Abstrak
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan suatu masalah kesehatan yang menggambarkan
kesejahteraan masyarakat suatu negara. AKI di Indonesia mencapai 359 per 100.000 kelahiran
hidup. Faktor penyebab AKI terbesar di Indonesia yaitu hipertensi dalam kehamilan.Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui obat antihipertensi pada preeklampsia dan efektivitas penggunaan obat
antihipertensi pada preeklampsia di Instalasi Rawat Inap RSUD Kajen Kabupaten Pekalongan
Periode Januari-Desember tahun 2018. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu deskriptif
dengan pengumpulan data menggunakan metode studi dokumentasi. Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa pasien yang mengalami preeklampsia berdasarkan obat yang diguankan
metildopa (43,7%), nifedipin (21,3%), metildopa kombinasi nifedipin (35%) dan obat yang efektif
digunakan yaitu metildopa (42,7%) dengan penurunan tekanan darah < 140/90 mmHg dan lama
rawat yang singkat. Berdasarkan data penelitian diatas obat yang paling efektif digunakan pada
pasien preeklampsia adalah metildopa. Melalui penelitian ini diharapkan kepada tenaga kesehatan
untuk pemberian obat antihipertensi pada preeklampsia yaitu metildopa karena untuk menurunkan
tekanan darah dan lama rawat yang cepat untuk pasien preeklampsia.
1
Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan
Abstract
Maternal Mortality Rate (MMR) is a health problem that illustrates the welfare of a
country's society. MMR in Indonesia reaches 359 per 100,000 live births. The biggest
contributing factor for AKI in Indonesia is hypertension in pregnancy. This study aims to
find out antihypertensive drugs in preeclampsia and the effectiveness of using
antihypertensive drugs in preeclampsia in the Inpatient Installation of Kajen Regional
Hospital in Pekalongan Regency in January-December 2018. The method used in this study
is descriptive. by collecting data using the documentation study method. The results of this
study showed that patients who had preeclampsia based on drugs using methyldopa
(43.7%), nifedipine (21.3%), nifedipine combination methyldopa (35%) and the effective
drug used were methyldopa (42.7%) with decrease in blood pressure <140/90 mmHg and
short duration of stay. Based on the research data above, the most effective drug used in
patients with preeclampsia is methyldopa. Through this research, it is expected that health
workers for the administration of antihypertensive drugs in preeclampsia, namely
methyldopa, are due to lower blood pressure and fast hospitalization for patients with
preeclampsia.
2
Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan
hipertensi dalam kehamilan terjadi pada Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Kariadi
10% dari wanita hamil di seluruh dunia. tahun 2011. Hasilnya menurunan tekanan
Hampir sepersepuluh dari kematian ibu darah diukur setelah 4 hingga 6 jam dari
dikarenakan hipertensi dalam kehamilan. pemberian obat untuk pertama kalinya.
Menurut Profil Kesehatan Jawa Tengah Menurut Dinas Kesehatan
tahun 2017, faktor penyebab Angka Kabupaten Pekalongan hipertensi dalam
Kematian Ibu (AKI) yaitu gangguan kehamilan pada tahun 2016 sebanyak
metabolisme 0,87%, infeksi 4,34%, 39%, pada tahun 2017 sebanyak 49% dan
gangguan sistem peredaran darah 12,36%, pada tahun 2018 mencapai 80% dari 100
perdarahan 30,37%, hipertensi dalam ibu hamil. Berdasarkan data di RSUD
kehamilan 32,97% dan lain-lain 19,09%. Kajen pada bulan Januari-Desember tahun
Masalah yang sering terjadi pada 2018 pasien preeklampsia sebanyak 325
kehamilan adalah hipertensi. Hipertensi (82%) dari 394 ibu hamil yang dirawat.
merupakan komplikasi dari 5-10 % dalam Berdasarkan latar belakang di atas,
kehamilan dan salah satu dari penyebab peneliti tertarik untuk melakukan
kematian yang sering terjadi selain penelitian mengenai ”Efektivitas
pendarahan, infeksi juga memberikan Penggunaan Obat Antihipertensi pada
kontribusi pada morbiditas dan mortalitas Preeklampsia di Instalasi Rawat Inap
ibu hamil (Cunningham dkk, 2010). RSUD Kajen Kabupaten Pekalongan pada
Preeklampsia merupakan penyulit periode Januari-Desember 2018”.
kehamilan yang akut dan dapat terjadi Penelitian dilakukan di rumah sakit di
ante, intra dan postparum. Dari gejala- RSUD Kajen berdasarkan jumlah pasien
gejala klinik preeklampsia dapat dibagi yang mencukupi untuk penelitian.
mejadi dua yaitu preeklampsia berat dan Penelitian ini bertujuan mengetahui obat
preeklampsia ringan (Prawirohardjo, yang paling efektif digunakan pada
2014). preeklampsia.
