Anda di halaman 1dari 12

Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI


PADA PREEKLAMPSIA DI INSTALASI RAWAT INAP
RSUD KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN
PERIODE JANUARI - DESEMBER
TAHUN 2018

Wirda Yulianti1), Yulian Wahyu Permadi2), Nina Zuhana3), Ainun Muthoharoh4)


1,2,4
Program Studi Sarjana Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan UMPP
3
Program Studi Diploma Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan UMPP
E-mail : wirdayulianti2@gmail.com

Abstrak
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan suatu masalah kesehatan yang menggambarkan
kesejahteraan masyarakat suatu negara. AKI di Indonesia mencapai 359 per 100.000 kelahiran
hidup. Faktor penyebab AKI terbesar di Indonesia yaitu hipertensi dalam kehamilan.Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui obat antihipertensi pada preeklampsia dan efektivitas penggunaan obat
antihipertensi pada preeklampsia di Instalasi Rawat Inap RSUD Kajen Kabupaten Pekalongan
Periode Januari-Desember tahun 2018. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu deskriptif
dengan pengumpulan data menggunakan metode studi dokumentasi. Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa pasien yang mengalami preeklampsia berdasarkan obat yang diguankan
metildopa (43,7%), nifedipin (21,3%), metildopa kombinasi nifedipin (35%) dan obat yang efektif
digunakan yaitu metildopa (42,7%) dengan penurunan tekanan darah < 140/90 mmHg dan lama
rawat yang singkat. Berdasarkan data penelitian diatas obat yang paling efektif digunakan pada
pasien preeklampsia adalah metildopa. Melalui penelitian ini diharapkan kepada tenaga kesehatan
untuk pemberian obat antihipertensi pada preeklampsia yaitu metildopa karena untuk menurunkan
tekanan darah dan lama rawat yang cepat untuk pasien preeklampsia.

Kata kunci : Effektivitas, Preeklampsia, Rawat Inap.

1
Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

EFFECTIVENESS OF THE USE OF ANTIHIPERTENSION


IN PREEKLAMPSIA IN INSTALLATION OF HOSPITALITY
PEKALONGAN DISTRICT KAJEN REGENCY
PERIOD OF JANUARY - DECEMBER
IN 2018

Wirda Yulianti1), Yulian Wahyu Permadi2), Nina Zuhana3), Ainun Muthoharoh4)


1,2,4
Undergraduate Pharmacy Study Program Faculty of Health Sciences UMPP
3
UMPP Faculty of Health Sciences Midwifery Diploma Study Program
E-mail: wirdayulianti2@gmail.com

Abstract
Maternal Mortality Rate (MMR) is a health problem that illustrates the welfare of a
country's society. MMR in Indonesia reaches 359 per 100,000 live births. The biggest
contributing factor for AKI in Indonesia is hypertension in pregnancy. This study aims to
find out antihypertensive drugs in preeclampsia and the effectiveness of using
antihypertensive drugs in preeclampsia in the Inpatient Installation of Kajen Regional
Hospital in Pekalongan Regency in January-December 2018. The method used in this study
is descriptive. by collecting data using the documentation study method. The results of this
study showed that patients who had preeclampsia based on drugs using methyldopa
(43.7%), nifedipine (21.3%), nifedipine combination methyldopa (35%) and the effective
drug used were methyldopa (42.7%) with decrease in blood pressure <140/90 mmHg and
short duration of stay. Based on the research data above, the most effective drug used in
patients with preeclampsia is methyldopa. Through this research, it is expected that health
workers for the administration of antihypertensive drugs in preeclampsia, namely
methyldopa, are due to lower blood pressure and fast hospitalization for patients with
preeclampsia.

Keywords: Effectiveness, Preeclampsia, Hospitalization.

PENDAHULUAN hanya 12 per 100.000 kelahiran hidup


Angka kematian ibu (AKI) pada tahun 2015 (WHO, 2015).
merupakan suatu masalah kesehatan yang Menurut Dinas Kesehatan Provinsi
menggambarkan kesejahteraan Jawa Tengah tahun 2017, jumlah kasus
masyarakat suatu negara. Menurut data kematian ibu di Provinsi Jawa Tengah
World Health Organization (WHO), pada tahun 2016 sebanyak 602 kasus,
angka kematian ibu di dunia pada tahun mengalami penurunan dibandingkan
2015 adalah 216 per 100.000 kelahiran jumlah kasus kematian ibu tahun 2015
hidup (KH) atau diperkirakan jumlah yang sebanyak 619 kasus. Berdasarkan
kematian ibu adalah 303.000 kematian waktu diketahui 63,12% kematian
dengan jumlah tertinggi berada di negara maternal terjadi pada waktu nifas, pada
berkembang yaitu sebesar 302.000 waktu hamil sebesar 22,92% dan pada
kematian. Angka kematian ibu di negara waktu persalinan sebesar 13,95%.
berkembang 20 kali lebih tinggi Faktor penyebab AKI terbesar
dibandingkan angka kematian ibu di kedua di Indonesia yaitu hipertensi dalam
negara maju yaitu 239 per 100.000 kehamilan. Menurut Word Health
kelahiran hidup sedangkan di negara maju Organization (WHO) tahun 2011,

