Anda di halaman 1dari 8

JIKI®JURNAL ILMIAH KESEHATAN IQRA

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN


MAKROSOMIA DI RSUD SAWERIGADING PALOPO

Arifa Usman

Akademi Kebidanan Andi Makkasau Parepare

Alamat Korespondensi: arifa.cube@gmail.com/085210455560

ABSTRAK
Bayi makrosomia adalah bayi dengan berat badan lebih dari 4.500 gram atau untuk
Indonesia jika berat badan bayi 4.000 gram, atau lebih dari dua standar devisi atau diatas 90 tahun
persentil dari berat badan normal. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor yang
berhubungan dengan kejadian makrosomia di RSUD Sawerigading Palopo. Penelitian ini
menggunakan survey analitik dengan pendekatan Cross Sectional Study. Populasi dalam penelitian
ini adalah semua ibu bersalin yang melahirkan bayi dengan berat badan bayi > 4000 gram yang
tercatat di buku register RSUD Sawerigading Palopo. Sampel dalam penelitian ini ibu bersalin
yang melahirkan bayi dengan berat badan bayi >4000 gram yaitu 16 responden. dengan teknik
pengambilan sampel accidental sampling. Pengumpulan data melalui data primer (lembar
observasi) dan data sekunder. Data diolah menggunakan Statistical Product And Service Solution
(SPSS) dan dianalisis secara univariat dan bivariat dengan uji statistik fisher exact test serta
disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada
hubungan antara diabetes melitus dengan kejadian makrosomia pada (p Value = ,034 ˂,05), ada
hubungan antara keturunan dengan kejadian makrosomia (p Value = ,034 <,05), dan ada hubungan
antara multiparitas dengan kejadian makrosomia (p Value = ,011 < ,05), Kesimpulannya adalah
ada hubungan diabetes melitus, keturunan dan multiparitas dengan kejadian makrosomia di RSUD
Sawerigading Palopo.

Kata Kunci: Kejadian Makrosomia, Diabetes Melitus, Keturunan, Multiparitas

PENDAHULUAN Dampak yang lebih parah yaitu mungkin


Bayi makrosomia adalah bayi janin meninggal dalam kandungan karena
dengan berat badan lebih dari 4.500 gram mengalami keracunan. Kehamilan
atau untuk Indonesia jika berat badan merupakan sesuatu keadaan diabetogenik
bayi 4.000 gram, atau lebih dari dua dengan resistensi insulin yang meningkat
standar devisi atau diatas 90 tahun dan ambilan glukosa perifer yang
persentil dari berat badan normal. menurun akibat hormon plasenta yang
Morbiditas dan mortalitas bayi memiliki aktifitas anti-insulin. Dengan
makrosomia lebih tinggi dari berat badan cara ini janin dapat menerima pasokan
normal. Sekitar 3.000-3.500 gram, karena glukosa secara kontinu. Insidensinya 3-
proses persalinannya memerlukan 5% dari seluruh kehamilan (Ai Yeyeh
tindakan intervensi medis (I.B.G Rukiyah, 2015).
Manuaba, 2015). Penelitian yang dilakukan Frida
Diabetes mellitus mengakibatkan Dwi Anggarini di RSUD Dr. Moewardi
ibu melahirkan bayi besar (makrosomia) tahun 2012, Analisis data dengan
dengan berat lahir mencapai 4000-5000 menggunakan uji Mann Whitney
gram atau lebih. Namun bisa juga menunjukkan hubungan yang bermakna
sebaliknya, bayi lahir dengan berat lahir antara berat badan ibu hamil dan
rendah, yakni di bawah 2000-2500 gram. makrosomia dengan nilai p = 0,000

