Anda di halaman 1dari 13

EFEKTIVITAS TABLET FE PADA IBU HAMIL

PENGIDAP ANEMIA

Mohamad Omarudin Bakung

19308063

AKS R31/19

Politeknik Piksi Ganesha Bandung

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Anemia disebabkan oleh kurangnya sel darah merah atau sel darah merah yang tidak berfungsi di

dalam tubuh. Faktor resiko penyebab anemia yang paling umum adalah kekurangan gizi.

Beberapa vitamin atau mineral tertentu punya peran penting untuk membantu tubuh membuat sel

darah merah, seperti zat besi, asam folat (vitamin B9), dan vitamin B12. Ini menyebabkan aliran

oksigen berkurang ke organ tubuh. Gejalanya dapat berupa kelelahan, kulit pucat, sesak napas,

pusing, limbung, atau detak jantung cepat. Bahkan Bahaya penyakit anemia yang paling parah
adalah kematian. Beberapa jenis anemia yang diturunkan (genetik), seperti anemia sel sabit,

dapat menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa. Kehilangan banyak darah dengan cepat

dapat menyebabkan anemia akut dan parah, hingga berakibat fatal. Salah satu yang rentan

terkena penyakit anemia yaitu ibu hamil.

Salah satu kendala terbesar untuk ibu hsmil yaitu apabila memiliki riwayat anemia. Seperti yang

diketahui, ibu hamil memerlukan hemoglobin lebih agar dapat memproduksi oksigen secara

berlebih. Apabila hal sebaliknya dialami oleh ibu hamil, yang terjadi ialah kesulitan tidur, mudah

lelah, denyut jantung meningkat dari biasanya, kesulitan bernapas, pingsan, dsb. Keluhan seperti

itu semua datang dari kekurangan zat besi, karena zat besi yang memproduksi sel darah merah

didalam tubuh. Hal sebaliknya apabila kadar zat besi dari dalam tubuh sedikit, maka yang

dihasilkan ialah pembentukan sel darah merah juga ikut sedikit. Itulah dasar timbulnya penyakit

anemia defisiensi besi.

Anemia defisiensi muncul akibat kurangnya kandungan zat besi didalam tubuh, sehingga

membuat sel darah merah juga ikut sedikit. Itulah mengapa ibu hamil harus mengkonsumsi

makanan atau minuman yang ada kandungan zat besi didalamnya. Selain mencegah adanya

keluhan pada saat kehamilan, dapat juga untuk mengantisipasi pada fase melahirkan, karena pada

fase tersebut ibu hamil banyak mengorbankan darah nya untuk bayi yang dikeluarkan. maka dari

itu, ibu hamil dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan laboratorium terlebih dahulu, agar dapat

diketahui komposisi atau kadar hb yang diperlukan untuk melahirkan berapa nilai normal nya.

Dalam pemeriksaan laboratorium, perlu diketahui yang meliputi apabila pasien mengalami

anemia defisiensi besi ialah menurunnya kadar Hemoglobin (Hb), konsentrasi besi serum,

saturasi transferin serum, kadar feritin serum, dan peningkatan kapasitas besi total. Itulah
mengapa penting bagi ibu hamil untuk mengkonsumsi zat besi karena untuk menghindari hal-hal

yang sudah di jelaskan diatas.

Ibu hamil memerlukan lebih banyak sel darah untuk mendukung perkembangan janin. Anemia

pada ibu hamil dapat menyebabkan kebutuhan ini tidak mencukupi, sehingga oksigen yang

disalurkan pada jaringan tubuh dan janin menjadi terbatas.beberapa gejala terjadinya anemia

pada ibuhamil antara lain : cepat lelah dan merasa lelah,kulit tampak pucat,denyut jantung tidak

teratur,sesak napas,nyeri bagian dada dan sesak napas. bahkan angka menunjukan,

di Indonesia diperkirakan setiap harinya terjadi 41 kasus anemia, dan 20 perempuan meninggal

dunia karena kondisi tersebut. Tingginya angka ini disebabkan oleh rendah pengetahuan dan

kesadaran akan bahaya anemia dalam kehamilan cenderung muncul pada kehamilan Trimester 1

dan III (Yuliatin, 2018;215).