2
Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

hipertensi dalam kehamilan terjadi pada Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Kariadi
10% dari wanita hamil di seluruh dunia. tahun 2011. Hasilnya menurunan tekanan
Hampir sepersepuluh dari kematian ibu darah diukur setelah 4 hingga 6 jam dari
dikarenakan hipertensi dalam kehamilan. pemberian obat untuk pertama kalinya.
Menurut Profil Kesehatan Jawa Tengah Menurut Dinas Kesehatan
tahun 2017, faktor penyebab Angka Kabupaten Pekalongan hipertensi dalam
Kematian Ibu (AKI) yaitu gangguan kehamilan pada tahun 2016 sebanyak
metabolisme 0,87%, infeksi 4,34%, 39%, pada tahun 2017 sebanyak 49% dan
gangguan sistem peredaran darah 12,36%, pada tahun 2018 mencapai 80% dari 100
perdarahan 30,37%, hipertensi dalam ibu hamil. Berdasarkan data di RSUD
kehamilan 32,97% dan lain-lain 19,09%. Kajen pada bulan Januari-Desember tahun
Masalah yang sering terjadi pada 2018 pasien preeklampsia sebanyak 325
kehamilan adalah hipertensi. Hipertensi (82%) dari 394 ibu hamil yang dirawat.
merupakan komplikasi dari 5-10 % dalam Berdasarkan latar belakang di atas,
kehamilan dan salah satu dari penyebab peneliti tertarik untuk melakukan
kematian yang sering terjadi selain penelitian mengenai ”Efektivitas
pendarahan, infeksi juga memberikan Penggunaan Obat Antihipertensi pada
kontribusi pada morbiditas dan mortalitas Preeklampsia di Instalasi Rawat Inap
ibu hamil (Cunningham dkk, 2010). RSUD Kajen Kabupaten Pekalongan pada
Preeklampsia merupakan penyulit periode Januari-Desember 2018”.
kehamilan yang akut dan dapat terjadi Penelitian dilakukan di rumah sakit di
ante, intra dan postparum. Dari gejala- RSUD Kajen berdasarkan jumlah pasien
gejala klinik preeklampsia dapat dibagi yang mencukupi untuk penelitian.
mejadi dua yaitu preeklampsia berat dan Penelitian ini bertujuan mengetahui obat
preeklampsia ringan (Prawirohardjo, yang paling efektif digunakan pada
2014). preeklampsia.
Terapi penatalaksanaan Tujuan Untuk mengetahui
preeklampsia tergantung pada gambaran obat antihipertensi yang
ketersediaan pelayanan obstetri emergensi digunakan dalam menurunkan tekanan
antihipertensi (Hezzelgrave dkk, 2012). darah pada pasien preeklampsia di
Berbagai antihipertensi yang dapat Instalasi Rawat Inap RSUD Kajen
digunakan untuk mengendalikan tekanan Kabupaten Pekalongan. Dan untuk
darah selama kehamilan berlangsung guna mengetahui efektivitas dari penggunaan
mencegah ibu hamil jatuh dalam kondisi obat antihipertensi dalam menurunkan
yang lebih parah (eklampsia) tekanan darah pada pasien preeklamspia
(Venkateswaramurthy dkk, 2012). di Instalasi Rawat Inap RSUD Kajen
Adapun obat yang digunakan pada Kabupaten Pekalongan.
preeklampsia adalah Metildopa, Golongan
Calcium Chanel Blockers (Nifedipin), METODE PENELITIAN
Hydralazine dan Golongan Beta Blokers Desain penelitian dalam penelitian ini
(Labetalol), Golongan Diuretik yaitu deskriptif. Metode penelitian deskriptif
(Hydroklorthiazid) Podymow dan August merupakan suatu metode penelitian yang
dalam (Myrtha 2015). Berdasarkan dilakukan dengan tujuan utama yaitu untuk
penelitian Pratiwi dan Dewatiningrum membuat gambaran atau mendeskripsikan
tahun 2013 tentang efektivitas kombinasi tentang suatu keadaan secara objektif (Setiadi
Nifedipin 10 mg dan Metildopa 500 mg 2013). Penelitian yang telah dilakukan
terhadap luaran maternal dalam bertujuan untuk Efektivitas Penggunaan Obat
pengelolaan preeklampsia berat di Rumah Antihipertensi pada Preeklampsia di Instalasi