Terapi penatalaksanaan Tujuan Untuk mengetahui
preeklampsia tergantung pada gambaran obat antihipertensi yang
ketersediaan pelayanan obstetri emergensi digunakan dalam menurunkan tekanan
antihipertensi (Hezzelgrave dkk, 2012). darah pada pasien preeklampsia di
Berbagai antihipertensi yang dapat Instalasi Rawat Inap RSUD Kajen
digunakan untuk mengendalikan tekanan Kabupaten Pekalongan. Dan untuk
darah selama kehamilan berlangsung guna mengetahui efektivitas dari penggunaan
mencegah ibu hamil jatuh dalam kondisi obat antihipertensi dalam menurunkan
yang lebih parah (eklampsia) tekanan darah pada pasien preeklamspia
(Venkateswaramurthy dkk, 2012). di Instalasi Rawat Inap RSUD Kajen
Adapun obat yang digunakan pada Kabupaten Pekalongan.
preeklampsia adalah Metildopa, Golongan
Calcium Chanel Blockers (Nifedipin), METODE PENELITIAN
Hydralazine dan Golongan Beta Blokers Desain penelitian dalam penelitian ini
(Labetalol), Golongan Diuretik yaitu deskriptif. Metode penelitian deskriptif
(Hydroklorthiazid) Podymow dan August merupakan suatu metode penelitian yang
dalam (Myrtha 2015). Berdasarkan dilakukan dengan tujuan utama yaitu untuk
penelitian Pratiwi dan Dewatiningrum membuat gambaran atau mendeskripsikan
tahun 2013 tentang efektivitas kombinasi tentang suatu keadaan secara objektif (Setiadi
Nifedipin 10 mg dan Metildopa 500 mg 2013). Penelitian yang telah dilakukan
terhadap luaran maternal dalam bertujuan untuk Efektivitas Penggunaan Obat
pengelolaan preeklampsia berat di Rumah Antihipertensi pada Preeklampsia di Instalasi
2
Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan
Rawat Inap RSUD Kajen Kabupaten nulipara, kehamilan ganda, obesitas, riwayat
Pekalongan pada periode Januari-Desember penyakit, genetik dan preeklampsia pada
2018. kehamilan sebelumnya (Cuningham, 2014).
Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar
POPULASI DAN SAMPEL berada diusia 20-35 tahun yaitu 64%. Hasil
Populasi pada penelitian ini adalah tersebut sama dengan yang telah dilakukan
pasien yang dirawat di RSUD Kajen yang oleh Khuzaiyah tahun 2016 yaitu
dilihat melalui rekam medik pasien pada preeklampsia terjadi pada umur 20-35 tahun
tahun 2018 yaitu sebanyak 394 pasien.. yaitu 68,8%.
Sampel Dalam penelitian ini sampel Usia ibu sangat berkaitan erat dengan
yang ditemukan yaitu pasien dengan diagnosis sistem kekebalan tubuh, fungsi sel serta
utama preeklampsia yang di rawat di RSUD kemampuan ibu dalam memberikan nutrisi
Kajen pada tahun 2018 sebanyak 197 pasien. dan oksigenasi kepada janin yang dikandung.
Responden yang termasuk dalam kriteria Pada sebagian masalah kesehatan adalah
eksklusi tidak diikutsertakan dalam penelitian berkaitan dengan usia. Pada usia > 35 tahun
ini Pengambilan sampel menggunakan teknik juga pada wanita mempunyai ksemapatan 5%
Purposive sampling melahirkan bayi dengan kelainan kromosom
Alat pengumpulan data dalam penelitian GB Curtis (1997, dalam Khuzaiyah 2016).
ini menggunakan studI dokumentasi yang 2. Lama Perawatan
diambil dari rekam medis. Pengolahan data Tabel 2. Lama Perawat Pasien Preeklampsia
Lama Persentase
melalui langkah-langkah editing, coding, Perawatan
Jumlah
(%)
processing dan cleaning (Notoatmodjo, 2012). 2-5 hari 182 92,4
Penelitian ini menggunakan analisis 6-10 hari 15 7,6
data univariat yang menghasilkan distribusi Total 197 100
frekuensi dalam bentuk persentase. Analisa
univariat dalam penelitian ini menghasilkan Tabel 2. menujukkan bahwa responden
Effektivitas Penggunaan Obat Antihipertensi yang menjalain rawat inap selama 2-5 hari
pada Preeklampsia di Instalasi Rawat Inap hampir seluruh yaitu 182 responden (92,4%).