Membaca informasi diatas,dapat diketahui bahwa masyarakat terkhususnya ibu hamil harus bisa

mencegah adanya indikasi penyakit anemia yang terdapat didalam tubuhnya. Salah satu cara

pencegahan yaitu dengan mengkonsumsi obat penambah darah. berguna untuk membantu

tubuh ibu hamil memproduksi lebih banyak hemoglobin selama kehamilan. Di sisi lain, ibu

hamil juga butuh tablet tambah darah guna memenuhi kebutuhan zat besi untuk mendukung

pertumbuhan bayi dan plasenta di dalam rahim, terutama pada trimester 2 dan trimester 3

kehamilan.

Dan uraian diatas saya tertarik untuk melakukan penelitian dengan tema Efektivitas Tablet Fe

Terhadap Ibu Hamil Pengidap Anemia Di .....


1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan di atas, muncul beberapa masalah.masalah tersebut antara lain sebagai

berikut :

1. Bagaimanakah efektivitas tablet Fe terhadap peningkatan Hemoglobin (Hb) pada ibu

hamil pengidap anemia di........

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umun
Untuk mengetahui perbedaan kadar Hb pada saat sebelum dan sesudah
mengkonsumsi tablet Fe.

1.3.2 Tujuan Khusus


a. mengetahui karakteristik wanita hamil pengidap anemia berdasarkan usia, paritas, dan
L1LA.
b. mengetahui nilai Hb hamil normal berdasarkan usia, L1LA, dan paritas.
c. mengetahui kadar Hb wanita hamil pengidap anemia sebelum pemberian tablet Fe.
d. mengetahui kadar Hb wanita hamil pengidap anemia sesudah pemberian tablet Fe.

1.4 Manfaat Penelitian.

Manfaat Penelitian yakni :

1. Bagi Akademik
Dapat mengetahui seberapa efektif tablet Fe dalam mengobati Anemia pada ibu hamil
di ..... serta sebagai referensi tambahan untuk angkatan selanjutnya apabila melakukan
penelitian.

2. Bagi Masyarakat
Menyadarkan masyarakat dengan memberikan informasi bahwa anemia merupakan
penyakit yang harus diantisipasi secara serius. Terkhusunya bagi wanita hamil, karena
wanita hamil memerlukan asupan sel darah merah lebih untuk kelancaran dalam
mengandung sampai melahirkan. Apabila lalai dalam melakukan antisipasi, hal terburuk
yang dialami yaitu dapat mengakibatkan kematian. Maka dari itu, informasi ini penting
untuk disebarluaskan tidak hanya untuk ibu hamil, tapi untuk masyarakat yang
mempunyai indikasi adanya penyakit ini didalam tubuhnya.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Landasan Teori

A. Obat Penambah Darah


Obat penambah darah mengandung zat besi,yang diketahui membantu proses
terjadinya pembentukan hemoglobin. Selain zat besi, juga terkandung vitamin C dan
B12 , vitamin c bertugas untuk membantu penyerapan dan penyimpanan zat besi
dalam hati sedangkan vitamin B12 bertugas untuk pembentukan sel darah merah.
Terakhir, juga ada vitamin B9 atau lebih dikenal dengan nama Asam Folat. Asam
Folat juga berperan penting dalam pembentukan sel darah merah . melihat
kandungan obat penambah darah diatas, dapat diketahui orang yang mengkonsumsi
obat ini ialah orang yang memiliki kadar hemoglobin yang terbilang sedikit, contoh
nya seperti : ibu hamil yang memiliki riwayat anemia, wanita yang mengalami
pendarahan pasca melahirkan, serta orang yang memiliki riwayat Anemia.karena
sesuai namanya,obat penambah darah fungsi nya untuk menambahkan kadar
hemoglobin dalam tubuh.
B. Peranan Zat Besi
Seperti yang telah diketahui, salah satu komposisi dalam obat penambah darah ialah
Zat Besi. Fe (Ferrum) dalam bahasa latin atau yang sering dikenal dengan sebutan
Zat Besi ini merupakan mikroelemin yang memiliki manfaat dan kontribusi yang
tinggi didalam tubuh. Sebab, Zat Besi berfungsi untuk membentuk sel darah merah,
yang dimana sel darah merah ini bertugas untuk mengangkut oksigen ke seluruh
tubuh guna untuk menghasilkan energi, agar manusia dapat melakukan aktivitas
dengan kondisi yang optimal. Melihat informasi diatas, dapat dipastikan peranan zat
besi sangat penting guna menunjang aktivitas dari manusia. Hal sebaliknya, apabila
manusia kekurangan zat besi didalam tubuhnya akan mengakibatkan kadar
hemoglobin yang di produksi pun berkurang dan oksigen yang akan diangkut ke
seluruh tubuh pun berkurang.
Kalau begitu, akan timbul penyakit yang bernama Anemia Difisiensi Besi, terjadi
karena kekurangan zat besi dalam tubuh. Penyakit ini dapat terjadi pada segala usia
maupun jenis kelamin. Akan tetapi, yang harus diperhatikan adalah beberapa faktor
dibawah ini. karena yang beresiko terkena penyakit ini ialah Wanita,terutama yang
sedang dalam fase kehamilan. Dikarenakan ibu hamil harus memuat lebih banyak zat
besi agar oksigen yang di produksi oleh ibu hamil semakin banyak. Selanjutnya Pola
makan, kita juga harus memperhatikan pola makanan,terutama makanan yang
mengandung zat besi seperti daging merah, ikan laut, sayur-sayuran,kacang-
kacangan, biji buah labu, dll. Tidak hanya ibu hamil, bayi dan anak-anak yang
memiliki berat badan yang rendah atau lahir prematur juga menjadi salah satu
penyebab terkena penyakit Anemia Difisiensi Besi. Itulah mengapa asupan zat besi
penting bagi setiap orang , guna untuk mengoptimalkan aktivitas dalam tubuh.

