Anda di halaman 1dari 16

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

BLISTER KATADA (Kalender tAblet TAmbah DArah)) FOR PREGNANCY


sebagai SOLUSI KETIDAKPATUHAN IBU HAMIL KONSUMSI TABLET
TAMBAH DARAH

BIDANG KEGIATAN:
PKM PENERAPAN TEKNOLOGI

Diusulkan oleh:
Ambar Arum R 1602003 2016
Fernindita Ardhania 1601016 2016
Made Intan Pandini 1802060 2018

STIKES BETHESDA YAKKUM


YOGYAKRTA
2018
PENGESAHAN PKM-PENERAPAN TEKNOLOGI
1. Judul Kegiatan : Blister Katada (Kalender Tambah
Darah) For Pregnancy Sebagai Solusi Ketidakpatuhan Ibu Hamil
Konsumsi Tablet Tambah Darah
2. Bidang Kegiatan : PKM-T
3. Ketua Pelaksana Kegiatan :
a. Nama Lengkap : Ambar Arum R
b. NIM : 1602003
c. Jurusan : Keperawatan
d. Universitas/Institut/Politeknik : STIKES Bethesda
YAKKUM
e. Alamat Rumah dan No. Telp/HP : Kantolan, Pakahan,
Jogonalan, Klaten
f. Alamat Email :
ambararumrespatiningsih@yahoo.co.id
4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 3 orang
5. Dosen Pendamping :
a. Nama Lengkap dan Gelar : Priyani Haryanti S. Kep, Ns,
M. Kep
b. NIDN : 0528087902
c. Alamat Rumah dan No. Telp/HP : Sembuh Wetan RT. 03/RW
25, Sidokarto, Godean, Sleman, Yogyakarta
6. Biaya Kegiatan Total :
a. Dikti :
b. Sumber lain :
7. Jangka Waktu Pelaksanaan : bulan

Yogyakarta, 16 Novembar 2018


Menyetujui,
Pembimbing Unit Kegaiatan Mahasiswa Ketua Pelaksana Kegiatan

(____________________) (_____________________)

Ketua Sekolah Tinggi Dosen Pendamping


(__________________) (____________________)

DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Anemia yakni suatu kondisi dimana jumlah dan ukuran sel darah merah
atau konsentrasi hemoglobin dibawah nilai batas normal, akibatnya dapat
mengganggu kapasitas darah untuk mengangkut oksigen kesekitar tubuh.
Anemia merupakan indikator untuk gizi buruk dan kesehatan yang buruk.
Anemia pada ibu hamil sangat terkait dengan mortalitas dan morbiditas
pada ibu dan bayi, termasuk risiko keguguran, lahir mati, prematuritas dan
berat bayi lahir rendah (WHO, 2014).
Setiap hari di Tahun 2013 sekitar 800 perempuan di dunia meninggal
karena komplikasi kehamilan dan kelahiran anak, pada proses kelahiran
dapat mengakibatkan perdarahan dan akhirnya menyebabkan anemia.
Hampir semua kematian ini terjadi karena rendahnya pengaturan sumber
daya, dan sebagian besar dapat dicegah. Penyebab utama kematian ibu
diantaranya yakni perdarahan, hipertensi, infeksi, dan penyebab tidak
langsung. Risiko seorang wanita di negara berkembang meninggal akibat
penyebab itu terkait selama hidupnya yakni sekitar 23 kali lebih tinggi
dibandingkan dengan wanita yang tinggal di negara maju (WHO, 2014).
Anemia pada umumnya terjadi di seluruh dunia, terutama di negara
berkembang (developing countries) dan pada kelompok sosio-ekonomi
rendah. Pada kelompok dewasa, anemia terjadi pada wanita usia
reproduksi, terutama wanita hamil dan wanita menyusui karena mereka
yang banyak mengalami defisiensi Fe. Secara keseluruhan, anemia terjadi
pada 45% wanita di negara berkembang dan 13% di negara maju
(developed countries). Di Amerika, terdapat 12% wanita usia subur
(WUS) 15-49 Tahun, dan 11% wanita hamil usia subur mengalami
anemia. Sementara persentase wanita hamil dari keluarga miskin terus
meningkat seiring bertambahnya usia kehamilan (8% anemia di trimester
I, 12% anemia di trimester II, dan 29% anemia di trimester III) (Fatmah
dalam Departemen Gizi dan Kesmas, 2012).
Jumlah perempuan meninggal karena komplikasi selama kehamilan dan
persalinan mengalami penurunan sebesar 45% dari perkiraan 523 000 pada
Tahun 1990 dan 289 000 pada Tahun 2013. Kemajuan sangatlah penting,
tetapi setiap Tahun tingkat penurunannya masih kurang dari yang
dibutuhkan untuk mencapai tujuan pembangunan Milenium Development
Goal’s (MDG’s). Target penurunan angka kematian ibu sebesar 75 %
antara Tahun 1990 dan 2015 (WHO, 2014).
Secara global, prevalensi anemia turun 12% antara Tahun 1995 dan Tahun
2011 dari yang awalnya 33% menjadi 29% pada wanita yang tidak hamil,
dan dari 43% menjadi 38% pada wanita hamil. Meskipun menunjukkan
kemajuan yang cukup besar, namun belum sesuai dengan tujuan yang
diharapkan. WHO telah menerbitkan pedoman kebijakan yang telah
direvisi untuk memberikan dukungan terhadap pencegahan dan
pengendalian anemia (WHO, 2012).
Sejak Tahun 1990 upaya strategis yang dilakukan dalam upaya menekan
Angka Kematian Ibu (AKI) yaitu dengan pendekatan safe motherhood,
dengan menganggap bahwa setiap kehamilan mengandung risiko,
walaupun kondisi kesehatan ibu sebelum dan selama kehamilan dalam
keadaan baik. Pada Tahun 2012 Kementerian Kesehatan meluncurkan
program Expanding Maternal and Neonatal Survival (EMAS) dalam
rangka menurunkan angka kematian ibu dan neonatal sebesar 25%.
Program ini dilaksanakan di provinsi dan kabupaten dengan jumlah
