0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
2 tayangan5 halaman
Tiga faktor yang berkontribusi terhadap anemia pada ibu hamil adalah:
1. Kurangnya asupan zat besi dari tablet tambah darah maupun makanan,
2. Minum teh dan kopi yang mengandung tanin yang menghambat penyerapan zat besi,
3. Tidak mengkonsumsi makanan kaya zat besi seperti daging, ikan, dan sayuran hijau.
Tiga faktor yang berkontribusi terhadap anemia pada ibu hamil adalah:
1. Kurangnya asupan zat besi dari tablet tambah darah maupun makanan,
2. Minum teh dan kopi yang mengandung tanin yang menghambat penyerapan zat besi,
3. Tidak mengkonsumsi makanan kaya zat besi seperti daging, ikan, dan sayuran hijau.
Tiga faktor yang berkontribusi terhadap anemia pada ibu hamil adalah:
1. Kurangnya asupan zat besi dari tablet tambah darah maupun makanan,
2. Minum teh dan kopi yang mengandung tanin yang menghambat penyerapan zat besi,
3. Tidak mengkonsumsi makanan kaya zat besi seperti daging, ikan, dan sayuran hijau.
Anemia adalah kondisi dimana sel darah merah menurun atau
menurunya Hb Ibu hamil Trimester II yang memeriksakan kehamilannya di Puskesmas Juata HB 10,4gr/ dl.
Upaya mengatasi anemia berupa pemeriksaan kehamilan yang
berkualitas, pemberian TTD, pemberian KIE dan pemberdayaan keluarga untuk membantu sebagai pengawas minum obat akan memberi dampak yang signifikan untuk meningkatkan kadar Hb sehingga ibu bisa segera mengatasi anemia yang dialaminya. Ibu hamil yang memiliki kadar Hb rendah menunjukkan perbaikan yang bermakna terhadap peningkatan kadar Hb. Pengetahuan yang bertambah memberi dampak pada keyakinan ibu untuk melakukan suatu perilaku, apalagi bila ditambah dorongan dari orang lain. Anemia merupakan salah satu. Faktor resiko penyebab kematian ibu.Angka kematian ibu hamil akibat anemia di Indonesia adalah 70% atau 7 dari 10 ibu hamil. Tingginya anemia pada ibu hamil dapat mencerminkan ketidak mampuan social ekonomi keluarga atau seluruh komponen bangsa karena nilai gizi tidak memenuhi syarat kesehatan.
4.1.2. Pemberian Tablet Fe
Tablet Zat Besi Tablet tambah darah dapat menghindari
anemia besi dan anemia asam folat. Pada ibu hamil dianjurkan untuk mengkonsumsi tablet zat besi minimal 90 tablet selama hamil. Pemberian tablet besi atau suplementasi tablet besi (Fe) yang dilakukan oleh pemerintah merupakan salah satu upaya penanggulangan anemia pada ibu hamil. Suplementasi tablet besi dianggap cara yang efektif karena kandungan besinya padat dan dilengkapi dengan asam folat. Ketidakpatuhan ibu dalam mengkonsumsi tablet fe mengakibatkan absorpsi Zat Besi Rendah. Bentuk zat besi yang terdapat dalam tablet fe dan rendahnya zat besi dalam makanan mempengaruhi penyerapan zat besi oleh tubuh. Cara yang baik dalam mengkonsumsi tablet Fe adalah:
a. Minum tablet tambah darah dengan air putih, jangan
minum dengan teh, susu, kopi karena dapat menurunkan penyerapan zat besi dalam tubuh sehingga manfaatnya menjadi berkurang. b. Kadang dapat terjadi gejala ringan yang tidak memebahayakan seperti perut terasa tidak enak, mual, susah buang air besar, dan tinja berwarna hitam. c. Untuk mengurangi gejal sampingan, minum Tablet tambah darah setelah makan malam menjelang tidur. Lebih baik minum tablet tambah darah disertai makan buah– buahan seperti pisang, pepaya, jeruk dan lain- lain. d. Tablet tambah darah tidak menyebabkan tekanan darah tinggi atau kebanyakan darah. e. Simpan tablet tambah darah di tempat kering, terhindar dari sinar matahari langsung, jauhkan dari jangkauan anak– anak. Setelah dibuka harus ditutup rapat. Tablet tambah darah yang berubah warna jagan diminum (warna asli adalah warna darah/merah). 4.1.3. Konsumsi Makanan Yang Mengandung Zat Besi
Penelitian oleh Retorini menunjukkan bahwa kelompok yang
diberi tablet Fe saja tidak cukup meningkatkan kadar Hemoglobin. Dengan demikian diperlukan bantuan suplemen makanan yang mengandung zat besi. Berdasarkan hasil penelitian bahwa keseimbangan zat besi dalam tubuh dapat dipertahankan selama kehamilan jika tersedia cadangan besi yang mencukupi saat mulai hamil. Seorang wanita yang rutin mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi dalam jumlah besar diharapkan mempunyai cadangan zat besi sebelum kehamilannya yang besarnya 300 mg mencukupi, untuk diet yang kurang optimal akan dibutuhkan cadangan zat besi dalam jumlah yang lebih tinggi.Hal ini sejalan dengan teori Sukarni dan Margareth (9) menjelaskan kekurangan zat besi sejak sebelum hamil tidak diatasi dapat mengakibatkan ibu hamil dapat menderita anemia.