2
Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

Rawat Inap RSUD Kajen Kabupaten nulipara, kehamilan ganda, obesitas, riwayat
Pekalongan pada periode Januari-Desember penyakit, genetik dan preeklampsia pada
2018. kehamilan sebelumnya (Cuningham, 2014).
Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar
POPULASI DAN SAMPEL berada diusia 20-35 tahun yaitu 64%. Hasil
Populasi pada penelitian ini adalah tersebut sama dengan yang telah dilakukan
pasien yang dirawat di RSUD Kajen yang oleh Khuzaiyah tahun 2016 yaitu
dilihat melalui rekam medik pasien pada preeklampsia terjadi pada umur 20-35 tahun
tahun 2018 yaitu sebanyak 394 pasien.. yaitu 68,8%.
Sampel Dalam penelitian ini sampel Usia ibu sangat berkaitan erat dengan
yang ditemukan yaitu pasien dengan diagnosis sistem kekebalan tubuh, fungsi sel serta
utama preeklampsia yang di rawat di RSUD kemampuan ibu dalam memberikan nutrisi
Kajen pada tahun 2018 sebanyak 197 pasien. dan oksigenasi kepada janin yang dikandung.
Responden yang termasuk dalam kriteria Pada sebagian masalah kesehatan adalah
eksklusi tidak diikutsertakan dalam penelitian berkaitan dengan usia. Pada usia > 35 tahun
ini Pengambilan sampel menggunakan teknik juga pada wanita mempunyai ksemapatan 5%
Purposive sampling melahirkan bayi dengan kelainan kromosom
Alat pengumpulan data dalam penelitian GB Curtis (1997, dalam Khuzaiyah 2016).
ini menggunakan studI dokumentasi yang 2. Lama Perawatan
diambil dari rekam medis. Pengolahan data Tabel 2. Lama Perawat Pasien Preeklampsia
Lama Persentase
melalui langkah-langkah editing, coding, Perawatan
Jumlah
(%)
processing dan cleaning (Notoatmodjo, 2012). 2-5 hari 182 92,4
Penelitian ini menggunakan analisis 6-10 hari 15 7,6
data univariat yang menghasilkan distribusi Total 197 100
frekuensi dalam bentuk persentase. Analisa
univariat dalam penelitian ini menghasilkan Tabel 2. menujukkan bahwa responden
Effektivitas Penggunaan Obat Antihipertensi yang menjalain rawat inap selama 2-5 hari
pada Preeklampsia di Instalasi Rawat Inap hampir seluruh yaitu 182 responden (92,4%).
RSUD Kajen Kabupaten Pekalongan pada Preeklampsia perlu dirawat inap untuk
periode Januari-Desember 2018 mendapatkan monitoring tekanan darah, kadar
proteinuria selama lebih dari dua minggu dan
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN adanya satu atau lebih gejala atau tanda
Hasil Penelitian preeklampsia berat. Selama di rumah sakit
a. Karakteristik Responden dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan
1. Umur laboratorik. Pemeriksaaan kesejahteraan janin,
Tabel 1. Umur Pasien Preeklampsia berupa pemeriksaan USG dan Doppler
Persentase
Usia Jumlah
(%) khususnya untuk evaluasi pertembuhan janin
20-35 tahun 126 64 dan jumlah cairan amnion (Prawirohardjo,
<20 tahun atau >35 71 36 2008).
tahun
Total 197 100 Pasien preeklampsia memerlukan
Tabel 1. menujukkan bahwa responden pada perawatan rawat inap selama 4 hari atau lebih
usia 20-35 tahun yang mengalami setelah persalinan (Laelonoh, 2018). Sesuai
preeklampsia sebagian besar yaitu 126 (64%) dengan keadaan dan kemajuan pasien, pada
atau pada usia tersebut termasuk dalam usia umumnya 3-4 hari post partum keadaan pasien
reproduksi sehat. Umur merupakan salah satu akan kembali sebagaimana sebelum hamil
faktor yang dapat menentukan kesehatan ibu (tekanan darah normal dan proteinuria
hamil. faktor risiko munculnya preeklampsia, kembali negatif) kecuali edema yang perlu
melainkan terdapat faktor lainnya seperti waktu panjang untuk hilang (Achadiat, 2015).

3
Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

Sedangkan pada pasien preeklampsia yang Rajamuda (2014) menyebutkan bahwa ada
mendapatkan perawatan 6-10 hari hubungan riwayat hipertensi dengan kejadian
kemungkinan adanya komplikasi dan keadaan preeklampsi. Terdapat 55,6% responden yang
umum yang buruk menjadi faktor risiko pasien mempunyai riwayat hipertensi. Maka riwayat
dengan lama rawat lebih panjang (Dosalegn penyakit hipertensi yang diderita ibu sebelum
dan Haile, 2015). Maka pasien preeklampsia hamil merupakan faktor risiko terjadinya
perlu mendapatkan rawat inap post partum preeklampsia selama kehamilan. Ibu hamil
minimal 3 hari setelah persalinan agar keadaan dengan faktor risiko hipertensi harus
kesehatan ibu kembali normal dengan tekanan melakukan pemeriksaan kehamilan secara
darah normal dan protein urine negative teratur.
(Sulistyawati, 2010). 4. Riwayat Kehamilan
3. Riwayat Hipertensi Tabel 4. Riwayat Kehamilan Pasien
Tabel 3. Riwayat Hipertensi Pada Pasien Preeklampsia
Preeklampsia Riwayat
Jumlah Persentase (%)
Kehamilan
Riwayat Jumlah Persentase (%)
Primigravida
Hipertensi 54 27,4
Ada Riwayat 123 62,5 Multigravida 140 71,1
Tidak ada Riwayat 74 37,6 Grandemultigravida 3 1,5
Total 197 100
Total 197 100