77 Volume 6 Nomor 1 Bulan Juli Tahun 2018 ᴥ ISSN:2089-9408


JIKI®JURNAL ILMIAH KESEHATAN IQRA

karena nilai p<0,05 Nilai median pada RSUP Prof.DR.R.D Kandou Manado
kelompok makrosomia berat badan ibu periode September 2012-2013. Hasil
81 kilogram dengan nilai minimum- penelitian menunjukkan bahwa tidak
maksimum 62 – 90 kilogram, sedangkan terdapat kaitan antara makrosomia
nilai median untuk kelompok tidak dengan diabetes mellitus gestasional.
makrosomia 59,50 kilogram dengan nilai Diabetes mellitus gestasional merupakan
minimum-maksimum 48 – 70 kilogram. faktor resiko melahirkan bayi
Terdapat perbedaan rerata yang makrosomia. Faktor resiko diabetes
bermakna antara berat badan ibu yang mellitus gestasional dan makrosomia
melahirkan bayi makrosomia dan ibu juga banyak terdapat pada subjek antara
yang melahirkan bayi tidak makrosomia lain usia >35 tahun, obesitas dan
(berat lahir normal) (Frida Dwi multiparitas (Arliah Oroh, dkk, 2013).
Anggarini, 2012). Laporan yang diperoleh dari pegawai
Penelitian yang dilakukan Elli dinas kesehatan setempat kota Palopo
Hidayati dan Retno Mulyaningsih (2016) menyatakan bahwa di anjurkan untuk ke
di Rumah Sakit Umum Daerah Koja Rumah Sakit Sawerigading Palopo untuk
Jakarta Utara tahun 2013-2015, hasil melakukan pengambilan data secara
analisis chisquare bahwa faktor diabetes langsung (Dinas Kesehatan Palopo).
mellitus memiliki hubungan dengan Data Rekam medik rumah sakit
kelahiran makrosomia. Pada ibu yang Sawerigading Kota Palopo didapatkan
mengalami diabetes mellitus dan jumlah bayi lahir hidup pada tahun 2014
mengalami kelahiran makrosomia sebanyak 1421 bayi, tahun 2015
sebanyak 10 orang dengan presentase sebanyak 1356 bayi dan pada tahun 2016
(16,9%) dengan (Pvalue =0,001). sebanyak 1412 bayi (Rekam medik
Penelitian yang dilakukan Arlia Rumah Sakit Sawerigading Palopo).
Oroh di Rumah Sakit BLU RSUP Prof. Data Rekam medik rumah sakit
DR. R.D. Kandou Manado tahun 2013, Sawerigading Palopo didapatkan jumlah
diabetes mellitus gestasional pada ibu kasus makrosomia pada tahun 2014
merupakan faktor resiko yang penting sebanyak 15 kasus, tahun 2015 sebanyak
dalam perkembangan makrosomia fetus. 5 kasus dan tahun 2016 sebanyak 40
Diabetes mellitus gestasional merupakan kasus (Rekam medik Rumah Sakit
intolerensi karbohidrat dengan derajat Sawerigading Palopo).
yang bervariasi dengan onset atau Menurut laporan yang diperoleh
diketahui pertama kali selama kehamilan dari pegawai di ruangan bayi Perinatalogi
berlangsung. Prevalensi diabetes mellitus bahwa yang menyebabkan terjadinya
di Indonesia sebesar 1,9%-3,6% pada makrosomia dikarenakan faktor diabetes
kehamilan umumnya. Prevalensi ini mellitus, keturunan dan multiparitas
sangat berhubungan dengan ras dan etnis. (Ruang bayi Perinatalogi Rumah Sakit
Angka prevalensi lebih tinggi pada Sawerigading Palopo).
wanita negro, hispanik, native American Tujuan penelitian ini adalah untuk
dan Asia dibandingkan dengan wanita mengetahui faktor yang berhubungan
kulit putih. Penelitian ini menggunakan dengan kejadian makrosomia di rumah
metode studi analitik dengan desain studi sakit sawerigading kota palopo tahun
kasus kontrol melalui rekam medik di 2017.

