutin untuk
kebidanan selain itu juga dalam mengantisipasi jika ada masalah dalam
pelaksaanan ini peneliti juga melakukan kehamilannya yang lebih lanjut
kolaborasi dengan dokter dalam pemberian
pengobatan sehingga tindakan kebidanan DAFTAR PUSTAKA
dapat berjalan dengan baik.
Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan.
7. Evaluasi
Pada evaluasi kebidanan EGC: Jakarta
tercapainya keberhasilan dari kriteria yang Bartini I. 2012 .Buku Pintar : Panduandan
diterapkan pada kriteria apa yang hendak
33 Journal Of Midwifery
Tips Hamil Sehat. Nuha Medika: Jogjakarta
IDI. 2013. Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer.
Edisi I. Ikatan Dokter Indonesia. Jakarta.
Joseph, H.K dan Nugroho, M. 2010. Catatan Kuliah Ginekologi dan Obstetri
(Obsgyn).Yogyakarta : Nuha Medika.
Kemenkes RI. 2010. Pedoman Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu Dan Anak.
Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat Bina Kesehatan Ibu Dan
Anak Kemenkes RI: Jakarta
Kemenkes RI. 2013. Rencana Aksi Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu Dan Anak.
Direktorat Jendral Bina Kesehatan ibu. Ditjen Bina Gizi KIA, Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia: Jakarta
Kemenkes RI. 2013. Buku Saku Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dan Rujukan.
Pedoman Bagi Tenaga Kesehatan. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia:
Jakarta
Nurarif. 2015. Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan diagnosa medis & NANDA
(North American Nursing Diagnostik Association) NIC-NOC. Panduan Penyusunan
Keperawatan Profesional. Edisi Revisi. Media Hardi: Yogyakarta.
34
Kasus Kedua
Seorang pasien bernama Ny.I berusia 25 tahun datang ke bidan, pasien mengatakan
merasa cemas karena tidak haid 4 bulan berturut-turut. Dan ibu belum mengetahui bahwa
amenore yang dialaminya merupakan efek samping dari penggunaan KB suntik 3 bulan tetapi
pasien masih ingin menggunakan KB suntik 3 bulan. Hasil pemeriksaan TTV menunjukkan,
TD: 120/70 mmHg, nadi: 70x/menit, suhu: 36,5°C, RR: 24x/menit, BB: 60 kg. Berdasarkan
data subyektif dan data obyektif yang ada maka diagnosa yang di temukan adalah Ny.I 25
tahun akseptor KB suntik 3 bulan dengan efek samping amenore.
Implementasi yang dilakukan pada pasien antara lain memberitahukan pada pasien
tentang hasil pemeriksaan, menjelaskan keuntungan dan kerugian dari KB suntik 3 bulan
yaitu mengurangi nyeri haid, mengurangi pendarahan, mencegah anemia (keuntungan) dan
terjadinya perubahan pola haid, penambahan berat badan, tidak melindungi dari PMS
(kerugian), memberikan KB suntik 3 bulan pada pasien melalui injeksi IM, menjelaskan
kepada pasien mengenai terapi untuk menanggani amenore yang terjadi dengan cara
meminum pil kombinasi theraphy pil kombinasi microgynon 3x1 tablet dari hari pertama
sampai hari ketiga, 1x1 tablet mulai 3-5 hari biasanya akan terjadi haid, menganjurkan ibu
untuk memberhentikan theraphy jika sudah mendapatkan haid, menganjurkan pasien untuk
mengganti kontrasepsi KB suntik 3 bulan dengan menggunakan kontrasepsi yang non
hormonal (misalnya IUD) bila cara diatas tidak berhasil, memberitahu pasien mengenai
kunjungan ulang atau bila mempunyai keluhan lain.
INTISARI
Kontrasepsi suntik 3 bulan adalah kontrasepsi yang diberikan secara intramuscular setiap 3
bulan atau 12 minggu, dalam suntik KB 3 bulan terdapat beberapa efek samping seperti
perubahan siklus mentruasi, baik menjadi lebih panjang maupun lebih pendek, seperti tidak haid
(Amenorea), Flek (Spotting) jerawat dibadan dan wajah, berat badan bertambah, pusing dan sakit
kepala, gairah seks menurun, kepadatan tulang berkurang, tidak terlindung dari PMS. Tujuan
studi kasus ini adalah melakukan asuhan kebidanan pada aseptor KB suntik 3 bulan dengan
amenorea secara menyeluruh dan berkesinambungan. Metode kasus yang digunakan adalah studi
kasus dengan latar belakang akseptor KB suntik 3 bulan dengan amenorea di Klinik Pratama
Afiyah tahun 2019. Asuhan yang diberikan kepada akseptor suntik KB suntik 3 bulan dengan
amenorea ini selama 3 kali kunjungan dengan pemberian asuhan berupa mengkomsumsi pil
kombinasi. Metode pelaksanaan pendekatan menggunakan pendokumentasian SOAP. Dari hasil
yang telah dilakukan pada kasus ini terdapat nya kesenjangan dengan teori yang didapatkan
pasien tidak terjadinya haid setelah mengkomsusi terapi pil kombinasi yang diberikan. Dari
kasus yang ditemukan tidak terjadinya haid 3-6 bulan maka disarankan untuk memeriksakan
keadaan ke dokter ataupun menganti alat kontrasepsi lain berupa non hormonal. Dalam hal ini
asuhan kebidanan yang sedang menjalankan praktik untuk selalu mempertahankan dan
meningkatkan pelayanan kebidanan yang sudah ada khusunya terhadap pelayanan KB.