Tabel 3. menunjukan bahwa responden Tabel 4. menujukkan bahwa responden


yang mempunyai riwayat hipertensi sebagian yang termasuk multigravida sebagian besar
besar yaitu 123 responden (62,5%). Riwayat yaitu 140 responden (71,1%). Gravida
hipertensi dengan kejadian preeklampsia kan merupakan salah satu faktor risiko terjadinya
mempunyai risiko lebih besar untuk preeklampsia. Multigravida merupakan ibu
mengalami super imposed preeklampsia. Hal yang hamil ke dua sampai ketiga kalinya.
tersebut karena hipertensi yang diderita sejak Hasil penelitian sama dengan penelitian yang
sebelum hamil atau sesudanya mengakibatkan dilakukan oleh Sunaryo tahun 2015 bahwa
gangguan/kerusakan pada organ penting tubuh pada multigravida lebih banyak mengalami
dan dengan adanya kehamilan maka kerja preeklampsia yaitu 51,5%. Hasil penelitian ini
tubuh akan bertambah berat sehingga dapat tidak sesuai dengan teori imunologis yang
mengakibatkan gangguan/kerusakan yang berhubungan dengan gravida terhadap
lebih berat lagi dengan timbulnya udem dan kejadian preeklampsia. Teori tersebut
proteinuria. Keadaan tersebut disebut dengan berkaitan dengan erat dengan primigravida,
super imposed preeklamspia (Wiknjosastro, yatu primigravida lebih besar risiko terjadinya
2010). Pada hasil sama dengan penelitian yang preeklampsia jika dibandingkan dengan
telah dilakukan oleh Rahmawati tahun 2016 multigravida (Cuningham, 2013). Ibu hamil
ibu hamil yang mengalami preeklampsia multigravida dapat mengalami preeklampsia
dengan riwayat hipertensi sebagian besar dikarenakan faktor lain seperti umur, riwayat
62,1% bahwa riwayat hipertensi berisiko hipertensi, riwayat preeklampsia. Hasil
terjadinya preeklampsia. penelitian Mardiana (2016) menyebutkan
Salah satu faktor risiko preeklampsia bahwa faktor risiko yang berhubungan dengan
yaitu riwayat penyakit tertentu, wanita yang kejadian preeklampsi yaitu umur, status
mempunyai riwayat penyakit tertentu gravida, riwayat keturunan, pemeriksaan
sebelumnya, memiliki risiko terjadinya antenatal, riwayat preeklampsia, riwayat
preeklampsia seperti hipertensi kronik, hipertensi.
diabetes melitus, penyakit ginjal, arthritis atau Ibu hamil primigravida merupakan
lupus (Lalenoh, 2018). Hasil penelitian faktor risiko kejadian preeklampsia. Menurut

4
Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

Lalenoh (2018) primigravida akan mempunyai efek maksimal 6-8 jam setelah
mempengaruhi terbentuknya antibodi pemberian oral atau intravena walaupun
penghambat (blocking antibodies) yang belum penurunan tekanan darah waktu berdiri lebih
sempurna sehingga meningkatkan risiko besar dibandingkan dengan waktu berbaring,
terjadinya preeklampsia. Perkembangan hiptensi ortostatik lebih jarang terjadi
preeklampsia semakin meningkat pada umur dibandingkan dengan pemberian obat yang
kehamilan pertama dan kehamilan dengan bekerja di perifer atau di ganglion otonom.
umur yang ekstrim misalnya terlalu muda atau Efek samping dari metidopa adalah sedasi,
terlalu tua. Adanya perbedaan hasil penelitian pusing, mulut kering dan sakit kepala (Syarif
ini dengan teori karena ada faktor lain yaitu dkk, 2012). Dosis efektif minimal adalah 2 x
ibu sudah mempersiapkan kehamilan sebelum 125 mg/hari dan dosis maksimal 3 g perhari.
ibu hamil, antenatal care, perawatan saat Hal ini sesuai dengan Syarif dkk (2012) yang
kehamilan, asupan gizi saat kehamilan dan menyatakan bahwa antihipertensi tahap kedua
gaya hidup. Sehingga gravida tidak adrenolitik sentral yang paling sering
mempengaruhi kejadian preeklampsia. digunakan pada kelas ini adalah klonidin dan
metildopa. Metildopa merupakan
b. Obat Antihipertensi pada Pasien antihipertensi pada tahap kedua, obat tersebut
Preeklampsia efektif bila dikombinasikan dengan diuretik.
Tabel 5. Obat untuk Pasien Metildopa merupakan obat pilihan utama
Preeklampsia untuk pengobatan pada hipertensi dalam
Obat Jumlah Persentase (%)
Hipertensi kehamilan karena aman untuk ibu dan
Metildopa janinnya.
86 43,7
Nifedipin Golongan CCB (Calsium Chanel Blocker)
42 21,3
yaitu nifedipin. Menurut FDA (Food And
Metildopa +
Nifedipin 69 35 Drug Administration) nifedipin mempunyai
Total 197 100 kategori untuk keamanannya yaitu kategori C,
pada penelitian terkontrol pada ibu hamil tidak
Tabel 5. menujukkan bahwa responden
menunjukan adanya efek pada janin tetapi
yang mendapatkan obat hipertensi metildopa
pada hewan menunjukan risiko pada janin atau
hampir setengah yaitu 86 (43,7%), sebagian
kurangnya penelitian pada hewan terhadap
kecil yaitu 69 responden (35%) mendapatkan obat tersebut. Nifedipin pada pengunaan oral
obat metildopa dan nifedipin dan sebagian untuk mengatasi hipertensi darurat. Dosis awal
kecil yaitu 42 responden (21,3%) 10 mg yang akan menurunkan tekanan darah
mendapatkan obat nifedipin. dalam waktu 10 menit dengan efek maksimal
Pemberian obat hipertensi pada pasien setelah 30-40 menit. Pada pasien dengan
preeklampsia sebagian kecil menggunakan
penyakit jantung koroner, pemakaian nifedipin
metildopa karena obat jenis ini aman untuk ibu akan kerja singkat dan meningkatkan risiko
dan janin, sehingga tidak membahayakan bagi infark miokard dan stroke iskemik dalam
ibu dan janin. Menurut FDA (Food And Drug
waktu panjang dapat terjadi mortalitas. Oleh
Administration) metildopa pada keamanan karena itu obat nifedipin dihindarkan pada
untuk ibu hamil yaitu kategori B, pada
pasien jantung koroner untuk menghindari
penelitian terkontrol pada ibu hamil tidak
terjadinya tingkat mortalitas. Efek samping
menunjukan adanya risiko kelainan janin
dari nifedipin adalah hipotensi, sakit kepala,
walaupun dijumpai kelainan pada hewan
muka merah terjadi karena vasodilatasi arteri
menunjukan risiko atau pada penelitian
meningeal di daerah muka,konstipasi dan
manusia tidak menunjukan risiko pada janin.
retens urin (Syarif dkk, 2012).
Metildopa mempunyai indikasi untuk
Pasien preeklampsia ada yang diberikan
menurunkan retensi vaskular tanpa banyak
obat hipertensi tunggal atau pun obat
berpengaruh frekuensi dan curah jantung,