78 Volume 6 Nomor 1 Bulan Juli Tahun 2018 ᴥ ISSN:2089-9408


JIKI®JURNAL ILMIAH KESEHATAN IQRA

HASIL
BAHAN DAN METODE Analisis Univariat
Lokasi dan Desain Penelitian Tabel 1. Distribusi Frekuensi
Penelitian ini dilakukan di Rumah Responden Berdasarkan Kejadian
Makrosomia
Sakit Sawerigading Kota Palopo. Kejadian Persen
Penelitian ini dilakukan pada bulan Frekuensi (f)
Makrosomia (%)
Januari sampai Maret Tahun 2017. Ya 9 56,2
Desain penelitian yang digunakan yaitu. Tidak 7 53,8
studi analitik dengan menggunakan Jumlah 16 100
pendekatan Case Control study. Tabel 1 menunjukan bahwa dari
16 responden, terdapat kelompok ibu
Populasi dan Sampel bersalin yang melahirkan bayi dengan
Populasi pada penelitian ini adalah berat badan bayi > 4000 gram
semua ibu bersalin yang melahirkan bayi berjumlah 9 ibu bersalin (56,2%), dan
dengan berat badan bayi > 4000 gram kelompok ibu bersalin yang melahirkan
yang tercatat di buku register Rumah bayi dengan berat badan bayi ≤ 4000
Sakit Sawerigading Kota Palopo. gram yang berjumlah 7 ibu bersalin
Sampel dalam penelitian ini adalah (43,8%).
ibu bersalin yang melahirkan bayi dengan
berat badan bayi >4000 gram Tabel 2. Distribusi Frekuensi
keseluruhan dari jumlah populasi yaitu Responden Berdasarkan Diabetes
Melitus
30 responden. Adapun Tehnik
Diabetes Frekuensi Persen
pengambilan sampel pada penelitian ini Melitus (f) (%)
adalah dengan menggunakan tehnik total Ya 5 31,2
sampling yaitu seluruh populasi dalam Tidak 11 68,8
penelitian. Jumlah 16 100
Tabel 2 menunjukkan bahwa dari
Analisa dan Penyajian Data 16 responden, kelompok ibu
Pengolahan data yang bertujuan terdiagnosa memiliki riwayat penyakit
untuk menyiapkan data agar mudah diabetes melitus yang berjumlah 5 ibu
dianalisis. Pengolahan data diolah oleh bersalin (31,2%), dan kelompok ibu
SPSSversi 20,0. Pengolahan data dalam tidak terdiagnosa memiliki riwayat
penelitian ini melalui bebarapa hal yaitu penyakit diabetes melitus berjumlah 11
Editing, Coding, Entering, Tabulating, ibu bersalin (68,8%).
Cleaning, Cleaning.
Penyajian data dilakukan dengan Tabel 3. Distribusi Frekuensi
Mengecek kembali untuk melihat Responden Berdasarkan Keturunan
kemungkinan-kemungkinan adanya Persen
Keturunan Frekuensi (f)
kesalahan kode dan ketidak (%)
kelengkapan, kemudian dilakukan Resiko
5 31,2
Tinggi
pembetulan atau koneksi. Analisi
Resiko
mengunakan uji chi-square pada Fisher 11 68,8
Rendah
Exacta Test. Jumlah 16 100