keluarga yang berkualitas (Riskesdas, yaitu pencegahan terbuahinya sel telur oleh
Salah satu cara untuk menunjang menempelnya sel telur yang telah dibuahi
pada dinding Rahim. Dalam pil, diafragma dan kondom (Riskesdas,
program KB yaitu Pasangan Usia Subur Data yang didapatkan dari Riskesdas
(PUS). Pasangan Usia Subur (PUS) adalah tahun 2017, peserta aktif di Indonesia
2013).
kontrasepsi yang tepat dan sehat yaitu Berdasarkan data diatas, angka kejadian
dimulai dengan membuat pasien merasa akseptor KB suntik 3 bulan tergolong masih
Tahun 2019.
1. Data Subjektif
120/70 mmHg. Frekuensi pernapasan 19 x/menit, dan suhu 36,5 ˚C. Berat badan
x/menit. Frekuensi nadi 79 x/menit, dan 51 kg. tinggi badan 154 cm.
Anggrani, Y & Martina (2012). Pelayanan Keluarga berencana. Yogyakarta: Rohima Press.
Mulyani, N.S & Rinawati, M. (2013) Keluarga berencana dan alat kontasepsi.
Yogyakartan: Nuha Medika
Anvaible Online at
Andriyati, R. (2014) Tingkat kejadian Amenorea Sekunder pada ibu KB Suntik 3 bulan di
Rb Bm pendegangan Tanggerang.
Yogyakarta,
Irianto, K (2014) Pelayanan Keluarga berencana. Bandung: Alfabeta.
Kemenkes RI. Profil Data Kesehatan Indonesi tahun 2018. Pusat data dan Informasi
Kesehatan RI. Jakarta. 2018
Kemenkes RI. Profil Data Kesehatan Indonesi tahun 2016. Pusat data dan Informasi
Keseshatan RI. Jakarta. 2016.
Kemenkes RI. Profil Data Kesehatan Indonesi tahun 2017. Pusat data dan Informasi
Kesehatan RI. Jakarta. 2017.
Kasus Ketiga
(konseling kontrasepsi)
Ny.Z umur 24 tahun dengan P4 A0, menikah 6 tahun yang lalu. Anak yang terakhir
umur 2 bulan. Ketika melahirkan di bidan, Ny Z disarankan untuk mengikuti program
Keluarga Berencana, tetapi Ny.Z menolak dengan alasan takut dilarang oleh agama.
Solusi yang dilakukan pada pasien antara lain memberitahukan pada pasien tentang
pentingnya program ber KB, menjelaskan dampak positif dari KB salah satunya yaitu
mengatur jarak kelahiran anak. Dengan berkurangnya jumlah ibu melahirkan pertahunnya
maka kesehatan reproduksinya lebih terjaga. Karena apabila seorang ibu sering melahirkan
hal tersebut dapat menyebabkan gangguan kesehatan reproduksi seperti pendarahan,
munculnya penyakit pada rahim, kesehatan pada anak yang dilahirkan akan terganggu,
bahkan dapat menyebabkan kematian ibu dan anak,
------------------------------------------------------------------------------------
Keluarga
Berencana
Perspektif Ulama
Hadis
Emilia Sari1
Sekolah Tinggi Ilmu Al-Quran Palembang, Indonesia
10.15408/sjsbs.v6i1.10452
Abstract.
Family planning is a slogan in the modern era that dictates community members to plan the
number of children to be born in a household. For this reason, pregnancy prevention is
carried out with this family planning program. This program is carried out with medical
technology tools that are modern and traditional. In the study of Islamic jurisprudence itself,
there has been a way to prevent pregnancy behavior by way of Azl, even though it has
drawn controversy and differences in views from the jurists. This behavior is considered by
some experts as natural family behavior that is permissible. Further discussion will be
explained in this paper.
Abstrak.