5
Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

hipertensi kombinasi. Pemberian obat c. Efektivitas Penggunaan Obat


hipertensi kombinasi pada pasien Antihipertensi dalam Menurunkan
preeklampsia dapat dilakukan selama tidak Tekanan Darah Pada Pasien
menimbulkan efek samping dengan cara Preeklampsia
mengurangi dosis. Hal ini sesuai dengan Tabel 6. Effektivitas Obat Antihipertensi Pasien
Pahlawan (2013) yang menyatakan bahwa Preeklampsia
Efektivitas Jumlah Persentase (%)
penggunan obat antihipertensi dapat diberikan Penggunaan Obat
dengan dosis tunggal maupun dosis Antihipertensi
Efektif
kombinasi, terapi penggunaan obat 197 100
antihipertensi dengan satu jenis obat Tidak efektif
0 0
antihipertensi maupun dengan kombinasi Total 197 100
tergantung pada tekanan darah awal dan ada
tidaknya komplikasi. Jika terapi penggunaan
obat dimulai dengan satu jenis obat dan dalam Tabel 6. menunjukkan bahwa seluruh yaitu
dosis rendah, namun tekanna tekanan darah 197 responden (100%) mengalami penurunan
belum mencapai target maka dosis obat dapat tekanan darah setelah diberikan obat
ditingkatkan atau direkomendasikan antihipertensi. Target nilai tekanan darah
menggunakan obat antihipertensi lain. Efek pasien hipertensi pada JNC VII yaitu < 140/90
samping obat biasanya dapat dihindari dengan mmHg. Responden dengan tekanan darah awal
penggunaan obat dengan dosis rendah, baik di atas 120 mmHg dan setelah diberikan obat
tunggal maupun kombinasi. Sebagian besar antihipertensi mengalami penurunan tekanan
pasien memerlukan obat kombinasi darah menjadi 100-120 mmHg. Hal ini
antihipertensi untuk mencapai target tekanan menujukkan bahwa pemberian obat
darah yang akan dicapai. antihipertensi efektif dalam menurunkan
Pemberian obat kombinasi dimaksudkan tekanan darah dan aman untuk ibu hamil.
untuk mempercepat penurunan tekanan darah Metildopa mempunyai indikasi untuk
agar tidak terjadi komplikasi akibat tekanan menurunkan tekanan darah pada pasien
darah yang tinggi pada pasien dengan dosis preeklampsia dengan tekanan darah ≥ 140/90
yang masih kategori aman untuk ibu dan janin. mmHg (Watanabe dkk., 2013). Metildopa
Hasil penelitian sesuai dengan penelitian yang merupakan obat pilihan utama untuk
dilakukan Pratiwi & Dewatiningrum (2013) hipertensi pada kehamilan (tekanan diastolik
yang menyatakan bahwa penggunaan obat lebih dari 90 mmHg dan tekanan sistolik lebih
kombinasi nifedipin dan metildopa pada dari 140 mmHg) yang dapat menstabilkan
pasien memnuhi target terapi yang diinginkan aliran darah uteroplasenta dan hemodinamik
dimana obat yang efektivitas yang baik adalah janin. Metildopa menstabilkan aliran darah
kombinasi nifedipin dan metildopa dimana uteroplasenta dan hemodinamik janin. Obat ini
kedua obat tersebut dapat menurunkan tekanan termasuk golongan α2-agonis sentral yang
darah pasien. mempunyai mekanisme kerja dengan
menstimulasi reseptor α2-adrenergik di otak.
Stimulasi ini akan mengurangi aliran simpatik
dari pusat vasomotor di otak. Pengurangan
aktivitas simpatik dengan perubahan
parasimpatik akan menurunkan denyut
jantung, cardiac output, resistensi perifer,
aktivitas renin plasma, dan refleks
baroreseptor. Metildopa aman bagi ibu dan
anak, dimana telah digunakan dalam jangka
waktu yang lama dan belum ada laporan efek

