Anda di halaman 1dari 10

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2021

PENGARUH PEMBERIAN TERAPI RENDAM KAKI DENGAN


REBUSAN JAHE MERAH TERHADAP TEKANAN
DARAH PADA IBU HAMIL DENGAN
PREEKLAMSIA

Nadilla Amelia Hafidz 1), Ns. Yunita Wulandari, M.Kep 2),


Ns. Noor Fitriyani, M.Kep3)
1)
Mahasiswa Program Studi Keperawatan Program Sarjana Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Kusuma Husada Surakarta
2)
Dosen Program Studi Keperawatan Program Sarjana Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Kusuma Husada Surakarta

Email : nadillaamelia6@gmail.com

ABSTRAK

Preeklampsia adalah ibu hamil dengan preeklamsi pada usia kehamilan > 20 minggu
kadar protein urin mencapai ≥30 mg per 24 jam dan tekanan darah sistolik >140 mmHg
atau tekanan darah diastolik ≥90 mmHg (Uzan & Carbonel,2011). Preeclampsia dapat
bermula pada masa antenatal, intrapartum atau postpartum. Preeklampsia dibagi menjadi
preeclampsia ringan, sedang dan berat (Ayu dkk, 2019). Tujuan Penelitian ini adalah
Untuk Mengetahui adakah Pengaruh Pemberian Terapi Rendam Kaki dengan Air Hangat
Menggunakan Rebusan Air Jahe Merah Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Ibu
Hamil dengan Preekslamsia.
Rancangan Penelitian ini menggunakan Quasi Experiment Design yaitu penelitian
yang bertujuan untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi
pelaksanaan eksperimen. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik
total sampling dengan jumlah sampel 17 responden. Uji analisa data Uji Wilcoxon.
Hasil penelitian menunjukkan usia responden mayoritas rata-rata 29,71 tahun,
berdasarkan pendidikan adalah SMA sebanyak 13 responden (76,5%), karakteristik
berdasarkan pekerjaan adalah bekerja (100%), berdasarkan usia kehamilan adalah
Trimester II sebanyak 14 responden (82,4%), responden dengan preeclampsia sebelum
dilakukan terapi rendam kaki dengan rebusan jahe merah adalah preeclampsia berat
sebanyak 13 responden (76,5%), responden dengan preeclampsia sesudah dilakukan
terapi rendam kaki dengan rebusan jahe merah adalah preeclampsia ringan sebanyak 9
responden (52,9%). Hasil uji wilcoxon yaitu nilai p-value 0,001 < ɑ (0,05) artinya ada
Pengaruh Pemberian Terapi Rendam Kaki dengan Rebusan Jahe Merah Terhadap
Tekanan Darah Pada Ibu Hamil dengan Preeklampsia.