79 Volume 6 Nomor 1 Bulan Juli Tahun 2018 ᴥ ISSN:2089-9408


JIKI®JURNAL ILMIAH KESEHATAN IQRA

Tabel 3 menunjukkan bahwa diketahui bahwa kelompok diabetes


dari 16 responden, kelompok ibu melitus sejumlah 5 responden
bersalin yang pada saat hamil (100,0%), dimana yang mengalami
kejadian makrosomia dengan riwayat
mengalami kenaikan berat badan ≥15
penyakit diabetes melitus sejumlah 5
kg yang termasuk resiko tinggi (100,0%) dan yang mengalami kejadian
berjumlah 5 ibu bersalin (31,2%) dan makrosomia tetapi tidak memiliki
kelompok ibu bersalin yang pada saat riwayat penyakit diabetes melitus
hamil mengalami kenaikan berat badan sejumlah 0 (0,0%), Sedangkan,
<15 kg yang termasuk resiko rendah 11 kelompok tidak diabetes melitus
ibu bersalin (68,8%). sejumlah 11 responden (100,0%),
dimana yang tidak memiliki riwayat
diabetes melitus tetapi mengalami
Tabel 4. Distribusi Frekuensi kejadian makrosomia sejumlah 4
Responden Multiparitas Diabetes (36,4%) dan yang tidak memiliki
Melitus riwayat diabetes melitus sekaligus tidak
Persen mengalami kejadian mkrosomia
Multiparitas Frekuensi (f) sejumlah 7 (63,6%). Berdasarkan hasil
(%)
Resiko Tinggi 6 37,5 uji statistik Fisher exact test diperoleh
Resiko Rendah 10 62,5 nilai p= 0,034 yang berarti p <,05 yang
Jumlah 16 100 berarti Ho ditolak.
Tabel 4 menunjukkan bahwa dari
16 responden, ibu yang punya riyawat Tabel 6 Hubungan Keturunan
melahirkan bayi makrosomia dan terhadap Faktor yang Berhubungan
multipara yang termasuk resiko tinggi dengan Kejadian Makrosomia di
berjumlah 6 ibu bersalin (37,5%), dan RSUD Sawerigading Palopo
ibu yang tidak ada riwayat melahirkan Keturunan Kejadian Makrosomia Total
Ya Tidak
bayi makrosomia yang termasuk resiko n % n % n %
rendah berjumlah 10 ibu bersalin Resiko
5 100 0 0,0 5 100,0
Tinggi
(62,5%). Resiko
Rendah 4 36,4 7 63,6 11 100,0

Anilisis Bivariat Jumlah 9 56,2 7 43,8 16 100,0


Tabel 5 Hubungan Diabetes Melitus P=0,034
terhadap Faktor yang Berhubungan
dengan Kejadian Makrosomia di
RSUD Sawerigading Palopo Tabel 6 dijelaskan Hubungan antara
keturunan dengan kejadian makrosomia
Diabetes Kejadian Makrosomia Total
Melitus Ya Tidak dari 16 responden diketahui bahwa
n % n % n % kelompok keturunan resiko tinggi
Ya
5 100 0 0,0 5 100,0 sejumlah 5 responden (100,0%), dimana
Tidak
4 36,4 7 63,6 11 100,0 yang mengalami kejadian makrosomia
Jumlah 9 56,2 7 43,8 16 100,0 sejumlah 5 (100,0%) dan yang tidak
P=0,034 mengalami kejadian makrosomia
sejumlah 0 (0,0%) Sedangkan, kelompok
Tabel 5 dijelaskan hubungan antara keturunan resiko rendah sejumlah 11
diabetes melitus dengan kejadian responden (100,0%), dimana yang
makrosomia dari 16 responden mengalami kejadian makrosomia

80 Volume 6 Nomor 1 Bulan Juli Tahun 2018 ᴥ ISSN:2089-9408


JIKI®JURNAL ILMIAH KESEHATAN IQRA

sejumlah 4 (36,4%) dan yang tidak kejadian makrosomia di Rumah Sakit


mengalami kejadian makrosomia Sawerigading Palopo. hasil analisis
sejumlah 7 (63,6%). Berdasarkan hasil statistik dengan uji chi-square di
uji statistik Fisher exact test diperoleh peroleh nilai Fisher Exacta Test yang
nilai p= 0,034 yang berarti p <,05 yang diambil dengan nilai p Value = 0,034
berarti Ho ditolak <α ,05 yang berarti Ho ditolak.
Berdasarkan 16 responden yaitu
Tabel 7 Hubungan Multiparitas ibu bersalin yang mengalami kejadian
terhadap Faktor yang Berhubungan makrosomia dengan riwayat penyakit
dengan Kejadian Makrosomia di diabetes melitus sejumlah 5 (100,0%)
RSUD Sawerigading Palopo
dan ibu bersalin yang tidak mengalami
Multiparitas Kejadian Makrosomia Total
Ya Tidak kejadian makrosomia serta tidak ada
n % n % n % riwayat penyakit diabetes melitus
Resiko Tinggi sejumlah 11 (100,0%). Hal ini
Resiko 6 100 0 0,0 6 100,0
Rendah disebabkan masih banyak ibu yang
3 30,0 7 63,6 10 100,0
Jumlah 9 56,2 7 43,8 16 100,0
pada saat sebelum maupun saat hamil
tidak melakukan pemeriksaan
P=0,011
laboratorium salah satunya
pemeriksaan kadar gula darah untuk
Tabel 7 dijelaskan hubungan antara mencegah terjadinya komplikasi
multiparitas dengan kejadian kematian bayi di dalam rahim yang
makrosomia dari 16 responden diketahui dimana seharusnya pemeriksaan kadar
bahwa kelompok multiparitas resiko gula darah sebaiknya dilakukan saat
tinggi sejumlah 6 responden (100,0%), usia kehamilan 24-28 minggu.
dimana yang mengalami kejadian Berdasarkan asumsi peneliti,
makrosomia resiko tinggi sejumlah 6 bahwa jika ibu yang pada saat
(100,0%) dan yang tidak mengalami sebelum hamil dan saat hamil
kejadian makrosomia kategori resiko memiliki riwayat penyakit diabetes
tinggi sejumlah 0 (0,0%), Sedangkan, melitus maka berpotensi akan
kelompok multiparitas resiko rendah melahirkan bayi makrosomia namun
sejumlah 10 responden (100,0%), dimana bisa juga sebaliknya ibu bisa
yang mengalami kejadian makrosomia melahirkan bayi dengan berat lahir
resiko rendah sejumlah 3 (30,0%) dan rendah dan bahkan bisa
yang tidak mengalami kejadian mengakibatkan kematian janin dalam
makrosomia resiko rendah sejumlah 7 rahim jika tidak segera ditangani.
(70,0%). Berdasarkan hasil uji statistik
Fisher exact test diperoleh nilai p= 0,011 2. Hubungan Keturunan dengan
yang berarti p <,05 yang Ho ditolak. Kejadian Makrosomia
Berdasarkan hasil tabel 6
PEMBAHASAN hubungan keturunan dengan kejadian
1. Hubungan Diabetes Melitus dengan makrosomia di Rumah Sakit
Kejadian Makrosomia Sawerigading Palopo. hasil analisis
Berdasarkan hasil tabel 5 statistik dengan uji chi-square di
hubungan diabetes melitus dengan peroleh nilai Fisher Exacta Test yang

81 Volume 6 Nomor 1 Bulan Juli Tahun 2018 ᴥ ISSN:2089-9408


JIKI®JURNAL ILMIAH KESEHATAN IQRA

diambil dengan nilai p Value = 0,034 kali untuk melahirkan bayi besar. Bayi
<α ,05 yang berarti Ho ditolak. besar dapat disebabkan berat badan
Berdasarkan 16 responden yaitu ibu yang berlebihan baik sebelum
kelompok keturunan resiko tinggi hamil (obesitas) maupun kenaikannya
yang mengalami kejadian makrosomia selama hamil lebih dari 15 kg. Dalam
sejumlah 5 (100,0%) dan kelompok penelitian yang dipublikasikan dalam
keturunan resiko rendah yang jurnal kebidanan dan kandungan
mengalami kejadian makrosomia tersebut, peneliti melibatkan
sejumlah 11 (100,0%) hal ini partisipan lebih dari 40.000 wanita
disebabkan karena seorang ibu Amerika dan bayinya. Setelah
bersalin yang sewaktu hamil berisiko dianalisis, diperoleh data bahwa satu
4 sampai 12 kali melahirkan bayi dari lima wanita mengalami
makrosomia yang dimana merupakan peningkatan bobot berlebih semasa
faktor keturunan (orang tuanya besar) hamil, yang membuatnya berisiko dua
atau dengan kata lain disebabkan kali lipat melahirkan bayi besar
kenaikan berat badan ibu yang (Rukiyah, 2015).
berlebihan baik sebelum hamil 3. Hubungan Multiparitas dengan
maupun kenaikannya selama hamil Kejadian Makrosomia
lebih dari 15 kg. Berdasarkan hasil tabel 7
Keturunan yang diteliti pada hubungan multiparitas dengan
kejadian makrosomia di Rumah Sakit kejadian makrosomia di Rumah Sakit
Sawerigading dengan cara Sawerigading Palopo. hasil analisis
membagikan lembar instrumen berupa statistik dengan uji chi-square di
lembar observasi kepada responden peroleh nilai Fisher Exacta Test yang
(ibu bersalin yang melahirkan bayi diambil dengan nilai p Value = 0,011
dengan berat badan >4000 gram). <α ,05 yang berarti Ho ditolak.
Setelah responden menjawab semua Berdasarkan 16 responden yaitu
pertanyaan dari lembar observasi kelompok multiparitas resiko tinggi
selanjutnya peneliti melakukan sejumlah 6 (100,0%) dan kelompok
wawancara terkait dengan jawaban multiparitas resiko rendah sejumlah
yang diberikan. 10 (100,0%) hal ini disebabkan karena
Berdasarkan hasil wawancara jika ibu hamil mempunyai riwayat
yang telah diperoleh peneliti saat melahirkan bayi makrosomia
melakukan penelitian terhadap sebelumnya maka pada persalinan
responden yaitu ibu bersalin berikutnya atau multipara berisko 5-
mengatakan bayi mereka lahir dengan 10 kali untuk kembali melahirkan bayi
berat badan >4000 gram karena ibu makrosomia.
pada saat hamil maupun sebelum Multiparitas yang diteliti pada
hamil mengalami kenaikan berat kejadian makrosomia di RSUD
badan >15 kg dan merupakan faktor Sawerigading dengan cara
keturunan (orang tua besar). membagikan lembar instrumen berupa
Sejalan dengan teori Ai Yeyeh lembar observasi kepada responden
mengemukakan bahwa seorang ibu (ibu bersalin yang melahirkan bayi
hamil gemuk berisiko 4 sampai 12 dengan berat badan >4000 gram).