6
Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

samping pada pertumbuhan dan kematian yang disebabkan oleh hambatan


perkembangan anak. Metildopa memiliki pertumbuhan intrauterin, abrupsi plasenta dan
faktor resiko B pada kehamilan (Umans, infark. Hasil penelitian sesuai dengan
2015). Dalam sebuah penelitian yang penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi (2013)
dilakukan oleh sanders dkk, dosis bahwa terapi yang diberikan adalah
pemeliharaan untuk metildopa rata rata memberikan kombinasi nifedipin dan
1183mg/ hari (Sanders dkk., 2012). Obat metildopa untuk menurunkan tekanan darah
tersebut merupakan pilihan utama untuk secara efektif dengan komplikasi maternal
pengobatan hipertensi pada kehamilan karena yang kecil.
terbukti aman untuk janin. Dosis efektif
minimal adalah 2 x 125 mg/hari dan dosis 1. Simpulan
maksimal 3 g/hari. Untuk hipertensi pasca Hasil penelitian yang dilakukan
bedah sering diberikan adalah secara intravena dapat di Instalasi Rawat Inap RSUD Kajen
dengan infus intermitten 250-1000 mg tiap 6 Kabupaten Pekalongan periode Januari-
jam (Rianto,2013). Dosis awal (3 x 250 mg) Desember tahun 2018 dapat disimpulkan
meningkat secara bertahap dengan interval sebagai berikut:
minimal 2 hari, maksimal 3 g/hari dan untuk a. Obat antihipertensi yang diberikan pada
usia tua (2 x 125 mg) meningkat secara pasien preeklampsia yaitu 86 responden
bertahap, maksimal 2g/hari (Drug Informatin (43,7%) mendapatkan obat hipertensi
Handbook ed 24, 2016). Pada pemberian metildopa, 69 responden (35%)
metildopa dengan lama perawatan 2-5 hari mendapatkan obat metildopa dan
pasien dapat mengalami penurunan darah nifedipin dan 42 responden (21,3%)
normal yaitu 120/90 mmHg. mendapatkan obat nifedipin.
Menurut Quensland Health (Hypertensive b. Efektivitas penggunaan obat hipertensi
Disorders of Pregnancy) tahun 2013, nifedipin pada pasien preeklampsia diketahui
merupakan obat pilihan lini kedua setelah semua yaitu 197 responden (100%)
metildopa. Rute pemberian per-oral dengan mengalami penurunan tekanan darah
dosis pada preekalmpsia yaitu 2-3 x 5- setelah diberikan obat antihipertensi.
20mg/hari, nifedipin pada dosis tersebut dapat 2. Saran
menurunkan tekanan darah. Pada pemberian a. Untuk penelitian selanjutnya, dapat
nifedipin dengan lama rawat 2-5 hari dapat meneliti pasien preeklampsia dengan
menurunkan tekanan darah. Nifedipin komplikasi dan penggunaan obat
mempunyai mekanisme kerja short-acting antihipertensi yang lebih spesifik lagi.
dapat meningkatkan frekuensi, intensitas dan b. Untuk penelitian selanjutnya agar dapat
durasi angina dalam kaitannya dengan meneliti obat antihipertensi melihat
hipotensi akut. Efek sampingnya yaitu pusing, efek samping obat dan interaksi obat
kemerahan, sakit kepala dan edema perifer pada pasien preeklampsia.
(Handbook ed 9, 2012). c. Untuk penelitian selanjutnya agar
Pada pemberian metildopa dikombinasikan menggunakan obat yang lebih rasional
dengan nifedipin dengan lama rawat 6-10 hari untuk pasien preeklampsia.
menurunkan tekanan darah pasien. Menurut Ucapan Terimakasih
Pratami (2016) antihipertensi digunakan bila Penulis mengucapkan terima kasih
tekanan darah diastolik ibu >110 mmHg untuk kepada RSUD Kajen Kabupaten Pekalongan
mempertahankan tekanan darah diastolik pada dan Universitas Muhammadiyah Pekajangan
kisaran 90-100 mmHg. Tujuan diberikan Pekalongan (UMPP) yang telah membantu
antihipertensi untuk menurunkan angka penulis dalam menyelesaikan penelitian ini .
kematian maternal dan kematian yang
berhubungan dengan kematian janin serta