Kata Kunci : Preeklampsia, Tekanan Darah, Ibu Hamil

1
PENDAHULUAN Kesehatan Republik Indonesia
(Kementrian Kesehatan, 2015).
Preeklampsia adalah ibu hamil dengan Di Indonesia berdasarkan Survei
preeklamsi pada usia kehamilan > 20 Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015,
minggu kadar protein urin mencapai ≥30 masih menempati posisi 305 per 100.000
mg per 24 jam dan tekanan darah sistolik kelahiran hidup. Hal ini berbeda jauh
>140 mmHg atau tekanan darah diastolik dengan Singapura yang berada 2-3 AKI
≥90 mmHg (Uzan et al., 2011). per 100.000 kelahiran hidup. Sementara
Preeclampsia dapat bermula pada masa itu,data capaian kinerja Kemenkes RI
antenatal, intrapartum atau postpartum. tahun 2015-2017 menunjukkan telah
Preeklampsia dibagi menjadi preeclampsia terjadi penurunan jumlah kasus kematian
ringan, sedang dan berat (Ayu dkk, 2019). ibu. Jika di tahun 2015 AKI mencapai
Preeclampsia termasuk dalam triad of 4.999 kasus maka di tahun 2016 sedikit
mortality,yaitu selain perdarahan dan mengalami penurunan menjadi 4.912 kasus
infeksi (Djamil, 2016). Tetapi untuk dan ditahun 2017 mengalami penurunan
mendeteksi preeclampsia dapat dilihat dari tajam menjadi sebanyak 1.712 kasus AKI.
gambaran klinik, dimulai dengan kenaikan Kementrian Kesehatan Republik 1
berat badan diikuti edema kaki atau Indonesia (2018) menyatakan bahwa
tangan, kenaikan tekanan darah, dan jumlah angka kematian ibu turun dari
proteinuria (Angsar, 2016). Preeklampsia 4.999 tahun 2015 menjadi 4912 di tahun
adalah penyakit dengan tanda-tanda 2016, sementara dipertengahan 2017
hipertensi, proteinuria dan edema yang sebanyak 1712 kasus. Demikian pula
timbul karena kehamilan. Dan belum dengan kasus kematian bayi pada tahun
diketahui penyebabnya (Mosselhy, Khalifa 2015 adalah 33.278 jiwa dan pada tahun
H, dkk, 2011). Penyebab kematian ibu 2016 adalah sebesar 32.007 sementara
tahun 2015 adalah Preeklampsia Berat hingga pertengahan tahun 2017 sebanyak
(PEB) sebanyak 36% (4 kasus), perdarahan 10.294 kasus (Profil Kesehatan Indonesia,
sebesar 36% (4 kasus) TB Paru 18% (2 2018).
kasus), dan emboli air ketuban 9% (1 Data Prevalensi Sebesar 64,18%
kasus) (DinKes Kabupaten Bantul,2016). kematian maternal di Provinsi Jawa
Setiap tahunnya, tercatat sepuluh juta Tengah terjadi pada waktu nifas,sebesar
wanita mengalami preeclampsia dan 25,72% pada waktu hamil,dan sebesar
76.000 meninggal akibat preeclampsia dan 10,10% terjadi pada waktu pemulihan.
gangguan hipertensi. Pada ibu preeklamsi Sementara berdasarkan kelompok umur,
dapat menyebabkan penyakit jantung kejadian kematian maternal terbanyak
seperti penyakit jantung iskemik dan adalah pada usia 20-34 tahun sebesar
hipertensi kronik (Uzan et al., 2011). 64,66%, kemudian pada kelompok umur
WHO (World Health Orgaization) ≥35 tahun sebesar 31,97% dan pada
mendefinisikan bahwa kematian ibu adalah kelompok umur ≤20 tahun sebesar 3,37%.
kematian seorang wanita yang terjadi saat Sedangan untuk penyebab kematian karena
hamil, bersalin atau dalam 42 hari setelah gangguan metabolic 2,05%, gangguan
persalinan dengan penyebab yang sistem peredaran darah 11,8%, infeksi
berhubungan langsung atau tidak langsung 25,6%, hipertensi dalam kehamilan 29,6%,
setelah persalinan. Sedangkan data dari perdarahan 24,5% dan lain-lain 27,6%
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (Profil Kesehatan Jateng,2019). Pada
Nasional (RPJMN) pada tahun 2010 AKI tahun 2015 terdapat 20 kematian ibu yang
sebesar 346 per 100.000 kelahiran hidup, terdiri dari 10 kematian ibu hamil,2
target RPJMN pada tahun 2019 yaitu 306 kematian ibu bersalin dan 8 kematian ibu
per 100.000 kelahiran hidup menurut nifas. Sehingga angka kematian ibu pada
Direktorat Bina Kesehatan Ibu Kementrian tahun 2014 adalah 159,06/100.000

2
kelahiran hidup. Angka ini meningkat semarang menunjukkan hasil uji statistik
signifikan dibandingkan tahun 2014 p value tekanan darah sistolik = 0.0001
sebesar 100,47/100.000 kelahiran hidup. dan p value tekanan darah diastolik =
Jumlah kematian yang tinggi yaitu di 0.0001 sehingga Ha diterima,
kecamatan Sukoharjo yaitu 4 kematian membuktikan pemberian terapi rendam
(Profil Kesehatan Kabupaten Sukoharjo, kaki air jahe efektiv menurunkan tekanan
2015). darah.
Angka Kematian Ibu (AKI) di Terapi komplementer yang dapat
Puskesmas Kartasura pada tahun 2019 dilakukan secara mandiri adalah rendam
adalah 39,84/100.000 kelahiran hidup. kaki (hidroterapi kaki). Merendam kaki
Angka ini meningkat dibandingkan tahun pada rebusan jahe merah akan
2018 sebesar 31,87/100.000 kelahiran meningkatkan sirkulasi dan menimbulkan
hidup. Peningkatan kasus kematian ibu respon sitemik karena terjadi pelebaran
ditahun 2019, disebabkan ada 2 kasus pembuluh darah (vasodilatasi) (Potter &
penyebab tak langsung karena kondisi Perry, 2010). Rendam kaki juga dapat
penyakit yang diderita ibu dan tetap ingin dikombinasikan dengan bahan-bahan
hamil dan melahirkan dengan jarak herbal lainnya. Untuk pembeda dengan
kehamilan sebelumnya 10 tahun (Dinkes penelitian sebelumnya adalah hanya
Sukoharjo, 2019). Kejadian hipertensi pada menggunakan air jahenya saja
kehamilan sekitar 5–15%, dan merupakan (Nurahmandani dan Supriyono, 2016),
satu di antara 3 penyebab mortalitas dan sedangkan untuk penelitian yang akan
morbiditas ibu bersalin di samping infeksi saya lakukan kedepannya adalah
dan perdarahan (Aprilia, 2013). Hipertensi merendam kaki dengan air rebusan jahe
pada wanita hamil dapat mempengaruhi merah dengan suhu air 39-40 derajat
beberapa hal seperti aliran darah ke celcius dengan kurun waktu selama 10-15
plasenta berkurang, pertumbuhan janin menit (Lalage, 2015, dan Setyoadi &
terhambat, kelahiran premature, bayi Kushariyati,2011). Salah satu terapi
meninggal dalam kandungan dan komplementer yang dapat digunakan
meningkatnya resiko terkena penyakit untuk intervensi secara mandiri dan
kardiovaskuler (Sirait, 2012). Hipertensi bersifat alami yaitu hodroterapi kaki
yang diinduksi kehamilan memiliki risiko (rendam kaki dengan rebusan jahe
lebih besar mengalami persalinan merah). Merendam kaki (tubuh) pada
premature, IUGR (intrauterine growth larutan hangat memberikan sirkulasi,
retardation), kesakitan dan kematian, gagal mengurangi edema, meningkatkan
ginjal akut, gagal hati akut, pendarahan sirkulasi otot.
saat dan setelah persalinan, HELLP Jahe Merah mengandung minyak atsiri
(hemolysis elevated liver enzymes and low yang akan memberikan efek rasa hangat
platelet count), DIC (disseminated dan bau yang pedas sehingga pembuluh
intravascular coagulation), pendarahan darah menjadi lebar dan aliran darah
otak dan kejang (Khosravi, Dabiran dan menjadi lancar (Kurniawati, 2010). Jenis
Lotfi, 2014). Oleh karena itulah dokter jahe yang sering digunakan untuk obat
obsetri dalam penatalaksanaan hipertensi adalah jahe merah. Banyak yang
pada kehamilan harus melibatkan internis, bekeyakinan bahwa kandungan minyak
kardiologis dan nefrologis terutama apabila atsiri yang tinggi (2.5 %) ada pada jahe
dijumpai kelainan target organ atau merah. Aroma yang tajam dan rasa yang
didapatkan hipertensi akselerasi (Bakris pedas memiliki khasiat yang lebih baik
dan Sorretino, 2017). dari subspecies lainnya (Hartanto dan
Penelitian sebelumnya yang dilakukan Fitmawati, 2014).
oleh Nurahmandani (2016) yang Berdasarkan hasil dari studi
dilakukan di panti werdha Pucang Gading pendahuluan yang dilakukan peniliti pada

3
tanggal 29 Desember 2020 yang dilakukan “Adakah pengaruh pemberian terapi
dengan teknik wawancara terhadap 10 ibu rendam kaki dengan air hangat
hamil didapatkan 3 (30%) ibu hamil menggunakan rebusan air jahe merah
dengan preeclampsia dan 7 (70%) dengan terhadap penurunan tekanan darah pada
hipertensi ringan. Ibu hamil dikatakan ibu hamil dengan preekslamsia di desa
preeclampsia apabila tekanan darah 140/80 ngabeyan, kartasura, sukoharjo?”.
mmHg dan memiliki tanda-tanda seperti Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
kaki bengkak,tekanan darah tinggi,sakit mengetahui adakah pengaruh pemberian
kepala,urine mengandung proteinuria, terapi rendam kaki dengan air hangat
untuk klasifikasi hipertensi ringan itu menggunakan rebusan air jahe merah
menurut data peneliti yang didapat di bidan terhadap penurunan tekanan darah pada
desa. Ibu mengatakan sibuk bekerja ibu hamil dengan preekslamsia di desa
sehingga ibu kekurangan waktu dalam ngabeyan kartasura sukoharjo.
melakukan perawatan diri dan kurang
memperhatikan kesehatan selama masa METODE PENELITIAN
kehamilan. Tenaga kesehatan mengatakan Penelitian ini dilakukan pada bulan
bahwa pendidikan kesehatan sudah Agustus-September 2021. Penelitian ini
diberikan kepada ibu hamil dengan merupakan penelitian quasi experimental.
berbagai topic pembahasan, namun sebagai Penelitian ini dilakukan pada 17 ibu hamil
ibu hamil mempunyai pengetahuan yang dengan preeclampsia di desa ngabeyan
kurang baik mengenai preeclampsia pada kartasura sukoharjo. Penelitian ini
ibu hamil padahal itu sangat penting untuk memberikan intervensi terapi rendam
kesehatan ibu dan bayi pada saat kaki dengan rebusan jahe merah selama
kehamilan. Menurut peniliti setelah 3 hari dalam seminggu.
wawancara pada ibu hamil dengan
preeclampsia didapatkan bahwa ibu hamil
HASIL DAN PEMBAHASAN
belum paham dan belum mengerti tentang
1. Analisa Univariat
preeclampsia. Terapi yang digunakan oleh
Tabel 1
ibu hamil dengan preeclampsia adalah
Distribusi Frekuensi Berdasarkan
dengan mengkonsumsi obat anti-hipertensi
Usia Ibu (n=17)
yang didapatkan pada waktu periksa,
minum vitamin C , kemudian ibu hamil Karak Medi
tersebut juga menjelaskan selain minum Min Max Mean
teristik an
obat cara yang dilakukan adalah Usia Ibu 23 36 29.71 30.00
mengkonsumsi buah blimbing, diit rendah
garam , dan mengkonsumsi makanan yang Hasil analisa data dapat diketahui
bergizi. Upaya untuk melakukan terapi bahwa rata-rata usia responden pada
rendam kaki dengan rebusan jahe merah penelitian ini yaitu 29,71 tahun dengan
diharapkan dapat menurunkan tekanan usia termuda 23 tahun dan usia tertua 36
darah pada ibu hamil dengan preeklampsia tahun. Hal ini sejalan dengan penelitian
dan diberikan dukungan, motivasi dan Juliantari dan Nyoman (2017) yang
perawatan agar preeklampsia pada ibu menyatakan bahwa usia responden yang
hamil dapat dicegah dengan mengalami preeklampsia paling banyak
memperhatikan makanan maupun berada di usia 20-35 tahun sebanyak 76
minuman yang dikonsumsi oleh ibu hamil orang (70,37%).
tersebut. Menurut penelitian Mamlukah dan
Berdasarkan latar belakang Ade (2016) menyatakan bahwa karena
permasalahan yang telah dijelasakan beratnya kehamilan hampir semua organ
diatas maka peneliti merumuskan tubuh bekerja lebih keras dari biasanya
masalah penelitian sebagai berikut seiring berjalannya masa kehamilan,