Hasil analisis bivariat diperoleh ada hubungan antara
konsumsi makanan mengandung zat besi dengan anemia pada ibu hamil, hal ini didukung hasil uji statistik dengan Fisher’s Exact Test p=0,044, bahwa ibu hamil yang jarang mengkonsumsi makanan mengandung zat besi lebih banyak mengalami anemia dibandingkan ibu hamil yang sering mengkonsumsi makanan mengandung zat besi. Hal ini dikarenakan ibu hamil membutuhkan asupan makanan dengan kandungan zat besi yang lebih tinggi. Semakin tinggi asupan makanan mengandung zat besi, maka kadar hemoglobin semakin baik.
Dalam mengkonsumsi makanan zat besi perlu
mempertimbangkan jenis makanan tingkat absorpsinya tinggi yang terdapat dalam bahan makanan hewani seperti daging, unggas, dan ikan sedangkan zat besi dengan absorpsinya rendah umumnya terdapat dalam tumbuh-tumbuhan, seperti serelia, kacang-kacangan dan sayur- sayuran. Keterbatasan dalam pemilihan jenis makanan yang mengandung zat besi, erat kaitannya dengan pengatahuan yang dimiliki ibu hamil, yang di peroleh dari pendidikan. Begitu pun pekerjaan dan pendapatan keluarga merupakan faktor pendukung dalam pemilihan makanan yang akan dikonsumsi sehari-harinya.
4.1.4. Tidak Mengkonsumsi Minuman Atau Makanan Yang Menyebabkan
Anemia Penerapan dan pemilihan makanan atau minuman dengan selalu memperhatikan jumlah, jenis, dan kandungan dan efek bagi tubuh jika dikonsumsi. Jumlah yang dimaksud adalah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh. Kebutuhan dapat terpenuhi dengan mengkonsumsi makan yang banyak mengandung zat besi seperti telur, susu, hati, ikan, daging, kacang-kacangan (tahu, tempe, kedelai, kacang hijau), sayuran hijau (kangkung, bayam, daun singkong) dan buahbuahan serta pemberian tablet Fe. Disamping itu diperlukan juga peran perawat dan ahli gizi untuk memberikan nasihat atau informasi tentang beberapa hal yang berkaitan dengan teh seperti cara mengkonsumsi teh dan kopi yang benar, kandungan teh dan kopi, efek samping dari teh dan kopi, dan sebab akibat dari anemia. Beberapa makanan sebaiknya dibatasi oleh ibu hamil yang dapat menghambat penyerapan zat besi, sehingga zat besi yang dikonsumsi terbuang melalui tinja (tidak diserap) antara lain kopi, teh, dan coklat karena makanan ini mengandung zat polifenol yang menghambat penyerapan zat besi. Diantara jenis teh, teh hitam merupakan jenis yang paling kuat menghambat penyerapan zat besi. Minuman yang dapat menghambat penyerapan zat besi adalah teh. Dalam teh terdapat salah satu kandungan yaitu tanin. Tanin yang ada di dalam kandungan teh inilah yang berperan untuk menghambat proses penyerapan zat besi. Selama ini teh digunakan ibu hamil untuk menghilangkan rasa mual dan muntah yang dialami ibu pada kehamilannya. Konsumsi teh tidak diajurkan untuk ibu hamil dikarenakan bisa menganggu penyerapan zat besi yang dikonsumsi ibu (Sudikno dan Sandjaja, 2016) Menurut Setiawan dan Sugerta (2015), dalam penelitiannya diperoleh hasil bahwa senyawa tanin dari teh dan kopi yang berlebihan dalam darah akan mengganggu penyerapan zat besi. Tubuh kekurangan zat besi maka jumlah hemoglobin berkurang hingga timbul anemia. Pengaruh penghambatan penyerapan zat besi yang disebabkan oleh tanin yang ada dalam kopi dan teh dapat dihindarkan dengan cara tidak mengkonsumsi minuman tersebut setelah selesai makan. Tanin yang terdapat dalam teh dan kopi dapat menurunkan absorbsi zat besi sampai dengan 80%. Minum teh atau kopi satu jam sesudah makan dapat menurunkan absorbsi hingga 85%. Erat kaitan antara konsumsi kafein dengan kejadian anemia karena dapat mempengaruhi proses penyerapan zat besi non heme dalam tubuh. Tanin yang merupakan polyphenol dan terdapat dalam teh dan kopi menghambat penyerapan besi dengan cara mengikatnya. Tanin juga diketahui membentuk ikatan larut dengan molekul besi non heme dan dengan demikian mencegah penyerapan besi non heme dalam tubuh. Oleh karena itu pentingnya menghindari minum teh atau kopi setelah makan. Sebaiknya apabila ingin meminum teh/kopi memberi jeda minimal 1-2 jam sebelum dan setelah makan.