Anda di halaman 1dari 5

BAB IV

PEMBAHASAN

4.1. Pembahasan Teori


4.1.1 Pemberian KIE Mengenai Bahaya Anemia

Anemia adalah kondisi dimana sel darah merah menurun atau


menurunya Hb Ibu hamil Trimester II yang memeriksakan
kehamilannya di Puskesmas Juata HB 10,4gr/ dl.

Upaya mengatasi anemia berupa pemeriksaan kehamilan yang


berkualitas, pemberian TTD, pemberian KIE dan pemberdayaan
keluarga untuk membantu sebagai pengawas minum obat akan
memberi dampak yang signifikan untuk meningkatkan kadar Hb
sehingga ibu bisa segera mengatasi anemia yang dialaminya. Ibu hamil
yang memiliki kadar Hb rendah menunjukkan perbaikan yang
bermakna terhadap peningkatan kadar Hb. Pengetahuan yang
bertambah memberi dampak pada keyakinan ibu untuk melakukan
suatu perilaku, apalagi bila ditambah dorongan dari orang lain.
Anemia merupakan salah satu. Faktor resiko penyebab kematian
ibu.Angka kematian ibu hamil akibat anemia di Indonesia adalah 70%
atau 7 dari 10 ibu hamil. Tingginya anemia pada ibu hamil dapat
mencerminkan ketidak mampuan social ekonomi keluarga atau seluruh
komponen bangsa karena nilai gizi tidak memenuhi syarat kesehatan.

4.1.2. Pemberian Tablet Fe

Tablet Zat Besi Tablet tambah darah dapat menghindari


anemia besi dan anemia asam folat. Pada ibu hamil dianjurkan untuk
mengkonsumsi tablet zat besi minimal 90 tablet selama hamil.
Pemberian tablet besi atau suplementasi tablet besi (Fe) yang
dilakukan oleh pemerintah merupakan salah satu upaya
penanggulangan anemia pada ibu hamil. Suplementasi tablet besi
dianggap cara yang efektif karena kandungan besinya padat dan
dilengkapi dengan asam folat. Ketidakpatuhan ibu dalam
mengkonsumsi tablet fe mengakibatkan absorpsi Zat Besi Rendah.
Bentuk zat besi yang terdapat dalam tablet fe dan rendahnya zat besi
dalam makanan mempengaruhi penyerapan zat besi oleh tubuh. Cara
yang baik dalam mengkonsumsi tablet Fe adalah:

a. Minum tablet tambah darah dengan air putih, jangan


minum dengan teh, susu, kopi karena dapat menurunkan
penyerapan zat besi dalam tubuh sehingga manfaatnya
menjadi berkurang.
b. Kadang dapat terjadi gejala ringan yang tidak
memebahayakan seperti perut terasa tidak enak, mual,
susah buang air besar, dan tinja berwarna hitam.
c. Untuk mengurangi gejal sampingan, minum Tablet tambah
darah setelah makan malam menjelang tidur. Lebih baik
minum tablet tambah darah disertai makan buah– buahan
seperti pisang, pepaya, jeruk dan lain- lain.
d. Tablet tambah darah tidak menyebabkan tekanan darah
tinggi atau kebanyakan darah.
e. Simpan tablet tambah darah di tempat kering, terhindar dari
sinar matahari langsung, jauhkan dari jangkauan anak–
anak. Setelah dibuka harus ditutup rapat. Tablet tambah
darah yang berubah warna jagan diminum (warna asli
adalah warna darah/merah).
4.1.3. Konsumsi Makanan Yang Mengandung Zat Besi

Penelitian oleh Retorini menunjukkan bahwa kelompok yang


diberi tablet Fe saja tidak cukup meningkatkan kadar Hemoglobin.
Dengan demikian diperlukan bantuan suplemen makanan yang
mengandung zat besi. Berdasarkan hasil penelitian bahwa
keseimbangan zat besi dalam tubuh dapat dipertahankan selama
kehamilan jika tersedia cadangan besi yang mencukupi saat mulai
hamil. Seorang wanita yang rutin mengkonsumsi makanan yang
mengandung zat besi dalam jumlah besar diharapkan mempunyai
cadangan zat besi sebelum kehamilannya yang besarnya 300 mg
mencukupi, untuk diet yang kurang optimal akan dibutuhkan cadangan
zat besi dalam jumlah yang lebih tinggi.Hal ini sejalan dengan teori
Sukarni dan Margareth (9) menjelaskan kekurangan zat besi sejak
sebelum hamil tidak diatasi dapat mengakibatkan ibu hamil dapat
menderita anemia.