RSUD Kajen Kabupaten Pekalongan pada Preeklampsia perlu dirawat inap untuk
periode Januari-Desember 2018 mendapatkan monitoring tekanan darah, kadar
proteinuria selama lebih dari dua minggu dan
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN adanya satu atau lebih gejala atau tanda
Hasil Penelitian preeklampsia berat. Selama di rumah sakit
a. Karakteristik Responden dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik dan
1. Umur laboratorik. Pemeriksaaan kesejahteraan janin,
Tabel 1. Umur Pasien Preeklampsia berupa pemeriksaan USG dan Doppler
Persentase
Usia Jumlah
(%) khususnya untuk evaluasi pertembuhan janin
20-35 tahun 126 64 dan jumlah cairan amnion (Prawirohardjo,
<20 tahun atau >35 71 36 2008).
tahun
Total 197 100 Pasien preeklampsia memerlukan
Tabel 1. menujukkan bahwa responden pada perawatan rawat inap selama 4 hari atau lebih
usia 20-35 tahun yang mengalami setelah persalinan (Laelonoh, 2018). Sesuai
preeklampsia sebagian besar yaitu 126 (64%) dengan keadaan dan kemajuan pasien, pada
atau pada usia tersebut termasuk dalam usia umumnya 3-4 hari post partum keadaan pasien
reproduksi sehat. Umur merupakan salah satu akan kembali sebagaimana sebelum hamil
faktor yang dapat menentukan kesehatan ibu (tekanan darah normal dan proteinuria
hamil. faktor risiko munculnya preeklampsia, kembali negatif) kecuali edema yang perlu
melainkan terdapat faktor lainnya seperti waktu panjang untuk hilang (Achadiat, 2015).
3
Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan
Sedangkan pada pasien preeklampsia yang Rajamuda (2014) menyebutkan bahwa ada
mendapatkan perawatan 6-10 hari hubungan riwayat hipertensi dengan kejadian
kemungkinan adanya komplikasi dan keadaan preeklampsi. Terdapat 55,6% responden yang
umum yang buruk menjadi faktor risiko pasien mempunyai riwayat hipertensi. Maka riwayat
dengan lama rawat lebih panjang (Dosalegn penyakit hipertensi yang diderita ibu sebelum
dan Haile, 2015). Maka pasien preeklampsia hamil merupakan faktor risiko terjadinya
perlu mendapatkan rawat inap post partum preeklampsia selama kehamilan. Ibu hamil
minimal 3 hari setelah persalinan agar keadaan dengan faktor risiko hipertensi harus
kesehatan ibu kembali normal dengan tekanan melakukan pemeriksaan kehamilan secara
darah normal dan protein urine negative teratur.
(Sulistyawati, 2010). 4. Riwayat Kehamilan
3. Riwayat Hipertensi Tabel 4. Riwayat Kehamilan Pasien
Tabel 3. Riwayat Hipertensi Pada Pasien Preeklampsia
Preeklampsia Riwayat
Jumlah Persentase (%)
Kehamilan
Riwayat Jumlah Persentase (%)
Primigravida
Hipertensi 54 27,4
Ada Riwayat 123 62,5 Multigravida 140 71,1
Tidak ada Riwayat 74 37,6 Grandemultigravida 3 1,5
Total 197 100
Total 197 100
4
Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan
Lalenoh (2018) primigravida akan mempunyai efek maksimal 6-8 jam setelah
mempengaruhi terbentuknya antibodi pemberian oral atau intravena walaupun
penghambat (blocking antibodies) yang belum penurunan tekanan darah waktu berdiri lebih
sempurna sehingga meningkatkan risiko besar dibandingkan dengan waktu berbaring,
terjadinya preeklampsia. Perkembangan hiptensi ortostatik lebih jarang terjadi
preeklampsia semakin meningkat pada umur dibandingkan dengan pemberian obat yang
kehamilan pertama dan kehamilan dengan bekerja di perifer atau di ganglion otonom.