kematian ibu dan neonatal yang besar, yaitu Sumatera Utara, Banten, Jawa
Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan. Dasar pemilihan
provinsi-provinsi tersebut dikarenakan 52,6% dari jumlah total kejadian
kematian ibu di Indonesia berasal dari enam provinsi tersebut. Sehingga
dengan menurunkan angka kematian ibu di enam provinsi tersebut
diharapkan akan dapat menurunkan angka kematian ibu di Indonesia
secara signifikan (Kemenkes RI, 2014).
Menurut data Riskesdas (2013), kelompok ibu hamil merupakan salah satu
kelompok yang berisiko tinggi mengalami anemia, meskipun anemia yang
dialami umumnya merupakan anemia relatif akibat perubahan fisiologis
tubuh selama kehamilan. Anemia pada populasi ibu hamil menurut kriteria
yang ditentukan WHO dan pedoman Kemenkes 1999, yakni sebesar
37,1% dan prevalensinya hampir sama antara bumil diperkotaan (36,4%)
dan perdesaan (37,8%). Hal ini menunjukkan angka tersebut mendekati
masalah kesehatan masyarakat berat (severe public health problem)
dengan batas prevalensi anemia lebih dari 40% (BPPK, 2014).
Pelayanan kesehatan ibu hamil diwujudkan melalui pemberian pelayanan
antenatal sekurang-kurangnya 4 kali selama masa kehamilan. Standar
waktu pelayanan tersebut dianjurkan untuk menjamin perlindungan
terhadap ibu hamil dan atau janin, berupa deteksi dini faktor risiko,
pencegahan dan penanganan dini komplikasi kehamilan. Cakupan K1
selalu mengalami peningkatan, kecuali di Tahun 2013 dimana angkanya
mengalami penurunan dari 96,84% pada Tahun 2012 menjadi 95,25%
pada Tahun 2013. Hal yang sama juga berlaku pada Cakupan K4 yang
biasanya meningkat tetapi cakupan K4 kembali menurun pada 2013
menjadi 86,85% dari 90,18% pada Tahun sebelumnya. Secara nasional,
indikator kinerja cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil K4 pada Tahun
2013 belum dapat mencapai target Rencana Strategis (Renstra)
Kementerian Kesehatan Tahun yang sama, yakni sebesar 93% (Kemenkes
RI, 2014).
Angka kematian ibu (AKI) di Provinsi Jawa Tengah pada Tahun 2014
sebesar 126,55/100.000 kelahiran hidup (711 kasus), mengalami
peningkatan bila dibandingkan dengan AKI pada Tahun 2013 yaitu
sebesar 118,62/100.000 kelahiran hidup (668 kasus). Faktor-faktor
penyebab kematian ibu yakni pendarahan (22,93%), hipertensi (28,10%),
infeksi (3,66%), gangguan sistem peredaran darah (4,93%), dan lain-lain
(42,33%) (Dinkes Prov Jateng, 2015).
Penanggulangan anemia pada ibu hamil dilaksanakan dengan memberikan
90 tablet Fe kepada ibu hamil selama periode kehamilannya. Cakupan ibu
hamil mendapat Fe di Provinsi Jawa Tengah pada Tahun 2014 yakni
sebesar 92,5% lebih tinggi jika dibandingkan dengan cakupan pemberian
tablet Fe 90 di Indonesia yaitu sebesar 85,1% (Kemenkes RI, 2015).
Menurut data Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo Tahun 2014
jumlah ibu hamil di Kabupaten Sukoharjo pada Tahun 2014 yakni
sebanyak 14.290 dengan jumlah ibu hamil yang anemia sebanyak 1.069
(7,48%) lebih rendah jika dibandingkan dengan indikator kesehatan untuk
kejadian anemia ibu hamil di Kabupaten Sukoharjo yaitu sebesar 10% dari
jumlah sasaran ibu hamil. Meskipun angka kejadian anemia pada ibu
hamil di Kabupaten Sukoharjo masih dibawah indikator yang ditetapkan,
namun kasus anemia pada ibu hamil ini masih cukup tinggi dan penting