C. Sediaan Zat Besi


Zat besi merupakan komponen penting dalam pembentukan hemoglobin, dengan
mengangkat oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh. Asupan zat besi yang
berlebih merupakan anjuran utama pagi penderita anemia terkhususnya bagi ibu
hamil yang terkena dampaknya.

Dibawah ini merupakan makanan yang mengandung zat besi :


-Daging merah
-Jeroan (hati, ginjal, otak, dan jantung)
-Ikan laut (ikan tuna, salmon, sarden, tongkol, dan ikan kembung)
-Sayuran hijau
-Tahu
-Biji buah labu
-Kacang-kacangan (kacang polong, almond, dan kacang kedelai).

Sedangkan dalam kategori ibu hamil, makanan yang direkomendasikan yaitu


sebagai berikut :

-Daging
-Jeruk
-Almond
-Biji Labu
-Ayam
-Apel
-Akar Bit
-Salmon
-Bayam
-Buncis

D. Angka Kematian Ibu Hamil Akibat Anemia di Indonesia


Dampak terbesar dari Ibu Hamil yang mengalami Anemia apabila tidak ditangani
secara serius yaitu bisa mengakibatkan kematian. Salah satu indikator ialah
mengalami pendarahan akibat pasca kehamilan. Bahkan seorang wanita yang
mengalami pendarahan setelah kehamilan dapat menderita akibat anemia berat dan
mengalami masalah kesehatan yang berkepanjangan (Sari, 2015). Di indonesia
sendiri, penyebab utama kematian ibu adalah pendarahan, hipertensi saat hamil, dan
infeksi (Sari, 2015). Berdasarkan Perhitungan, AKI (Angka Kematian Ibu)
menunjukan bahwa 70 % untuk ibu pengidap anemia dan sebanyak 19,7 % non
anemia. Sebanyak 15-20 % peristiwa kematian ibu adalah karena anemia (Amalia,
2018 ; 351). Ini menyebabkan, seberapa penting peranan informasi dan kesadaran
pribadi untuk mendorong agar para ibu terhindar dari penyakit anemia.

E. Anemia Pada Ibu Hamil


Seperti yang telah diketahui, Anemia merupakan proses menurunnya kadar
Hemoglobin, Hematokrit, dan Sel Darah Merah dalam tubuh atau kurang dari Nilai
Normal nya (Sukmawati, 2019). Berdasarkan Riset, Tingkat penduduk yang
terdampak Anemia pada ibu hamil di indonesia pada wilayah perkotaan sendiri tahun
2013 sebanyak 36,4 % ibu hamil, sedangkan pada 2018 meningkat menjadi 48,3 %.
Diwilayah kecil seperti perdesaan, pada tahun 2013 mencapai 37,8 % , sedangkan
pada tahun 2018 menjadi 49,5 %. Sementara itu, apabila di akumulasi, total ibu
hamil di seluruh indonesia yang terdampak Anemia baik itu di perkotaan maupun
perdesaan pada tahun 2013 ialah 37,1% dan meningkat pada tahun 2018 mencapai
48,9 % (Badan Pusat Statistik, 2018). Melihat perkembangan diatas dapat di bulat
kan tahun 2018 sekitar 50% ibu hamil yang terpapar Anemia dalam dirinya. Oleh
karena itu, dibutuhkan kesadaran untuk semua masyarakat yang mempunyai
istri,rekan,saudari agar dapat lebih mencegah agar terhindar dari penyakit Anemia,
Penyerapan informasi dan tingkat kedisiplinan ibu hamil dalam mengkonsumsi obat,
ataupun makanan yang mengandung zat besi .