Keluarga berencana merupakan suatu slogan di era modern yang mendoktrin anggota
masyarakat untuk melakukan perencanaan jumlah anak yang akan dilahirkan dalam suatu
rumah tangga. Untuk itu dilakukan penanggulangan kehamilan dengan Program KB ini.
Program ini dilakukan dengan alat teknologi kedokteran yang modern maupun dengan cara
tradisional. Dalam kajian fiqih Islam sendiri pernah terjadi bagaimana perilaku pencegahan
kehamilan dengan cara ‘Azl, walaupun hal tersebut menuai kontroversi dan perbedaan
pandangan dari para ahli fikih. Perilaku ini dianggap oleh sebagian ahli sebagai perilaku KB
alami yang dibolehkan. Pembahasan lebih lanjut akan dijelaskan dalam makalah ini.
55
Pendahuluan
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah populasi
manusia yang banyak. Hal ini terjadi karena meningkatnya produktifitas dalam
setiap keluarga. Seyogyanya hal ini dapat memberikan kontribusi bagi kekuatan
Indonesia sendiri, yang para generasi inilah nantinya akan mempengaruhi
perkembangan negara. Akan tetapi di satu sisi dengan bertambah banyaknya
jumlah penduduk di Indonesia mengakibatkan beban pemerintah dalam mengatur
dan memberikan pelayanan yang baik berupa pendidikan, lapangan pekerjaan,
kesejahteraan bagi mereka tidak maksimal. Dengan keterbatasan ini akan
menimbulkan banyaknya tindak kriminalitas yang cenderung merusak moralitas.
Pada Tahun 1970 Pemerintah mulai memperkenalkan istilah Keluarga
Berencana (KB) yaitu gerakan untuk membentuk keluarga yang sehat dan
sejahtera dengan membatasi kelahiran. Meski demikian, penerapan KB ini tidak
bisa dengan mulus diterima karena Indonesia sebagai Negara dengan penganut
Agama Islam terbesar di Dunia selalu menjadikan Alquran dan Hadis sebagai
pandangan hidup.
Tidak diragukan lagi, bahwa tujuan pokok perkawinan ialah menjaga
kelangsungan hidup generasi manusia. Sedang kelangsungan jenis manusia ini
hanya mungkin dapat dilakukan dengan berlangsungnya keturunan. Islam sendiri
sangat suka terhadap banyaknya keturunan dan memberkati setiap anak, baik laki-
laki ataupun perempuan. Namun dibalik itu Islam juga memberi kemudahan
kepada setiap muslim untuk mengatur keturunannya itu apabila didorong oleh
alasan kuat.
Agama Islam merupakan Rahmatal li ‘alamin, dengan adanya kemajuan
teknologi dan ilmu pengetahuan yang pesat di kalangan masyarakat Islam ini,
Islam mengajukan untuk tetap berpegang teguh pada Sumber Hukum Islam yaitu
Alquran dan Hadis. Masyarakat Islam sebagai suatu bagian yang tidak terpisahkan
dari dunia, ia tidak dapat melepaskan diri dari persoalan-persoalan yang
menyangkut kedudukan hukum suatu persoalan. Persoalan-persoalan baru yang
status hukumnya sudah jelas dan tegas dinyatakan secara eksplisit dalam Alquran
dan Hadis, yang diyakini tidak akan menimbulkan pro dan kontra di kalangan
masyarakat Islam. Akan tetapi, bagi persoalan-persoalan yang belum jelas status
hukumnya dalam kedua sumber hukum Islam itu. Di sinilah ijtihad berperan untuk
menyelesaikan persoalan-persoalan hukum yang baru tersebut.
Dari latar belakang di atas, dapat dirumuskan hal-hal sebagai berikut; Apa
itu KB Family Planning? Bagaimana hukum KB dalam pandangan Islam?
Bagaimana pandangan ulama tentang KB? Tujuan dan Alat-alat KB? Apa
manfaat KB?
Salam: Jurnal Sosial dan Budaya Syar-i. Volume 6 Nomor 1 (2019). ISSN: 2356-1459. E-ISSN: 2654-9050 - 56
Keluarga Berencana Perspektif Ulama Hadis
2
Alfauzi, “Keluarga Berencana Perspektif Islam Dalam Bingkai Keindonesiaan” dalam Jurnal Lentera,
Vol. 3, No. 1 (2017), h.3.
3
Zuhairini, Pendidikan Islam dalam Keluarga, (Surabaya: IAIN Sunan Ampel, 1993, h.1.
4
Alfauzi, “Keluarga Berencana Perspektif Islam Dalam Bingkai Keindonesiaan” dalam Jurnal
Lentera, Vol. 3, No. 1 (2017), h.3.
dan terarah dengan melalui pertimbangan yang matang untuk mencapai hidup
yang lebih baik dengan mengatur kelahiran dari anak-anak mereka sesuai dengan
ketentuan sosial yang berlaku.