umur yang ekstrim misalnya terlalu muda atau Efek samping dari metidopa adalah sedasi,
terlalu tua. Adanya perbedaan hasil penelitian pusing, mulut kering dan sakit kepala (Syarif
ini dengan teori karena ada faktor lain yaitu dkk, 2012). Dosis efektif minimal adalah 2 x
ibu sudah mempersiapkan kehamilan sebelum 125 mg/hari dan dosis maksimal 3 g perhari.
ibu hamil, antenatal care, perawatan saat Hal ini sesuai dengan Syarif dkk (2012) yang
kehamilan, asupan gizi saat kehamilan dan menyatakan bahwa antihipertensi tahap kedua
gaya hidup. Sehingga gravida tidak adrenolitik sentral yang paling sering
mempengaruhi kejadian preeklampsia. digunakan pada kelas ini adalah klonidin dan
metildopa. Metildopa merupakan
b. Obat Antihipertensi pada Pasien antihipertensi pada tahap kedua, obat tersebut
Preeklampsia efektif bila dikombinasikan dengan diuretik.
Tabel 5. Obat untuk Pasien Metildopa merupakan obat pilihan utama
Preeklampsia untuk pengobatan pada hipertensi dalam
Obat Jumlah Persentase (%)
Hipertensi kehamilan karena aman untuk ibu dan
Metildopa janinnya.
86 43,7
Nifedipin Golongan CCB (Calsium Chanel Blocker)
42 21,3
yaitu nifedipin. Menurut FDA (Food And
Metildopa +
Nifedipin 69 35 Drug Administration) nifedipin mempunyai
Total 197 100 kategori untuk keamanannya yaitu kategori C,
pada penelitian terkontrol pada ibu hamil tidak
Tabel 5. menujukkan bahwa responden
menunjukan adanya efek pada janin tetapi
yang mendapatkan obat hipertensi metildopa
pada hewan menunjukan risiko pada janin atau
hampir setengah yaitu 86 (43,7%), sebagian
kurangnya penelitian pada hewan terhadap
kecil yaitu 69 responden (35%) mendapatkan obat tersebut. Nifedipin pada pengunaan oral
obat metildopa dan nifedipin dan sebagian untuk mengatasi hipertensi darurat. Dosis awal
kecil yaitu 42 responden (21,3%) 10 mg yang akan menurunkan tekanan darah
mendapatkan obat nifedipin. dalam waktu 10 menit dengan efek maksimal
Pemberian obat hipertensi pada pasien setelah 30-40 menit. Pada pasien dengan
preeklampsia sebagian kecil menggunakan
penyakit jantung koroner, pemakaian nifedipin
metildopa karena obat jenis ini aman untuk ibu akan kerja singkat dan meningkatkan risiko
dan janin, sehingga tidak membahayakan bagi infark miokard dan stroke iskemik dalam
ibu dan janin. Menurut FDA (Food And Drug
waktu panjang dapat terjadi mortalitas. Oleh
Administration) metildopa pada keamanan karena itu obat nifedipin dihindarkan pada
untuk ibu hamil yaitu kategori B, pada
pasien jantung koroner untuk menghindari
penelitian terkontrol pada ibu hamil tidak
terjadinya tingkat mortalitas. Efek samping
menunjukan adanya risiko kelainan janin
dari nifedipin adalah hipotensi, sakit kepala,
walaupun dijumpai kelainan pada hewan
muka merah terjadi karena vasodilatasi arteri
menunjukan risiko atau pada penelitian
meningeal di daerah muka,konstipasi dan
manusia tidak menunjukan risiko pada janin.
retens urin (Syarif dkk, 2012).
Metildopa mempunyai indikasi untuk
Pasien preeklampsia ada yang diberikan
menurunkan retensi vaskular tanpa banyak
obat hipertensi tunggal atau pun obat
berpengaruh frekuensi dan curah jantung,
5
Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan
6
Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan
7
Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan
Depkes., 2011. Lima Strategi Operasional Jumaiza dan Ambulan Panjaitan., 2018.