Hasil analisis bivariat diperoleh ada hubungan antara


konsumsi makanan mengandung zat besi dengan anemia pada ibu
hamil, hal ini didukung hasil uji statistik dengan Fisher’s Exact Test
p=0,044, bahwa ibu hamil yang jarang mengkonsumsi makanan
mengandung zat besi lebih banyak mengalami anemia dibandingkan
ibu hamil yang sering mengkonsumsi makanan mengandung zat besi.
Hal ini dikarenakan ibu hamil membutuhkan asupan makanan dengan
kandungan zat besi yang lebih tinggi. Semakin tinggi asupan makanan
mengandung zat besi, maka kadar hemoglobin semakin baik.

Dalam mengkonsumsi makanan zat besi perlu


mempertimbangkan jenis makanan tingkat absorpsinya tinggi yang
terdapat dalam bahan makanan hewani seperti daging, unggas, dan
ikan sedangkan zat besi dengan absorpsinya rendah umumnya terdapat
dalam tumbuh-tumbuhan, seperti serelia, kacang-kacangan dan sayur-
sayuran. Keterbatasan dalam pemilihan jenis makanan yang
mengandung zat besi, erat kaitannya dengan pengatahuan yang
dimiliki ibu hamil, yang di peroleh dari pendidikan. Begitu pun
pekerjaan dan pendapatan keluarga merupakan faktor pendukung
dalam pemilihan makanan yang akan dikonsumsi sehari-harinya.

4.1.4. Tidak Mengkonsumsi Minuman Atau Makanan Yang Menyebabkan


Anemia
Penerapan dan pemilihan makanan atau minuman dengan
selalu memperhatikan jumlah, jenis, dan kandungan dan efek bagi
tubuh jika dikonsumsi. Jumlah yang dimaksud adalah yang sesuai
dengan kebutuhan tubuh. Kebutuhan dapat terpenuhi dengan
mengkonsumsi makan yang banyak mengandung zat besi seperti telur,
susu, hati, ikan, daging, kacang-kacangan (tahu, tempe, kedelai,
kacang hijau), sayuran hijau (kangkung, bayam, daun singkong) dan
buahbuahan serta pemberian tablet Fe. Disamping itu diperlukan juga
peran perawat dan ahli gizi untuk memberikan nasihat atau informasi
tentang beberapa hal yang berkaitan dengan teh seperti cara
mengkonsumsi teh dan kopi yang benar, kandungan teh dan kopi, efek
samping dari teh dan kopi, dan sebab akibat dari anemia.
Beberapa makanan sebaiknya dibatasi oleh ibu hamil yang
dapat menghambat penyerapan zat besi, sehingga zat besi yang
dikonsumsi terbuang melalui tinja (tidak diserap) antara lain kopi, teh,
dan coklat karena makanan ini mengandung zat polifenol yang
menghambat penyerapan zat besi. Diantara jenis teh, teh hitam
merupakan jenis yang paling kuat menghambat penyerapan zat besi.
Minuman yang dapat menghambat penyerapan zat besi adalah
teh. Dalam teh terdapat salah satu kandungan yaitu tanin. Tanin yang
ada di dalam kandungan teh inilah yang berperan untuk menghambat
proses penyerapan zat besi. Selama ini teh digunakan ibu hamil untuk
menghilangkan rasa mual dan muntah yang dialami ibu pada
kehamilannya. Konsumsi teh tidak diajurkan untuk ibu hamil
dikarenakan bisa menganggu penyerapan zat besi yang dikonsumsi ibu
(Sudikno dan Sandjaja, 2016)
Menurut Setiawan dan Sugerta (2015), dalam penelitiannya
diperoleh hasil bahwa senyawa tanin dari teh dan kopi yang berlebihan
dalam darah akan mengganggu penyerapan zat besi. Tubuh
kekurangan zat besi maka jumlah hemoglobin berkurang hingga
timbul anemia. Pengaruh penghambatan penyerapan zat besi yang
disebabkan oleh tanin yang ada dalam kopi dan teh dapat dihindarkan
dengan cara tidak mengkonsumsi minuman tersebut setelah selesai
makan. Tanin yang terdapat dalam teh dan kopi dapat menurunkan
absorbsi zat besi sampai dengan 80%. Minum teh atau kopi satu jam
sesudah makan dapat menurunkan absorbsi hingga 85%.
Erat kaitan antara konsumsi kafein dengan kejadian anemia
karena dapat mempengaruhi proses penyerapan zat besi non heme
dalam tubuh. Tanin yang merupakan polyphenol dan terdapat dalam
teh dan kopi menghambat penyerapan besi dengan cara mengikatnya.
Tanin juga diketahui membentuk ikatan larut dengan molekul besi non
heme dan dengan demikian mencegah penyerapan besi non heme
dalam tubuh. Oleh karena itu pentingnya menghindari minum teh atau
kopi setelah makan. Sebaiknya apabila ingin meminum teh/kopi
memberi jeda minimal 1-2 jam sebelum dan setelah makan.

Anda mungkin juga menyukai