Selanjutnya istilah Keluarga Berencana (KB), merupakan terjemahan dari
Bahasa Inggris “Family Planning” yang dalam pelaksanaannya di negara-negara
Barat mencakup dua macam (cara), yaitu:5
a) Planning Parenthood
Pelaksanaan metode ini menitikberatkan tanggung jawab kedua orang tua
untuk membentuk kehidupan rumah tangga yang aman, tentram, damai, sejahtera,
dan bahagia. Walaupun bukan dengan jalan membatasi jumlah anggota keluarga.
Hal ini lebih mendekati istilah Bahasa Arab “Tanzimunnasli” (mengatur
keturunan).
b) Birth Control
Penerapan metode ini menekankan jumlah anak atau menjarangkan
kelahiran, sesuai dengan situasi dan kondisi suami-istri. Hal ini lebih mirip
dengan istilah Bahasa Arab ( النسل تحديدmembatasi keturunan). Tetapi dalam
praktiknya di negara Barat, cara ini juga membolehkan pengguguran kandungan
(abortus da menstrual regulation), pemandulan (infertilitas) dan pembujangan
(tabattul).
Menurut Mahjudin keluarga berencana dibagi menjadi dua pengertian,
yaitu pengertian umum dan khusus. Pengertian umum yaitu, suatu usaha yang
mengatur banyaknya jumlah kelahiran sedemikian rupa, sehingga bagi ibu
maupun bayinya dan ayahnya serta keluarganya atau masyarakat yang
bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian sebagai akibat langsung dari
dalam kehidupan sehari-hari berkisar pada pencegahan konsepsi atau pencegahan
terjadinya pembuahan atau pencegahan pertemuan antara sel sperma dari laki-laki
dan sel telur dari perempuan sekitar persetubuhan.
Menurut UU No. 10 Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan
dan Pembangunan Keluarga Sejahtera dalam pasal 1 poin 12 yang dimaksud
Keluarga Berencana adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta
masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan, kelahiran,
pembinaan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan
keluarga kecil, bahagia, dan sejahtera.6
Istilah keluarga Berencana ada yang mengartikan sebagai suatu ikhtiar
untuk usaha yang disengaja untuk mengatur kehamilan dan keluarga, dengan tidak
melawan hukum agama, undang-undang negara, dan moral pancasila untuk
mencapai kesejahteraan bangsa dan negara pada umumnya. Dengan kata
5
http://en.wikipedia.org/wiki/Family_planning. diakses Tanggal 17 November 2017.
6
Mahjuddin, Masailil Fiqhiyah, (Jakarta: Kalam Mulia, 2007), h.66-67.
lain, keluarga betencana merupakan suatu ikhtiar atau upaya manusia untuk
mengatur jumlah anggota keluarga disesuaikan dengan minat orang tua, segi- segi
sosial, pendidikan, ekonomi, kesejahteraan hidup dan kepadatan penduduk dimana
mereka tinggal.
Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa keluarga berencana
adalah istilah resmi yang digunakan di Indonesia terhadap usaha untuk mencapai
kesejahteraan, kemakmuran dan kebahagiaan keluarga, dengan mempraktekkan
program tersebut yang potensial dan bahagia.
Adapun yang dimaksud dengan keluarga sejahtera adalah keluarga yang
dibentuk atas perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual
dan material yang layak, bertaqwa kepada Tuhan YME, memiliki hubungan yang
serasi, selaras dan seimbang antara anggota keluarga dengan masyarakat dan
lingkungan (Pasal 1 UU No. 10 Tahun 1992).
7
Haryono Suyono, Komunikasi Informasi dan Edukasi, (Jakarta: BKKBN, 1977), h.8-9.
(kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan
hendaklah mereka mengucapkan Perkataan yang benar.”8
Ali bin Abi Thalhah berkata dari Ibnu Abbas: “Ayat ini berkenaan dengan
seorang laki-laki yang meninggal, kemudian seseorang mendengar ia
memerintahkan wasiat yang membahayakan ahli warisnya, maka Allah Swt
memerintahkan orang yang mendengarnya untuk bertakwa kepada Allah Swt serta
membimbing dan mengarahkannya pada kebenaran. Maka hendaklah ia berusaha
menjaga ahli waris orang tersebut, sebagaimana ia senang melakukannya kepada
ahli warisnya sendiri apabila ia takut mereka disia-siakan.