Turunkan Angka Kematian Ibu. Analisis Faktor-Faktor yang
Jakarta; Available from: Berhubungan dengan Kejadian
http://www.depkes.go.id/index.php/ Hipertensi pada Ibu Hamil Trimester
berita/press-release/1387-lima- III. Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan.
strategi-operasional-turunkan- Wawasan Kesehatan, 4 (2), 125-137.
angka-kematian-ibu.htm. Diakses Retrieved from http ://Journal.stikes-
pada tanggal 12 November 2018. kapuasraya.ac.id/index.php/JIIK-
WK/articel/view/76.
Dinkes., 2011. Profil Kesehatan Provinsi Jawa
Tengah. Semarang: Dinkes Jateng. . Kemenkes RI., 2017.Profil Kesehatan
http://www.depkes.go.id Indonesia 2016.
/resources/download/pusdatin/lain- http://www.depkes.go.id
lain/Data dan Informasi Kesehatan /resources/download/pusdatin/lain-
8
Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan
9
Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan
Tulis Ilmiah. Fakultas Kedokteran. Sulistyawati, A., 2010. Buku Ajar Asuhan
Universitas Diponegoro, Semarang. Kebidanan pada Ibu Nifas.
Yogyakarta: Andi Offset.
Prawirohardjo, Sarwono., 2014. Ilmu
Kebidanan. 4 ed. Jakarta: PT Bina Sumarni, Sri., 2014. Hubungan Gravida Ibu
Pustaka Sarwono Prawirohardjo. dengan Kejadian Preeklampsia.
Jurnal Kesehatan Wiraraja Medika.
Queensland Clinical Guidelines., 2015, Sri Fuji Astuti. 2015.
Hypertensive disorders of
pregnancy, Brisbane. Sunarto, Agus., 2015. Hubungan Faktor
Rsisiko Usia Ibu, Gravida dan
Radjamuda, Nelawati dan Montolalu, Agnes., Indeks Massa Tubuh dengan
2014. Faktor-Faktor Risiko yang Kejadian Preeklampsia di RSUD
Berhubungan dengan Kejadian Ibu Tugurejo Semarang. Skripsi .
Hamil di Poli Klinik Obs-Gin Semarang : Universitas
Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. V. L. Muhammadiyah Semarang.
Ratubungsang Kota Manado. Jurnal
Ilmiah Bidan. Manado : Stikes Survey Penduduk Antar Sensus (SUPAS).,
Myhammadiyah Manado dan 2015. Angka Kematian Ibu. Dikutip
Poltekes Kemenkes Manado. Vol 2 : dari www.bkkbn.co.id diakses
2339-1731. tanggal 5 april 2019.
Sani, K Fathur., 2018. Metodologi Penelitian Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia
Farmasi Komunitas dan (SDKI)., 2012. Angka Kematian
Eksperimental. Yogyakarta: Ibu. Dikutip dari www.bkkbn.co.id
Deepublish. diakses tanggal 5 april 2019.
Sastrawinata, S., 2010. Wanita dalam Susila dan Suyanto., 2015. Metodologi
Berbagai Masa Kehidupan. Dalam: Penelitian Kesehatan dan
Hanifa Wiknjosastro, ed. Ilmu Kedokteran. Klaten: Boss Script.
Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Sutan, et al. (2014). Determinant of Low Birth
Weight Infants: A Matched Case
Sugiyono., 2015. Metode Penelitian Control Study. Open Journal of
Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Preventive Medicine, 4, 91-99.
Kualitatif R&D). Bandung : CV March,2014.http://www.scirp.org/jour
Alfabeta. nal/ojpm/~http://dx.doi.org/10.4236/o
jpm.2014.43.
Sukarni, Icesmi dan Sudarti., 2017.
PATOLOGI : Kehamilan, Persalinan, Syarif, Amir, Ari Estunigtyas, Armen Muchtar
Nifas dan Neonatus Risiko Tinggi. dan Azalia arif, dkk., 2012.
Yogyakarta : Nuha Medika. Farmakologi dan Terapi Edisi 5
Cetak Ulang Tambahan 2012. Jakarta
Sukmawati, Ellyzabeth, Wahyunita yulia sari : FKUI.
dan Indah Sulistyoningrum., 2018.
Farmakologi Kebidanan. Jakarta : Tessema, G. A., Tekeste, A., & Ayele, T. A.,
CV. Trans Info Media. 2015. Preeclampsia and associated
factors among pregnant women
10
Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan
11