F. Klasifikasi Anemia
Selain Anemia Difisiensi Besi, Para ibu hamil juga harus mengetahui apa saja jenis-
jenis anemia. Berikut Penyakit anemia yang dapat di klasifikasikan menjadi beberapa
jenis,antara lain :
1. Anemia Hipoproliteratif, yaitu anemia difisiensi jumlah sel darah merah yang
disebabkan oleh efek produksi sel darah merah , meliputi :
a) Anemia Aplastik
Penyebab anemia ini yaitu agen neoplastik/sitoplastik,terapi
radiasi,antibiotik tertentu, dan infeksi virus.
b) Anemia pada penyakit ginjal
Indikasi terkena penyakit ini apabila Nitrogen urea darah (BUN) lebih
dari 10 mg/dl, nilai Hematokrit turun 20-30%, sel darah merah tampak
normal pada apusan darah tepi
c) Anemia pada penyakit kronis
Beberapa faktor yang mendukung adanya penyakit ini antara lain: artristid
rematoid, abses paru, osteomilitis, tuberkulosis dan berbagai jenis
lainnya.
d) Anemia defisiensi besi
Seperti yang sudah diketahui, penyebab penyakit ini antara lain : asupan
zat besi dalam tubuh tidak sesuai , terjadinya pendarahan pada saat
persalinan, gangguan aborsi (post gastrektomi).
e) Anemia megaloblastik
Disebabkan karena, minimnya kadar vitamin b12 yang di konsumsi dalam
tubuh, bisa juga karena infeksi cacing pita, mengkonsumsi ikan yang
terinfeksi , dan sering mengkonsumsi alkohol.
2) Anemia Hemolitika, yaitu jenis anemia yang kurang akan jumlah sel darah
merah karena disebabkan oleh destruksi sel darah merah , faktor pendukung
terjadinya Anemia jenis ini karena pengaruh obat-obatan tertentu, kekurangan
glukosa 6 fosfat dihidrigenase, proses autoimun, reaksi transfusi, dan malaria.
(Putra, 2017).