Demikianlah pendapat Mujahid dan para ulama lainnya.9
b) Q. S. Al-Qashash ayat 77
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri
akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan
berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu,
dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”10
Dari ayat-ayat di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa petunjuk yang
perlu dilandaskan dalam KB antara lain, menjaga kesehatan istri,
mempertimbangkan kepentingan anak, memperhitungkan biaya hidup berumah
tangga. Sedangkan dasar hukum yang bersumber dari Hadis yaitu:
“Telah bercerita kepada kami Abu Nu'aim telah bercerita kepada kami Sufyan dari Sa'ad
bin Ibrahim dari 'Amir bin Sa'ad dari Sa'ad bin Abi Waqosh radliallahu 'anhu berkata:
8
Qs. an-Nisa/4: 9.
9
Lihat Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman bin Ishaq Alu Syaikh, Labaabut Tafsir min Ibni
Katsiir, Kairo, Mu-assasah daar al-Hillal, cet. 1, 1994, diterj. M. Abdul Ghaffar, Tafsir Ibnu Katsir, Jakarta,
Pustaka Imam Syafi’I, h.241.
10
Qs. Al-Qashash/28: 77.
11
Qs. Al-Baqarah/2: 233.
س ع َس ْع ِد ْب ِ َح َّدثَ.نا َأُبو نْ َُ.عيٍ م َح ُس ْ فَيا ُن َس ْع ِد ْب ِن
َع ْن َعاِمر َ ْ
ِن َأِِب بْ ِن ٍد َع ْن ِإْب َ.را ِهي َم َع ْن َّدثَ.نا
َو َ ْعنُه َقا َل َجاءَ اَّلِن ُِّب ََّوقا ٍص َر ِض َي
َسل َصل ا
ه و َي ْ َكرُه َأ ِ َّ ِ ّ
ّى ا
َ م َيُ.عوُدِن َو ََأ َن َِب ك َة َ ُو َ ل َّ
ْن لُ ل َّ
لُ َعَْليِ ه
َها َ َجر ِ ْمنَ .ها َقا َل يَْ.ر َح ُم ا َ
ل َّ ُيو َت
ُل اْب َن َ ْع َفراَء ق ُْ.ل ُت ََي َر ُس َول ا
ل َِّ بْلَْر ِض
ل ُأو ِصي ال
ِِ ِِّت
َبِاِل ُكلِ¹ه
ُ ث َ ق ا َل ََل ُْ.قل ُت َقا َل ََل ق ُْ.ل ُت َفال َّش ُْطر َقا
َفالث. ال ث َل
لّ ُ ُث ُّ.ل
َوالث.
لّ ُ ُث َكثِ ٌري
إِن
ّ َك َأ ْن َت د َع ََورثََ.ت َك
َ ْخ ر ٌي ِم ْن َأ ْن َت د َع ُه ْم َعالًَة يََ.ت َ َك ّفُ فو َن اَلّنا َس ِِف َأْي ِدي ِه ْم ِ
َأ ْغنَياءَ
َوِإن
ّ َك َم ْه َما َأْنْ َ.ف ق َت ِم ْن نََ .ف ٍق ة
َفِإ
َّ
َنا َص َدَقٌة َ َح َّّت
ال
ّْ ق َمُة
ال
َُع ها إَِ َل ِِف ْا َمرَأِت َك َو َع َسى ا.ْ رَف.ِِّت َت
َّ ل
َتِ ف َع بِ َك ََن ٌس.ْن.ي.ََ ع َك َف.ََْرف.لُ َأ ْن ي
َْ َومئِ ٍذ.َوُي َ َضّر ِب َك آ َ ُخ رو َن ََوَلْ َي ُك ْن َلُه ي
ٌَنة.إََِّل اْب
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam datang menjengukku (saat aku sakit) ketika aku berada
di Makkah". Dia tidak suka bila meninggal dunia di negeri dimana dia sudah berhijrah
darinya. Beliau bersabda; "Semoga Allah merahmati Ibnu 'Afra'". Aku katakan: "Wahai
Rasulullah, aku mau berwasiat untuk menyerahkan seluruh hartaku". Beliau bersabda:
"Jangan". Aku katakan: "Setengahnya" Beliau bersabda: "Jangan". Aku katakan lagi:
"Sepertiganya". Beliau bersabda: "Ya, sepertiganya dan sepertiga itu sudah banyak.
Sesungguhnya jika kamu meninggalkan ahli warismu dalam keadaan kaya itu lebih baik
daripada kamu meninggalkan mereka dalam keadaan miskin lalu mengemis kepada
manusia dengan menengadahkan tangan mereka. Sesungguhnya apa saja yang kamu
keluarkan berupa nafkah sesungguhnya itu termasuk shadaqah sekalipun satu suapan
yang kamu masukkan ke dalam mulut istrimu. Dan semoga Allah mengangkatmu
dimana Allah memberi manfaat kepada manusia melalui dirimu atau memberikan
madharat orang- orang yang lainnya". Saat itu dia (Sa'ad) tidak memiliki ahli waris
kecuali seorang anak perempuan.”12
12
Shahih Bukhari. No 2537
13
Masri Singarimbun, Liku-liku Penurunan Kelahiran, (Bandung: LP3ES, 1982), h.76.