untuk cepat ditangani mengingat dampaknya yang dapat menyebabkan
kematian baik pada ibu maupun janin yang dikandungnya (Dinkes
Sukoharjo, 2015).
Cakupan pemberian 90 tablet Fe pada ibu hamil di Kabupaten Sukoharjo
pada Tahun 2014 mencapai 91,38%. Ibu hamil yang mengalami anemia
paling banyak ditemukan di wilayah kerja Puskesmas Gatak (23%)
dibandingkan dengan Puskesmas Mojolaban (18,71%) dan Puskesmas
Baki (9,37%) (Dinkes Sukoharjo, 2015).
Menurut Asyirah, S (2012) faktor-faktor yang berhubungan dengan
kejadian anemia pada ibu hamil yaitu faktor pengetahuan (p= 0,000),
frekuensi antenatal care (p= 0,000), dan kepatuhan ibu hamil
mengkonsumsi tablet Fe (p= 0,001). Sedangkan menurut Abidah, dkk
(2013) faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kejadian anemia pada ibu
hamil diantaranya yaitu pengetahuan (p= 0,035), frekuensi antenatal care
(p= 0,001), status ekonomi (p=0,006), status gizi (p= 0,035).
Kondisi bayi dalam kandungan seorang ibu sangat dipengaruhi keadaan
gizi ibu sebelum dan selama mengandung. Wanita hamil berisiko
mengalami kekurangan energi kronik (KEK) jika memiliki lingkar lengan
atas (LILA) kurang dari 23,5 cm. ibu hamil dengan KEK berisiko
melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR). BBLR akan membawa risiko
kematian, gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak. KEK juga bisa
menjadi penyebab tidak langsung kematian ibu, karena KEK pada wanita
hamil bisa menjadi salah satu penyebab terjadinya anemia dalam
kehamilan. Anemia pada kehamilan bisa menyebabkan perdarahan yang
nantinya bisa mengakibatkan kematian baik pada ibu maupun pada janin/
bayi yang dilahirkan (Kemenkes RI, 2015).
Berdasarkan data dari Kemenkes RI (2015) jumlah ibu hamil di Provinsi
Jawa Tengah dengan LILA kurang dari 23,5 cm pada Tahun 2013
sebanyak 23,2% lebih rendah jika dibandingkan dengan jumlah Indonesia
yaitu sebanyak 24,2%. Meskipun masih dibawah angka Nasional, namun
jumlah ibu hamil dengan LILA kurang dari 23,5 cm di Provinsi Jawa
Tengah termasuk cukup besar karena hampir mendekati angka Nasional.
Sedangkan di Kabupaten Sukoharjo pada Tahun 2014 jumlah ibu hamil
yang mengalami KEK atau ibu hamil dengan LILA kurang dari 23,5 cm
yakni sebanyak 5, 21% dan di Puskesmas Gatak sebanyak 8,84% (Dinkes
Sukoharjo, 2015).
Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan pada 10 responden,
didapatkan data bahwa sebanyak 7 responden ternyata memiliki
pengetahuan yang kurang mengenai anemia dan 6 orang dengan status gizi
yang kurang baik (LILA kurang dari 23,5 cm) pada saat kehamilan.
Pengetahuan mengenai anemia pada saat kehamilan sangatlah penting bagi
ibu-ibu yang sedang hamil, karena pengetahuan dapat mempengaruhi
sikap dan perilaku masyarakat dalam menjaga pola konsumsi makanan
sehari-hari sehingga dapat mencegah terjadinya anemia pada saat
kehamilan. Sedangkan status gizi pada saat kehamilan juga perlu
diperhatikan, kebutuhan akan zat besi juga meningkat sejalan dengan
pertambahan umur kehamilan. Selain pengetahuan dan status gizi
sebenarnya masih ada faktor lain yang erat hubungannya dengan kejadian
anemia yakni ANC. Namun di wilayah Puskesmas Gatak untuk ibu hamil
yang melakukan ANC sudah dikatakan cukup baik, karena mereka rata-
rata rutin untuk memeriksakan kehamilannya setiap bulan ke tempat
pelayanan kesehatan.