4
sehingga meningkatkan risiko masalah memiliki pengaruh pada pemahaman
kehamilan seperti preeklamsia. Fungsi seseorang tentang pentingnya pilihan
organ reproduksi yang belum ideal atau perilaku hidup sehat. Pengambilan
belum siap menghadapi kehamilan pada keputusan tentang masalah kesehatan
ibu yang berisiko hamil. Hal ini akan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan
berdampak pada kehamilan, salah seseorang. Semakin rendah pendidikan
satunya adalah preeklamsia, dimana ibu, semakin kecil kecenderungannya
ketidakmampuan sistem tubuh dapat untuk menggunakan fasilitas pelayanan
meningkatkan tekanan darah ibu dan kesehatan. Ibu dengan pendidikan tinggi
menyebabkan retensi cairan. Salah satu dan yang bekerja di sektor formal
faktor yang mempengaruhi kesehatan ibu memiliki akses yang lebih besar terhadap
hamil adalah usia. Namun, dalam kasus informasi kesehatan, lebih terlibat dalam
preeklamsia, usia bukanlah satu-satunya menentukan sikap, dan lebih mandiri
faktor resiko kemunculan preeklampsia, dalam tindakan keperawatan.
melainkan ada faktor lain seperti
nulipara, lingkungan, situasi sosial Tabel 3
ekonomi, obesitas, beberapa kehamilan, Distribusi Frekuensi Berdasarkan
dan preeklamsia pada kehamilan Pekerjaan (n=17)
sebelumnya. Preeklamsia lebih banyak
terjadi pada rentang usia sehat karena Pekerjaan Frekuensi %
kehamilan dan persalinan paling sering Bekerja 17 100
terjadi pada rentang usia produktif 20-35 Tidak Bekerja 0 0
tahun. Total 17 100

Tabel 2 Hasil analisa data dapat diketahui


Distribusi Frekuensi Berdasarkan bahwa mayoritas pekerjaan responden
Pendidikan (n=17) pada penelitian ini yaitu bekerja
sebanyak 17 orang dengan presentase
Pendidikan Frekuensi % sebesar 100%. Hal ini sejalan dengan
SMP 4 23.5 penelitian yang dilakukan oleh
SMA 13 76.5 Khuzaiyah, Anies dan Sri (2016) yang
Total 17 100 menunjukkan bahwa responden penderita
preeklamsia paling banyak bekerja yaitu
Hasil analisa data dapat diketahui sebanyak 16 orang (50%). Hal ini
bahwa mayoritas pendidikan responden didukung oleh penelitian Andriyani
pada penelitian ini yaitu berpendidikan (2012) yang menunjukkan bahwa ada
SMA sebanyak 13 orang dengan hubungan yang sginifikan antara
presentase sebesar 76,5%. Hal ini sejalan pekerjaan dengan preeklamsia yaitu
dengan penelitian yang dilakukan oleh dengan nilai p value 0,001.
Trisetyaningsih dan Annisa (2018) yang Menurut penelitian Nurhasanah dan
menyatakan bahwa presentase kelompok Indriani (2017) Preeklamsia dapat
pendidikan SMA merupakan kelompok disebabkan oleh faktor pekerjaan ibu. Ibu
pendidikan yang paling banyak yang bekerja di luar rumah lebih
menderita preeklamsi yaitu mungkin mengalami preeklamsia
ditemukannya sebanyak 24 orang dibandingkan ibu rumah tangga.
(49,0%). Aktivitas fisik dan stres berhubungan
Menurut Padila (2015) mengatakan dengan pekerjaan. Stres pada tubuh
bahwa pendidikan memiliki pengaruh seseorang dapat meningkatkan pelepasan
terhadap kemampuan seseorang untuk endotel pada pembuluh darah, sehingga
mendapatkan dan menggunakan terjadi vasokonstriksi pembuluh darah
informasi kesehatan. Pendidikan dan preeklamsia. Selain itu, stres

5
menyebabkan kelenjar adrenal respons simpatis, termasuk respon
mengeluarkan hormon adrenalin. yang terbukti meningkatkan curah
Hormon adrenalin merangsang detak jantung dan mempertahankan tekanan
jantung yang lebih cepat, yang darah. Karena tidak ada penurunan
menyebabkan peningkatan tekanan sensitivitas terhadap vasopeptida pada
darah, yang mengarah pada preeklamsia.
ibu hamil dengan preeklamsia,
Tabel 4 sehingga peningkatan volume darah
Distribusi Frekuensi Berdasarkan yang cukup besar langsung
Kehamilan (n=17) meningkatkan curah jantung dan
tekanan darah.
Kehamilan Frekuensi %
Kehamilan ke 1 3 17.6% Tabel 5
Kehamilan ke 2 10 58.8% Distribusi Frekuensi Berdasarkan
Kehamilan ke 3 4 23.5 Usia Kehamilan (n=17)
Total 17 100
Trimester Frekuensi %
Hasil analisa data dapat diketahui Kehamilan
bahwa mayoritas kehamilan Trimester 2 (13-28 14 82.4
responden pada penelitian ini yaitu Minggu)
Trimester 3 (29-42 3 17.6
kehamilan ke 2 sebanyak 10 orang Minggu)
dengan presentase sebesar 58,8%. Hal Total 17 100
ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Fatmawati, Agus dan Hasil analisa data dapat diketahui
Hari (2017) yang menyatakan bahwa bahwa mayoritas usia kehamilan
responden yang menderita responden pada penelitian ini yaitu usia
preeklampsia paling banyak berada di kehamilan trimester ke 2 sebanyak 14
kehamilan kedua sebanyak 33 orang orang dengan presentase sebesar 82,4%.
(42,9%). Hal ini sejalan dengan penelitian yang
Menurut penelitian Yanuarini, dilakukan oleh Azza (2017) yang
menunjukkan bahwa responden
Suwoyo dan Tinta (2020) yang
preeklamsia paling banyak berada pada
menyatakan bahwa status kehamilan usia kehamilan trimester ke 2 sebanyak
merupakan salah satu faktor risiko 16 orang (53,3%).
terjadinya preeklamsia pada ibu Menurut penelitian Lestariningsih
hamil. Preeklamsia tiga kali lebih (2018) preeklampsia berhubungan
mungkin terjadi pada kehamilan dengan usia kehamilan. Usia kehamilan
pertama. Hal ini disebabkan oleh dibagi menjadi tiga trimester yaitu
perkembangan yang tidak sempurna trimester pertama, kedua, dan ketiga.
dari blokckingantibodies terhadap Semakin tua usia kehamilan, semakin
antigen plasenta, sehingga besar kemungkinan akan terjadinya
menghasilkan respon imun yang tidak preeklamsia. Dalam fisiologi kehamilan
normal, arteria spiralis di desidua
menguntungkan histoicompatibility
mengalami pergantian sel dengan
plasenta, yang mempengaruhi tekanan trofoblas endovaskuler yang akan
darah dan menyebabkan menjamin bahwa lumen tetap terbuka
preeklapmsia. Selain itu, adanya stres untuk memberikan aliran darah yang
menghadapi persalinan dikehamilan konsisten, nutrisi yang cukup dan O²
pertama menyebabkan peningkatan yang seimbang. Proses pergantian sel ini
kortisol, yang dapat meningkatkan seharusnya pada trimester pertama, yaitu