82 Volume 6 Nomor 1 Bulan Juli Tahun 2018 ᴥ ISSN:2089-9408


JIKI®JURNAL ILMIAH KESEHATAN IQRA

Setelah responden menjawab semua 2. Ada hubungan multiparitas dengan


pertanyaan dari lembar observasi kejadian makrosomia di Rumah Sakit
selanjutnya peneliti melakukan Sawerigading Kota Palopo. Hal ini
wawancara terkait dengan jawaban disebabkan jika ibu pernah memiliki
yang diberikan. riwayat melahirkan makrosomia
Berdasarkan hasil wawancara sebelumnya atau multipara maka
yang telah diperoleh peneliti saat berisiko melahirkan makrosomia
melakukan penelitian terhadap berikutnya.
responden yaitu ibu bersalin 3. Ada hubungan diabetes mellitus
mengatakan bayi mereka lahir dengan dengan kejadian makrosomia di
berat badan >4000 gram karena ibu Rumah Sakit Sawerigading Kota
bersalin mempunyai riwayat Palopo. Hal ini disebabkan karena
melahirkan bayi makrosomia masih banyak ibu yang memiliki
sebelumnya dan multipara. riwayat penyakit diabetes melitus
Sejalan dengan teori Ai Yeyeh sebelum maupun pada saat hamil.
mengemukakan bahwa bila bumil
punya riwayat melahirkan bayi SARAN
makrosomia sebelumnya, maka ia Bagi Akademik diharapkan dapat
beresiko 5-10 kali lebih tinggi untuk bermanfaat bagi pembaca untuk
kembali melahirkan bayi makrosomia menambah ilmu, memperluas wawasan,
dibandingkan dengan wanita yang dan yang ingin mengembangkan
belum pernah melahirkan bayi penelitian yang sama dalam melakukan
makrosomia karena umumnya berat penelitian lebih lanjut mengenai perlu
seorang bayi yang akan lahir memberikan konseling tentang
berikutnya bertambah sekitar 80 pencegahan kejadian makrosomia pada
sampai 120 g. Bayi besar (bayi dengan bayi sehingga mengurangi angka
berat badan lahir lebih dari 4.000 kematian pada bayi baru lahir.
gram) dan sering terjadi pada ibu yang
telah sering melahirkan (multipara) DAFTAR PUSTAKA
dibandingkan dengan kehamilan Benson, Ralph C, dkk. (2008). Buku
pertama (Rukiyah, 2015). Saku Obstetri Dan Ginekologi.
EGC:Jakarta
KESIMPULAN Dinas Kesehatan Kota Palopo (2017).
1. Ada hubungan keturunan dengan Drg. Hendarti, Dwi Hesti. (2016). SOP
kejadian makrosomia di Rumah Sakit Makrosomia, Halaman1/1, Nomor
Sawerigading Kota Palopo. Hal ini Revisi 00. Jurnal Kedokteran
disebabkan semakin ibu bersalin Universitas Hasanuddin
Dr. Saryono. (2013). Metodologi
mengalami kenaikan berat badan yang
Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif
lebih dari 15 kg sebelum dan selama Dalam Bidang Kesehatan. Nuha
hamil dan merupakan faktor Media:Yogyakarta.
keturunan (orang tuanya besar) maka
semakin besar pula potensi terhadap Dr. Zr, Arief. (2009). Neonatus Dan
kejadian makrosomia. Asuhan Keperawatan Anak. Nuha
Medika:Yogyakarta

83 Volume 6 Nomor 1 Bulan Juli Tahun 2018 ᴥ ISSN:2089-9408


JIKI®JURNAL ILMIAH KESEHATAN IQRA

Hidayati, Elli dkk. (2012). Hubungan Prof. Dr. Manuaba dkk. (2015).
Faktor Resiko Dengan Kelahiran Pengantar Kuliah Obstetri,
Makrosomia Pada Ibu Bersalin Di EGC:Jakarta
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Rekam Medik Rumah Sakit
Koja, Jakarta Utara Periode Tahun Sawerigading Palopo, 2014-2016
2013-2015. Jurnal Kedokteran Dan Rukiyah, Ai Yeyeh dkk. (2015). Asuhan
Kesehatan, Edisi Suplemen 2016, Kebidanan 4 Patologi Kebidanan,
ISSN 0216-3942. Trans Info Media:Jakarta.
Oroh, Arliah, dkk, (2013). Kaitan Trisnasiwi, Agil, dkk. (2012). Hubungan
Makrosomia Dengan Diabetes Pengetahuan Ibu Hamil Tentang
Melitus Gestasional Di Bagian Makrosomia Dengan Pola Nutrisi
Obgin BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Selama Hamil Tahun 2011, Bidan
Kandou Manado. Jurnal E-Clinic Prada. Jurnal Ilmiah Kebidanan,
(Ecl), Volume 3, Nomor 2, Mei – Vol. 3 No.2, Edisi Desember 2012
Agustus 2015.

84 Volume 6 Nomor 1 Bulan Juli Tahun 2018 ᴥ ISSN:2089-9408

Anda mungkin juga menyukai