Begitu pentingnya pengetahuan mengenai anemia dan status


gizi ibu hamil, maka peneliti berkeinginan untuk meneliti tentang
“hubungan antara tingkat pengetahuan dan status gizi ibu hamil dengan
kejadian anemia di Puskesmas Gatak Kabupaten Sukoharjo”.
1.2 Rumusan Masalah
Usulan Program Kreatifitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat dengan
judul di atas dalam rangka memecahkan permasalahan:
1. Apa penyebab ketidakpatuhan ibu hamil mengkonsumsi tablet tambah
darah ?
2. Bagaimana metode yang tepat untuk meningkatkan kepatuhan ibu hamil
dalam mengkonsumsi tablet tambah darah ?
3. Bagaimana efektivitas penggunaan blister KATADA dalam
meningkatkan pengetahuan ibu hamil ?
1.3 Tujuan
Penulisan Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat ini
bertujuan untuk:
1. Mengetaui penyebab ketidakpatuhan ibu hamil mengkonsumsi tablet
tambah darah
4. Mengetahui metode yang tepat untuk meningkatkan kepatuhan ibu
hamil dalam mengkonsumsi tablet tambah darah ?
5. Mengetahui efektivitas penggunaan blister KATADA dalam
meningkatkan pengetahuan ibu hamil ?
1.4 Luaran yang Diharapkan
1. Produk blister KATADA
Dari usulan program ini didapatkan produk berupa blister KATADA
dalam upaya meningkatkan kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi
tablet tambah darah.
2. Publikasi Ilmiah
Publikasi ilmiah tentang produk blister KATADA kepada masyarakat
luas agar dapat menunjang keberhasilan dan keberlanjutan program ini.
Diharapkan dapat diadopsi oleh pemerintah dalam meingkatkan
kepatuhan minum tablet tambah darah pada ibu hamil dalam rangka
mengurangi angka kematian ibu hamil karena anemia.