b. Meningkatkan martabat kehidupan rakyat dengan cara menurunkan angka
kelahiran, sehingga pertambahan penduduk tidak melebihi kemampuan negara
untuk meningkatkan produksi.
c. Melembagakan dan membudayakan Norma Keluarga Kecil Bahagia dan
Sejahtera (NKKBS) sebagai pola hidup keluarga dalam rangka usaha
mendukung keberhasilan program pembangunan manusia seutuhnya yang
sekaligus mendukung program pengendalian laju pertambahan penduduk
Indonesia.
Dengan jumlah keluarga yang kecil akan lebih mudah untuk mencapai
kesejahteraan dan kebahagiaan keluarga, terutama masalah kesehatan ibu dan
anak. Seorang ibu yang sering melahirkan dapat mengandung berbagai resiko
gangguan kesehatan, berupa kurang darah (anemia), hypertensi, penyakit jantung
dan sebagainya.
Secara umum tujuan KB yaitu untuk menciptakan keluarga kecil yang
sejahtera dan bahagia dalam arti dengan adanya cinta kasih baik dari ayah, ibu
dan anak dengan prinsip utama yaitu lebih mengutamakan kesehatan seorang ibu
dan anak serta pendidikannya.
Kedua, Khawatir akan terjadinya bahaya pada urusan dunia yang kadang-
kadang bisa mempersulit beribadah, sehingga menyebabkan orang mau
menerima barang yang haram dan mengerjakan yang terlarang, justru
untuk kepentingan anak-anaknya. Sedangkan Allah telah
14
Yusuf Qaradhawi, Halal dan Haram, (Bandung; Jabal), h.182.
berfirman: “Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki
kesukaran bagimu.” QS. Al-Baqarah: 185).
Ketiga, Keharusan melakukan Azl yang biasa terkenal dalam syara’ ialah
karena mengkhawatirkan kondisi perempuan yang masih menyusui kalau
hamil dan melahirkan.
Nabi menamakan bersetubuh sewaktu perempuan masih menyusui, dengan
ghilah atau ghail, karena penghamilan itu dapat merusak air susu dan
melemahkan anak. Dinamakan ghilah atau ghail, karena suatu bentuk
kriminalitas yang sangat rahasia terhadap anak yang sedang disusui. Oleh karena
itu, sikap seperti ini dapat dipersamakan dengan pembunuhan misterius. Nabi
Muhammad selalu berusaha demi kesejahteraan umat-Nya. Untuk itu ia
perintahkan kepada umatnya supaya berbuat apa yang kiranya membawa maslahat
dan melarang yang kiranya akan membawa bahaya.15
Menurut Siti Soleha ada beberapa hal yang menyebabkan dampak dalam
program keluarga berencana diantaranya :
15
Yusuf Qaradhawi, Loc.cit
16
Siti Jaleha“Studi Tentang Dampak Program Keluarga Berencana Di Desa Bangun Mulya Kab.
Penajam Paser Utara,” Jurnal Ilmu Pemerintah, vol. 4, No. 1 (2016), h.43.
secara tidak langsung telah melakukan perencanaan terhadap
cashflow/pengeluaran pada keluarga tersebut. Dampak KB terhadap anak sangat
memberikan dampak positif, karena dengan keluarga yang mengikuti program KB
maka jaminan seorang anak untuk melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih
tinggi lebih besar.17
17
Siti Jaleha, “Studi Tentang Dampak Program Keluarga Berencana Di Desa Bangun Mulya Kab.
Penajam Paser Utara,” Jurnal Ilmu Pemerintah, vol. 4, No. 1 (2016), h.43
18
Nazar Bakry, ProblematikaPelaksanaan Fiqh Islam, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1994),
h.25-27.
Keluarga Berencana Perspektif Ulama Hadis
Namun demikian banyak pula para ahli tidak setuju dengan pendapat
tersebut, seperti M. Djuwari yang menyatakan IUD dibolehkan, dan tidak
semacam pembunuhan dan pencegahan kehamilan. Menurut dokter Boyke dalam
bukunya menyebut ada beberapa macam alat kontrasepsi saat ini yang bisa
dijadikan referensi bagi ibu-ibu yang ingin mangatur jarak atau mengecah
kehamilan diantaranya 19 KB Implan, KB AKDR, Kontrasepsi Suntikan, KB
Vasektomi, KB Kondom, KB Tubektomi, Tubal Ligation.
19
Boyke Nugraha, It’s All About SEX, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), h.150-155.