G. Anemia Defisiensi Besi


Beedasarkan patofisiologi anemia defisiensi besi terjadi akibat adanya gangguan
dalam kinerja zat besi didalam tubuh. Kinerja zat besi dalam tubuh terjadi akibat
adanya penyerapan zat besi, yang dimana penyerapan terjadi akibat adanya asupan
besi dan hilangnya besi dalam tubuh. Maka dari itu, apabila kurangnya asupan zat
besi yang terjadi penyerapan zat besi dalam tubuh pun ikut menurun. Yang terjadi
ialah kehilangan zat besi dalam tubuh. Apabila kehilangan zat besi, yang terjadi ialah
ketidakseimbangan zat besi dalam tubuh sehingga menimbulkan apa yang dinamakan
penyakit anemia defisiensi besi karena kurang zat besi didalam tubuh.
Secara umum salah satu faktor hilangnya zat besi dalam tubuh akibat pendarahan
baik pada bagian dalam maupun luar tubuh, karena zat besi mengalir bersama sel
darah merah. Perlu diketahui bahwa ada 4 tahapan kekurangan zat besi dalam tubuh:
1. Kadar besi normal
Pada stadium awal kehilangan zat besi, masih bisa ditolerir karena masih ada
cadangan ferritin yang dimana sebagai protein yang berfungsi mengikat zat besi
dalam tubuh. Sehingga kadar hb yang terdeteksi masih normal.
2. Penurunan besi progresif
Bila proses kehilangan zat besi terus berlanjut, yang terjadi ialah
ketidakseimbangan dari proses penyerapan zat besi itu sendiri tanpa
menyebabkan anemia. Ketika cadangan zat besi terus terpakai,maka yang terjadi
ialah kadar zat besi dalam tubuh semakin berkurang , akan tetapi masih ada
cadangan zat besi yang tidak stabil dimana cadangan syang tidak stabil itu
didapat pada sisa-sisa metabolisme dan penyerapan besi. Bila terus menurun,
maka cadangan zat besi yang tidak stabil inipun akan terpakai dan akan
menghasilkan gejala-gejala anemia yang awalnya masih berbentuk normal
dengan jumlah retikulosit yang normal juga.
3. Respon sumsum tulang dan eritropoietin (EPO)
Penurunan apabila lebih parah dan terus berlanjut akan menimbulkan respon
sumsum tulang dan EPO. Seperti yang diketahui, sumsum tulang dan
eritropoietin memegang peranan yang sangat penting dalam pembentukan sel
darah. Eritropoietin merupakan sel yang memproduksi sel darah merah didalam
sumsum tulang, maka dari itu ia memberikan kontribusi besar dalam
pembentukan sel darah merah. Sintesis heme dan globin juga diatur oleh protein
kinase yang disebut dengan penghambat translasi diatur heme/heme-regulated
translational inhibitor (HRI). Pada keadaan defisiensi besi yang terus berlanjut
akan terjadi defisiensi heme, sehingga merangsang HRI akan memfosforilasi
subunit alfa dari faktor translasi eIF2. Faktor eIF2 berfungsi untuk memproduksi
globin, pada saat terfosforilasi fungsi sistensi globin akan terganggu sehingga
konsentrasi hemoglobin dalam darah menurun (hipokromik). Eritropoietin akan
berusaha untuk meningkatkan produksi sel darah, tetapi karena adanya
defisiensi zat besi, respon ini tidak sempurna. tetapi karena adanya defisiensi
zat besi, respon ini tidak sempurna. Konsentrasi EPO akan meningkat tanpa
adanya peningkatan retikulosit, sehingga membatasi proses eritopoiesis yang
menyebabkan sel darah merah yang terbentuk berukuran kecil (mikrositik).
4. Perubahan metabolisme
Apabila Defisiensi besi berlangsung kronis dan apabila cadangan besi sudah
tidak ada lagi, akibat dari itu produksi hepsidin pun terhenti. Hepsidin merupakan
protein dalam liver yang mengatur keseimbangan zat besi . apabila tidak ada
hepsidin maka akan membuat absorpsi besi gastroinsteinal meningkat sehingga
akan semakin mengganggu homeostasis zat besi dan pembentukan sel darah.

H. Pengaruh Pemberian Sediaan Zat Besi Terhadap Kadar Hb

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Landasan Teori
Rosidah, Lely Dwi Indah Apriliyanti (2017) Pengaruh Pemberian Suplemen Zat Penambah
Darah Terhadap Kadar Hemoglobin Pada Wanita Menstruasi. Gresik
https://journal.unigres.ac.id/index.php/JNC/article/view/412/554. Vol.8, No. 2, November 2017,
Hal. 152-158.

Wasfaedy Alamsyah (2020) Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Penyakit


Anemia Pada Ibu Hamil Usia Kehamilan 1-3 Bulan Diwilayah Kerja Puskesmas Bontomarannu
Kabupaten Gowa. Makassar. https://stp-mataram.e-journal.id/JIP/article/download/48/41/ .
Vol.1, No.2, Juli 2020. Hal.41-47.

Badan Pusat Statistik , Prevalensi Anemia Pada Ibu Hamil


https://www.bps.go.id/indikator/indikator/view_data/0000/data/1333/sdgs_2/1.

Sukmawati, Restuning Widiasih, Lilis Mamuroh, Furkon Nurhakim (2021) Anemia Kehamilan
Dan Faktor Yang Mempengaruhi :Studi Korelasi. Bandung.
file:///C:/Users/User/Downloads/679-1329-1-SM.pdf. Vol.21, No.1, Februari, 2021.

Putra Nusantara (2017) Asuhan Keperawatan (ASKEP) Anemia Nanda NIC NOC.
https://putranusantarab16.blogspot.com/2017/08/asuhan-keperawatan-anemia.html?m=1.
Agustus, 2017.

Cristina Oliviya Purba, Alex Lumbanraja, Budi Sembiring (2021) Hubungan Paritas Dan Usia
Gestasi Sebagai Faktor Resiko Terhadap Kejadian Anemia Defisiensi Besi Pada Ibu Hamil,
Medan. https://ejurnal.methodist.ac.id/index.php/jkm/article/view/634/497 . Vol.14, No. 1 Juni
2021, Hal 20.

Anda mungkin juga menyukai