1.5 Manfaat
1. Manfaat bagi perawat / bidan
Dapat digunakan sebagai masukan bagi tim kesehatan untuk
meningkatkan pengetahuan ,sikap dan perilaku dalam upaya
peningkatan asuhan keperawatan serta pencegahan komplikasi pada
pasien dengan anemia defisiensi Fe.
2. Manfaat bagi ibu hamil/pasien
Menambah informasi tentang gambaran umum penyakit anemia
defiensi Fe sehingga dapat menumbuhkan kesadaran untuk
meningkatkan kesehatannya serta mampu melakukan perawatan yang
tepat bagi keluarganya.
3. Manfaat bagi pembaca
Dapat digunakan sebagai referensi serta informasi terkait gambaran
umum anemia defiensi Fe dan proses asuhan keperawatannya.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Zat besi
Zat besi adalah salah satu mineral penting yang diperlukan selama
kehamilan, bukan hanya untuk bayi tapi juga untuk ibu hamil. Bayi akan
menyerap dan mengunakan zat besi dengan cepat, sehingga jika ibu
kekurangan masukan zat besi selama hamil, bayi akan mengambil
kebutuhanya dari tubuh ibu sehingga menyebabkan ibu mengalami anemia
dan merasa lelah (Sunririnah 2008).
Sumber Zat besi adalah Daging, sayuran hijau, dan biji-bijian
Fungsi Zat besi adalah pembentukan hemoglobin, komponen enzim
sitokrom (enzim dalam respirasi). Akibat Kekurangan Zat besi
yaitu  anemia. Tambahan Mengenai Zat besi yaitu ditranspor sebagai
transferin dan disimpan sebagai feritin.
2.2 Tablet tambah darah
Tablet tambah darah adalah suplemen yang mengandung zat besi. Zat besi
adalah mineral yang dibutuhkan untuk membentuk sel darah merah
(Hemoglobin) (Soebroto, 2009)
Fungsi zat besi Menurut Almatsier (2002)
a. Sebagai alat angkut oksigen dari paru-paru ke jaringan
b. Sebagai alat angkut eletron pada metabolisme energy
Sumber makanan yang mengandung zat besi
a Zat besi yang berasal dari hewani yaitu; daging, ayam, ikan, telur.
b Zat besi yang berasal dari nabati yaitu;kacang-kacangan, sayuran
hijau, dan pisang ambon. Keanekaragaman konsumsi makanan
berperan penting dalam membantu meningkatkan penyerapan Fe
didalam tubuh. Kehadiran protein hewani, vitmin C, Vitamin A, Asam
folat, 7 zat gizi mikro lain dapat meningkatkan penyerapan zat besi
dalam tubuh. Manfaat lain dari mengkonsumsi makanan sumber zat
besi adalah terpenuhinya kecukupan vitamin A, karena makanan
sumber zat besi biasanya juga merupakan sumber vitamin A
(Almatsier, 2002).
2.3 Kebutuhan Zat Besi
Pada ibu hamil kebutuhan akan zat-zat selama kehamilan meningkat,
peningkatan ini ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan janin untuk
bertumbuh (pertumbuhan janin memerlukan banyak darah zat besi,
pertumbuhan plasenta dan peningkatan volume darah ibu, jumlahnya
enzim 1000mg selama hamil (Arisman, 2007). Kebutuhan zat besi akan
meningkat pada trimester dua dan tiga yaitu sekitar 6,3 mg perhari. Untuk
memenuhi kebutuhan zat besi ini dapat diambil dari cadangan zat besi dan
peningkatan adaptif penyerapan zat besi melalui saluran cerna. Apabila
cadangan zat besi sangat sedikit atau tidak ada sama sekali sedangkan
kandungan dan serapan zat besi dari makanan sedikit, maka pemberian
suplemen sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan zat besi ibu hamil
(Arisman, 2007). Kebutuhan zat besi menurut Waryana,(2010) adalah
sebagai berikut
a Trimester I : Kebutuhan zat besi ± 1 mg/hari, (kehilangan basal 0,8
mg/hari) ditambah 30-40 mg untuk kebutuhan janin dan sel darah
merah
b Trimester II : Kebutuhan zat besi ± 5 mg/hari, (kehilangan basal 0,8
mg/hari) ditambah kebutuhan sel darah merah 300 mg dan conceptus
115 mg 3) Trimester III : Kebutuhan zat besi ± 5 mg/hari, (kehilangan
basal 0,8 mg/hari) ditamabah kebutuhan sel darah merah 150 mg dan
conceptus 223mg. Penyerapan besi dipengaruhi oleh banyak faktor.
Protein hewani dan vitamin C meningkatkan penyerapan. Kopi, teh,
garam kalsium, magnesium dapat mengikat Fe sehingga mengurangi
jumlah serapan. Karena itu sebaiknya tablet Fe ditelan bersamaan
dengan makanan yang dapat memperbanyak jumlah serapan,
sementara makanan yang mengikat Fe sebaiknya dihindarkan, atau
tidak dimakan dalam waktu bersamaan. Disamping itu, penting pula
diingat, tambahan besi sebaiknya diperoleh dari makanan.
2.4 Efek samping terapi tablet tambah darah pada ibu hamil
Suplemen oral zat besi dapat menyebabkan mual, muntah, kram lambung,
nyeri ulu hati, dan konstipasi (kadang-kadang diare). Namun derajat mual
yang ditimbulkan oleh setiap preparat tergantung pada jumlah element zat
besi yang diserap. Takaran zat besi diatas 60 mg dapat menimbulkan efek
samping yang tidak dapat diterima pada ibu hamil sehingga terjadi
ketidakpatuhan dalam pemakaian obat jadi tablet zat besi denagan dosis
rendah lebih cenderung ditoleransi (dan diminum) dari pada dosisi tinggi.
Bagi banyak wanita dosis rendah sudah memadai (Soe jordan, 2003).
