Anda di halaman 1dari 7

4

Selain itu, penelitian Santy (2019) mengenai Pemberian Buah Naga


Untuk Meningkatkan Kadar Hemoglobin Dengan Metode Eksperiment,
membuktikan bahwa ada peningkatan kadar hemoglobin yang bermakna
antara sebelum dan sesudah diberikan tablet penambah darah dan tambahan
buah naga dimana nilai p = 0,000 dan ada pengaruh kadar Hb sesudah
intervensi dari hasil uji 1.1 kali dengan tingkat kepercayaan 95%.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis ingin melakukan
penelitian yang berjudul “Pengaruh Pemberian Jus Buah Naga Terhadap
Peningkatan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil”.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan penelitian ini adalah
belum diketahuinya pengaruh pemberian jus buah naga terhadap peningkatan
kadar hemoglobin ibu hamil.

1.3. Tujuan Penelitian


1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh pemberian jus buah naga terhadap
peningkatan kadar hemoglobin ibu hamil.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui gambaran kadar hemoglobin ibu hamil sebelum
pemberian jus buah naga.
2. Untuk mengetahui gambaran kadar hemoglobin ibu hamil setelah
pemberian jus buah naga.
3. Untuk mengetahui pengaruh pemberian jus buah naga terhadap
peningkatan kadar hemoglobin ibu hamil.
5

1.4. Manfaat penelitian


1.4.1. Bagi Masyarakat
Sebagai bahan informasi dan masukan kepada masyarakat
khususnya ibu hamil dalam memahamil manfaat jus buah naga terhadap
peningkatan kadar hemoglobin ibu hamil dan dapat menambah informasi
lebih mendalam.
1.4.2. Bagi Institusi Pendidikan
Penelitian ini mampu memberikan kontribusi bagi pengembangan
dan perluasan serta menambah wawasan studi-studi ilmiah di bidang Ilmu
Informasi dan Perpustakaan pada umumnya serta dapat memperkaya
kajian-kajian tentang peningkatan kadar hb ibu hamil.
1.4.3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Sebagai bahan informasi untuk penelitian selanjutnya yang akan
melakukan penelitian dengan variabel yang berbeda tentang peningkatan
kadar hemoglobin ibu hamil.
6

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kehamilan
1. Pengertian
Kehamilan terjadi jika ada pertemuan dan persenyawaan antara sel
telur (ovum) dan sel mani (spermatozoa). Perubahan pada wanita hamil
meliputi fisiologis dan perubahan psikologis (Saminem, 2010).
2. Kebutuhan Ibu Hamil
Menurut Kusmiyati dkk (2010), kebutuhan pada ibu hamil antara lain :
a. Kebutuhan Oksigenasi
Kebutuhan oksigen wanita hamil meningkat kira-kira 20%
sehingga untuk memenuhi kebutuhannya itu wanita hamil selalu
bernapas lebih dalam dan bagian bawah toraksnya juga melebar kesisi.
Pada kehamilan 32 minggu atau lebih, usus-usus tertekan oleh uterus
yang membesar kearah diafragma sehingga diafragma sulit untuk
bergerak. Akibatnya, tidak jarang wanita hamil mengeluh sesak napas
dan pendek napas.
b. Nutrisi
Dalam masa kehamilan kebutuhan zat-zat meningkat. Hal ini
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang janin,
pemeliharaan kesehatan ibu, dan persediaan laktasi baik untuk ibu
maupun janin. Kekurangan nutrisi dapat mengakibatkan anemia,
abortus, partus prematurus, inersia uteri, perdarahan pascapersalinan,
sepsis puerperalis, dan lain-lain. Kelebihan nutrisi karena dianggap
makan untuk dua orang dapat berakibat kegemukan, pre-eklampsia,
janin besar, dan lain-lain.
7

Berikut daftar kandungan nutrisi yang dibutuhkan di masa


kehamilan:
1) Protein
Protein berguna untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan sel atau jaringan, termasuk sel otak pada janin.
Protein juga membantu pertumbuhan jaringan payudara ibu hamil,
serta berperan penting dalam meningkatkan suplai darah dalam
tubuh. Para ahli merekomendasikan 75 sampai 100 gram protein
per hari. Adapun sumber protein terbaik untuk ibu hamil meliputi
daging sapi tanpa lemak, ikan, boga bahari, daging ayam, daging
domba, tahu, dan kacang-kacangan (kacang merah, kacang
polong).
2) Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber kalori yang penting bagi
ibu hamil. Makanan sumber karbohidrat terbaik yang bisa Anda
konsumsi antara lain nasi, kentang, sereal, pasta, sayuran dan buah.
3) Kalsium
Tak hanya menguatkan tulang dan gigi Anda, kalsium
juga berguna untuk membangun tulang dan gigi janin. Selain itu,
kalsium membantu tubuh mengatur cairan, membantu kerja fungsi
saraf dan kontraksi otot. Kebutuhan kalsium harian sekitar 1000
miligram selama kehamilan. Sumber kalsium terbaik ada di susu,
keju, yoghurt, ikan sarden atau salmon, dan bayam.
4) Folat
Kandungan nutrisi yang dikenal sebagai asam folat ini
berperan penting dalam mengurangi risiko cacat lahir, termasuk
cacat tabung saraf pada janin yang memengaruhi otak serta
sumsum tulang belakang janin. Contoh cacat lahir lainnya seperti
spina bifida dan anencephaly. Semua perempuan pada kisaran usia
15-45 tahun dianjurkan untuk mengonsumsi asam folat sebanyak
0,4 mg atau 400 mcg per hari, bahkan sebelum hamil.. Adapun
8

sumber asam folat bisa Anda dapatkan pada sayuran hijau, kacang-
kacangan, telur, hati sapi, buah jeruk, stroberi, lemon, mangga, dan
tomat.
5) Zat Besi
Zat besi membantu meningkatkan volume darah dan
mencegah anemia. Asupan harian yang ideal di masa kehamilan
adalah 27 miligram. Sumber zat besi bisa didapatkan pada lobak,
sayuran hijau seperti bayam, selada, kubis, biji-bijian, roti, sereal,
dan havermut. Kandungan zat besi pada daging sapi dan boga
bahari juga baik untuk gizi ibu hamil.
6) Vitamin
Asupan vitamin juga menjadi kebutuhan gizi ibu hamil
yang harus dipenuhi. Adapun vitamin yang diperlukan di masa
kehamilan meliputi :
a) Vitamin A untuk kesehatan kulit dan mata serta pertumbuhan
tulang. Sumber vitamin A antara lain wortel, sayuran hijau,
dan umbi-umbian.
b) Vitamin C untuk kesehatan gigi, gusi, dan tulang, serta
membantu penyerapan zat besi. Sumber vitamin C antara lain
buah sitrus, brokoli, tomat.
c) Vitamin B6 untuk pembentukan sel darah merah, untuk
efektivitas manfaat protein, lemak, dan karbohidrat. Vitamin
B6 bisa didapat dari sereal, biji-bijian utuh seperti gandum,
dan buah pisang.
d) Vitamin B12 untuk pembentukan sel darah merah, menjaga
kesehatan sistem saraf. Sumber vitamin B12 adalah daging,
ikan, dan susu.
e) Vitamin D untuk kesehatan tulang dan gigi serta membantu
penyerapan kalsium. Sumber vitamin D antara lain susu,
sereal, dan roti.
9

c. Metabolisme Basal
Metabolisme basal meningkat 15-20% karena hal-hal berikut :
1) Pertumbuhan janin, plasenta, dan jaringan pada tubuh.
2) Peningkatan aktivitas kelenjar-kelenjar endokrin.
3) Keaktifan jaringan protoplasma janin sehingga meningkatkan
kebutuhan kalor.
d. Eliminasi
Akibat pengaruh hormone progesterone oto-oto tractus
digestivus tonusnya menurun, akibatnya motilitas saluran pencernaan
berkurang dan menyebabkan obstipasi. Untuk mengatasi hal itu, ibu
hamil dianjurkan minum 8 gelas, wanita sebaiknya diet yang
mengandung serat, latihan atau senam hamil dan tidak dianjurkan
memberikan obat-obat perangsang dengan laxan.
e. Mobilisasi dan body mekanik
Secara anatomi ligament semdi putar dapat meningkatkan
pelebaran dan pembesaran rahim pada ruang abdomen. Nyeri pada
ligament ini terjadi karena pelebaran dan tekanan pada ligament karena
adanya pembesaran rahim.
f. Exercise atau senam hamil
Ibu hamil perlu menjaga kesehatan tubuhnya dengan cara
berjalan di pagi hari, renang, olahraga ringan dan senam hamil.

2.2. Anemia Pada Ibu Hamil


1. Definisi
Anemia pada ibu hamil didefinisikan bila kadar Hb di bawah
11gr/dL (Joseph, 2010). Anemia adalah penyakit yang sering dialami oleh
ibu hamil karena zat besi yang kurang atau asupan makanan yang tidak
memenuhi standar dan bermasalahnya pencernaan sehingga
mengakibatkan zat besi tidak dapat diakomodir dengan baik oleh tubuh
(Nirwana, 2011).
10

2. Penyebab
Menurut Marmi (2011), penyebab anemia pada umumnya antara lain :
a. Status gizi kurang.
Adanya kondisi malnutrisi atau kurang gizi pada ibu hamil.
Pola makan ibu hamil yang terganggu diakibatkan rasa mual yang
sering yang terjadi selama proses kehamilan.
b. Kurang asupan zat besi.
Kurangnya zat besi dalam diet makanan selama kehamilan.
Faktor diet ini adalah faktor yang paling dominan dan sering terjadi
sehingga menyebabkan anemia pada ibu hamil. Rendahnya cadangan
zat besi pada ibu hamil diakibatkan menstruasi atau proses persalinan
sebelumnya.
c. Malabsorbsi.
Malabsorbsi nutrisi atau gangguan penyerapan zat gizi dari
makanan yang dimakan.
d. Kehilangan darah yang banyak, persalinan yang lalu, haid dan lain-
lain.
e. Penyakit-penyakit kronis seperti TBC, paru, cacing usus, malaria dan
lain-lain.
Menurut Kurniawan (2011), faktor-faktor yang mempengaruhi
anemia pada ibu hamil antara lain :
a. Faktor Dasar
1) Sosial ekonomi
Perilaku seseorang dibidang kesehatan dipengaruhi oleh
latar belakang sosial ekonomi. Sekitar 2/3 wanita hamil di negara
maju yaitu hanya 14%.
2) Pengetahuan
Pengetahuan seseorang biasanya diperoleh dari pengalaman
yang berasal dari berbagai sumber misalnya media masa, media
elektronik, buku petunjuk kesehatan, media poster, kerabat dekat
dan sebagainya. Kebutuhan ibu hamil akan zat besi (Fe) meningkat

Anda mungkin juga menyukai