7
Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

DAFTAR PUSTAKA Profil Kesehatan Indonesia 2011 -


smaller size -web.pdf–Diakses 20
Adnan dan Ulfah Nurul Qoyimah., 2016. Januari 2019.
Evaluasi Penggunaan Obat
Antihipertensi Pada Pasien Dinkes., 2017. Profil Kesehatan Provinsi Jawa
Preeklampsia Berat Rawat Inap di Tengah, Semarang: Dinkes Jateng. .
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah http://www.depkes.go.id
Bantul Periode Jauari-Desember /resources/download/pusdatin/lain-
2015. Yogyakarta : Universitas lain/Data dan Informasi Kesehatan
Ahmad Dahlan. Jurnal Ilmiah Ibnu Profil Kesehatan Indonesia 2017 -
Sina, 1(2), 192-202. smaller size -web.pdf–Diakses 20
Januari 2019.
Akdon dan Ridwan., 2010. Rumus dan Data
dalam Analisis Statistika Cetakan Dipiro, T. Joseph, Wells, G. Barbara,
kedua. Alfabeta. Schwinghammer, L. Terry dan
Dipiro, V. Cacily., 2015.
Amri, Ulil., 2015. Studi Penggunaan Obat Pharmacotherapy Handbook Ninth
Antihipertensi Pada Pasien Edition. Newyork : Mc Graw Hill
Preeklampsia Berat di Instalasi Education.
Rawat Inap Rumah Sakit X
Surakarta. Skripsi. Fakultas Farmasi. Heffner, L.J. & Schust, D.J., 2009. At A
Universitas Muhammadiyah Glance Sistem Reproduksi Edisi
Surakata, Surakarta. Kedua. Jakarta : Erlangga.
Arini H., 2012. Mengapa Seorang Ibu Harus
Mnyusui. Yogyakarta: FlashBooks. Hezelgrave, N.L., Duffy, S.P., dan Shennan,
A.H., 2012, Preventing The
Ayu, Niwang T.D., 2017. Patologi dan Preventable: Preeclampsia and
Patofisiologi Kebidanan. Global Maternal Mortality,
Yogyakarta : Nuha Medika. Obstetrics, Gynaecology, and
Reproductive Medicine.
Cunningham, F. Gary., 2014. Obstetri
Williams. Jakarta : Buku Kedokteran Irianto, Koes., 2014. Ilmu Kesehatan
EGC. Masyarakat. Bandung : Alfabet.

Depkes., 2011. Lima Strategi Operasional Jumaiza dan Ambulan Panjaitan., 2018.
Turunkan Angka Kematian Ibu. Analisis Faktor-Faktor yang
Jakarta; Available from: Berhubungan dengan Kejadian
http://www.depkes.go.id/index.php/ Hipertensi pada Ibu Hamil Trimester
berita/press-release/1387-lima- III. Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan.
strategi-operasional-turunkan- Wawasan Kesehatan, 4 (2), 125-137.
angka-kematian-ibu.htm. Diakses Retrieved from http ://Journal.stikes-
pada tanggal 12 November 2018. kapuasraya.ac.id/index.php/JIIK-
WK/articel/view/76.
Dinkes., 2011. Profil Kesehatan Provinsi Jawa
Tengah. Semarang: Dinkes Jateng. . Kemenkes RI., 2017.Profil Kesehatan
http://www.depkes.go.id Indonesia 2016.
/resources/download/pusdatin/lain- http://www.depkes.go.id
lain/Data dan Informasi Kesehatan /resources/download/pusdatin/lain-

8
Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

lain/Data dan Informasi Kesehatan Kebidanan.Yogyakarta : Nuha


Profil Kesehatan Indonesia 2016 - medika.
smaller size -web.pdf–Diakses
20 Januari 2019. Nursal Aggraini G.D, Tamela Pratiwi dan
Fitrayeni., 2015. Faktor Risiko
Kemenkes., 2018. Profil Kesehatan Republik Kejadian Preeklampsia pada Ibu
Indonesia tahun 2017. Jakarta : Hamil DI RSUP DR. Djamil Padang
Kementrian Kesehatan Republik tahun 2014.Padang Sumatra Barat :
Indonesia. Universitas Andalas. Jurnal
Kesehatan Masyarakat Andalas,Vol
Khuzaiyah.S, Anies dan Wahyuni.S., 10, No. 1, Hal 38-44.
2016.Karakteristik Ibu Hamil
Preeklampsia. Jurnal Ilmiah Pahlawan, Kaisar. M. dkk., 2013.
Kesehatan(JIK) Vol IX No. 2 “Penggunaan Obat Antihipertensi
September 2016 ISNN: 1978- 3167. Pada Pasien Hipertensi di Bagian
Rawat Jalan RS Muhammadiyah
Lalenoh Diana,. 2018. Preeklampsia Beerat Palembang periode Juli 2011-Juni
dan Eklampsia : Tatalaksana 2012”. Jurnal Ilmiah Syifa’ Medika,
Anestesia Periopertif. Yogyakarta : Vol 4. Palembang : Fakultas
CV Budi Utama. Kedokteran Universitas
Muhammadiyah palembang.
Maryunani, Anik., 2016. Buku Praktis
Kehamilan dan Presalinan Patologis Podymow T dan August P., 2008. Update on
(Risiko Tinggi dan Komplikasi) dalam the use of antihypertensive drugs in
Kebidanan. Jakarta : CV. Trans Info pregnancy. Hypertension.
Media.
Podymow T, August P., 2013. Hypertension
Mitayani., 2009. Asuhan Keperawatan in pregnancy. In: Black HR, Elliott
Maternitas. Jakarta : Salemba WJ, eds. Hypertension: A
Medika. companion to Braunwald’s heart
disease. 2nd ed. Philadelphia :
Myrtha, Risalina., 2015. Penatalaksanaan Elsevier Saunder.
Tekanan Darah Pada Preeklampsia.
Surakarta : FKUIM, Vol 42. No 4. Pratami, Evi., 2016. Evidence-Based dalam
Kebidanan: Kehamilan, persalinan
Nadesul, H., 2009. Cara Sehat Menjadi dan Nifas. Jakarta : EGC.
Perempuan. Jakarta : PT. Kompas
Media Nusantara. Prawirohardjo,S., 2008. Ilmu Kebidanan.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Notoatmodjo, S., 2010. Metodologi Penelitian Sarwono Prawirohardjo.
Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Pratiwi, Rohmah Budi dan Dewantiningrum
Notoatmodjo, S., 2012. Metodologi Penelitian Julian., 2012. Effektivitas
Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Kombinasi Nifedipin 10 mg dan
Metildopa 500 mg Terhadap Luaran
Nugroho, Taufan., 2010. Buku Ajar Obstetri Maternal dalam Pengelolaan
untuk Mahasiwa Preeklampsia Berat di RSUP DR.
KARIADI. Laporan Hasil Karya

9
Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

Tulis Ilmiah. Fakultas Kedokteran. Sulistyawati, A., 2010. Buku Ajar Asuhan
Universitas Diponegoro, Semarang. Kebidanan pada Ibu Nifas.
Yogyakarta: Andi Offset.
Prawirohardjo, Sarwono., 2014. Ilmu
Kebidanan. 4 ed. Jakarta: PT Bina Sumarni, Sri., 2014. Hubungan Gravida Ibu
Pustaka Sarwono Prawirohardjo. dengan Kejadian Preeklampsia.
Jurnal Kesehatan Wiraraja Medika.
Queensland Clinical Guidelines., 2015, Sri Fuji Astuti. 2015.
Hypertensive disorders of
pregnancy, Brisbane. Sunarto, Agus., 2015. Hubungan Faktor
Rsisiko Usia Ibu, Gravida dan
Radjamuda, Nelawati dan Montolalu, Agnes., Indeks Massa Tubuh dengan
2014. Faktor-Faktor Risiko yang Kejadian Preeklampsia di RSUD
Berhubungan dengan Kejadian Ibu Tugurejo Semarang. Skripsi .
Hamil di Poli Klinik Obs-Gin Semarang : Universitas
Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V. L. Muhammadiyah Semarang.
Ratubungsang Kota Manado. Jurnal
Ilmiah Bidan. Manado : Stikes Survey Penduduk Antar Sensus (SUPAS).,
Myhammadiyah Manado dan 2015. Angka Kematian Ibu. Dikutip
Poltekes Kemenkes Manado. Vol 2 : dari www.bkkbn.co.id diakses
2339-1731. tanggal 5 april 2019.

Sani, K Fathur., 2018. Metodologi Penelitian Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia
Farmasi Komunitas dan (SDKI)., 2012. Angka Kematian
Eksperimental. Yogyakarta: Ibu. Dikutip dari www.bkkbn.co.id
Deepublish. diakses tanggal 5 april 2019.

Sastrawinata, S., 2010. Wanita dalam Susila dan Suyanto., 2015. Metodologi
Berbagai Masa Kehidupan. Dalam: Penelitian Kesehatan dan
Hanifa Wiknjosastro, ed. Ilmu Kedokteran. Klaten: Boss Script.
Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Sutan, et al. (2014). Determinant of Low Birth
Weight Infants: A Matched Case
Sugiyono., 2015. Metode Penelitian Control Study. Open Journal of
Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Preventive Medicine, 4, 91-99.
Kualitatif R&D). Bandung : CV March,2014.http://www.scirp.org/jour
Alfabeta. nal/ojpm/~http://dx.doi.org/10.4236/o
jpm.2014.43.
Sukarni, Icesmi dan Sudarti., 2017.
PATOLOGI : Kehamilan, Persalinan, Syarif, Amir, Ari Estunigtyas, Armen Muchtar
Nifas dan Neonatus Risiko Tinggi. dan Azalia arif, dkk., 2012.
Yogyakarta : Nuha Medika. Farmakologi dan Terapi Edisi 5
Cetak Ulang Tambahan 2012. Jakarta
Sukmawati, Ellyzabeth, Wahyunita yulia sari : FKUI.
dan Indah Sulistyoningrum., 2018.
Farmakologi Kebidanan. Jakarta : Tessema, G. A., Tekeste, A., & Ayele, T. A.,
CV. Trans Info Media. 2015. Preeclampsia and associated
factors among pregnant women

10
Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan

attending antenatal care in Dessie


referral hospital, Northeast Ethiopia: World Health Organization., 2015. The World
A hospital-based study. BMC Medicine Situationed 3. Geneva:
Pregnancy and Childbirth, 15(1), 1–7. Rational Use of Medicine.
https://doi.org/10.1186/s12884-015-
0502-7 World Health Organization., 2018. The World
Medicine Situationed 10. Geneva:
Turner, J. A., 2010. Diagnosis and Rational Use of Medicine.
Management of Preeclampsia: An
Update, International Journal of Yadzani. S, Yosofniyapasha Nasab,
Women’s Health, 2. 327 – 337. Mojaveri,Bouzari., 2012. Effect of
Maternal Body Mass on Pregnancy
Veskateswaramurthy N, John C, Perumal P., Outcome and Newborn Weight. BMC
2012. Study On Anti-Hypertensives Reasearch Note, 5:34.
in Preeclampsia. Asian Journal of
Pharmaceutical adn Clinical Yosida, Ira., 2016. “Efektivitas Penggunaan
Research (3):126-8. obat Antihipertensi di Instalasi Rawat
Inap Bangsal Bakung RSUD
Wiknjosastro., 2010. Buku panduan Praktis Panembahan Senopati Bantul periode
Pelayanan Kesehatan Maternal dan Agustus 2015”. Skripsi. Yogyakarta :
Neonatal, Edisi 1. Cet. 12. Jakarta : Fakultas Farmasi Universitas Santa
Bina Pustaka. Dharma.

11

Anda mungkin juga menyukai