2.5 Dosis tablet tambah darah pada ibu hamil
Pemberian tablet tambah darah selama kehamilan merupakan salah satu
cara yang paling cocok bagi ibu hamil untuk meningkatkan kadar Hb
sampai tahap yang di inginkan, karena sangat efektif dimana satu tablet
mengandung 60 mg Fe
a Pemberian tablet tambah darahi lebih bisa ditoleransi jika dilakukan
pada saat sebelum tidur malam
b Pemberian tablet tambah darah harus dibagi serta dilakukan dengan
interval sedikitnya 6-8 jam , dan kemudian interval ini di tingkatkan
hingga 12 atau 24 jam jika tinbul efek samping
c Muntah dan kram perut merupakan efek samping dan sekaligus tanda
dini toksitasi zat besi, keduanya ini menunjukan perlu mengubah
(menurunkan) dosis zat besi dengan segera
d Minum tablet tambah darah pada saat makan atau segera sesudah
makan selain dapat mengurangi gejala mual yang menyertainya tetapi
juga akan menurunkan jumlah zat besi yang diabsorpsi (Soe Jordan,
2003).
2.6 Anemia
Penyakit kurang darah yang ditandai dengan kadar hemoglobin (Hb) dan
sel darah merah (eritrosit) lebih rendah dibandingkan normal. Pada pria
dikatakan anemi jika kadar hemoglobin kurang dari 14% g/dl dan eritrosit
kurang dari 41% , sedangkan pada wanita jika kadar hemoglobin kurang
dari 12% g/dl dan eritrosit kurang dari 37% (Soebroto, 2009).
Penyebab Anemia Berikut ini kemungkinan dasar penyebab anemia
(Soebroto, 2009).
Penghancuran sel darah merah yang berlebihan Biasa disebut anemia
hemolitik, muncul saat sel darah merah dihancurkan lebih cepat dari
normal. Sumsum tulang penghasil sel darah merah tidak dapat memenuhi
kebutuhan tubuh akan sel darah merah.
Kehilangan dapat menyebabkan anemia karena perdarahan berlebihan,
pembedahan atau masalah dengan pembekuan darah. Kehilangan darah
yang banyak karena menstruasi pada remaja atau perempuan juga dapat
menyebabkan anemia, faktor-faktor tersebut akan meningkatkan
kebutuhan tubuh akan zat besi, karena zat besi dibutuhkan untuk membuat
sel darah merah baru.
Produksi sel darah merah yang tidak optimal Ini terjadi saat sumsum
tulang tidak dapat membentuk sel darah merah dengan cukup.
2.7 Anemia dalam kehamilan
Kondisi ibu dengan kadar hemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I
dan III atau kadar < 10,5 gr% pada trimester II( Saifuddin, 2009). Anemia
dalam kehamilan dapat mengakibatkan dampak yang membahayakan bagi
ibu dan janin. Anemia pada ibu hamil dapat mengakibatkan resiko
terjadinya perdarahan post partum.Bila anemia terjadi sejak awal
kehamilan dapat menyebabkan terjadinya persalinan prematur
(Proverawati, Atikah, 2009).
Patofisiologi, darah bertambah banyak dalam kehamilan. Akan tetapi
bertambahnya sel-sel darah kurang di bandingkan dengan bertambahnya
plasma sehingga terjadi pengenceran darah. Perbandingan pertambahan
tersebut : plasma 30%, sel darah 18%, hemoglobin 19%. Pengenceran
darah di anggap sebagai penyesuaian diri secara fisiologis dalam
kehamilan dan bermanfaat bagi wanita. Pertama-tama pengenceran itu
meringankan beban kerja jantung yang harus bekerja lebih berat dalam
masa hamil. Kerja jantung lebih ringan apabila vaskositas darah rendah.
Resistansi berkurang pula, sehingga tekanan darah tidak naik. Kedua, pada
perdarahan waktu persalinan, banyaknya unsur besi yang hilang lebih
sedikit dibandingkan dengan apabila darah itu tetap kental (Wiknjosastro,
2007).
Tanda dan gejala ibu hamil dengan anemia adalah keluhan lemah, pucat,
mudah pingsan, sementara tensi masih dalam batas normal, mengalami
mal nutrisi, cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-kunang, nafsu
makan turun, konsentrasi turun, nafas pendek (pada anemia parah), dan
keluhan mual, muntah hebat pada hamil muda (Soebroto, 2009).
2.8 Akibat Anemia pada kehamilan Akibat yang akan terjadi pada ibu hamil
yang mengalami anemia menurut Proverawati (2009) yaitu :
a Hamil Muda (trimester pertama) : abortus, missed abortus, dan
kelainan kongenital.
b Trimester kedua : perdarahan antepartum, persalinan premature,
gangguan pertumbuhan janin dalam rahim, asphiksia intra utrin
sampai kematian, berat badan lahir rendah, mudah terkena infeksi.
c Saat Inpartu: Gangguan his primer dan sekunder, janin lahir dengan
anemia, persalinan dengan tindakan tinggi, ibu cepat lelah, gannguan
perjalanan persalinan perlu tindakan operatif.
d Pasca partus : perlukaan sukar sembuh, mudah terjadi febris
peurperalis, gangguan involusi uteri, kematiaan ibu tinggi
(perdarahan, infeksi puerperalis).
BAB 3
METODE PELAKSANAAN
3.1 Waktu dan Pelaksanaan
Program ini dilakukan di Rumah Bersalin Amanda, Gamping, Yogyakarta
pada kleompok Ibu Hamil Trimester III dengan rentang waktu 3 bulan.
3.2 Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan PKM-T ini dapat dilihat pada bagan dibawah :