20
Sabrur Rohim, “Argumen Program Keluarga Beencana Dalam Islam” Jurnal Ilmu Syari’ah
Salam: Jurnal Sosial dan Budaya Syar-i. Volume 6 Nomor 1 (2019). ISSN: 2356-1459. E-ISSN: 2654-9050 - 65
melarang ‘azl. Pada masa sekarang ini, manusia banyak menciptakan alat untuk
mencegah dan menghentikan kehamilan.
Hal ini sesuai dengan hadits Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Muslim:
َو َصل ي َقا َل ُذ ِ َكر ا َْل ْع زُل¹ ِ عن َِأِب َسعِي ٍد ا ْلُ د ِر
َسل ّى ا ِ ْعن َد
َ قا َل ََوما َذا ُك ْم.َّ م َف
َّ الن ل
َقاُلوا
ُل َعَْليِ ه ب¹ِ ِّ
َها َوَي ْ َكرُه َأ ِ ْمنهُ َوا َلّر ُج ُل َت ُكو ُن.ُي ُب ِ ْمن.ُْر َف.ا َلّر ُج ل َت ُكو َلُه اْل َ ْم رَأُة ت
ُ
َُلهُ اََْلمة ِ
ْن ََْت م َل ِ
ض ُع صي ِ ن ُ
َذا ُك ْم َوَي ْ َكرُه َأ ْن ََْت ِم َل ِ ْمنُه َعلَْي ُك ْم َأ ْن ََل.ُي ِصي ُب ِ ْمن.َف
َِفإ ْ َف علُوا.َت َقا َل َفَل َها
ه و ا َْل ق َ ُد ر َقا َل
َ ُ نَا
قا َل وا َه َذا َز ْ ٌجر.َ اْب ن َع ٍو ن َف ح ُت بِه ا ْْل س ن ف
َ َ ََ َ ْ ُ
َِّ َّدثْ ل
ل َل َكأَ َّن
Dari Abu Sa'id Al Khudri RA, dia berkata, "Seseorang mengucapkan 'Azl di
hadapan Nabi SAW, lalu beliau bertanya, 'Apa yang kalian maksudkan? Para sahabat
berkata, 'Seorang laki-laki mempunyai istri yang sedang menyusui, lalu laki-laki itu
menyetubuhinya tetapi tidak menginginkan istrinya hamil" (maka ia melakukan 'Azl).
Juga seorang laki-laki yang memiliki budak perempuan, lalu laki-laki tersebut
menyetubuhinya, tetapi ia tidak ingin budak perempuannya hamil (maka ia melakukan
Azl.' Rasulullah SAW Bersabda, 'Jangan kalian melakukan hal itu, karena kehamilan itu
adalah takdir'" Kata ibnu "Aun, "Aku ceritakan hal itu kepada Al Hasan, lalu ia berkata,
'Demi Allah! Hal seperti ini adalah sebagai peringatan keras. Muslim 4/159.21
َعلَْي ِ ه َو َصل َع َع ْه ِد َر َجا ٍِب ر َقا َل َع ْ ن
َسل ّى ا ُسِول ا َلى ُكن
ْنِ زُل.ََّ م َوا ُْل ْق رآ ُن ي َّ ل ْ ِع ُزل.َّا ن
َِّ ل
ُل
ل
Dari Jabir, ia berkata, "Kami melakukan 'azl pada masa Rasulullah Saw, dan Alquran
tengah turun." Shahih: Al Adab (51): MuttafaqAlaih.23
23
Shahih Sunan Ibnu Majah, No. 1577-1954.
Keluarga Berencana Perspektif Ulama Hadis
24
Hamid Laonso dan Muhammad Jamil, Hukum Islam Alternatif terhadap Masalah Fiqh Kontemporer,
(Jakarta: Restu Ilahi, 2005), h.23-24.
25
Qs. al-Baqarah, 2: 195.
26
Muhammad Hamdani, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: CV Trans Info Media, 2012),
h.203.
Salam: Jurnal Sosial dan Budaya Syar-i. Volume 6 Nomor 1 (2019). ISSN: 2356-1459. E-ISSN: 2654-9050 - 67
menjarangkan anak. Mereka juga berpendapat bahwa perencanaan
keluarga itu tidak sama dengan pembunuhan, karena pembunuhan itu
berlaku ketika janin mencapai tahap ketujuh dari penciptaan. Hal ini
didasari dengan Q. S. Al-Mu’minun ayat 12, 13, 14.
b. Ulama yang melarang yaitu Madkhour, Abu A’la al-Maududi. Mereka melarang
mengikuti KB karena perbuatan itu termasuk membunuh keturunan sebagaimana
firman Allah SWT dalam Q. S. Al-Isra’ ayat 31.
“Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. kamilah yang
akan memberi rezki kepada mereka dan juga kepadamu.
Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar.”27
c. Fatwa Majelis Ulama Indonesia Tahun 2000 menyatakan bahwa; (1) Pada
dasarnya, agama Islam memperbolehkan manusia melakukan pengaturan
kelahiran anak dengan tujuan yang positif seperti untuk menjaga kesehatan ibu
dan anak serta dilakukan dengan cara-cara yang baik dan tidak menimbulkan
bahaya; (2) Pemandulan dengan melakukan Vasektomi (pemotongan/penutupan
saluran air mani laki-laki) atau Tubektomi (pemotongan/penutupan saluran telur
pada wanita) dengan tujuan untuk membatasi kelahiran anak adalah perbuatan
haram; (3) Tubektomi dapat dilakukan berdasarkan pertimbangan medis dari
dokter yang profesional yang bersifat amanah, bahwa apabila yang bersangkutan
hamil atau melahirkan akan membahayakan jiwanya dan atau anaknya.28
Dari beragam pemaparan diatas, jika kita mengetahui dan memahami betul
maksud dan hikmah Islam di balik pemberian keringanan atas pelaksanaan
hubungan pada berbagai kondisi darurat adalah karena terinspirasi dari
pemahaman yang sempurna bahwa seorang anak menjadi tanggung jawab yang
sangat besar, dan wajib dipelihara dengan pemeliharaan yang sempurna dan
kepedulian tinggi.
Kesimpulan
KB berasal dari kata keluarga dan berencana. Apabila kata ini dipisah,
maka “keluarga” mempunyai arti tersendiri, demikian juga dengan kata
“berencana”. Yang dimaksud keluarga di sini ialah unit terkecil di dalam
masyarakat yang anggota-anggotanya adalah ayah dan ibu, atau ayah, ibu dan
anak.
Dasar hukum KB Family Planning ada dua macam yaitu: Hukum Yuridis
dan Hukum religius atau agama Adapun hukum KB dalam pandangan Islam,
27
Qs. al-Isra’, 17: 31.
28
Fatwa Seputar Vasektomi dan Tubektomi, h.2, www.muidkjakarta.or.id diakses pada tanggal 25
Januari 2019, pukul 23.00 WIB.
yaitu, Pada zaman Rasulullah SAW tidak ada seruan luas untuk ber-KB atau
mencegah kehamilan di tengah-tengah kaum muslimin. Tidak ada upaya dan
usaha yang serius untuk menjadikan al-‘azl sebagai amalan yang meluas dan
tindakan yang populer di tengah-tengah masyarakat
Pandangan ulama tentang KB sendiri, memberikan jawaban yang berbeda.
Beberapa ulama tidak membolehkan dengan alasan yang kuat berdasarkan dalil
Alquran QS. Al-Isra’ ayat 31. Sebagian ulama membolehkan jika memang dalam
keadaan yang membahayakan nyawa seseorang. Hendaknya slogan Keluarga
Berencana ini bisa tetap kita jalankan guna menjaga keutuhan dalam keluarga.
Daftar Pustaka
Aji, Ahmad Mukri. "Kekerasan Dalam Rumah Tangga Perspektif Hukum Positif
Indonesia," dalam Salam; Jurnal Sosial dan Budaya Syar-i, Vol. 4 No. 1 (2017).
Aji, Ahmad Mukri. Urgensi Maslahat Mursalah Dalam Dialektika Pemikiran Hukum
Islam, Bogor: Pustaka Pena Ilahi, 2012.
Alfauzi, “Keluarga Berencana Perspektif Islam Dalam Bingkai Keindonesiaan” dalam
Jurnal Lentera, Vol. 3, No. 1 (2017).
Hamdani. Muhammad. Pendidikan Agama Islam. Jakarta: CV Trans Media. 2012.
Nugraha. Boyke. It’s All About SEX. Jakarta: Bumi Aksara. 2013.
Qaradhawi, Yusuf. Halal dan Haram, Bandung: Jabal, 2007.
Rohim, Sabrur. “Argumen Program Keluarga Beencana Dalam Islam” Jurnal Ilmu
Syari’ah dan Hukum, Vol. 1 No. 2 (2016)
Singarimbun. Masri. Liku-liku Penurunan Kelahiran. Bandung: LP3ES. 1982. Solehah, Siti.
“Studi Tentang Dampak Program Keluarga Berencana Di Desa Bangun
Mulya Kab. Penajam Paser Utara,” Jurnal Ilmu Pemerintah, vol. 4, No. 1
(2016).
Suyono. Haryono. Komunikasi Informasi dan Edukasi. Jakarta: BKKBN. 1977. Yunus, Nur
Rohim; Sholeh, Muhammad; Susilowati, Ida. "Rekontruksi Teori
Partisipasi Politik Dalam Diskursus Pemikiran Politik Negara" dalam Salam;