6
minggu ke-16 dengan perkiraan arteri spiralis uteri dilapisi dengan
pembentukan plasenta telah berakhir. sitotrofoblas, dan sel-sel endotel tidak
Invasi endovaskuler trofoblas terus lagi ada di endometrium atau daerah
berlangsung pada trimester kedua dan superfisial mimetrium. Proses
masuk kedalam arteria miometrium. Hal remodeling arteri spiralis uteri
ini memungkinkan arteri membesar dan menghasilkan pembentukan sistem
tetap terbuka, sehingga terjadi situasi arteriol dengan resistensi rendah dan
ikemia region uteroplasenter sekitar peningkatan besar dalam volume darah
minggu ke-20 kehamilan karena adanya yang disuplai untuk kebutuhan janin yang
kontinuitas aliran darah untuk menyebabkan peningkatan tekanan darah
mengantarkan nutrisi dan O². Keadaan ini pada ibu hamil atau preeklamsia.
dapat menjelaskan mengapa preeklamsia
terjadi pada trimester kedua sekitar Tabel 7
kehamilan minggu ke-20. Distribusi Frekuensi preeklamsia ibu
hamil sesudah diberikan terapi
Tabel 6 rendam kaki dengan rebusan jahe
Distribusi Frekuensi preeklamsia ibu merah (n=17)
hamil sebelum diberikan terapi
rendam kaki dengan rebusan jahe Preeklamsia Frekuensi %
merah (n=17) Ringan 9 52.9
Sedang 6 35.3
Preeklamsia Frekuensi % Berat 2 11.8
Sedang 4 23.5 Total 17 100.0
Berat 13 76.5
Total 17 100 Hasil penelitian menunjukkan bahwa
preeklamsi sesudah dilakukan pemberian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terapi rendam kaki dengan rebusan jahe
preeklamsi sebelum dilakukan pemberian merah didapatkan hasil mayoritas
terapi rendam kaki dengan rebusan jahe responden mengalami penurunan
merah didapatkan hasil mayoritas preeklamsi yaitu preeklamsi ringan
preeklamsi berat sebanyak 13 orang sebanyak 9 orang dengan presentase
dengan presentase sebesar 76,5%. sebesar 52,9%. Penelitian ini sejalan
Penelitian ini sejalan dengan penelitian dengan penelitian yang dilakukan oleh
Imelda dan Yeyen (2017) yang dilakukan Sabattani, Macmudah dan Mamat (2016)
di Rumah Sakit Provinsi Lampung yang menunjukkan bahwa responden ibu
menunjukkan bahwa penderita hamil mengalami penurunan tekanan
preeklamsi berat sebanyak 17 orang darah setelah diberi rendam kaki dengan
(68%). air hangat sebanyak 16 orang (100%).
Masalah kesehatan yang sering terjadi Terapi Rendam Kaki dengan rebusan
pada ibu hamil adalah preeklampsia. jahe merah merupakan salah satu teknik
Penyakit preeklampsia pada ibu hamil, untuk menurunkan tekanan darah dengan
jika tidak ditangani secara efektif dapat cara merendam kaki pada air hangat
berdampak negatif terhadap kesehatan berisi rebusan jahe merah. Merendam
ibu dan janin. Menurut Hutabarat, Eddy kaki dalam air hangat dengan jahe merah
dan Freddy (2016) Selama awal menghasilkan efek panas/hangat yang
kehamilan, sel-sel sitotrofoblas dapat menyebabkan zat cairan, padat, dan
memasuki arteri spiralis uteri dan gas memuai ke segala arah dan
menggantikan lapisan endhothelial meningkatkan reaksi kimia. Pada
dengan merusak jaringan elastis medial, jaringan akan terjadi metabolisme seiring
otot, dan saraf secara berurutan. Sebelum dengan peningkatan pertukaran antara zat
trimester kedua kehamilan berakhir, kimia tubuh dengan cairan tubuh.

7
Panas/hangat memiliki fungsi biologis menghasilkan efek panas/hangat yang
yang menyebabkan pembuluh darah dapat menyebabkan zat cairan, padat, dan
melebar, sehingga sirkulasi darah gas memuai ke segala arah dan
meningkat. Secara fisiologis, respon meningkatkan reaksi kimia. Pada
tubuh terhadap panas yaitu melebarkan jaringan akan terjadi metabolisme seiring
pembuluh darah dan mengendurkan otot dengan peningkatan pertukaran antara zat
sehingga dapat meningkatkan sirkulasi kimia tubuh dengan cairan tubuh.
yang akan mempengaruhi tekanan darah Panas/hangat memiliki fungsi biologis
(Nurahmandani dan Supriyono, 2016). yang menyebabkan pembuluh darah
melebar, sehingga sirkulasi darah
2. Analisa Bivariat meningkat. Secara fisiologis, respon
Tabel 8 tubuh terhadap panas yaitu melebarkan
Uji Wilcoxon (n=17) pembuluh darah dan mengendurkan otot
sehingga dapat meningkatkan sirkulasi
N
Mean Sum of yang akan mempengaruhi tekanan darah
Rank Ranks (Nurahmandani dan Supriyono, 2016).
Post Negative
14a 7.50 105.00
Test Ranks KESIMPULAN
Pre Posotive b
0 .00 .00 1. Hasil karakteristik usia responden
Test Ranks
c mayoritas rata rata 29.71 tahun.
Ties 3
Total 17
2. Hasil karakteristik responden
berdasarkan jenis pendidikan adalah
Hasil penelitian ini menunjukkan uji SMA 13 (76,5%).
statistic Wilcoxon sebelum dan sesudah 3. Hasil karakteristik responden
pemberian terapi rendam kaki dengan berdasarkan pekerjaan adalah bekerja
rebusan jahe merah pada preeklamsi sebanyak 17 (100%).
didapatkan nilai p value 0,001 < 0,05. 4. Hasil karakteristik responden
Sehingga keputusan Ho ditolak yang berdasarkan Kehamilan adalah
berarti ada pengaruh pemberian terapi kehamilan ke 2 sebanyak 10 (58,8%)
rendam kaki dengan rebusan jahe merah 5. Hasil karakteristik responden
terhadap penurunan tekanan darah pada berdasarkan trimester kehamilan adalah
ibu hamil dengan preeklamsia. trimester ke 2 sebanyak 14 (82,4%)
Penelitian ini sejalan dengan 6. Preeklamsia pada ibu hamil sebelum
penelitian Harnani dan Axmalia (2017) dilakukan pemberian terapi rendam
Yang dilakukan pada responden lansia kaki dengan rebusan jahe merah adalah
menujukkan bahwa berdasarkan uji pada kategori preeklamsia berat
statistic Wilcoxon diperoleh nilai p value sebanyak 13 (76,5%)
= 0,001 yang menunjukkan bahwa 7. Preeklamsia pada ibu hamil sesudah
terdapat pengaruh terapi rendam kaki dilakukan pemberian terapi rendam
dengan air hangat terhadap penurunan kaki dengan rebusan jahe merah adalah
tekanan darah. pada kategori preeklamsia ringan
Pada masa kehamilan akan berisiko sebanyak 9 (52,9%)
mengalami gangguan kesehatan yaitu 8. Terdapat pengaruh pemberian terapi
preeklamsia. Terapi rendam kaki dengan rendam kaki dengan rebusan jahe
rebusan jahe merah merupakan salah satu merah terhadap penurunan tekanan
teknik relaksasi yang dapat menurunkan darah pada ibu hamil dengan
preeklamsia. Terapi ini dilakukan dengan preeklamsia di desa ngabeyan kartosuro
cara merendamkan kaki pada air hangat dengan p-value 0,001
berisi rebusan jahe merah. Merendam
kaki dalam air hangat dengan jahe merah

8
SARAN Dan Usia Kehamilan Ibu (Study
1. Bagi Ibu Hamil Retrospekstif,” The Indonesian
a. Ibu hamil agar tidak melakukan Journal Of Health Science, 9(1), hal.
aktifitas yang berat. 64–69.
b. Sebaiknya ibu hamil tidak terbebani Bakris, G. dan Sorretino, M. (2017)
oleh masalah- masalah yang dapat Hypertension in Pregnancy in
menyebabkan stress. Hypertension: A Companion to
c. Sebaiknya ibu merencanakan Braunwald’s Heart Disease. Third
kehamilannya pada waktu yang Edit. Elsevier.
tepat, yaitu 20-35 tahun. Djamil, R. M. (2016) “Hubungan Indeks
2. Bagi Puskesmas Masa Tubuh dengan Kejadian
Sebagai sarana untuk memberikan Preeklampsia,” Jurnal Kesehatan
masukan dalam upaya pencegahan dan Andalas, 5(1).
menangani masalah ibu hamil yang Fatmawati, L., Agus, S. dan Hari, B. N.
mengalami preeklamsia saat hamil. (2017) “Pengaruh Status Kesehatan
3. Bagi Institusi Pendidikan Ibu Terhadap Derajat
Diharapkan dapat memberikan Preeklampsia/Eklampsia Di
informasi dan ilmu pengetahuan bagi Kabupaten Gresik,” Buletin
keperawatan tentang manfaat terapi Penelitian Sistem Kesehatan, 20(2),
rendam kaki dengan rebusan jahe hal. 52–58.
merah terhadap ibu hamil dengan Harnani, Y. dan Axmalia, A. (2017)
preeklamsia. Hasil penelitian ini juga “Terapi Rendam Kaki Menggunakan
bisa dijadikan sebagai dasar untuk Air Hangat Efektif Menurunkan
penelitian selanjutnya. Tekanan Darah pada Lanjut Usia,”
4. Bagi Peneliti Selanjutnya Jurnal Kesehatan Komunitas, 3(5),
Sebagai bahan referensi untuk hal. 129–132.
melakukan penelitian sejenis dengan Hartanto, S. dan Fitmawati, S. n (2014)
metode lain atau untuk pengembangan “An Etnobotanical study of
penelitian berikutnya dengan zingirberaceae Based on Local
menambah variabel atau mengganti Wisedom in Pangean, District of
variabel bebas terhadap kejadian Kuantan Singingi, Riau,” Jurnal
preeklamsia. Biosaintifika, 6(2), hal. 122–132.
Hutabarat, R. A., Eddy, S. dan Freddy, W.
DAFTAR PUSTKA (2016) “Karakteristik Pasien Dengan
Andriyani, R. (2012) “Faktor Risiko Preeklampsia di RSUD Prof,” Dr. R.
Kejadian Pre-Eklampsia di RSUD D. Kandaou Manado. Jurnal e-
Arifin Achmad,” Jurnal Kesehatan Clinic (Eci), 4(1), hal. 31–35.
Komunitas, 2(1), hal. 26–30. Imelda, A. D. dan Yeyen, P. (2017)
Angsar, M. (2016) “Faktor Resiko Yang “Penanganan Awal Kejadian
Berhubungan dengan Kejadian Preeklamsia Berat dan Eklampsia
Preeklampsia Pada Ibu Hamil di Salah Satu Rumah Sakit Di Provinsi
RRSUD Brebes Tahun 2014, Jurnal Lampung,” Jurnal Keperawatan,
Kesehatan Masyarakat,” Jurnal XIII(2), hal. 203–208.
Kesehatan Masyarakat, 1(1), hal. 1– Juliantari, K. B. dan Nyoman, H. S. (2017)
10. “Karakteristik Pasien Ibu Hamil
Aprilia, Y. (2013) “Hipertensi dalam Dengan Preeklampsia Di RSUP
kehamilan diunduh pada,” Bidan Sanglah Denpasar Tahun 2015,” E-
Kita. Jurnal Medika, 6(4), hal. 1–9.
Azza, A. (2017) “Deteksi Kejadian Kementrian Kesehatan, R. (2015) Profil
Preeklamsi Berdasarkan Parietas Kesehatan Indonesia 2015. Jakarta:

9
Kementrian Kesehatan RI. Berbagai Faktor yang Berhubungan
Khosravi, S., Dabiran, S. dan Lotfi, M. dengan (Riset Kesehatan Dasar
(2014) “Study of the prevalence of 2007,” Buletin Penelitian Sistem
hypertension and complications of Kesehatan, 15(2), hal. 103–109.
hypertensive disorders in Trisetyaningsih, Y. dan Annisa, S. (2018)
pregnancy,” Open Journal of “Gambaran Karakteristik Ibu Hamil
Preventive Medicine, 4(11), hal. Yang Mengalami Preeklamsia,”
860–867. Media Ilmu Kesehatan, 7(3), hal.
Khuzaiyah, S., Anies dan Sri, W. (2016) 238–243.
“Karakteristik Ibu Hamil Uzan, J. et al. (2011) Pre-eclamsia :
Preeklampsia. Jurnal Ilmu Pathophysiology, diagnosis, and
Kesehatan(JIK,” Jurnal Ilmu Management.
Kesehatan, IX(2), hal. 1–5. Yanuarini, T. A., Suwoyo dan Tinta, J.
Kurniawati, N. (2010) Fundamentl (2020) “Hubungan Status Gravida
Keperawatan Edisi 7, Salemba Kejadian Preeklampsia,” Jurnal
Medika. Jakarta: Salemba medika. Kebidanan, 9(1), hal. 1–6.
Lestariningsih (2018) “Pengaruh Usia
Kehamilan Terhadap Risiko
Preeklamsi-eklamsi pada
kehamilan,” Jurnal Redikal Respati,
13(1), hal. 37–42.
Mamlukah dan Ade, S. (2016) “Gambaran
Karakteristik Ibu Hamil Dengan
Resiko Preeklampsia,” Health
Science Journal, 9(2), hal. 159–167.
Nurahmandani, E. dan Supriyono (2016)
“Efektivitas Pemberian Terapi
Rendam Kaki Air Jahe Hangat
Terhadap Penurunan Tekanan Darah
Pada Lansia Dengan Hipertensi Di
Panti Werdha Pucang Gading
Semarang,” Jurnal Ilmu
Keperawatan Dan Bidan.
Nurhasanah dan Indriani (2017) “Faktor-
Faktor Yang Berhubungan Dengan
Kejadian Preeklampsia Pada Ibu
Hamil Di RSUD Panembahan
Senopati,” Jurnal Ilmiah Bidan, 2.
Padila (2015) Buku Ajar Keperawatan
Maternitas. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Sabattani, C. F., Macmudah dan Mamat, S.
(2016) “Efektivitas Rendam Kaki
dengan Air Hangat terhadap
Penurunan Tekanan Darah pada Ibu
Hamil Penderita Preeklamsi Di
Puskesmas Ngaliyan Semarang,”
Jurnal Ilmu Keperawatan.
Sirait, A. (2012) “Prevalensi Hipertensi
Pada Kehamilan di Indonesia dan

10

Anda mungkin juga menyukai