Penemuan kasus

Modifikasi dan
perancangan alat

Wawancara dan konsultasi

Pembuatan alat

Penemuan dan
pemecahan masalah

pengujian

Edukasi

Sosialisasi dan aplikasi

evaluasi monitoring
3.3 Penemuan Kasus
Pencarian informasi mengenai kasus yang sering dihadapi dan menjadi
momok pada Rumah Bersalin Amanda yakni anemia pada ibu hamil
3.4 Wawancara dan Konsultasi
Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui masalah yan menjadi dasar dari
kasus yang telah ditemukan pada ibu hamil dengan anemia.
3.5 Penemuan dan pemecahan Masalah
Kegiatan menemukan sumber masalah yang dihadapi pada kasus, serta
pemecahan masalah guna menanggulangi penyebab ketidakpatuhan

3.6 Edukasi
Pengajaran yang diberikan pada ibu hamil guna meningkatkan pengetahuan
akan masalah dan cara menanggulangi masalah tersebut
3.7 Modifikasi dan Perancangan Produk
Produk ini merupakan sebuah blister yang dimodifikasi menjadi Blister
KATADA (Kalender Tablet Tambah Darah) yang dimodifikasi dengan
penambahan edukasi bagi ibu hamil di bagian belakang serta penambahan
angka guna meningkatkan kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet
tambah darah.
Produk ini terbuat dari blister plastik obat yang biasa digunakan, dengan
modifikasi pada alasnya berupa kertas yang telah diberi edukasi kesehatan
untuk ibu hamil trimester III pada sisi yang pertama, serta penambahan angka
pada alas blister (alumunium foil) di sisi sebaliknya.
3.8 Pembuatan Alat
Membuat produk sesuai dengan hasil rancangan
3.9 Pengujian
Tahap ini merupakan pengujian terhadap mitra yakni ibu hamil trimester 3
dengan ketidakpatuhan minum obat tambah darah.
3.10Sosialisasi dan Aplikasi
Kegiatan ini bertujuan menyebarluaskan manfaat dari produk serta
menerapkan pada mitra untuk menguji efektivitas produk terhadap
peningkatan kepatuhan minum tablet tambah darah.
3.11Monitoring
Kegiatan setelah produk diaplikasikan pada mitra, yakni dengan mengawasi
kepatuhan minum tablet tambah darah.
3.12Evaluasi
Menilai nilai fungsional dari produk serta keberhasilanproduk
dalammengubah perilaku mitra.
BAB 4
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN
4.1 Anggaran Biaya
Tabel anggaran biaya PKM-T

No. Jenis Pengeluaran Biaya (Rp.)


1 Biaya peralatan penunjang (blister KATADA) 1.550.000
3 Biaya transportasi 450.000
Jumlah 2.000.000
4.2 Jadwal kegiatan
Tabel 4.2 Jadwal Kegiatan PKM-T

No. Kegiatan Bulan ke-1 Bulan ke-2 Bulan ke-3 Bulan ke-4
1 Penemuan kasus                                
2 Wawancara dan                                
konsultasi
3 Penemuan dan                              
pemecahan Masalah

4 Edukasi

5 Modifikasi dan
Perancangan Produk

6 Pembuatan Alat

7 Sosialisasi
8 Pengujian dan
Aplikasi
9 Monitoring
10 Evaluasi
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai